teknologi tepat guna pengelolahan sampah

Upload: athiyah-amatillah

Post on 08-Jul-2015

1.315 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUGAS TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH

Oleh: Athiyah Amatillah 05 / XI-IPA 2

MADRASAH ALIYAH NEGRI 3 MALANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan Limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan dengan judul Teknologi Tepat Guna Pengolahan Sampah. Penyusunan laporan penelitian ini dapat terselesaikan berkat dorongan, motivasi, bantuan, bimbingan, arahan, dan adanya kerja sama dari berbagai pihak. Saya sadar bahwa dalam penyusunan laporan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan untuk lebih sempurnanya laporan ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua selaku para pecinta pendidikan. Amin

Malang, 12 juni 2011

ii

DAFTAR ISI

COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

i ii iii

BAB I. PENDAHULUAN BAB II. KAJIAN LITERATUR BAB III. TEKNOLOGI PROSES PENGELOLAHAN BAB IV. MANFAAT LAIN SAMPAH BAB V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1 2 4 14 16

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

Sampah memang telah menjadi sesuatu yang mempunyai dua sisi bagi kita, yakni baik dan buruk. Namun dari dua sisi tersebut, sisi buruk dari sampahlah yang paling dominan. Padahal sumber sampah terbesar adalah dari kegiatan manusia sehari-hari. Sisi baik dari sampah biasanya kita dapatkan setelah sampah tersebut diolah kembali Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

1

BAB II KAJIAN LITERATUR Sampah plastik mempunyai nilai kalori setara dengan minyak bumi, sehingga pengkajian untuk memanfaatkannya sebagai sumber energi perlu terus dikembangkan. Dengan teknologi yang tepat, sampah yang tadinya sebagai barang buangan, kotor, berbau, menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan dapat menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Sampah anorganik bisa membantu mengembangkan industri daur ulang (recycling). Kertas bekas akan di daur ulang oleh industri kertas, sampah plastik dan kaca akan di daur ulang menjadi bahan baku industri, sedangkan sampah organik dapat mengembangkan industri pengolah kompos menjadi pupuk organik dan juga dapat diolah menjadi industri energi/industri bahan bangunan. Volume sampah dikota-kota besar seperti di Jakarta bisa mencapai 24.000 hingga 27.000 meter kubik/hari. Kebanyakan kota-kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari seluruh produksi sampah. Sampah dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, dilihat dari asal zat-zat yang dikandungnya. Secara garis besar sampah bisa digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu sampah organik, Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, 2

rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Sampah organik yakni sampah yang berasal dari benda-benda atau makhluk hidup. Contohnya, sisa sayuran, buah-buahan dan daun-daunan. Sampah anorganik, yakni sampah yang berasal dari benda-benda atau zat-zat mati, sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang Misalnya, kaleng, plastik, besi, kaca. Berangkal juga bisa dimasukkan dalam kelompok ini. Sampah jenis ini banyak yang sulit hancur dan sulit diolah. Untuk mengolah sampah ini memerlukan biaya dan teknologi tinggi. Kedua, dilihat dari sumbernya; sampah ini bisa dibedakan menjadi tiga macam, yakni sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, sampah industri, meliputi buangan hasil proses industri, dan sampah makhluk hidup, segala jenis benda buangan dari makhluk hidup.

3

BAB III TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHANSampah yang telah ditimbun pada tempat pembuangan akhir (TPA) dapat mengalami proses lanjutan. Teknologi yang digunakan dalam proses lanjutan yang umum adalah pertama; teknologi pembakaran (incinerator). Teknologi akan menghasilkan produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonservasikan menjadi energi listrik. Keuntungan lainnya menggunakan teknologi ini menurut Dinas Kebersihan DKI Jakarta adalah, dapat mengurangi volume sampah sekitar 75% - 80% dari sumber sampah tanpa proses pemilahan. Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan bisa langsung dapat dibawa ke tempat penimbunan pada lahan kosong, rawa ataupun daerah sebagai bahan pengurug. Dan pada instalasi yang cukup besar dengan kapasitas 300 ton/hari dapat dilengkapi dengan pembangkit listrik sehingga energi listrik sekitar 96.000 MWH/tahun yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses. Kedua, teknologi pengomposan (composting). Pada prinsipnya teknologi pengomposan adalah sebagai berikut, sampah yang tak lapuh seperti kaca, plastik, besi dan bongkahan beton disisihkan dan dibuang. Sehingga yang tinggal hanya yang bisa lapuk saja. Selanjutnya sampah dihancurleburkan menggunakan mesin khusus sampai lumat, agar proses pembusuksn oleh mikroorganisme dapat berjalan dengan baik, sampah kemudian ditimbun secara teratur dalam suatu hamparan tertutup yang bisa diawasi suhu, tingkat kelembaban dan aliran udaranya menggunakan alat khusus. Perlakuan ini akan membuat proses pembusukan sampah berlangsung optimal. Walaupun demikian pembusukan bisa dilakukan secara sederhana. Sampah yang telah digiling cukup dihamparkan begitu saja tertimpa sinar matahari selama beberapa hari sampai membusuk dengan sempurna. Kompos yang dalam pembuatannya dilapisi dengan lumpur dasar sungai ternyata hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan jika tidak dilapisi dengan lumpur.

4

Proses pembuatan kompos ini biasanya

berlangsung antara 2 hari hingga 6

minggu, tergantung pada cara penangannanya. Setelah kompos itu jadi, segera dikeringkan kemudian digiling. Setelah dikemas dengan baik, maka kompos siap dipasarkan. Ketiga, teknologi penimbunan tanah (land fill). Teknologi ini sudah lama dilakukan. Sampah yang terkumpul dari rumah tangga dan pasar dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah. Sampah ditimbun begitu saja sampai menggunung, lalu diratakan dan dipadatkan. Setelah ketinggian mencapi yang diinginkan penimbunan sampah dihentikan. Sebaiknya yang dimanfaatkan jenis sampah yang tak mudah lapuk saja, seperti kertas, potongan kayu, potongan besi, kaleng bekas dan sebagainya. Sebab kalau sampah itu bercampur dengan sampah lapuk yang sangat mudah membusuk akan menimbulkan bau tidak sedap. Setelah mencapai tinggi tertentu segera ditimbun tanah. Lapisan tanah ini sedikitnya setebal 60 cm. Pemusnahan dengan cara ini (sanitary landfill) memang membutuhkan biaya lebih besar, tapi lebih aman dan tidak merugikan kehidupan masyarakat. Keempat, teknologi daur ulang (recycling). Sampah-sampah yang kiranya masih bisa diolah kembali, dipungut dan dikumpulkan. Contohnya adalah kertas, kardus, pecahan kaca, botol bekas, logam-logam, plastik dan sebagainya. Barang-barang bekas ini bisa dikirim ke pabrik yang melakukan daur ulang, sehingga barang bekas tadi bisa diolah menjadi bahan baku, yang dapat menghasilkan produk daur ulang seperti karton, kardus pembungkus, alat-alat dan perangkat rumah tangga dari plastik dan kaca. Cara daur ulang kertas, kertas-kertas dikumpulkan secara terpisah dengan plastik. Lantas dibawa ketempat daur ulang kertas. Kemudian kertas dicampur dengan air, dipanaskan dan dibuat pulp. Residu tinta dipisahkan untuk meningkatkan kualitas. Akhirnya dihasilkan kertas daur ulang. Setelah dipotong dalam ukuran tertentu dan dikemas, kertas sudah bisa dipasarkan kembali. Pengolahan sampah ada berbagai cara selain di atas tersebut, beberapa metodenya antara lain:

5

Metode daur ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.

Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

6

Pengolahan biologis

Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan 7

Penimbunan darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah) Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

8

Pembakaran/pengkremasian

Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut Perlakuan panas. kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.

Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara. Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.

9 Metode penghindaran dan pengurangan

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan pengurangan sampah. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

10

11

12

13 BAB IV MANFAAT LAIN SAMPAH

Sampah tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai kompos untuk pupuk organik, tapi juga bisa diolah menjadi energi bio arang, biomass dan energi untuk listrik. Lebih jauh sampah dapat dijadikan barang-barang aksesoris, barang fungsional dan sebagai bahan bangunan. Pengolahan sampah menjadi energi listrik sudah lazim di banyak negara, tetapi di Indonesia fasilitas gas dari TPA masih relatif baru. Pada saat ini proyek untuk menghasilkan energi listrik dari sampah sedang dibangun di Bali. Investor Inggris, Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI), akan mendirikan instalasi pengelolaan sampah terpadu sebagai penghasil listrik untuk Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. Proyek ini akan mengolah sampah sebanyak 500 ton per hari dan menhasilkan listrik 58 megawatt. Teknologi yang digunakan adalah teknologi landfill. Prosesnya, menjadikan biogas yang didapat dari sampah melalui gas engine dikonservasikan menjadi energi listrik. Mula-mula seluruh sampah ditimbun dengan tanah, lalu lewat pipa yang dipasang di dalamnya, gas methan ditangkap dan digunakan untuk mengeringkan sampah. Dengan demikian tumpukan sampah itu akan mengering. Cairan yang keluar selama proses itu ditampung dan dikelola dalam instalasi khusus atau water treatment supaya tidak menimbulkan pencemaran. Untuk sampah yang baru, prosesnya dipilah dulu. Sampah basah seperti kayu, daun, kertas dicacah dulu, kemudian dimasukkan dalam digester (pengering) yang nantinya menghasilkan biogas dan kompos. Teknologi ini disebut Anaerobic Digestion. Sedangkan sampah kering semacam plastik akan diolah dengan teknologi pirolisis dan gassfication, yakni dengan pemanasan tinggi tanpa oksigen yang menhasilkan gas dan digunakan untuk menggerakkan turbin.

14 Pemprov DKI juga berencana menerapkan system waste to energy (WTE), yang akan dibangun di empat lokasi; Marunda, Pulo Gebang, Ragunan dan Duri Kosambi. Dengan ini diharapkan sampah di Bantar Gebang bisa berkurang dari 6.250 ton per hari menjadi 1000 ton. Selain itu, sampah ternyata juga bisa dibuat bahan bangunan, seperti bata seukuran bata merah, batako, paving block, tegel, teraso dan genteng.

15 BAB V. KESIMPULAN Pengolahan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaurulangan , atau pembuangan dari material sampah. Sampah sampah tersebut akan di olah menurut jenis dan kandunannya masing-masing. Pengelolahan sampah organik berbeda dengan pengolahan sampah anorganik. Hasilnya pun berbeda, karena kandungan dari sampah organik dengan sampah anorganik juga berbeda. Banyak metode untuk mengolah sampah, di antaranya adalah metode daur ulang, pengolahan fisik, pengolahan biologis, metode pengurangan, pembakaran dan masih banyak lainnya. Selain di hilangkan atau dimusnahkan dan di jadikan sebagai bahan kompos dan alatalat rumah tangga, sampah juga bermanfaat untuk membangun rumah dan sebagainya, karena sampah dapat di proses menjadi bahan baku bangunan. Sampah juga dapat di manfaatkan untuk bahan bakar solar, minyak dan energi listrik dengan metode pengolahan yang sudah teruji. Sampah yang identik dengan bau, penyakit dan tak sedap di pandang jika kita pintarpintar melihat peluang akan bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Dan bahkan bisa menghasilkan kurs yang terkadang lumayan tinggi. Dengan adanya pengolahan sampah ini selain bisa membantu kehidupan masyarakat juga bisa membantu lingkungan agar tetap terjaga.

16 DAFTAR PUSTAKA http://kosong.blogsome.com/2005/09/06/diskusi-pengelolaan-sampahterpadu-dengan-menggunakan-teknologi-tepat-guna-di-lingkungan-kampus/ http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2583-teknologi-tepat-guna-dari-sampah.html http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/246/1/TKD_2010_07070319 23_depan.pdf http://gambar.mitrasites.com/teknologi-tepat-guna-sampah.html http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2587--prosespengelolaan-sampah-.html