makalah teknik jalan raya
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
1/13
MAKALAH TEKNIK JALAN RAYA
Pengujian F lexural Strength pada Perkerasan Kaku Jalan Raya
Oleh :
Marsa Achadian Tyarpratama
NIM. 135060107111002
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2015
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
2/13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkerasan kaku (rigid pavement ) banyak digunakan pada konstruksi jalan raya dengan
tanah dasar yang memiliki daya dukung rendah atau tidak seragam. Kemampuan concrete slab
perkerasan kaku yang dapat menyebarkan tegangan dari beban roda kendaraan secara merata
dan efisien kepada tanah dasarnya menjadi nilai tambah penggunaan perkerasan kaku dalam
konstruksi jalan raya. Sifat beton yang mampu menahan beban tekan juga menjadi keunggulan
dalam menahan beban roda kendaraan, sementara kelemahan dalam menahan beban yang
menyebabkan terjadinya tarik menjadi kendala dalam merencanakan tebal pelat beton. Dampak
dari timbulnya tegangan tarik akibat beban yang melebihi tegangan tarik pada pelat beton
tersebut mengakibatkan timbulnya retak pada permukaan. Jika retak yang terjadi tidak segera
ditangani sementara konstruksi perkerasan tetap menerima beban kendaraan secara terus
menerus, maka retak tersebut akan berakibat pada berkurangnya umur rencana dari konstruksi
perkerasan.
Selain itu, pada perencanaan perkerasan kaku tidak hanya mengutamakan kuat
tekannya akan tetapi yang tidak kalah penting adalah kuat lenturnya. Karena rigid pavement
sifatnya kaku, maka ia harus mampu menahan lentur akibat dari beban roda kendaraan
diatasnya. Untuk mengetahui kuat lentur atau flexural strength dari struktur perkerasan kaku
ini, maka perlu dilakukan pengujian sampel di laboratorium.
Kekuatan beton pada perkerasan jalan harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur
( flexural strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan
tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3 – 5 MPa (30-50 kg/cm2).
Sementara kuat tarik lentur beton yang diperkuat dengan bahan serat penguat seperti serat baja,
aramit atau serat karbon, harus mencapai kuat tarik lentur 5 – 5,5 MPa (50-55 kg/cm2).
Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik lentur karakteristik yang dibulatkan
hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
3/13
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja metode yang dapat dilakukan dalam pengujian flexural strength pada
elemen perkerasan kaku/beton?
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan pengujian flexural strength pada elemen
perkerasan kaku/beton sesuai standar yang ditetapkan (SNI)?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui metode apa saja yang dapat dilakukan dalam pengujian flexural
strength pada elemen perkerasan kaku/beton.
2. Mengetahui tahapan pengujian flexural strength pada elemen perkerasan
kaku/beton sesuai dengan standar yang ditetapkan.
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
4/13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kuat lentur beton (fl exural strength )
Lentur pada balok maupun pelat diakibatkan oleh regangan yang timbul karena
adanya beban luar. Apabila beban bertambah maka struktur akan mengalami deformasi
dan regangan tambahan yang mengakibatkan retak disepanjang bentang balok atau pelat.
Bila beban semakin bertambah, akhirnya terjadi keruntuhan pada elemen struktur.
Kuat lentur beton sendiri merupakan kemampuan balok beton yang diletakan pada
dua perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang
diberikan kepadanya, sampai benda uji patah, dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa) gaya
per satuan luas.
2.2 Pengujian fl exural strength dengan four point l oading (SNI.-4431-2011)
Pengujian kuat lentur beton dengan four point loading dilakukan dengan
memberikan empat titik yaitu dua titik perletakan dan dua titik pembebanan seperti
terlihat pada Gambar 2.1.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a)
Mesin tekan beton yang dapat digunakan untuk pengujian kuat lentur
dengan perlengkapan antara lain manometer dengan dua dial pembacaan,
dua buah titik perletakan berbentuk silinder, dua buah titik pembebanan berbentuk silinder, ketelitian peralatan pada skala pembacaan minimum
Gambar 2.1. Pengujian flexural strength dengan four point loading
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
5/13
adalah 12,5 g.
b)
Cetakan benda uji dengan penampang lintang berbentuk bujur sangkar
ukuran lebar 15 cm dan tinggi 15 cm, panjang 53 cm.
Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Rumus-rumus perhitungan
Untuk pengujian dimana bidang patah terletak di daerah pusat (daerah
1/3 jarak titik perletakan bagian tengah), maka flexural strength
dihitung dengan persamaan berikut.
…………………… (1)
Untuk pengujian dimana patahnya benda uji ada diluar daerah 1/3
jarak titik perletakan bagian tengah, dan jarak antara titik pusat dan
titik patah kurang dari 5% dari jarak antara titik perletakan maka
flexural strength dihitung menurut persamaan sebagai berikut.
………………… (2)
Gambar 2.2 Patah pada 1/3 bentang tengah(Rumus 1)
Gambar 2.3 Patah di luar 1/3 bentang tengah dangaris patah pada < 5% dari bentang (Rumus 2)
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
6/13
Dengan pengertian :
σl adalah kuat lentur benda uji ( MPa)
P adalah beban maksimum yang terbaca pada dial (pembacaan
dalam ton sampai 3 angka di belakang koma)
L adalah jarak antara dua garis perletakan (mm)
B adalah lebar tampang lintang patah arah horizontal (mm)
H adalah lebar tampang lintang patah arah vertikal (mm)
a adalah jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan
luar yang terdekat, diukur pada 4 tempat pada sudut dari bentang
(mm)
Catatan: Untuk benda uji yang patahnya di luar pusat (daerah 1/3 jarak titik
perletakan bagian tengah) dan jarak antara titik pembebanan dan titik patah
lebih dari 5% bentang, hasil pengujian tidak digunakan.
b)
Persiapan pengujian Persiapan uji dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1)
Siapkan benda uji dan lakukan beberapa hal sebagai berikut:
a.
Ukur dan catat dimensi penampang benda uji dengan jangka sorong
minimum di 3 (tiga) tempat.
b. Ukur dan catat panjang benda uji pada keempat rusuknya.
c.
Timbang dan catat berat masing-masing benda uji.
d.
Buat garis-garis melintang sebagai tanda dan petunjuk titik-titik
perletakan, titik- titk pembebanan dan titik-titk sejauh 5% dari jarak
bentang di luar titik perletakan.
e. Tempatkan benda uji yang telah selesai diukur, timbang dan beri tanda
pada tumpuan pada tempat yang tepat dengan sisi atas benda uji pada
waktu pengecoran berada di bagian samping alat penekan.
2) Siapkan mesin tekan beton dan lakukan tahapan sebagai berikut.
a.
Pasang 2 (dua) buah perletakan dengan lebar bentang 3 kali jarak titiktitik pembebanan dan pasang alat pembebanan sehingga mesin tekan
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
7/13
beton berfungsi sebagai alat uji lentur.
b. Atur pembebanan dan skala pembacaannya.
c.
Tempatkan benda uji yang sudah diberi tanda di atas perletakan
sedemikian sehingga tanda tumpuan yang dibuat pada benda uji, tepat
pada pusat tumpuan dari alat uji, dengan kedudukan sisi atas benda uji
pada waktu pengecoran berada pada bagian samping alat penekan dan
menyentuh benda uji pada sepertiga bentang titik tumpuan.
3) Siapkan formulir uji.
c) Prosedur pengujian
Pengujian dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1)
Hidupkan mesin uji tekan beton yang telah dipersiapkan, tunggu kira-kira 30
detik.
2) Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian.
3)
Atur pembebanannya untuk menghindari terjadi benturan.
4) Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga jarum skala bergerak secara perlahan-
lahan dan kecepatannya 8 kg/cm2 -10 kg/cm2 tiap menit.
5)
Kurangi kecepatan pembebanan pada saat-saat menjelang patah yang
ditandai dengan kecepatan gerak jarum pada skala beban agak lambat,
sehingga tidak terjadi kejut.
6) Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang menyebabkan
patahnya benda uji, pada formulir uji seperti contoh pada lampiran.
7) Ambil benda uji yang telah selesai diuji, yang dapat dilakukan dengan
menurunkan plat perletakan benda uji atau menaikkan alat pembebanannya.
8) Ukur dan catat lebar dan tinggi tampang lintang patah dengan ketelitian
0,25 mm sedikitnya pada 3 tempat dan ambil harga rata-ratanya.
9) Ukur dan catat jarak antara tampang lintang patah dari tumpuan luar
terdekat pada 4 tempat di bagian tarik pada arah bentang dan ambil harga
rata-ratanya.
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
8/13
2.3 Pengujian fl exural strength dengan three point l oading (SNI.-03-4154-1996)
Pengujian kuat lentur beton dengan three point loading dilakukan dengan
memberikan tiga titik yaitu dua titik perletakan dan satu titik pembebanan dalam
pengujian seperti terlihat pada Gambar 2.4.
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Mesin uji tekan yang dapat menghasilkan beban dengan kecepatan kontinu dalam
satu kali gerakan tanpa menimbulkan efek kejut dan mempunyai ketelitian
pembacaan maksimum 0,5 kN;
b)
Mesin harus dilengkapi dengan dua buah blok tumpuan dan satu buah blok beban
yang dapat menyalurkjan beban tunggal terpusat dan reaksi-reaksi tumpuan tegak
lurus pada permukaan balok uji dengan garis-garis kerja sejajar satu sama lain, dan
tidak menimbulkan eksentrisitas, sebagai berikut :
1. selama pengujian berlangsung kedua blok tumpuan tidak boleh bergeser
sehingga bentang balok berubah lebih dari 2,5 mm;
2.
bentang di antara kedua blok tumpuan adalah 450 mm dengan toleransi 9 mm;
3. jarak beban tunggal terpusat ke tumpuan terdekat adalah 225 mm dengan
toleransi 4,5 mm;4. blok beban dan blok-blok tumpuan tingginya maksimal 64 mm diukur
terhadap sumbu putar blok, dan panjang blok minimal sama dengan lebar
baok uji;
c) Konstruksi blok beban dan blok-blok tumpuan harus :
1. bidang permukaan yang menempel pada balok uji harus merupakan setengah
silinder yang sumbunya berimpit dengan sumbu batang putar blok tumpuan
sendi atau blok beban, atau berimpit dengan sumbu putar bola blok tumpuan
rol, dan dapat berputar minimal 45°;
Gambar 2.1. Pengujian flexural strength denganthree point loading .
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
9/13
2. ketidak-rataan permukaan blok maksimal 0,05 mm;
3. ketiga blok bertumpu pada batang putar atau bola putar yang dilengkapi
dengan pegas spiral, dan harus berada dalam posisi tetap vertikal.
Cara pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Rumus perhitungan
Karena three point loading merupakan metode yang lebih sederhana
disbanding four point loading , maka kuat lentur dihitung menggunakan satu
persamaan berikut :
…………… (3)
Keterangan :
f lt kuat lentur, dalam Mpa;
P beban maksimum yang mengakibatkan keruntuhan balok uji, dalam
Newton;
L panjang bentang di antara kedua blok tumpuan, dalam mm;
b lebar balok rata-rata pada penampang runtuh, dalam mm;
d tinggi balok rata-rata pada penampang runtuh, dalam mm.
b) Persiapan pengujian
Persiapan pengujian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1) mesin uji dan blok-blok tumpuan disiapkan sehingga jarak sesuai dengan
Gambar 2.4;
2)
balok uji diletakan simetris atas kedua blok tumpuan dengan kedua sisi
samping bidang bekas cetakan sebagai bidang atas dan bidang bawah;
3)
blok beban diletakan tepat di tengah-tengah antara kedua bblok tumpuan pada
posisi sejajar;
4)
blok beban diturunkan perlahan-lahan sampai menempel pada bidang atas
balok, dan memberikan beban sebesar 3 % sampai 6 % beban maksimum
yang diperkirakan dapat dicapai;
5) celah-celah antara permukaan balok uji dengan permukaan blok beban dan
blok-blok tumpuan diamati dan diukur dengan alat peraba, bila terdapat celah
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
10/13
yang lebih besar dari 0,38 mm maka pada bagian tersebut balok uji harus
digerinda atau diratakan dengan cara diberi kaping;
6)
celah yang besarnya antara 0,10 mm sampai 0,38 dapat dihilangkan dengan
digerinda, diberi kaping, atau dipasang pita kulit sepanjang bidang permukaan
blok;
7)
tidak boleh dilakukan penggerindaan ke arah memanjang blok uji.
c) Prosedur pengujian
Lakukan pengujian sebagai berikut :
1) berikan pembebanan dengan kecepatan pembebanan kontinu tanpa
menimbulkan efek kejut dan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. pada pembebanan sampai mencapai ± 50 % dari beban maksimum yang
diperkirakan, kecepatan pembebanan boleh lebih cepat dari 6 kN;
b. sesudah itu, sampai terjadi keruntuhan balok uji, kecepatan pembebanan
harus diatur antara 4,3 kN sampai 6 kN per menit.
2)
catat besarnya beban maksimum yang mengakibatkan keruntuhan;
3) ukur penampang runtuh sesuai ketentuan sebagai berikut :
a. lebar dan tinggi penampang adalah lebar rata-rata dan tinggi rata-rata
minimum dari tiga kali pengukuran;
b. jika patahan terjadi di tempat yang diberi kaping, maka tinggi
penampang yang diukur termasuk tebal kaping.
4) hitung kuat lentur sesuai rumus (3);
5) isikan semua nilai hasil pengukuran dan perhitungan dalam formulir.
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
11/13
BAB III
KESIMPULAN
1. Dalam pengujian flexural strength pada elemen perkerasan kaku/ beton, ada 2 (dua)
metode yang dapat diterapkan, yaitu :
a.
Four point loading
Pengujian kuat lentur beton dengan four point loading dilakukan dengan
memberikan empat titik yaitu dua titik perletakan dan dua titik pembebanan
b. Three point loading
Pengujian kuat lentur beton dengan three point loading dilakukan dengan
memberikan tiga titik yaitu dua titik perletakan dan satu titik pembebanan dalam
pengujian
2. Prosedur pengujian flexural strength tergantung pada metode pengujian yang kita
lakukan, seperti contoh :
a.
Prosedur pengujian four point loading
Pengujian dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1) Hidupkan mesin uji tekan beton yang telah dipersiapkan, tunggu kira-kira
30 detik.
2) Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian.
3)
Atur pembebanannya untuk menghindari terjadi benturan.
4) Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga jarum skala bergerak secara perlahan-
lahan dan kecepatannya 8 kg/cm2 -10 kg/cm2 tiap menit.
5)
Kurangi kecepatan pembebanan pada saat-saat menjelang patah yang
ditandai dengan kecepatan gerak jarum pada skala beban agak lambat,
sehingga tidak terjadi kejut.
6) Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang menyebabkan
patahnya benda uji, pada formulir uji seperti contoh pada lampiran.
7)
Ambil benda uji yang telah selesai diuji, yang dapat dilakukan dengan
menurunkan plat perletakan benda uji atau menaikkan alat pembebanannya.
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
12/13
8) Ukur dan catat lebar dan tinggi tampang lintang patah dengan ketelitian
0,25 mm sedikitnya pada 3 tempat dan ambil harga rata-ratanya.
9) Ukur dan catat jarak antara tampang lintang patah dari tumpuan luar
terdekat pada 4 tempat di bagian tarik pada arah bentang dan ambil hargarata-ratanya.
b. Prosedur pengujian three point loading
Lakukan pengujian sebagai berikut :
1)
Berikan pembebanan dengan kecepatan pembebanan kontinu tanpa
menimbulkan efek kejut dan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
c. Pada pembebanan sampai mencapai ± 50 % dari beban maksimum yang
diperkirakan, kecepatan pembebanan boleh lebih cepat dari 6 kN;d. Sesudah itu, sampai terjadi keruntuhan balok uji, kecepatan
pembebanan harus diatur antara 4,3 kN sampai 6 kN per menit.
2) Catat besarnya beban maksimum yang mengakibatkan keruntuhan;
3) Ukur penampang runtuh sesuai ketentuan sebagai berikut :
c. Lebar dan tinggi penampang adalah lebar rata-rata dan tinggi rata-rata
minimum dari tiga kali pengukuran;
d. Jika patahan terjadi di tempat yang diberi kaping, maka tinggi
penampang yang diukur termasuk tebal kaping.
4) Hitung kuat lentur sesuai rumus (3);
5)
Isikan semua nilai hasil pengukuran dan perhitungan dalam formulir.
-
8/19/2019 Makalah Teknik Jalan Raya
13/13
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI-4431-2011. Cara
Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan. Dewan Standarisasi
Indonesia. Jakarta.
_______________________. 1996. Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI-03-4154-1996.
Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan Balok Uji Sederhana yang Dibebani
Terpusat Langsung. Dewan Standarisasi Indonesia. Jakarta.
Affandi F., Widajat D., Dachlan T. 2003. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen. Pusat
Litbang Prasarana Transportasi. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.
Jakarta.
Sian B., Tjondro A., Sidauruk R., Rizkiani S.N. 2013. Uji Eksperimental Kuat Lentur Balok
dan Pelat Beton Bertulang dengan Agregat Kasar dan Halus Beton Daur Ulang.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Universitas Katolik
Parahyangan. Bandung.