makalah tanin terkondensasi.docx

5
Tanin Terkondensasi Tanin terkondensasi (lebih dikenal Proantosianidin) terdiri dari polimer flavonoid yang dihubungkan dengan ikatan karbon-karbon antara atom C8 dan C4 pada cincin A. Proantosianidin adalah senyawa yang menghasilkan pigmen antosianidin dengan pemutusan oksidatif (bukan hidrolisis) pada alkohol panas melalui reaksi butanol asam. Tanin jenis ini terbuat dari fenol tipe flavon (flavolan). Umumnya tanin terkondensasi tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul sederhana, tetapi dapat terkondensasi menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini juga tidak mengandung gula. Salah satu contoh proantosianidin ialah Sorghum prosianidin, yang tersusun dari epikatekin dan katekin. Senyawa ini jika dikondensasi akan menghasilkan flavonoid jenis flavon dengan bantuan nukleofil berupa floroglusinol. Cara mengidentifikasi tanin terkondensasi yaitu dengan mencelupkan ke dalam HCl 2M lalu memanaskannya selama 30 menit hingga mendidih. Setelah itu diekstraksi dengan amil alkohol atau butil alkohol. Jika terbentuk senyawa berwarna merah maka terdapat senyawa tanin terkondensasi. Contoh Simplisia: 1. Hamamelis Folia dan Hamamelis Cortex Simplisia berupa daun atau korteks yang sudah dikeringkan dari tanaman Hamamelis virginiana (famili Hamameliadece). Tumbuhan berupa perdu dan

Upload: mianarulita

Post on 26-Dec-2015

138 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Tanin Terkondensasi.docx

Tanin Terkondensasi

Tanin terkondensasi (lebih dikenal Proantosianidin) terdiri dari polimer flavonoid

yang dihubungkan dengan ikatan karbon-karbon antara atom C8 dan C4 pada cincin A.

Proantosianidin adalah senyawa yang menghasilkan pigmen antosianidin dengan pemutusan

oksidatif (bukan hidrolisis) pada alkohol panas melalui reaksi butanol asam. Tanin jenis ini

terbuat dari fenol tipe flavon (flavolan). Umumnya tanin terkondensasi tidak dapat

dihidrolisis menjadi molekul sederhana, tetapi dapat terkondensasi menghasilkan asam

klorida. Tanin jenis ini juga tidak mengandung gula. Salah satu contoh proantosianidin ialah

Sorghum prosianidin, yang tersusun dari epikatekin dan katekin. Senyawa ini jika

dikondensasi akan menghasilkan flavonoid jenis flavon dengan bantuan nukleofil berupa

floroglusinol. Cara mengidentifikasi tanin terkondensasi yaitu dengan mencelupkan ke dalam

HCl 2M lalu memanaskannya selama 30 menit hingga mendidih. Setelah itu diekstraksi

dengan amil alkohol atau butil alkohol. Jika terbentuk senyawa berwarna merah maka

terdapat senyawa tanin terkondensasi.

Contoh Simplisia:

1. Hamamelis Folia dan Hamamelis Cortex

Simplisia berupa daun atau korteks yang sudah

dikeringkan dari tanaman Hamamelis

virginiana (famili Hamameliadece).

Tumbuhan berupa perdu dan tingginya

mencapai 8 meter. Umumnya digunakan

sebagai astringent dan hemostatika

(menghentikan pendarahan) dalam bentuk

infus atau dekokta. Kandungan kimianya terdiri dari hamamelitannin, asam galat,

tannin derivat dari asam galat, gula heksosa, minyak atsiri, dan kalsium oksalat. Cara

pengumpulan simplisia ini yaitu daunnya dikumpulkan pada musim panas lalu

dikeringkan dengan sinar matahari atau sebaiknya ditempatkan tertutup dan

terlindung karena tanin mudah teroksidasi menjadi warna merah kehitam-hitaman.

2. Krameria Rhatany atau Krameria Radix

Page 2: makalah Tanin Terkondensasi.docx

Simplisia berupa akar-akar yang sudah dikeringkan dari tanaman Krameria triandra

(famili Leguminosae). Taninnya dari golongan phlobatannin. Phlobatennya disebut

krameria red yang dalam penguraiannya akan menghasilkan pholoroglucin dan asam

protocatechuat. Umumnya digunakan sebagai astringent, antidiare yang kronis, dan

tonikum. Kandungan kimianya terdiri dari tannin 8—20%, asam krameria, amilum,

gula, dan kalsium oksalat.

3. Castanea Folium

Simplisia berupa daun yang sudah dikeringkan

dari tanaman Castanea dentata (famili

Fagaceaceae). Umumnya digunakan sebagai

astringent dan tonikum. Kandungan kimianya

terdiri dari asam tanat 8%. Asam tanat 8% ini

jika ditambah FeCl3 akan berwarna hijau,

tetapi jika ditambah alkohol akan menjadi

mucilago yang tidak larut. Cara pengumpulan simplisia ini yaitu daunnya

dikumpulkan saat tumbuhan berbunga lalu dikeringkan dengan sinar matahari secara

hati-hati (terlindung).

4. Kino

Simplisia berupa getah yang sudah

dikeringkan dari tanaman

Pterocarpus marsupium (famili

Leguminosae). Kino ini tidak

berbau, rasanya sedikit manis, dan

Page 3: makalah Tanin Terkondensasi.docx

sepat. Jika kino ditambahkan FeCl3 akan berwarna biru kehitaman, tetapi jika

ditambahkan Fe2+ akan berwarna violet. Umumnya digunakan sebagai astringent dan

diare. Kandungan kimianya terdiri dari asam kino tanat 30—80%, asam galat, kinoin

1,5%, cathecol (pyrocathecin), kino red, resin, gom, pektin, dan enzim oksidase. Cara

pengumpulan simplisia ini yaitu getahnya dikumpulkan lalu dikeringkan dengan sinar

matahari. Setelah kering, dipotong kecil-kecil (warna merah kehitaman). Getah

simplisia ini didapatkan jika bagian kulit dilukai dan mengenai bagian floem yang

memiliki sel sekret berisi cairan merah.

5. Gambir (Pale Catechu)

Merupakan salah satu simplisia yang ada di Indonesia. Simplisia berupa ekstrak daun

dan ranting yang sudah dikeringkan dari tanaman Uncaria gambir (famili Rubiaceae).

Tanamannya berupa tanaman memanjat yang dapat ditanam dari biji. Gambir dapat

diambil dari daun tanaman setelah berumur 8 tahun dan tanaman pun dapat

memproduksi gambir selama 25 tahun. Umumnya digunakan sebagai astringent, zat

warna, dan dalam industri penyamakan kulit. Kandungan kimianya terdiri dari asam

catechutannat 22—55%, pirocatechol sampai 30%, catechin, gambir fluorescein,

glikosida quercitin.

DAFTAR PUSTAKA

2013. Farmakognosi. Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

Page 4: makalah Tanin Terkondensasi.docx

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28629/4/Chapter%20II.pdf