makalah sitoplasma.docx
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan unit (satuan) kehidupan terkecil dari makhluk hidup yang
meliputi kesatuan struktural dan fungsional, pertumbuhan atau perkembangan,
dan herediter terkecil. Semua makhluk hidup terdiri dari sel, baik itu makhluk
hidup unisel maupun yang multisel. Sel berasal dari sel-sel sebelumnya, setiap
sel memiliki kehidupannya sendiri (otonomi) disamping itu juga memiliki
peranan gabungan (semiotonom) di dalam organisme multi sel. Sebagai
bagian dari organisme multi sel, sel-sel akan membentuk organisasi atau
kesatuan- kesatuan yang lebih besar yaitu jaringan-organ-sistem organ-dan
organisme. Untuk dapat mendukung kehidupan dan fungsi sel, sel dilengkapi
oleh organel sel. Sel yang memiliki inti dengan berbagai organelnya disebut
sel eukariotik, sedangkan sel yang tidak memiliki selubung inti sehingga
materi inti berhubungan langsung dengan sitoplasma yang disebut sel
prokariotik.
Sel merupakan suatu sistem yang sangat kompleks dan memiliki
mekanisme kerja yang sanagt canggih atau modern, dinamis dan hidup.
Mempelajari sel akan membawa kita pada suatu petualangan yang menarik
dan penuh kejutan. Misalnya pada saat sel menanggapi stimuli dari luar sel,
maka sel akan segera mengaktifkan reseptor pada membran sel untuk
merespon stimuli tersebut dengan kerjasama berbagai komponen pada
membran dan ion-ion tertentu. Kemudian akan terjadi suatu proses respon
yang teratur, berpola, dan dengan kecepatan yang menakjubkan.
Suatu sel memiliki bagian-bagian diantaranya adalah dinding sel,
membran sel, sitoplasma, nukleus, ribosom, retikulum endoplasma (RE),
kompleks golgi (KG), mitokondria, lisosom, peroksisom, sitoskleton,
sentrosom dan sentriol, flagel dan silia, inklusi sel, material ekstraseluler.
Salah satu bagian dari sel tersebut ada yang namanya sitoplasma, pada
1
makalah ini akan dibahas semua tentang sitoplasma yang merupakan cairan
dalam sel.
B. Permasalahan
1. Bagaimana struktur sitoplasma
2. Pengertian dan Fungsi sitoplasma
C. Tujuan
a. Mengetahui struktur sitoplasma
b. Mengetahui pengertian dan fungsi sitoplasma
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Sitoplasma
Istilah sitoplasma secara tradisional digunakan untuk memberikan segala
sesuatu di dalam sel kecuali nukleus. Pada awal mula sitologi, ketika sangat
sedikit yang diketahui tentang organisasi material di luar nukleus, maka
istilah tersebut amat berguna. Namun dengan metode-metode yang diperbaiki
unutk mempelajari sel, maka diketahui kerumitan yang luar biasa pada
struktur-struktur yang terdapat di daerah sitoplasma. Mikroskopi elektron
menyingkapkan pola-pola luas bagi membran dan kompartemen yang dibatasi
membran di dlam sitoplasma. Struktur yang dibatasi dengan jelas dinamai
organel.
Cara lain yang berguna untuk mempelajari bagian-bagian sel adalah
menghancurkan sejumlah besar sel, masukkan ke dalam tabung, dan putarkan
dalam mesin pemusing (sentrifuge). Hal ini mengeluarkan gaya sentrifugal
pada organel dalam campuran sel. Benda-benda besar atau yang berat akan
dilempar ke dasar tabung lebih cepat daripada benda-benda keci lagi ringan.
Dengan memusingkan campuran sel selama 10 menit dengan gaya sekitar 800
kali daya tarik bumi akan menyebabkan nuklei diendapkan di dasar tabung
sehingga terbentuk sedimen. Gaya yang lebih tinggi yang dikenakan dalam
waktu lebih lama akan mengakibatkan organel-organel yang lebih kecil dan
lebih ringan mengendap. Organel-organel ini dapat diambil dan dipelajari
secara kimia dan dengan mikroskop. Setelah dipusingkan selama dua jam
dengan gaya 100.000 kali lebih basar daripada gravitasi, maka hampir seluruh
organel yang dapat diidentifikasi pada sel itu akan dipaksa mengendap.
Cairan (fluida) di atas sedimen (supernatan) mewakili apa yang tersisa dari
sitoplasma setelah semua organelnya dikeluarkan. Maka inilah material yang
di dalamnya biasanya tersuspensi organel-organel sitoplasma. Berbagai nama
telah diberikan seperti “substansi dasar”, “hialoplsma”, “sitosol”, dan lain-
lain. Sebagian besar adalah air yang di dalamnya terlarut banyak molekul
3
kecil-kecil dan ion serta juga sejumlah besar protein. Sebenarnya, jumlah
enzim yang teramat perlu bagi metabolisme sel terdapat di sini. Namun
sebagian besar fungsi sitoplasma itu merupakan fungsi organel-organel yang
terdapat di dalamnya.
B. Pengertian Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang terletak antara membran plasma
dan nukleus. Secara fisik, sitoplasma tebal, semitransparan, cairan elastik
yang berisi partikel tersuspensi dan sedikit tubulus dan filamen yang
membentuk sitoskleton. Sitoskleton berfungsi sebagai penyokong dan
pemberi bentuk sel dan bertanggung jawab terhadap gerakan struktur-struktur
sel, juga fagositosis. Secara kimia, 70-90% sitoplasma terdiri dari air dan
komponen padatan (protein, karbohidrat, lipida, dan zat-zat anorganik).
Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma.
Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta
sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya.
Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan
menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari
luar sel ke organel atau inti sel. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma,
setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara
satu dengan yang lain.
C. Organel Sel Sitoplasma
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma
dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
1. Mitokondria adalah organel-organel lipoprotein dalam plasma sel,
berbentuk butir, batang atau benang yang mempunyai daya
memperbanyak sendiri, terdiri dari suatu selaput luar dan dalam yang
mengandung fosfat dan beberapa enzim yang berfungsi di dalam
pemberian makanan dan pernapasan sel.
4
2. Plastida adalah badan organel yang terdapat dalam sitoplasma
kebanyakan sel tumbuhan, dapat beberapa organel persediaan atau
organel fotosintesis (kloroplas).
3. Vakuola merupakan ruangan di dalam sitoplasma yang berisi cairan yang
isotonik dengan sitoplasma dan dikelilingi oleh satu selaput.
4. Ribosom merupakan suatu dari sejumlah besar partikel nukleoprotein
subsel yang tersusun atas RNA dan protein yang merupakan situs sintesis
protein di dalam sel.
5. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan jalinan membran rangkap yang
menyerupai jala, merambat ke seluruh bagian sitoplasma, yang membagi
sitoplasma menjadi ruangan-ruangan atau saluran-saluran.
6. Badan golgi merupakan benda berbentuk kantung pipih, terdapat pada
sitoplasma tumbuhan atau hewan, terutama pada sel-sel sekresi, yang
berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan kelebihan protein keluar
dinding sel atau untuk mengangkut polisakarida untuk pembentukan
dinding sel.
7. Lisosom merupakan butir-butir berbentuk lonjong dalam sitoplasma sel
hewan, banyak mengandung enzim penghidrolisis, berfungsi untuk
menguraikan polisakarida, lemak, protein, dan asam nukleat, juga
berperan dalam menghancurkan sel-sel mati dari jaringan yang rusak dan
digantikan dengan sel-sel baru.
8. Mikrofilamen, Seperti mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari
komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
9. Sentrosom(sentriol) merupakan struktur berbentuk bintang yang
berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis maupun meiosis). Sentrosom
bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
10. Mikrotubulus, berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk
mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
5
11. Peroksisom (badan mikro), ukurannya sama seperti lisosom. Organel ini
senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung
enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
D. Fungsi Sitoplasma
Beberapa fungsi sitoplasma antara lain:
1. Sebagai medium terjadinya reaksi-reaksi kimia sel
2. Sebagai penerima bahan-bahan dasar dari lingkungan eksternal dan
mengubahnya menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai energi.
3. Sebagai tempat dimana zat baru disintesis untuk keperluan sel.
4. Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat
senyawa-senyawa organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil seperti
garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, molekul besar seperti
protein, dan RNA yang membentuk koloid.
5. Sebagai tempat menampung semua organel sel di luar nukleus.
6. Dapat mengekalkan bentuk dan ketekalan sel.
7. Sebagai tempat simpanan bahan-bahan kimia yang sangat diperlukan
untuk hidup, dan terlibat dalam tindak-tindak balas metabolisme yang
penting seperti glikolisis anaerob dan sintesis protein.
E. Komponen Utama Penyusun Sitoplasma
1. Cairan seperti gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol.
2. Substansi simpanan dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi tergantung
tipe sel nya. Sebagai contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan
molekul glikogen, sedangkan sitoplasma sel lemak mengandung tetesan
lemak besar.
3. Jaringan yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang
saling berhubungan. Jaringan benang dan serabut disebut sitoskleton.
4. Organel-orgael sel.
6
F. Sifat-Sifat Sitoplasma
Sitoplasma memiliki beberapa sifat antara lain:
1. Efek Tyndal yaitu kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya.
2. Gerak Brown yaitu gerak acak (zig-zag) partikel penyusun koloid.
3. Gerak siklosis yaitu gerak matriks sitoplasma berupa arus melingkar.
4. Memiliki tegangan permukaan.
G. Matriks Sitoplasma
Matriks sitoplasma atau bahan dasar sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma
dapat berubah dari fase sol ke gel dan sebaliknya. Matriks sitoplasma
tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3%
yang tersusun dalam senyawa organik dan anorganik. Unsur-unsur lain
adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K 0,11%; Na 0,10%; Mg
0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat
kecil.
Kedua istilah matriks sitoplasma dan sitosol biasanya dipakai untuk
menyebut komponen sitoplasma yang bukan organel yang mengisi ruang
intrasel di antara organel dan inklusi. Bagian sitoplasma ini mengandung
banyak protein terlarut, termasuk protein pembentuk organel dan enzim
terlarut yang terlibat dalam metabolisme antara. Di dalam sitosol terdapat
pula substrat dan produk banyak reaksi enzim berbeda. Unsur sitosol penting
lainnya adalah molekul kecil dan ion-ion yang meningkatkan efissiensi
reaksi metabolik tertentu dan ikut membentuk suasana intrasel yang unik.
Penampilan komponen yang dapat dikatakan tanpa ciri ini seperti yang
terlihat dalam sajian, untuk mikroskop elektron yang dipulas dengan cara
konvensional dan juga seringnya penggunaan istilah sitosol, cenderung
memberi kesan bahwa komponen ini merupakan bagian cair sitoplasma dan
tambahan lagi memberi kesan bahwa ia tidak berstruktur dan juga cair.
Namun tidak cukup bukti untuk menyokong pandangan ini, khususnya pada
tingkat molekular, dan sejumlah observasi sebenarnya bertentangan
dengannya.
7
Enzim dapat dipertahankan pada posisi sesuai agar dapat menghasilkan
substratnya secara efisien, meniru caranya enzim terorientasi dalam
membran. Oleh karena itu terdapat alasan untuk percaya bahwa hampir
semua unsur di dalam sitoplasma tidak secara leluasa dapat bergerak dan
bahwa matriks sitoplasma merupakan bahan supernatan (bahan yang
mengapung di atas bahan cairan lain, seperti minyak di atas air) intrasel yang
tidak berstruktur dan homogrn, terdiri atas molekul yang berdifusi bebas atau
semata-mata bagian cair sitoplasma tempat tersuspensi organel-organel
secara bebas, tidak dapat dipertahankan lagi.
H. Stuktur-Stuktur dalam Matriks Sitoplasma
1. Filamen
Terdapatnya struktur seperti benang dalam matriks sitoplasma
yang tidak berbentuk telah diketahui pada beberapa jenis sel dengan
mikroskop cahaya. Struktur ini disebut fibril yaitu dbedakan dari fibers
yaitu istilah untuk struktur seperti benang yang lebih kasar, misalnya
serat otot skelet. Serat-serat tampak dengan mata biasa atau pada
pembesaran rendah, sedangkan fibril hanya dapat dilihat pada mikroskop
cahaya dengan pembesaran yang tinggi. Istilah fibril tergantung pada
mancam jenis sel diman fibril itu terletak misalnya, pada sel otot disebut
miofibril (G. Mys=otot), pada sel-sel saraf yaitu neurofibril (G.
Neuron=saraf) dan pada sel epitel tertentu yaitu tono fibril (G.
Tonos=tegangan), karena diduga ini penting untuk tegangan sel sehingga
bentuk seluler dipertahankan.
Dengan mikroskop elektron tampak bahwa fibril terdiri atas
berkas-berkas elemen seperti benagng yang lebih halus yang disebut
filamen. Saat ini filamen terutama dianggap membentuk sturktur dasar
kontraktilitas. Kontraktilitas adalah sifat dasar protoplasma yang tercakup
dalam fenomena penting seperti fagositosis, pinositosis, dan pergerakan
amuboid. Pada kebanyakan sel filamen terdapat dalam zona ektoplasma
8
yang sempit, dimana filamen berjalan dalam berkas yang sejajar atau
membentuk jala-jala yang padat.
Seperti yang telah disebutkan, sel-sel otot adalah khusus untuk
kontraksi dan berisi sejumlah besar filamen yang disebut miofilamen.
Pada sel-sel otot bercorak, terdapat kedua jenis filamen, jenis pertama
mempunyai diameter sekitar 5nm dan berisi protein aktin, jenis filamen
lainnya lebih tebal sekitar 12nm dan berisi protein miosin. Filamen-
filamen aktin dan miosin tersusun sejajar dan secara relatif dapat bergeser
satu sama lain. Hal ini mengakibatkan pemendekan sel otot.
Fragmen meromiosin berat dapat mengikat ujung tempat spesifik pada
filamen aktin. Karena itu filamen membentuk suatu sudut dengan filamen
aktin dan jika suatu seri tempat ikatan ditempati oleh fragmen
meromiosin berat didapat gambaran sangat khas seperti “ujung panah”.
Filamen sitoplasma yang berisi aktin dapat diidentifikasi melalui
perlakuan sajian dengan suatu larutan meromiosin berat. Dengan cara ini
tampak bahwa mikrofilamen sitoplasma berisi aktin, diekstraksi dari sel-
sel otot dan jenis sel lainnya dan sam dalam sifat-sifat molekulnya.
Selain itu, semua aktin mempunyai kemampuan untuk berpolimerisasi
timbal balik di bawah keadaan yang sesuai dan berinteraksi dengan
miosin. Seperti disebutkan, kontraksi mencakup sejumlah fenomena
dalam sel fagositosis dan pinositosis, pergerakan amuboid, aliran
sitoplasma dan mikrofilamen diduga merupakan dasar elemen dalam
kontraksi jenis ini.
Filamen sedang terdiri atas macam-macam filamen dengan sifat
biokimia dan fungsi yang bervariasi, dan istilah grup utama filamen-
filamen ini bersama-sama berdasar pada diameter filamen, terletak di
tengah-tengah di antara mikrofilamen dan miofilamen. Filamen sedang
yang berbeda jenisnya terdiri atas yang berbeda berat molekul yang
bervariasi yang kurang khas daripada aktin dan misin karena kesulitan
melarutkan filamen sedang dalam bentuk aslinya. Berkas-berkas dibentuk
oleh filamen sedang dengan mikroskop cahaya tampak sebagai fibril
9
dalam sel epitel tertentu, misalnya tonofibril pada sel-sel tertentu, filamen
sedang pada sel otot, neurofilamen pada sel saraf dan filamen glia pada
sel-sel glia. Fungsinya terutama untuk menghasilkan bantuan mekanis
sebagai komponen dari sejenis sitoskleton.
2. Mikrotubulus
Yang disebut mikrotubulus juga terdapat tunggal dalam matriks
sitoplasma semua sel-sel eukariota adalah penemuan yang lebih
belakangan. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa mikrotubulus yang
terdapat tersebar adalah kurang stabil dan menghilang oleh fiksasi selama
pendinginan atau dengan fisatif seperti osmium tetroksida. Mikrotubulus
mempunyai diameter luar sekitar 25 nm dan pada potongan melintang
tampak struktur seperti cincin dengan dinding yang padat
elektrontebalnya sekitar 6 nm dan tengahnya lebih pucat. Dinding
dibentuk dari sub unit globular dengan diameter 4 nm, mungkin tersusun
dalam heliks filamen mentosa dengan sub unit tiap putaran heliks.
Mikrotubulus mungik terdapat dimana-mana namu, mikrotubulus sering
tampak tersebar di atas sentrosom, dimana mikrotubulus itu mungkin
berakhir pada satelit. Satelit merupakan struktur kecil yang padat yan
terdapat yang berkaitan dengan sentriol . Selain itu, mikrotubulus adalah
bagian khas sel-sel saraf, terutama dalam tonjolan panjang seperti benang
yaitu akson dan disebut neurotubulus. Pada kebanyakan sel,
mikrotubulus jumlahnya relatif sedikit pada interfase, tetapi berkaitan
dengan pembelahan sel dibentuk sejumlah besar mikrotubulus yang
menyusun aparatus kumparan. Mikrotubulus sitoplasma aisusun oleh
sub-unit protein yang seragam mikrotubulusnya dari berbagai jenis sel.
Istilah tubulin, yang digunakan untuk protein utama dalam silia dan
flagel, sekarang secara umum digunakan juga untuk mikrotubulus
sitoplasma. Tubulin adalah dimer dengan berat molekul sekitar 110.000.
Seterusnya tubulin dapat dipisahkan menjadi dua monomer dengan berat
molekul sekitar 55.000. Mikroutubulus didapat melalui polimerisasi dari
sejumlah dimer bebas dan diduga bahwa ada keseimbangan dinamis
10
antara tubulus polimerisasi dan tubulus yang tidak berpolimerisasi,
sehingga pergeseran dalam tingkat polimerisasi mengakibatkan hilangnya
atau terbentuknya mikrotubulus.
Dalam kaitan ini, sangat menarik bahwa alkaloid tanaman
colchicine dan vinblastin dapat berikatan pada dimer tubulin, setelah itu
tubulin tidak dapat berpolimerisasi menjadi mikrotubulus. Fungsi
mikrotubulus sitoplasma telah jelas melalui percobaan mempergunakan
colchicine dan vinblastin . Terpisah dari efek pada pembelahan sel,
colchicine dapat mempengaruhi transport aksoplasma, yang merupakan
dasar suatu dugaan bahwa neurotubulus tercakup dalam transport
intraseluler dan untuk pergerakan organel dan inklusi. Akhirnya,
mikrotubulus membantu mempertahankan bentuk sel dan merupakan
bagian sitoskleton.
3. Inklusi Sitoplasma
Inklusi dapat diartikan sebagai komponen-komponen sel yang dapat
disimpan, yang mungkin disintesa oleh sel itu sendiri atau diambil dari
sekitarnya dan sering berada dalam sel hanya untuk sementara. Istilah itu
sekarang terutama digunakan untuk penyimpanan nutrisi dan pigmen-
pigmen tertentu.
a. Penyimpanan Nutrisi
Hanya karbohidrat dan lipid disimpan dalam bentuk inklusi pada sel-
sel hewan, sedangkan protein terdapat dalam sel terikat dalam
struktur protoplasma atau larut dalam matriks. Dari tempat
penyimpanan yang penting ini, asam-asam amino dapat dilepaskan
jika terdapat kekurangan nutrisi.
1. Karbohidrat
Sel-sel hewan menyimpan krbohidrat dalam bentuk glikogen.
Terutama sel-sel hati dan juga sel-sel otot menyimpan glikogen,
tetapi sejumlah kecil glikogen terdapat di dalam sitoplasma
kebanyakan sel-sel. Glikogen tidak terwarna dalam sajian
histologik rutin, oleh karena itu pada sajian yang diwarnai
11
misalnya dengan HE, tampak bentuknya tidak teratur, tampak
ruang kecil yang kosong dalam sitoplasma yang berwarna merah
muda. Namun glikogen dapat diamati dengan reaksi PAS atau
dengan cara Best carmine, keduanya mewarnai glikogen menjadi
merah.
Pada sajian mikroskop elektron yang diberi kontras sitrat
timah, glikogen tampak sebagai partikel-partikel tidak beraturan
yang padat dengan diameter sekitar 15-30 nm. Partikel-partikel
ini mungkin membentuk penimbunan yang lebih besar seperti
bunga mawar terutama dalam sel-sel hati.
2. Lipid
Penyimpanan lipid terutama dalam bentuk trigliserida dalam
sel-sel lemak yang merupakan komponen dasar jaringan lemak.
Namun, sel jenis lainnya juga sering berisi timbunan lipid.
Trigliserida merupakan cadangan energi, tetapi asam lemak dapat
digunakan sebagai tambahan oleh sel untuk sintesa komponen
struktur yang berisi lipid misalnya membran-membran.
Pada sajian histologik rutin, trigliserida terekstraksi oleh pelarut
lipid dan berkaitan dengan tetesan lipid, vakuol kosong bentuknya
bulat tampak dalam sitoplasma. Lemak dapat diamati pada sajian
beku yang difiksasi dengan formalin, yang diwarnai dengan
pewarnaan Sudan. Lemak juga dapat difiksasi dalam osmium,
setelah itu lemak tampak sebagai tetesan bulat berwarna hitam,
ukurannya bervariasi. Pada elektron mikrografi sajian yang
difiksasi dengan osmium, lipid juga tampak sebagai tetesan bulat
dengan bagian dalamnya hitam homogen.
b. Pigmen-Pigmen
Istilah pigmen adalah zat yang mempunyai warna dalam keadaan
alami. Jenis dan jumlah pigmen di dalam suatu jaringan menetukan
warnanya. Pigmen didekan menjadi dua yaitu, pigem eksogen yaitu
pigmen yang diambil oleh organisme dari lingkungannya. Pigmen
12
endogen yaitu pigmen yang dibentuk dalam organisme dari
komponene-komponen yang tidak berpigmen.
a. Pigmen Eksogen
Pigmen eksogen yang terpenting adalah karoten dan debu arang.
1. Karoten (L. Carota=wortel) adalah pigmen tanaman berwarana
kuning dan merah. Karoten dalam wortel terutama kuning,
sedangkan dalam tomat mempunyai warna lebih merah.
Karoten larut dalam lemak dan setelah diambil ke dalam
organisme, karoten ditimbun dalam jaringan lemak, yang
menyebabkan jaringan lemak berwarna kuning. Kulit berwarna
kuning karena penimbunan karoten dalam sel-sel lemak di
dermis dan jaringan subkutan sama seperti dalam lapisan
tanduk kulit. Warna kuning krim dan mentega karena karoten
dari sayuran dalam makanan.
2. Debu arang, masuk ke dalam organisme melalui udar inspirasi
dan selanjtnya diambil oleh sel fagosit dalam alveoli paru. Dari
alveoli, debu arang dibawa oleh limf. Akibatnya paru dan
nodus limfatikus yang berkaitan menjadi berpigmen lebih
gelap dengan bertambahnya usia.
b. Pigmen Endogen
Pigmen endogen yang terpenting adalah Hemoglobin, dan
Lipofusin.
1. Hemoglobin adalah pigmen yang berisi besi dari sel-sel darah
merah, yang berperan untuk mengangkut oksigen. Lama
hidup sel darah merah biasanya sekitar 120 hari. Setelah itu,
sel-sel ini difagosit oleh sel-sel tertentu dalam hati, limpa dan
sumsum tulang belakang. Dalam sel-sel ini, hemoglobin
dipecahkan menjadi pigmen hemosiderin dan bilirubin.
a. Pigmen hemosiderin, warnanya coklat kunig dan terdapat
sebagai granula sitoplasma dalam sel-sel fagosit.
13
Hemosiderin dapat diamati secara histokimia dengan
reaksi pewarna untuk besi.
b. Bilirubin, adalah pigmen kuning kemerahan yang setelah
pembentukannya dalam sel-sel fagositik dengan cepat
dilepaskan dari sel fagosit, karena itu secara biasa tidak
ditemukan sebagai suatu inklusi pigmen. Pigmen ini
disekresi oleh sel-sel hati ke dalam empedu.
2. Lipofusin. Pigmen ini berwaran coklat keemasan dan terdapat
sebagai kelompokkan kecil dalam berbagai sel, tetapi pigmen
ini paling sering tampak di sel-sel otot jantung, sel-sel saraf,
dan sel-sel hati. Lipofusin dapat berfluoresensi dengan
membentuk waran coklat keemasan dengan cahaya
ultraviolet dan terwarna sedang dengan pewarna lemak.
Jumlah lipofusin dalam sel-sel meningkat dengan
bertambahnya usia dan pigemen dianggap sebagai hasil akhir
dari aktivitas lisosom. Sel tidak dapat menyikngkirkannya
melalui eksositosis, karena itu pigmen tertimbun dengan
bertambanhay umur dalam bentuk badan residu.
14
BAB III
KESIMPULAN
Dari mater sitoplasma ini, dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang terletak antara membran plasma dan
nukleus.
2. Organel sel yang terdapat dalam sitoplasma terdiri dari, mitokondria, plastida,
vakuola, ribosom, Retikulum Endoplasma, badan golgi, lisosom, sentrosom
(sentriol), peroksisom, mikrotubulus, mikrofilamem.
3. Salah satu fungsi sitoplasma yaitu sebagai sumber bahan kimia penting bagi
sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlarut, ion-ion,
gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, nukleotida,
molekul besar seperti protein, dan RNA yang membentuk koloid.
4. Sifat-sifat sitoplasma antara lain, efek tyndal, gerak brown, gerak siklosis,
memiliki tegangan.
5. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%,
dan nitrogen 3% yang tersusun dalam senyawa organik dan anorganik.
Unsur-unsur lain adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K 0,11%;
Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam
jumlah yang sangat kecil.
15
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Arwin dan Tri Jalmo. 2002. Biologi Umum. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Cormack, David H. 1994. HAM Histologi Jilid I Edisi Kesembilan. Jakatra: Binarupa Aksara.
Geneser, Fin.1994. Buku Teks Histologi. Jakarta: Binarupa Aksara.Kimbal, John W.1983. Biologi Jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.Kusuma, Chandra. 1996. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: Fajar Mulya.Risqi, Ardian.2010.http://www.ardianrisqi.com/2010/08/struktur-sitoplasma.html.
16
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah
memberikan segalanya kepada seluruh umat manusia.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah, semoga
dengan adanya makalah ini kami menjadi lebih mengerti serta dapat memahami
materi ini dan bisa mengamalkannya dalam kehidupan hari ini dan esok.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
maupun sistematika. Oleh karena itu, kami berterima kasih jika ada kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat didalam upaya pengerjaan
tugas sehingga akan meringankan dan menambah refrensi mahasiswa untuk
mengerjakan tugas.
Kendari, Oktober 2013
Penyusun
17ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Permasalahan ...................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Sitoplasma ............................................................................. 3
B. Pengertian Sitoplasma......................................................................... 4
C. Organel Sel Sitoplasma....................................................................... 4
D. Fungsi Sitoplasma .............................................................................. 6
E. Komponen Utama Penyusun Sitoplasma ........................................... 6
F. Sifat-Sifat Sitoplasma ......................................................................... 7
G. Matriks Sitoplasma ............................................................................. 7
H. Struktur-Struktur dalam Matriks Sitoplasma ..................................... 8
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan .........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
18iii
MAKALAH
BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
OLEH :
ASRYATINP00324013002
1A
POLTEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
KENDARI
2013
19