makalah psiper

17
MAKALAH PERSEPSI SOSIAL (INTERPERSONAL) Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah DK3014 Psikologi Persepsi Disusun oleh: Rizandi Gemal Parnadi 10210001 Adriandi 10212018 Siska Fatimah 10212094 Cherie Noven Winata 12012006 Yuni Bella Pertiwi 13412053 Clairine Chrestella 13412091

Upload: yuni-bella-pertiwi

Post on 13-Jul-2016

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah psiper

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Psiper

MAKALAH PERSEPSI SOSIAL

(INTERPERSONAL)

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah DK3014 Psikologi Persepsi

Disusun oleh:

Rizandi Gemal Parnadi 10210001

Adriandi 10212018

Siska Fatimah 10212094

Cherie Noven Winata 12012006

Yuni Bella Pertiwi 13412053

Clairine Chrestella 13412091

PROGRAM STUDI DESAIN DAN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

2015

Page 2: Makalah Psiper

Daftar Isi

Daftar Isi..........................................................................................................................................2

Pengertian Persepsi Sosial...............................................................................................................3

Persepsi Sosial sebagai Proses.........................................................................................................3

Macam-macam Persepsi Sosial.......................................................................................................4

Faktor Personal yang Berpengaruh Pada Persepsi Interpersonal....................................................5

Proses Terbentuknya Persepsi Interpersonal...................................................................................8

Pengaruh Persepsi Interpersonal terhadap Perilaku Sosial............................................................10

Referensi........................................................................................................................................12

2

Page 3: Makalah Psiper

Pengertian Persepsi Sosial

Menurut beberapa ahli, pengertian persepsi sosial adalah sebagai berikut:

Persepsi sosial merupakan suatu proses seseorang untuk mengetahui,

menginterprestasikan dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, tentang sifat-sifatnya,

kualitasnya dan keadaan yang lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi, sehingga

terbentuk gambaran mengenai orang yang dipersepsi (Tagiuri dalam lindzey dan

Aronson, 1975).

Persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami

orang lain (Brehm dan Kassin, 1989).

Kesimpulannya, persepsi sosial adalah sebuah aktivtas dalam mempersepsikan orang lain.

Menurut Brehm dan Kassin (1989), persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam

upaya manusia memahami orang lain dengan elemen sebagai berikut:

1. Person, yaitu orang yang menilai orang lain

2. Situasional, yaitu urutan kejadian yang terbentuk berdasarkan pengalaman orang untuk

menilai sesuatu.

3. Behavior, yaitu sesuatu yang dilakukan oleh orang lain.

Persepsi Sosial sebagai Proses

Persepsi sosial berlangsung di dalam diri kita sendiri. Menurut Alport (Mar’at 1991), proses

persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan

pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi

objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti

terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam

menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek

yang ada.

Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa proses terjadinya persepsi adalah sebagai

berikut:

3

Page 4: Makalah Psiper

1. Proses Kealaman atau Proses Fisik, yaitu proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat

indera manusia.

2. Proses Fisiologis, yaitu proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor

melalui saraf-saraf sensoris.

3. Proses Psikologik, yaitu proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang

diterima reseptor.

4. Proses Persepsi, yaitu tanggapan dan perilaku

Sesuai dengan teori tersebut, proses persepsi juga melalui tahapan-tahapan tersebut. Dimulai dari

ditangkapnya tanda dan tingkah laku nonverbal yang dilakukan orang lain, orang menggunakan

informasi tersebut sebagai bahan untuk mengenali dan mengerti orang lain. Dari informasi-

informasi nonverbal kita membuat penyimpulan-penyimpulan tentang apa kira-kira yang sedang

dipikirkan dan dirasakan orang lain. Lalu, ungkapan-ungkapan verbal melengkapi penyimpulan-

penyimpulan dari tanda-tanda nonverbal. Dengan menggunakan informasi-informasi dari tingkah

laku nonverbal dan verbal, orang memberikan respon persepsi berupa kesan tentang oranglain

tersebut.

Dalam proses persepsi sosial, dikenal dengan istilah atribusi. Atribusi merupakan proses

mengenali penyebab dari tingkah laku orang lain dan sekaligus memeroleh pengetahuan tentang

sifat-sifat serta disposisi-disposisi yang menetap pada orang lain. Atribusi merupakan langkah

pertama dalam membentuk kesan dalam persepsi sosial. Setelah mengenali penyebab, kesan

tersebut tidak dikenali secara sendriri-sendiri, namun diperbandingkan satu sama lain untuk

mendapatkan kesan yang menyeluruh tentang orang lain.

Macam-macam Persepsi Sosial

Persepsi sosial dibagi menjadi dua macam yaitu persepsi objek dan persepsi interpersonal. Ciri-

ciri persepsi objek adalah:

Objek persepsinya benda

Stimulus ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik, misalnya; gelombang

cahaya, gelombang suara, temperatur,dsb.

4

Page 5: Makalah Psiper

Fokus hanya pada sifat-sifat luar dari objek dan tidak memperdulikan perasaan objek yang

diamati.

Objek tidak bereaksi kepada kita dan kita juga tidak memberikan reaksi emosional kepada

objek tersebut.

Objek relatif tetap

Persepsi objek sendiri terdiri dari:

Persepsi Jarak

Contoh:

1. Rel kereta api makin jauh nampak semakin mengecil,padahal tidak

2. Tiang listrik yg berjajar makin jauh tampak tidak sama tinggi.

Persepsi Gerak

Contoh: Pada saat kita duduk di dalam mobil dan bersebelahan dgn mobil lain terkadang

suka terasa bingung, kita yang mundur atau mobil sebelah yg maju.

Persepsi Total

Pada persepsi total baru akan bisa tampak jelas kalau dilihat secara keseluruhan.

Ciri-ciri persepsi interpersonal adalah:

Yang dipersepsi adalah manusia

Stimulus disampaikan melalui lambang-lambang verbal

Mencoba memahami apa yg tidak tampak oleh Alat indera

Reaksi dari yg dipersepsi ada kemungkinan keliru

Manusia selalu berubah-ubah

Faktor Personal yang Berpengaruh Pada Persepsi Interpersonal

Menurut Robbins (2003), individu yang memandang suatu objek yang sama dapat

mempersepsikan objek tersebut dengan beragam perbedaan. Sejumlah faktor yang

5

Page 6: Makalah Psiper

memengaruhinya adanya keragaman persepsi interpersonal ini menurut Robbins adalah sebagai

berikut:

1. Pelaku yang mempersepsi

2. Objek yang dipersepsikan

3. Situasi tempat persepsi tersebut dilakukan

Faktor-faktor ini juga dapat dibedakan menjadi suatu faktor internal (fungsional) dan faktor

eksternal (struktural). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu yang melakukan

persepsi. Dalam hal ini, sumber hasil persepsi terbentuk dapat berasal dari segi fisiologis dan

psikologis. Gangguan pada kedua aspek tersebut akan memengaruhi hasil persepsi yang

dikeluarkan. Gangguan pada aspek psikologis yang dimaksud dapat berupa pengalaman,

perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi.

Selain faktor internal, terdapat faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi keragaman

persepsi sosial yaitu objek yang dipersepsikan dan situasi saat persepsi tersebut dilakukan. Ciri

yang terdapat dalam diri objek (dalam hal ini orang lain) akan memberikan pengaruh yang besar

dalam pembentukan persepsi sosial, contohnya keunikan, kekontrasan, ukuran, dan intensitas

yang terdapat dalam diri objek.

Dalam faktor situasi, perbedaan persepsi interpersonal dapat dilihat pada seleksi, kesamaan, dan

organisasi perseptual yang timbul. Seleksi dapat diartikan sebagai pemusatan perhatian pada

objek-objek tertentu. Contohnya, seorang individu akan cenderung lebih memusatkan

perhatiannya pada objek-objek yang disukainya daripada objek-objek yang kurang atau tidak

disukainya. Kesamaan dalam hal ini adalah suatu kecenderungan untuk mengklasifikasikan

orang-orang ke dalam suatu kategori yang hampir sama. Misalnya mengkategorikan orang

berdasarkan budayanya. Organisasi perseptual adalah persepsi yang melihat orang lain sebagai

objek persepsi yang bersifat logis, teratur, dan runtut.

Sedangkan menurut ahli komunikasi interpersonal, Kelley (dalam Taylor, et. al., 1994), ada dua

faktor penting yang memengaruhi persepsi interpersonal, yaitu faktor fisik dan psikologis, dan

faktor latar belakang kepribadian. Faktor fisik dan psikologis dapat dilihat dari penampilan fisik

termasuk ekspresi wajah, kontak mata, dan postur tubuh. Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya

perasaan, suasana hati, emosi, dan informasi nonverbal. Sedangkan untuk faktor latar belakang

6

Page 7: Makalah Psiper

kepribadian akan dipengaruhi oleh hal-hal diluar penampilan fisik seperti sifat, motif, serta

kecenderungan atau minat seorang individu.

Berdasarkan eksperimen-eksperimen lain tentang persepsi interpersonal yang dikutip dari

Feldman (1985), Brehm & Kassin (1993), dan Baron & Bryne (1994), persepsi interpersonal

dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor keunikan, kekontrasan, ekspresi wajah (kontak

mata), penampilan atau daya tarik fisik (physical attraction), faktor kedekatan, faktor kemiripan

atau kesamaan sifat pribadi, dan faktor keuntungan atau penilaian timbal balik (reciprocal

judgement).

Faktor daya tarik fisik diketahui dapat memengaruhi pendapat orang lain dengan lebih efektif

dan dapat menciptakan perbedaan pada perlakuan yang diterima. Sehingga beberapa perusahaan

atau instansi diketahui memanfaatkan hal ini dalam menjalin hubungan masyarakat. Dalam hal

ini juga, orang-orang secara umum diketahui akan lebih memusatkan perhatiannya pada objek-

objek yang disukai daripada objek yang tidak atau kurang disukainya.

Faktor kesamaan seperti kesamaan demografis, sikap, sifat khas, dan kesamaan daya tarik fisik

juga memengaruhi banyak dalam persepsi. Pada umumnya apabila seseorang memberi penilaian

baik terhadap individu lain, maka individu lain tersebut cenderung memberi penilaian yang sama

pada orang yang menilainya. Hal inilah yang muncul dalam persahabatan.

Selain daya tarik fisik dan kesamaan, ada juga faktor kedekatan. Dalam faktor ini, orang-orang

cenderung lebih senang terhadap orang lain yang berada dekat pada mereka seperti tinggal di

tempat yang berdekatan. Bahkan orang-orang dalam suatu kompleks pemukiman yang sama

diklasifikasikan sebagai orang yang memiliki ciri-ciri yang sama karena adanya hubungan yang

dekat antara mereka.

Faktor lain seperti faktor keunikan dapat menyebabkan orang lain merasa tertarik sehingga

memusatkan perhatiannya lebih pada orang yang dianggap unik tersebut. Persepsi akan lebih

mudah dilakukan pada orang yang unik atau orang yang memiliki ciri yang berbeda dari orang-

orang lain pada umumnya atau pada lingkungannya. Contohnya orang yang berkulit putih

bersinar akan tampak lebih menonjol pada lingkungan umumnya di Indonesia karena mayoritas

penduduk Indonesia berkulit sawo matang atau coklat. Demikian juga halnya dengan intensitas

7

Page 8: Makalah Psiper

dan ukuran. Sebagai contoh, bertemu Angelina Jolie akan menimbulkan kesan yang lebih

mendalam dibandingkan bertemu dengan wanita lain pada umumnya.

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, tentu saja karakter kepribadian seseorang yang

mempersepsikan sesuatu juga berpengaruh terhadap persepsi yang dihasilkan. Karakter

kepribadian dalam hal ini dapat berupa konsep diri, nilai dan sikap, pengalaman masa lampau,

harapan dan cita-cita. Seorang individu dengan konsep diri yang tinggi akan cenderung menilai

orang lain dari sudut pandang yang positif dibandingkan dengan orang yang memiliki konsep

diri rendah yang disebut sebagai leniency effect (Basson dan Maslow, 1957). Nilai dan sikap

seseorang juga sangat memengaruhi pembentukan persepsi sosial. Contohnya perbedaan persepsi

yang dibentuk apabila orang yang mempersepsikan memiliki nilai dan sikap otoriter dengan

orang yang memiliki nilai dan sikap liberal. Pengalaman masa lalu dan harapan juga dapat

memberi suatu penanaman nilai yang mengarah ke aspek tertentu.

Proses Terbentuknya Persepsi Interpersonal

Proses persepsi interpersonal berawal dari observasi seseorang baik terhadap situasi maupun

perilaku, kadang-kadang penilaian sesaat terhadap keadaan lingkungan (snap perception).

Pembentukan persepsi interpersonal menunjukkan bahwa persepsi diawali dengan observasi terhadap

seseorang, kemudian terjadi proses atribusi dan disposisi atau pengaturan dan pengintegrasian seluruh

faktor yang berperan dalam persepsi secara terintegrasi sehingga membentuk suatu kesan terhadap

objek persepsi. Jadi, menurut Brehm & Kassin, sebagaimana terlihat pada Gambar 1, pembentukan kesan

dapat timbul melalui dua cara, yaitu: (a) stimulus yang diterima melalui observasi memperoleh

penilaian atau atribusi, pengelolaan atau disposisi, dan interpretasi secara terintegrasi dengan

keseluruhan aspek yang memengaruhi persepsi serta pribadi person yang terlibat dalam proses interaksi,

atau (b) stimulus yang diterima menimbulkan kesan secara langsung melalui penilaian sesaat tanpa

proses atribusi, disposisi, dan integrasi.

Brehm & Kassin (1993) menggambarkan proses terbentuknya persepsi sebagaimana tampak dalam

Gambar 10.1 berikut ini:

8

Page 9: Makalah Psiper

Gambar 1 Dinamika Persepsi Interpersonal

(Sumber Brehm & Kassin, 1993)

Bias persepsi dapat terjadi terutama kesan yang timbul secara langsung melalui penilaian sesaat.

Sementara itu, bias konfirmasi juga dapat terjadi karena individu yang dipersepsi itu mempunyai

kemampuan-kemampuan, perasaan, harapan, walaupun kadarnya berbeda seperti halnya pada

individu yang memersepsi. Individu yang dipersepsi dapat berbuat sesuatu terhadap individu yang

memersepsi (Walgito, 1994), misalnya menganggap jujur atau adil terhadap seseorang padahal

sesungguhnya tidak demikian. Hal ini tampaknya diakui juga oleh Brehm & Kassin (1993) bahwa

walaupun stimulus person yang diobservasi adalah sama tetapi dalam situasi atau keadaan sosial yang

melatarbelakangi perilaku person itu berbeda, maka hasil persepsi juga dapat berbeda. Sebaliknya

pikiran, perasaan, kerangka acuan, pengalaman-pengalaman, atau keadaan pribadi seseorang

yang memersepsi juga akan berpengaruh besar terhadap apa yang dipersepsinya. Bila seseorang atas

dasar pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang dipersepsinya

sangat menyenangkan, maka hasil persepsinya akan lain hasilnya kalau terjadi pengalaman yang

sebaliknya.

Selanjutnya, faktor personal seperti karakteristik pribadi, pengalaman, hubungan personal

sebelumnya, motif-motif; serta faktor situasional sangat berperan dalam persepsi interpersonal. Oleh

karena itu, dalam persepsi interpersonal dapat terjadi kekeliruan persepsi (Taylor, et al., 1994)

yang dapat bersumber dari faktor personal pada diri penanggap. Masalah lainnya adalah kesulitan

menemukan kriteria untuk menentukan siapa yang melakukan kekeliruan persepsi dalam suatu

interaksi sosial. Namun demikian, Beck (dalam Brehm & Kassin, 1993) menegaskan bahwa

9

Page 10: Makalah Psiper

petunjuk-petunjuk verbal dan nonverbal diharapkan memudahkan persepsi interpersonal sekaligus

menghindari terjadinya bias atau kekeliruan persepsi karena adanya faktor-faktor personal.

Pengaruh Persepsi Interpersonal terhadap Perilaku Sosial

Persepsi interpersonal atau individu terhadap seseorang dapat berpengaruh pada perilaku sosial

yang terjadi dengan orang yang bersangkutan. Hal ini terjadi karena persepsi yang kita timbulkan

kita sering kali tidak tepat. Berikut adalah contoh bentuk kekeliruan persepsi sosial:

a. Bias dalam Persepsi Sosial

Terdapat beberapa bias dalam persepsi sosial, dua diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Hallo EffectKesalahan persepsi yang disebut efek halo (halo effects) merujuk pada fakta bahwa begitu

kita membentuk suatu kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini

cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat-sifatnya yang spesifik.

Efek halo ini memang lazim dan berpengaruh kuat sekali pada diri kita dalam menilai orang-

orang yang bersangkutan. Bila kita sangat terkesan oleh seseorang, karena

kepemimpinannya atau keahliannya dalam suatu bidang, kita cenderung memperluas kesan

awal kita. Bila ia baik dalam satu hal, maka seolah-olah ia pun baik dalam hal lainnya.

Kesan menyeluruh itu sering kita peroleh dari kesan pertama, yang biasanya berpengaruh

kuat dan sulit digoyahkan. Para pakar menyebut hal itu sebagai “hukum keprimaan” (law of

primacy). Celakanya, kesan awal kita yang positif atas penampilan fisik seseorang sering

mempengaruhi persepsi kita akan prospek hidupnya. Misalnya, orang yang berpenampilan

lebih menarik dianggap berpeluang lebih besar dalam hidupnya (karir, perkawinan, dan

sebagainya).

2. Forked Tail Effect (negative hallo)Merupakan lawan dari hallo effect, yaitu melebih-lebihkan kejelekan orang hanya

berdasarkan satu keadaan yang dinilai buruk. Contoh forked tail effect yaitu supervisor yang

menganggap kinerja karyawannya buruk hanya karena ada atribut yang lupa dipakai oleh

karyawan.

10

Page 11: Makalah Psiper

b. Pembentukan KesanPembentukan kesan adalah proses dimana informasi tentang orang lain diubah menjadi persepsi

yang relatif menetap. Pengetahuan tentang orang-orang tertentu dan kaitannya dengan atribut

tertentu sering diistilahkan sebagai prototype. Hasil prototype memunculkan adanya stereotype,

yaitu pemberian atribut tertentu pada sekelompok orang tertentu. Contoh stereotype misalnya :

orang Indonesia ramah, orang Amerika individualistis.

Dalam pembentukan kesan, stereotype sulit diabaikan begitu saja. Stereotype akan

membatasi persepsi dan komunikasi, stereotype juga bisa dimanfaatkan untuk membina

hubungan yang lebih lanjut. Pada konsep kepribadian implicit, stereotype juga akan

memunculkan illusory correlation, yaitu mengaitkan secara berlebihan antara satu karakteristik

dengan karakteristik yang lain secara general.

Pembentukan kesan adalah faktor penting dalam persepsi sosial.. Dalam pembentukan kesan

terhadap oranglain, ada kecenderungan untuk secepatnya mengkategorika orang tersebut ke

dalam suatu cirri tertentu. Penilaian yang cepat ini (snap jugdment) memiliki arti penting dalam

proses pembentukan kesan selanjutnya. 

c. Teori AtribusiAtribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain.

Dalam usaha mengetahui orang lain, kita menggunakan beberapa sumber informasi. Misalnya,

kita mengamati penampilan fisik seseorang, karena faktor seperti usia, gaya pakaian, dan daya

tarik dapat memberikan isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka.

Kesalahan atribusi bisa terjadi ketika kita salah menaksir makna pesan atau maksud perilaku si

pembicara.atribusi kita juga keliru bila kita menyangka bahwa perilaku seseorang disebabkan

oleh faktor internal, padahal justru faktor eksternal-lah yang menyebabkannya, atau sebaliknya

kita menduga faktor eksternal yang menggerakkan seseorang, padahal faktor internal-lah yang

membangkitkan perilakunya.

Salah satu sumber kesalahan atribusi lainnya adalah pesan yang dipersepsi tidak utuh atau tidak

lengkap, sehingga kita berusaha menafsirkan pesan tersebut dengan menafsirkan sendiri

kekurangannya, atau mengisi kesenjangan dan mempersepsi rangsangan atau pola yang tidak

lengkap itu sebagai lengkap.

11

Page 12: Makalah Psiper

Referensi

Astuti, Rini. 2012. “Sistem Komunikasi Interpersonal”. http://newmediacom.blogspot.co.id/

2012/10/sistem-komunikasi-interpersonal.html. Diakses 22 November 2015.

Idris, Nurhamidah. 2014. “Psikologi Umum”. http://myislamicpsych.blogspot.co.id/2014/10/

persepsi-sosial-psikologi-umum-ii.html. Diakses 22 November 2014.

Pardede, Vivie Andriany. 2013. “Memahami Orang Lain”. http://vivieandrianypardede.

blogspot.co.id/2014/01/persepsi-sosial.html. Diakses 22 November 2015.

12