makalah pendekatan pembelajaran humanistik (kelompok 7).docx

26
M A K A L A H Belajar dan Pembelajaran PENDEKATAN PEMBELAJARAN HUMANISTIK Dosen Pengasuh: Sulistiyana, S.Pd. OLEH KELOMPOK 7 Agung Handoko (A1C111037) Asy’ari (A1C111043) Aulia Anshariyah (A1C111012) I Putu Januarta (A1C111001) Priska Bangapadang (A1C111035) Risma Hafizah (A1C111029) Soraya Djamilah (A1C111024) Ririn Sunarti Anugrahni (A1C111057) Rizky Sofyan Gazali (A1C111044) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: lia

Post on 16-Sep-2015

709 views

Category:

Documents


127 download

DESCRIPTION

Makalah Pendekatan Pembelajaran Humanistik

TRANSCRIPT

M A K A L A HBelajar dan PembelajaranPENDEKATAN PEMBELAJARAN HUMANISTIKDosen Pengasuh: Sulistiyana, S.Pd.

OLEHKELOMPOK 7

Agung Handoko (A1C111037) Asyari (A1C111043) Aulia Anshariyah (A1C111012) I Putu Januarta (A1C111001) Priska Bangapadang (A1C111035) Risma Hafizah (A1C111029) Soraya Djamilah (A1C111024) Ririn Sunarti Anugrahni (A1C111057) Rizky Sofyan Gazali (A1C111044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2012

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Pendekatan Pembelajaran Humanistik.Makalah ini berisikan informasi tentang pengertian Pendekatan Pembelajaran Humanistik atau yang lebih khususnya membahas tentang Asumsi Dasar, Karakteristik, Tokoh-tokoh, Aplikasi, Model, serta Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Humanistik. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pendekatan Pembelajaran Humanistik secara utuh.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan yang telah diberikan.

Banjarmasin, September 2012Penyusun

Belajar dan Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Humanistik 13

DAFTAR ISI

Kata PengantariDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang Masalah1B.Rumusan Masalah1C.Tujuan Penulisan1D.Manfaat Penulisan1BAB II PEMBAHASAN2A.PENGERTIAN2B.Aspek-Aspek Kemanusiaan Pembelajaran Humanistik3C.Tokoh Penting Teori belajar Humanistik6D.Aplikasi Dan Implikasi Teori Humanistik terhadap Pembelajaran Siswa7E.Model - Model Pembelajaran Humanistik9F.Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik11BAB III PENUTUP12A.Kesimpulan12B.Saran12DAFTAR PUSTAKA13

Belajar dan Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran Humanistik ii

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang MasalahMunculnya pendekatan pembelajaran humanistik tidak dapat dilepaskan dari gerakan pendidikan humanistik yang memfokuskan diri pada hasil afektif,belajar tentang bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas dan potensi manusia.Pendekatan humanistik ini sendiri muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua pandangan sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan behavioristik dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Ketidaksetujuan ini berdasarkan anggapan bahwa pandangan psikoanalisis terlalu menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan sedangkan pandangan behavioristik dianggap terlalu kaku (mekanistik), pasif, statis dan penurut dalam menggambarkan manusia.

B.Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah Pendekatan Pembelajaran Humanistik. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada:1. Apakah definisi Pendekatan Pembelajaran Humanistik?2. Apa asumsi dasar dalam Pendekatan Pembelajaran Humanistik?3. Apa karakteristik Pendekatan Pembelajaran Humanistik?4. Siapa tokoh-tokoh Pendekatan Pembelajaran Humanistik? 5. Apa aplikasi dan implikasi Pendekatan Pembelajaran Humanistik?6. Apa model Pendekatan Pembelajaran Humanistik?7. Apa kelebihan dan kekurangan Pendekatan Pembelajaran Humanistik?

C.Tujuan Penulisan Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Adapun tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui definisi Pendekatan Pembelajaran Humanistik.2. Untuk mengetahui asumsi dasar Pendekatan Pembelajaran Humanistik.3. Untuk mengetahui karakteristik Pendekatan Pembelajaran Humanistik.4. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Pendekatan Pembelajaran Humanistik.5. Untuk mengetahui aplikasi Pendekatan pembelajaran Humanistik.6. Untuk mengetahui model Pendekatan Pembelajaran Humanistik.7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Pendekatan Pembelajaran Humanistik.

D.Manfaat PenulisanManfaat penulisan ini meliputi manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretis, makalah ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memahami Teori Belajar Humanisme. Manfaat praktis, bagi guru sebagai masukan dalam memilih sumber belajar dan dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.

BAB IIPEMBAHASAN

PENGERTIANBelajar adalah proses perubahan tingkah laku individu. Perubahan ini terjadi terus-menerus dalam diri individu yang tidak banyak ditentukan oleh faktor turunan atau genetic. Menurut teori humanistik belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Teori belajar humanistik sifatnya abstrak dan lebih mendekaji kajian filsafat. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, yakni untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Dal hal ini, maka teori humanistik ini bersifat eklektik (memanfaatkan / merangkum semua teori apapun dengan tujuan untuk memanusiakan manusia).Para ahli humanistic melihat adanya dua bagian pada proses belajar yaitu :a) proses pemerolehan informasi barub) personalisasi informasi ini pada individu.Pendidikan yang humanistik menekankan bahwa pendidikan pertama-tama dan yang utama adalah bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal antara pribadi-pribadi dan antar pribadi dan kelompok di dalam komunitas sekolah. Relasi ini berkembang dengan pesat dan menghasilkan buah-buah pendidikan jika dilandasi oleh cintakasih antar mereka. Pribadi-pribadi hanya berkembang secara optimal dan relatif tanpa hambatan jika berada dalam suasana yang penuh cinta (unconditional love), hati yang penuh pengertian (understanding heart) serta relasi pribadi yang efektif (personal relationship). Pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan. Pembelajaran Menjadikan manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajarDalam mendidik seseorang kita hendaknya mampu menerima diri sebagaimana adanya dan kemudian mengungkapkannya secara jujur (modeling). Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada para peserta didik, namun merupakan bantuan agar peserta didik dapat menumbuh kembangkan dirinya secara optimal. Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik sehingga mereka mampu menumbuh kembangkan dirinya menjadi pribadi dewasa dan matang.Pendekatan pembelajaran yang humanistik dikenal juga sebagai Confluent Education yang mengintegrasikan elemen-elemen kognitif dan afektif dalam belajar kelompok. Pendekatan humanistik menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya Pendekatan humanistic dalam pembelajaran. Lebih menekankan pada berkembangnya potensi manusia secara optimal. Dengan kata lain pebelajar harus dapat mencapai sesuatu yang terbaik yang bisa dicapai. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Secara singkat, pendekatan humanistic dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampun membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.

Aspek-Aspek Kemanusiaan Pembelajaran HumanistikManusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Eduart Spranger (1950), melihat manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah aspek kerohaniannya.Manusia akan menjadi sungguh-sungguh manusia kalau ia mengembangkan nilai-nilai rohani (nilai-nilai budaya), yang meliputi: nilai pengetahuan, keagamaan, kesenian, ekonomi, kemasyarakatan dan politik.Howard Gardner (1983) menelaah manusia dari sudut kehidupan mentalnya khususnya aktivitas inteligensia (kecerdasan). Menurutnya, manusia memiliki 7 macam kecerdasan yaitu:1. Kecerdasan matematis/logis: yaitu kemampuan penalaran ilmiah, penalaran induktif/deduktif, berhitung/angka dan pola-pola abstrak.2. Kecerdasan verbal/bahasa: yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kata/bahasa tertulis maupun lisan. (sebagian materi pelajaran di sekolah berhubungan dengan kecerdasan ini)3. Kecerdasan interpersonal: yaitu kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan berelasi dengan orang lain, berkomunikasi antar pribadi4. Kecerdasan fisik/gerak/badan: yaitu kemampuan mengatur gerakan badan, memahami sesuatu berdasar gerakan5. Kecerdasan musikal/ritme: yaitu kemampuan penalaran berdasarkan pola nada atau ritme. Kepekaan akan suatu nada atau ritme6. Kecerdasan visual/ruang/spasial: yaitu kemampuan yang mengandalkan penglihatan dan kemampuan membayangkan obyek. Kemampuan menciptakan gambaran mental.7. Kecerdasan intrapersonal: yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran kebatinannya seperti refleksi diri, kesadaran akan hal-hal rohani.

Kecerdasan inter dan intra personal ini selanjutnya oleh Daniel Goleman (1995) disebut dengan kecerdasan emosional. Ternyata pula bahwa sebagian besar kegiatan kecerdasan logis matematis dan kecerdasan verbal bahasa dilakukan dibelahan otak kiri. Sedangkan kegiatan kecerdasan lainnya dilakukan pada otak kanan (intra personal, interpersonal, visual-ruang, gerak-badan, dan musik-ritme). Penting pula dengan demikian bahwa nilai akademik dan tingkah laku dibedakan. Hukuman akademik dan hukuman kepribadian dipisahkan. Sayang bahwa hanya kecerdasan logis-matematis dan verbal-bahasa yang dikembangkan di sekolah, sedangkan yang lainnya hanya sedikit sekali. Hal ini tentu merugikan siswa sebab tidak semua bakat dan kemampuannya dieksplorasi dan dikembangkan, dan juga fatal bagi sebagian siswa yang memiliki kelebihan kecerdasan di otak kanan. Betapa pentingnya dalam dunia pendidikan kita mengusahakan proses pembelajaran dan pendidikan yang mengembangkan aktivitas baik otak kanan maupun otak kiri,yang mengembangkan semua aspek kemanusiaan perseorangan. Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologiknya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.Dari titik pandang sosio-anthropologis, kekhasan manusia yang membedakannya dengan makhluk lain adalah bahwa manusia itu berbudaya, sedangkan makhluk lainnya tidak berbudaya. Maka salah satu cara yang efektif untuk menjadikan manusia lebih manusiawi adalah dengan mengembangkan kebudayaannya. Persoalannya budaya dalam masyarakat itu berbeda-beda. Dalam masalah kebudayaan berlaku pepatah:Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Manusia akan benar-benar menjadi manusia kalau ia hidup dalam budayanya sendiri. Manusia yang seutuhnya antara lain dimengerti sebagai manusia itu sendiri ditambah dengan budaya masyarakat yang melingkupinya. Ada 7 asumsi dasar manusia menurut pendekatan Humanistik 1. Manusia adalah makhluk yang baik dan dapat dipercaya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang baik dan berupaya menjalin hubungan yang bermakna dan konstruktif dengan orang lain.2. Manusia lebih bijak daripada inteleknya.Manusia lebih bijak dari pikiran-pikiran yang disadarinya bilamana manusia berfungsi dengan cara yang baik dan tidak disentrif.3. Manusia adalah makhluk yang mengalami.Yaitu makhluk yang memikirkan, berkehendak, merasakan dan mempertanyakan. Rogers yakin bahwa inti dari kehidupan yang bernilai terletak dalam mengalami sebagai pribadi yang mendalam.4. Kehidupan ada pada saat ini, kehidupan ialah hidup sekarang.Kehidupan itu lebih dari sekedar tingkah laku otonistik yang ditentukan oleh peristiwa masa lalu, dan nilai kehidupan terletak pada saat sekarang, bukan pada masa lalu atau pada saat yang akan datang.5. Manusia adalah makhluk yang bersifat subyektif.Tingkah laku manusia hanya dapat dipahami berdasarkan dunia subyektifnya, yaitu bagaimana individu itu memandang diri dan lingkungannya.6. Hubungan manusiawi yang mendalam merupakan salah satu kebutuhan yang terpokok manusia.Meningkatkan hubungan antar pribadi yang mendalam memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber kesejahteraan mental manusia7. Manusia memiliki kecenderungan kearah aktualisasi.Kecenderungan manusia adalah bergerak ke arah pertumbuhan, kesehatan, penyesuaian, sosialisasi, realisasi diri, kebebasan dan otonomi.

Pendekatan humanistik dalam kurikulum didasarkan atas asumsi-asumsi yang berikut:1. Siswa akan lebih giat lagi belajar dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan sepenuhnya.2. Siswa yang diturutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan merasa bertanggung jawab atas keberhasilannya.3. Hasil belajar akan meningkatkan dalam suasana belajar yang diliputi oleh rasa saling mempercayai, saling membantu dan bebas dari ketegangan yang berlebihan.4. Guru yang berperan sebagai fasilitator belajar memberi tanggung jawab kepada siswa atas kegiatan belajarnya.

Tokoh Penting Teori belajar Humanistik Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Maslow dan Carl Rogers.a. MaslowTeori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :(1) Suatu usaha yang positif untuk berkembang.(2) Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.b. Carl RogersGuru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Aplikasi Dan Implikasi Teori Humanistik terhadap Pembelajaran Siswaa. Aplikasi Teori Humanistik terhadap pembelajaran SiswaAplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa. Guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur dan positif.3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri.4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.5. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan, dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku.b. Implikasi Humanisme Dalam PendidikanDalam konteks pendidikan, pendekatan humanisme dewasa ini semakin banyak digagas oleh beberapa pakar sebagai pendidikan alternatif. Maraknya praktik-praktik dehumanisasi dalam pendidikan menjadikan pendekatan humanisme ini banyak diadopsi kedalam dunia pendidikan, baik secara paradigma maupun aplikasinya. Pendidikan saat ini tidak lagi menganggap peserta didik sebagai objek, akan tetapi sebaliknya. Pelaksanaan pendidikan sudah saatnyalah memfokuskan pada optimalisasi potensi yang dimiliki peserta didik.Guru dalam konteks pendidikan humanistik diposisikan sebagai fasilitator bagi peserta didiknya. Peran guru dalam proses pembelajaran bukan lagi sebagai orang yang tahu segalanya tanpa melihat keseragaman potensi dan bakat yang sebenarnya dimiliki oleh peserta didik. Inilah yang menjadi ciri dari pendidikan humanistik, memandang manusia dengan positif sebagai satu kesatuan untuh yang punya potensi besar untuk dapat dikembangkan.Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep belajar guru yang fasilitatif yang dikembangkan oleh Rogers (pakar teori humanistik) yang diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondisi yang mendukung yaitu empati, penghargaan, dan umpan balik positif. Dalam mengaplikasikan pendekatan pembelajaran yang humanistik, dalam hal ini guru yang berperan sebagai fasilitator mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut :a. Merespon perasaan siswab. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancangc. Berdialog dan berdiskusi dengan siswad. Menghargai siswae. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatanf. Menyesuaikan isi kerangka berfikir siswa (penjelasan untuk menetapkan kebutuhan segera dari siswa)g. Tersenyum pada siswaDari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat berfikir lebih tinggi.

Model - Model Pembelajaran HumanistikDari beberapa literatur pendidikan, ditemukan beberapa model pembelajaran yang humanistik ini yakni: humanizing of the classroom, active learning, quantum learning, quantum teaching, dan the accelerated learning. Humanizing of the classroom ini dilatarbelakangi oleh kondisi sekolah yang otoriter, tidak manusiawi, sehingga banyak menyebabkan peserta didik putus asa, yang akhirnya mengakhiri hidupnya alias bunuh diri. Kasus ini banyak terjadi di Amerika Serikat dan Jepang. Humanizing of the classroom ini dicetuskan oleh John P. Miller yang terfokus pada pengembangan model pendidikan afektif. Pendidikan model ini bertumpu pada tiga hal: menyadari diri sebagai suatu proses pertumbuhan yang sedang dan akan terus berubah, mengenali konsep dan identitas diri, dan menyatupadukan kesadaran hati dan pikiran. Perubahan yang dilakukan tidak terbatas pada substansi materi saja, tetapi yang lebih penting pada aspek metodologis yang dipandang sangat manusiawi. Active learning dicetuskan oleh Melvin L. Silberman. Asumsi dasar yang dibangun dari model pembelajaran ini adalah bahwa belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada siswa. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus. Pada saat kegiatan belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar. Mereka mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari.Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, dan menarik. Active learning menyajikan 101 strategi pembelajaran aktif yang dapat diterapkan hampir untuk semua materi pembelajaran. Quantum learning merupakan cara pengubahan bermacam-macam interaksi, hubungan dan inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Dalam prakteknya, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan neurolinguistik dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Quantum learning mengasumsikan bahwa jika siswa mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya secara jitu akan mampu membuat loncatan prestasi yang tidak bisa terduga sebelumnya. Dengan metode belajar yang tepat siswa bisa meraih prestasi belajar secara berlipat-ganda. Salah satu konsep dasar dari metode ini adalah belajar itu harus mengasyikkan dan berlangsung dalam suasana gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih besar dan terekam dengan baik. Sedang quantum teaching berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan membosankan ke dalam suasana belajar yang meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan emosi siswa menjadi suatu kesatuan kekuatan yang integral. Quantum teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif berikut metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan waktu yang sedikit. Dalam prakteknya, model pembelajaran ini bersandar pada asas utama bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkanlah dunia kita ke dunia mereka. Pembelajaran, dengan demikian merupakan kegiatan full content yang melibatkan semua aspek kepribadian siswa (pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) di samping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya, serta persepsi masa mendatang. Semua ini harus dikelola sebaik-baiknya, diselaraskan hingga mencapai harmoni (diorkestrasi). The accelerated learning merupakan pembelajaran yang dipercepat. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan, dan memuaskan. Pemilik konsep ini, Dave Meier menyarankan kepada guru agar dalam mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual (SAVI). Somatic dimaksudkan sebagai learning by moving and doing (belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditory adalalah learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan). Visual diartikan learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan mengambarkan). Intellectual maksudnya adalah learning by problem solving and reflecting (belajar dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi). Bobbi DePorter menganggap accelerated learning dapat memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.

Kelebihan dan Kekurangan Teori HumanistikAdapun kelebihan dan kekurangan dalam teori humanistik adalah:1. Kelebihan: Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis terhadap fenomena sosial. Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar. Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.2. Kekurangan: Bersifat individual. Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung.

BAB IIIPENUTUP

A.Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebutPendekatan humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

B.Saran

Pendidik hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran ini untuk memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya sehingga siswa dapat mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya

DAFTAR PUSTAKA

hubungan-antara-pendekatan-teori-belajar-kognitif-behavior-dan-humanistic.pdf

Makalah pendekatan Pembelajaran Humanistik.pdf

http://irzeqrozeqqi.blogspot.com/2010/12/konsep-dan-ciri-ciri-berbagai-jenis.html

http://mariswadika.blogspot.com/2012/01/pendekatan-pembelajaran-humanistik.htmlhttp://iptekdakhlan.blogspot.com/2012/09/pendekatan-humanistik-humanistic_9.htmlhttp://juliantaracrispy88.blogspot.com/2012/06/belajar-pembelajaran.htmlhttp://modelpembelajaranonline.blogspot.com/2011/04/pendekatan-humanistik.html

http://sahaka.multiply.com/journal/item/10/Pendekatan-Pembelajaran-Humanistikhttp://Trimanjuniarso.wordpress.com/2012/05/teori-belajar-humanistik.htmlPendekatan Pembelajaran HumanistikPage 1