makalah promosi kesehatan edukasi kesehatan klien(kognitif,afektif

9
Belajar,Mengajar dan Domain Belajar Mengajar Makalah Promosi Kesehatan Oleh: Dwi Laksono Abdhillah (1106089073) Nurhamidah Rangkuti (1106089123) Nurullah Agustya (1106089174) Selvyyanny Tedjomuljo (1106089180) Shofura Qonita Lillah (1106089086) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2012

Upload: dwila-dwi

Post on 21-Dec-2014

4.976 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Promosi Kesehatan Edukasi Kesehatan Klien(Kognitif,Afektif

Belajar,Mengajar dan Domain Belajar Mengajar

Makalah Promosi Kesehatan

Oleh:

Dwi Laksono Abdhillah (1106089073)

Nurhamidah Rangkuti (1106089123)

Nurullah Agustya (1106089174)

Selvyyanny Tedjomuljo (1106089180)

Shofura Qonita Lillah (1106089086)

Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia

2012

Page 2: Makalah Promosi Kesehatan Edukasi Kesehatan Klien(Kognitif,Afektif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Berbagai Definisi Belajar dan Mengajar

Mengajar adalah proses komunikasi khusus di mana terjadi perubahan perilaku yang

dapat diterima. Tujuan dari semua pengajaran adalah pembelajaran.Belajar adalah proses

asimilasi informasi baru yang meningkatkan sebuah perubahan tetap dalam perilaku.

Allender dan Spradley (2001).

Pengajaran mengandung pengertian sebagai tindakan yang membantu perolehan

pengetahuan baru, perubahan sikap, adopsi perilaku baru, atau pelaksanaan keterampian baru.

Dalam proses pembelajaran, pengajaran bukan hanya memberi pengetahuan baru kepada

peserta didik atau pelajar, namun dalam proses tersebut juga ada proses berbagi pengalaman

beajar antara pengajar dan pelajar. Walaupun peran pengajar adalah untuk mengajar atau

mendidik, pelajar juga mempunyai peran untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran,

atau bahkan memulai atau menginisiasi aktivitas yang menuju pada perubahan tingkah laku

yang diharapkan. Bastable (2006) dan Redman (2007).

Belajar adalah dapat melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila

kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu

(Ernest H. Hilgard). Mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mngajar

atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan

lingkungan dalam hubunganya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan

terjadinya proses belajar mengajar (Nana Sujana).

2. Domain Pembelajaran

Proses pembelajaran mempunyai tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan

psikomotor. Walaupun kognitif merupakan domain utama, domain afektif dan psikomotor

tidak dapat diabaikan. Domain kognitif berbicara mengenai pengetahuan dan pemahaman,

afektif mengenai mengenai attitude dan psikomotor mengenai kemampuan motorik (Redman,

1980). Pembelajaran afektif dapat memberikan dasar nilai untuk penggunaan pengetahuan

dan keterampilan baru (Reilly & Obermann, 1999).

2.1 Domain Kognitif

Page 3: Makalah Promosi Kesehatan Edukasi Kesehatan Klien(Kognitif,Afektif

Domain kognitif dalam belajar melibatkan pikiran dan proses berpikir. Ketika arti dan

hubungan dari suatu fakta telah dipahami, pembelajaran kognitif telah berpengalaman.

Terdapat enam level dari domain kognitif, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

2.1.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan tingkat terendah dari pembelajaran, termasuk proses

mengulang. Pelajar dikatakan telah mencapai tingkat ini ketika ia mengingat

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tingkat ini, biasanya klien belum

mengerti tujuan dari sebuah tindakan, seperti pada anak kecil yang menggosok

giginya sebelum tidur karena mengingat hal yang dikatakan ibunya. Anak kecil

tersebut belum mengetahui alasan dibalik sebuah tindakan. Kasus pada tingkat ini

juga terjadi pada penderita stroke.

2.1.2 Pemahaman

Tingkatan kedua dari pembelajaran kognitif, pemahaman, tidak hanya

mengingat tetapi juga memahami. Tujuan pengajaran dari tingkat ini paling tidak

adalah sedikit mengerti. Dalam keperawatan, perawat menginginkan klien

mengingat dan memahami hal yang telah ia ajarkan serta klien menyadari

pentingnya hal itu untuk dilakukan, seperti pada klien diabetes dewasa yang

menyadari pentingnya menjaga pola makan dan diet gula. Ketika klien itu diminta

untuk menjelaskan alasan tindakan yang ia lakukan, ia mampu melakukannya

dengan baik maka klien tersebut telah pada tingkat pemahaman.

2.1.3 Aplikasi

Aplikasi adalah tingkat ketiga dari pembelajaran kogntif. Aplikasi merupakan

tingkatan lebih tinggi daripada pengetahuan dan pemahaman karena pada

tingkatan ini pelajar mampu mengaplikasi ilmu atau ketrampilan yang ia dapatkan

pada situasi baru. Aplikasi memungkinkan klien untuk mandiri dalam menerapkan

ilmu yang telah ia dapat untuk meningkatkan kondisi kesehatannya. Perawat pada

tingkatan ini menyusun perencanaan pembelajaran untuk menjelaskan suatu hal

kepada klien sampai klien mampu mempraktekkannya. Untuk mengetahui klien

telah pada tingkatan aplikasi, perawat biasanya meminta mendemonstasikan mata

kuliah tersebut.

2.2 Domain Afektif

Page 4: Makalah Promosi Kesehatan Edukasi Kesehatan Klien(Kognitif,Afektif

Domain pembelajaran afektif berhubungan dengan ekspresi perasaan dan penerimaan

sikap, opini, atau nilai. Pembelajaran akfektif mempelajari sikap, yaitu kecenderungan

emosional yang dipelajari untuk bereaksi melalui cara tertentu terhadap objek, opini, atau

seseorang. Nilai mirip dengan sikap namun lebih permanen. Keanggotaan dalam suatu

kelompok berperan penting dalam pembelajaran afektif karena anggota kelompok yang

lain dapat mempengaruhi pendirian atau attitude seseorang. Krathwol et al. (1964)

merumuskan hierarki atau tingkatan pembelajaran afektif sebagai berikut :

1.Menerima: pelajar bersikap terbuka untuk menerima petunjuk atau perkataan orang

lain.

2.Menanggapi: berpartisipasi aktif melalui kegiatan mendengarkan dan menanggapi

secara verbal dan nonverbal.

3.Menilai: menentukan nilai pada suatu objek atau perilaku yang terlihat dari pelajar.

4.Mengorganisasi: mengembangkan sistem nilai melalui identifikasi dan

pengorganisasian serta penyelesaian konflik.

5.Karakterisasi: bereaksi dan merespons dengan sistem nilai yang konsisten.

2.2.1 Metode Ajar Pada Domain Pembelajaran Afektif (Potter&Perry, 2005)

1. Permainan Peran

Permainan peran memungkinkan terjadinya ekspresi, perasaan, dan nilai

2. Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok klien dapat menerima dukungan dari orang lain dan

belajar dari pengalaman orang lain. Selain itu, diskusi kelompok juga dapat

mendorong klien untuk memberikan respon verbal maupun nonverbal kepada

orang lain, penghargaan terhadap nilai, dan organisasi.

3. Diskusi (Pribadi)

Diskusi pribadi memungkinkan untuk berdiskusi tentang hal-hal pribadi klien.

2.3 Domain Psikomotor

Psikomotor terdiri dari praktik, fisik, keterampilan serta motorik. Pengajaran

psikomotor, keterampilan, penerapan, serta penggabungan aktivitas mental dan fisik.

Terdapat tujuh cakupan, yaitu:

1.Persepsi, berkaitan dengan pemahaman. Keadaan yang menyadari suatu objek

atau kualitas penggunaan seluruh organ indra. Sesorang merasakan adanya rangangan

sebagai tanda untuk melakukan tugas tertentu. Misalnya, setelah mendengarkan bunyi

Page 5: Makalah Promosi Kesehatan Edukasi Kesehatan Klien(Kognitif,Afektif

mobil ambulans, orang tersebut akan menyetir mobilnya ke tepi untuk menghindari

kecelakaan.

2. Perangkat, mengeset kesiapan otak untuk menjalankan tindakan psikomotor,

yang diset adalah mental, fisik, dan emosi. Ada tiga perangkat, mental, fisik, dan emosi.

Sebagai contoh, seseorang menggunakan penilaian untuk menentukan cara terbaik untuk

melakukan tindakan motorik. Sebelum melakukan tindakan, seperti bangun dari kursi

roda, seseorang berada pada bentuk dan posisi tubuh yang sesuai. Klien mungkin

membuat komitmen untuk menjalankan latihan tertentu secara teratur.

3.Respons Terbimbing, akan kinerja suatu tindakan, di bawah bimbingan seorang

instructor. Hal ini merupakan tindakan meniru dari tindakan yang didemonstrasikan.

Sebagai contoh, klien menyiapkan injeksi insulin setelalh memperhatikan contoh dari

perawat dan mencoba untuk menirunya dengan benar.

4.Mekanisme, mekanisme merupakan tingkat perilaku yang lebih tinggi di mana

seseorang telah memiliki kepercayaan diri dan ketrampilan dalam melakukan perilaku

tertentu. Biasanya ketrampilan menjadi lebih kompleks dan mencakup lebih dari

beberapa tahapan daripada ketrampilan terbimbing. Sebagai contoh, klien mampu

mengeluarkan sejumlah insulin dengan jarum suntik dari dosis yang berbeda.

5.Respons Kompleks Terbuka, mencakup yang terdiri dari pola gerakan yang

kompleks.. seseorang memperlihatkan ketrampilan secara halus dan benar tanpa ragu-

ragu. Sebagai contoh, klien dapat menyuntikkan insulin secara mandiri pada berbagai

tempat penyuntikkan.

6.Adaptasi, terjadi bila seseorang mampu mengubah respon motorik ketika muncul

masalah yang tidak diduga. Sebagai contoh, ketika perawat menyuntik, munculnya darah

dalam alat suntikan karena diaspirasi mengakibatkan perubahan cara memegang alat

suntik.

7.Keaslian, merupakan aktivitas motorik yang paling kompleks yang mencakup

penciptaan pola gerakan yang baru. Seseorang bertindak berdasarkan kemampuan dan

Keaslian ketrampilan psikomotor yang ada. Sebagai contoh, seorang perawat

menggunakan metode yang lain untuk penusukan vena pada klien yang mengalami

pembengkakan tangan.

Semua domain belajar merupakan aspek yang harus berjalan secara terintegrasi. Ada kalanya

seseorang hanya mahir atau sanggup menjalani salah satu dari ketiganya. Akan tetapi,

berusaha untuk seimbang adalah pilihan yang jauh lebih baik.

Page 6: Makalah Promosi Kesehatan Edukasi Kesehatan Klien(Kognitif,Afektif

Allender,J.A & Spradley,B.W. (2001). Community Health Nursing:Concepts and

Practice 5th Ed. Philadelphia:Lippincott

Harkreader,H et.al. (2007). Fundamental of Nursing Caring and Clinical Judgment

3rd Ed. Missouri: W.B Saunders

Potter,P.A & Perry,A.G. (2005). Fundamentals of Nursing 6th Ed. Missouri: Mosby

Potter,P.A & Perry,A.G. (2005).Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 1.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik (ed 4) (Yasmin Asih et al., Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental keperawatan (ed 7) (Adrina Ferderika, Penerjemah). Jakarta: Salemba medika

Redman, B.K. (1980). The process of patient teaching in nursing (4th ed). Missouri: C.V. Mosby Company

Reilly, D.E. & Obermann, M.H. (2002). Pengajaran klinis dalam pendidikan keperawatan (ed 2) (Enie Novieastari, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC