makalah psikologi industri sikap kerja
TRANSCRIPT
SIKAP KERJA/WORK ATTITUDE
(TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI)
OLEH:
DAYANG SARI ANDRIANI
NIM: 031011001
STIKes BINAWAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“sikap kerja/work attitude” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Maka dari itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Ibu Yuni Kusminanati, SKM,
MSi selaku dosen pengajar untuk mata kuliah Psikologi Industri & Organisasi, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Jakarta, 20 Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...…………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………........…………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...……..iii
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………..iii1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………..iv1.3 RUANG LINGKUP..........................................................................................iv1.4 TUJUAN PENULISAN………………………………………………………iv
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………....………………1
2.1 DEFINISI SIKAP KERJA……………………………………………........…12.2 HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU……………...…………22.3 KOMPONEN PEMBENTUK SIKAP..............................................................32.4 TIPE SIKAP......................................................................................................32.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN SIKAP.................42.6 PEMBAHASAN KASUS.................................................................................6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….......…………...7
3.1KESIMPULAN…………………………………………….………………….7
3.2 REKOMENDASI SOLUSI………………………………….…………….....7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
sikap kerja yang baik di dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan agar dapat menjadi
budaya yang baik dan berguna untuk perkembangan sebuah perusahaan di masa yang akan
datang. Guna menciptakan budaya kerja dan budaya perusahaan yang baik, maka diperlukan
banyak usaha untuk mencapainya. membudayakan sikap kerja atau work attitude yang baik di
lapangan kerja , merupakan salah satu cara yang untuk menerapkan perbaikan-perbaikan
sikap kerja menjadi sebuah budaya yang baik demi tercapainya keteraturan dan kedisiplinan
di dalam perusahaan, sehingga menimbulkan suasana yang aman dan nyaman dalam bekerja
Sikap adalah bentuk ungkapan perasaan seseorang terhadap pekerjaan, baik ungkapan
bernada positif maupun negatif. Ungkapan seperti ini dalam bidang studi perilaku organisasi
sering disebut sebagai sikap karyawan terhadap sebuah pekerjaan. Dalam kehidupan
organisasi, sikap karyawan tidak hanya ditujukan kepada pekerjaan tetapi juga pada obyek-
obyek yang lain seperti gaji yang diterima, teman kerja, atasan langsung, pimpinan
perusahaan dan bahkan terhadap organisasi secara keseluruhan.
Ada empat alasan mengapa seorang manajer perlu memahami sikap karyawan. Pertama, pada
situasi tertentu sikap seseorang berpengaruh terhadap perilaku individu orang tersebut.
Kedua, dalam konteks pekerjaan, membangun sikap kerja positif sangat berguna bagi alasan
kemanusiaan terlepas bahwa sikap tersebut akan meningkatkan produktivitas seseorang atau
tidak. Ketiga, banyak organisasi yang dengan sengaja mendesain program untuk menciptakan
sikap positif, seperti membangun citra (image) katakanlah melalui berbagai bentuk iklan agar
konsumen memiliki sikap positif terhadap perusahaan. Keempat, sikap seseorang memainkan
peran penting dalam studi perilaku organisasi khususnya teori motivasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Teori teori tentang sikap kerja
2. Faktor faktor yang mempengaruhi sikap
3. Keterkaitan nilai sikap dan kepuasan kerja
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari pembahasan makalah ini adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang
sikap kerja, komponen pembentuk sikap faktor faktor yang mempengaruhi sikap, nilai sikap
dan kepuasan kerja.
1.4 TUJUAN PEMBAHASAN
Dengan mengangkat judul makalah sikap kerja diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana
menyikapi suatu sikap kerja yang baik dan mempunyai solusi untuk mengatasi masalah
masalah yang berkaitan dengan sikap kerja untuk menciptakan suatu kebudayaan yang baik
di sebuah tempat kerja dan untuk menerapkan perbaikan-perbaikan sikap kerja menjadi
sebuah budaya yang baik demi tercapainya keteraturan dan kedisiplinan di dalam perusahaan,
sehingga menimbulkan suasana yang aman dan nyaman dalam bekerja.
BAB II
TINJAUAN PEMBAHASAN
2.1 TEORI TEORI TENTANG SIKAP
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably)
terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999)
berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,
emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
Sikap (attitude) didefinisikan oleh Robbins (2007) sebagai pernyataan evaluatif, baik yang
menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini
mencerminkan bagaimana perasaan seseorang tentang sesuatu. Sementara Kreitner dan
Kinicki (2005) mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan merespon sesuatu secara
konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan objek tertentu.
Gibson (2003), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental
yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih
merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan
motivasi
Menurut pengertian dari maulana (1995) “sikap kerja karyawan adalah cara kerja karyawan di
dalam mengkomunikasikan suasana karyawan kepada pimpinan atau perusahaan. Maulana
1995 mendefinisikan mengenai pengertian sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang
menguntungkan objak atau tidak, orang atau peristiwa. Ada tiga komponen dari suatu sikap
yaitu pengertian (cognition), keharusan (affect), dan perilaku (behavior).
Komponen cognition adalah segmen pendapat atau keyakinan akan suatu sikap. Komponen
affect adalah segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap, sedangkan komponen
behavior adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu terhadap
seseorang atau sesuatu. Memandang sikap yang tersusun dari tiga komponen di atas, yaitu
cognition, affect dan behavior akan membantu memahami kerumitan sikap dan hubungan
yang potensial antar sikap dan perilaku.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan pengertian sikap
sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif, behavior dan
afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan bertindak secara
positif atau negatif terhadap objek tertentu. Sikap dapat berubah dan dapat dipengaruhi,
dapat dibina dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap negatif dapat dipengaruhi sehingga
menjadi positif, yang tadinya tidak senang menjadi senang, yang semula antipati menjadi
bersimpati, dan sebagainya.
2.2 HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU
Seringkali kita beranggapan bahwa sikap seseorang akan mempengaruhi perilakunya. Oleh
karena itu jika anda hendak mengubah perilaku seseorang terlebih dahulu anda harus
mengubah sikapnya. Namun dalam kenyataannya hubungan antara sikap dan perilaku
seseorang ternyata tidak sesederhana itu.
Motif berprilaku (behavior intention). Sebagian besar sikap seseorang sesungguhnya tidak
secara langsung berdampak terhadap perilaku orang tersebut. Demikian juga hanya sebagian
kecil dari sikap seseorang yang jumlahnya banyak sekali yang kemudian berubah menjadi
perilaku. Yang dimaksud dengan motif berperilaku adalah sejauh mana kita tertarik untuk
bertindak.
Motif khusus. Penetapan tujuan (goal setting) dan ekspektasi terhadap imbalan memberikan
impak yang sangat besar terhadap motif berperilaku dan membantu seseorang membangun
motif khusus untuk bertindak. Sekali motif khusus terbentuk biasanya terkait langsung
perilaku tertentu.
Setyobroto (2004) merangkum batasan sikap dari berbagai ahli psikologi sosial diantaranya
pendapat G.W. Alport, Guilford, Adiseshiah dan John Farry, serta Kerlinger yaitu :
1) Sikap bukan pembawaan sejak lahir
2) Dapat berubah melalui pengalaman
3) Merupakan organisasi keyakinan-keyakinan
4) Merupakan kesiapan untuk bereaksi
5) Relatif bersifat tetap
6) Hanya cocok untuk situasi tertentu
7) Selalu berhubungan dengan subjek dan objek tertentu
8) Merupakan penilaian dari penafsiran terhadap sesuatu
9) Bervariasi dalam kualitas dan intensitas
10) Meliputi sejumlah kecil atau banyak item
11) Mengandung komponen kognitif, afektif dan komatif
2.3 KOMPONEN PEMBENTUK SIKAP
Berkaitan dengan komponen sikap, Walgito (2001) mengemukakan bahwa: Sikap
mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen itu adalah
komponen kognitif, afektif dan konatif dengan uraian sebagai berikut:
1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana
orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan
rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang
positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negatif.
3. Komponen behavior (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku terhadap obyek sikap
Penjelasan di atas relevan dengan pendapat Robbins (2007) yang menyatakan bahwa
sikap terbentuk dari tiga komponen (aspek) yaitu aspek evaluasi (komponen kognisi) dan
perasaan yang kuat (komponen afektif) yang akan membimbing pada suatu tingkah laku
(komponen kecenderungan untuk berbuat/konasi).
2.4 TIPE SIKAP
Berbicara tentang tipe sikap, maka terdapat 3 (tiga) tipe sikap. Tipe sikap tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Kepuasan kerja
Yaitu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, sebaliknya seseorang
yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap perkerjaan
tersebut.
2. Keterlibatan kerja
Adalah mengukur derajat sejau mana atau sampai tingkat mana seseorang memihak pada
pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya dan menganggap kinerjanya penting bagi harga
diri. Pegawai dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat memihak pada jenis
kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja tersebut. Tingkat keterlibatan
kerja yang tinggi telah ditemukan berkaitan dengan kemangkiran yang lebih rendah dan
tingkat permohonan berhenti yang lebih rendah.
3. Komitmen pada organisasi
Adalah suatu keadaan atau sampai sejauh mana seorang pegawai memihak pada suatu
organisasi tertentu dan tujuannya, dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi
tersebut. Seperti pada keterlibatan kerja bahwa komitmen pada organisasi memperlihatkan
hubungan yang negatif antara kemangkiran dan tingkat keluar masuknya pegawai.
2.5 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN SIKAP
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.
Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1. Pengalaman pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan
akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Kebudayaan.
B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan)
dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang
konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki.
Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan
perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting.
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang
dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
4. Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap tertentu.
5. Institusi Pendidikan dan Agama.
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam
pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral
dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri.
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi
seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu
frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih
tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.
2.6 PEMBAHASAN KASUS
Contoh kasus yang diambil adalah berkaitan dengan tiga komponen sikap yaitu kognition,
affect, dan behavior. Menggambarkan sikap negatife sesorang karyawan terhadap pengawas:
Kognitif/evaluasi:
Guru les saya memberikan nilai A kepada seorang teman sekelas saya yang tidak begitu
pantas mendapatkan nya bila dibandingkan saya.
Afektif/perasaan:
Saya tidak menyukai guru les saya
Perilaku/tindakan:
Saya akan mencari tempat les baru, saya telah mengadukan guru les saya kepada siapa saja
yang mau mendengarkan saya.
Ini merupakan contoh sikap negatif terhadap guru les.
Keyakinan ”diskriminasi salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini
adalah komponen kognitif (cognitive component), yang menentukan tingkatan untuk bagian
yang lebih penting dari sebuah sikap. Komponen afektif-nya (affective component). Perasaan
adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah segmen emosional atau perasaan dari
sebuah sikap, perasaan ini selanjutnya menimbulkan hasil akhir perilaku. Komponen perilaku
(behavioral component) dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku
dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sikap sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif, behavior
dan afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan bertindak secara
positif atau negatif terhadap objek tertentu. Sikap dapat berubah dan dapat dipengaruhi,
dapat dibina dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap negatif dapat dipengaruhi sehingga
menjadi positif, yang tadinya tidak senang menjadi senang, yang semula antipati menjadi
bersimpati, dan sebagainya. Sikap juga di pengaruhi oleh berbagai faktor yaitu berdasarkan
faktor pengalaman pribadi, kebudayaan, lingkungan sekitar lingkungan keluarga dan faktor
emosi dalam diri.
3.2 REKOMENDASI/SOLUSI
Agar dapat terwujud nya suatu sikap kerja yang baik di sebuah lingkungan kerja di perlukan
nya komunikasi yang baik antar para pekerja dengan bersikap ramah, hangat dan terbuka saat
berkenalan. Mengenali orang orang dan jabatan serta kebiasaan –kebiasaan disana.
Mendengarkan saat orang lain berbicara dan bertanya apa bila tidak tahu atau tidak mengerti,
sehingga dapat tercipta nya suasana kerja yang efektif apa bila kita mempunyai sikap dan
perilaku yang baik dan akan berdampak baik pada pekerjaan kita serta memelihara
komunikasi yang baik antar pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://efendikaris.blogspot.com/2012/01/nilai-sikap-dan-kepuasan-kerja.htmlhttp://putriajengjanuarti.blogspot.com/2012/10/nilai-nilai-individu-dan-sikap-kerja.htmlhttp://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhihttp://indosdm.com/819http://digilib.petra.ac.id/Kreitner dan Kinicki, 2005. Perilaku Organisasi, buku 1 dan 2, Jakarta : Salemba Empat.
Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat
Setyobroto, Sudibyo, 2004. Psikologi Suatu Pengantar, edisi ke-dua, Jakarta : Percetakan
Solo.
Walgito, Bimo. 2001. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.