makalah sejarah terbentuknya kuhperdata

9
MAKALAH SEJARAH TERBENTUKNYA HUKUM PERDATA DISUSUN OLEH : ARIS TAMA NIM : 03070220

Upload: muhiddin-chandra

Post on 10-Jun-2015

11.613 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

uraian singkat tentang terbetuknya KUPerdata di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Sejarah Terbentuknya KUHPerdata

MAKALAHSEJARAH TERBENTUKNYA

HUKUM PERDATA

DISUSUN OLEH :

ARIS TAMA

NIM : 03070220

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS JAKARTA

2009

Page 2: MAKALAH Sejarah Terbentuknya KUHPerdata

HUKUM DI INDONESIA

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa,

hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata

maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari

Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah

jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama,

karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi

hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,

kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum

Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan

budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.

Hukum perdata Indonesia

Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada

subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut pula

hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum

publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum

(misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-

hari (hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka

hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-

hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian,

pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat

perdata lainnya.

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia dan perbedaan sistem hukum

tersebut juga mempengaruhi bidang hukum perdata, antara lain sistem hukum

Anglo-Saxon (yaitu sistem hukum yang berlaku di Kerajaan Inggris Raya dan

negara-negara persemakmuran atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris,

misalnya Amerika Serikat), sistem hukum Eropa kontinental, sistem hukum

komunis, sistem hukum Islam dan sistem-sistem hukum lainnya. Hukum perdata

Page 3: MAKALAH Sejarah Terbentuknya KUHPerdata

di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya hukum

perdata Belanda pada masa penjajahan.

Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang berlaku di

Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek

(atau dikenal dengan BW)yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di

Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi. Untuk

Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai

1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di

Perancis dengan beberapa penyesuaian. Kitab undang-undang hukum perdata

(disingkat KUHPer) terdiri dari empat bagian, yaitu:

Buku I tentang Orang; mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum

keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang

dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya

hak keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga,

perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian

perkawinan, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak

berlaku dengan di undangkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang

perkawinan.

Buku II tentang Kebendaan; mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum

yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang

berkaitan dengan benda, antara lain hak-hak kebendaan, waris dan

penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi (i) benda berwujud

yang tidak bergerak (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat

tertentu); (ii) benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud

lainnya selain yang dianggap sebagai benda berwujud tidak bergerak; dan

(iii) benda tidak berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus

untuk bagian tanah, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan

tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang

agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan hipotik, telah

Page 4: MAKALAH Sejarah Terbentuknya KUHPerdata

dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU tentang hak

tanggungan.

Buku III tentang Perikatan; mengatur tentang hukum perikatan (atau

kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya

mempunyai makna yang berbeda)), yaitu hukum yang mengatur tentang

hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan, antara lain

tentang jenis-jenis perikatan (yang terdiri dari perikatan yang timbul dari

(ditetapkan) undang-undang dan perikatan yang timbul dari adanya

perjanjian), syarat-syarat dan tata cara pembuatan suatu perjanjian. Khusus

untuk bidang perdagangan, Kitab undang-undang hukum dagang (KUHD)

juga dipakai sebagai acuan. Isi KUHD berkaitan erat dengan KUHPer,

khususnya Buku III. Bisa dikatakan KUHD adalah bagian khusus dari

KUHPer.

Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian; mengatur hak dan kewajiban

subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam

mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang

berkaitan dengan pembuktian.

Sistematika yang ada pada KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh para ahli

hukum dan masih diajarkan pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia.

Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan

antara individu-individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan Eropa

(civil law) dikenal pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik dan

hukum privat atau hukum perdata. Dalam sistem Anglo Sakson (common law)

tidak dikenal pembagian semacam ini.

Sejarah Hukum Perdata

Hukum perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis yaitu Code

Napoleon yang disusun berdasarkan hukum Romawi Corpus Juris Civilis yang

pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang paling sempurna. Hukum Privat

Page 5: MAKALAH Sejarah Terbentuknya KUHPerdata

yang berlaku di Perancis dimuat dalam dua kodifikasi yang disebut Code Civil

(hukum perdata) dan Code de Commerce (hukum dagang). Sewaktu Perancis

menguasai Belanda (1806-1813), kedua kodifikasi itu diberlakukan di negeri

Belanda yang masih dipergunakan terus hingga 24 tahun sesudah kemerdekaan

Belanda dari Perancis (1813)

Pada Tahun 1814 Belanda mulai menyusun Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Sipil) atau KUHS Negeri Belanda, berdasarkan kodifikasi hukum

Belanda yang dibuat oleh MR.J.M. KEMPER disebut ONTWERP KEMPER

namun sayangnya KEMPER meninggal dunia [1824] sebelum menyelesaikan

tugasnya dan dilanjutkan oleh NICOLAI yang menjabat sebagai Ketua Pengadilan

Tinggi Belgia. Keinginan Belanda tersebut terealisasi pada tanggal 6 Juli 1880

dengan pembentukan dua kodifikasi yang baru diberlakukan pada tanggal 1

Oktober 1838 oleh karena telah terjadi pemberontakan di Belgia yaitu :

1. Burgerlijk Wetboek yang disingkat BW [atau Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata-Belanda.

2. Wetboek van Koophandel disingkat WvK [atau yang dikenal dengan

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang]

Kodifikasi ini menurut Prof Mr J, Van Kan BW adalah merupakan terjemahan

dari Code Civil hasil jiplakan yang disalin dari bahasa Perancis ke dalam bahasa

nasional Belanda

KUHPerdata

Yang dimaksud dengan Hukum perdata Indonesia adalah hukum perdata yang

berlaku bagi seluruh Wilayah di Indonesia. Hukum perdata yang berlaku di

Indonesia adalah hukum perdata barat [Belanda] yang pada awalnya berinduk

pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang aslinya berbahasa Belanda atau

dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan B.W. Sebagian

Page 6: MAKALAH Sejarah Terbentuknya KUHPerdata

materi B.W. sudah dicabut berlakunya & sudah diganti dengan Undang-Undang

RI misalnya mengenai UU Perkawinan, UU Hak Tanggungan, UU Kepailitan.

Pada 31 Oktober 1837, Mr.C.J. Scholten van Oud Haarlem di angkat menjadi

ketua panitia kodifikasi dengan Mr. A.A. Van Vloten dan Mr. Meyer masing-

masing sebagai anggota yang kemudian anggotanya ini diganti dengan Mr.

J.Schneither dan Mr. A.J. van Nes. Kodifikasi KUHPdt. Indonesia diumumkan

pada tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku Januari 1948.

Setelah Indonesia Merdeka berdasarkan aturan Pasal 2 aturan peralihan UUD

1945, KUHPdt. Hindia Belanda tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan

dengan undang-undang baru berdasarkan Undang – Undang Dasar ini. BW Hindia

Belanda disebut juga Kitab Undang – Undang Hukun Perdata Indonesia sebagai

induk hukum perdata Indonesia.