makalah perhatian

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran motorik merupakan seperangkat proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan permanen dalam perilaku permanen. Belajar motorik sangat berkaitan erat dengan pemrosesan informasi, pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada bagaimana orang memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasi-informasi untuk dipelajari dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada dalam memori, kemudian menariknya kembali ketika dibutuhkan. Pemrosesan informasi bermula ketika sebuah input stimulus mengenai satu atau lebih bagian pancaindra (audiovisual kinestetik), register sensorik yang sesuai menerima input dan menyimpannya sebentar dalam rekaman indrawi. Disinilah persepsi (pengenalan pola) terjadi proses pemberian makna terhadap sebuah input stimulus, dalam persepsi terjadi pencocokan sebuah input dengan informasi yang telah ada. Register sensorik menstransfer informasi ke memori jangka pendek, memori jangka pendek merupakan memori kerja yang kapasitasnya terbatas, dibutuhkan pengulangan agar informasi tidak hilang dan mampu ditransfer ke memori jangka panjang. Memori jangka panjang merupakan memori yang permanen, akan diaktifkan dan ditempatkan pada memori kerja untuk digabungkan, dengan informasi baru. Pemrosesan informasi sangat dipengaruhi oleh perhatian, perhatian akan menuju pada terciptanya konsentrasi seseorang 1

Upload: rizki-ardillah-sanni-spd

Post on 25-Nov-2015

342 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

perhatian

TRANSCRIPT

Rizka

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran motorik merupakan seperangkat proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan permanen dalam perilaku permanen. Belajar motorik sangat berkaitan erat dengan pemrosesan informasi, pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada bagaimana orang memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasi-informasi untuk dipelajari dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada dalam memori, kemudian menariknya kembali ketika dibutuhkan. Pemrosesan informasi bermula ketika sebuah input stimulus mengenai satu atau lebih bagian pancaindra (audiovisual kinestetik), register sensorik yang sesuai menerima input dan menyimpannya sebentar dalam rekaman indrawi. Disinilah persepsi (pengenalan pola) terjadi proses pemberian makna terhadap sebuah input stimulus, dalam persepsi terjadi pencocokan sebuah input dengan informasi yang telah ada. Register sensorik menstransfer informasi ke memori jangka pendek, memori jangka pendek merupakan memori kerja yang kapasitasnya terbatas, dibutuhkan pengulangan agar informasi tidak hilang dan mampu ditransfer ke memori jangka panjang. Memori jangka panjang merupakan memori yang permanen, akan diaktifkan dan ditempatkan pada memori kerja untuk digabungkan, dengan informasi baru.

Pemrosesan informasi sangat dipengaruhi oleh perhatian, perhatian akan menuju pada terciptanya konsentrasi seseorang pada saat belajar motorik. Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi (rangsangan) yang diterima untuk memutuskan suatu tindakan (respons). Perhatian yang terfokus dipengaruhi oleh dua hal, yaitu luasnya perhatian dan arah perhatian. Perhatian seseorang dapat meluas atau menyempit dengan arahnya dapat ke luar maupun ke dalam. Oleh karena itu, daya konsentrasi seseorang dapat dipengaruhi oleh gangguan yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Beberapa gangguan yang berasal dari diri sendiri antara lain memikirkan kejadian (kegagalan) yang baru saja berlalu, memikirkan hasil yang akan dicapai, merasa tercekik dan tertekan, gangguan fisiologis, kelelahan, dan motivasi yang kurang. Sedangkan gangguan dari luar antara lain rangsang yang mencolok, suara yang keras, dan perang urat syaraf yang dilakukan lawan pada saat bertanding. Belajar motorik sangat dipengaruhi oleh perhatian, karena apabila seseorang terganggu perhatiannya, maka akan mengganggu seseorang ketika belajar gerak, sehingga makalah ini akan membahas tentang perhatian dalam pembelajaran motorik.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah seperti berikut:

Apa pengertian perhatian?

Apa pengertian pembelajaran motorik?

Bagaimana perhatian dalam pembelajaran motorik?

Tujuan

Untuk mengetahuai pengertian perhatian.

Untuk mengetahui pengertian pembelajaran motorik.

Untuk mengetahui bagaimana perhatian dalam pembelajaran motorik.

BAB II

PEMBAHASANA

Hakikat Perhatian

Pengertian Perhatian

Dalam istilah psikologi, perhatian diartikan sebagai suatu reaksi yang dilakukan oleh organisme dan kesadaran seseorang. Sumadi Suryabrata (1989: 14) mengungkapkan, perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan. Sedangkan menurut Jalaludin Rahmat (2000: 52) perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila seseorang mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Ramayulis (1994:175), bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses belajar mengajar. Kondisi psikologis ini dapat terbentuk melalui dua hal, yaitu pertama, yang timbul secara intrinsik, dan yang kedua melalui bahan pelajaran (content).

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar. Faktor yang berasal dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan serta kemauan, sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan.

Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi (rangsang) yang diterima untuk memutuskan suatu tindakan (respons) (Martens, 1988: 138). Infornasi yang diterima oleh olahragawan berupa rang sang yang berasal dari situasi lingkungan pada saat melakukan aktivitas. Adapun alat penerima ransang yang dominan pada seseorang adalah melalui visual, pendengaran, dan kinestetik, yang selanjutnya rang sang tersebut akan diteruskan ke otak untuk diproses dalam bentuk respons gerak.

Macam-macam Perhatian

Perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, hal ini sebagaimana yang dungkapkan oleh Sumadi Suryabrata, (1989: 14) yaitu:

Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Perhatian intensif (2) Perhatian tidak intensif.

Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tidak sengaja), yaitu perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa sengaja, terjadi tanpa usaha (2) Perhatian sekehendak (perhatian sengaja), yakni perhatian yang timbul karena usaha atau dengan kehendak.

Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Perhatian terpencar, yakni perhatian pada suatu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek. (2) Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang terpusat, hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat terbatas.

Faktor yang mempengaruhi perhatian

Proses timbulnya perhatian secara singkat oleh Dakir (1993:14) dijelaskan sebagai berikut, yaitu pertama ada rangsangan yang menonjol dari obyek, rangsangan diterima oleh indra, dibawa masuk ke syaraf ke dalam otak, lalu diserap oleh persepsi kita. Adapun obyek tersebut, dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, latar belakang yang bersangkutan, ada tidaknya prasangka, atau keinginan tertentu dan sikap batin tertentu, dan hasil akhir terjadilah perhatian yang berbeda-beda.

Menurut Jalaludin Rahmat (2000:52) segala sesuatu yang diperhatikan oleh seseorang ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal, faktor situasional disebut determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.

Gerakan seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.Intensitas Stimuli, misalnya manusia akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain.Kebaruan (Novelty), misal hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian manusia.Perulangan, misal hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian.Abu Ahmadi (2003: 150) menyatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian, yaitu:

Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap objek tertentu.

Latihan dan kebiasaan

Meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena suatu hasil dari pada latihan-latihan atau kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu.

Kebutuhan

Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan itu mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Dengan demikian perhatian terhadap hal-hal tersebut pasti ada, demi tercapainya suatu tujuan.

Kewajiban

Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan. Bagi orang yang bersangkutan dan menyadari atas kewajibannnya sekaligus menyadari pula atas kewajibannya itu. Maka demi terlaksananya suatu tugas, apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatian.

Keadaan Jasmani

Sehat tidaknya jasmani, segar tidaknya badan sangat mempengaruhi perhatian terhadap suatu objek.

Suasana jiwa

Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, serta keindahan dapat mempengaruhi perhatian.

Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri.

Jika suatu objek memberikan perangsang yang kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek itu besar. Sebaliknya jika objek itu memberikan perangsang yang lemah, perhatiannya juga tidak begitu besar.

Rangsangan yang muncul bersamaan

Tingkat perhatian dan daya konsentrasi seseorang akan menurun bahkan terganggu bila ada beberapa rangsang yang muncul secara bersamaan. Untuk itu, seseorang yang berusaha menanggapi berbagai rangsangan yang muncul dalam waktu yang bersamaan, maka tentu akan terganggu tingkat perhatian dan daya konsentrasinya.

Usaha yang dilakukan untuk memperoleh perhatian

Sugihartono (2007: 79) menyatakan bahwa perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan sehingga peserta didik selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Agar peserta didik berminat dan memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan, guru dapat senantiasa mendorong keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar atau dalam aktivitas pembelajaran.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam membimbing perhatian anak didik, yaitu penggunaan metode penyajian pelajaran yang dapat diterima oleh anak didik. Penerimaan ini akan efektif apabila pelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan anak didik. Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar menurut Suryabrata (1989: 37) adalah:

Perhatian intensif perlu digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih terarah.

Perhatian yang disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak.

Perhatian spontan perlu dilakukan, karena perhatian yang spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif daripada perhatian yang disengaja

Hakikat Pembelajaran Motorik

Pengertian Belajar

Belajar telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Belajar terjadi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Bagi seorang pelajar, belajar merupakan sebuah kewajiban. Bell (1994: 120) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Proses belajar dan perubahan adalah dua gejala yang saling terkait yaitu belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti telah terjadi perubahan tingkah laku yang menyangkut perubahan, dan sifat pengetahuan ketrampilan maupun nlai serta sikap. Belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita karena merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tanpa belajar seseorang tidak mungkin dapat mengembangkan potensi diri dengan baik secara maksimal dan tanpa belajar seseorang juga sulit menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Morgan (Syaiful, 2006: 13) menyatakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sugihartono (2007: 74) mendefinisikan belajar secar lebih rinci, dimana belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya pembelajaran. Aktivitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun mental. Dari belajar seseorang dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya karena hal ini merupakan aktivitas yang dilakukan menjadi sebuah pengalaman dan kecakapan manusia.

Menurut Rusli Lutan (2001: 7), belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman, bukan karena faktor keturunan atau kematangan dan proses belajar itu sendiri tidak dapat diamati secara langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan berdasarkan perilaku nyata yang teramat. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

Dari beberapa teori tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku, kepribadian yang dimiliki oleh seseorang baik keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan secara dinamis dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang belum dewasa menjadi dewasa, dari yang sederhana menjadi yang kompleks. Hakikat belajar harus menghasilkan sesuatu perubahan permanen dalam diri seseorang melalui pengalaman. Pengalaman adalah hasil proses interaksi seseorang dengan lingkungannya. Semakin. banyak interaksi dengan lingkungan hidupnya maka seseorang semakin banyak pengalamannya.

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik sebagai sasaran pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

Pengertian Belajar Motorik

Motorik adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan suatu gerakan yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan. Persamaannya ialah setiap terjadi proses dalam tubuh manusia maka akan menghasilkan gerak. Sedangkan perbedaannya ialah motorik tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan, berbeda dengan gerak yang dapat dilihat dan diamati.

Dalam perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil.

Belajar Motorik merupakan suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen akibat latihan dan pengalaman, bukan karena kematangan atau pertumbuhan. Belajar motorik adalah proses perubahan individu sebagai hasil timbal balik antara latihan dan kondisi lingkungan.

Tahapan pembelajaran gerak menunjukkan berada pada posisi manakah seorang pembelajar ketika mempelajari suatu keterampilan tertentu. Verbal-Cognitive Stage adalah tahapan pembelajaran di mana siswa masih disebut pemula atau baru pertama kalinya mempelajari keterampilan yang dimaksud. Pada tahap ini biasanya siswa masih mempelajari tentang ketentuan-ketentuan teknisnya secara verbal, sehingga masih banyak melibatkan pemikirannya secara penuh. Motor stage adalah tahap pembelajaran gerak di mana si pembelajar sudah mulai mencapai tahapan berikut dari keterampilan yang sedang dipelajari. Walaupun belum otomatis, pergerakannya sudah menunjukkan tingkat penguasaannya yang besar terhadap keterampilan dimaksud. Autonomous stage adalah tahap pembelajaran gerak tingkat terakhir, di mana gerakan-gerakan yang ditampilkan sudah menunjukkan tingkat otomatisasi yang baik.Tahapan Pembelajaran Motorik

Dalam kaitannya dengan pemrosesan informasi dalam belajar motorik, peserta didik akan melalui beberapa tahapan, yaitu:

Tahap formasi rencana (kognitif)

Tahap formasi rencana merupakan tahap dimana seseorang sedang menerima rangsangan pada alat-alat reseptornya sebagai masukan bagi sistem memorinya. Pada tahap ini, seorang yang sedang belajar gerak akan mengalami beberapa tahapan proses belajar, yaitu:

Tahap menerima dan memproses masukan

Pada tahapan ini diawali dengan tahap masukan, seorang yang belajar gerak berada pada tahap menerima informasi tentang bentuk dan pola keterampilan gerak yang harus dilakukannya. Masukan informasi pada peserta didik dapat dilakukan melalui alat-alat reseptornya, seperti penglihatan, sentuhan, pendengaran dan penciuman, dalam sistem mekanisasi organisme masuknya informasi merupakan tahap penerimaan stimulus yang segera diubah dan disesuaikan dengan situasi stimulus melalui tahapan yang sistematik. Hal tersebut berhubungan dengan mekanisme sistem saraf dan hormone, dalam hal ini, reseptor merupakan fungsi utama untuk menerima informasi dan melalui sistem saraf segera diubah menjadi tanda masukan bagi sistem memori. Sehubungan dengan itu, kemampuan individu dalam mengadopsi dan memproses suatu informasi akan berbeda antara yang satu dengan lainnya.

Proses kontrol dan keputusan

Tahap kedua adalah proses pengolahan informasi. Tahap ini merupakan tahap analisis informasi yang masuk. Fungsi penyimpanan memori memiliki dua fungsi yaitu: (1) penerima dari masukan stimuli yang kemudian akan dikenali dan diringkas, (2) transmisi yang mendekatkan informasi ke mekanisme persepsi untuk dikenali atau ditempatkan pada penyimpanan jangka panjang untuk dihubungkan dengan memori. Untuk pemerolehan keterampilan gerak, faktor pengenalan dan proprioseptik dari informasi angat penting.

Unjuk kerja keterampilan

Hasil akhir dari aktivitas tahapan pengolahan informasi di atas dinamai output. Output yang dihasilkan seseorang tidak selalu memenuhi harapan gerak yang diinginkan.

Tahapan Latihan

Tahap kedua dari belajar gerak adalah tahap latihan. Pada tahap ini di mana pola gerak yang telah terbentuk dalam sistem memori sedang diunjuk kerjakan. Unjuk kerja keterampilan pada awalnya dilakukan dengan tingkat koordinasi yang rendah. Pada tahap ini dua hal yang perlu mendapatkan perhatian, yakni frekuensi pengulangan, intensitas, dan tempo. Frekuensi pengulangan pada dasarnya merujuk pada berapa kali seorang melakukan pengulangan gerakan, baik yang dilakukan dalam satuan kali belajar maupun yang berhubungan dengan jumlah pengulangan yang dilakukan dalam satu minggu. Efektivitas frekuensi pengulangan memiliki karakter yang individualistik. Sehubungan dengan adanya perbedaan kemampuan individu maka kebutuhan frekuensi pengulanganpun akan berbeda-beda, oleh karenanya tinggi rendahnya frekuensi pengulangan yang dilakukan oleh individu sangat tergantung pada kemampuan individu.

Variasi bentuk latihan yang mempertimbangkan beragam situasi dan kondisi secara langsung dapat memperkaya seseorang dalam memberikan respons kinetik yang dikonvensikan dengan situasi dan kondisi. Salah satu indikasi permanennya pola gerak yang terbentuk dalam sistem memori adalah dengan makin baiknya tingkat koordinasi gerak yang dapat dilakukan oleh seseorang. Bila keterampilan gerak terus dilakukan dengan pengulangan dan umpan balik yang efektif dapat mempercepat proses otomatisasi gerak.

Tahap otomatisasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian proses belajar. Gerakkan otomatisasi merupakan hasil dari latihan yang dilakukan dengan efektif. Gerakkan otomatisasi dapat terjadi karena terjadinya hubungan yang permanen antara reseptor dengan efektor. Gerakan otomatisasi dalam mekanismennya tidak lagi dikoordinasikan oleh sistem syaraf pusat melainkan pada jalur singkat pada sistem saraf otonom.

Perhatian dalam Pembelajaran Motorik

Perhatian dan konsentrasi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran motorik. Tetapi terdapat perbedaan antara perhatian dan konsentrasi. Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi (rangsang) yang diterima untuk memutuskan suatu tindakan (respons). Sedangkan konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada rangsang yang dipilih (satu objek) dalam waktu tertentu. Artinya, proses terjadinya konsentrasi selalu didahului oleh adanya perhatian seseorang terhadap satu objek yang dipilih. Dengan demikian konsentrasi merupakan perhatian dalam rentangan waktu yang lama, sehingga selama belajar gerak diperlukan konsentrasi.

Ketepatan respons gerak yang dilakukan oleh seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan persepsinya dalam memilah-milah berbagai rangsang yang diterima. Kemampuan persepsi dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam memperhatikan terhadap objek yang diterima. Artinya, perhatian berkaitan erat dengan kemampuan kognitif seseorang dalam mengarahkan dan memelihara kesadarannya pada satu objek. Untuk itu, kemampuan perhatian dipengaruhi oleh tingkat kesiapan dan kemampuan otak seseorang dalam memproses berbagai informasi secara cepat dan akurat. Perhatian merupakan proses yang terjadi di dalam otak dalam bentuk kejelasan dan kegambalangan terhadap berbagai objek yang dilihat. Dengan demikian diperlukan sistem pemrosesan informasi yang prima dalam diri seseorang agar dapat menerima rangsang secara baik dan menjawabnya dalam bentuk gerak secara cepat dan tepat. Schmidt (1991: 18) adapun model pemrosesan informasi yaitu:

Input

Stimulus

Identification

Response

Selection

Response

Programming

Output

Gambar 1. Model Pemrosesan Informasi dalam Gerak

Berdasarkan model pemrosesan informasi dapat dijelaskan bahwa input merupakan stimulus yang diterima kemudian masuk ke dalam identifikasi stimulus, disini terjadi persepsi terhadap stimulus apakah stimulus itu berupa informasi baru atau informasi yang sudah pernah diketahui yang telah tersimpan didalam memori jangka panjang, dalam persepsi (pengenalan pola) terjadi proses pemberian makna terhadap sebuah input stimulus, dalam persepsi terjadi pencocokan sebuah input dengan informasi yang telah ada atau terjadi pilah-pilah terhadap stimulus, yang diteruskan ke pusat pemrosesan informasi untuk memilih respons (response selection) atau desisi, yang akhirnya masuk ke program respons untuk menjawab berupa respons (gerak). Dengan demikian proses terjadinya perhatian dan konsentrasi menganut model pemrosesan informasi stimulus-respons, yaitu respons dalam bentuk perhatian dan konsentrasi terjadi karena adanya stimulus. Kedudukan perhatian dan konsentrasi berada mulai dari stimulus, proses persepsi hingga proses pengambilan keputusan (desisi). Sebab pada saat proses pengambilan keputusan memerlukan daya konsentrasi yang fokus terhadap stimulus yang diterima dan respons yang akan dilakukan. Proses perhatian hanya sampai pada tingkat persepsi, karena terbatasnya waktu yang diperlukan. Artinya, perhatian itu hanya berjalan dalam waktu yang singkat, waktu selebihnya adalah proses menuju konsentrasi. Sedangkan konsentrasi prosesnya sampai pada tahap desisi (progam untuk memberikan respons), karena konsentrasi memerlukan waktu yang lama. Untuk itu, tingkat kemampuan seseorang dalam merespons situasi sangat spesifik tergantung dari jenis informasi (stimulus) yang diterima. Semakin sulit informasi yang diterima akan meningkatkan respons sesuai dengan tingkat kesulitan tersebut. Dengan demikian kedudukan perhatian dan konsentrasi berada di dalam otak.

Hal-hal yang diperlukan untuk menarik perhatian dan meningkatkan perhatian (konsentrasi) dalam belajar motorik.

Memberikan apersepsi kepada anakArtinya sebelum memberikan materi gerak salah satu cabang olahraga, guru menjelaskan tujuan, menyatukan apersepsi-apersepsi tentang gerakan yang akan dilakukan.

Memberikan materi gerak tahap demi tahap.

Pada dasarnya perhatian kapasitasnya terbatas sehingga diperlukan pengaturan dalam penyampaian materi, tingkat perhatian dan daya konsentrasi seseorang akan menurun bahkan terganggu bila ada beberapa rangsang yang muncul secara bersamaan.

Menggunakan modeling

Artinya untuk menarik perhatian anak diperlukan modeling untuk mencontohkan gerakan, atau bisa dengan melihat/mengamati video suatu gerakan.

Variasi

Menggunakan materi atau alat bantu mengajar yang berbeda-beda, memberikan variasi permainan yang mengarah pada materi.

Mengatur pernafasan, self-talk, imagery, relaksasi.

Hal-hal ini biasanya dilakukan oleh atlet-atlet untuk meningkatkan perhatian (konsentrasi).

BAB III

KESIMPULAN

Pembelajaran motorik merupakan seperangkat proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan permanen dalam perilaku permanen. Belajar motorik sangat berkaitan erat dengan pemrosesan informasi. Pemrosesan informasi sangat dipengaruhi oleh perhatian, perhatian akan menuju pada terciptanya konsentrasi seseorang pada saat belajar motorik. Perhatian merupakan proses kesadaran langsung terhadap informasi (rangsangan) yang diterima untuk memutuskan suatu tindakan (respons). Perhatian dan konsentrasi merupakan aspek yang mempengaruhi terjadinya pemrosesan informasi hingga terjadinya suatu gerak sebagai respon dalam pembelajaran motorik. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu pembawaan, latihan dan kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa, kuat tidaknya perangsang dari objek itu.

Kedudukan perhatian dan konsentrasi berada mulai dari stimulus, proses persepsi hingga proses pengambilan keputusan (desisi). Sebab pada saat proses pengambilan keputusan memerlukan daya konsentrasi yang fokus terhadap stimulus yang diterima dan respons yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. (2003). Psikologi sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaDakir. (1993). Dasar-dasar psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

M. Dalyono. (1997). Psikologi pendidikan. Cetakan ke-4. Jakarta: Rieneka Cipta.

Rakhmat, J. (2008). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja RosdakaryaRamayulis. (1994). Ilmu pendidikan islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Schmidt, R.A. (1991). Motor learning & performance. Amerika: United State.

Sugihartono , et.el. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY PressSuryabrata, S. (1989). Proses belajar dan mengajar di perguruan tinggi. Yogyakarta: Andi Offset..

14