makalah teknologi tepat guna.rtf

14
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya sehingga kita selalu berada dalam kesehatan jasmani dan rohani. Serta salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya, saya menyadari dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu saya berharap kepada semua pihak untuk selalu memberikan masukannya yang bersifat membangun agar dalam penyusunan tugas selanjutnya akan lebih baik lagi. Akhir kata penyusun mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. BAB I PENDAHULUAN Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis (termasuk manifestasinya) yang awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh seorang ekonom bernama Dr. Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is Beautifull. [1] Walaupun nuansa pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragam di antara banyak bidang ilmu dan penerapannya, teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. [2] Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan [3] . Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan

Upload: sasaki-kojiro-neil

Post on 14-Apr-2016

171 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya

sehingga kita selalu berada dalam kesehatan jasmani dan rohani. Serta salawat dan

salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita yaitu Nabi Besar Muhammad

SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya, saya

menyadari dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangannya.

Untuk itu saya berharap kepada semua pihak untuk selalu memberikan

masukannya yang bersifat membangun agar dalam penyusunan tugas selanjutnya

akan lebih baik lagi.

Akhir kata penyusun mengucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

BAB I

PENDAHULUAN

Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis (termasukmanifestasinya) yang awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh seorangekonom bernama Dr. Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh,Small is Beautifull.[1] Walaupun nuansa pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragamdi antara banyak bidang ilmu dan penerapannya, teknologi tepat guna umumnya dikenalsebagai pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi,berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. [2]

Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancangbagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan[3]. Daritujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hematsumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin dibandingkan

Page 2: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemarilingkungan.[4] Baik Schumacher maupun banyak pendukung teknologi tepat guna pada masamodern juga menekankan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang berbasiskanpada manusia penggunanya.[5][6]

Teknologi tepat guna paling sering didiskusikan dalam hubungannya denganpembangunan ekonomi dan sebagai sebuah alternatif dari proses transfer teknologi padatmodal dari negara-negara industri maju ke negara-negara berkembang.[5][7] Namun, gerakanteknologi tepat guna dapat ditemukan baik di negara maju dan negara berkembang. Di negaramaju, gerakan teknologi tepat guna muncul menyusul krisis energi tahun 1970 dan berfokusterutama pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan (sustainability). Di samping itu, istilahteknologi tepat guna di negara maju memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk padateknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial danlingkungan.[8] Secara luas, istilah teknologi tepat guna biasanya diterapkan untuk menjelaskanteknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasanperdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju.[4][9] Seperti dijelaskan diatas, bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya"daripada "padat modal". Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskansebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkansecara efektif di suatu tempat tertentu.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEKNOLOGI TEMPAT GUNA

TTG merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate

technology”, suatu pengertian yang mempunyai makna tertentu, pada

dasarnya, dilihat dari aspek teknis. Perujudan TTG banyak ditemukan

dalam bentuk teknologi tradisional yang dipraktekkan oleh masyarakat

berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali peluang memiliki

kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan pola

teknologi dari masyarakat maju/industri. Secara teknis TTG merupakan

Page 3: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu

aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang

harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.

Pengenalan teknologi semacam TTG, dihadapkan kepada beragam

nama, tergantung pada dimensi yang dicakupnya seperti: teknologi tepat,

teknologi pedesaan, teknologi madya (intermediate), teknologi biaya

rendah (low cost technology), teknologi padat karya (labour intensive

technology) dan lain-lain. Kiranya tidak perlu diperdebatkan tentang

pengertian sematik, mengingat selera berbeda-beda. Pengertian yang

terkandung dan tersirat pada terminologi berbagai TTG di atas kiranya

sudah cukup jelas.

Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat

barang, menyediakan jasa serta meningkatkan cara dalam menangani

sumber daya yang penting dan terbatas. Pengertian lain tentang

teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih

sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah. Teknologi

dikembangkan untuk membuat hidup lebih baik, efisien dan mudah.

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu

masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek

lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat

yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna

haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat,

dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus

utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari

lingkungan.

Istilah ini biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi

sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara

berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di

negara-negara industri maju.[1] Bentuk dari "teknologi tepat guna" ini

biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal".

Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan, ia bukan berarti

berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan. Pada pelaksanaannya,

Page 4: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi

paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara

efektif di suatu tempat tertentu. Di negara maju, istilah teknologi tepat

guna memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk pada teknik atau

rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial

dan lingkungan.

Teknologi yang dikembangkan dari beragam teknologi satu

diantaranya adalahTeknologi Tepat Guna (TTG) yaitu suatu teknologi yang

memenuhi, persyaratan: teknis, ekomomi dan sosial budaya.

1. Teknis, yaitu memperhatikan dan menjaga tata kelestarian

lingkungan hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku lokal,

menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) produksi, secara

teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta relatif

aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.

2. Ekonomis, yaitu efektif menggunakan modal, keuntungan kembali

kepada produsen, jenis usaha kooperatif yang mendorong timbul

industri lokal.

3. Sosial budaya, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada,

menjamin perluasan lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga

kerja, menghidari konflik sosial budaya dan meningkatkan pendapatan

yang merata.

2.2 Kriteria Dan Syarat TTG

Menilai ketepat gunaan suatu teknologi, dalam hal ini, yang

memberikan makna atau pengertian berhubungan dengan masalah

pembangunan pedesaan atau masyarakat berpenghasilan rendah.

Menurut Suwarto Martosudarjo dari LIPI makna/pengertian yang perlu

digaris bawahi kriteria ketepat gunaan teknologi itu bahwa: 1) Teknologi

itu ekonomis (viable), 2) Teknologi itu dapat dipertanggung jawabkan

(technically feasible) dan 3) Teknologi dapat beradaptasi secara mapan

kepada lingkungan kultur dan sosial pada sesuatu lokal yang kita

perbincangkan (socially acceptable and ecologically sound).

Page 5: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

Dalam bentuk pengertian lain TTG adalah hasil dari pendekatan

kepada masalah-masalah pembangunan. Menilai TTG adalah dalam

pengertian kebutuhan yang nyata dan sumber-sumber yang tersedia,

tidak dalam pengertian “maju” yang telah ada. Pendekatan ini menyadari

bahwa perbedaan ekonomi, geografis dan kebudayaan memerlukan

teknologi yang berbeda dan pembangunan hendaknya menjadi pengabdi

kepada manusia dan bukan sebagai tuan atau raja bagi kebutuhan

manusia.

Banyak rumusan lain mengenai Teknologi Tepat Guna. Rumusan

berikut adalah yang dianut Pusat Teknologi Pembangunan – ITB (PTP –

ITB). PTP – ITB mengajukan tiga kriteria/persyaratan yang harus dipenuhi

yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.

Persyaratan Teknis meliputi:

1. Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan

sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan

sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.

2. Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat

diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.

3. Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana

angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan,

sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk)

serta menjamin kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay)

cukup teratur.

4. Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta operasi dan

perawatannya demi kesimanbungan (kontinuitas) persyaratan

teknis.

Persyaratan Sosial meliputi:

1. Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau kerterempilan yang

mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah latihan ulang

yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu

Page 6: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

2. Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus

menerus berkembang.

3. Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang

mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.

4. Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan

mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas

tertentu,

5. Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang

merata atas pendapatan

Persyaratan Ekonomik

1. Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal,

2. Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan devisa,

3. Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan rencana

pengembangan lokal, regional dan nasional

4. Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan

tidak menciptakan terbentuknya mata-rantai baru.

5. Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara koperatif.

2.3 Ciri-ciri TTG

Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan

kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup

menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah

sebagai berikut:

1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang

punggung pertanian, industri, pengubah energi, transprtasi, kesehatan

dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan,

2. Biaya investasi cukup rendah/relatif murah,

3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung

oleh keterampilan setempat,

4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya

Page 7: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber

alam/energi/bahan secara lebih baik/optimal dan

6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada

“pihak luar” (self-realiance motivated).

2.4 Penerapan TTG

Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaruan. Meskipun

pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan

masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan

budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha

pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan

usaha permbaharuan tersebut.

Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh

masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri.

ABerarti di dalam pembaharuan teknologi itu,

terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.

Banyak orang keliru sangaka: kalau orang membawa pompa bambu,

biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa,

maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-

paket teknologi sederhana tersebut kesebuah dasa belum dapat dikatakan

sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan,

apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut,

bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal

penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada

suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat

Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam

sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan

penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan

pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.

2.5 Contoh Teknologi Tepat Guna

Page 8: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

1. Mesin Pengurai dan Pemisah Sabut Kelapa

Merupakan mesin pengolahan untuk menguraikan dan memisahkan

sabut kelapa sehingga bisa diolah menjadi produk produk lain seperti

bahan fiber, jok mobil, matras, geotextil, serat berkaret, karpet, dll.

Fungsi : Mengurai sabut kelapa menjadi produk primer ( serat

panjang) , bristle ( serat halus dan pendek) , dan debu sabut.

Mesin dioperasikan dengan penggerak Diesel 16

HP dengan kapasitas kerja + / - sebesar 100 kg/ jam. Konstruksi

mesin terdiri dari profil besi sebagai rangka dengan pemukul baja.

Konstruksi dinding terbuat dari plat besi tebal.

Kegunaan Sabut Kelapa :

1. Seluruh bagian sabut kelapa dihancurkan untuk media tanam atau

pupuk. Karakter produk ini, mampu menyerap air dan pupuk sehingga

dapat menambah kesuburan tanah. Cara ini adalah langkah mudah,

karena tidak perlu keahlian khusus dan pemikiran panjang untuk

pemanfaatannya.

2. Sabut kelapa dipisahkan antara serat dan serbuknya. Produk ini

adalah cocofiber dan cocopeat. Cocofiberadalah bahan dasar untuk

kerajinan sabut kelapa, sedangkan cocopeat untuk media tanam dan

pupuk. Langkah mudah pemanfaatan produk adalah dengan menjual

cocofiber, khusus luar jawa sangat berpotensi besar untuk ekspor

sabut kelapa/cocofiber. Hanya perlu dipertimbangkan tentang

transportasi, agar harga bisa kompetitif. Khusus yang dekat dengan

pelabuhan besar, adalah peluang untk ekspor produk tersebut.

3. Membuat cocopeat blok untuk keperluan ekspor. Pasar Korea sangat

besar untuk produk ini. Namun untk usaha ini, perlu tambahan dana

untuk alat press cocopeat.

4. Cocofiber digunakan sebagai bahan dasar industri tali untuk kerajinan,

atau tali kapal dll.

Page 9: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

5. Cocofiber sebagai bahan dasar industri kerajinan rumah tangga.

Kesed, matras olahraga, sapu rumah, sikat adalah contoh kecil untuk

industri ini.

6. Cocofiber untuk industri mebelair. Produk turunan ini sangat banyak

aplikasi, seperti untuk kasur spring bed, jok mobil, jok pesawat, untuk

matras olahraga, untuk cocopot/pot sabut, untuk bahan dasar

pengganti fiber glass, peredam suara dll, aplikasi produk mebelair

biasa disebut dengan rubberrized coir/ industri sabut berkaret.

7. Cocofiber dan cocopeat dapat digunakan untuk aplikasi penghijauan.

Produk cocomesh dan cocofiber dapat menghijaukan lahan-lahan kritis,

reklamasi pantai dengan mencegah erosi dan abrasi.

8. Cocofiber juga dapat diaplikasikan untuk sarana penghijauan taman.

Unsur serap air pada cocofiber dapat dimanfaatkan untuk membuat

garden roof (taman atap bangunan) juga dapat dibuat taman buah-

buahan di lahan terbatas.

Dari sekian banyak manfaat dan aplikasinya, kawan-kawan didaerah

bisa mengukur kemampuan, sampai sejauh mana dapat dilakukan,

apakah hanya pada pemanfaatan raw material/ bahan dasar, ataukah

untuk kepentingan produk turunannya.

Pemanfaatan raw material cocofiber khusus untuk ekspor sangat

besar, China dan korea adalah penyerap terbesar sampai saat ini, juga

untuk pasar eropa. Hanya kembali untuk kawan-kawan di daerah, perlu

dipikirkan tentang transportasinya.

Selama ini, jika akan dikembangkan untuk industri turunan sabut

kelapa, kendala terbesar di daerah luar jawa adalah SDM pengolahnya.

Maka dengan melihat daftar diatas, bisa memperkirakan akan dibawa

kemana arah pengembangan sabut kelapa tersebut.

Satu lagi kelebihan sabut kelapa terpecahkan, yaitu sebagai

penyaring air. Saya ingat ketika SD diminta untuk membuat aplikasi

saringan air, diantaranya memakai pasir, batu kerikil, arang, dan juga

sabut kelapa. Air kotor pun berubah jadi jernih, setelah beberapa kali

penyaringan. Sebuah kearifan lokal yang perlu kita kembangkan.kelebihan

Page 10: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

sabut kelapa sebagai penjernih atau penyaring ditunjang dari fungsi sabut

kelapa sebagai anti bakteri, yang bersifat asam,

2. Mesin Pengupas Kulit Kacang

Deskripsi : Pengupas kulit kacang ini digunakan untuk mengupas kacang

tanah yang telah kering. Pengupas kacang dilengkapi dengan blower yang

berfungsi untuk memisahkan kulit kacang dengan biji yang telah terkupas

Fungsi : Digunakan untuk mengupas kacang tanah yang telah kering

Spesifikasi : Dimensi

Total(cm) : 117 x 117 x 134

Rol pengupas: d = 40cm, p = 60cm

Motor bensin : 5.5 PK

Transmisi : Gearbox, v-belt, pulley

Frame : Besi

3. Mesin Pembuat Kerupuk

Krupuk adalah makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka

dicampur dengan tepung pati, air, garam dan bumbu penyedap

secukupnya dengan perbandingan 50 kg tapioka : 20 kg pati : 10 liter.

Berhasil atau tidaknya dalam pembuatan krupuk initergantung pada

adonan bahan yang digunaan dan keadaan cuaca.

ATW Surakarta merupakan salah satu Perguruan Tinggi Keteknikan

di Kabupaten Sukoharjo. Kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh Tim

Inventor dari ATW Surakarta untuk membantu memecahkan

permasalahan pada pengrajin krupuk adalah dengan merancang

bangun mesin pembuat cetakan krupuk dengan sistem screw

horisontal dan conveyor. Kelebihan mesin ini dapat menggantikan

proses pembuatan cetakan yang selama ini dilakukan secara manual,

kapasitas produksi besar, membutuhkan waktu produksi singkat dan

tenaga cukup satu orang. Permasalahan pada pengrajin ini

mengakibatkan proses produksi krupuk terhambat dan tidak bisa

mencapai target. Selama ini adonan krupuk banyak yang terbuang.

Page 11: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

KOPINKRA Ngudi Makmur, Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu desa yang berpotensi dan

berpeluang besar dalam pembuatan krupuk, mengingat sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian petani. Sehingga untuk mendapatkan

bahan baku krupuk tidak mengalami masalah. Hal ini sangat mendukung

sekali usaha pengrajin krupuk tersebut, karena tidak adanya

ketergantungan bahan baku.

Kapasitas produksi krupuk yang dimiliki UKM di Mojolaban apabila

dilakukan secara manual rata-rata mencapai 70 kg bahan baku yang

dapat menghasilkan 5.600 biji krupuk/hari. Apabila mengunakan mesin

screw horisontal, kapasitas produksi bisa mencapai 200 kg/jam atau 16

kwintal/hari bahan baku yang dapat menghasilkan 128.000 biji

krupuk/hari, sehingga kapasitas produksi dan keuntungan yang diperoleh

meningkat.

Dengan penerapan mesin pembuat cetakan krupuk ini dapat

meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi bahan baku sehingga

keuntungan pengrajin krupuk meningkat.

Industri kecil dan menengah di Kabupaten Sukoharjo antara lain :

suttle kock, karak nasi, krupuk, rambak, emping garut, jenang garut,

minuman, gamelan, mebel, jamu, bahan bangunan (batu bata, Paving

Block, conblock, batako, roster, genteng). Dari berbagai industri yang ada

di wilayah tersebut, industri makanan yang paling dominan, hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain ;1).bahan baku mudah

diperoleh mengingat sebagian besar penduduknya adalah petani, 2).biaya

murah, 3).peralatan sederhana, 4).proses produksi sederhana, 5).dapat

menghasilkan produk yang banyak diminati masyarakat kalangan bawah

sampai kalangan atas, karena cita rasa yang nikmat, 6).Daerah

pemasaran yang luas.

Banyaknya industri kecil yang bergerak di bidang pangan di

Sukoharjo, menuntut para pengusaha industri kecil harus mampu bersaing

ketat untuk menghasilkan produk yang berkualitas agar dapat

memenangkan pangsa pasar. Permasalahan utama yang dihadapi oleh

pengrajin krupuk adalah pada saat proses penekanan adonan dalam

Page 12: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

mesin cetak masih bersifat tradisional yang mengandalkan tenaga

manusia dengan cara pedal pada proses penekanan adonan sehingga

adonan banyak yang reject. Hal ini mengakibatkan bahan baku yang

dibutuhkan banyak dan jumlah produksinya terbatas,sehingga pengrajin

krupuk tidak dapat memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu.

Selain itu krupuk yang dihasilkan kualitasnya rendah dari bentuk, ukuran,

keretakan yang pada akhirnya daya jual rendah.

Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat,

memerlukan lebih banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya.

Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Berbagai jenis

makanan baik makanan basah maupun makanan kering dalam berbagai

bentuk, warna dan cita rasa menjadi kebutuhan manusia.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh industri kecil krupuk yang

tergabung dalam KOPINKRA Ngudi Makmur adalah pada saat proses

pencetakan adonan, masih bersifat manual yang mengandalkan tenaga

manusia sehingga antara adonan yang keluar dari arah vertikal dengan

proses cetak tidak imbang, banyak bahan adonan yang reject, waktu

produksi lama, kapasitas produksi terbatas, produk kurang higienis,

kualitas produk rendah, ketebalan dan ukuran krupuk tidak sama (besar-

kecil). Hal ini mengakibatkan proses produksi terhambat, jumlah

produksinya terbatas, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan

konsumen secara tepat waktu.

Mesin krupuk dengan sistem screw horisontal yang digunakan untuk

menekan adonan makanan untuk membentuk selendang hingga homogen

dan memotong menjadi potongan-potongan sesuai ukuran yang

dibutuhkan. Adapun ketebalan produk makanan dapat dilakukan dengan

mengatur jarak antar screw horisontal.

Sistem Screw horisontal adalah proses penekanan adonan makanan

yang menggunakan ke dalam barrel agar adonan keluar melalui lubang

cetakan. Screw ini dibuat dari bahan St 304 Stainless, agar hiegienitas

produk makanan terjamin.

Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka Akademi Teknologi

Warga Surakarta bekerjasama dengan pihak industri kecil merancang

Page 13: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

mesin krupuk multifungsi dengan sistem screw horisontal dan conveyor

yang diaplikasikan pada diversifikasi pangan dengan pertimbangan yang

sesuai dengan kebutuhan industri kecil.

DAFTAR PUSTAKA

1. id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_tepat_guna.

2. http://asephendrianasetiawinata.blogspot.com/2011/04/teknologi-

tepat-guna-ttg.html

3. http://www.galerimesin.com/

4. pembersih.tigaem.com/keset-a.../53-Mesin-Pengurai-Sabut-

Kelapa.html

Page 14: MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA.rtf

5. /jiunkpe/s1/mesn/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-24499093-1032-

kacang_tanah-chapter2.pdf

6. /jiunkpe/s1/mesn/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-24402092-12540-kelapa-

chapter3.pdf