makalah perkembangan peserta didik

18
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK “ KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU “ Oleh: 1. Erik Kuswanto (201310060311136) 2. Dita Widia 3. Riski Suga Pratama 4. Tika Dwi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Upload: erik-kuswanto

Post on 10-Aug-2015

46 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“ KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU “

Oleh:

1. Erik Kuswanto (201310060311136)

2. Dita Widia

3. Riski Suga Pratama

4. Tika Dwi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN AJARAN 2014/2015

PEMBAHASAN 

A. Pengertian Individu

Manusia adalah makhluk yang kompleks, dimana dapat disebut sebagai makhluk

yang dapat berfikir (homo sapiens); makhluk yang berbuat (homo faber); mahluk yang

dapat dididik (homo educandum). Manusia merupakan kesatuan dari makhluk individu dan

sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan. Artinya manusia

merupakan kesatuan individu yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Seorang berbeda

dengan orang lain karena ciri-cirinya yang khusus itu ( Webster’s, : 743). Menurut kamus

Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarti

orang,perseorangan,oknum (Echols, 1975:519).

B. Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang

diperoleh dari lingkungan (environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter

keturunan yang dibawa sejak lahir  baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun

sosial psikologis. Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh

seorang (individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana

unsur bawaan dan pengaruh lingkungan.

Diketahui bahwa anak mulai masuk sekolah tidak tidak selalu sama umurnya.

Mereka selalu menunjukkaan perbedaan karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan

yang dibawanya ke sekolah, pada akhirnya terbentuk pengaruh lingkungan dan hal lain

yang mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah, selanjutnya bagi

masa depan kehidupannya. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor

biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial

psikologis lebih banyak di perngaruhi oleh faktor lingkungan.

Sejak terjadi pembuahan (konsepsi) kehidupan yang baru itu secara

berkesinambungan dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang merangsang. Setiap

rangsangan tersebut, baik secara terpisan atau terpadu dengan rangsangan yang lain,

semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya perilaku

maanusia yang dibawa sejak lahir. Hal tersebut pada akhirnya membentuk suatu pola

karakteristik perilaku yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang

berkarakteristik beda dengan individu – individu lain.

C. Perbedaan individu

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang

menonjol, yaitu : semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola

perkembangannya dan pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan

manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu memiliki kecenderung berbeda fisik

dan nonfisik. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan berdifat kuantitatif bukan

kualitatif.

Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai perorang atau perseorangan.

Sifat individu adalah sifat yang berkaitan orang perseorangan, berkaitan perbedaan

individual dengan  perseorangan. Ciri atau karakteristik orang yang satu berbedda dengan

yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual, dengan

kata lain, makna perbedaan individu menyangkut variasi yang terjadi baik variasi aspek

fisik maupun psikologis. Perbedaan yang segera dikenali oleh guru terhadap siswanya

adalah perbedaan fisiknya,seperti : warna kulit, tinggi badan, berat badan, bentuk muka,

warna rambut, cara berdandannya, dan semacamnya, sedangkan perbedaan aspek

psikilogisnya adalah perilakunya malas/kerajinannya, kepandaiannya, motivasinya,

bakatnya, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa bidang-bidang perbedaan pada individu.

a) Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar  sekolah

menghasilkan tiga pembentukan  kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan

kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan  teknologi. Pada

dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil belajar dalam hal ini

merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dengan pengaruh lingkungan (faktor dasar

dan ajar). Faktor dasar yang berpengaruh menonjol pada kemampuan kognitif dapat

dibedakan dalam bentuk lingkungan alamiah dan lingkungan yang dibuat. Proses

pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan

direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes

hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab

pada dasarnya setiap individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu

objek yang berbeda-beda. Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif

seseorang. Hasil – hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif

berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan seseorang.

b) Perbedaan individual dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya.

Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah

pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis.

Kemampuan berbahasa setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh

faktor kecerdasan dan faktor lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar

atau tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan

pembiasaannya dalam berkomunikasi.

c) Perbedaan individual dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk

melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk

melakukan kegiatan.

Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra

menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf

pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan

reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan  atau kegiatan. Dengan demikian ketepatan kerja

jaringan syaraf  akan menghasilkan suatu bentuk kegiatanh yang tepat (sesuai antara

rangsangan dan responnya). Kerja ini akan menggambarkan tingkat kecakapan motorik.

Dari gambar di atas syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam

proses berfikir merupakan faktor penting dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak

tepatan dalam pembentukan persepsi dan penyampaian perintah akan menyebabkan

kekeliruan respon atau kegiatan yang kurang sesuai dengan  tujuan.

Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya kematangan fungsi-fungsi

fisik. Hal ini akan menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam berbagai hal, seperti

kekuatan untuk mempertahankan perhatian, koordinasi  otot, kecepatan berpenampilan,

keajegan untuk mengontrol, dan resisten terhadap kelelahan. Sehingga semakin

bertambahnya usia  seseorang akan menunjukkan kecakapan motorik yang makin tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik  dipengaruhi oleh kematangan

pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan fisik dan

kemampuan berfikir setiap individu berbeda sehingga kecakapan motorik setiap individu

akan berbeda pula.

d) Perbedaan dalam Latar Belakang

Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat

memperlancar atau sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya,

pengalaman-pengalaman belajar yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya

dalam situasi belajar yang disajikan di sekolah.

Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari

dalam misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja

sama, dan kesehatan yang mendukung belajar.  Anak-anak juga berbeda diapandang dari

segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang

satu dengan budaya yang lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-

ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-

anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam

menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

e) Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga

diartikan sebagai kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang

untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-

latihan tertentu. Misalnya seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila

diberi latihan-latihan akuntansi keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah

akuntansi, begitu pula sebaliknya.

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau

ketrampilan yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau

khusus (bakat akademis khusus). Bakat khusus juga disebut juga talent.

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang

tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia

tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti

anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan

kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak

berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara

yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah

mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di

samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi

dalam jumlah yang besar sekaligus.

Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan

baik jika mendapat rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya,

bakat tidak dapat berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan

kesempatan untuk berkembang.

f) Perbedaab dalam Kesiapan Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman

yang akan membuat suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari

tidak mau menjadi mau (afektif) dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya

seseorang anak yang belajar mengendarai sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan

oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk mengendarai sepeda hingga menjadi

bisa.

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah

kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat

berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang

belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau

malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik,

intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan

faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Sedangkan Proses

kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang,

misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan

belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya

buruk. Perbedaan kesiapan individu tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang

kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakang sebelumnya.

Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri

yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang

amat besar terhadap orang-orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa

dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari

kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman,

mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

D. Aspek-Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Individu

Pada hakekatnya setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan nonfisik

yang meliputi aspek-aspek intelek,emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral,

serta sikap. Berikut ini akan diuraikan pokok-pokok pertubuhan dan perkembangan aspek-

aspek tersebut.

1) Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi besar dan

panjang yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa. Berikut masa-masa

pada pertumbuhan fisik.

Pertumbuhan sebelum lahir

Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel telur

dan sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio yang berumur

satu bulan berukuran sekitar setengah sentimeter, kemudian pada umur dua bulan

membesar menjadi dua setengah sentimeter (disebut janin). Kemudian umur tiga bulan

janin sudah membentuk bayi dalam ukuran kecil. Masa ini merupakan masa pertumbuhan

dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena merupakan awal terbentuknya

organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang lengkap.

Masa ini berakhir setelah kelahiran.

Pertumbuhan setelah lahir

Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir. Dalam

tahun pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar sepertiga dari

panjang badan dan beratnya akan bertambah menjadi tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang

paling cepat adalah ketika usia 8 sampai 15 tahun yang biasanya disebut ledakan

pertumbuhan pubertas. Selanjutnya akan memasuki periode tenang sampai tahap dewasa

lalu tua. Tinggi badan manusia akan tetap, namun berat badan bisa berubah-ubah.

2) Perkembangan Intelektual

Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan pertumbuhan

syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka

kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang mampu

menunjukkan fungsinya secara baik. Perkembangan intelektual diawali dengan

kemampuan mengenal dunia luar. Awalnya respon  terhadap rangsangan dari luar

merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan bertambahnya usia aktivitas tersebut

berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar dan selanjutnya mulai terkoordinasikan.

Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan memilih dan

menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat kesimpulan dan diakhiri dengan

pembuatan keputusan.

Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan

berikut ini.

Masa sensorik motorik (0,0 - 2,5 tahun)

Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan aktivitas

motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik terhadap

rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks mencari putting susu

ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-refleks ini kemudian

berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih, misalnya berjalan.

Masa pra-operasional (2,0 - 7,0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang

mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang anak melakukan

tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah dilihatnya. Misalnya, seorang

anak yang pernah melihat dokter sedang praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.

Masa konkreto pra-rasional (7,0 - 11,0 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia mulai

mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali sesuatu),

negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-balik antara

beberapa hal).

Masa operasional (11,0 - dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan

hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi. Ia dapat

mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan A lebih mahal daripada

mainan B dan mainan C lebih murah daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan

mainan yang paling mahal dan yang paling murah.

3) Bakat Khusus

Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang

memerlukan rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang yang

memiliki bakat akan mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya berkembang

dengan pesat. Sedangkan menurut Guilford, bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi

perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi tersebut

mengilustrasikan bahwa bakat mencakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan dan

kecakapan menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan

berfikir intelegen. Atas dasar bakat yang dimilikinya seorang individu akan mampu

menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah

dibandingkan dengan orang lain. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk

bidang tertentu seperti bidang seni, olahraga, atau keterampilan.

4) Emosi

5) Sosial

Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan

orang lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang di sekitarnya,

berangsur- angsur mulai berkembang untuk mengenal dunia luar, meresponnya dan

akhirnya saling kenal mengenal saling membantu satu sama lain.

6) Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang

berguna untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan berbahasa

seseorang mulai ada dan berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan itu mulai tampak

dengan adanya ungkapan-ungkapan sederhana yang berupa tangisan yang menggambarkan

rasa sedih dan kecewa, sennyum sebagai ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi

lainnya yang terlihat pada masa bayi. Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai

berkembang seiring dengan bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan

bias berkomunikasi dengan orang lain.

7) Sikap, nilai dan moral

Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai, moral, dan

sikap tidak serta merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena pada masa itu belum

ada kemampuan untuk berinteraksi dan mengenal dunia luar. Seiring dengan

perkembangan usia, mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar. Dalm hal ini khususnya

orang tua yang memegang peranan penting dalam upaya penanaman nilai, sikap dan moral

pada diri anak. Walaupun pada masa ini upaya ini masih berupa paksaan saja, dalam artian

anak masih belum mengerti akan maknanya, anak lama klelamaan akan terbiasa dan pada

akhirnya dapat terbawa dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak.

  

E. Kesimpulan

Manusia merupakan kesatuan dari makhluk individu dan sosial, kesatuan jasmani

dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan. Artinya manusia merupakan kesatuan individu

yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan

(environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak

lahir  baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Kepribadian,

perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seorang (individu) merupakan

hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur bawaan dan pengaruh

lingkungan.

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal yang

menonjol, yaitu : umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola

perkembangannya dan pola yang bersifat umum  itu manusia cenderung berbeda fisik dan

nonfisik. Disini dibahas perbedaan individu dalam hal perbedaan kognitif, perbedan dalam

kecakapan bahasa, perbedaan dalam kecakapan motorik, perbedaan dalan latar belakang,

perbedaan dalam bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.

Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu adalah

pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, bakat khusus, sosial, bahasa, sikap, nilai dan

moral.

 

DAFTAR PUSTAKA

Enikekawati. 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan, (Online),

(http://www.Perkembangan Peserta Didik.htm, diakses 21 September 2014)