pro kontra hukum rokok; dialog imajener kiai & santri

86
- 1 - S eason 1 Rokok di Pesantren

Upload: subhan-nurdin

Post on 10-Jun-2015

972 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PrologSEASON 1 : Rokok di Pesantren SEASON 2 : Rokok di Radio SEASON 3 : Rokok di Masjid SEASON 4 : Rokok di Rumah Sakit SEASON 5 : Rokok di Televisi SEASON 6 : Rokok di Terminal SEASON 7 : Rokok di Arab SEASON 8 : Rokok di Café SEASON 9 : Rokok & Rocker SEASON 10 : Rokok di Restoran SEASON 11 : Rokok & PuasaSEASON 9 : Rokok & JodohKiat Berhenti TotalDalil-Dalil dari Al-Qur'an & Hadits

TRANSCRIPT

Page 1: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

1

-

S eason 1 Rokok

di Pesantren

Page 2: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

P agi itu cuaca sangat cerah. Bias

cahaya mentari pagi menyelisik diantara nyiur dedaunan menghangatkan para santri yang sejak subuh terdengar riuh melantunkan nadzaman Q ashidah Burdah. Yajadwal pengajian kitab tersebut yang dipimpin langsung oleh Pa Kiai. Kata beliau kitab ini berisi tarikh N abi M uhammad SA W yang disusun menjadi bait

Sepert i biasa Pa Kiai melagukan satu dua bait yang sudah beliau hapal diluar kepakemudian menerjemahkannya dengan gaya puit is, setelah itu baru berkisah tentang kehidupan baginda Rasulullah SA W. Semua santri terkesima menyimak penuturan Pa Kiai. N abi M uhammad SA W begitu bersahaja dan agung apalagi disampaikan dengan gaya puit is olesantri seakan diajak bertamasya ke penuh kedamaian.

“M akanya kita semua yang ingin hidup tenteram dan damai meraih kebahagian dunia akhirat , t idak ada jalan lain selain meneladani akhlaq dan perilaku Rasulullah SA W. D ari cara makan, minumDemikian ujar Pa Kiai…

-

2

-

agi itu cuaca sangat cerah. Biascahaya mentari pagi menyelisik diantara nyiur dedaunan menghangatkan para santri yang sejak subuh terdengar riuh melantunkan nadzaman Q ashidah Burdah. Ya.., set iap Kamis jadwal pengajian kit ab t ersebut yang dipimpin langsung oleh Pa K iai. K at a bel iau kit ab ini berisi t arikh N abi M uhammad SA W yang disusun menjadi bait-bait syair.

Sepert i biasa Pa Kiai melagukan satu dua bait yang sudah beliau hapal diluar kepakemudian menerjemahkannya dengan gaya puit is, setelah itu baru berkisah tentang kehidupan baginda Rasulullah SA W. Semua santri terkesima menyimak penuturan Pa Kiai. N abi M uhammad SA W begitu bersahaja dan agung apalagi disampaikan dengan gaya puit is olesantri seakan diajak bertamasya ke penuh kedamaian.

“M akanya kita semua yang ingin hidup tenteram dan damai meraih kebahagian dunia akhirat , t idak ada jalan lain selain meneladani akhlaq dan perilaku Rasulullah SA W. D ari cara makan, minum, berpakaian dan juga beribadah.” Demikian ujar Pa Kiai…

agi itu cuaca sangat cerah. Bias-bias

cahaya mentari pagi menyelisik diantara nyiur dedaunan menghangatkan para santri yang sejak subuh terdengar riuh melantunkan nadzaman

, set iap Kamis pagi adalah jadwal pengajian kitab tersebut yang dipimpin langsung oleh Pa Kiai. Kata beliau kitab ini berisi tarikh N abi M uhammad SA W yang disusun

Sepert i biasa Pa Kiai melagukan satu dua bait yang sudah beliau hapal diluar kepala, kemudian menerjemahkannya dengan gaya puit is, setelah itu baru berkisah tentang kehidupan baginda Rasulullah SA W. Semua santri terkesima menyimak penuturan Pa Kiai. N abi M uhammad SA W begitu bersahaja dan agung apalagi disampaikan dengan gaya puit is oleh Pa Kiai, para santri seakan diajak bertamasya ke negeri yang

“M akanya kita semua yang ingin hidup tenteram dan damai meraih kebahagian dunia akhirat , t idak ada jalan lain selain meneladani akhlaq dan perilaku Rasulul lah SA W . D ari cara

berpakaian dan juga beribadah.”

bias cahaya mentari pagi menyelisik diantara nyiur dedaunan menghangatkan para sant ri yang sejak subuh t erdengar riuh melantunkan nadzaman

pagi adalah jadwal pengajian kit ab t ersebut yang dipimpin langsung oleh Pa K iai. K ata bel iau kit ab ini berisi t arikh N abi M uhammad SA W yang disusun

Sepert i biasa Pa K iai melagukan satu dua la,

kemudian menerjemahkannya dengan gaya puit is, setelah it u baru berkisah t entang kehidupan baginda Rasulul lah SA W . Semua sant ri t erkesima menyimak penuturan Pa K iai. N abi M uhammad SA W begit u bersahaja dan agung apalagi

h Pa K iai, para yang

“M akanya kita semua yang ingin hidup tenteram dan damai meraih kebahagian dunia akhirat , t idak ada jalan lain selain meneladani akhlaq dan perilaku Rasulul lah SA W . D ari cara

berpakaian dan juga beribadah.”

Page 3: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

3

-

D i salah satu sisi masjid, terlihat seorang

santri yang cukup antusias menyimak pesan Pa Kiai. Iqbal nama santri ini yang terkenal di lingkungan Pesantren sebagai santri yang kritis dan cerdas. Ia juga terkenal dekat dengan Pa Kiai, karena set iap kali selesai pengajian ia seringkali mengikut i Pa Kiai ke perpustakaan untuk mendis-kusikan berbagai masalah agama.

H ari ini Iqbal terlihat bingung setelah mendengar pengajian Pa Kiai tadi. D i benaknya muncul pertanyaan sehubungan dengan keharusan kita mencontoh akhlaq Nabi SAW termasuk dalam hal makan dan minum. Ia sering melihat beberapa asat idznya merokok, “ namun…” pikirnya, “ kenapa santri dilarang merokok?!” . Iqbal pun bergegas menemui Pa Kiai.

SN : Assalamu’alaikum …

KH: Wa’alaikum Salam Warohmatulloh..

Setelah dipersilahkan masuk, Iqbal melihat beberapa kitab terbuka. Rupanya Pa Kiai sedang membaca dan menelaah satu masalah. Karena Pa Kiai sudah dikenal oleh para santri rajin membaca, sehari itu Pa Kiai bisa membaca sampai ratusan halaman kitab. Sebenarnya Iqbal t idak ingin mengganggu Pa Kiai, namun karena rasa

Page 4: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

4

-

penasarannya yang kuat, iapun memberanikan diri untuk bertanya.

SN: Pa Kiai, maaf yaa, saya mau bertanya…

KH: Nanya apa Baal… ?

Tanya Pa Kiai dengan suara yang khas yang selalu membuatnya terkesan.

SN : Begini Pa Kiai, tadi kan Pa Kiai menerangkan tentang akhlaq Rosul. C ara makan dan minum Rosul. Zaman Rosulullah kan belum ada rokok, Pa Kiai, jadi bagaimana hukum merokok itu sebenarnya?

KH : Kamu merokok ? Kalau merokok di pesantren dilarang, tapi bukan haram.

SN : Kok bisa begitu Pa Kiai ?! saya bertanya hukum rokok menurut Islam, Pa Kiai…

KH : O ooh, tadinya saya jawab sepert i itu karena kamu memang santri di pesantren ini. Peraturan di Pesantren ini kan santri dilarang merokok di lingkungan sekolah, set iap santri harus taat peraturan Pesantren. Kalau menurut hukum Islam kamu mest i mengaji dalil-dalil dan cara menetapkan hukum dalam berijt ihad, sehingga kamu t idak salah menentukan hukum

Page 5: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

5

-

dan membuat orang lain jadi sesat dunia akhirat.

SN : M engapa sampai sejauh itu ? rokok kan masalah sepele, masa hanya karena sebatang rokok urusannya sampai akhirat ?!

KH : Yang jadi masalah bukan rokoknya, tapi menetapkan hukum rokok mengatasnamakan Allah dan Rosul-N ya. Itulah makanya kamu harus banyak belajar tentang hukum Islam dari dalil-dalil yang benar dan sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat . Kamu kan sudah belajar tafsir surat al-Fat ihah, siapa yang dimaksud A L-M A G H D H U B dan A D -DLOLIN.

SN : A l-M aghdlub itu art inya yang dimurkai yaitu kaum Yahudi karena mereka berilmu tanpa amal dan A d-dholin art inya yang sesat yaitu N asroni karena mereka beramal tanpa ilmu. Bukan begitu Pa Kiai ?!

KH : Benar ! namun yang harus kamu fahami, surat Al-Fatihah itu bukan untuk Yahudi & Nasroni saja tetapi bagi umat Islam dan seluruh manusia, sehingga pesan ayat tersebut supaya kamu jangan sepert i kaum Yahudi & N asroni yang t idak mengamalkan hukum A llah atau

Page 6: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

6

-

mengamalkan hukum selain hukum A llah. D alam hadis pun dijelaskan bagaimana kaum Bani Isroil itu dihancurkan karena mereka menyalahi hukum A llah dan menentang para N abi. Para ulama mereka mengharamkan apa yang A llah halalkan dan menghalalkan apa yang Allah haramkan.

SN : Ya, saya mengert i sekarang, bisa jadi muslim tapi berwatak yahudi atau nasroni yang sesat dan menyesatkan, sehingga pantas A llah menempatkan mereka di neraka.

KH : Bagus, sekarang tolong belikan dulu rokok di warung sebelah.

SN: @#$*(^!???? (:-(

Iqbal pun bergegas membelikan rokok buat Pa Kiai. M asih banyak yang ingin ia tanyakan kepada Pa Kiai, namun kelihatannya Pa Kiai sedang sibuk membaca kitab. “M udah-mudahan besok lusa saya tanyakan lagi, Ah.” Bisiknya dalam hati.

Page 7: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

7

-

S eason 2

Rokok

di Radio

Page 8: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

8

-

H ari Jum’at adalah hari libur Pesantren. Biasanya banyak santri mengisi kegiatan dengan sepak bola atau berlat ih beladiri dan kesenian untuk memanfaatkan waktu liburnya. Sepert i biasa jika t idak ada pengajian Iqbal selalu menyetel Radio untuk mendengarkan ceramah dan tanya jawab di radio. Pagi itu ia mendengarkan jawaban seorang ustadz yang menjawab pertanyaan pendengar tentang hukum rokok. “Wah, kebetulan sekali saya lagi bingung masalah ini.” Pikirnya. D engan seksama ia menyimak penjelasan ustadz tadi sambil sesekali mencatat poin-poin pokok dan dalil yang sampaikan ustadz tadi.

“ hhmmm..Kemarin Pa Kiai menyuruh membelikan rokok, berart i menurut Pa Kiai rokok itu halal, tapi jawaban ustadz ini kok haram, ya..” begitu pikir Iqbal sambil menggigit -gigit ujung penanya. “A h, saya akan tanyakan lagi sekarang.” Lalu Iqbal mematikan radio dan membawa catatannya menuju perpustakaan Pa Kiai.

Setelah mengetuk pintu dan mendengar jawaban salam Pa Kiai, Iqbal pun langsung menanyakan masalah yang kemarin masih meragukannya.

Page 9: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

9

-

SN : Kata ustadz Syaz waktu pengajian di Radio, rokok itu haram, mengapa Pa Kiai t idak sependapat dengan ustadz itu ?

KH : A h, mungkin ustadz itu t idak sadar, honor dia ngisi di radio itu ada dari iklan rokok. Jadi secara t idak langsung dia juga merokok, he...he.... Kamu tau alasan dia mengharamkan rokok?

SN : alasannya banyak dan panjang Pa Kiai.

Sahut Iqbal sambil melirik buku catatannya.

KH : Saya t idak menanyakan alasan kesehatan, kalau ustadz ya mest i alasan dalil dari A l-Qur’an dan hadits.

SN : M ungkin Pa Kiai juga sudah tau, kalau dari al-Q uran dalilnya WA LA A TU LQ U BIA YD IKU M ILA TA H LU KA H dan IN N A L M U BA D Z IRIN A KA N U IKHWANAS SYAYATIN.

KH : Kamu kan sebelumnya ingin tau hukum sebenarnya tentang rokok, sekarang kita ngaji bareng, coba ambilkan Kitab Tafsirnya.

SN: Baiklah.

Page 10: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

10

-

KH: C oba buka Tafsir Jalalain ini pada surat A l-

Baqoroh ayat 195, apa arti tahlukah disana?

SN : O h, ternyata ayat ini berhubungan dengan infaq fi sabilillah. D an A t-Tahlukah itu ialah mereka yang menahan hartanya untuk diinfaqkan fi sabilillah alias kikir.

KH: A da t idak kata Sagayir atau dukhon (bahasa arab rokok) dalam tafsir itu ?

SN: Sama sekali tidak ada Pa Kiai.

KH : C oba buka lagi tafsir lainnya. Yang di rak sebelah ada tafsir Ibnu Katsir. Kalau Surat A l-Baqoroh mungkin di jilid satu.

SN : hmmm, sama saja Pa Kiai, t idak ada lafad rokok atau art i yang mengarah pada dilarang merokok. M alah di sini dijelaskan, orang yang berdosa dan t idak bertobat juga orang yang bakhil hakikatnya mereka menjerumuskan dirinya pada kehancuran di akhirat.

KH : Jadi, kalau memakai dalil ini untuk melarang rokok dari mana asalnya?! M ungkin, rokoknya juga baru masyhur setelah turun ayat ini. Bahkan menurut saya, ayat ini lebih tepat bagi mereka yang berani-beraninya menentukan hukum rokok haram, karena mereka telah

Page 11: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

11

-

menafsirkan al-Qur’an sekehendak pikirannya yang picik.

SN : Ya Pa Kiai, dalam ist ilah ilmu tafsir disebut tafsir bir ro’yi, dan Rasulullah SA W mengecamnya sebagai penghuni neraka. Na’udzubillah.

KH: Sekarang coba cari tafsir tentang mubadzir !

SN : Tabdzir itu ialah menggunakan harta bukan untuk taat kepada A llah atau menggunakannya dalam maksiat dan bukan pada haknya. Ternyata hampir sama dengan ayat sebelumnya.

KH : M enurut kamu, merokok itu termasuk kepada mubadzir.

SN : Yaaa, nggak tau. Tapi kata ustaz itu, merokok itu sama dengan membakar uang. Sayang kan uang dibakar.

KH : H a ha ha, kalau begitu kompor juga haram. D an kalau rokoknya ngelint ing sendiri, t idak beli pakai uang, jadi halal, gitu ?!

SN : Bener juga, jadi dalil-dalil itu bukan untuk hukum merokok ?

Page 12: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

12

-

KH : M emang, justeru sebaliknya, yaitu bagi

mereka yang menghabiskan energi untuk mempertahankan hukum selain hukum A llah. Jangankan ustaz, Rasul sendiri ditegur oleh A llah ket ika berani mengharamkan minum madu.

SN: Bagaimana bisa begitu?

KH : Kisahnya ada dalam tafsir surat A t-Tahrim ayat satu, C oba kamu baca tentang A sbabun Nuzul ayat itu !

SN : D iriwayatkan oleh Bukhari dan M uslim dari A isyah RA , ia berkata: “A dalah Rasulullah SA W menyukai manisan dan madu. Jika selesai shalat A shar, beliau kembali pada istri-istrinya. Suatu hari beliau bersama Z ainab binti Jahsy dan meminum madu di sisinya. Aku dan H afshah bersepakat, siapapun diantara kami yang didatangi N abi SA W agar mengatakan kepadanya: “ aku mencium bau maghafir, apakah engkau makan buah maghafir?” (buah yang manis tetapi baunya t idak enak) Beliau menjawab: “T idak, tapi aku sudah minum madu di rumah Z ainab bint i Jahsy. D an aku bersumpah t idak akan meminumnya lagi. Jangan kamu beritahukan kepada seorangpun.” Maka turunlah ayat ini.

Page 13: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

13

-

KH : Jadi, Rasulullah SA W sendiri dalam urusan

menetapkan hukum tidak bisa, apalagi kita.

SN : Pa Kiai, Kasus ini mirip sepert i ustaz yang mengharamkan rokok. M ungkinkah mereka belum membaca kisah ini?

KH : Ya, sama sepert i ket ika Rasulullah SA W juga sudah tahu bahwa yang diharamkan itu sudah jelas, namun karena ingin mendapat simpat i dari istri-istrinya akhirnya mengharamkan apa yang A llah halalkan, tetapi N abi itu ma’shum, A llah langsung mengingatkannya. N ah, kalau ustaz, siapa yang berani memperingatkan, diperingatkan juga, balik mendebat, kecuali atas kesadarannya sendiri.

SN: saya berani Pa Kiai !

Page 14: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

14

-

S eason 3 Rokok

di Masjid

Page 15: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

15

-

S N: Assalamu’alaikum

KH : Wa’alaikum salam warohmatulloh, darimana kamu?

SN : dari masjid kampus ada diskusi tentang remaja dan narkoba.

KH: kamu ikut dari awal sampai selesai ?

SN : O h, saya ikut setelah sepuluh menit dimulai, soalnya ada larangan merokok di tembok masjidnya. Tanggung, kalau dibuang mubadzir. Pa Kiai..

KH: Dasar santri kalong! Pembicaranya siapa aja ?

SN : ada t iga orang, dari agamawan, medis dan prakt isi psikologi remaja. M aaf Pa Kiai, sebelum ngobrol lebih jauh tentang diskusi tadi, saya jadi penasaran, kok di masjid ditempel “dilarang merokok” kalau di pom bensin itu masuk akal.

KH : Kenapa kamu t idak tanyakan ke D KM nya langsung.

SN: Ya, Insya A llah nant i saya tanyakan, tapi menurut Pa Kiai sendiri hukumnya bagaimana?

Page 16: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

16

-

KH : M ungkin mereka hanya ikut-ikutan Rumah

Sakit karena asap rokok membahayakan pasien. M asjid juga kan fungsinya untuk kesehatan rohani. Tapi harusnya asapnya juga asap gaib, sepert i “ dilarang bakar kemenyan” . A da juga yang menempel larangan itu karena menganggap rokok itu makruh sama dengan bawang putih.

SN: Memangnya bawang putih itu makruh?

KH : M emang ada haditsnya, nant i kamu telit i lagi matan dan sanadnya dan jangan lupa baca syarahnya, karena banyak yang memakai dalil hadits tapi syarahnya sekehendak dewek, jadi ngawur, sama kayak tafsir bir ro’yi yang kemarin. N amun kalau dalam hadits ancamannya di kasih kursi.

SN : enak dong, dapat kursi sepert i anggota dewan ??!

KH: bukaaan, tapi kursi dari api neraka ! mau ???

SN: Na’udzubillah !

KH : Sepengetahuan saya, hadits itu menyuruh kita untuk membersihkan diri dari bau yang t idak sedap ket ika hendak shalat berjama’ah di masjid, karena akan mengganggu jama’ah lain.

Page 17: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

17

-

SN : O h, jadi yang dilarang itu mengganggu

jama’ah shalat, bukan larangan makan bawang putih.

KH : Ya, Jangankan dengan bau yang t idak sedap, ngaji qur’an dengan suara keras saja ket ika ada yang shalat dilarang.

SN : Lalu, mengapa rokok disamakan dengan bawang put ih, padahal menurut saya bau rokok itu enak,

KH : M akanya yang namanya hukum itu harus past i, hitam put ih. Kalau masih mungkin atau relatif ya dikembalikan ke hukum asalnya.

SN: hukum asal bagaimana?

KH : M isalnya, bawang put ih tadi, hukum asalnya dalam urusan makanan itu mubah kecuali ada dalil yang mengharamkan. N ah, jika sudah tau hukum asalnya baru kemudian diqiyaskan, itupun t idak sembarangan, harus memenuhi syarat-syarat qiyas yang benar, sama illat hukumnya dan syarat-syarat lainnya.

SN : M emang qiyas rokok dengan bawangput ih itu salah?

KH : t idak juga, kalau diqiyaskannya bahwa keduanya sama-sama makanan yang hukum

Page 18: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

18

-

asalnya boleh. Tapi kalau alasannya karena baunya, kurang tepat, yang lebih tepat diqiyaskan dengan pete atau jengkol. A dapun qiyas yang berhubungan dengan hukum masjid alasannya ialah mengganggu orang yang shalat itu yang jelas. M enurut kamu yang mengganggu kekhusyuan shalat apa saja selain ngaji qur’an tadi ?

SN : banyak sekali, t idak hanya bau-bauan, gambar dan suara gaduh juga bisa mengganggu. Kalau begitu, tulisan “D ilarang M erokok” juga bisa jadi makruh jika mengganggu shalat kita.

KH: Ternyata kamu cerdas juga !

Page 19: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

19

-

S eason 4

Rokok

di Rumah Sakit

Page 20: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

20

-

S N : Pa Kiai, menurut penelit ian katanya

delapan puluh persen pecandu narkoba itu adalah perokok dan sekitar dua setengah juta orang pertahun meninggal akibat rokok. Pa Kiai, nggak takut ?

KH: Kamu sendiri merokok dari sejak kapan?

SN: baru dua bulanan ini

KH: Oo, sejak kamu merokok pernah sakit nggak ?

SN: Alhamdulillah, nggak

KH : Kalau kamu percaya survey tadi, harusnya kamu sudah jadi almarhum he…he…Kamu kan baca di bungkus rokok, kadar nikot in dan tar set iap batang rokok, juga ada peringatan bahaya merokok.

SN : Ya, jadi survey itu t idak sepenuhnya benar, kalau menurut Pa Kiai, bahaya rokok bagi kesehatan kita bagaimana ?

KH : yang lebih tahu mah ya dokter. Kalau saya hanya dari pengalaman hidup saja dan hasil baca-baca.

SN: Pa Kiai merokoknya sejak kapan?

KH: Alhamdulillah sudah lima puluh tahunan.

Page 21: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

21

-

SN : M asya A llah, kok bertentangan sekali dengan

hasil survey tadi. Katanya, bisa mengganggu janin, Pa Kiai punya banyak anak dan cucu. Ya.

KH : Ya, makanya jangan mudah percaya pada berita juga kata orang, sebelum kamu sendiri benar-benar yakin. U rusan mati itu rahasia A llah. Kalau manusia mereka-reka urusan kematian sama dengan menyaingi hak A llah, musyrik hukumnya. D an mati itu bukan penyakit , karena set iap penyakit , kata Rasul past i ada obatnya. H asil survey itu t idak semua benar. Justeru sebaliknya, teman-teman saya yang t idak merokok sudah pada meninggal, saya yang merokok A lhamdulillah masih sehat wal afiyat, he…he…

SN : Kalau hasil survey pecandu narkoba itu bagaimana pa Kiai?

KH : Itu mah t idak ada hubungannya dengan hukum merokok. A pa karena ganja dihisap, rokok hukumnya jadi sama dengan ganja. Kalau mikirnya sepert i itu, diinfus pake jarum suntik juga jadi haram.

SN: Katanya sih karena kecanduannya

Page 22: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

22

-

KH: N arkoba itu dilarang karena sama dengan

khamer yaitu mengganggu akal pikiran, bukan karena bisa menyebabkan kecanduan. Kalau karena kecanduannya bisa-bisa minum kopi juga jadi haram.

SN : bener juga, makan nasi juga bisa jadi haram, ya…

KH : Yang namanya makanan atau minuman bisa berdampak pada tubuh kita. M akanya Islam memberikan batasan jangan berlebih-lebihan. A sal halal dan t idak berlebih-lebihan, Insya A llah t idak akan membahayakan, tapi tetap kalau ajalnya sudah tiba, tidak seorangpun bisa menghindar dari kematian.

SN : M emang bener kata pa Kiai, ada ayah temen saya sudah keluar masuk rumah sakit , tapi sampai sekarang masih hidup, tapi ada juga yang t idak punya penyakit apa-apa, t iba-tiba meninggal. Kalau Pa Kiai, sehari berapa batang rokok ?

KH: Alhamdulillah tiga bungkus.

SN: Waaah

Page 23: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

SEASON 5 : Rokok di Televisi

-

23

-

ASON 5 : Rokok di Televisi

Page 24: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

24

-

S N : Pa Kiai lihat acara dakwah di tv tadi sore

nggak?

KH: Ya, kebetulan nonton.

SN : M enurut ustadz di tv tadi perokok itu kurang perhatian terhadap ilmu, bukt inya menurut survey salah satu media cetak, set iap tahun jika dirata-ratakan, orang menghabiskan dana untuk membeli buku hanya duajuta rupiah saja, sedangkan untuk membeli rokok sampai dua milyard lebih.

KH : kamu salah paham, ustadz tadi kan lagi menjelaskan penghargaan kita terhadap ilmu dan membaca buku sangat minim, bukan perokok itu kurang perhatian pada ilmu.

SN : O h ya, maaf pa kiai, soalnya memang ustadz tadi ant i rokok sampai memberi contoh juga sama rokok.

KH : hat i-hat i kalau menilai orang, jangan su-u dzan dan asal ngomong, bisa termasuk ghibah itu!

SN : M emang kenyataannya begitu, Pa Kiai. bukt inya di pesantrennya, papan “D ilarang Merokok” ada dimana-mana.

Page 25: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

25

-

KH : Tapi itu bukan berart i dia mengharamkan

rokok kan?!

SN : ya sih, tapi ustadz itu juga mest inya t idak asal ngomong, jangan menjaga hat i melulu, tapi lisannya nggak dijaga. Kenapa Pa Kiai menganggap ucapan saya termasuk ghibah?

KH : A rt i ghibah menurut hadis kan D Z IKRU KA A KH O KA BIM A YA KRO H U atau ngomongin orang sesama muslim tentang sesuatu yang bikin dia t idak enak. Kalau benar, itu namanya ghibah, kalau t idak sesuai, itu namanya menuduh. Kedua-duanya termasuk dilarang, karena sama dengan memakan bangkai saudara sendiri. M akanya, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

SN : Kalau tujuannya amar ma’ruf nahyi munkar bagaimana pa kiai?

KH : Itu juga ada et ikanya, dengan lemahlembut, hikmah dan penyampaian yang baik, t idak memvonis dan ghibah atau mengghibahkan orang yang ghibah.

SN : M aksudnya mengghibahkan orang yang ghibah itu bagaimana ?

Page 26: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

26

-

KH : Ya, maling teriak maling. M isalnya si-A

menceritakan aib si-B, terus diomongin lagi oleh si-B bahwa si-A tukang gossip, pan jadi pusing tah…

SN: jadi sebaiknya bagaimana Pa Kiai?

KH : Semest inya set iap informasi itu jangan langsung diyakini kebenarannya tapi harus tabayyun atau klarifikasi dengan yang bersangkutan. A palagi jika berita itu datang dari orang fasiq dan ahli maksiat. Kalau dari A llah dan benar-benar shahih dari Rasulullah SA W barulah kita harus SA M I’N A WA ATHO’NA.

SN : Kalau tanggapan pa Kiai pada contoh ustadz di tv itu bagaimana?

KH : O ooh, itu kan baik, menganjurkan kita agar lebih mengutamakan ilmu dan mengaji juga membaca buku.

SN : Bukan masalah itunya, saya kurang sependapat dengan perbandingan dana untuk membeli rokok.

KH: Kenapa? Kamu tersinggung sebagai perokok ?

Page 27: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

27

-

SN : ngggg, sedikit , tapi sepert inya perokok itu

terkesan negat if, makanya saya menyimpulkan seperti tadi, Pa Kiai.

KH : Kalau saya yang jadi ustadz di tv yang disaksikan jutaan penonton, akan membandingkannya bukan dengan rokok, tapi dengan kitab kuning.

SN : Bagaimana Pa Kiai ini, kalau baca kitab kuning kan santri disini juga diwajibkan karena sumber ilmu.

KH : bukan kitab kuning itu! Tapi bacaan cabul kayak Pleyboi itu…

SN : O ooo, ya saya kira lebih tepat yang itu, kalau dengan rokok mah kurang nyambung.

KH : Ya, coba saja bandingkan orang membeli majalah agama yang hanya puluhanribu saja kadang berat, tapi majalah porno yang harganya ratusanribu saling berebut.

SN : Tapi t idak mencontohkan sepert i pa Kiai, bukan berart i ustadz itu pro majalah porno kan, sepert i ket ika dia menganggap jelek orang yang merokok, ya Pa Kiai?!

KH : M akanya kalau kamu jadi ustadz nant i, mest i ekstra hat i-hat i kalau berdakwah apalagi di

Page 28: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

28

-

hadapan khalayak ramai. Pernah dengar pepatah arab LA ISA KU LLU M A YU ’LA M U YU Q O LU , FA IN N A KU LLA MAQOMIN MAQOLUN

SN: Maksudnya bagaimana Pa Kiai ?

KH : art inya “T idak semua yang kamu ketahui harus diucapkan, karena set iap kondisi memiliki ungkapan yang tepat.” Sama sepert i sabda Rasulullah SA W: “Serulah orang itu sesuai dengan kadar pemahamannya.” Makanya Jagalah hati dan lidahmu !

SN: Insya Allah Pa Kiai…

Page 29: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

29

-

Page 30: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

30

-

K H: Tumben, kamu nggak merokok?

SN : ini kan terminal C iputat, Pa Kiai, bisa-bisa saya didenda limapuluh juta.

KH: Oh, ternyata kamu takut juga, ya

SN : bukan masalah takut, Pa Kiai, larangan ini kan sama kayak dilarang merokok di pesantren. H e..he.. Eh Pa Kiai, kenapa sih pemerintah bikin aturan larangan merokok di tempat umum? pakai sangsi berat lagi. Limapuluh juta kan bisa buat bikin pabrik rokok.

KH : Ya…sama kayak di pesantren diberi sangsi digunduli, ha..ha..

SN : Pa Kiai bisa aja. M ungkin karena asap rokok lebih berbahaya bagi perokok pasif.

KH : Ya mungkin. Tapi kalau di Singapura, disamping larangan merokok di tempat umum itu dibuatkan juga “ smoking area” buat yang ingin merokok.

SN : Kalau di sini sepert i “ dilarang buang sampah” tapi tong sampahnya kaga disediain. Bikin bingung juga. Pa Kiai, katanya merokok di tempat umum sama dengan mendzalimi orang lain, bagaimana sebenarnya?

Page 31: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

31

-

KH : D zalim itu kebalikan dari adil, kalau dalam

ist ilah syar’i, dzalim itu menempatkan sesuatu bukan pada haknya. M akanya syirik termasuk dzalim yang terbesar karena orang musyrik itu menempatkan selain A llah untuk disembah dan ditaat i. Kalau urusan asap rokok dihisap bukan oleh perokoknya yang berbuat dzalim itu siapa, coba pikirkan?!

SN: mmmm, ???

KH: Pusing kan?!

SN : Berart i sama kaya asap kenalpot mobil, padahal lebih berbahaya. Pas juga anekdot temen saya Pa Kiai

KH: Anekdot apaan ?

SN: Ceritanya, di bis ada wanita hamil berpakaian mini menegur seorang yang lagi merokok, “M as, maaf ya rokoknya mat ikan dulu, mengganggu janin saya” si abang tadi melirik wanita itu dan balas menjawab: “Bu maaf ya, dadanya ditutup, janin saya juga terganggu.” He.. he..

KH : H usss, ngeres kamu, ntar kena undang-undang anti pornografi pornoaksi lagi

Page 32: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

32

-

SN : harusnya yang dijerat undang-undang A PP

itu acara tv dan majalah porno Pa Kiai

KH : Yah, makanya pemimpin itu harus dekat dengan ulama. Kamu sudah tau kisah khalifah yang otoriter?

SN: belum,

KH : D ulu ada khalifah yang suka memaksakan pendapatnya. M enurut keyakinannya, al-Q ur’an itu makhluq dan mereka yang t idak sependapat dengannya akan dipancung. Sam-pai terdengar ke telinganya, seorang ulama ahlussunnah, Ibnu A bi D u’ad. M aka dibawalah ke hadapan khalifah untuk langsung dipancung.

SN : wah kejam sekali, di kita kasus korupsi saja hanya dikurung satu dua tahunan.

KH: Ibnu Abi Du’ad ketika berada di tangan algojo minta bicara untuk terakhir kali. Khalifah pun mengizinkannya. Ternyata ia menanyakan; “A pakah keyakinan “A l-Q ur’an adalah makhluq” itu pernah diajarkan oleh Rasulullah SA W, U mar, dan khulafaurrasyidun lainnya?” Tentulah jawabannya: Sama sekali t idak pernah, dan merekapun t idak memaksakan keyakinan sepert i itu kepada umatnya. Singkat

Page 33: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

33

-

cerita khalifah itu menyadari kekhilafannya dan tidak pernah lagi memaksakan pendapatnya.

SN: Siapa nama khalifah tadi Pa Kiai

KH: Al-Watsiq Billah, ia dari Bani Umayyah

SN : Ya Pa Kiai semest inya para pemimpin itu sepert i A l-Watsiq, mendengar pandangan ulama yang berpegang teguh pada al-Qur’an dan hadits shahih seperti Ibnu Abi Du’ad tadi..

KH : yang lebih penting lagi harus tabayyun pada setiap informasi dan jangan taqlid buta.

SN: Taqlid buta bagaimana ?

KH : ikut-ikutan tanpa tau dasar hukumnya atau beramal tanpa ilmu yang benar. Taqlid ini biasanya disebabkan kultus individu atau fanat ik pada satu aliran sehingga mustahil salah. Kamu juga jangan merokok karena saya merokok. A tau membenci yang t idak merokok karena t idak merokok sepert i kamu, atau juga t idak merokok karena menurut ustadz anu haram, itu sama dengan muqollid yang melarang taqlid. Ngerti ?

SN : Siaaap Pa Kiai. Tapi Pa Kiai… saya juga pernah menyaksikan acara pengajian yang membahas tentang hakikat syukur, kata

Page 34: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

34

-

ustadznya salah satu bentuk syukur nikmat itu ialah dengan t idak merokok, karna yang merokok itu mencemari udara dan meracuni diri sendiri…

KH: Menurut Ustadz tadi syukur itu artinya apa ?

SN : M aksudnya katanya, A lloh memberi kenikmatan berupa udara yang kita hirup setiap saat sehingga kita bisa hidup dengan nyaman, kalau saja udara itu tercemar dengan asap rokok berart i kita telah kufur nikmat. D ia mencontohkan dengan menahan nafas beberapa menit , Yang bisa bertahan lama berart i dia t idak merokok. Jadi yang t idak merokok itu disamping telah bersyukur juga ditambah kenikmatannya berupa nafas panjang.

KH: O ohh begitu… M emang yang t idak merokok itu panjang nafasnya tapi… pendek umurnya… kalo yang merokok itu pendek nafasnya, panjang umurnya … he, he…

SN: Yang bener Pa Kiai ??

KH : Itu mah banyolan yang suka merokok… kamu serius amat..

Page 35: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

35

-

SN: M asalahnya prinsipil Pa Kiai, masa yang

merokok dianggap kufur nikmat, saya jadi tersinggung…

KH : Ya memang serius, Kalau begitu kita ngobrol masalah syukur…

SN : Pa Kiai… bukankah ada hadis yang menyebutkan, “ jika seseorang menuduh kafir kepada seorang muslim, maka kekafiran itu kembali kepada dirinya.”

KH: Ya memang ada, tapi kufur yang mana dulu…

SN : M emangnya kufur itu ada berapa macam, Pa Kiai ?

KH : Kufur itu art inya mengingkari hukum A llah, kebalikan dari syukur, ada kufur yang mengakibatkan pelakunya keluar dari Islam atau murtad. Yang termasuk jenis pertama ini diantaranya Kufur Inkar, kufur Juhud, Kufur Inad dan kufur nifaq.

SN: Maksud kufur inkar dan yang lainnya itu ?

KH : Kufur inkar itu mengingkari kebenaran dengan hat i dan lisannya, Kufur Juhud itu hat inya mengingkari tapi lisannya menolak, kufur inad, hat i dan lisannya menerima kebenaran tapi t idak mau mengikut i hukum A llah sedangkan

Page 36: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

36

-

kufur nifaq itu ialah orang munafiq yang hat inya menolak tapi lisannya pura-pura menerima.

SN: Jadi mereka semua keluar dari Islam?

KH : Ya.. A llah yang memvonis murtad, bukan manusia. Kita hanya bisa menjelaskan ciri-ciri yang disebutkan dalam firman-N ya. M akanya Rosul memperingatkan kita agar jangan mudah menuduh kafir kepada orang lain, bisa-bisa jadi bumerang…

SN : N a’udzubillah… Kalo jenis kufur yang t idak membuat murtad ?

KH : Yaitu kufur nikmat atau yang t idak mensyukuri kenikmatan dari Allah SWT.

SN : Jadi menurut Pa Kiai, merokok itu termasuk kufur nikmat tidak ?!

KH : Bisa jadi yang t idak merokok juga kufur nikmat malah termasuk jenis kafir yang pertama jika mereka menolak hukum A llah yang sudah jelas.

SN : mmm, mungkin mereka yang menolak dengan terang-terangan hukum rokok halal itu termasuk kufur inkar ya… Karena mereka

Page 37: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

37

-

menolak dengan hat i dan lisannya sampai berdemo gitu…

KH: D asar santri kalong… Yang jelas mah kebanyakan orang lalai mensyukuri nikmat A llah dan yang lebih ironis lagi merasa telah bersyukur padahal itu perilaku kufur…

SN : Ya.. sepert i yang demo ant i rokok dengan membakar ban bekas atau pake konvoi motor dan mobil, padahal asap t imbalnya lebih berbahaya Pa Kiai, juga sama dengan mendemo A llah Yang telah menciptakan pohon tembakau

KH: Mendemo Allah bagaimana ?

SN : Ya, kan yang mengharamkan rokok itu mendemo pabrik rokok, kata pabriknya, demo aja petani tembakau nya. N ah siapa yang menumbuhkan pohon tembakau?! M akanya mereka sama dengan mendemo ciptaan A llah yang telah dihalalkan… begitu Pa Kiai

KH: kamu bisa aja…

Page 38: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

38

-

. .

Page 39: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

39

-

S N : Pa Kiai, temen saya menegur saya ket ika

merokok, katanya rokok itu haram karena termasuk khamer kering dan racun. G imana Pa Kiai ?

KH: Temen kamu yang mana ?

SN : itu yang berjenggot, pakai kacamata dan suka pakai kopiah haji.

KH : O oh, yang kemarin ikut shalat berjama’ah dzuhur di masjid ?

SN: Ya, dia pernah kuliah di Madinah

KH: Trus kamu jawab ?

SN: Wah, saya nggak sanggup Pa Kiai.

KH: Kenapa ?!

SN: ilmu agamanya kan pasti hebat, Pa Kiai

KH : C oba saja diskusi sama dia, tapi bukan berdebat. Kamu kan masih ragu tentang hukum rokok itu, dan dia punya dalil lain sehingga berpendapat haram.

SN : Insya A lloh Pa Kiai, tapi kalau argumen dia yang lebih kuat bagaimana Pa Kiai

KH: Ya kamu harus taslim

Page 40: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

40

-

SN: taslim bagaimana ?

KH : mengakui bahwa rokok itu hukumnya haram dan kamu harus berhenti merokok.

SN: Walah, berat juga ya...

KH : Itu kan konsekuensi kalau alasan dia lebih kuat. N ah, kalau alasan kamu yang lebih kuat berart i dia harus meralat pendapatnya. M akanya kamu siapkan dulu dalil dan argumennya.

SN : mmmm, saya kan ngaji sama Pa Kiai, jadi argumennya juga dari Pa Kiai, ya...?!

KH: ya boleh lah,

SN : A lhamdulillah, Pa Kiai, kenapa Pa Kiai sangat antusias menolak yang mengharamkan rokok sih?

KH : Kamu belum tau, saya dulu juga sepert i mereka, malah kalau ada yang merokok di depan saya, langsung saya ambil rokoknya, saya injak injak di depan matanya sambil menasihatinya.

SN: Oh begitu, lalu kenapa berubah total Pa Kiai ?

KH : Ya, dulu memang saya taqlid sama Kiai Sepuh, kalau kata dia haram, semua santri

Page 41: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

41

-

harus Sumuhun dawuh. Kiai Sepuh juga pernah lama t inggal di M ekah, saat itu saya menganggap kalau yang dari A rab itu past i Islam dan mustahil salah.

SN : Jadi Pa Kiai juga pernah pakai baju gombrang dan sorban, Ya ?

KH : Ya ia lah, karena pakaian sepert i itu dianggap sunah rosul, malah kalau pakai celana panjang yang menutup tumit sepert i kamu ini masuk neraka karena dianggap isbal.

SN: isbal itu apa Pa Kiai ?

KH : melabuhkan pakaian, orang yang isbal disebut musbil, dalam hadis diancam masuk neraka.

SN : Wah ngeri juga, masuk neraka karena salah pakai celana.

KH : Itu kan dulu, ternyata hadits tentang isbal itu cukup banyak dan ada yang menyebutkan isbal dengan niat Khuyala yaitu sombong sepert i pakaian para raja yang menyapu tanah. Jadi yang dilarang itu berlaku sombong dengan pakaiannya, bukan menutup tumitnya.

SN :Bener Pa Kiai, masa ahli surga itu hanya yang pake gamis saja, kan A bu Jahal juga berjenggot dan pake gamis. Lagian, bisa jadi orang t idak

Page 42: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

42

-

isbal tapi sombong, sepert i sekarang orang kaya itu lagi ngetrend pake celana pendek.

KH : Yang jadi pikiran saya dan akhirnya menyadarkan saya setelah membaca kisah sahabat yang salah memberi fatwa.

SN: fatwa tentang apa Pa Kiai ?

KH : A da sahabat yang luka di kepalanya, kebetulan ia mimpi janabat dan harus mandi, lalu minta fatwa kepada sahabat lainnya, bolehkah ia bertayammum, sahabat itu memfatwakan tetap harus mandi karena masih bisa menggunakan air, ia-pun mandi dan akhirnya ia meninggal. Kejadian ini disampaikan kepada Rasulullah, maka beliaupun marah dan menegur pemberi fatwa tadi, “mereka telah membunuh orang itu, A llah melaknat mereka. M engapa mereka t idak bertanya dulu jika belum tau! karena obat dari kebodohan itu ialah bertanya.”

SN : Sebentar Pa Kiai, sahabat tadi juga kan bertanya dulu kepada sahabat lain.

KH : Ya, tapi yang disuruh oleh N abi untuk bertanya itu orang yang menjawabnya, karena ia belum tau jawaban sebenarnya sudah berfatwa sepert i itu. A rt inya, jika kita ragu

Page 43: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

43

-

tentang satu masalah, apalagi dalam urusan ibadah, jangan dulu diamalkan atau difatwakan, tapi tanyakan dulu kepada ahlinya, karena jika salah fatwa, resikonya sama dengan mendzalimi orang lain dan mendapat laknat dari A llah dan Rasul-N ya. Juga jangan asal bertanya, lihat dulu konsistensinya pada al-Qur’an dan hadis shohih.

SN: berat juga jadi ulama itu ya...

KH : Ya, tapi pahalanya juga sangat besar. Yang harus kamu camkan adalah berhati-hat i dalam berpikir dan bert indak. Ingat kisah Imam M alik yang diminta fatwa tentang empat puluh masalah ?

SN : mmm, ya, beliau memang hebat Pa Kiai. walaupun sudah menjadi tokoh ulama besar, tapi yang dijawab hanya t iga masalah dan beliau t idak gengsi menjawab “ t idak tau” untuk masalah lainnya.

KH : Yang lebih berat lagi bagi ulama ialah keikhlasan menerima hujjah yang sebelumnya dia bantah habis-habisan. Saya rasakan sendiri, tapi alhamdulillah, A llah memberi kemudahan jalan untuk melunakkan kekerasan hat i saya, setelah menerima surat teman saya

Page 44: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

44

-

saat itu yang kuliah di U niversitas al-Azhar, Mesir.

SN: Apa isi suratnya Pa Kiai?

KH : dia cerita tentang kuliah di A l-A zhar itu cukup berat, harus hafal Q ur’an 30 juz, nalar hadis lengkap dengan rowinya, de el el. dia juga cerita tentang dosen tafsirnya yang buta matanya.

SN : Wah, hebat Pa Kiai, berart i tafsirnya juga hafal di luar kepala.

KH : Yang menarik itu, kalau ia mengajar sambil merokok.

SN : A h masa ??? kalau Kiai Sepuh lihat mungkin sudah di kerangkeng, he..he..

KH : Itulah, akhirnya saya bertanya-tanya dalam hat i, ternyata t idak semua ulama berpendapat rokok itu haram. Saya jadi penasaran dan membuka kitab-kitab fiqh yang ada, sambil mencoba rokok kiriman temen saya tadi.

SN: Oooh begitu. rokok apa itu Pa Kiai

KH : Kaliyufatro, itu rokok put ih, kata temen saya ada lagi rokok mesir yang namanya Syisa. hisapnya pake selang dan pake air di botol

Page 45: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

45

-

kaca, tembakonya dibakar pake arang, rasanya macem-macem, ada rasa jeruk, apel...

SN: masa ada rokok rasa apel ?!

KH : Baru tau ya, makanya jangan kuper. Kalo merokok syisa rasa apel, ruangan ini kaya pake farfum. kaya orang dulu suka mengasapi badan dan pakaiannya dengan rempah-rempah agar harum. M akanya jangan nuduh jelek melulu sama yang merokok. D osen tafsir yang buta tadi jadi inspirasi buat saya, ternyata walaupun mata lahirnya buta tapi mata hatinya selalu terbuka untuk kebenaran...

SN : mmmmm, sebentar Pa Kiai (sambil beranjak dari kursi)

KH: Mau kemana kamu ?

SN : bikinin kopi sekalian beli rokok dulu buat Pa Kiai

KH: iqbaal .... iqbal...

Page 46: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

46

-

Page 47: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

47

-

S N: Assalamu’alaikum…

KH: Wa’alaikum salam warohmatulloh

SN : Pa Kiai, waktu saya mau beli rokok di pinggir jalan, lewat café “Bragajul” yang lagi pada nonton bareng sambil taruhan, mereka juga pada merokok, saya jadi inget alasan temen saya bahwa merokok itu termasuk perbuatan yang sia-sia, makanya diharamkan, bagaimana Pa Kiai ?

KH : O h…di C afé yang itu… memang masyarakat di sini sudah muak dengan ulah orang-orang di situ, malah sudah diperingat i sama ketua erte di sini dan pernah ditutup, tapi sebulan kemudian buka lagi.

SN : O rang sepert i itu mah harus dikirim tsunami Pa Kiai, baru mereka tobat, itupun kalau selamat…

KH : M emang benar, dalam al-Q ur’an pun disebutkan, jika manusia t idak mau lagi beribadah, A llah akan menggant inya dengan orang yang mau berdzikir dan taat kepada-Nya.

Page 48: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

48

-

SN : M ungkin tsunami dan gempa bumi juga

termasuk cara A llah memusnahkan mereka, Pa Kiai ?!

KH : Ya… bencana alam dan musibah bagi mereka itu sebagai laknat, tapi bagi orang yang beriman itu menjadi ujian dan peringatan untuk selalu mengingat Allah dan beribadah.

SN: Eh Pa Kiai, soal rokok tadi bagaimana ?

KH : kamu ini… mereka juga pake baju dan celana kan ?!

SN: Ya ia dong

KH: Tapi temen kamu itu kok tidak mengharamkan baju dan celananya. A rt inya jangan suka menjeneralisir masalah apalagi dalam urusan hukum, harus dilihat per kasus. Kelakuan mereka minum arak dan judi di C afé itu memang haram, tapi perbuatan lainnya t idak otomatis jadi haram.

SN : M enurut Pa Kiai, merokok dianggap perbuatan sia-sia itu bagaimana ?

KH : D alam al-Q ur’an disebutkan Ibadurrohman itu selalu menghindari perbuatan yang t idak berguna dan sia-sia, juga menjauhkan diri dari lahwal hadis.

Page 49: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

49

-

SN: Apa itu ?

KH : ya, sia-sia itu, atau ist ilah lainnya lagho dan ghoflah.

SN: kirain gapleh…

KH : ghoflah itu perbuatan yang melalaikan orang dari mengingat A llah, ya kalau maen gaplehnya sampai ninggalin sholat, itu termasuk ghoflah

SN: Saya belum lihat orang merokok sambil sholat, Pa Kiai

KH: maksud kamu apa ?

SN : Ya orang merokok kan paling lama sepuluh menit, jadi banyak waktu untuk sholat.

KH : M emang bagi yang mengharamkan, rokok itu haram pula dibawa sholat.

SN: Kenapa Pa Kiai ?

KH : karena termasuk najis, sama kaya alcohol jadi haram dan najis

SN : O o begitu, berart i pakai farfum yang beralkohol juga tidak sah sholatnya ?

KH : ya, menurut mereka set iap yang haram itu najis.

Page 50: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

50

-

SN: Kalau menurut Pa Kiai bagaimana ?

KH : Khamer itu yang diharamkan meminumnya karena memabukkan, ist ilah al-Q ur’an rijsun atau kotor, tapi t idak set iap yang kotor itu najis. Yang diharamkan itu ada zatnya yaitu bangkai, darah, daging babi dan hasil sembelihan yang bukan karena A llah. A da juga yang diharamkan itu sifatnya atau perbuatannya sepert i mabuk-mabukkan, judi atau mengundi nasib. Khamer itu dibuat dari buah yang halal sepert i anggur tapi setelah diproses menjadi minuman yang memabukkan. A nggur itu kan halal, tapi air perasan anggur yang berkadar alcohol itu haram karena memabukkan kalau diminum.

SN : berart i kalau menjual miras, halal Pa Kiai ? Kan asal tidak diminum

KH : M enjual khamer juga haram ! karena ada hadis yang melaknat orang yang menjual, meminum dan mengedarkannya.

SN: Ooh gitu ya

KH : Kalau masalah najis yang t idak boleh dibawa sholat dalam hadis disebutkan hanya kotoran manusia selain air mani yaitu air kencing,

Page 51: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

51

-

madzi, wadzi, darah haid, darah nifas dan kotoran.

SN: Pa Kiai, air mani itu tidak najis ya ?

KH: Ya ia, kalau najis berarti kamu juga najis.

SN: iya ya…

KH : Jadi pendapat rokok itu haram dan najis itu sesat dan menyesatkan

SN : Bener Pa Kiai, kalau set iap yang haram itu najis, berart i shalat kita t idak sah selamanya. Kan kita selalu bawa darah di badan kita.

Page 52: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

52

-

Page 53: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

53

-

SN : Pa Kiai, ternyata temen saya yang kemarin

diceritakan itu mantan perokok berat.

KH: Pasti berhenti setelah muntah darah kan?!

SN: Kok Pa Kiai tau ?

KH : Ya, memang pecandu rokok itu berhent inya seperti itu, kamu takut kayak dia ?

SN: yah rada ngeri juga

KH : D ulu kan saya pernah kasih tau, kalau makan atau minum itu jangan berlebih-lebihan. Salah satu akibatnya ya kayak temen kamu itu.

SN: ukuran tidak berlebihan itu segimana Pa Kiai ?

KH : T iap orang punya kadarnya masing-masing, minum susu saja ada t ingkatan usianya. M akanya usia anak sekolah dan wanita t idak dianjurkan untuk merokok, karena respon tubuh mereka lain.

SN : M emang temen saya itu merokoknya sejak es em pe

KH : Tuh kan, biasanya mereka merokok juga karena ikut-ikutan temennya yang badung atau ingin terlihat keren. Kena penyakitnya kapan ?

Page 54: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

54

-

SN : Ya, pas mau selesai es em a, t rus sama

ortunya dimasukin pesantren khusus pecandu narkoba. O rtunya memang orang kaya, Pa Kiai.

KH: Ooo…

SN : M ungkin salah ortunya juga kurang perhat ian pada dia.

KH: Ya bisa jadi, memang kerjanya di mana ?

SN : Kalau t idak salah… bapaknya da’i, kalau ibunya wanita karir.

KH: Pantaass

SN: Kok pantas, harusnya kan kalau bapaknya da’i anaknya pasti soleh, Pa Kiai?!

KH : Belum tentu! A nak nabi N uh juga beda jauh dengan ayahnya.

SN : Iya ya… istri nabi Luth juga termasuk yang durhaka…

KH : A nak itu sangat ditentukan oleh pola pendidikannya. D alam hadis kan kamu pernah belajar bahwa set iap anak yang dilahirkan itu dalam keadaan suci, dan sangat tergantung pendidikannya.

Page 55: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

55

-

SN : Kalau anaknya bandel nggak mau dididik

bagaimana Pa Kiai ?

KH : Yang mendidik itu bukan hanya orangtuanya tapi juga lingkungan dan teman bergaulnya, mungkin temen kamu itu lebih dominan mengikuti kelakuan temennya, kan ada pepatah AL-M U SH O H A BA TU TA SRU Q U TOBI’AH.

SN: Artinya apa ?

KH : persahabatan itu saling mencuri tabi’at , contohnya kamu berambut gondrong, past i kamu gaulnya sama rocker ya ?

SN : ya memang ada, tapi saya gondrong bukan taqlid sama dia, Pa Kiai…

KH: habis kenapa kaya rocker gitu ?

SN : ng..ng, saya pernah baca dalam buku tentang mengenal nabi, bahwa Rasulullah SA W itu juga rambutnya sebahu, juga pernah diikat jadi dua oleh istrinya berart i rambut panjang itu sunah rosul Pa Kiai.

KH : berart i kamu dapat pahala banyak karena mengamalkan sunah rosul, tapi kenapa kamu mencukur jenggot, padahal nabi itu berjenggot ?!

Page 56: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

56

-

SN : mmmm, jadi bingung Pa Kiai, saya jadi pingin

tau hukum rambut panjang, soalnya ada juga temen saya yang melarang gondrong karena menyerupai wanita katanya

KH : menyerupai wanita memang dilarang, tapi bukan karena sama panjang rambutnya

SN: jadi menyerupai apanya Pa Kiai ?

KH : itu… kayak banci atau berperilaku dan berhias seperti wanita

SN : banci juga t idak semua gondrong, malah sekarang ada banci pake kerudung, Pa Kiai !

KH : Ya, makanya jangan asal menganggap sunah rosul, memang ada hadisnya rosul itu berambut panjang, berjenggot, suka pakaian put ih dan sebagainya, tapi harus diperhat ikan apakah itu disyari’atkan atau hanya sifat rosul sebagai manusia biasa.

SN : O oo, jadi t idak semua yang dijelaskan dalam buku itu harus dituruti Pa Kiai ?

KH : iya lah, masa kalau di hadis diceritakan rosul itu naik unta, berart i kamu dilarang naik angkot! Jadi kalau hadis itu menyangkut aspek manusiawi rosul itu hukumnya mubah, boleh-

Page 57: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

57

-

boleh saja. N ggak perlu dianggap sunah atau haram

SN : Bagaimana dengan sunah rosul yang lima itu Pa Kiai ?

KH : hadis itu menyebutkan lima perkara yang termasuk fitrah atau kebersihan, yaitu dikhitan, mencukur kumis, rambut kemaluan, bulu ket iak, memotong kuku dan membiarkan jenggot, jadi hadis itu menganjuran untuk memelihara kebersihan pribadi

SN : di hadis itu kan t idak ada memotong rambut kepala Pa Kiai, jadi menurut saya memanjangkan rambut itu hukumnya tetep sunah !

KH : D enger… kalau urusan duniawi itu hukum asalnya boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya. Kalau ada dalil yang menganjurkan, maka jadi sunah. Sepert i masalah memotong rambut itu boleh tapi ada hadis yang melarang qoza’.

SN: apa Pa Kiai ? Kojek ?!

KH : Q oza’ itu menggunduli sebelah rambut kepala, kalau digunduli semuanya dalam ibadah haji justru termasuk lebih utama. Sama

Page 58: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

58

-

halnya memanjangkan rambut juga boleh, tapi harus rapih dan menjaga kebersihan, juga kalau mau shalat jangan diikat.

SN: Mengapa Pa Kiai ?

KH : A da hadis yang melarang menahan rambut ket ika sujud, makanya para shahabat yang berambut panjang itu membuka ikatan rambutnya sebelum shalat. Saya lupa teks hadisnya, kamu cari sendiri nant i ya. Kalau tidak salah di bab shalat tentang cara bersujud.

SN : Insya A llah Pa Kiai, kalau yang dilarang menahan rambut ket ika sujud berart i pakai kopiah dalam shalat juga dilarang Pa Kiai ?

KH : Ya nant i baca juga syarah hadisnya, kamu bisa menyimpulkan sendiri kan ?

SN : Iya Pa Kiai… Jadi, rambut panjang itu sama hukumnya dengan rokok ya, karena kan sama-sama masalah duniawi…

KH : Iya, sama kaya hukum musik dan hobi lainnya asalkan tidak ada dalil yang melarangnya.

SN: Alhamdulillah, saya ngerti sekarang…

Page 59: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

59

-

Page 60: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

60

-

SN: uuuhuk. Uhuk KH: kenapa batuk ? SN : ehm.. Ini Pa Kiai, temen saya ngasih rokok

putih, jadi batuk KH : makanya jangan asal ngebul, saya lihat kamu

ngerokok pake tangan kiri lagi. SN: maaf Pa Kiai KH: jangan minta maaf sama saya, istigfaar ! SN : astagfirulloh… Pa Kiai, emang merokok pakai

tangan kiri haram ? KH : sebaiknya pakai tangan kanan kalau makan

atau minum. Tangan kiri kan buat cebok. SN: tapi tadi kan yang kanan bawa tas Pa Kiai KH : kalau bawa tas kan t idak ada perintah harus

pakai tangan kanan, tapi kalau makan dan minum rasul menyuruhnya, karena makan dengan tangan kiri itu kelakuan setan.

SN : ooh begitu, kalau hukumnya bagaimana ? Haram Pa Kiai ?!

KH : nggak juga, soalnya hadis ini hubungannya dengan akhlaq yang baik, jadi hukumnya sunah atau sebaiknya makan dengan tangan kanan,

Page 61: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

61

-

makanya larangannya juga makruh. N ih, gant i rokoknya …

SN : ma kasih Pa Kiai, kok temen saya seneng rokok yang itu ya? Padahal enakan yang ini.

KH : Itu mah urusan hobi, kamu nggak boleh maksa kesukaan orang. Tau nggak cerita rosulullah yang disuguhi daging biawak ?

SN: belum Pa Kiai, bagaimana ceritanya

KH : Suatu hari beliau bertamu kepada shahabat yang suka makan daging biawak dan disuguhkan kepada beliau. Karena beliau belum pernah memakannya, maka dibiarkan saja. M akanya ada ulama yang menganggap daging biawak itu makruh.

SN: kalau menurut Pa Kiai bagaimana ?

KH : menurut saya, hadis itu menjelaskan tentang adab makan dan bertamu. Kan ada hadisnya jangan mencaci makanan kalau t idak suka tinggalkan saja

SN : ya Pa Kiai, harusnya temen saya juga ngasihnya rokok yang saya suka.

Page 62: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

62

-

KH : mungkin temen kamu t idak tau, sepert i

shahabat tadi menyuguhkan daging biawak kepada Rasulullah.

SN : temen saya itu suka rokok yang itu pakai alasan Pa Kiai, malah menganjurkan pada saya supaya jangan merokok yang ini.

KH: Apa alasannya ?

SN : katanya kalau membeli rokok yang ini sama dengan menyumbang Yahudi yang membunuh umat Islam di Palest ina, karena rokok ini impor Pa Kiai.

KH: Wah, kalau seperti itu, urusannya panjang.

SN : Iya, malah dia menyuruh boikot semua produk dari negaranya

KH : Kok masalah produk dibawa-bawa ke nyumbang Yahudi, darimana dia tau hasil penjualan rokok disumbangkan ke sana ?

SN : katanya dari temennya. Temennya itu dari temennya lagi...teruuus..

KH : itulah yang namanya isu, kamu jangan mudah percaya. Biasanya kalau isu sepert i itu dibuat oleh lawan bisnisnya, kan jadi nggak laku. Lagian masalah jual beli kan termasuk masalah

Page 63: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

63

-

mu’amalah, Rasul sendiri pernah bermu’amalah dengan orang Yahudi, jadi t idak boleh kita melarang mu’amalah dengan Yahudi, kecuali memang sudah jelas niat mereka untuk menghancurkan umat Islam. Sama sepert i membeli barang hasil curian dan kita tau, itu baru haram.

SN : bahkan temen saya itu ant i ke restoran Ka ef si, karena katanya dagingnya juga haram

KH : Belum tentu, di arab juga ada restoran seperti itu, tapi pengelolanya haji dan ayamnya disembelih langsung di sana. Jadi kamu jangan mudah termakan isu. Ya.. Kecuali memang kamu yakin benar sepert i itu. Kasih tau juga temen kamu itu, jangan jadi propokator yang sesat dan menyesatkan gitu.

SN : Past i Pa Kiai, Insya A llah ntar saya kasih tau juga, dia juga merokok yang itu produk perusahaan non muslim.

KH: Bebas laah

Page 64: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

64

-

Page 65: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

65

-

KH : Kamu dari tadi disuguhin rokok nggak

dicicipi, sedang puasa?

SN : he eh, sekarang kan hari asyuro’, Pa Kiai nggak puasa sunat ?

KH : sekarang mah hari ahad bukan asyroh, kalau tanggalnya sepuluh muharram. Emang kamu puasa sunat asyuro sudah yakin dalilnya shahih ?

SN : Waktu Jum’atan kemarin khot ibnya menjelaskan bahwa shaum ‘asyuro itu sunat dalilnya itu kalau t idak salah Rosul pernah berniat tanggal sembilan muharam itu akan berpuasa.

KH : O oo, dalil yang itu. Itu kan jawaban Rosul pada shahabat yang ingin berbeda dengan Yahudi dan jahiliyah yang biasa puasa ‘asyuro tanggal sepuluh. Saya justru sedang mencari dalil yang shahih dan sharih bahwa Rasulullah SA W pernah berpuasa tanggal sembilan muharram.

SN: Kan itu juga shahih Pa Kiai ?

Page 66: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

66

-

KH : Tapi hadis itu sudah dimansukh dan diganti

dengan shaum Ramadlan, juga membukt ikan bahwa A llah t idak berkenan dengan niatan Rasul untuk shaum ‘asyuro bukt inya beliau tidak melakukannya karena keburu wafat.

SN : bener juga Pa Kiai, saya jadi ragu-ragu, bagaimana atuh ?

KH : kalau shaum ragu-ragu itu haram, makanya sebelum mengamalkan ibadah itu telit i dulu dan harus yakin benar. Kata khot ib tadi kan hukumnya sunat sedangkan saya baca ternyata ada yang menganggap haram karena asyuro itu shaum jahiliyah alias bid’ah

SN: Jadi sebaiknya bagaimana Pa Kiai?

KH : kembalikan saja pada kaidah ushul “meninggalkan apa yang ditakutkan bid’ahnya lebih didahulukan daripada melakukan apa yang diragukan sunnahnya.”

SN: Maksudnya ?

KH : misalnya shaum ‘asyuro tadi t idak ada satupun ulama yang menganggap wajib kan, justru yang harus diwaspadai itu jangan sampai melakukan bid’ah, makanya lebih baik ditinggalkan kalau kamu masih ragu-ragu.

Page 67: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

67

-

SN : Kalau begitu saya buka aja, coba rokoknya Pa

Kiai

KH: Kamu ini terbalik Ya

SN: terbalik apanya Pa Kiai ?

KH: Kalau Rasul puasa sunatnya setelah tidak ada makanan, kamu buka puasanya setelah ada makanan.

SN: he he he , eh Pa Kiai, ada gurunya temen saya yang menganggap merokok itu t idak membatalkan puasa.

KH: alasannya apa ?

SN : karna katanya merokok itu sama dengan menghisap udara, kan yang membatalkan puasa itu cuma t iga, makan, minum dan jima”, merokok itu t idak termasuk makan dan minum katanya. Sama kayak kita ngisap asap knalpot di jalanan.

KH: jadi definisi makan itu menurut dia apa ?

SN: nggak tau ya

KH : kalau menurut dia makan itu memasukkan benda padat atau cair saja ke mulut berarti menelan ludah sendiri juga batal. A tau merokok juga t idak batal puasa asal disedotnya

Page 68: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

68

-

pakai hidungnya sepert i ngisap asap knalpot, yaa

SN : Iya Pa Kiai, mungkin dia pingin cari sensasi aja

KH : itu ulama keblinger, memutar balik ayat A llah untuk kepuasan duniawi dan ketenaran. M ereka juga mempermainkan Syari’at A llah yang sudah pasti dengan mempertuhankan akal pikirannya. Karena A llah sendiri Yang akan menjaga al-Q ur’an dan membalas kelakuannya. Seharusnya ulama itu semakin takut pada A llah dan kamu jangan ikut-ikutan paham mereka karena ingin disebut intelek.

SN : Saya justeru t idak sependapat dengan dia, Pa Kiai

KH: Itu baru santri brilian…

Page 69: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

69

-

Page 70: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

70

-

SN : Kasihan temen saya ditolak mentah-mentah

sama ortu ceweknya, padahal dia sudah pingin nikah.

KH: Temen kamu yang rocker itu ?

SN : Ya Pa Kiai, kata ceweknya alasan bapaknya nolak dia karena penampilannya dan suka merokok.

KH : Ya kalau dia pingin banget nikah sama dia turut i apa maunya, t inggal dicukur trus berhenti merokok

SN : kayaknya dia lebih baik cari lagi yang lain soalnya menurut dia itu masalah prinsip Pa Kiai

KH: Waah idealis juga temen kamu itu, udah dapat lagi belum ?

SN : susah katanya nyari yang sempurna dan sepaham dengan dia. Pa Kiai punya ?

KH : U rusan jodoh itu rahasia A llah, walaupun saya punya banyak santriwat i, belum tentu jadi. C oba saja suruh main ke sini, mudah-mudahan jodohnya ada di sini.

Page 71: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

71

-

SN : Insya A llah Pa Kiai, kalau orangtua kayak Pa

Kiai semua hebat ya… ngerti selera anak muda.

KH : Bukan ngert i selera anak muda, saya cuma berusaha meneladani akhlaq Rosul, apalagi beliau sangat menganjurkan agar segera menikah, jangan justeru sebaliknya mempersulit pemuda yang ingin nikah.

SN : Ya Pa Kiai, kok bapanya tega padahal anaknya sudah mau sama dia, memang asalnya dia juga menyuruh berhent i merokok, tapi setelah saya kasih tau akhirnya dia nerima.

KH: hebat juga, bagaimana kamu ngasih taunya ?

SN : Ya sepert i kata Pa Kiai dulu, kalau rokok itu t idak haram justeru yang mengharamkan rokok itu yang haram. Kalau dia nggak suka rokok jangan pakai label hukum haram segala, begitu Pa Kiai.

KH : D ia nggak suka bau rokok, kenapa mau nikah sama temen kamu yang perokok itu ?

SN: mungkin sudah terlanjur sayang Pa Kiai.

KH : O oo, kalau kejadiannya begitu, mengapa dia tidak bisa melunakkan hati bapaknya ?

Page 72: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

72

-

SN : Bapaknya keras Pa Kiai, apalagi sama temen

saya itu sampai pernah diusir gara-gara ke rumahnya sambil merokok.

KH : Kalau t idak bisa kompromi begitu t idak bijaksana. Seharusnya dia ngert i, jangan jadi bapak durhaka.

SN: Masa ada bapak durhaka Pa Kiai?

KH : Ya memang banyak yang begitu t idak hanya anak saja yang durhaka, kan pada masa U mar bin khatab juga pernah ada kasus bapak yang t idak mendidik anaknya sehingga anaknya jadi orang jahat. Itulah bapak yang durhaka.

SN : Sebaiknya menghadapi ortu yang begitu bagaimana Pa Kiai ?

KH : Kalau sudah dikasih tau tetep saja begitu, anaknya juga bisa menikah sendiri atau dengan wali hakim.

SN: Ooo, bisa ya ?!

KH : Ya bisa, malah Rasulullah pernah memisahkan pasangan atas permintaan wanitanya karena dia dipaksa menikah oleh bapaknya dengan lelaki pilihan bapaknya itu. Karena menikah itu harus saling mencintai dan sama-sama rela, tidak ada paksaan.

Page 73: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

73

-

SN : hmmm, kalau begitu saya kasih tau dulu

temen saya itu, nant i terserah dia, mau tetep yang itu atau datang ke sini Pa Kiai…

KH : Ya Boleh, kalau mau ke sini, nggak perlu diganti penampilannya, seadanya saja,

SN : tadi kata Pa Kiai, harus rubah penampilan kalau ingin diterima.

KH : Itu prilaku bunglon, saya kurang suka, kan Rasul sendiri pernah menasihat i agar melihat orang itu jangan dari penampilannya..

SN: Ooo begitu

KH : Pernah suatu hari ket ika Rasul sedang berkumpul dengan para sahabatnya, lewat seorang yang lusuh penampilannya, lalu Rasul bertanya bagaimana penilaian sahabat pada orang itu, mereka menjawab, kalau dia minta tolong t idak ada yang peduli, kalau meminang past i ditolak, kalau bicara t idak ada yang mau dengar..

SN: Waah, ini persis temen saya itu Pa Kiai..

KH : dengerin dulu… tak lama kemudian lewat lagi seorang yang penampilannya necis, lalu ditanyakan lagi kepada para sahabat, kata

Page 74: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

74

-

mereka, orang yang ini sebaliknya dari yang tadi. Tapi apa jawab Rasul?

SN: Pasti pandangan sahabat itu keliru Pa Kiai

KH : Ya, ternyata kata Rasul, orang yang pertama tadi lebih baik daripada yang kedua. Kebaikannya memenuhi langit dan bumi…

SN: Subhanalloh…

KH : memang kebanyakan orang suka salah tanggap karena hanya melihat lahiriahnya saja. M akanya kamu jangan memandang sebelah mata..

SN : Insyaalloh Pa Kiai, temen saya juga perlu nasehat Pa Kiai…

Page 75: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

75

-

KIAT BERHENTI TOTAL

SN : Pa Kiai, menurut seorang pakar, kalo mau berhenti total merokok kiatnya ada dua..

KH: Apa aja tuh ?

SN : Pertama, mulailah berhent i merokok pada bulan Ramadhan, karena siang harinya past i berpuasa dan tidak merokok.

KH : trus yang keduanya ?

SN :kalau masih belum berhent i, coba lagi Ramadhan berikutnya. sampai berhasil setelah kira-kira 10 sampai 50 kali Ramadhan, dijamin berhent i TO TA L merokok dan... bernafas... he he... He... bcanda Pa Kiai…

KH: Dasar santri kalong ...

Page 76: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

76

-

DALIL-DALIL DIALOG KH & SN

Al-Qur’an

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

(QS. An-Nisa:59)

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(QS. Al-Fatihah:7)

Page 77: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

77

-

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah:195)

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra:27)

Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At-Tahrim:1)

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum

Page 78: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

78

-

tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(QS. Al-Hujurat:6)

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (QS. Al-A’raf:96-99)

Page 79: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

79

-

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat:12)

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah:173)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib

Page 80: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

80

-

dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah:9)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Maidah:87)

Al-Hadits

Page 81: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

81

-

853 Diriwayatkan dari Aisyah r.a katanya: Sesungguhnya Nabi s.a.w berada di rumah Zainab binti Jahsyin, baginda meminum susu, maka aku dan Hafsah bersepakat, sesiapa di antara kami berdua yang akan ditemui oleh Nabi s.a.w nanti, dia mesti mengatakan kepada Rasulullah s.a.w: Sesungguhnya aku mencium bau getah pokok urfuth dari kamu. Adakah kamu baru saja memakannya

Kemudian baginda menemui salah seorang

dari kami, langsung saja pertanyaan tersebut diajukan kepada baginda. Tetapi baginda menjawab: Bahkan aku baru sahaja minum madu di rumah Zainab binti Jahsyin, aku bersumpah tidak mengulanginya lagi. Lalu Allah menurunkan firmanNya: (

) sampai ayat (

) maksudnya: Mengapa kamu

mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah kepada kamu. Hingga kepada firmanNya: Jika kamu berdua bertaubat, kepada Aisyah dan Hafsah. Adapun sebab turun firman Allah yang berbunyi: (

) Yang

bermaksud: Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari isteri-isterinya yaitu Hafshah mengenai satu peristiwa ialah kerena sabda beliau: Bahkan aku minum madu * (HR. Bukhari & Muslim)

Page 82: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

82

-

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah berkhutbah kepada kami: Wahai manusia! Allah s.w.t telah mewajibkan kepada kamu mengerjakan Haji, tunaikanlah Haji. Seorang lelaki bertanya: Adakah setiap tahun, wahai Rasulullah ? Baginda hanya diam saja hingga lelaki tadi mengulangi pertanyaannya tiga kali. Rasulullah s.a.w pun menjawab: Jika aku katakan Ya, tentu ianya wajib dilakukan setiap tahun dan kamu tidak mungkin mampu melakukannya. Baginda bersabda lagi: Tinggalkanlah sesuatu yang aku tidak galakkan kepada kamu. Kemusnahan umat yang terdahulu daripada kamu ialah kerana mereka banyak bertanya dan tidak ada persefahaman dengan Nabi mereka. Jadi, apabila aku perintahkan sesuatu kepada kamu, lakukanlah sedaya kamu dan apabila aku melarang dari melakukan sesuatu, tinggalkanlah! (HR. AL-Bukhari)

*

1568 Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Janganlah kamu bercita-cita supaya cepat mati dan janganlah kamu berdoa supaya mati sebelum kematian itu sendiri datang kepadamu. Sesungguhnya apabila kamu mati,

Page 83: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

83

-

akan terputuslah segala amalan kamu. Sebaliknya apabila dipanjangkan umur seorang mukmin bererti bertambahlah kebaikannya * (HR. Al-Bukhari)

Diriwayatkan dari al-Mughirah r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Sesungguhnya pendustaan terhadapku adalah tidak sama dengan pendustaan yang dilakukan terhadap seseorang karena orang yang sengaja mendustakanku akan disediakan baginya azab dari api Neraka * (HR. Al-Bukhari)

*

1561 Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-Ash r.a katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Allah s.w.t tidak mengambil ilmu Islam itu dengan cara mencabutnya dari manusia. Sebaliknya Allah s.w.t mengambilnya dengan mengambil para ulama sehingga tidak tertinggal walaupun seorang. Lalu Manusia mengangkat orang jahil menjadi pemimpin, menyebabkan apabila mereka ditanya mereka

Page 84: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

84

-

memberi fatwa tanpa berdasarkan kepada ilmu pengetahuan. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain pula * (HR. Al-Bukhari)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a katanya: Kebiasaan Ahli Kitab ialah mengurai rambutnya. Kebiasaan orang-orang musyrik ialah mengikat rambutnya menjadi dua belahan. Rasulullah s.a.w suka menyesuaikan dengan Ahli Kitab pada perkara yang tidak diperintahkan. Rasulullah s.a.w mengurai rambutnya, kemudian barulah baginda mengikatnya menjadi dua belahan * (HR. Al-Bukhari)

Sahal Bin Sa’d meriwayatkan, “Seorang lelaki lewat di hadapan Nabi , beliau bertanya kepada para shahabat: “Bagaimana pendapat kalian tentang lelaki tadi ?” Mereka menjawab: “Lelaki itu pantas jika mengkhitbah pasti diterima nikahnya, jika meminta tolong pasti ditolong, dan jika berkata pasti didengar.” Kemudian Nabi terdiam, lalu lewat lagi seorang lelaki fakir dari kaum muslimin di hadapan beliau, dan bertanya: “Bagaimana de-ngan lelaki ini?” Mereka menjawab: “Pantasnya, jika ia mengkhitbah tidak akan diterima nikahnya, jika minta tolong tidak akan ditolong, dan jika ia berkata tidak akan didengar.” Nabi bersabda,

Page 85: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

85

-

“Sungguh lelaki ini adalah yang terbaik di antara penghuni bumi dibanding yang tadi.” (HR. Al-Bukhari)

Wallahu A’lam Bish-Shawwab

Page 86: Pro Kontra Hukum Rokok; Dialog Imajener Kiai & Santri

-

86

-