makalah-pot2

15
TUGAS TERSTRUKTUR PENGETAHUAN OBAT TERNAK "SETUJU PENGGUNAAN OBAT KIMIA” DISUSUN OLEH: Laela Feri Fitriana D1E013028 Rois Khalwani D1E013030 Maitsaa Salsabila D1E013031 Tatang Priyatna D1E013032 Mardiana Apriyanti D1E013033 Rizky Fitriani D1E013034 Rizkiana Yulia Saputri D1E013040 Khumaida Prihutami D1E013043 Muh. Yunan Helmi D1E013044 Dika Rafi Ptri D1E013048

Upload: tatang

Post on 17-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Obat Kimia

TRANSCRIPT

Page 1: makalah-pot2

TUGAS TERSTRUKTUR

PENGETAHUAN OBAT TERNAK

"SETUJU PENGGUNAAN OBAT KIMIA”

DISUSUN OLEH:

Laela Feri Fitriana D1E013028

Rois Khalwani D1E013030

Maitsaa Salsabila D1E013031

Tatang Priyatna D1E013032

Mardiana Apriyanti D1E013033

Rizky Fitriani D1E013034

Rizkiana Yulia Saputri D1E013040

Khumaida Prihutami D1E013043

Muh. Yunan Helmi D1E013044

Dika Rafi Ptri D1E013048

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

Page 2: makalah-pot2

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,

membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau

paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,

mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,

luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok

atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

tardapat dua jenis obat yaitu obat herbal atau alami dan obat kimia. Obat alami sudah

dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu. Di Indonesia,

penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek

moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini,

dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi

jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber

daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup potensi yang ada di dalamnya.

seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, obat alami mulai

ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat. Mereka lebih memilih obat-obatan kimiawi

dibandingkan obat alami. Hal ini disebabkan karena obat-obatan yang diolah secara kimiawi

lebih awet dan juga reaksi penyembuhannya lebih cepat. Hal ini lah yang melatar belakangi

pembuatan makalah ini.

1.2 Tujuan

1. mengetahui perbedaan obat kimia dan obat alami

2. mengetahui manfaat penggunaan obat kimia

3. mengetahui kelemahan/kekurangan dari obat alami

1.3 Manfaat

1. dapat mengetahui perbedaan obat kimia dan obat alami

2. dapat mengetahui manfaat penggunaan obat kimia

3. dapat mengetahui kelemahan/kekurangan dari obat alami

Page 3: makalah-pot2

3

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Obat

Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-

paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau

keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.

Menurut Ansel (2009), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi

rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam arti

luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi

merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi

tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan

pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan

berbagai gejala penyakit. (Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia).

Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan

kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005). Obat merupakan

benda yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau

memodifikasi proses kimia dalam tubuh. Obat merupakan senyawa kimia selain makanan

yang bisa mempengaruhi organisme hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis,

menyembuhkan, mencegah suatu penyakit.

2.2 Manfaat dan Keunggulan Obat Kimia

Makhluk hidup sehari-hari tidak dapat terpisahkan dari bahan kimia. Bahan kimia

mempunyai fungsi yang sangat kompleks. Pada lingkup peternakan bahan kimia dibutuhkan

untuk tujuan desinfektan, pencampuran bahan pakan, vaksinasi dan obat ternak.

Perlakuan formaldehid dapat memproteksi protein agar tak terdegradasi di rumen

tetapi dapat tercerna di lambung dan usus halus. Perlindungan protein dengan perlakuan

formaldehid merupakan metode yang paling umum digunakan untuk mengurangi angka

degradasi rumen. Formaldehid dapat melindungi protein dalam pakan tanpa mempengaruhi

daya cerna dalam saluran pencernaan (Hvelplund, 1991; Orskov, 1992; Arora, 1989) dalam

(Sari, 2011). Hasil penelitian Widyobroto et al. (1997) dalam Sari (2011), menunjukkan

Page 4: makalah-pot2

4

bahwa dengan formaldehid 0,4 – 1 % dari bahan keringnya dapat menurunkan degradasi

protein sebesar 23,55 – 29,88% serta tidak menurunkan nilai cernanya di dalam intestinum

secara signifikan. Bila kebutuhan nutrisi tercukupi, fungsi fisiologis berjalan normal. Namun

bila tidak tercukupi, maka kemungkinan fungsi fisiologis ternak akan terganggu (Sari, 2011).

Jadi, bahan kimia memang merupakan bahan berbahaya atau karsinogen jika digunakan

secara sembarangan tetapi jika penggunaannya dengan dosis yang tepat akan bermanfaat.

Fungsi bahan kimia secara real adalah seperti yang terjadi di daerah Bali. Kejadian

penyakit ND di Bali bersifat endemik karena ditemukan pada peternakan ayam buras yang

umumnya merupakan peternakan rakyat. Pencegahan penyakit ND harus dilakukan dengan

program vaksinasi dan sanitasi yang baik pada ayam buras. Vaksinasi diberikan pada umur 4

hari melalui tetes mata, umur 21 hari melalui tetes mata atau suntikan, umur 3 bulan melalui

tetes mata atau suntikan, dan diulang kembali setiap 3 bulan sesuai prosedur dari pabrik obat

(Zainudin dan Wibawan, 2009) dalam Kencana (2012). Pada umumnya program vaksinasi

dan sanitasi dilakukan dengan bahan kimia dan belum pernah dijumpai menggunakan herbal.

Hal ini merupakan salah satu dari banyak kelebihan obat kimia dibandingkan dengan herbal.

Manfaat obat kimia antara lain mengatasi atau mengobati gejala penyakit. Menurut Dr

Amarullah H Siregar obat-obatan kimia lebih banyak bertujuan untuk mengobati gejala

penyakit, mampu memperbaiki beberapa sistem tubuh, dapat meredam rasa sakit, digunakan

untuk pengobatan konvensional seperti operasi dan bedah, serta digunakan untuk pengobatan

bersifat darurat. Kasus darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan

karena reaksinya yang lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.

Sifat-sifat obat kimia antara lain

1. Bersifat symptomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja

2. Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit

akan sembuh, bila tidak tepat akan menjadi racun yang berbahaya.

3. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang bersifat akut (butuh pertolongan

segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksiakut dan lain-lain

4. Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuhlain, terutama

jika dipakai terus menerus dalam waktu yang lama.

2.3 Kelemahan Obat Alami / Tradisional

Menurut Pendapat Harsini (2008) obat alami memiliki beberapa kelemahan yang juga

merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa

Page 5: makalah-pot2

5

diterima pada pelayanan kesehatan formal). Kelemahan obat herbal antara lain; efek

farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta

volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Syarief (2010), beberapa kelemahan yang dimiliki oleh

obat tradisional dan tanaman obat yaitu efek farmakologi yang lemah, volumines dan

higroskopis, mudah tercemar oleh mikroorganisme dan belum dilakukan uji pra klinik

maupun klinik.

Obat tradisional memiliki efek farmakologi (efek yang timbul setelah obat

dikonsumsi) yang lebih lemah dibanding obat kimia, selain itu juga waktu antara konsumsi

dan reaksi obat alami lebih lama dibanding obat kimia. Efek farmakologis yang lemah dan

lambat terjadi karena rendahnya kadar senyawa aktif dalam bahan obat alam serta

kompleknya zat balast/senyawa banar yang umum terdapat pada tanaman. Hal ini akan

berdampak pada lambatnya respon tubuh terhadap penyembuhan sehingga efek yang didapat

setelah mengkonsumsi obat cenderung lebih lama untuk muncul dibanding ketika

mengkonsumsi obat kimia. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat tradisional

masih belum terstandar dengan baik dan bersifat hogroskopis serta volumines sehingga dosis

penggunaan obat tradisional yang tepat untuk memberikan efek sehat masih belum diketahui.

Obat alami masih belum ada perlakuan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis

mikroorganisme. Obat alami memang tidak ada perlakuan uji klinis seperti pada obat kimia

karena obat alami disiapkan dengan proses yang tradisional, hal dapat mengakibatkan obat

yang dikonsumsi masih dapat tercemar logam berat yang terdapat pada tanah ataupun ada

kandungan zat antinutrisi yang justu akan bersifat racun. Selain itu dengan tidak adanya uji

klinik obat juga dapat tercemar mikroorganisme yang dapat menyebebkan penyakit yang

lain. Obat tradisional juga memiliki kelemahan lain dalam hal penggunaan yakni

penggunaan obat tradisional sebagian besar digunakan hanya untuk tindakan pencegahan

penyakit bukan untuk digunakan sebagai obat penyembuh penyakit.

Katno (2009) menambahkan efek farmakologis yang lemah dan lambat karena

rendahnya kadar senyawa aktif dalam bahan obat alam serta kompleknya zat balast/senyawa

banar yang umum terdapat pada tanaman. Hal ini bisa diupayakan dengan ekstrak

terpurifikasi, yaitu suatu hasil ekstraksi selektif yang hanya menyari senyawa-senyawa yang

berguna dan membatasi sekecil mungkin zat balast yang ikut tersari. Sedangkan standarisasi

yang komplek karena terlalu banyaknya jenis komponen obat tradisional serta sebagian besar

belum diketahui zat aktif masing-masing komponen secara pasti, jika memungkinkan

Page 6: makalah-pot2

6

digunakan produk ekstrak tunggal atau dibatasi jumlah komponennya tidak lebih dari 5 jenis

tanaman obat. Disamping itu juga perlu diketahui tentang asal-usul bahan, termasuk

kelengkapan data pendukung bahan yang digunakan; seperti umur tanaman yang dipanen,

waktu panen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman (cuaca, jenis tanah, curah hujan,

ketinggian tempat dll.) yang dianggap dapat memberikan solusi dalam upaya standarisasi

tanaman obat dan tanaman obat. Demikian juga dengan sifat bahan baku yang higroskopis

dan mudah terkontaminasi mikroba, perlu penanganan pascapanen yang benar dan tepat

(seperti cara pencucian, pengeringan, sortasi, pengubahan bentuk, pengepakan serta

penyimpanan).

Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif.

Perubahaan pola konsumsi mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh sejalan dengan

proses degenerasi. Penyakit Diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi),

asam urat, batu ginjal, dan hepatitis yang merupakan penyakit metabolik. Penyakit degeneratif

antara lain rematik (radang persendian), asma (sesak nafas), ulser (tukak lambung),

haemorrhoid (ambein/wasir), dan pikun (lost of memory).

Menurut Zein (2005), kelemahan tumbuhan obat yaitu sulitnya mengenali jenis

tumbuhan dan bedanya nama tumbuhan berdasarkan daerah tempatnya tumbuh, kurangnya

sosialisasi tentang manfaat tumbuhan obat terutama dikalangan dokter, penampilan tumbuhan

obat yang berkhasiat berupa fitofarmaka kurang menarik dibandingkan obat-obatan paten,

kurangnya penelitian komprehensif dan terintergrasi dari tumbuhan obat dan belum ada upaya

pengenalan dini terhadap tumbuhan obat. Untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut

diperlukan waktu lama sehingga penggunaan obat alam lebih tepat, karena efek sampingnya

relatif lebih kecil. Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa

kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional antara lain

efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis, belum

dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai mikroorganisme (Zein, 2005).

2.4 Perbedaan Obat Kimia dan Obat Alami

Obat Kimiawi

1. Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.

2. Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja. Beberapa jenis

penyakit memang belum ada obatnya, obat yang ada hanya bersifat simptomatik dan

harus diminum seumur hidup. Beberapa penyakit belum diketahui penyebabnya. Banyak

Page 7: makalah-pot2

7

pasien secara rutin pergi ke dokter tanpa perbaikan yang signifikan bahkan semakin

buruk keadaannya.

3. Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal,

mengakibatkan lemak darah.Terdapat efek samping dari obat kimia yang bisa berupa efek

samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan

kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks.

Maka bahan kimia bukan bahan yang benar benar cocok untuk tubuh. Penggunaan bahan

Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit akan

sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi racun yang berbahaya.

4. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan segera)

seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.

5. Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain, terutama

jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.

6. kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara

terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh.

7. Reaksi terhadap tubuh cepat.

Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau sediaan yang

berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat bagi

kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang telah

mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih. (WHO,

2005). Sediaan herbal diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi, purifikasi, pemekatan

atau proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui proses biologi. Sediaan herbal dapat

dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan baku produk herbal. Produk herbal

dapat berisi eksipien atau bahan inert sebagai tambahan bahan aktif (WHO, 2005).

1. Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organ-organ yang

rusak.

2. Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organ-organ,

jaringan atau sel-sel yang rusak.

3. Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya pada sumber

penyebab penyakit.

4. Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit komplikasi

menahun, serta jenis penyakit yang memerluakan pengobatan lama.

Page 8: makalah-pot2

8

5. Reaksi lambat tetapi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan membangun kembali

organ-organ yang rusak.

6. Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli dan

berpengalaman.

Hal ini terjadi karena obat tradisional tersusun oleh bahan-bahan organik yang

kompleks. Dengan kata lain obat tradisional dapat dianggap sebagai makanan yang berarti

bahan yang dikonsumsi guna memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat

herbal yang digunakan tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan.

Sebagai hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal adalah

dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.

Page 9: makalah-pot2

9

III. PENUTUP

III.1Kesimpulan

3.1.1 Obat kimiawi mempunyai spesifikasi mengatasi atau mengobati gejala penyakit, mampu

memperbaiki beberapa sistem tubuh, dapat meredam rasa sakit, digunakan untuk pengobatan

konvensional seperti operasi dan bedah, digunakan untuk pengobatan bersifat darurat. Kasus

darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang

lebih cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.

3.1.2 Obat Herbal :Obat alami masih belum ada perlakuan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis

mikroorganisme. Obat alami memang tidak ada perlakuan uji klinis seperti pada obat kimia

karena obat alami disiapkan dengan proses yang tradisional, hal dapat mengakibatkan obat

yang dikonsumsi masih dapat tercemar logam berat yang terdapat pada tanah ataupun ada

kandungan zat antinutrisi yang justu akan bersifat racun. Selain itu dengan tidak adanya uji

klinik obat juga dapat tercemar mikroorganisme yang dapat menyebebkan penyakit yang

lain. Obat tradisional juga memiliki kelemahan lain dalam hal penggunaan yakni

penggunaan obat tradisional sebagian besar digunakan hanya untuk tindakan pencegahan

penyakit bukan untuk digunakan sebagai obat penyembuh penyakit.

Page 10: makalah-pot2

10

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, C. Howard. 2009. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press.

Aslam, Mohammed, Chik Kaw Tan, Adi Prayitno. 2003. Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

DepKes RI, 2010, Sehat Tapi Hemat Bersama Obat Generik, Depkes RI, Jakarta.

Harsini, W. 2008. “Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Majalah Kedokteran. Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta.

Kencana, Gusti A.Y., dan I Made Kardena dan I Gusti Ngurah Kade Mahardika.2012. Peneguhan Diagnosis Penyakit Newcastle Disease Lapang pada Ayam Buras di Bali Menggunakan Teknik Rt-Pcr.Jurnal Kedokteran Hewan.6(1):28-31.

Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tanggal 23 Oktober 1993. Wajib Daftar Obat Jadi.

Katno, dan S. Pramono.Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu.Fakultas Farmasi.UGM.

Sari, E.D.2011. Pengaruh Pemberian Complete Feed terhadap Kadar Metabolit Darah Sapi Po. Skripsi. Fakultas Peternakan.UGM, Yogyakarta.

Syarif P., Garden.Bambang Suryotomo dan Hayati Soeprapto.Diskripsi dan Manfaat Tanaman Obat di Pedesaan Sebagai Upaya Pemberdayaan Apotik Hidup (Studi Kasus Di Kecamatan Wonokerto) The Description and the Use of Herbs at Village as a Way to Empower the Herbal.

World Health Organization.2005. Implementing The New Recommendation On The Clinical Management Of Diarrhea : Guidelines For Policy Makers and Programme Manager. Geneva: WHO Press.