makalah pupuk.doc

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis akibat pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian pupuk anorganik/kimia yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat unsur hara tanah semakin menurun . Lahan pertanian yang sudah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan akan terus menurun dan akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati. Langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan pupuk organik untuk mengganti penggunaan pupuk anorganik/kimia pada tanah pertanian. Penggunaan pupuk organik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga dosis pupuk & akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi. Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini kami mencoba untuk membuat pupuk organik dengan bahan dasar yang berasal

Upload: irokky

Post on 13-Aug-2015

905 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pupuk.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis

akibat pencemaran dari limbah industri/pabrik dan pemakaian pupuk

anorganik/kimia yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat

unsur hara tanah semakin menurun . Lahan pertanian yang sudah masuk dalam

kondisi kritis mencapai 66% dari kurang lebih 7 juta lahan pertanian yang ada di

Indonesia. Jika hal ini dibiarkan, produktivitas lahan akan terus menurun dan

akhirnya lahan tersebut sendiri akan mati. Langkah yang bisa dilakukan untuk

mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan pupuk organik untuk mengganti

penggunaan pupuk anorganik/kimia pada tanah pertanian. Penggunaan pupuk

organik bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia,

sehingga dosis pupuk & akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan

penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi. Oleh karena itu, dalam praktikum kali

ini kami mencoba untuk membuat pupuk organik dengan bahan dasar yang

berasal dari sisa-sisa panen yaitu sisa sayuran (kubis, brokoli, dan kembang kol).

1.2 Tujuan

Tujuan secara umum dalam praktikum pembuatan pupuk organik ini adalah

diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana proses dalam pembuatan pupuk

dimulai dari pemilihan bahan, pencarian bahan, pengumpulan bahan, pembuatan

kompos hingga pengemasan dan uji kadar unsur-unsur yang terkandung.

Page 2: makalah pupuk.doc

1.3 Manfaat

Manfaat secara umum dalam praktikum pembuatan pupuk organik ini adalah kita

dapat membuat pupuk organik secara benar dan dapat diaplikasikan untuk

mengurangi dampak dari penggunaan pupuk anorganik yang selama ini

digunakan.

Page 3: makalah pupuk.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pupuk

Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan unsure hara bagi

kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.

(Anonymous a, 2011)

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara  bagi

tanaman.

(Anonymous b, 2011)

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk

tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara.

(Novizan, 1999)

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik.

(Anonymous c, 2011)

2.2 Macam-Macam Pupuk

2.2.1 Berdasarkan Sumber Bahan

Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk yaitu

pupuk organik atau pupuk dan pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk

organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau

organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses

Page 4: makalah pupuk.doc

pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya

lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat

dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari

sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah

karena membantu pengikatan air secara efektif.

1. Pupuk organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti

pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik

daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk

hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas

tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan

bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).

a. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan

yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan

yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi,

domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa

cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang

mengandung unsur hara makro dan mikro.Pupuk kandang padat (makro)

banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro

yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium,

belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen

dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan

kandungan nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua

bagian, yaitu:

Page 5: makalah pupuk.doc

Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak

menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi,

kerbau, dan babi.

Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas,

contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.

Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan

mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan

mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk

pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur

tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal. Pupuk kandang

yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud

aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum

memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan.

Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat

pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan

pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga

penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi.

Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk

dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat

dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.

b. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa

sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau

atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa

tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai

penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan

tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk

Page 6: makalah pupuk.doc

hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara

yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman

lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga

penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk

meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah,

sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang

selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan

ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk hijau digunakan dalam:

Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem

pertanaman lorong, dimana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai

tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.

Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan

tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman

utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok

bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.

c. Kompos

Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan,

dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau

fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di

antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk,

sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering

digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak

yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan

untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan

azola. Beberapa kegunaan kompos adalah:

Memperbaiki struktur tanah.

Page 7: makalah pupuk.doc

Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.

Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.

Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.

Menambah dan mengaktifkan unsur hara.

Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman.

Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan

menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).

d. Humus

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun

pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk

(mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga

tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari

daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan

peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu

kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan

limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi

tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur

tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik

dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas

kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air,

mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat

menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik

toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan

penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama

halnya dengan penggunaan kompos.

Page 8: makalah pupuk.doc

e. Pupuk Organik Buatan

Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik

dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk

organik buatan, yaitu:

Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Meningkatkan produktivitas tanaman.

Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.

Menggemburkan dan menyuburkan tanah.

Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara

menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan

kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi

pupuk organik tersebut.

(Anonymous d, 2011)

2. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki

prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang

dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk

tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang

dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer,

misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.

(Novizan, 1999)

Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya

dapat terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi

Page 9: makalah pupuk.doc

dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah

cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif

sedikit dibandingkan dengan pupuk organik.  Pupuk anorganik mempunyai 

kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini

sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung  unsur hara mikro.

(Anonymous e, 2011)

2.2.2 Berdasarkan Bentuk Fisik

Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan

pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan,

remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk

konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media

tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh

tanaman.

1. Pupuk cair

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti

pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh

tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam

jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.

Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan

perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan,

air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan

pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Keuntungan

pupuk cair antara lain :

pengerjaan pemupukan akan lebih cepat

Page 10: makalah pupuk.doc

penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga

dapat menjaga kelembaban tanah

aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan

pemberantas penggangu tanaman.

Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan

pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung.

(Anonymous f, 2011)

2. Pupuk Padat

Pupuk Padat, yaitu pupuk yang berbentuk padat baik berupa butir

(granule) atau kristal. Pupuk padat ada yang diaplikasikan secara

langsung pada media tanam ada juga yang dicampur dengan air untuk

kemudian disemprotkan ke tanaman ataupun media tanam. Contoh Pupuk

Padat butir : Mutiara, Pusar, SP-36, dll. Contoh pupuk Padat kristal :

Growmore, Urea, Hiponex, dll.

(Anonymous g, 2011)

2.2.3 Berdasarkan Kandungannya

Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal

dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur,

sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang

diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro,

karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk

majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh

atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang

diberikan.

1. Pupuk Majemuk

Page 11: makalah pupuk.doc

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis

unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu

kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari

sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain

diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.

(Novizan, 1999)

Pupuk majemuk (compound fertilizer) mengandung dua atau lebih hara

tanaman (makro maupun mikro). Banyak sekali pupuk majemuk yang

beredar di masyarakat baik untuk pertanian, perkebunan, pertamanan,

hidrofonik atau khusus untuk tanaman anggrek. Pupuk tersebut

mempunyai nama dagang yang berbeda-beda tergantung pabrik

pembuatnya. Pupuk yang ditujukan untuk komoditas bernilai ekonomi

tinggi umumnya mengandung banyak hara tanaman terutama N, P dan K.

Untuk tanaman sayuran dan hidrofonik banyak menggunakan hara kedua

N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan untuk tanaman hias dan anggrek

disamping mengandung seluruh hara makro juga mengandung seluruh

hara mikro dengan grade fertilizer yang beraneka. Bahkan ditambah lagi

dengan zat pengatur pertumbuhan tanaman (hormon).

Nitrogen umumnya berasal dari nitrat (NO3-), amonium (NH4+), amida

(-NH2) dan protein, baik secara tunggal maupun gabungan. Umumnya

pupuk ini larut air. Sumber P berupa monohidrofosfat (HPO4=) dan

dihidrofosfat (H2PO4-). P ini tidak sempurna larut air, tetapi larut

seluruhnya dalam asam sitrat. K berasal dari garam nitrat, khlorida atau

sulfat kalium. Pupuk majemuk cair bersifat larut air, penggunaannya

disemprotkan pada organ tanaman.

Tersedianya beraneka pupuk majemuk tentu untuk memudahkan petani

tanpa harus membuat campuran sendiri. Pupuk majemuk dibuat

disesuaikan dengan jenis tanaman atau tujuan penggunaannya. Pupuk

yang digunakan untuk kedelai berbeda dengan untuk rumput atau padi.

Demikian juga untuk tanaman kapas atau tembakau. Untuk tanaman kopi

Page 12: makalah pupuk.doc

yang belum menghasilkan digunakan pupuk yang berbeda dengan

tanaman kopi yang sudah produksi.

Untuk tanaman hias yang bernilai tinggi (misalnya anggrek) digunakan

pupuk cair atau pupuk padat slow release. Kandungan haranya lengkap

berupa mineral yang air larut dan juga sering senyawa organik protein

dan hormon tumbuh serta unsur yang dapat berperanan untuk

mengintensifkan warna bunga.

Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk,

kualitas dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif

lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya

lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran

butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan

disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk

bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti

penambahan Ca dan Mg.

Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian,

perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK

15.15.15  dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15,

16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang

seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini

antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada

awal peneneman; dan sebagai puk susulan saat tanaman memasuki fase

generatif, seperti saat mulai berbunga.

Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor,

antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara

mikro dan harga perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan

pemilihan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20

memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi

sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal. Karena

Page 13: makalah pupuk.doc

itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang

menggumpal tidak dapat digunakan.

(Novizan, 1999)

2. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah jenis pupuk yang mengandung 1 macam unsur hara

saja didalam produknya. Biasanya berupa unsur hara makro primer,

misalnya:

Urea ( 46 % Nitrogen )

SP-18 ( 18 % P2O5 )

SP-36 ( 36 % P2O5 )

TSP ( 46 % P2O5 )

KCL ( 60 % K2O)

ZA ( 21 % Nitrogen ) 24 % Sulfur ( disini sulfur bukan hara primer )

(Anonymous h, 2011)

2.3 Manfaat Pupuk

Penggunaan pupuk organic bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi

penggunaaan pupuk kimia ,sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran

lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi .

Kemampuan pupuk organic untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk

konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah dibuktikan oleh

beberapa hasil penelitian , baik untuk tanaman pangan ( kedelai, padi , jagung ,

dan kentang ) maupun tanaman perkebunan ( kelapa sawit, karet , kakao , the ,

tebu , dll.) yang diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk

konvensional (pupuk kimia ). Lebih lanjut lagi, kemampuannya untuk

mengurangi dampak pencemaran lingkungan terbukti sejalan dengan

kemampuannya menurunkan dosis penggunaan pupuk kimia.

Page 14: makalah pupuk.doc

Aplikasi pupuk organic yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis

standar pupuk kimia ( anorganik ) dapat menghemat biaya pemupukan .

Pengujian lapangan terhadap tanaman pangan juga menunjukkan hasil yang

menggembirakan , karena dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan dapat

menghemat biaya pemupukan lahan.

Ini membuktikan bahwa untuk mengatasi pencemaran tanah yang disebabkan

oleh pupuk anorganik dapat digunakan pemakaian pupuk organic untuk

menyeimbangkan pemakaian pupuk kimia ( anorganik).

(Novizan, 1999)

2.4 Definisi Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-

bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik

atau anaerobik.

(Anonymous i, 2011)

Kompos  adalah produk akhir dari proses dekomposisi senyawa organik yang

diurai menggunakan bantuan mikroorganisme yang bekerja pada suhu tertentu,

kegiatannya dinamakan pengomposan.

(Sudrajat, 2007)

Kompos merupakan istilah untuk pupuk Organik buatan manusia yang dibuat

dari proses pembusukan sisa-sia buangan makhluk hidup (tanaman maupun

hewan) . 

(Ryak,1992)

Page 15: makalah pupuk.doc

2.5 Manfaat Kompos

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan

organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan

kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman

akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu

tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d

iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman

yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada

tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan

disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak. Kompos memiliki banyak

manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

1. Aspek Ekonomi :

Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

Mengurangi volume/ukuran limbah

Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

2. Aspek Lingkungan :

Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan

gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri

metanogen di tempat pembuangan sampah

Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

3. Aspek bagi tanah/tanaman:

Meningkatkan kesuburan tanah

Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah

Page 16: makalah pupuk.doc

Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

(Anonymous j, 2011)

Page 17: makalah pupuk.doc

BAB III

METODELOGI

3.1. Tempat dan Waktu

Pembuatan Kompos

Waktu pemilihan bahan :

Hari : Rabu

Tanggal : 26 Oktober 2011

Pukul : 15.00 WIB

Waktu pengumpulan bahan :

Hari : Jumat

Tanggal : 28 Oktober 2011

Pukul : 13.00 WIB

Waktu pembuatan pupuk :

Hari : Jumat

Tanggal : 28 Oktober 2011

Pukul : 14.45 WIB

Tempat pemilihan bahan :

Pujon, pasar dinoyo, pasar belimbing

Tempat pengumpulan bahan dan pembuatan pupuk :

UPT Kompos Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Untuk waktu dan tempat pengujian kadar dan pengemasan masih belum

dilakukan karena komposnya belum jadi.

Page 18: makalah pupuk.doc

Pengamatan C-Organik, N Total, dan pH meter

Pengamatan C - Organik dilakukan pada tanggal..... Desember 2011 jam ....

hingga selesai di Laboratorium....... Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan

Pembuatan Kompos

Bahan

Bahan yang digunakan adalah sisa panen (daun) :

Kubis

Kembang Kol

Brokoli

Dengan perbandingan 1:1:1 , jumlah bahan organik yang harus dikumpulkan minimal

50 kg.

- Air : sebagai pelarut dan

campuran EM4 dan Molase

- EM4 : bioaktivatir yang

membantu proses pengomposan

pada bahan utama kompos

- Molase : merangsang

aktivitas bioaktivator dan

membantu fermentasi

Page 19: makalah pupuk.doc

Alat dan Fungsi

- Grinder : untuk menghaluskan

atau mengahancrukan bahan menjadi

lebih halus

- Gembor : untuk tempat air sebagai

campuran EM4 dan Molase

- Timbangan : untuk mengetahui berat bahan dan

berat kompos

- Gelas ukur : untuk mengukur volume EM4 dan

molase

- Sekop & garpu : untuk

pemindahan dan membantu proses

pembalikan tumpukan bahan dan

pemilahan bahan.

Pengukuran C-Organik

Alat + Fungsi :

- Tabung Erlenmeyer : sebagai tempat larutan

- Buret : untuk penitrasi

- Stirer : menghomogenkan larutan

- Gelas ukur : untuk mengukur campuran

larutan

- Pipet : untuk mengambil larutan

Page 20: makalah pupuk.doc

- Tabung reaksi : untuk meraksikan larutan

- Timbangan : untuk menimbang sampel

Bahan + Fungsi :

- Sampel kompos : Sebagai Bahan Uji

- K2Cr2O7 : untuk mengikat rantai karbon

- H2SO4 : untuk memisahkan rantai karbon

dengan pupuk

- Aquades : untuk menghentikan reaksi H2SO4

- H3PO4 : untuk menghilangkan pengaruh Fe 3+

- Fenilamina : sebagai indicator dalam titrasi

- FeSO4 : sebagai penitrasi larutan

Pengukuran N Total

Alat + Fungsi :

Page 21: makalah pupuk.doc

o Timbangan : untu mengukur berat sampel

o Ayakan : untuk mengayak sampel

o Pipet : untuk mengambil larutan ataupun

cairan

o tabung Erlenmeyer : untuk mencampurkan larutan

o buret : sebagai alat titrasi

o destilator : Sebagai alat destruksi

Bahan + Fungsi :

o sampel kompos : Sebagai bahan uji

o larutan Sellent :

o H2SO4 : untuk memisahkan rantai karbon

dengan pupuk

o NaOH :

o Asam Borat :

Pengukuran pH

Alat + Fungsi :

Page 22: makalah pupuk.doc

- Fial Film : tempat sampel

- Timbangan : mengukur berat sampel

- Pipet : mengambil larutan

- pH meter : untuk mengukur pH sampel

Bahan + Fungsi :

- Sampel Kompos : bahan uji

- Aquades : untuk menetralkan sampel

3.3 Cara Kerja

Bahan Kompos

Ditimbang

Digiling menggunakan grinder 2 kali

Ditimbang

ukur suhu

Mempersiapkan larutan bioaktivator: air 500 ml + EM4 (10 ml) + molase (10 ml)

Bahan kompos yang sudah digiling disiram dengan larutan bioaktivator dan dicampur

merata

Dimasukkan ke dalam ember besar dan ditutup untuk proses pengomposan

Amati suhu dari proses pengomposan tersebut

Lakukan pembalikan pada kompos

Amati sampai kompos matang

Page 23: makalah pupuk.doc

Catat hasil

3.3.2 Pengukuran kadar C-organik,N Total dan pH kompos.

Pengukuran Kadar C-organik

Ambil sampel 0.1 gram + K2Cr2O7 ( 10 ml)

Ditambah H2SO4 ( 20 ml)

Diamkan selama 30 menit ( goyang-goyang sebentar)

Diencerkan aquades 280 ml

Ditambah H3PO4 85% (10 ml)

Difenilamina 30 tetes

Titrasi FeSO4 sampai hijau terang atau bening

Hasil (ml)

Pengukuran N total

Timbang sample 0.5 gram ( lolos ayakan 50 mikron)

Tambah 1 gram larutan sallent + 5 ml H2SO4 + KJEDLDHAL

Destruksi pada temperatur 300 0C ( Dibakar sampai asap hilang)

Page 24: makalah pupuk.doc

Dinginkan + encerkan kurang lebih 60 ml H2O murni ( Aquades)

tambahkan 20 ml NaOH 40 %

Disulingkan dengan asam Borat 20 ml sampai warna hijau dengan

Volume 50 ml

Titrati H2SO4 0.01 n sampai warna berubah ungu

Hasil

Pengukuran pH kompos

Ambel sample 5 gram

masukkan kedalam fial film

Tambah aquades 12.5 ml

Dihomogenkan selama 1 jam

Setelah itu diukur pHnya denga alat pH meter

hasil

3.3.3 Pembuatan Pupuk Granul dan Pupuk Cair

Pembuatan Granul

Pembuatan Pupuk cair

Page 25: makalah pupuk.doc

Bahan pupuk yang sudah jadi direndam dengan air

Perbandingan 2 kg pupuk dan 1 liter air

Tunggu sampai 24 jam

Saring

Hasil ( Air saringna yang merupakan Pupuk Organik Cair)

Page 26: makalah pupuk.doc

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil Data Pengomposan

Pengamatan ke- Tanggal Pengamatan SUHU

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

( 28 Oktober 2011)

( 2 November 2011)

( 9 November 2011)

( 11 November 2011)

( 22 November 2011)

( 6 Desember 2011)

( 13 Desember 2011)

28 0C

25 0C

25.5 0C

24.5 0C

24 0C

26 0C

35 0C

Hasil Data Pengamatan C-Organik

Sampel yang digunakan sampel pupuk milik MT:

- (ml) Blanko = 10 ml

- Hasil Titrasi C-Organik = 5.7 ml ( belum hasil kadar C-Organik)

Maka perhitungan % C-Organik:

C-Org = (ml Blanko – ml sampel) x 3 X 100 % + % KA

ml blangko x 0.5 100

BO = 100 x % C-Org

58

Page 27: makalah pupuk.doc

KA = BB - BK x 100%

BK

KA = 5,3390-2,3472 x 100%

2,3472

KA = 2,9918 x 100%

2,3472

KA = 1,27 x 100%

KA = 127%

C-Org = (ml Blanko – ml sampel) x 3 X 100% + % KA

ml blangko x 0.5 100

C-Org = (10 - 5,7) x 3 X 100% + 127%

10 x 0,5 100

C-Org = 12,9 x 227%

5 100

C-Org = 2,58 x 2,27 %

C-Org = 5,85 %

BO = 100 x % C-Org

58

BO = 100 x 5,85%

Page 28: makalah pupuk.doc

58

BO=10,08%

Hasil Data Pengamatan N total

- Hasil titrasi N-total = 14,53 ml (belum kadar N)

Hasil Data Pengamatn Pengukuran pH

- pH = 6.79 dengan suhu: 26,70C

- Berat basah sampel (buat kadar air & pengukuran pH) = 5,3390 gr

FK=100%+%KA/100

= 100%+127%/100

=2.27%

Kadar N = (Vc-Vb) x N x 14 x fk x 100%

gr

= (14,53-10) x 0,009395 x 14 x 2,27% x 100%

0,1

= 4,53 x 0,009395 x 14 x 0,0227 x 100%

0,1

= 0,0135 x 100%

Page 29: makalah pupuk.doc

0,1

=13,5%

4.2 Pembahasan

Pembahasan Suhu

Dari data pengamatan suhu yang didapat dari setiap pengukuran

bahwa rata-rata suhu pada kompos daun kacang-kacangan menunjukan suatu

gejala ketidakberhasilan dikarenakan bahwa suhu pada setiap pengamatan

menunjukan suatu penurunan dan suhu tersebut tidak mencapai suhu optimum

kompos yaitu pada suhu 400-600C dan suhu optimum pada 750C, dari

pengamatan didapat bahwa suhu hingga minggu kelima menunjukan suatu

penurunan jika suhu tersebut selalu rendah maka akan berakibat pada kegiatan

mikroorganisme perombak bahan organik menjadi kompos yang baik. Karena

pada suhu yang optimum yaitu 400-600C diindikasi bahwa kegiatan mikroba

yang mendekomposisi bahan bekerja dengan baik, lain halnya jika suhu

menunjukan suatu yang menurun ini akan berakibat pada kegiatan mikroba

perombak. Untuk menghasilkan suatu kompos yang baik maka pengaturan suhu

sangat diperhatikan jika suhu pada kompos mencapai 400 C maka

mikroorganisme mesofil akan di gantikan dengan mikroorganisme thermofil, jika

suhu mencapai 600 C maka fungi akan berhenti bekerja dan akan digantikan

dengan aktinomisetes serta strain bakteri pembentuk spora. Lalu panas yang

dihasilkan pada awal proses pengomposan , panas ini disebabkan oleh kegiatan

mikroorganisme yang sedang merombak bahan organik. Pada tahap ini,

mikrorganisme memperbanyak diri secara cepat, namun setelah itu, suhu

pengomposan akan turun kembali hingga 250-300 C yang menandakan kompos

Page 30: makalah pupuk.doc

matang. Lalu, tindakan pembalikan pupuk berfungsi untuk menurunkan suhu

pupuk yang tinggi selain itu juga untuk meratakan pupuk yang sedang dibuat

dengan cara membalikkan bagian bawah ke atas, dan mencampurkan bahan

dengan sempurna.

Pembahasan Kadar Nitrogen

Pembahasan Kadar Air

Kadar air yang didapat menunjukan suatu nilai yang tinggi yaitu 127

%, sedangkan kadar air sangat berpengaruh terhadap kelembaban kompos yang

dibuat. Kelembaban berperan penting terhadap proses dekomposis bahan baku,

karena berhubungan dengan aktivitas organisme. Kelembaban optimum untuk

proses pengomposan aerobik berkisar 50 – 60 % setelah bahan dicampur.

Kelembaban campuran bahan kompos yang rendah akan menghambat proses

pengomposan dana kan menguapkan nitrogen ke udara. Namun, jika kelembaban

tinggi proses pertukaran udara dalam campuran bahan kompos akan terganggu.

Pori – pori udara yang ada dalam tumpukan bahan kompos akan diisi oleh air

dan cenderung menimbulkan kondisi anaerobik.

Pembahasan C/N Rasio

C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30 : 1

hingga 40 : 1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan

menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N diantara 30 hingga 40

mikroba mendapat cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Rasio

C/N yang terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein

sehingga dekomposisi berjalan lambat.

Page 31: makalah pupuk.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Daftar Pustaka

Anonymousa. 2011. Google.co.id/pencemaran tanah oleh pupuk.ilmuan muda

Anonymousb. 2011. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. Pengertian Pupuk _ Kesuburan Tanah.htm

Anonymousc. 2011. Wikipedia.pupuk

Anonymousd. 2011. wikipediaPupuk_organik.htm

Anonymouse. 2011. PUPUK ANORGANIK « TANI MUDA.htm

Anonymousf. 2011. Pupuk Cair.htm

Anonymousg. 2011. http://elangrock.wordpress.com/2008/09/26/contoh-contoh-pupuk-tanaman/

Anonymoush. 2011. http://ceritanurmanadi.wordpress.com/2011/08/04/macam-macam-pupuk-tunggal-dan-majemuk/

Anonymousi. 2011. Wikipedia. Kompos.htm

Anonymousj. 2011. Wikipedia. Kompos.htm

Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.

Ryak. 1992. Pengaruh Kompos Terhadap Ketersediaan Hara Dan Produksi

Tanaman Caisin Pada Tanah Latosol Dari Gunung Sindur, sebuah

skripsi. Dalam IPB Repository

Sudrajat, R. 2007 . mengelola sampah kota. Niaga swadaya : bandung

Page 32: makalah pupuk.doc