makalah seminar kerja praktik gateway station...
TRANSCRIPT
Makalah Seminar Kerja Praktik
GATEWAY STATION CONTROLLER (GSC)
PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT
PT PASIFIK SATELIT NUSANTARA (PSN) BEKASI
Oleh: Shulchul Chabib Achmad (L2F007073)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstrak
GSC (Gateway Station Controller) adalah sebuah komponen dari ACeS (Asia Cellular Satellite) Gateway
yang terletak antara MSC dan TCE. GSC ekivalen dengan BSC pada sistem GSM. GSC secara fisik terdiri dari Tiga
buah rak (Kabinet Host, Kabinet distribusi, Kabinet subsistem switching) dan sebuah Operation & Maintenance
Center – Radio (OMC-R). Fungsi GSC secara umum adalah untuk pengelolaan koneksi (MSC, NCC, TCE
Interface), pengelolaan sumber radio, mendukung pengelolaan elemen TCE dan GSC (OMC-R Interface), serta
menyediakan cadangan operasional.
Pada GSC, terdapat dua Kabinet Host yang bekerja secara redundant. Kedua host saling berkomunikasi
khususnya untuk mendukung protokol dalam melakukan switch over dan mendukung one way data sinkronisasi
antara kedua prosesor, dari sisi aktif ke sisi standby. Kabinet Distribusi menyediakan sarana dimana berbagai
bagian dari sistem ACeS melakukan komunikasi, yaitu Switch Hub Ethernet, OMC-R Ethernet Hub, TCE Ethernet
Hubs, Channel bank, Patch panel SS7.Perangkat lunak OMC-R (Operation & Maintenance Center-Radio)
digunakan untuk konfigurasi sistem GSC, melakukan deteksi kesalahan, dan menyediakan kontrol akses untuk
antarmuka eksternal.
Kata kunci : GSC, gateway, Abis-interface, A-interface. OMC-R
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini, Teknologi Informasi dan
Telekomunikasi mengalami perkembangan yang
sangat cepat. Berbagai metode untuk
mempebaharui kinerja sistem telekomunikasi
terus dilakukan, khususnya komunikasi nirkabel
yang bersifat mobile. Hal ini dikarenakan
kebutuhan manusia dalam melakukan
komunikasi jarak jauh semakin meningkat tajam.
Teknologi komunikasi bergerak ditinjau dari
teknik transmisi gelombang mikro terdiri atas
Komunikasi Terrestrial dan Komunikasi Satelit.
Dalam Komunikasi Satelit (pada Kerja Praktik
ini yaitu Asia Cellular Satellite), gelombang
mikro ditransmisikan dengan menggunakan
satelit, yang mana gelombang mikro tersebut
dipancarkan ke bumi (dalam hal ini Asia
Pasifik). Daerah pancaran satelit ini dibagi
menjadi 140 Spot Beam. Setiap Spot Beam itu
hampir dapat dianalogikan sebagai daerah
cakupan dari satu BTS dalam konsep
Komunikasi Terrestrial (misal GSM). Sedangkan
pada sistem Komunikasi Terrestrial, gelombang
mikro ditransmisikan dengan menggunakan
stasiun yang dibangun di bumi.
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) adalah
perusahaan telekomunikasi satelit swasta yang
pertama di Indonesia dan pelopor penyedia
layanan telekomunikasi satelit di Asia yang
lengkap, termasuk telepon tetap dan layanan
mobile. Sistem telekomunikasi satelit di PT
Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Bekasi ini
banyak didukung oleh sistem teknologi mutakhir,
seperti satelit Garuda 1 yang memiliki 2 L-band
antena dengan diameter 12 m dan cakupan area
Asia Pasifik dengan 140 spotbeam.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan kerja praktik ini adalah:
1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja
industri komunikasi satelit di PT Pasifik
Satelit Nusantara (PSN) Bekasi.
2. Mengetahui sistem telekomunikasi satelit
pada bagian gateway.
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang
GSC (Gateway Station Controller).
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini,
pembahasan hanya dibatasi pada masalah sistem
telekomunikasi satelit pada bagian gateway,
khususnya pada pembahasan tentang GSC
(Gateway Station Controller) dan tidak
membahas sistem pengaturan satelit.
II. SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT
ACeS
2.1 Sistem ACeS (Asia Cellular Satellite)
2.1.1. Arsitektur ACeS
Sistem ACeS memiliki arsitektur
pengiriman informasi seperti pada gambar 1
berikut :
Gambar 1 Sistem Arsitektur ACeS
Sistem ACes memiliki peran penting
dalam kehidupan manusia, salah satu aplikasi
ACeS dalam kehidupan dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2 Aplikasi Sistem ACeS
2.1.2 Garuda Spacecraft
Pada system ACeS, satelit yang digunakan
adalah “Garuda Spacecraft” seperti tampak pada
gambar 3 berikut:
Gambar 3 Garuda Spacecraft
Tiap bagian dari Garuda Spacecraft
memiliki fungsinya masing-masing. Untuk nama
dari tiap-tiap bagian Garuda Spacecraft dapat
dilihat pada gambar 3.4 berikut :
Gambar 4 Penampang Garuda Spacecraft
Secara detail penampang dari garuda
Spacecraft tampak pada gambar 5:
Gambar 5 Bagian-bagian Garuda Spacecraft
Satelit yang digunakan dalam Sistem ACes
adalah Satelit Garuda. Berdasarkan gambar di
atas dapat diketahui bagian Satelit Garuda
adalah:
1. Dua antenna L-band berdiameter 12m untuk
komunikasi dengan UT, daerah cakupan
Asia-pasifik dengan 140 spotbeam.
2. Antenna C-band berdiameter 3 meter untuk
komunikasi dengan Gateway & NCC
3. Umur satelit : 12 tahun. Untuk 3.7 tahun
pertama satelit berada pada orbit “inclined”.
4. Massa ± 2700 kg, dry mass.
5. Sumber daya listrik :
Solar array, mengubah tenaga sinar matahari
menjadi listrik. Dan baterai, digunakan pada
saat solar array tidak terkena sinar matahari.
2.1.3 Orbit Satelit
Orbit satelit Garuda Spacecraft dapat
dilihat pada gambar 6 berikut :
Gambar 6 Orbit Satelit
Satelit Garuda yang digunakan pada Sistem
ACeS mengorbit secara geo-stasioner di 1230
BT. Satelit ini memiliki kecenderungan 30 di
awal/beginning of life (BOL) dan 00 di akhir/end
of life (EOL). Serta penjagaan stasiun Satelit agar
tetap ±0.050 setelah ke titik 0.
2.1.4 Jangkauan Satelit
Satelit Garuda L band mempunyai
daerah jangkauan Asia Pasifik. Gambar ilustrasi
Spotbeams satelit dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 7 Garuda L Band Spotbeams
2.2 Network Control Center (NCC)
2.2.1 Arsitektur Network Control Center
(NCC) Network Control Center (NCC) milik
ACeS (Asia Cellular Satellite) terletak di Pulau
Batam Indonesia. Adapun arsitektur dari NCC
dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 8 Arsitektur Network Control Center
2.2.2 Fungsi Network Control Center (NCC)
NCC memiliki beberapa fungsi dalam
komunikasi satelit, yaitu:
1. Mengatur pembagian resource antara
Gateway (frekuensi & waktu)
2. Mengatur & memonitor kerja tiap Gateway :
a. Mengatur konfigurasi umum tiap Gateway
berdasarkan jatah resource-nya.
b. Memonitor dan memastikan tiap Gateway
melakukan fungsinya sesuai dengan
konfigurasi umum masing-masing.
c. Memiliki kemampuan untuk
mematikan/shut-down antenna pemancar
Gateway jika Gateway tsb bekerja tidak
sesuai aturan
d. Menangani set-up setiap panggilan.
e. Memilih Gateway mana yang menangani
tiap panggilan keluar.
f. Mengirim sinyal panggilan untuk UT
melalui satelit jika ada panggilan masuk
sesuai permintaan Gateway.
g. Mencatat pemakaian airtime satelit untuk
tiap Gateway sehingga dapat dihasilkan
(wholesale) tagihan ke masing-masing
Gateway.
2.3 Gateway
Secara umum, peranan gateway dalam sistem
telekomunikasi ACeS adalah sebagai berikut:
Sebagai titik interkoneksi dengan jaringan
telekomunikasi teresterial (PSTN/PLMN) di
negara masing-masing.
Memproses suara, data, dll sehingga
kompatibel untuk dikirimkan ke jaringan
PSTN/PLMN.
Tiap Gateway memiliki pelanggannya
masing-masing dan menyimpan database
pelanggannya tsb.
Melakukan otentikasi/verifikasi secara
elektronis pada awal tiap panggilan untuk
memastikan SIM-Card yang digunakan
tidak palsu.
Mencatat pemakaian tiap pelanggannnya
(berupa CDR: Call Detail Record) sehingga
dapat dihasilkan tagihan (retail) ke masing-
masing pelanggan.
Secara khusus, fungsi gateway tiap subsistem
dalam sistem telekomunikasi satelit ACeS
adalah sebagai berikut:
Gambar 9 Diagram fungsi subsistem Gateway
2.4 Perbedaan Komunikasi ACes dengan
GSM
Konsep komunikasi ACeS dengan GSM
hampir sama. Perbedaan mendasar antara ACeS
dan GSN adalah dalam hal teknik transmisi
gelombang mikro. ACeS mentransmisikan
gelombang mikro wave dengan menggunakan
satelit, yang mana gelombang mikro tersebut
dipancarkan ke bumi (dalam hal ini Asia
Pasifik). Daerah pancaran satelit ini dibagi
menjadi 140 Spot Beam. Setiap Spot Beam itu
hampir dapat dianalogikan sebagai daerah
cakupan dari satu BTS dalam konsep komunikasi
GSM. Sedangkan sistem komunikasi GSM,
gelombang mikro ditransmisikan dengan
menggunakan stasiun yang dibangun di bumi.
Perbedaan sistem komunikasi ACeS dan GSM
lebih lanjut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 10 Sistem Komunikasi ACeS
Gambar 11 Sistem Komunikasi GSM
III. GATEWAY STATION CONTROLLER
(GSC)
3.1 Definisi Subsistem dan Fungsi GSC
Secara Umum
GSC (Gateway Station Controller) adalah
sebuah komponen dari ACeS (Asia Cellular
Satellite) Gateway yang terletak antara MSC dan
TCE. GSC ekivalen dengan BSC pada sistem
GSM. GSC akan menerima RAP (Resource
Allocation Plan) dari NCC (Network Control
Center). GSC melalui OMC-R juga bisa
mengirim GCR (Gateway Circuit Request) ke
NCC. GCR adalah file yang di kirim ke NCC.
File ini berisi circuit request yang perlu
divalidasi oleh NCC. GSC secara fisik terdiri
dari Tiga buah rak dan sebuah console (OMC-R).
Setiap komponen GSC memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Namun, fungsi GSC secara umum
adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan koneksi (MSC, NCC, TCE
Interface).
2. Pengelolaan sumber radio.
3. Terrestrial Circuit Switching.
4. Mendukung pengelolaan elemen TCE.
5. Mendukung pengelolaan elemen GSC (OMC-
R Interface).
6. Menyediakan cadangan operasional.
3.2 Blok Diagram dan Arsitektur Sistem
Dua komponen utama dari GSC adalah
sebuah switching subsystem dan sebuah host
subsystem (lihat gambar). Host subsystem
mengatur pengelolaan traffic (traffic
management), protokol processing, dan O A &
M processing. GSC terdiri dari dua host yang
terpisah (dual independent host) yang beroperasi
aktif/stanby. Switching subsystem merupakan
switch matrix dan E1 interface circuit. Switching
subsystem mendukung komponen duplikat
kritikal dan komponen sparing non critical.
Komponen yang lain dari GSC adalah Ethernet
Hub dan channel bank yang digunakan untuk
membuat koneksi fisik di dalam GSC.
Gambar 12 Top Level Arsitektur GSC
3.3 Komponen-Komponen GSC
Komponen utama dari arsitektur GSC adalah
1. Host subsystem terdiri dari redundant host
processor sebagai pemroses utama GSC.
2. Modular E1 switching subsystem yang bisa
dikendalikan oleh host.
3. Ethernet hub untuk koneksi antar host, dan
antar GSC dengan subsystem lain.
4. E1 channel bank untuk internal koneksi dari
antarmuka SS7.
Secara fisik, GSC tersusun atas 3 rak kabinet,
yaitu:
1. Host Subsystem Cabinet - terdiri dari Ethernet
Hubs, kedua Host, dan perangkat kipas
pendingin.
2. Kabinet distribusi- terdiri atas channel bank
(tumpukan saluran), V.35 patch panel,
Ethernet patch panel, dan Ethernet hub.
3. Kabinet subsistem switching terdiri dari
kerangka switch.
Berikut adalah ulasan lebih lanjut mengenai Host
Subsystem Cabinet dan Kabinet distribusi.
3.3.1 Host Subsystem Cabinet
GSC memiliki dua host yang bekerja secara
redundant. Keduanya bekerja pada aktif/standby.
Kedua host saling berkomunikasi khususnya
untuk mendukung protokol dalam melakukan
switch over dan mendukung one way data
sinkronisasi antara kedua prosesor, dari sisi aktif
ke sisi standby. Secara prinsip, fungsi dari host
subsystem adalah:
1. Pengelolaan koneksi (Conection
Management).
2. Real time management dari ACeS Resources
(Channel /Timeslots) yang diolah oleh GSC.
3. Mengendalikan switching subsystem.
4. Mendukung sebagian signaling dari A-
interface ke MSC.
5. Mendukung sebagian signaling Abis interface
ke TCE.
6. Mendukung Abis interface ke NCC.
7. OA&M (Operation, Administration &
Maintenance).
3.3.2 Kabinet Distribusi
Komponen dalam kabinet ini menyediakan
sarana dimana berbagai bagian dari sistem ACeS
melakukan komunikasi. Komponen-komponen
Kabinet Distribusi
1. Switch Hub Ethernet
Switch hub ethernet menyediakan
persambungan internal TCP / IP antara host
dan switch untuk komunikasi sebagai berikut:
Komunikasi Administrasi antara
subsistem.
Kontrol dari sebuah host dan Switch /
penggantian kartu CPU.
2. OMC-R Ethernet Hub
OMC-R Ethernet Hub menyediakan
konektivitas TCP / IP untuk OMC-R ke GSC.
3. TCE Ethernet Hubs
TCE Ethernet Hubs menyediakan
konektivitas TCP / IP untuk pensinyalan
antara TCE Subsistem dan GSC.
4. Channel bank
Channel bank mengkonversi E1 signaling SS7
dari switching subsistem transmisi 64 Kbps
dan sebaliknya.
5. Patch panel SS7
Patch panel SS7 memungkinkan dukungan
personel untuk memonitor sirkuit individu
SS7. Patch panel juga menyediakan
kemampuan untuk menambahkan sirkuit SS7-
lain dari sirkuit normal yang keluar. Gateway
berkomunikasi dengan PSTN melalui SS7.
Ada juga akses ke MSC (HLR dan VLR).
Juga pengalihan melalui SS7 ke gateway lain.
3.4 Perangkat Keras (Hardware)
Komponen-komponen berikut merupakan
perangkat keras dari casing GSC yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
Host Kabinet dan komponennya.
Distribusi Kabinet dan komponennya.
Switching Kabinet dan komponen-
komponennya.
Ketika kita sudah terbiasa dengan tampilan
umum pada setiap kabinet, kita akan mampu
dengan cepat mengidentifikasi komponen dan
akan membantu kita memecahkan masalah
pengisolasian dan memecahkan kondisi
kesalahan. Berikut adalah uraian mengenai
perangkat keras Kabinet GSC:
1. Host Cabinet
Host Kabinet Terdiri dari komponen di
bawah ini:
Host Ethernet Hubs 1,2 ,dan 3.
Host A
Host B
Perangkat kipas pendingin.
Gambar 13 Host kabinet
2. Distribution Cabinet
Distribution Kabinet terdiri dari elemen di
bawah ini:
Perangkat Channel Bank 1 dan 2
Ethernet Hubs 1,2 ,3, dan 4
SS7 Patch Panel
Ethernet Patch Panel.
Gambar 14 Kabinet Distribusi
3. Switching Cabinet
Switching Kabinet berisi komponen-
komponen berikut:
Switch Chassis 1 dan 2.
Dalam setiap Switch Chassis terdapat item
berikut:
- PSC Power Supply Boards - E1 Boards
- EXNET Controller Boards - CPU Boards
- EXNET I / O Boards
Gambar 15 Switching kabinet
Host di host Subsistem dan switch / CPU
card pada masing-masing Switch Chassis
beroperasi di konfigurasi aktif / siaga untuk
menjaga sistem pelayanan jika terjadi kegagalan
dalam salah satu komponen GSC. Jika komponen
aktif gagal, elemen siaga menjadi aktif. Hal ini
disebut penggantian (Switch-over).
3.4.1 Indikator Visual
Masing-masing komponen perangkat keras
berisi berbagai indikator visual untuk membantu
kita memantau secara fungsional dan untuk
mengidentifikasi kondisi kesalahan. Contoh dari
Indikator Visual seperti definisi warna LED.
Diagram berikut menggambarkan array sampel
indikator LED pada kartu. Gambar ini
menunjukkan sebuah host visual hub Ethernet
indikator dan definisi warna mereka:
Gambar 16 Indikator visual
3.5 Prosedur GSC Secara Ringkas
GSC melakukan berbagai prosedur untuk
menjalankan fungsinya, yaitu:
1. Menyimpan Called Party BCD Number di
pesan CC-Setup dari Mobile.
2. Mengidentifikasi panggilan sebagai Mobile-
to-Mobile jika Called Party BCD Number di
Pesan CC-Setup untuk Handphone sesuai
yang sudah ada pada Mobile Originated
Called party BCD Number.
3. Setelah menerima Permintaan Tugas
BSSMAP Handphone berkoneksi dengan
speech / Indikasi Data = speech.
- Memilih Vocoder Algoritma terbaik yang
sama untuk kedua Mobiles.
- Mengalokasikan Sumber Radio dari
gabungan Mobile-to-Mobile untuk kedua
koneksi.
4. Melakukan Tugas prosedur untuk Mobile
Terminated berkoneksi dengan Vocoder
terpilih. radio sumber Mobile-to-Mobile,
dan tanpa penyandian.
5. Melakukan Handover Intra-Cell prosedur
untuk Mobile Originated koneksi dengan
Vocoder terpilih, sumber radio Mobile-to-
Mobile, dan tanpa menyandikan.
6. Setelah berhasil menyelesaikan kedua Tugas
prosedur:
- Melakukan prosedur Koneksi satelit
dengan NCC.
- Nonaktifkan pengolahan DTaP untuk
kedua koneksi.
7. Memulai prosedur pelepasan koneksi
Mobile-to-Mobile jika:
- Indikasi kegagalan koneksi satelit
Asynchronous yang diterima dari NCC.
- Indikasi pelepasan koneksi Abis diterima
dari TCE (SACCH dinonaktifkan).
3.6 Panggilan Mobile-to-Mobile (Mobile-to-
Mobile Calls)
Untuk melakukan panggilan Mobile-to-
Mobile, kita harus memperhatikan beberapa
prosedur dan keperluan yang dibutuhkan untuk
panggilan tersebut.
1. Prosedur dari Panggilan Mobile-to-Mobile
Berikut adalah beberapa prosedur dari
Panggilan Mobile-to-Mobile:
1. Panggilan suara Mobile-to-Mobile harus
terhubung secara langsung melalui
satelit. Hal ini dilakukan karena:
Mencegah double-hop.
Sambungan layanan yang
disediakan melalui antarmuka
Abis ke NCC.
SCF bertanggung jawab penuh
atas integritas koneksi ini.
2. Panggilan Mobile-to-Mobile Data /
Fax terhubung melalui MSC
(diperlukan IWF).
3. Memisahkan gabungan sumber radio
ke Panggilan Suara Mobile-to-Mobile.
4. Mengidentifikasi melalui korelasi dari
Called Party BCD Number di pesan
CC -Setup yang dikirim dan diterima
melalui DTaP.
2. Keperluan-Keperluan Panggilan Mobile-
to-Mobile
Berikut adalah beberapa keperluan
Panggilan Mobile-to-Mobile:
1. Atribut yang diperlukan koneksi
Mobile-to-Mobile Voice:
- Single-hop.
- Tanpa penyandian.
- Sumber Radio yang dialokasikan
dari gabungan Mobile-to-Mobile.
- Pemilihan vokoder algoritma yg
identik pada setiap MS.
2. Panggilan dilepas oleh GSC jika
persyaratan minimal tidak dapat
dipenuhi.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat diambil
beberapa kesimpulan diantaranya:
1. GSC (Gateway Station Controller) adalah
sebuah komponen dari ACeS (Asia Cellular
Satellite) Gateway yang terletak antara MSC
dan TCE, berfungsi untuk pengelolaan
koneksi, sumber radio dan lain-lain.
2. Peralatan konektivitas GSC terdiri dari
Switch Ethernet Hubs, OMC-R Ethernet
Hub, TCE Ethernet Hubs, dan SS7 Patch
Panel.
3. Secara fisik, GSC tersusun atas 3 rak
kabinet, yaitu: kabinet utama (Host), kabinet
distribusi, kabinet subsistem switching.
4. Secara prinsip, fungsi dari host subsystem
adalah: pengelolaan koneksi,
mengendalikan switching subsystem,
mendukung sebagian signaling dari A-
interface ke MSC, Abis interface ke TCE,
Abis interface ke NCC, pengelolaan OA&M
(Operation, Administration &
Maintenance).
5. Komponen dalam kabinet distribusi
menyediakan sarana dimana berbagai bagian
dari sistem ACeS berkomunikasi yaitu:
Switch Hub Ethernet, OMC-R Ethernet
Hub, TCE Ethernet Hubs, Channel bank,
Patch panel SS7.
6. Switching Kabinet berisi Switch Chassis 1
dan 2, yang tiap switch berisi PSC Power
Supply Boards, EXNET Controller Boards,
EXNET I / O Boards, E1 Boards, CPU
Boards.
7. Pengelolaan GSC dilakukan melalui OMC-
R (Operation & Maintenance Center –
Radio).
4.2 Saran
1. Untuk meningkatan kinerja dari GSC,
peralatan konektivitas GSC yang berupa hub
diganti dengan router.
2. Peningkatan kecepatan data A-interface ke
MSC dan Abis interface ke TCE, dapat
dilakukan dengan mengubah E1 dengan
STM-1. Namun, hal ini akan memerluukan
biaya yang besar.
3. Kebanyakan komponen GSC sensitif
terhadap Electrostatic Discharge (ESD).
Oleh karena itu, diperlukan tindakan
pencegahan ESD secara baik dan sesuai
prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kolawole, Michael O .2002. Satellite
Communication Engineering. New
York Marcel Dekker,inc.
[2] Michael J. Miller, Branka Vucetic, Les
Berry.1993. Satellite Communications:
Mobile and Fixed Services.
Massachusetts: Kluwer Academic
Publishers.
[3] Sheriff, Ray e., Fun Hu, Y. 2001. Mobile
Satellite Communication Networks.
West Sussex: John Wiley and Sons,ltd.
[4] … … … … … ., GSC/OMC Participant
Guide.
[5] … … … … … ., Operation and Maintenance
manual (Vol 2) Network
Synchronization Subsystem (NSS)
CDRL-134.
[6] www.psn.co.id
BIODATA PENULIS
Shulchul Chabib Achmad
(L2F007073) lahir di
Jepara, 18 Juli 1989.
Penulis memulai
pendidikan di TK Pertiwi
Jepara, SDN Pengkol 2
Jepara, SMPN 1 Jepara,
SMAN 1 Jepara, dan kini
penulis sedang
melanjutkan pendidikan di
Program Reguler S1
Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Semarang.
Semarang, Juli 2010
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Yuli Christyono,ST, MT
NIP. 19680711997021001