makalah penetapan kadar sakarin, asam benzoat, asam sorbat

8
Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam sorbat Kofeina, dan Aspartam di dalam beberapa Minuman Ringan Bersoda secara Kromatografi Cair Kineda Tinggi A. LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya industri makanan dan minurnan di Indonesia, telah terjadi peningkatan produksi minuman ringan yang beredar di masyarakat. Pada minuman ringan sering ditambahkan kofeina pengawet dan pemanis buatan yang kadarnva perlu diperhatikan, karena apabila konsumsinya berlebilian dapat membahayakan kesehatan (Soerjodibroto, 2002 ; Jacobson, 2000). Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap bahan tambahan yang terdapat dalam minuman ringan, yaitu asam benzoat dan asam sorbat, sakarin dan aspartam sebagai pemanis buatan dan kofeina sebagai pemberi efek stimulan. Analisis balian tambahan di dalam minuman ringan pada penelitian ini mengunakan metode Kromatograri Cair Kinerja Tinggi (KCKT), karena analisis dengan KCKT cepat, daya pisah baik, peka, penyiapan sampel mudah, dan dapat dihubungkan dengan detektor yang scsuai (Johnson, 1991). Beberapa pustaka menunjukan bahwa me tode KCKT merupakan metode terpilih untuk analisis campuran bahan tambahan tersebut, karena zat-zat. tersebut bersifat polar dan larut dalam air sehingga sulit dipisahkan menggunakan KCKT fase normal yang

Upload: koppaste

Post on 25-Jul-2015

1.631 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat

Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam sorbat

Kofeina, dan Aspartam di dalam beberapa Minuman Ringan

Bersoda secara Kromatografi Cair Kineda Tinggi

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya industri makanan dan minurnan di Indonesia, telah

terjadi peningkatan produksi minuman ringan yang beredar di masyarakat. Pada minuman

ringan sering ditambahkan kofeina pengawet dan pemanis buatan yang kadarnva perlu

diperhatikan, karena apabila konsumsinya berlebilian dapat membahayakan kesehatan

(Soerjodibroto, 2002 ; Jacobson, 2000). Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian

terhadap bahan tambahan yang terdapat dalam minuman ringan, yaitu asam benzoat dan

asam sorbat, sakarin dan aspartam sebagai pemanis buatan dan kofeina sebagai pemberi

efek stimulan.

Analisis balian tambahan di dalam minuman ringan pada penelitian ini mengunakan

metode Kromatograri Cair Kinerja Tinggi (KCKT), karena analisis dengan KCKT cepat,

daya pisah baik, peka, penyiapan sampel mudah, dan dapat dihubungkan dengan detektor

yang scsuai (Johnson, 1991). Beberapa pustaka menunjukan bahwa me tode KCKT

merupakan metode terpilih untuk analisis campuran bahan tambahan tersebut, karena

zat-zat. tersebut bersifat polar dan larut dalam air sehingga sulit dipisahkan menggunakan

KCKT fase normal yang menggunakan kolom polar dan fase gerak yang bersifat non

polar.

B. TUJUAN

Tujuan Penelitian ini adalah memperoleh analisis optimum untuk penetapan kadar

sakarin, aspartam, asam benzoat, asam sorbat dan kofeina yang terdapat di dalam

minuman KCKT fase terbalik.

Page 2: Makalah Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat

C. MANFAAT

Untuk mengetahui Kadar Sakarin, Asarn Benzoat, Asam Sorbat, Kofeina, dan

Aspartam di dalam beberapa Minuman Ringan Bersoda secara Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi.

D. TELAAH PUSTAKA

Kromatografi mcrupakan teknik yang mana solute atau zat-zat terlarut terpisah oleh

perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solute-solut in melewati suatu kolorn

kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solute dalam Fase gerak dan

fase diam. Penggunaan kromatografi cair secara sukses terhadap suatu masalah yang

dihadapi membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai macarn kondisi

operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir

fase gerak, suhu kolorn, dan ukuraan sampel (Gandjar, 2009).

Luas puncak kromatografi pada kurva elusi dipengaruhi oleh tiga proses

perpindahan massa yaitu difusi Eddy, difusi longitudinal dan transfer massa tidak

setimbang. Sedangkan parameter-parameter yang menentukan berlangsungnya

proses-proses tersebut adalah laju aliran, ukuran partikel, laju difusi dan ketebalan

stationer. Van Deemter mengubungkan ketiga proses di atas dengan efisiensi kolom dalam

suatu persamaan. Persamaan ini telah teruji dengan metode kromatografi gas. Menurut

Van Deemter hubungan laju aliran (U) dengan tinggi piringan dapat dinyatakan dengan :

H = A + b/u + C x U (Khopkar, 1990).

Instruimentasi KCKT pada dasarnya terdiri atas wadah fase gerak, pompa, alat

untuk memasukkan sampel (tempat injeksi), kolom, detektor, wadah penampung buangan

fase gerak, dan suatu computer atau integrator atau perekam. Diagram skematik system

kromatografi cair ditunjukkan dalam gambar 1

Page 3: Makalah Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat

Wadah fase gerak dan fase gerak

Wadah fase gerak harus bersih dan lembam. (inert). Wadah pelarut kosong atau

pun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase geak. Wadah ini biasanya

dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut (Rohman, 2009).

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur

yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi

ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, plaritas fase diam, dan sifat

komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada fase

gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara

untuk fase terbalik (fase diam kurang polar dari pada fase gerak), kemarnpuan elusi

menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut Injektor (Gandjar, 2009).

Pompa

Fase gerak dalam KCKT sudah tentu zat cair, dan untuk menggerakkanya rnelalui

kolom diperlukan alat. Ada 2 jenis pompa yang digunakan tekanan-tetap dan

pendesakan-tetap. Pompa pendesakan tetap dapat dibagi lagi menjadi pornpa torak dan

pompa semprit. Pompa torak menghasilkan aliran yang berdenyut, jadi memerlukan

peredam denyut atau peredarn elektronik untuk menghasilkan garis alas detektor yang

stabil jika detektor peka terhadap aliran. Kelebihan utamanya ialah tandonnya tidak

terbatas., Pompa semprit menghasilkan aliran yang tidak beidenyut tetapi tandonnya

terbatas (Johnson, 1991)

Injektor

Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fiase gerak

yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat

dari tembaga talian karat dan katup Teflon yang dilerigkapi dengan keluk sampel (sampel

loop) internal atau eksternal.

Page 4: Makalah Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat

Kolom

Kolom merupakan jantung kromatograf. Keberhasilan atau kegagalan analisis

bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi

2 kelompok :

a. Kolom analitik : garis tengah-dalam 2-6 mm. Panjang bergantung pada jenis kemasan,

untuk kemasan pelikel biasanya panjang kolorn 50-100 cm, untuk kemasan mikro partikel

berpori biasanya 10-30 cm.

b. Kolorn preparatif' : umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang 25 - 100

cm (Johnson, 1991).

Detektor

Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu detektor universal

(yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak besifat secara spesifik dan tidak bersifat

selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa, dan golongan

detektor yang spesitik yang hanya akan mendeteksi analis secara spesifik dan selektif,

seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia (Rohman, 2009).

Idealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut

1. Mempunyai respon terhadap solute yang cepat dan reproduksibel

2. Mempunyai sensitivitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solute pada kadar yang

sangat keci1

3. Stabil dalam pengopersiannya

4. Mempunyai sel volum yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran pita

5. Sinyal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solute pada kisaran yang luas

(kisaran yang dinamis linier)

6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir f'ase gerak (Rohman, 2009).

Page 5: Makalah Penetapan Kadar Sakarin, Asam Benzoat, Asam Sorbat

Asam benzoat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5%

C7H602, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik,

putih; sedikit berbau, biasanya bau benzaldehida atau benzoin. Agak mudah menguap

pada suhu, hangat. Mudah menguap dalam uap air. Kelarutan : sukar larut dalam air;

mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter.

Asam sorbat mengandung tidak kurang dai,i 99,0% dan tiduk lebih dari 101,0%

C6H802, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian : serbuk hallur, puith; mengalir bebas;

bau khas. Kelarutan : sukar larut dalam air larut dalam etanol dan dalarn eter.

Kofeinia berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengandung 1 molekul air.

Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 10,0% C8H10N4O2 dihitung

terhadap zat anhidrat. Pemerian : serbuk putih atau bentuk jarum mengkilat putih ;

biasanya menggumpal ; tidak berbau, rasa pahit. Larutan bersifiat netral terhadap kertas

lakmus. Bentuk hidratnya mekar di udara. Kelarutan : agak sukar larut dalam air, dalam

etanol ; mudah larut dalam kloroform; sukar larut dalam eter.

Sakarin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 10,0% C7H5NO3S9

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : serbuk atau hablur puith, tidak

berbau atau berbau aromatic lemah. Larutan encer sangat manis. Larutan bereaksi asam

terhadap lakmus. Kelarutan : agak sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter;

larut dalarn air mendidih ; sukar larut dalam etanol. Mudah larut dalam larutan ainonia

encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat dengan pembentukan

karbon dioksida.

Aspartam rnerupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, asparty-phenylalanine-I-methyl

ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipoptida dua asam amino yaitu asam amino

asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina.