makalah polindes

24
Makalah Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat Polindes Sungai Ayak Desa Karang Ayak Kecamatan Belitang Hilir Kalimantan Barat Disusn Oleh : Arafah 07.1101.5127.10 Anita rachmania 07.1101.5089.10 Sumiati 07.1101.5131.10 Nirmala siregar 07.1101.5083.10 Ulfa malida tarakanita (07.1101.5023.10) Nur rima wardah Syarifah zahroh h. Minati hapsari Ridho al fajri 07.1101.5003.10 Adhim krisnayadi M. Iqbal Panca wardono

Upload: hapsari0701

Post on 26-Jun-2015

7.096 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH polindes

Makalah

Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat

Polindes Sungai Ayak

Desa Karang Ayak

Kecamatan Belitang Hilir

Kalimantan Barat

Disusn Oleh :

Arafah 07.1101.5127.10

Anita rachmania 07.1101.5089.10

Sumiati 07.1101.5131.10

Nirmala siregar 07.1101.5083.10

Ulfa malida tarakanita (07.1101.5023.10)

Nur rima wardah

Syarifah zahroh h.

Minati hapsari

Ridho al fajri 07.1101.5003.10

Adhim krisnayadi

M. Iqbal

Panca wardono

Novita hariyani 06.55219.00385.10

Aprillia nurmathyas 06.58337.00450.10

Page 2: MAKALAH polindes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pondok bersalin desa (polindes) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM) yang didirikan masyarakat atas dasar musyawarah

sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa. Pondok bersalin desa bermanfaat

untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. Kontribusi keberadaan

polindes dalam meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak cukup besar.

Disisi lain keberhasilan tersebut belum diimbangi dengan menurunnya angka kematian ibu.

Pemanfaatan polindes masih rendah. Faktor yang mempengaruhi meliputi kurangnya

promosi, rendahnya partisipasi masyarakat, image bidan jelek dan komitmen kepemilikan

oleh masyarakat rendah serta pelaporan data yang kurang lengkap, dan mutu pelayanan

rendah. Kenyataan di lapangan tampak bahwa ibu hamil dan bersalin lebih memilih tempat

pelayanan selain polindes untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan.

Di era sekarang polindes banyak ditinggalkan oleh para ibu hamil maupun ibu bersalin.

Mereka lebih memilih bidan praktik swasta sebagai tempat periksa hamil maupun bersalin.

Mengapa terjadi pergeseran trend perilaku konsumen, hal ini perlu penelitian. Di sisi lain

ternyata di daerah pedesaan polindes merupakan pilihan utama bagi ibu hamil dan ibu

bersalin untuk periksa. Faktor apa saja yang menyebabkan mereka tetap memilih polindes

sebagai tempat persalinan perlu dikaji secara ilmiah menggunakan paradigma manajemen

pemasaran. Faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen

dalam proses pengambilan keputusan suatu produk adalah bauran pemasaran, lingkungan

dan karakteristik pembeli. Faktor resiko produksi, karakteristik konsuman dan faktor situasi.

Proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh lingkungan, perbedaan individu, strategi

pemasaran dan proses biologis.

Hasil penelitian berkonsep strategi pemasaran membuktikan bahwa faktor fasilitas,

pelayanan, lokasi, harga, produk dan karakteristik individu mempengaruhi keputusan

konsumen. Faktor-faktor inilah yang ingin diketahui mana yang paling dominan

Page 3: MAKALAH polindes

mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk memilih pondok bersalin desa

sebagai tempat pemeriksaan dan persalinan. Dari kenyataan yang ada, terdapat masalah-

masalah yang terjadi di Polindes-polindes. Hal ini dikarenakan factor-faktor diatas yang

tidak terpenuhi. Pada makalah ini akan dibahas apa saja masalah-masalah yang biasanya

terjadi di Polindes, apa penyebabnya serta bagaimana penyelesaian dari permasalahan yang

terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa masalah-masalah yang terjadi di Polindes Sungai Ayak ?

2. Apakah penyebab dari timbulnya masalah Polindes Sungai Ayak di Kalimantan Barat ?

3. Bagaimana cara penyelesaian masalah yang terjadi di Polindes Sungai Ayak, Kalimantan

Barat ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui masalah-masalah yang ada di Polindes Sungai Ayak.

2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab dari masalah yang ada di Polindes Sungai Ayak.

3. Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah yang terjadi di Polindes Sungai Ayak.

Page 4: MAKALAH polindes

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam

menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,

termasuk kb di desa (depkes ri, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa

setempat. Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader didukung

oleh petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada keberadaan

bidan, oleh karena pelayanan di polindes merupakan pelayan profesi kebidanan.

Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi,

oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan

bidan dan dukun bayi dalam pertolongam persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di

polindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan posyandu yaitu dalam. Penggerakan

masyarakat dan penyuluhan. Selain itu bila memungkinkan, kegiatan posyandu dapat

dilaksanakan pada tempat yang sama dengan polindes. Idealnya suatu polindes mempunyai

bangunan tersendiri namun bisa juga menumpang disalah satu rumah warga atau bersatu

dengan kediaman bidan di desa, dan masih dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat

(bisma, 2006).

Pertolongan persalinan yang ditangani di polindes adalah persalinan normal serta kasus

dengan faktor resiko sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat membahayakan ibu

hamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan serta perawatn profesional). Pondok

bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

(ukbm) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakan

tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk kb di

desa.

Page 5: MAKALAH polindes

2.2 Persyaratan Polindes

            Secara umum persyaratan untuk mendirikan polindes adalah tersedianya tempat yang

bersih, namun serasi dengan lingkungan perumahan di desa serta tersedianya tenaga bidan di

desa. Secara lebih rinci, persyaratan yang perlu diusahakan adalah:

1. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.

2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan, antara lain:

a. Bidan kit

b. IUD kit

c. Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil

d. Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan

e. Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9%

f. Obat-obatan sederhana dan uterotonika

g. Buku-buku pedoman kia, kb, dan pedoman kesehatan lainnya

h. Inkubator sederhana

3. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain:

a. Penyediaan air bersih

b. Ventilasi cukup

c. Penerangan cukup

d. Tersedia sarana pembuangan air limbah

e. Lingkungan pekarangan bersih

f. Ukuran minimal 3x4 meter persegi

4. Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh

kendaraan roda empat.

5. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum

(minimal satu tempat tidur)

2.3 Fungsi Polindes

1. Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk kb)

2. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan

3. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan kesehatan masyarakat dan

dukun bayi maupun kader.

Page 6: MAKALAH polindes

Faktor pendukung tumbuh kembang polindes antara lain : dukungan pemerintah daerah

setempat, kerjasama lintas sektor dan lintas program (kia dan promkes), koordinasi yang

baik antara puskesmas dengan camat dan kepala desa, kebutuhan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan, keberadaan bidan desa serta ketrampilan dan keramahan bidan desa.

Faktor penghambat tumbuh kembang polindes antara lain kesulitan mendapatkan lokasi 

yang strategis, kesulitan menggali peran serta  masyarakat, bidan tidak tinggal di desa,

budaya masyarakat melahirkan di tolong oleh dukun dan melahirkan dirumahnya sendri

(dinkes bonbol, 2009).

            Dalam menganalisa pertumbuhan polindes harus mengacu keapda indikator tingkat

perkembangan polindes yang mencakup beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

1. Fisik tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi

persyaratan antara lain:

a. Bangunan polindes tampak bersih, salah satunya ditandai tidak adanya sampah

berserakan

b. Lingkungan yang sehat, bila polindes jauh dari kandang ternak

c. Mempunyai jumlah ruangan yang cukup untuk: pemeriksaan kehamilan dan

pelayanan kia, mempunyai ruang untuk pertolongan persalinan.

d. Tempat pelayanan bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik terjamin.

e. Mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan.

f. Mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Idealnya  suatu polindes mempunyai bangunan sendiri dan memnuhi persyaratan di atas.

2. Tempat tinggal bidan desa keberadaan bidan di desa secara terus menerus (menetap)

menentukan afektifitas pelayanannya, termasuk efektifitas polindes. Selain itu, jarak

tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes. Bidan yang tidak tinggal di

desa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di

polindes. Untuk mempercepat tumbuh kembang polindes bidan harus selalu

berada/tinggal di desa dan lebih banyak melayani masalah kesehatan masyarakat desa

setempat.

3. Pengelolaan polindes pengelolaan polindes yang baik akan menentukan kualitas

pelayanan, sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan

polindes yang baik antara keterlibatan masyarakat melalui wadah lpm dalam menentukan

Page 7: MAKALAH polindes

tarif pelayanan. Tarif yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan

kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga cakupan dan

skaligus dapat memuaskan semua pihak.

4. Cakupan persalinan tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak faktor,

diantaranya ketersediaan sumber daya kesehatan termasuk didalamnya keberadaan

polindes beserta tenaga profesionalnya, yaitu bidan desa. Tersedianya polindes dan bidan

di suatu desa memberikan kemudahan untuk mendapatakan pelayanan kia, khususnya

dalam pertolongan persalinan, baik ditinjau dari segi jarak maupun segi pembiayaan.

Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong dipolindes, selain berpengaruh terhadap

kualitas pelayanan ibu hamil, sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri baik

di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin hubungan dengan

masyarakat. Cakupan persalinan dihitung secara kumulatif selama setahun.

5. Sarana air bersih tersedianya air bersih merupakan salah satu persyaratan untuk hidup

sehat. Demikian juga halnya di dalam operasional pelayanan polindes. Polindes dianggap

baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan: mck, tersedianya sumber

air (sumur, pompa, pam, dll), dan dilengkapi pula dengan saluran pembuangan air

limbah.

6. Kemitraan bidan dan dukun bayi kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan

di polindes adalah dukun bayi. Karena itu, polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana

meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan. Kemitraan

bidan dan dukun bayi merupakan hal yang di anjurkan dalam pealyanan pertolongan

persalinan di polindes. Penghitungan cakupan kemitraan bidan dan dukun dihitung secara

kumulatif selama setahun.

7. Kegiatan kie untuk kelompok sasaran kie merupakan salah satu teknologi peningkatan

peran serta masyarakat yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan

mampu memelihara dan melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya, melalui jalan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis.

Dengan keberadaan polindes beserta bidan ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan

terjalin interaksi antara bidan dan masyarakat. Semakin sering bidan di desa menjalankan

kie, akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup sehatnya,

termasuk di dalamnya meningkatkan kemampuan dukun bayi sebagai mitra kerja di

Page 8: MAKALAH polindes

dalam memberikan penyuluhan kesehatan ibu hamil. Seharusnya suatu polindes di dalam

pelaksanaan kegiatannya telah melakukan kie untuk kelompoksasaran minimal sekali

dalaqm setiap bulannya. Kegiatan kie ini dihitung secara kumulatif selama setahun.

8. Dana sehat/jpkm dana sehat sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup

sehat, pada gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya

kesehatan bersumberdaya masyarakat setempat. Suatu polindes dianggap baik bila

masyarakat di desa binaannya telah terliput dana sehat, sehingga diharapkan kelestarian

polindes dapat terjamin, kepastian untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas tak

perlu dikhawatirkan lagi (dinkes bonbol, 2009)

2.4 Mutu Dalam Pelayanan

Wiyono (1999) menerangkan bahwa mutu dapat dilihat dari berbagai perspektif :

a. Untuk pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap

akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka dan diberikan

dengan cara yang ramah waktu mereka berkunjung.

b. Untuk petugas kesehatan, mutu berarti bebas melakukan segala sesuatu secara

profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik, dan memenuhi

standar yang baik.

c. Untuk manager dan administrator, mutu pelayanan tidak terlalu berhubungan langsung

dengan tugas mereka sehari-hari, namun tetap sama pentingnya. Untuk manager, fokus

pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan masyarakat dengan baik.

d. Untuk yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional

yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manager dan pemilik institusi

mengharapkan efisiensi dan keawajiban penyelenggaraan, minimal tidak merugikan jika

dipandang dari berbagai aspek seperti tidak adanya pemborosan tenaga, peralatan, biaya.

Waktu, dan sebagainya.

      Unsur-unsur pokok dalam program menjaga mutu pelayanan agar selalu berkualitas

terbagi atas 4 unsur, diantaranya:

Page 9: MAKALAH polindes

a. Unsur masukan

         Unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu

pelayanan kesehatan, unsur masukan terpenting adalah tenaga, dana dan sarana yang

meliputi sarana fisik, perlengkapan, peralatan, organisasi dan managemen, keuangan,

sumber daya manusia serta sumber daya lainnya di fasilitas kesehatan. Hal ini berarti

yang dimaksud dengan struktur adalah input, baik tidaknya struktur sebagai input dapat

diukur dari:

1. Jumlah besarnya input

2. Mutu struktur

3. Besarnya anggaran atau biaya

4. Kewajaran

Dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

(standard of personels and facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan

kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.

b. Unsur lingkungan

         Unsur lingkungan adalah keadaan lingkungan sekitar yang mempengaruhi

penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar

yang terpenting adalah kebijakan, organisasi, dan manajemen, secara umum disebutkan

apabila kebijakan, organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar

dan/atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan

kesehatan.

c. Unsur proses

         Unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan

pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakanatas dua macam yakni tindakan

medis dan tindakan non-medis, secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan  (standard of conduct), maka sulitlah

diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.

            Proses adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga

kesehatan dan interaksinya dengan pasien. Dalam pengertian proses ini mencakup

diagnosa, rencana pengobatan, indikasi, tindakan, sarana kegiatan dokter, kegiatan

perawatan, dan penanganan kasus. Baik tidaknya proses dapat diukur dari:

Page 10: MAKALAH polindes

1. Relevan tidaknya proses itu bagi pasien

2. Fleksibel dan efektifitas

3. Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang sesuai

4. Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan.

d. Unsur keluaran

         Unsur keluaran adalah yang menunjukkan pada penampilan (performance)

pelayanan kesehatan. Penampilan dapat dibedakan atas dua macam, pertama penampilan

aspek medis pelayanan kesehatan, kedua penampilan aspek non-medis pelayanan

kesehatan. Secara umum disebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan (standar of performance) maka berarti pelayanan kesehatan

yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan bermutu. Keempat unsur pelayanan ini

saling terkait dan mempengaruhi.

        Out come adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional

terhadap pasien. Penilaian terhadap outcome adalah hasil akhir dari kesehatan atau

kepuasan. Outcome jangka pendek seperti sembuh dari sakit, cacat, dan lain-lain.

Outcome jangka panjang seperti kemungkinan-kemungkinan kambuh, kemungkinan

sembuh di masa datang.

Berdasarkan dari penilaian di atas, mutu pelayanan yang baik menurut (sabarguna,

2004) adalah:

a. Tersedia dan terjangkau

b. Tepat kebutuhan

c. Tepat sumber daya

d. Tepat standar profesi/etika profesi.

Page 11: MAKALAH polindes

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskriptif Polindes

Polindes Kecamatan Belitang hilir, Desa Karang

Ayak ini lahir dan berawal dari Balai Pengobatan yang

didirikan oleh Departemen Transmigrasi pada tahun

1985. Berdirinya Balai Pengobatan SP1 Merbang guna

melayani warga transmigran, baik yang berasal dari Jawa

maupun masyarakat di kampung sekitarnya. Lokasi

transmigrasi SP1 Merbang merupakan lokasi

transmigrasi pertama di Belitang Hilir. Satu orang tenaga perawat ditempatkan disini. Balai

pengobatan yang dirubah menjadi balai desa oleh warga sekitarnya juga dijadikan sebagai Polindes

sementara selama kegiatan KIA dan Program KB. Hal ini disebabkan kondisi Polindes yang belum

dapat berdiri sendiri. Kondisi Polindes saat ini pun sudah mulai kurang baik. Diperlukan perbaikan

untuk WC, lantai, tangga, langit-langit, dan atap. Selain itu, polindes yang aksesnya sulit dijangkau

ini juga tidak memiliki peralatan yang menunjang kelancaran pekerjaan petugasnya. Tidak ada

perabotan dan peralatan medis yang tersedia. Contohnya saat diadakan Pemeriksaan Kesehatan Ibu

dan Anak pada tanggal 11 September 2007 lalu, terpaksa meminjam meja dan kursi milik tetangga.

Bahkan seorang bidan mesti menggunakan kotak suara (salon) untuk alas menulis. Jika ada

perabotan dan peralatan kerja yang memadai, tentunya petugas akan dapat bekerja dengan baik, tidak

terbebani dengan berbagai ketiadaan.

3.2 Permasalahan

Ada beberapa hal yang menjadi hambatan tumbuh kembang polindes di Kecamatan

belitang hilir yaitu

1. Kurang pahamnya dan tidak sesuainya konsep polindes dari pelaksanaan program

dari masyarakat

2. Kesulitan mendapatklan lokasi yang strategis

3. Kesulitan menggali peran serta masyarakat

4. Bidan tidak paham mengelolah polindes, bidan tidak tinggal didesa

Page 12: MAKALAH polindes

5. Budaya masyarakat melahirkan ditolong oleh dukun dan melahirkan dirumahnya

sendiri.

Sedangkan dari segi laporan ada beberapa masalah yang menyebabkan terhambatnya

polindes didalam menyampaikan informasi ke Puskesmas terjadi kesalahan dalam

pemasukan data, data kurang atau tidak lengkap, duplikasi data di mana data yang sama ada

di beberapa bidang berbeda, bahkan dapat berbeda antar program, Arsip data tersimpan pada

masing-masing program / bidang menyulitkan sinkronisasi dan koordinasi, Proses

pencatatan dan pelaporan relatif memerlukan waktu, data dasar kadang sulit didapat dan bisa

berbeda-beda tergantung sumber, informasi terkotak-kotak dan kadang perlu prosedur rumit

bagi program atau sektor lain untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, Kepala Dinas

kesulitan mendapat informasi komprehensif untuk pengambilan keputusan dan petugas

mempunyai beban kerja yang berlebihan, selain untuk pelaksanaan program juga harus

memasukkan dan mengolah data.

3.3 Penyelesaian

a. Penyelesaian Umum

Oleh karena itu, diperlukan adanya penyelesaian untuk meminimalisir factor-faktor yang

menjadi masalah di Polindes Sugai Ayak, yaitu :

1. Pemerintah daerah maupun perusahaan mencari solusi dalam menyiasati jumlah bidan

dengan merekrut bidan-bidan diluar daerah, memberikan pemahaman kepada warga

desa terhadap system persalinan dan perawatan selama mengandung.

2. Untuk mempercepat tumbuh kembang polindes diperlukan pemahaman konsep

polindes disetiap pelaksanaan program di berbagai tingkat pemerintahan dan

masyarakatnya sendiri.

3. Strategi intervensi yang direkomendasikan untuk mempercepat tumbuh kembang

polindes, antara lain adalah diseminasi informasi konsep polindes untuk lintas program

disetiap pemerintahan, sosialisasi polindes di masyarakat, pengendalian aktifitas bidan

desa, pembuatan kesepakatan pengelolaan polindes ditingkat desa, pengoptimalan

fungsi polindes secara kualitas, peningkatan pengetahuan dan kemampuan dari setiap

unsur yang terlibat di dalam polindes.

Page 13: MAKALAH polindes

b. Penyelesaian Khusus

1. Fisik

Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan sendiri dan memenuhi berbagai persyaratan,

namun dalam kenyataannya mungkin saja polindes masih menumpang di salah satu rumah

warga atau bersatu dengan kediaman bidan di desa. Bangunan Polindes harus memiliki

berbagai persyaratan fisik, diantaranya :

Bangunan polindes harus tampak bersih, salah satunya ditandai tidak adanya sampah

berserakan

Polindes harus terletak jauh dari kandang ternak agar tidak terjadi penyebaran penyakit

dari hewan ke manusia

Mempunyai jumlah ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan

KIA, mempunyai ruang untuk pertolongan persalinan.

Harus terdapat ventilasi atau sirkulasi yang baik

Memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan kesehatan

2.  Tempat tinggal bidan desa

Keberadaan bidan di desa secara terus menerus (menetap) menentukan efektifivitas

pelayanan kesehatan, termasuk efektivitas polindes. Bidan yang tidak tinggal di desa

dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di polindes.

Untuk mempercepat tumbuh kembang Polindes bidan harus selalu berada/tinggal di desa

dan lebih banyak melayani masalah kesehatan masyarakat desa setempat.

3.  Pengelolaan polindes

Pengelolaan Polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan, sekaligus

pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes yang baik antara

lain meliputi keterlibatan masyarakat melalui wadah LPM dalam menentukan tarif

pelayanan. Tarif yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan

kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan

dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak. Selain itu, dalam proses pencatatan

petugas Polindes diharapkan dapat mencatat semua informasi secara lengkap dan selalu

Page 14: MAKALAH polindes

4.  Cakupan persalinan

Tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak faktor, diantaranya

ketersediaan sumberdaya kesehatan termasuk didalamnya keberadaan polindes beserta

tenaga profesionalnya, yaitu bidan desa. Tersedianya polindes dan bidan di suatu desa

memberikan kemudahan untuk mendapatkan pelayanan KIA, khususnya dalam

pertolongan persalinan, baik ditinjau dari segi jarak maupun dari segi pembiayaan.

Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong di polindes, selain berpengaruh terhadap

kualitas pelayanan ibu hamil, sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri baik

di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin hubungan dengan

masyarakat.

5.  Kemitraan bidan dan dukun bayi

Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun

bayi. Karena itu, polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana meningkatkan kemitraan

bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan. Kemitraan bidan dan dukun bayi

merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan di Polindes.

Penghitungan cakupan kemitraan bidan dan dukun dihitung secara kumulatif selama

setahun.

6.  Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran

KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan peran serta masyarakat yang

bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara dan

melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan

komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis.

Dengan keberadaan polindes beserta bidan ditengah-tengah masyarakat diharapkan

akan terjalin interaksi antara antara bidan dengan masyarakat. Semakin sering bidan di

desa menjalankan KIE, akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas

hidup sehatnya, termasuk di dalamnya meningkatkan kemampuan dukun bayi sebagai

mitra kerja di dalam memberikan penyuluhan kesehatan ibu hamil. Seharusnya suatu

polindes di dalam pelaksanaan kegiatannya telah melakukan KIE untuk kelompok sasaran

Page 15: MAKALAH polindes

minimal sekali dalam setiap bulannya. Kegiatan KIE ini dihitung secara kumulatif selama

setahun.

7.  Dana Sehat/JPKM

Dana sehat sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat, pada

gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat setempat.

Suatu polindes dianggap baik bila masyarakat di desa binaannya telah terliput dana

sehat, sehingga diharapkan kelestarian polindes dapat terjamin, kepastian untuk

mendapatkan pelayanan yang berkualitas tak perlu dikhawatirkan lagi. Cakupan dana

sehat dianggap baik bila telah mencapai 50 %.

Page 16: MAKALAH polindes

DAFTAR PUSTAKA

Ismet, Mile.2008. Menuju Polindes Mandiri.( www.DinasKesehatan.com, 4 Mei 2009).

Rahjeng, Ekowati.2002.Strategi Spesifik dalam Akselerasi Tumbuh Kembang Pondok Bersalin Desa di Jawa.( www.ITBCentraldilibrary ,4 Mei 2009)

Yulkardi.2002.Memberdayakan POLINDES.Yogyakarta.Universitas Gajah Mada.