makalah sosialisasi

15
Tugas Sosiologi Bab SOSISALISASI Disusun oleh: ESTI DYAH ARUM M X MIA-1/08 SMA NEGERI 6 SURABAYA Tahun pelajaran 2014-2015

Upload: estidyaharum

Post on 17-Jul-2015

293 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sosialisasi

Tugas Sosiologi

Bab SOSISALISASI

Disusun oleh:

ESTI DYAH ARUM M

X MIA-1/08

SMA NEGERI 6 SURABAYA Tahun pelajaran 2014-2015

Page 2: Makalah Sosialisasi

DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………1

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….2

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….2

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...3

1.4 Manfaat…………………………………………………………………………….3

Bab 2 Pembahasan

2.1 Sosialisasi……………………………………………………………………4

2.1.1 Pengertian Sosialisasi……………………………………………………………..4

2.1.2 Tujuan Sosialisasi…………………………………………………………………4

2.1.3 Faktor-faktor Sosialisasi…………………………………………………………..5

2.1.4 Jenis-jenis Sosialisasi……………………………………………………………..6

2.1.5 Tahap-tahap Sosialisasi…………………………………………………………...7

2.1.6 Media Sosialisasi………………………………………………………………….8

2.2 Kepribadian…………………………………………………………………..9

2.2.1 Pengertian kepribadian……………………………………………………………9

2.2.2 Faktor pembentuk kepribadian…………………………………………………...10

2.2.3 Tahapan perkembangan kepribadian……………………………………………..11

2.2.4 Sosialisasi norma dan nilai……………………………………………………….11

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………12

3.2 Saran………………………………………………………………………………...12

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..13

Page 3: Makalah Sosialisasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas

limpahan rahmat dan karunianya saya dapat menulis makalah ini mengenai bab Sosialisasi

dalam masyarakat.

Makalah ini disusun berdasarkan pengarahan pembimbing, yaitu Bapak Drs.

Widianto Riyadi. Yang isinya mengenai pengertian sosialisasi dan sosialisasi dalam

pembentukan kepribadian.

Makalah ini dapat selesai berkat bantuan berbagai pihak, antara lain Guru

pembimbing yang telah mengarahkan dalam menyusun makalah ini, Orang tua yang telah

membantu saya dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima

kasih kepada semuanya atas bantuannya.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini kurang sempurna. Untuk itu, saya

meminta kritik dan saran kepada pembaca agar untuk kedepannya makalah yang saya buat

dapat lebih baik.

Surabaya, 11 Desember 2014

Penyusun

Page 4: Makalah Sosialisasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh

instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak

menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri.

Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan berdasarkan nalurinya

Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan

nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi

kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus

memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang

kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan

tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara

kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan

perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan

bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.

Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh

melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian sosialisasi dan kepribadian?

2. Apa sajakah jenis-jenis sosialisasi?

3. Apa sajakah tahap-tahap sosialisasi?

4. Apa sajakah agen-agen sosialisai?

5. Apa tujuan sosialiasi?

6. Apa yang dimaksud sosialisasi pembentuk kepribadian?

Page 5: Makalah Sosialisasi

C. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai media pembelajaran dan untuk menambah nilai

akhir semester

D. Manfaat

Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca

Page 6: Makalah Sosialisasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosialisasi

Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan

dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam

kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.

Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:

1. Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan

diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi

dalam kelompoknya.

2. Peter Berger

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota

yang berpartisipasi dalam masyarakat.

3. Bruce J. Cohen

Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam

masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi

dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.

B. Tujuan Sosialisasi

1. Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan

kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu

anggotanya.

2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan

kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita

3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang

tepat

4. Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada

masyarakat.

Page 7: Makalah Sosialisasi

5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.

6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul

lingkungan sosial yang baru.

7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

8. Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sosialisasi

Ada dua faktor yang secara garis besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor

intrinsik dan ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik Sejak lahir manusia sesungguhnya telah memiliki pembawaanpembawaan yang berupa

bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuankemampuan khusus warisan orang tuanya. Hal itu

disebut sebagai faktor intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang

melakukan sosialisasi. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan

beragam aktivitas dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat berpengaruh terutama dalam

perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu sendiri.

2. Faktor Ekstrinsik Sejak manusia dilahirkan dia telah mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya

yang disebut sebagai faktor ekstrinsik. Faktor ini dapat berupa nilai-nilai, kebiasaan

kebiasaan, adat istiadat, norma-norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata

pencaharian hidup yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada

dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas

agar sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat. Perpaduan antara faktor

intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan

sosialisasi.

D. Jenis-jenis Sosialisasi

Page 8: Makalah Sosialisasi

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga)

dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).

1) Sosialisasi Primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi

pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat

(keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak

belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan

keluarga. Sosialisasi primer dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Cara Represif

Adalah peran orang tua dalam sosialisasi sangat dominan (berkuasa) dan anak harus

patuh. Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:

Menghukum perilaku yang keliru

Hukuman dan imbalan materil

Kepatuhan anak kepada orangtua

Komunikasi sebagai perintah

Komunikasi non verbal

b. Cara Partisipasif

Adalah anak dan orang tua proses sosialisasi saling bekerja sama atau anak ikut

berperan dalam proses sosialisasi. Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:

Pemberian imbalan dan sanksi

Hukuman dan imbalan simbolis

Otonomi anak

Komunikasi sebagai interaksi

Komunikasi verbal

2) Sosialisasi Sekunder

Adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan

individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah

resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu

identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami

'pencabutan' identitas diri yang lama. Contoh: di sekolah

Page 9: Makalah Sosialisasi

E. Tahap-tahap Sosialisasi

Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:

1. Tahap persiapan (preparatory stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk

mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada

tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Contoh: panggil ma, pa

2. Tahap meniru (play stage)

Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran

yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang

nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Kesadaran bahwa dunia sosial

manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian

dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan

dan bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak,

orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).

3. Tahap siap bertindak (game stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara

langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan

diri pada posisi orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan

bermain secara bersama-sama. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan

mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama

dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar

keluarganya. Contoh: Anak diberi bola bisa bermain sepak bola.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan

dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa menyadari

peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya

menjadi mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga

masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Page 10: Makalah Sosialisasi

F. Agen/ Media Sosialisasi

1) Keluarga

Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga tempat dia

dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak merupakan

kelompok terkecil dalam masyarakat. Namun, peran yang dimilikinya sangat penting

dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok sosial, keluarga memiliki nilai-nilai dan

norma-norma tertentu. Keluarga sebagai media pertama dalam proses sosialisasi

mempunyai banyak peran, antara lain melatih penguasaan diri, pemahaman nilai-nilai dan

norma-norma sosial, serta melatih anak dalam mempelajari peranan sosial.

2) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga penting dalam proses sosialisasi. Sebagai media sosialisasi,

sekolah memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:

Sekolah menjadi media transmisi kebudayaan.

Sekolah mengajarkan peranan sosial.

Sekolah menciptakan integrasi sosial.

Sekolah melahirkan terobosan-terobosan baru yang positif.

Sekolah membentuk kepribadian.

Proses sosialisasi pengetahuan dan keterampilan merupakan program yang bersifat nyata

(real curricullum). Artinya, proses pembelajaran yang terprogram dalam kurikulum

sekolah, sedangkan sosialisasi nilai dan sikap merupakan kurikulum tersembunyi (hidden

curriculum). Pelaksanaannya tidak terprogram secara eksplisit, tetapi terintegrasi dalam

semua proses dan kegiatan di sekolah.

3) Teman Sebaya (Peer Groups)

Media sosialisasi pada tahap berikutnya adalah kelompok teman sebaya atau teman

sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang usianya hampir sama.

Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan bermain bersama.

Interaksi di antara teman sepermainan bertujuan untuk memperoleh kesenangan

(rekreatif). Para remaja melakukan sosialisasi melalui kelompok teman sebaya, dan di

antara mereka mempunyai rasa saling memiliki dan senang melakukan kegiatan bersama-

Page 11: Makalah Sosialisasi

sama. Dalam kelompok teman sebaya itulah seorang anak mulai menerapkan prinsip

hidup bersama di luar lingkungan keluarganya. Mereka dapat bekerja sama dengan

teman-teman sebaya dalam berbagai hal. Jalinan antarindividu dalam kelompok teman

sebaya sangat kuat, sehingga lahirlah nilai dan norma tertentu yang dijunjung tinggi

dalam pergaulan mereka.

4) Media Massa

Media massa merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang (massa).

Ada dua macam media massa, yaitu:

1. Media cetak, meliputi buku, majalah, surat kabar, tabloid, dan buletin.

2. Media elektronik, meliputi semua peralatan yang menggunakan daya listrik untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak ramai, misalnya radio, televisi, dan

internet. Semua jenis media massa tidak secara langsung bertujuan untuk mengajari

masyarakat. Akan tetapi, siaran berita, film, iklan, pertunjukan seni budaya, sampai

dengan informasi ilmiah, berdampak sangat besar bagi perilaku warga masyarakat.

5) Tempat Kerja

Ada berbagai macam lapangan pekerjaan di masyarakat. Di dalam lingkungan kerja

manapun, seseorang akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial itu

membuat orang saling menerima dan memberi pengaruh. Terjadilah penyesuaian tingkah

laku, baik penyesuaian antarpribadi maupun penyesuaian dengan lingkungan kerja secara

umum. Penyesuaian itulah yang membentuk kepribadian seseorang, karena dalam

interaksi tersebut terjadi sosialisasi nilai dan norma sosial. Walaupun lingkungan kerja

bukan lagi sebuah keluarga atau sekolah, namun disana seseorang juga masih belajar.

G. Sosialisasi pembentuk kepribadian

Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu belajar

dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit.

a. Pengertian kepribadian

Menurut beberapa ahli:

Theodore M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan Amerika (dalam soisologi

suatu pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan bahwa kepribadian merupakan

organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perlakunya.

Page 12: Makalah Sosialisasi

Roucek dan warren dalam buku mereka yang berjudul “sociology and introduction”

mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor biologis, psikologi, dan

sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.

Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar

antropologi I, 1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur akal

dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku

2. Kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas

seorang individu

3. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan berbagai sifat yang khas

apabila seseorang berhubungan dengan orang lain

b. Faktor pembentuk kepribadian

Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini

tampak pada intelegensi dan kematangan fisik

2. Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus

menyesuaikan diri terhadap alam

3. Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga,

sekolah, kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang

4. Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat

mempengaruhi kepribadian seseorang

5. Pengalaman yang unik, kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah

pengalaman yang dilalui dalam hidupnya

c. Tahapan perkembangan kepribadian sebagai has i l sos ialisas i

Tahap pertama

Page 13: Makalah Sosialisasi

Merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai ketika anak

berusia 1-2 tahun

Tahap kedua

Merupakan tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang anak mulai

berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan

sekitar anak tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya

Tahap ketiga

Merupakan tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang berusia

antara 25-28 tahun.

d. Sosialisas i ni lai dan norma dalam pembentukan kepribadian

Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang

dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar.

Nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi

selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat

mewariskan nilai dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya.

Page 14: Makalah Sosialisasi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosialisasi adalah proses belajar individu atau seseorang untuk mengenal kebudayaan

masyarakat dilingkungannya. Melalui media keluarga, kelompok bermain, lingkungan

sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Jenis sosialisasi ada dua yaitu, sosialisasi

primer dan sekunder. Melalui tahap sosialisasi masa anak-anak, masa remaja, dan masa

dewasa.

Kepribadian adalah ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang

individu. Faktor pembentuk kepribadian ada 5, yaitu warisan biologis, lingkungan alam,

lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan pengalaman yang unik.

B. Saran

Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang sekarang

harus diterima oleh siswa-siswi sekolah menengah atas, agar kelak mereka dapat berperan

aktif di lingkungan masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki serta memiliki

peranan penting dalam lingkungan masyarakat sekitar.