makalah pro - kontra 100 hari kinerja sby kelompok 3

32
TUGAS BAHASA INDONESIA BAHAN DISKUSI 100 HARI PEMERINTAHAN SBY-BOEDIONO SMAN 4 SIDOARJO 2009-2010 X-7 DISUSUN OLEH : KELOMPOK 100 HARI PEMERINTAHAN ( A ) 1 ANGGOTA KELOMPOK : ACHMAD ILHAM B. (01) AISYAH OKTAVIANI A. (04) BAYU AJI URIDHO (09) ELY RIZKI FITRIANI (16) M. WAHYU DEDI P. (25) MOCH. RIO P. (27) NITA AGUSTINA (30) TANTIA NURFALIANA (36)

Upload: akbarsujiwa

Post on 26-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ccc

TRANSCRIPT

TUGAS BAHASA INDONESIA

PAGE 23

TUGAS BAHASA INDONESIABAHAN DISKUSI100 HARI PEMERINTAHAN SBY-BOEDIONO

SMAN 4 SIDOARJO

2009-2010X-7DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 100 HARI PEMERINTAHAN ( A )

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayahnya sehingga kami dapat membuat makalah bahan diskusi tentang 100 hari pemerintahan SBY-BOEDIONO ini.

Semoga makalah ini dapat membantu dalam meningkatkan proses belajar di sekolah serta dapat memenuhi harapan dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia .dengan harapan agar siswa-siswi SMA NEGERI 4 sidoarjo dapat menjadikan bahan pembelajaran agar bisa lebih baik untuk kedepanya.

Kami menyadari bahwa isi Makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena kekurangan dan kesalahan adalah sifat yang selalu ada pada diri manusia. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun yang akan kami pergunakan sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada tugas-tugas berikutnya.

Akhir kata, Kami berharap makalah ini memberikan manfaat bagi siswa-siswi dan masyarakat pada umumnya.

Sidoarjo,14 Februari 2010

Penyusun

Cover

1Kata Pengantar

2Daftar Isi

3Bab 1 Pendahuluan

41.1 Latar belakang Masalah

51.2 Tujuan Pembahasan

61.3 Pembatasan Masalah

71.4 Hipotesis

81.5 Sumber data

9Bab 2 Analisis Masalah

102.1 Tentang tujuan para demonstran

102.2 Berbagai macam masalah PRO

132.3 Berbagai macam masalah kontra

162.4 Pembelaan Pemerintah

20Bab 3 Kliping

22Kesimpulan

Daftar Pustaka

PENDAHULUANTANGGAL 28 Januari kemarin genap pemerintahan 100 hari SBY-Budiono. Entah kebetulan atau tidak pada hari yang sama SBY ke Magelang meresmikan PLTU. Sementara rakyat, buruh, nelayan dan elemen mahasiswa tumpah ruah di berbagai titik berdemo menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan ke dua SBY. Dan itu terlihat dari berbagai tulisan seperti poster, spanduk dan corat-coret. Lebih dari itu tindakan sebagian pendemo di beberapa daerah bahkan ada yang membakar, menginjak foto para pemimpin negera serta simbol partai.

Demo ini merupakan terbesar awal tahun 2010. Sebelumnya 9 Desember 2009 memperingati hari anti korupsi demo surupa juga terjadi meski tidak sebanyak dan sebesar akhir Januari kemarin, tapi ke dua gerakan masyarakat ini cukup memberi pesan kepada siapapun, bahwa program 100 hari SBY-Budiono ini jawaban dari klaim keberhasilan yang dikemukan para pembantu SBY, Hatta Rajasa yang menyatakan bahwa program 100 hari pemerintahan berhasil adanya.

Tapi, apa yang dikemukakan demontrasi, bisa jadi mewakli kita, saya, saudara-saudara kita di berbagai pedalaman negeri. Kalau kita cermati 100 hari SBY tak lebih diributkan oleh berbagai perdebatan- kalau tidak bisa dikatakan pertengkaran. Lihat-lah bagaimana pansus angket Century DPR acapkali mempertontonkan tudingan-tudingan antar sesama anggota. Padahal sisi pandang awal mereka sana: Membuka kasus secara terang-benderang.

Bila dicermati, adanya panitia khusus angket DPR ini merupakan kelanjutan merebaknya kasus kriminalisasi ketua KPK, Bibit-Chandra oleh Polri dan Kejaksaan. Kasus ini mengapung kepermukaan belum sampai sebulan SBY-Budiono usai melantik kabinet Indonesia Bersatu jilid dua. Benar atau tidak, persoalan inilah yang sebenarnya yang membentuk bola salju terbentuknya panitia Angket yang sampai hari ini belum merampungkan tugasnya.

1.1 Latar Belakang MasalahDemo yang berlangsung serentak di 30 kota itu mengusung thema sentral bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah gagal didalam menyelesaikan krisis dan meningkatkan kesejahteraan rakyat . Bahkan mereka menilai pemerintah gagal memberantas korupsi ditandai dengan tidak ada tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat skandal Bank Century . Oleh karenanya pengunjuk rasa minta agar SBY-Boediono mundur dari jabatannya

1.2 Tujuan Pembahasan

Tujuan membahas masalah ini adalah agar kita tahu sesungguhnya pemerintahan sekarang seperti apa, serta menambah bahan diskusi agar siswa bisa aktif bertanya dalam hal ini.1.3 Pembatasan masalah

Makalah ini hanya di batasi dalam hal 100 hari pemerintahan SBY-Boediono dengan acuan masalah secara global, walaupun masalah 100 hari pemerintahan SBY-Boediono banyak tersambun ke masalah yang lain tapi dalam makalah ini kita batasi sampai permasalahan umum saja.1.4 HIPOTESIS

Bahan Karya ilmiah ini Di ambil dari sumber yang dapat di per caya, serta fakta-fakta yang ada di masyarakat. dan kami menganggap bahwa isi Makalah ini 100% benar.

1.5 SUMBER DATASumber data untuk membuat karya tulis di cari dari sumber dan berita yang benar dan akurat jadi tidak diragukan lagi kebenaran karya tulis ini. 2.1 Tentang Tujuan para DemonstarnDemo 100 hari Pemerintahan SBY-Boediono yang berlangsung di puluhan kota di seluruh Indonesia menurut Mabes Polri berlangsung damai dan tertib .Kompas mencatat hanya di 2 kota demo ricuh yaitu di Palu dan Pekanbaru . Demo yang berlangsung serentak di 30 kota itu mengusung thema sentral bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah gagal didalam menyelesaikan krisis dan meningkatkan kesejahteraan rakyat . Bahkan mereka menilai pemerintah gagal memberantas korupsi ditandai dengan tidak ada tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat skandal Bank Century . Oleh karenanya pengunjuk rasa minta agar SBY-Boediono mundur dari jabatannya .

100 hari ini merupakan batu loncatan untuk ke depan. Mengukur kinerja suatu pemerintahah apakah berhasil atau tidak dalam hitungan 100 hari juga tidak punya standar, namun hal ini merupakan bentuk janji yang harus dilaksanakan.

Dari sisi keamanan, dalam 100 hari ini relatif aman, hal ini merupakan indikasi bahwa keamanan dapat dijaga. Sementara dari sisi ekonomi ada yang menyatakan bahwa pemerintahan SBY-Boediono sudah berhasil, tetapi banyak juga yang menyatakan belum.

Kedua kelompok ini mempunyai argumentasi tersendiri. Sementara dari sisi hukum, pengamat melihat bahwa pemerintahan ini belum memenuhi janjinya, karena di lapangan masih banyak dijumpai kasus-kasus hukum yang belum mampu dijamah.

Dari masalah-masalah yang muncul di masa pemerintahan SBY-Boediono ini, kasus hukum menjadi perhatian publik. Mulai dari kasus yang mengkaitkan pimpinan KPK dengan petinggi Polri, sampai kasus yang saat ini masih dibicarakan dalam pansus di DPR RI yaitu kasus Bank Century.

Bahkan pembahasan mengenai kasus ini menjadi sinetron politik yang banyak ditunggu-tunggu masyarakat. Ini membuktikan bahwa kasus Bank Century sangat menyita perhatian karena melibatkan petinggi di negara ini.

Lalu pertanyaannya apakah kasus ini dapat diselesaikan atau menguap begitu saja tanpa hasil yang berarti?

Waktu 100 hari, memang tidaklah menjadi sebuah ukuran untuk menyatakan apakah pemerintahan itu berhasil atau tidak. 100 hari tidak harus menjawab dari 5 tahun periodesasi pemerintahan SBY-Boediono.

Boleh jadi dalam 100 hari ini pemerintahan SBY dinilai masih dalam tataran janji belum pada tataran pelaksanaan, lalu apakah pemerintahan ini dinilai gagal? Belum tentu.

Mungkin 100 hari ibarat rumah baru mengokohkan pondasi, setelah itu secara bertahap pondasi akan dinaikkan menjadi dinding dan akhirnya menjadi apa yang diinginkan.

Perlu waktu, itulah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan agenda-agenda besar di negara ini. Waktu tidak hanya dihitung hingga 100 hari saja, karena masih ada waktu setelah itu. Jadi nada-nada pesimis para pengamat mengenai kinerja SBY-Boediono dalam 100 hari ini, tidak langsung menjustifikasi sebuah kegagalan pemerintahan. Masih ada masa di mana pemerintahan berlangsung.

Presiden SBY pernah berkata, bahwa kinerja sebuah pemerintahan tidak bisa diukur dalam waktu 100 hari, kinerja pemerintahan baru dapat diukur setelah pemerintahan itu menyelesaikan amanat yang diembannya.

Apakah ia berhasil atau tidak, rakyatlah yang menilai. Jika rakyat menilai pemerintahan tidak berhasil maka pemerintahan sekarang akan menerima imbasnya, begitu juga sebaliknya jika pemerintahan dianggap berhasil maka nama partai yang memerintah saat ini akan menjadi harum dan pada pemilu mendatang masyarakat tentu masih mempercayai pemerintahan ini kepada partai yang berkuasa pada periode yang lalu.

Untuk itu perlu ada pemahaman-pemahaman kepada masyarakat bahwa 100 hari dari sebuah pemerintahan bukanlah harga mati untuk menyatakan pemerintahan itu jelek atau bagus. Namun bukan berarti 100 hari tidak mempunyai makna sama sekali.

Nilai 100 hari merupakan nilai yang ditunggu-tunggu untuk melihat apakah janji-janji politik yang selama ini diperdengarkan kepada rakyat apakah indikasi janji itu dapat tercapai dalam waktu 100 hari tersebut, maka pemerintahan juga harus menunjukkan karya-karya yang telah mereka lakukan selama 100 hari ini.

Bila 100 hari ini menujukkan angka yang positif, maka rakyat tentu akan mendukung apa yang dilakukan pemerintah, tetapi jika, rakyat juga bisa menuntut janji-janji yang pernah diucapkan pemimpin mereka itu.

Kemarin, ribuan orang melakukan unjukrasa menunjukkan sikap kepedulian mereka untuk mengkritisi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.

Semua orang boleh berekspresi, tetapi juga harus diingat berekspresilah sesuai dengan ketentuan yang ada. Unjuk rasa yang damai juga memperlihatkan bahwa masyarakat dapat memahami dalam pemerintahan sebuah negara diperlukan adanya kritikan agar ke depan pemerintahan dapat lebih baik lagi.Aksi demonstrasi merupakan bentuk ekspresi untuk mengungkapkan pendapat kepada penguasa. Namun demikian, aksi tersebut tentunya tidak serta merta dilakukan asal-asalan, tapi dengan kesopnan, ketertiban, dan elegan. Aksi Demopada tanggal 28 Januari 2010 beberapa waktu lalu sungguh merupakan aksi yang tertib. Sebab, aksi itu tidak dilakukan secara brutal dan anarkis. Hanya saja, dalam kepatutan etika, tampaknya kurang sopan. Hal ini terlihat dengan diikutsertakannya binatang kerbau. Kelompok yang memaksakan kerbau sebagai sarana aksi, sebenarnya dapat dikatakan tidak menyayangi binatang itu sendiri. Sebab, kerbau yang biasa hidup di sawah membantu para petani, dipaksa berjalan di tengah-tengah hiruk pikuk aksi demo, Sungguh keterlaluan. Di sisi lain, aksi demo yang membawa kerbau dapat dikatakan sebagai immoral, hal ini seperti dikatakan oleh mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Amien Rais, bahwa aksi demo dengan membawa kerbau (immoral). Orang demo sambil membawa kerbau, dan menyatakan ini cocok dengan tokoh ini, sungguh tindakan tidak bermoral. Oleh karena itu, agar di kemudian hari aksi-aksi yang justru merendahkan martabat si pendemo itu sendiri agar tidak diulangi. Bagaimanapun juga, aksi tersebut justru membawa kemudhoratan.

2.2 BERBAGAI MACAM MASALAH PRO PEMERINTAHANDalam berbagai kesempatan, beberapa pihak mengutarakan pendapatnya untuk mendukung SBY, dan beberapa pihak lain menyatakan tidak untuk SBY. Dua mindset yang berbeda ini pun menimbulkan dualisme pandangan dalam publik dalam meninjau tidak hanya kinerja 100 hari pemerintahan SBY-Boediono, melainkan juga pemerintahan 5 tahun kedepan. Ada pihak-pihak dengan berbagai maksud dan intensi yang ingin menjatuhkan SBY, alias tidak berpihak pada pemerintahan SBY-Boediono mengacu pada elemen-elemen program 100 hari yang menurut mereka (pihak yang menentang kinerja program 100 hari) tidak terealisasi dengan menyeluruh atau singkat kata, gagal. Beberapa dari pihak penentang ini ikut turun ke jalan untuk demonstrasi dalam rangka menggoyangkan kabinet. Namun, perlu kita sadari pula bahwa juga ada pihak-pihak yang mendukung SBY dan kabinetnya. Dalam jangka waktu hingga akhir Januari dan awal Februari ini, pihak yang melakukan "oposisi" terhadap SBY terkesan lebih banyak secara kuantitas daripada mereka yang masih berpegang teguh pada SBY.

Mengapa mendukung SBYPertama, dari sisi pendukung SBY. Bagi mereka yang mendukung SBY, satu kata yang keluar dari mulut mereka, "Lanjutkan!". Mereka akan berpendapat bahwa program 100 hari tidak dapat dijadikan acuan keberhasilan suatu pemerintahan, sementara pemerintahan itu sendiri dalam negera presidensial berlangsung dalam periode 5 tahun secara konstitusional. Saudara Ruhut Sitompul, dalam suatu perbincangan, juga mejabarkan dukungannya kepada SBY melalui teori persneling-nya. Ibarat roda gigi pada kendaraan, pada 100 hari ini, pemerintahan SBY baru memasang gigi satu, dan kemudian secara bertahap diyakini akan melaju dan memasang gigi dua, tiga, dan empat sampai 5 tahun pemerintahannya untuk menunjukkan taring keberhasilan pemerintahannya.Untuk mempertebal alasan mengapa memberikan dukungan kepada SBY, berbagai kasus yang muncul pada pasca bergulirnya kabinet SBY dapat pula dikaitkan. Jika dihubungkan dengan berbagai kasus-kasus politik nan fenomenal seperti kasus kriminalisasi KPK dan kasus Bank Century yang "rumit" dan belum berujung, para pendukung SBY akan berdalih bahwa pandangan gagalnya program 100 hari ini disebabkan oleh munculnya kasus-kasus tersebut pada awal pemerintahan SBY yang dianggap sebagai inhibitor factor.Dari sisi "positif" ini, secara rasional, memang ada benarnya juga alasan mengenai faktor-faktor pengganggu kinerja SBY, sehingga 100 hari ini tidak dapat berjalan maksimal. Dalam rangka berpikir positif, saya menaruh setumpuk harapan pada pihak pendukung untuk terus mendukung SBY sampai 5 tahun kedepan dengan sejumlah kekhawatiran yang akan dipaparkan berikut ini.

Kekhawatiran "oposisi" Bicara soal menentang SBY dalam program 100 hari ini, tak dapat dipungkiri lebih banyak faktor pendukung kelompok ini untuk menentang pemerintahan SBY. Satu hal yang mendapat sorotan utama adalah perkara korupsi yang mencuat dalam kasus Bank Century. Hal ini semakin diperkuat dengan perlakuan istimewa terhadap pejabat pemerintahan dan perlengkapan istana. Ya, bagaimana masyarakat tidak heboh menanggapi kehadiran Toyota Crown Royal seharga lebih dari 1 milyar rupiah yang mengiringi tugas para menteri negara. Belum lagi isu kenaikan gaji para menteri. Terkait aksesoris istana, kehebohan publik akan masalah laten korupsi kian mencuat dengan adanya perbaikan pagar istana senilai 22 milyar rupiah. Begitu luar biasa tantangan yang dihadapi SBY dari kelompok "oposisi" ini melihat fakta-fakta yang terjadi di lapangan.Kalau saya berpikir dari kacamata opponent, maka satu hal yang saya sangat khawatirkan telah, sedang, dan akan terjadi: Permainan Politik. Alasannya sederhana. Di tengah mencuatnya kasus Bank Century terkait dugaan korupsi pejabat pemerintahan, muncullah kasus-kasus lain yang sebenarnya bersifat figuran, tetapi karena faktor kepentingan, kasus ini menjadi "heboh" di masyarakat. Lihatlah berapa banyak masyarakat yang ingin menutup account-nya atau memindahkannya dari suatu bank lantaran maraknya pemberitaan pembobolan ATM dengan ATM Skimmer dan sejenisnya. Belum lagi kasus sampingan lainnya seperti kasus mutilasi dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Babeh terhadap anak-anak jalanan. Mengingat Indonesia kini adalah negara demokrasi dengan kebebasan pers seluas-luasnya, saya khawatir ada pihak-pihak yang secara sengaja memunculkan kasus-kasus tambahan tersebut untuk mengalihkan perhatian masyarakat terhadap sejumlah kasus politik utama yang seharusnya sedang menjadi perhatian massa.

Lanjutkan!Tentunya tulisan ini hanyalah pendapat semata. Hingar bingar opini tentang kinerja pemerintahan SBY saat ini pasca 100 hari biarlah menjadi santapan pers dan masyarakat yang haus akan informasi dan gemar berdiskusi. Tidak ada maksud penulis untuk menuduh pihak tertentu.Saya sangat mengharapkan kejujuran dan keterbukaan semua pihak dalam melanjutkan pemerintahan ini. Kalau ditanya saat ini saya dukung siapa, tentunya saya memilih untuk mendukung kabinet SBY-Boediono yang telah terbentuk ini untuk melanjutkan dan menuntaskan tugasnya hingga 5 tahun kedepan. Apapun keadaannya, pemerintahan ini memang telah berjalan, dan sebagai masyarakat sudah selayaknya kita mendukung kinerja pemerintahan SBY melalui kritik yang membangun dan bukan dengan ancaman dan kekerasan.Fondasi Kebijakan Lima TahunSBY-Boediono telah meletakkan 5 strategi pokok selama lima tahun mendatang pada masa kampanye Pilpres 2009 yang lalu.Pertama, melanjutkan pembangunan ekonomi Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Kedua, melanjutkan upaya menciptakan good government dan good corporate governance. Ketiga, demokratisasi pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi dan kreativitas segenap komponen bangsa.Keempat, melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi. Kelima, belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, pembangunan masyarakat Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa. Dari lima strategi pokok tersebut, kemudian dikembangkan 13 program kerja yang meliputi melanjutkan program pendidikan nasional, kesehatan masyarakat, program penuntasan kemiskinan; menciptakan lebih banyak lagi lapangan kerja bagi Rakyat Indonesia; melanjutkan program pembangunan infrastruktur perekonomian Indonesia; meningkatkan ketahanan pangan dan swasembada beras, gula, jagung, dsb; menciptakan ketahanan energi dalam menghadapi krisis energi dunia; menciptakan good governmentdan good corporate governance; melanjutkan proses demokratisasi; melanjutkan pelaksanaan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi; pengembangan teknologi; perbaikan lingkungan hidup; dan pengembangan budaya bangsa.

2.3 BERBAGAI MACAM MASALAH KONTRA PEMERINTAHapa yang dikemukakan demontrasi, bisa jadi mewakli kita, saya, saudara-saudara kita di berbagai pedalaman negeri. Kalau kita cermati 100 hari SBY tak lebih diributkan oleh berbagai perdebatan- kalau tidak bisa dikatakan pertengkaran. Lihat-lah bagaimana pansus angket Century DPR acapkali mempertontonkan tudingan-tudingan antar sesama anggota. Padahal sisi pandang awal mereka sana: Membuka kasus secara terang-benderang.

Bila dicermati, adanya panitia khusus angket DPR ini merupakan kelanjutan merebaknya kasus kriminalisasi ketua KPK, Bibit-Chandra oleh Polri dan Kejaksaan. Kasus ini mengapung kepermukaan belum sampai sebulan SBY-Budiono usai melantik kabinet Indonesia Bersatu jilid dua. Benar atau tidak, persoalan inilah yang sebenarnya yang membentuk bola salju terbentuknya panitia Angket yang sampai hari ini belum merampungkan tugasnya.

Meski begitu, program 100 yang diklaim masyarakat dan mahasiswa gagal, menurut hemat kami tidak semuanya benar. Ada beberapa program pro kepentingan mencatat sukses, seperti :

1. Mobil mewah 1,3miliar yang dibagikan kesejumlah pembantu dan pejabat tinggi.

2. Pemugaran istana negara 22.5 miliar.

3. Depertemen Kelautan membeli sebuah kapal pesiar untuk patroli yang didalamnya terdapat ruang miting dan kamar tidur kelas hotel bintang lima. Harganya hampir 15 miliar, uang sebanyak itu bisa membeli empat kapal khusus berpatroli menjaga perairan laut.

4. Memberikan hanumeri(bonus prestasi) berupa kenaikan gaji kepada menteri berkinerja baik ( dilakukan setelah mendapat kecaman masyarakat).

5. Membeli pesawat ke presidenan 400-600 miliar.

Inilh program SBY-Budiono 100 hari memerintah. Sedang program pro rakyat yang tengah berlangsung diberbagai daerah hingga kini, yaitu penggusuran pedagang K-5 dan pemukinan rakyat, sengketa tanah, Penolakan pasien dengan kartu Jamkesmas, Kartu Gakin dan penyanderaan bayi karena tidak mampu membayar bea rumah sakit. PHK buruh karena UU Menakretrans berpihak kepada pengusaha. Sogok menyogok masuk PNS. Diskriminasi hukum.Aksi demo besar-besaran akan menggoyang Jakarta hari ini, Kamis 28 Januari 2010, bertepatan dengan 100 hari pemerintahan SBY-Boediono.

Diperkirakan lebih dari 70 ribu massa dari 64 elemen masyarakat akan turun ke jalan. Aksi ini akan dimulai pada pukul 08.00. Ada tiga titik yang menjadi pusat demo besar itu, yakni Istana Presiden, KPK, dan Gedung DPR.

Demo kali ini mengusung lima isu. Yakni kegagalan Presiden SBY melindungi kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional. Lalu, ketidakmampuan Yudhoyono menegakkan negara hukum dan memberantas korupsi.

Para pengunjuk rasa juga menilai Yudhoyono gagal menyejahterakan dan melindungi petani, guru, nelayan, kaum miskin perkotaan, dan buruh migran. Selain itu, Yudhoyono dianggap gagal mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menyehatkan bangsa.

Di barisan pendukung, salah satunya, Borisraw. Dia memilih pro dengan aksi demo.

"Demo itu peristiwa politis..jika demo di lakukan oleh lawan politik itu wajar dan biasa..tapi banyaknya demo saat ini dilakukan oleh siapapun elemen, baik itu kemarin yang memilih SBY dan partainya, maupun elemen masyarakat yang netral ditambah musuh politik..ini yang jadi luar biasa. Pasti ada sesuatu yg perlu dipertanyakan dari kredibilitas pemerintahnya."

Demikian pula dengan Oji, dia menilai aksi demo terjadi karena rakyat ingin menuntut janji dan merasa tidak puas atas kinerja pemerintah.

"Menurut saya demonstrasi terjadi dikarenakan, SBY - Boediono dinilai oleh rakyat telah gagal dari awal dilantik hingga sekarang, dalam menjalankan roda pemerintahan..

Terbukti dalam 100 hari tugas, SBY - Budiono belum dapat menyelesaikan berbagai persoalan, di bidang hukum, ekonomi, dan sosial yang ada selama ini di Indonesia.

Jadi wajar saja, rakyat atau mahasiswa sering menggelar demo untuk menyampaikan aspirasi nya, agar pemerintah lebih serius dan berhasil menyelesaikan persoalan yang ada di negara ini..," kata dia.

Ada juga yang menolak dan tak setuju dengan aksi demo.

Misalnya, Konyil. Komentator di Yahoo! Answer ini menganggap aksi demo merugikan masyarakat.

"Kasihan masyarakat/rakyat kita, terlalu banyak disuguhi pertunjukan yang tidak sesuai porsinya, rakyat butuh perbaikan ekonomi, tapi banyak pe-demo yang justru merusak perekonomian (baik secara langsung dan tidak langsung).

Mungkin banyak politisi yang menganggap rakyat kita masih sangat bodoh, sehingga kalau ada demo mereka pikir rakyat akan ikut-ikutan menghujat pemerintah.Terlebih kasihan lagi para pe-demo, mereka menjadi korban berita yang tidak berimbang.

Sebetulnya wajar saja ada demo, kalau memang ingin menyampaikan aspirasi, tapi kalau cuma cari sensasi justru akan merusak tatanan yang ada, bahkan nama baik negara bisa ikut tercemar."

Ada juga yang sinis, misalnya akun MeloDlc. "Yang demo goblok," kata dia.

Sementara, Rico, dia memilih kontra dan menyampaikan imbauan pada para pendemo.

"Buat negara kita indonesia yang tercinta....Buat yang demo? Coba kalian simak baik-baik aja, coba bayangkan buat kita sebagai manusia biasa buat ngurus 1 keluarga aja kita aja udah kerepotan, apalagi buat Pak Presiden kita yang ngurus negara kita ini dari Sabang sampai Merauke...Apa buat ngurus keluarga kita yang lagi ada masalah juga bisa diselesaikan dengan 100 hari juga?? Nggak bisa kan ??? Hormati lah Pak presiden kita yang terpilih dan tidak gampang dibudak-budakin ama orang-orang yang ingin menghancurkan martabat negara kita.... Demo buat kepentingn bersama asal kan bener?? Dan mudah-mudahan demo ini tidak mengganggu ketertiban umum?? Terima kasih!!!"

Lalu, ada Bowox yang berusaha memberikan analisa. Kata dia, demo ada karena ada tiga kemungkinan besar.

"1.Digerakan oleh kelompok atau kepentingan. 2. Curahan hati dan masukan yang mungkin belum terpuaskan/terpenuhi atau paling tidak ada perbedaan persepsi antara kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan. 3. Ingin meramaikan saja karena rakyat indonesia suka latah, kalau nggak demo nggak ramai dan ikut-ikut yang lain, makin rame makin bagus meski nggak tahu esensi demo, pokoke turun ke jalan.

2.4 PEMBELAAN PEMERINTAHPresiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengevaluasi kesepakatan koalisi dengan partai politik yang menjadi mitra kolisi pemerintah. Selain dengan partai, Presiden juga akan mengevaluasi para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Kontrak kinerja dan pakta integritas dan bahkan sesungguhnya meskipun tidak berkaitan dengan saudara, kesepakatan koalisi pun ditandatangani bersama-sama. Saya akan melakukan evaluasi terhadap semuanya itu, kata Presiden SBY usai melantik wakil menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/1).

Presiden meminta para menteri untuk setia dan konsisten melaksanakan kontrak kinerja serta pakta integritas. Jalankan pakta integritas dan kontrak kinerja karena perangkat itu sudah ada, kesepakatan yang telah ditandatangai bersama-sama. Saya akan laksanakan evaluasi terhadap semua itu dengan harapan semua setia dan konsisten dengan apa yang telah ditandatangani, suatu kontrak harus dijalankan sepenuh hati, tuturnya.

Selain pakta integritas dan kontrak kinerja, Presiden juga mengingatkan kesepakatan koalisi sebagai perjanjian yang harus ditepati selama Kabinet Indonesia Bersatu Kedua menjalankan tugas.

SBY mengingatkan pentingnya program 100 hari sebagai landasan yang menentukan prioritas agenda kerja pemerintah selama 2010, dan bahkan selama lima tahun hingga 2014. Perlu kita ketahui bahwa ini adalah program tahun 2010 dan bahkan program awal lima tahun mendatang, ujarnya.

Kinerja pemerintah pada 2010, lanjut dia, akan menentukan keberhasilan pemerintah hingga lima tahun berikutnya. Namun, Presiden juga mengingatkan agar keberhasilan program 100 hari tidak dilihat secara sepotong-sepotong tetapi secara keseluruhan dengan semua capaian program pemerintah lainnya.

Konsentrasi

Meski situasi politik dalam negeri cenderung menghangat setelah pelaksanaan Pemilu 2009 dan terbentuknya Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, Presiden meminta para menteri untuk tetap berkonsentrasi menjalankan tugas mereka sehingga program 100 hari pertama pemerintah dapat tercapai.

Rencana evaluasi itu disampaikan di saat pidato Presiden usai melantik wakil menteri yang dihadiri seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Dan dari sebagian mereka yang hadir tampak pula adalah pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menanggapi keinginan SBY untuk mengevaluasi kontrak koalisi Kabinet Indonesia Bersatu II, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengaku tidak keberatan. Priyo menganggap evaluasi tersebut bukan merupakan peringatan bagi partai politik pendukung Yudhoyono. Pernyataan beliau itu hal yang wajar dinyatakan sebagai Presiden dalam situasi perpolitikan sekarang ini, tandas Priyo.

Golkar sendiri, kata Priyo, masih berada dalam jalur koridor koalisi. Soal Panitia Khusus Angket Bank Century, Wakil Ketua DPR ini menyakinkan bahwa apa yang dilakukan fraksinya di gedung dewan hanyalah untuk menangani skandal itu secara politis. Tidak ada sedikit pun niat untuk menjatuhkan atau meredupkan citra (pemerintahan Yudhoyono), tegasnya.Hasil evaluasi 100 hari segera dituangkan dalam inpres untuk ditindaklanjuti agar bisa dilaksanakan segera. Dalam waktu dua minggu, sudah diterbitkan, tutur Presiden.

Terkait pelaksanaan program 100 hari ini, menurut SBY sendiri berdasarkan pemonitoran UKP4, target yang dicapai dalam program 100 hari itu sebesar 99 persen lebih. Capaian itu diharapkan dapat segera dipublikasikan kepada masyarakat.

Walaupun SBY telah menyampaikan alasan pencapaian dalam tiga kategorisasi pencapaian secara detail, namun beberapa politisi menilai bahwa apa yang dilakukan SBY dengan pernyataannya sungguh mengada-ada.

Klaim itu berlebihan, dan nggak logis. Rakyat nggak merasakan apa-apa. Harga beras pada naik. Sembako naik. Banjir Kanal Timur belum selesai, masih proses, masa gitu dianggap 90 persen berhasil, kata Wakil Ketua Dewan Pakar DPP PPP Lukman Hakiem

Lukman menjelaskan bahwa klaim tersebut justru akan menjadikan rakyat marah, sebab rakyat belum merasakan apa-apa. Lukman menyatakan bahwa klaim SBY tersebut hendaklah didasarkan pada fakta lapangan, bukan laporan tertulis menterinya.

60 persen lah, hebat betul seratus hari bisa berhasil 90 persen. tidak merata dan masih butuh dibuktikan, jelas Lukman.

BAB 3

KESIMPULAN

Jadi banyak sekali bahaya yang di timbulkan oleh rokok selain dalam kesehatan di dalam bidang ekonomipun rokok dapat merugikan, jadi jangan pernah kamu merokok.

STOP MEROKOK SEKARANG JUGA !!!DAFTAR PUSTAKA

Internet :

www.google.comANGGOTA KELOMPOK :

ACHMAD ILHAM B.(01)

AISYAH OKTAVIANI A.(04)

BAYU AJI URIDHO(09)

ELY RIZKI FITRIANI(16)

M. WAHYU DEDI P. (25)

MOCH. RIO P.(27)

NITA AGUSTINA(30)

TANTIA NURFALIANA(36)

MIFTAKHUL I.( 37)

HASIL 100 HARI SBY - BOEDIONO, YAITU: 1. BELI PESAWAT PRIBADI PRESIDEN 2. BELI MOBIL MEWAH UNTUK PARA PEJABAT NEGARA. 3. PERBAIKI PAGAR ISTANA PRESIDEN 4. PERBAIKI AIR MANCUR BUNDARAN HI 5. VAKSIN KAKI GAJAH BANYAK MATI DI BANDUNG 6. JUAL SUN (UTANG LAGI) YANG BELI ASING LAGI 7. POLRI, KEJAKSAAN DIPAKAI SEBAGAI ALAT KEKUASAAN 8. KAPAL FERRY TENGGELAM DI KEPRI 9. PIDATO BANYAK UNGKAPAN MASALAH PRIBADI PRESIDEN. 10. HARGA HARGA SEMBAKO MALAH NAIK 11. TIDAK SIAP MENGANTISIPATI FREE TRADE JADI KAPAN YAH..PROGRAM UNTUK KEPEDULIAN PADA RAKYAT ?? JANJI PEPESON KOSONG NIH... CAPEK DEH....CAPEK DEH...UNTUNG GUA TIDAK PILIH MEREKA...10000% GUA NGAAK MENYESAL TIDAK MILIH MEREKA.... INILAH HASIL BLT DAN DPT YANG DICURANGIN...UNTUK PILPRES 2009.