makalah sim

23
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak USAHA RUMAHAN yang ingin membangun sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi usaha rumahan yang secara keseluruhan kurang wajar, rencana organisasi usaha rumahan secara keseluruhan belum memadai, personil sistem yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat. Sebelum membahas konsep sistem Informasi Manajemen lebih lanjut, berikut ini akan diberikan definisi ringkas dan formal dari sistem Informasi Manajemen yaitu: “serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer”. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah penyusun uraikan di atas, dapat dirumiskan persoalan sebagai berikut : 1. Apa Maksud dari Usaha Rumahan? 2. Apa Yang Dimaksud Dengan SIM Manufaktur ? 3. Apa itu Ranginang ? 4. Bagaimana SIM Yang dipake dalam Usaha Ranginang ? Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 1 Iseu Anggraeni

Upload: iseu-anggraeni

Post on 29-Jun-2015

356 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah sim

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak USAHA RUMAHAN yang ingin membangun sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan

telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya

antara lain ialah: struktur organisasi usaha rumahan yang secara keseluruhan kurang wajar, rencana

organisasi usaha rumahan secara keseluruhan belum memadai, personil sistem yang tidak memadai,

dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para

manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi

seluruh personil yang terlibat.

Sebelum membahas konsep sistem Informasi Manajemen lebih lanjut, berikut ini akan diberikan

definisi ringkas dan formal dari sistem Informasi Manajemen yaitu: “serangkaian sub-sistem

informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan

data sehingga menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai

dengan gaya dan sifat manajer”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penyusun uraikan di atas, dapat dirumiskan persoalan sebagai

berikut :

1. Apa Maksud dari Usaha Rumahan?

2. Apa Yang Dimaksud Dengan SIM Manufaktur ?

3. Apa itu Ranginang ?

4. Bagaimana SIM Yang dipake dalam Usaha Ranginang ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dri rumudan masalah di atas adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari Usaha Rumahan

2. Mengetahui maksud dari SIM manufaktur

3. Mengetahui apa yang dinamakan Ranginang

4. Mengetahui SIM yang dipake dalan Usaha ranginang Tersebut

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 1Iseu Anggraeni

Page 2: makalah sim

D. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami makalah ini, penyusun menyajikan sistematika

pembahasan sebagai berikut :

BAB I : Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, sistematika pembahasan dan

metode penulisan.

BAB II : Berisi tentang pembahasan Sistem Informasi Manajemen

BAB III : Berisi tentang pengambilan keputusan dengan SIM

BAB IV : Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

E. Metode Penulisan

Dalam makalah ini penulis menggunakan beberapa metode penulisan yaitu :

Metode deduktif : Suatu metode penulisan dengan menempatkan pokok atau inti maslah di awal

dan dijelaksan oleh beberapa kalimat penjelas.

Metode induktif : Suatu metode penulisan dengan menempatkan pokok atau inti masalah di

akhir paragraf dimana telah didahului kalimat penjelas.

Metode komparatif : Suatu metode yang membandingkan dari buku yang satu dengan buku yang

lain untuk mencari keserasian.

Demikian metode penulisan yang mencakup isi dari permasalahan di atas.

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 2Iseu Anggraeni

Page 3: makalah sim

BAB IIUSAHA RUMAHAN

A. Pengertian Usaha Rumahan

Usaha rumahan merupakan usaha yang dilakukan di rumah sendiri. Skala usaha kecil atau mikro

yang tentu saja biasanya dikelola perorangan atau keluarga. Usaha kecil rumah menjadi solusi tepat

bagi beberapa orang. Usaha ini sangat banyak sekali macamnya. Yang paling mudah dilakukan

adalah membuka usaha rumahan snack dan kue dari dapur.

Di tengah perkembangan dunia bisnis yang kian berkembang pesat, usaha rumahan atau usaha

yang dijalankan dari rumah tetap bisa menjadi pilihan untuk menghasilkan rupiah. Bukan saja,

membutuhkan modal yang tak terlalu besar, usaha rumahan tetap berpeluang berkembang menjadi

lebih besar. Usaha makanan boleh dibilang tidak ada matinya. Selama manusia hidup, selama itu

pula membutuhkan makanan. Apalagi dengan jumlah jutaan penduduk Indonesia, merupakan pasar

besar dan tak ada habisnya. Tentu peluang ini menjadi bidikan cerdas bagi para pengusaha

makanan.

Namun, di era krisis, ketika keadaan keuangan semakin menipis, mengembangkan usaha

diperlukan cara yang praktis. Usaha makanan populer ala rumahan sebagai satu alternatif tepat bagi

Anda yang memiliki modal terbatas. Arti dari usaha rumahan di sini adalah melakukan aktivitas

usaha makanan dari rumah sendiri, dari dapur terlebih dahulu. Otomatis dengan skala yang tidak

besar.

B. Keunggulan Usaha Rumahan

Keunggulan membuka usaha rumahan, di samping secara manajerial bisa dikendalikan langsung,

modal kecil, mudah dilakukan, juga risiko kerugian yang rendah. Bagi pemilik modal terbatas,

memilih usaha makanan di rumah adalah solusi yang paling tepat. Apalagi jenis makanan populer

yang sudah dikenal. Dengan begitu makanan yang dijual cepat laku.

Usaha rumahan sangat mudah dilakukan oleh siapa pun, sehingga pelaku usaha ini sangat

banyak dan beragam. Sebagaimana usaha makanan dan minuman yang mudah dibuat dan ditiru

oleh siapa pun, maka diperlukan kiat khusus agar tidak terjebak pada persaingan yang keras.

C. Permasalahan Usaha Rumahan

Permasalahan yang umum terjadi pada sentra produk makanan, khususnya Usaha rumahan :

1. Dari Sisi Produksi

a. Usaha dengan kapasitas terbatas

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 3Iseu Anggraeni

Page 4: makalah sim

b. Kualitas belum memenuhi cara pembuatan makanan olahan yang baik sesuai standar

kesehatan (dilihat dari metode kerja, bahan pewarna makanan, cara penanganan bahan dan

cara pengolahan serta penyimpanan)

c. Belum dapat mempertahankan kontinyuitas dalam berproduksi karena erat kaitannya

dengan kondisi pasar produk

d. Masih terbatasnya permodalan

e. Peralatan pendukung terbatas

f. Pengetahuan kreativitas olahan produk belum dikembangkan lebih jauh (terbatas pada

keterampilan satu atau dua model produk saja dari jenis bahan yang sama)

g. Orientasi pasar belum sepenuhnya dipahami karena keterbatasan akses informasi

h. Manajemen usaha dan sistem keadministrasian perlu pengembangan dan pembenahan

lebih lanjut

2. Dari Sisi Pemasaran

a. Informasi pasar belum memadai

b. Penetapan skala ekonomi produk masih kurang diperhatikan karena alasan permodalan

c. Penyajian produk belum memadai, baik dari segi bentuk, ukuran, warna, kemasan, rasa dan

aroma. Padahal ini merupakan faktor penting dalam memperluas jangkauan pasar dan

meminimalkan kemungkinan ketidak lakuan produk di pasaran (karena adanya diversifikasi

produk).

d. Motivasi, inovasi dan kreativitas dalam memperluas jangkauan pasar masih perlu

dikembangkan

e. Keterkaitan dengan media penyampai informasi pasar masih terbatas (misal : jalinan

penyampaian informasi produk melalui koran, radio, televisi dan media massa serta media

promosi lainnya)

f. Lemahnya dukungan usaha yang lebih besar dan usaha yang masuk dalam rantai produksi

terhadap usaha / industri rumahan ini.

10 Alternatif solusi yang mungkin dapat dilakukan dalam jangka panjang, antara lain :

1. Membentuk jalinan kemitraan diantara pelaku usaha (berbagi pengetahuan dan keterampilan,

tukar dan insentif atas hak rahasia dagang atau temuan)

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam manajemen usaha, produksi dan

pemasaran

3. Membentuk asosiasi usaha untuk bergabung dalam jaringan pemasaran bersama

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 4Iseu Anggraeni

Page 5: makalah sim

4. Melakukan ekspose / promosi melalui pameran atau gelar produk pada berbagai kesempatan

5. Bila memungkinkan menyampaikan informasi produk melalui iklan di media massa

6. Melakukan pendekatan kelembagaan dengan media informasi (media massa) dalam menunjang

pemasaran produk

7. Diversifikasi produk olahan pangan sehingga dihasilkan berbagai jenis / macam makanan.

8. Memberikan tampilan produk yang lebih baik melalui kemasan dan cara penyajian yang menarik

selera konsumen.

9. Mendaftarkan produk ke lembaga standarisasi/registrasi produk sehingga memberikan jaminan

atas kualitas produk yang dihasilkan.

10. Mengadakan forum diskusi dan konsultasi mengenai aspek manajemen usaha dan pemasaran

produk dengan BDS/LPB, Dinas instansi terkait (Koperasi, perindustrian dan perdagangan,

lembaga keuangan), perguruan tinggi dan lembaga riset & pengembangan lainnya.

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 5Iseu Anggraeni

Page 6: makalah sim

SUBSISTEM INPUTSUBSISTEM OUTPUT

SUMBER INTERN

PEMAKAI

SUMBER LINGKUNGAN

DATA INFORMASI

SISTEMINFORMASIAKUNTANSI

SUBSISTEMREKAYASAINDUSTRI

SUBSISTEMINTELIJEN

MANUFAKTUR

DATABASE

SUBSISTEMPRODUKSI

SUBSISTEMKUALITAS

SUBSISTEMPERSEDIAAN

SUBSISTEMBIAYA

BAB IIISISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada sebuah prosedur input,proses, output.

Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi melalui sebuah

proses sistem manajemen yang biasa disebut Database Management System (DBMS). Data mudah

untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk dicari. Proses mengubah data menjadi informasi perlu

melalui sebuah sistem yang memiliki kompleksitas yang tinggi. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

menjadi perangkat Utama pencetak informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan

perusahan. Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya.

Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan,keputusan, bahkan

peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan.

Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen

(SIM) secara keseluruhan. SIM lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah

lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan

semua proses yang terjadi.

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 6Iseu Anggraeni

Page 7: makalah sim

A. Input

Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses

pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM),

material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi,

spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment)

yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal

adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini

biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

B. Proses

Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database Management

System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin

akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai.

Kegiatan yang terjadi didalam manajemen data:

1. Pengumpulan (pendokumentasian) data

2. Pengujian data,agar tidak terjadi inkonsistensi data

3. Pemeliharaan data,untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data

4. Keamanan data,untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.

5. Pengambilan data,bisa dalam bentuk laporan,untuk memudahkan pengolahan data yang lain.

C. Output

Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan

beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu

persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi

di dalamnya.

1. Persediaan

Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan baik yang

disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya

holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem

persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory).

Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua proses ini

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 7Iseu Anggraeni

Page 8: makalah sim

sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan. Dalam proses

pembelian, pihak manajemen informasi perlu mendokumentasi proses pemilihan pemasok

hingga kedatangan material dari pemasok untuk kemudian diproses di dalam lantai produksi.

Proses pembelian perlu diperhitungkan dengan mempertimbangkan korelasi antara pembelian

dan penyimpanan. Apabila jumlah penyimpanan kecil, maka frekuensi pembelian diperkirakan

semakin banyak (dengan kuantitas produk yang sedikit) dan biaya semakin besar,. Namun

apabila jumlah penyimpanan besar, maka frekuensi pembelian sedikit (dengan kuantitas produk

yang banyak) dan biaya dapat ditekan, tapi biaya penyimpanan juga bertambah.

2. Produksi

Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah informasi untuk

mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya. Definisi dari subsistem produksi

adalah segala hal yang bersangkut paut dengan proses yang terjadi di setiap stasiun kerja

ataupun departemen. Informasi yang perlu untuk user adalah penjadwalan produksi

(scheduling) dan transaksi (transaction) antar stasiun kerja. Penjadualan produksi perlu

memperhitungkan data demand dan kapasitas produksi. Data ini biasanya diambil dari pihak

marketing yang mengetahui peramalan pasar mendatang, sehingga produk tidak terlalu banyak

ataupun terlalu disedikit diproduksi. Selain berhubungan dengan pihak marketing, penjadualan

produksi berhubungan dengan pihak Human Resource dalam hal jumlah karyawan yang

bekerja, kualifikasi karyawan, shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi

baik, maka hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja menentukan

penjadualan produksi.

Bill of Material (BOM) berhubungan sekali dengan penjadualan produksi. Hubungan erat

antara penjadualan dan persediaan dapat direlasikan melalui BOM. Tingkat persediaan akan

mempengaruhi jadual produksi, sehingga BOM setiap produk perlu dirinci agar tidak terjadi

keterlambatan produksi. Keterlambatan komponen setiap produk dapat dilihat dari hasil

pengolahan data, sehingga setiap kesalahan dapat diperbaiki untuk periode penjadualan

berikutnya. Keterkaitan antar stasiun kerja perlu didukung oleh sistem yang baik. Just In Time

(JIT) yang dipublikasikan oleh Jepang, menjadi sistem yang cukup terkenal di perusahaan besar

karena adanya proses informasi yang akan mengurangi keterlambatan pengiriman produk ke

stasiun kerja berikutnya (sistem kanban). Dalam SIM pun perlu didokumentasikan setiap proses

transaksi (arus ambil, terima, retur antar stasiun kerja) yang terjadi untuk menjaga kemungkinan

terjadi kesalahan pengiriman, kerusakan pada waktu pengiriman, dll. Proses transaksi pun perlu

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 8Iseu Anggraeni

Page 9: makalah sim

mengatur sistem dokumentasi penyimpanan WIP dan barang jadi yang akan diproses lebih

lanjut agar produk tersebut terhindar dari kerusakan maupun hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Kualitas

Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal berhubungan dengan

kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal lain yang

bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses

perawatan. Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process

Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun

material. Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga

proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan. Proses perawatan termasuk

dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di lantai produksi adalah karena

masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan dengan umur ekonomis mesin,

sekaligus berhubungan dengan lamanya perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses

perawatan akan sangat mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu banyak

preemption (penghentian proses) dalam setiap stasiun kerja. Proses produksi yang terjadi di

setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar nantinya dapat menjadi informasi, stasiun kerja

mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk saat ini. Penentuan ini dapat dilakukan

dengan pencatatan produk cacat yang terjadi di setiap stasiun kerja.

Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen memiliki

standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi, dan spesifikasi tersebut menjadi

tolok ukur kualitas sebuah produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang dihasilkan dapat

menjadi tolok ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat ini. Informasi mengenai

spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran strategis untuk kebijakan

perusahaan di masa mendatang.

D. Biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur

secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah

sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Bagan sistem

informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan komponen yang melingkupi

keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga termasuk dalam setiap komponen subsistem

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 9Iseu Anggraeni

Page 10: makalah sim

tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya

yang besar dan sekaligus ada biayayang dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari

sistem yang ada.

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 10Iseu Anggraeni

Page 11: makalah sim

BAB IVRANGINANG

A. Bahan Baku

Bahan baku ranginang adalah beras ketan. Pada umumnya digunakan beras ketan putih, tetapi

beras ketan hitam-pun juga bisa dibuat ranginang. Beras ketan dan beras biasa (non ketan) berbeda

kandungan amylosa dan amylopektinnya. Amylosa berantai lurus dengan ikatan 1-4 alfa-glikosidik,

sedangkan amylopektin berantai cabang dengan ikatan 1-4 alfa dan 1-6 beta glikosidik pada

percabangannya dengan panjang rantai 20 – 26 satuan glukosa.

Berdasarkan kandungan amilosanya ada 4 macam jenis beras, yaitu beras dengan amilosa tinggi

(lebih dari 25 % bk.), beras dengan amilosa sedang (20-25 % bk.) , beras dengan amilosa rendah (9-

20 % bk.), dan beras dengan amilosa sangat rendah (0-2 % bk). Beras ketan mengandung amilosa

sangat rendah (0-2 %), dengan kata lain lebih banyak mengandung amylopektin (sampai 98 %).

Sebaliknya beras non ketan (beras biasa) lebih banyak mengandung amylosa (lebih dari 25 %).

Perbedaan kandungan ini menyebabkan struktur gel yang terbentuk berbeda antara beras ketan

dengan beras biasa (non ketan). Struktur kimia amylopektin yang bercabang, menyebakan struktur

gel yang terbentuk lebih komplek dan lebih kuat daripada amylosa. Sifat ini dapat dilihat dari luar

bahwa beras ketan lebih lengket daripada beras non-ketan, sehingga pada pembuatan ranginang

teksturnya lebih kompak. Kandungan amilosa yang rendah pada beras ketan cenderung

menghasilkan tekstur produk akhir yang renyah, rapuh dan mudah hancur. Oleh karenanya

penanganan ranginang goreng harus ekstra hati-hati. Sifat-sifat inilah yang menjelaskan kenapa

dipilih beras ketan sebagai bahan dasar ranginang. Selain sebagai ranginang, beras ketan biasa juga

dimanfaatkan sebagai bahan dasar aneka makanan ringan, seperti wajik, jenang, dodol, krasikan,

klepon, dan wingko.

Gula dalam teknologi pangan berfungsi sebagai pemanis dan sekaligus sebagai pengawet bila

konsentrasinya cukup tinggi. Namun perlu diwaspasdai bahwa pemanasan pada suhu tinggi (160 –

186oC) bisa terjadi karamelisasi yang mengakibatkan warna coklat atau gosong.

Garam dapur (NaCl) bersama-sama dengan bumbu lainnya, dalam teknologi pangan berfungsi

sebagai bumbu untuk mendapatkan citarasa tertentu (asin, gurih). Selain itu, garam juga mampu

menurunkan rasa manis dan suhu karamelisasi sehingga tidak cepat gosong. Dalam pembuatan

ranginang “LESTARI”, gula yang ditambahkan sekitar 10 % , garam, bawang putih dan kemiri masing-

masing 2 % .

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 11Iseu Anggraeni

Page 12: makalah sim

B. Proses Pembuatan Ranginang

Pada proses pembuatan ranginang, mula-mula beras ketan putih direndam selama sekitar 12-14

jam, kemudian ditiriskan, lalu dikukus selama sekitar 40 menit. Perendaman bertujuan untuk

memberikan kesempatan penetrasi air kedalam biji beras, sehingga membantu proses pemasakan

biji beras selama pengukusan. Perendaman yang kurang waktu apalagi tidak dilakukan perendaman,

menyebabkan pemasakan hanya di lapisan luar biji beras ketan saja, sehingga tidak mampu

menghasilkan ranginang dengan baik (antar butiran beras ketan tidak kompak). Setelah dikukus,

beras ketan yang masih dalam keadaan panas dicampur dengan bumbu (kemiri, bawang, garam,

atau gula), kemudian beras ketan dicetak (tipis, bulat dengan diameter sekitar 5 cm), lalu dijemur.

Penjemuran ranginang membutuhkan waktu 2 hari pada keadaan terik matahari atau sekitar 5 hari

bila keadaan tidak menentu. Setelah dijemur, ranginang siap digoreng, kemudian dikemas dan

dipasarkan. Penggorengan ranginang dilakukan dengan sistem deep frying (bahan digoreng dalam

minyak yang cukup banyak, sehingga bahan tercelup didalamnya). Penggorengan dilakukan pada

suhu tinggi sekitar 170oC sehingga menghasilkan ranginang yang renyah.

Meskipun kelihatannya sederhana, namun sebetulnya ada banyak hal yang bisa diungkapkan

secara ilmiah dari proses pembuatan ranginang tersebut, diantaranya adalah optimasi lama

perendaman dan pengaruhnya terhadap sifat ranginang yang dihasilkan ; pengaruh jenis beras ketan

terhadap sifat ranginang yang dihasilkan ; pengaruh kadar air ranginang kering terhadap tingkat

pengembangan ranginang goreng, dan sebagainya.

C. Macam-macam Ranginang

1. Ranginang Terasi

2. Ranginang Hitam

3. Ranginang Putih

4. Ranginang Manis

5. Ranginang ebi

6. Ranginang Keju

7. Ranginang Pedas

8. Ranginang Enul

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 12Iseu Anggraeni

Page 13: makalah sim

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 13Iseu Anggraeni

Page 14: makalah sim

BAB VSIM DALAM USAHA RANGINANG

Porter (1985) mengemukakan beberapa elemen penting dalam kegiatan usaha yang perlu

diperhatikan yang dinamakan dengan rantai nilai (value chain) yaitu :

A. PendukungLogistik

B. Manajemenproduksi

C. Sistem Distribusi Pemasaran

D. Pelayanan pada Pelanggan

Pendukung logistik (supplier) utama kami adalah penyedia bahan baku utama yaitu beras ketan yang

ketersediaannya sangat dipengaruhi iklim cuaca dan sangat berpengaruh pada harga.

Manajemen produksi yang ada dalam perusahaan ranginang masihlah sangat sangat sederhana

karena belum memakai teknologi ,semuanya dikerjakan secara manual.

Sedangkan sistem distribusi yang dijalankan selama ini dapat dibagi menajdi 3 macam yaitu :

1. Melalui agen besar, pengiriman diatas 800 kg

2. Melalui agen kecil seperti toko-toko makanan ringan , pengiriman dibawah 100 kg

3. Langsung kekonsumen ,pembelian antara 1-20 kg

Barang yang diproduksi dan dipasarkan tidak akan bertahan lama untuk tetap diminati oleh pemakai

apabila aspek pelayanan kepada pelanggan (service & maintenance) diabaikan.

Melihat keterkaitan diantara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari rantai nilai kegiatan

usaha tersebut, dapatlah dipahami bahwa kebanyakan perusahaan-perusahaan yang bertaraf

internasional berhasil dalam menjalankan usahanya karena mereka mampu menjalankan seluruh

variabel yang ada pada rantai nilai tersebut.

Kondisi ini berbeda dengan yang dialami usaha rumahan seperti kami dimana masih banyak

diantara usaha rumahan seperti belum dapat memadukan semua variabel rantai nilai menjadi satu

kesatuan yang utuh dan terintegrasi sehingga menciptakan suatu usaha yang kuat.

Beberapa faktor penghambat usaha yang dialami industri rumahan ranginang

1. Inovasi dalam pengelolaan usaha masing terbatas, padahal salah satu modal dasardalam kegiatan

usaha adalah perlunya kreativitas

2. Motivasi dalam kaitannya dengan pengembangan usaha masih belum jelas dan orientasinya masih

tertuju pada tujuan jangka pendek.

3. Keterbatasan dalam pengusahaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 14Iseu Anggraeni

Page 15: makalah sim

Transaksi

Agen Besar

Semi Agen

Pelanggan Langsng

Faktur

Bagian Keuangan

Owner

Bagian Pencetakan

Bagian Pematangan

Ruang Produksi

Ruang persediaan

Gudang

Macam-macam Produk

Bagian Packaging

Bagian Pengeringan

Pemasok

Ruang persediaan

Bahan Baku

4. Iklim berwirausaha belum kondusif terutama yang menyangkut kebijakan pemerintah, sistem

pendidikan dan lingkungan dunia usaha pada umumnya.

5. Kegiatan wirausaha yang ditangani lebih banyak tertumpu pada satu kegiatan tertentu saja dan

sifatnya rutin. Sedangkan menurut konsep rantai nilai kegiatan usaha, sebenarnya banyak peluang

usaha dapat diciptakan dengan tidak hanya tertumpu pada bidang produksi saja.

6. Belum tersedianya sistem informasi pasar produk yang baik, sehingga penjual danpembeli seringkali

menemui kesulitan dalam memenuhi keinginannya. Kalaupun ada diperlukan upaya dan biaya

(ekonomi biaya tinggi). Sebagai contoh cara pengemasan yang baik dan benar,tingginya biaya

pembuatan kode barcode,informasi yang meny,angkut bagaimana mengurus perijinan suatu

usaha,cara membayar pajak, prosedur ekspor barang, dsb.

Diagram Sistem Informasi Manajemen Usaha Ranginang

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 15Iseu Anggraeni

Page 16: makalah sim

BAB VIPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha rumahan ranginang merupakan salah

satu home industry yang bias diandalakan untuk mengahasilkan rupiah.

Belum tersedianya Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang menjadi perangkat Utama pencetak

informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan berpengaruh terhadap

penentuan kebijakan,keputusan . bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun

perkembangan perusahaan.

Hal-hal yang harus segera diperbaiki dalam usaha rumahan khususnya ranginang adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan

2. Menggunakan teknologi yang tepat dalam proses produksi

3. Menggunakan system computer dalam mengolah data

4. Mengembangkan pasar secara optimal

5. Penerapan Sistem Informasi managemen Secara menyeluruh yang meliputi system pemrosesan

transaksi, Sistem distribusi, system sumberdaya dan system

B. Kritik dan Saran

Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan demi kesempurnaan makalah ini.

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 16Iseu Anggraeni

Page 17: makalah sim

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Sistem Informasi Manajemen Dalam Usaha Ranginang 17Iseu Anggraeni