makalah penanganan gangguan pernapasan

16
PENANGANAN GANGGUAN PERNAPASAN DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 : IKA RAHMADANI SITTI NORA (14 3145 453 087) NARNI BUGIS NURHIKMAH J IRMAWATI PRODI D III ANALISIS KESEHATAN STIKES MEGA REZKY MAKASSAR TAHUN AJARAN 2014/2015 BAB I

Upload: scorpyo-ainun-schulerindetektive-al-bikel

Post on 25-Sep-2015

61 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

PENANGANAN GANGGUAN PERNAPASAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

IKA RAHMADANI

SITTI NORA (14 3145 453 087)

NARNI BUGIS

NURHIKMAH J

IRMAWATI

PRODI D III ANALISIS KESEHATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yang mendadak. (Buku P3K Kerja, Mukono.H.J. dan Penta B.W.(2002). Pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapat kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke tempat pelayanan kesehatan (presentasi Theni Aryasih). P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh yang berwewenang, akan tetapi hanya secara sementara (darurat) membantu penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan, didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan sebagian besar kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan pertolongan pertama saja.

Prinsip pokok P3K disingkat dengan DRABC, yaitu: D(danger, petugas P3K harus mengamankan dahulu situasi dan kondisi sebelum menangani korban), R(response, melakukan penilaian kesadaran kepada korban secara langsung (ditepuk pipi, digoyangkan bahunya) maupun secara tidak langsung (dipanggil), A(airway, yaitu mengamankan jalan napas korban dengan membersihkan jika ada sumbatan atau benda asing), B(breathing, yaitu mengecek laju pernapasan korban, menjaga pernapasan korban agar tetap belangsung dengan baik, melakukan pernapasan buatan dari mulut jika terlihat pernapasan berhenti), serta C(circulation, melakukan pemeriksaan tanda vital korban seperti denyut jantung, denyut nadi dan laju pernapasan korban). Jika korban sadar, posisikan dan pertahankan jalan napasnya. Jika tidak ada tanda-tanda korban bernapas, berarti korban mengalami gangguan pernapasan. Penyebab gangguan bernapas adalah sumbatan jalan napas seperti ketika siswa tersedak suatu benda, atau tak sengaja menelan benda yang berukuran besar, kelemahan atau kejang otot pernapasan, dan menghisap asap / gas beracun karena kebocoran gas berbahaya di laboratorium misal ether, khloroform, aerosol, dan sebagainya.

B. Jenis Gas Beracun yang Terjadi di Laboratorium

Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah yang berikut :

Golongan pestisida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.

Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).

Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).

Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena.

Karbon monoksida (CO)

Adalah gasyang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atomkarbonyang secarakovalen berikatandengan satu atomoksigen. Karbon monoksida dihasilkan daripembakarantak sempurna dari senyawakarbon, terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. CO adalah senyawa yang bersifat sangat beracun karena dapat mengikat hemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Kehadiran senyawa tersebut dapat menghambat penghantaran oksigen ke sel tubuh sehingga sel tubuh tertentu mengalami kekurangan oksigen, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.Gas CO menjadi berbahaya untuk tubuh karena daya ikat gas CO terhadap Hb adalah 240 kali dari daya ikat CO terhadap O2. Apabila gas CO darah (HbCO) cukup tinggi, maka akan mulai terjadi gejala antara lain pusing kepala (HbCO 10%), mual dan sesak nafas (HbCO 20%), gangguan penglihatan dan konsentrasi menurun (HbCO 30%) tidak sadar, koma (HbCO 40-50%) dan apabila berlanjut akan dapat menyebabkan kematian.

Karbon dioksida (CO2)

Karbon dioksida atau dikenal juga asam arangadalah senyawa kimiayang terdiri dari dua atomoksigenyang terikat secara kovalendengan sebuah atomkarbon. Gas ini juga lawan dari oksigen yang secara normal keduanya terdapat pada tubuh. Namun apabila jumlah CO2 meningkat melebihi batas normal akan menjadi racun untuk tubuh dengan cara memblok aliran oksigen di pembuluh darah ke sel atau jaringan. Kasus yang sering ditemukan adalah kematian yang mengakibatkan kematian akibat jumlah CO2 lebih banyak dari pada oksigen pada suatu ruangan tertutup seperti dalam mobil.

Sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3)

Merupakangasberacun dengan bau menyengat yang banyak dilepaskan oleh gunung berapidan beberapa pemrosesan industri. Gas ini juga merupakan limbah industri terutama dari pembakaran bahan bakan fosil dan batu bara, gas yang berbahaya bila sampai masuk ke dalam paru-paru. Jumlah terbesar adalah SO2 namun dengan adanya oksidasi dengan udara SO2 dapat berubah menjadi SO3. Sulfur dioksida sendiri dapat mengiritasi saluran pernafasan sedangkan SO3 dapat bereaksi dengan air membentuk asam sulfat ( H2SO4 ) yang memiliki sifatkorosif dan penarik air, sehingga bila masuk ke paru-paru akan mengakibatkan daerah tertentu dari paru-paru kehilangan air dan mengering.

Amonia (NH3)

Ammonia biasanya senyawa ini didapati berupagasdengan bau tajam yang khas (disebutbau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaannutrisidibumi, amonia sendiri adalah senyawakaustikdan dapat merusak kesehatan. Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan.

Metana (CH4)

Merupakan senyawa organik paling kecil dengan reaktifitas yang tidak terlalu tinggi, tidak memiliki sifat sebagai racun, namun dapat bersifat asfiksian (menggantikan oksigen) sehingga dalam konsentrasi tinggi di udara terutama dalam gedung dapat menyebabkan kematian. Keracunan metana terjadi bila senyawa tersebut tercampur dalam minuman, dalam jumlah sangat kecil dapat menyebabkan kebutaan.

Klorin (Cl2)

Klorin lebih terkenal sebagai senyawa pemutih yang berupa padatan atau cairan, padahal nama klorin sebetulnya milik Cl2 yang berbentuk gas. Bahaya dari gas klorin disebabkan sifatnya yang mudah beraksi dengan air membentuk asam klorida.

C. Tanda-tanda terkena gas beracun :

Akibat terkena gas beracun tubuh akan mengalami gejala tertentu. Gejala mudah diketahui, sehingga dapat melakukan pertolongan pertama dengan cepat. Gejala gejala akibat gas beracun adalah sebagai berikut:

Air mata korban terus mengalir

Air liur korban terus mengalir

Dua gejala ini akan muncul apabila korban menghirup gas beracun yang mengakibatkan pembekakan. Sementara itu gejala yang timbulkan korban akibat keracunan gas monoksida adalah sebagai berikut:

Wajahnya menjadi merah

Batuk terus menerus (batuk kering)

Kepala pusing (kunang-kunang)

Kejang-kejang

Badan menjadi lemas

Tak jarang korban jatuh pingsan

D. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Menghirup Gas Beracun di Laboratorium

1. Segera angkat atau seret korban (jangan biarkan korban berjalan) ke tempat udara segar.

2. Bukalah semua pintu dan jendela

3. Bila ada henti nafas lakukan resusitasi jantung paru. Hati-hati bila membuat resusitasi pernafasan buatan, udara dari mulut atau hidung korban jangan sampai terisap penolong

4. Panggil pertolongan medis

5. Bila korban kejang, taruhlah di ruang yang agak gelap dan tidak bising.

6. Lindungi diri sendiri dari kemungkinan bahaya keracunan.

7. Bila korban dalam keadaan pingsan, memberikan pertolongan pertama dengan cara:

a. Lakukan DR (Lindungi korban dari bahaya dan cedera, Pastikan korban mendapat udara segar dengan membaringkannya di tempat yang nyaman, teduh, serta diatas alas yang datar, Rangsang kesadaran korban dengan memberi wangi-wangian atau minyak gosok di depan hidung). Baringkan korban dengan kaki ditinggikan dan ditopang misalnya dengan bantal atau tas. Buka baju terutama bagian atas, kendorkan pakaian bawah, pakaian dalam yang ketat, ikat pinggang, dan segala sesuatu yang menekan leher. Lap dahi dan wajah dengan air panas dingin bergantian (jangan disiram). Jika korban mau muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak tersedak masuk ke paru-paru.

b. Setelah pulih, tenangkan korban dan beri dukungan emosional. Dudukkan korban secara bertahap, namun korban sebaiknya baru diberikan minum setelah benar-benar sadar untuk menghindari masukknya minuman ke saluran pernapasan

Tindakan yang dilakukan pada seseorang dengan maksud untuk menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur agar orang itu tertolong jiwanya.

Prinsip terjadinya pernafasan adalah pernafasan bermaksud untuk mengambil oksigen untuk oksidasi dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 yang tidak berguna dari tubuh melalui paru-paru. Pernafasan terdiri dari gerak menarik nafas (inspirasi) dan gerak mengeluarkan nafas (ekspirasi). Pada metode pernafasan buatan dilakukan pengembangan dan pengecilan rongga dada sebagai usaha inspirasi dan ekspirasi. Sebelum melakukan pernafasan buatan terlebih dahulu dilakukan :

Panggil dokter (oleh orang lain)

Bersihkan saluran pernafasan : pada hidung jangan ada yang menghalangi, pada mulut jangan ada lumpur, makanan, maupun gigi palsu.

Longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada dan perut.

Metode Pernafasan Buatan

1. Cara yang ideal adalah yang paling baik dalam memberikan pertukaran udara dan yang paling mudah dikerjakan dan tidak melelahkan.

2. Cara Holger Neilsen Merupakan cara yang paling baik, karena inspirasi dan ekspirasi dilakukan secara aktif dan mudah dipelajari. Caranya :

Penderita dibaringkan telungkup dengan kening diletakkan diatas tangan yang keduanya saling berimpitan.

Pukul penderita diantara kedua tulang belikat agar lidahnya menjulur dan tidak menghalangi pernafasan.

Penolong meletakkan tangannya diatas tulang belikat dengan ibu jari menghadap ke punggung. Lagian harus lurus dan jari direnggangkan dan kedua ibu jari bertemu satu sama lain.

Penolong membungkuk ke depan dan menahan perlahan-lahan sama rata punggung penderita, maka terjadilah ekspirasi aktif. Kemudian dihentikan perlahan-lahan dan penolong kembali pada kedudukan semula.

Lengan atas penderita dipegang pada sikunya dan badan penolong digerakkan ke belakang menarik lengan atas penderita sampai terasa adanya denyut, maka terjadi inspirasi aktif.

Gerakan inspirasi dan ekspirasi dapat dilakukan 12 kali per menit

3. Cara mulut ke mulut, Biasanya dilakukan pada bayi dan anak kecil

Penderita terlentang, kepala ditekan ke belakang, dagu ditarik sebanyak mungkin ke atas.

Penolong menarik nafas sedalam-dalamnya dan letakkan mulut yang terbuka diatas mulut dan hidung penderita. Tiuplah udara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga tampak dada penderita membesar, maka terjadilah inspirasi. Lepaskan mulut penolong dari mulut penderita maka terjadilah ekspirasi.

Kegiatan ini dapat dilakukan hingga 12 kali per menit.

4. Cara Silvester

Penderita dibaringkan telentang

Penolong berlutut pada satu kaki di belakang kepala si penderita dan menghadap ke muka penderita.

Penolong memegang lengan bawah si penderita dekat sikunya, lalu mengangkat ke atas, kemudian ke belakang sampai sikut penderita menyentuh lantai. Dengan demikian terjadilah inspirasi.

Setelah itu kedua lengan penderita diangkat ke atas dan kemuka, kemudian diturunkan hati-hati pada dada penderita dan menekan dadanya. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

5. Cara Schafer

Penderita dibaringkan telungkup

Muka menghadap ke samping, pipi rapat diatas tanah/lantai.

Penolong berlutut sehingga badan penderita berada diantara kedua lututnya, dengan muka menghadap punggung penderita.

Kedua telapak tangan penolong ditempatkan di atas tulang rusuk penderita sebelah bawah dengan jarak kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang punggung penderita.

Kedua lengan lurus, kemudian bengkokkan ke depan sehingga kedua tangan menekan secukupnya. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

Kemudian tegakkan badan seperti kedudukan semula, sehingga tekanan pada dinding rongga dada lenyap, tapi janganlah melepaskan tangan dari punggung penderita. Dan lenyapnya tekanan pada dinding rongga dada ini terjadilah ekspirasi secara pasif.

Ekspirasi dan inspirasi ini diulang 12 kali per menit.

6. Cara Eve

Penderita dibaringkan telungkup di atas bangku yang dapat dijungkit-jungkitkan.

Muka penderita menghadap kesamping, pipi rapat dengan bangku

Inspirasi dilakukan dengan menjungkitkan bangku sehingga kepala lebih tinggi dari pada kakinya (sudut 300)

Gerakan ekspirasi dilakukan dengan membuat kepala letaknya lebih rendah dari kakinya. Inspirasi dan ekspirasi ini diulangi 12 kali per menit. Pengurusran Jantung (Massage Jantung)Tujuannya agar peredaran darah penderita berjalan kembali

Penolong duduk atau berdiri disamping kanan penderita

Letakkan telapak tangan kiri pada dada sebelah kiri penderita pada daerah jantung dan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri.

Dengan kedua tangan, lakukan tekanan tegak lurus ke bawah dengan gerakan pendek dan kuat, kearah tulang punggung hingga jantung dan darah jantung terperas dan mengalir Masuk kejantung.

Pengurutan ini dilakukan lebih kurang 60 kali per menit.

E. Pencegahan Kecelakaan Menghirup Gas Beracun di Laboratorium

Beberapa Upaya Pencegahan Terhadap Keracunan Sebagai Akibat dari Kegiatan di Laboratorium Kimia :

Pipet digunakan untuk mengambil atau memindahkan bahan dengan jumlah tepat. Bahan2 yg tidak boleh dipipet dgn mulut ialah zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-zat tersebut harus dipipet dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet filler.

Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yang beracun dan harus diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dapat memasuki tubuh lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka.

Jika bekerja dgn senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di lemari uap dan jika perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di tempat terbuka atau di luar.

Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yg keluar jangan sampai terisap karena dapat menyebabkan gangguan pemapasan dan paru-paru

Mempunyai pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum melakukan analisis.

Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup dengan label yang sesuai dan peringatan bahayanya.

Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas makanan/minuman, gunakanlah botol reagen.

Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.

Gunakan atau pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.

Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan kimia di laboratorium