makalah pemerataan guru di indonesia

31
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunaia-Nya sehingga makalah yang berjudul Pemerataan Pendidikan di Indonesiadapat diselesaikan. Salam dan Taslim ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk bagi kita semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang hamba yang di ridhoi oleh Allah SWT. Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Meskipun demikian, atas petunjuk dan limpahan rahmat-Nya hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi dengan adanya uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak. Sehingga pada saatnya makalah ini dapat terwujud meskipun dalam bentuk sederhana. Untuk itu sudah sepantasnya jika penyususn menyampaikan penghormatan yang setinggi- tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing Najamuddin,S.Pd.,M.Pd , atas petunjuk dan bimbingan yang diberikan kepada Penyusun sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada rekan-rekan dan segenapa pihak yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data selama penyusunan makalah ini. 1

Upload: rusdi

Post on 14-Jun-2015

1.023 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

makalah ini mengenai ketidakmerataan guru di indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

karunaia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pemerataan Pendidikan di Indonesia“ dapat

diselesaikan. Salam dan Taslim ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan petunjuk bagi kita semua agar tetap beraktivitas sebagai seorang hamba yang di

ridhoi oleh Allah SWT.

Cukup banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan skripsi

ini. Meskipun demikian, atas petunjuk dan limpahan rahmat-Nya hambatan dan kesulitan

tersebut dapat teratasi dengan adanya uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak.

Sehingga pada saatnya makalah ini dapat terwujud meskipun dalam bentuk sederhana. Untuk

itu sudah sepantasnya jika penyususn menyampaikan penghormatan yang setinggi-tingginya

dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing

Najamuddin,S.Pd.,M.Pd , atas petunjuk dan bimbingan yang diberikan kepada Penyusun

sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada

rekan-rekan dan segenapa pihak yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data

selama penyusunan makalah ini. Keberhasilan penyusunan makalah ini takkan ada tanpa

restu dan dorongan kedua orang tua kamis tercinta. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan

rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Disadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

saran dan kritikan yang konstruktif senantiasa diharapkan demi perbaikan.

Akhirnya kepada Allah SWT. penulis memohon doa restu atas segala jasa-jasa mereka dapat dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Maros, 18 Desember 2009 Penyusun,

Basri

1

Page 2: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................

C. Tujuan .....................................................................................................................

D. Manfaat ...................................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................

A. Pengertian Guru ......................................................................................................

B. Tugas Guru..............................................................................................................

C. Peran guru menurut Para Ahli ................................................................................

D. Kompetensi dan peran Guru ...................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................

A. Pemerataan Guru ....................................................................................................

B. Kendala Pemerataan Pendidikan ............................................................................

C. Pemecahan Masalah dalam rangka Pemerataan Pendidikan ..................................

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................

A. Kesimpulan .............................................................................................................

B. Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia terus mendapat sorotan dan

menjadi perhatian khusus. Kondisi pendidikan yang sangat memprihatinkan itu

ternyata beralasan. Pasalnya, pemerataan pendidikan di Indonesia belum terlaksana

dengan baik, apalagi guru-guru di kota masih jauh lebih banyak jumlahnya daripada

di pedesaan.

Keengganan mengajar di desa ini yang membuat pendidikan desa dan kota

terus mengalami margin yang besar. Padahal sesuai amanat Undang Undang Dasar

1945, pendidikan harus merata dan tidak ada perbedaan antara kota dengan desa.

"Kenyataannya pemerataan pendidikan itu belum terlaksana dengan baik,

masih terjadi kesenjangan akibat guru-guru hanya mau mengajar di kota tidak mau di

desa. Kondisi ini menciptakan pendidikan kita masih memprihatinkan," kata  Komisi

E DPRD Sumut Brilian Moktar, kemarin di sela-sela seminar pendidikan di kampus 

Unimed.

Padahal pemerintah mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota

serta pusat terus memperhatikan guru, seperti tunjangan sertifikasi dan insentif, meski

masih ada sebagian guru yang belum mendapatkannya.

Menurut Brilian, komitmen mengajar itu harus berlandaskan dari Dinas

Pendidikan. Jangan guru itu nantinya tidak mau ke desa, akibatnya peningkatan

kualiatas pendidikan menjadi tidak merata.  "Guru harus siap ditempatkan untuk

mengajar di desa terpecil sekalipun, demi tewujudnya pemerataan pendidikan. Untuk

itu pemerintah perlu meningkatkan kesejahteraan sekaligus memberikan insentif

mereka," tegas Brilian.

Dikatakannya, jika guru kota, jangan diletakkan di desa, karena tidak akan

sanggup. Sebaliknya guru desa dibina menjadi guru yang baik dan kembali desa.

3

Page 4: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

Namun bagi guru yang masih mau bersikap Marsipature Hutanabe (membangun desa

sendiri) harus mau belajar dan membangun daerahnya.

Pemerintah Provinsi Sumut melalui Dinas Pendidikan harus memerhatikan

kualitas pendidikan di daerah terpencil dan harus membuat grand design pendidikan

untuk visi-misi gubernur, di antaranya punya masa depan.

"Masing-masing satuan kerja dan perangkat daerah harus memiliki grand

design yang mengacu ke sana, baru bisa tercapai," jelasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Sumut Drs Bahrumsyah MM menyebutkan,

pemerintah terus berupaya memperhatikan peningkatan pendidikan, misalnya dengan

memberikan tujangan insentif bagi guru yang mengajar di desa terpencil. 

Bahrum mengaku, rendahnya kualitas pendidikan itu selain belum

meratanya pendidikan juga disebabkan masih banyak guru belum memenuhi standar

kompetensi dan tidak sesuai dengan bidang keahliannya.

Bersarkan data, pada tahun 2005, kekurangan guru untuk tingkat keseluruhan di

Indonesia mencapai 218.838 orang dan untuk tahun 2006 memerlukan tambahan 38

ribu guru dan jumlah itu masih diperlukan lagi hingga 6 ribu guru, termasuk di Sumut.

Dengan kondisi pendidikan yang belum merata ini, jadi wajar jika Brilian

menilai sebaiknya pelaksanan Ujian Nasional (UN) ditunda. Sebab untuk kelulusan

siswa tidak mutlak hasil dari UN. Semestinya dibuat standar ukuran, tapi bukan

standar kelulusan. Jika standar pendidikan di Indonesia sudah merata dan dinilai

perlu, bisa  diberlakukan.

Staf ahli Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut Syahdian

mengatakan, standar kelulusan tetap dibutuhkan dalam dunia pendidikan, demi

menilai sudah sejauh mana perkembangan maupun mutu peserta didik.

"Standar kelulusan diperlukan untuk menilai keberhasilan peserta didik.

Jadi kalau tidak ada standarnya, kita tidak bisa melakukan penjaminan terhadap mutu

pendidikan," ucapnya.

4

Page 5: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

Menurutnya, standar pendidikan itu tidak terlepas dari keberadaan sarana

dan prasarana sekolah yang belum merata, terutama untuk sekolah-sekolah yang

berada di daerah terpencil.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut :

1. Apa itu pemerataan pendidikan ?

2. Mengapa mesti ada pemerataan guru di Indonesia ?

3. Bagaimana menanggulangi ketidakmerataan guru yang ada di Indonesia ?

C. Tujuan

Dari rumusalan masalah di atas maka dapat diberikan tujuan makalah ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mencari pengertian pemerataan pendidikan di Indonesia

2. Untuk mengetahui dampak ketikmerataan guru di Indonesia

3. Untuk mencari dan menyelidiki kendala terjadinya ketidakmerataanya guru di

Indonesia

D. Manfaat

Dari tujuan di atas maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengertian pendidikan dan guru

2. Dapat mengantisipasi dampak ketidakmerataan pendidikan di Indonesia

3. Dapat memberikan sumbangsi kepada dunia pendidikan tentang solusi tentang

pemerataan guru

4. Dapat mengetahui penyebab guru tidak ingin ditempatkan di daerah terpencil

5

Page 6: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Guru

Beberapa tahun terakhir ini, profesionalisme guru banyak dibicarakan dan

dibahas, hal ini terkait dengan sertifikasi guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 18 tahun 2007 ditetapkan tanggal 4 Mei 2007, bahwa sertifikat pendidik

diperoleh setelah guru mengikuti uji kompetensi yang dilakukan dalam bentuk

portofolio, yang merupakan pengakuan atas profesional guru dalam bentuk penilaian

terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan sepuluh komponen meliputi:

kualifikasi akademik; pendidikan dan pelatihan; pengalaman mengajar; perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran; penilaian dari atasan dan pengawas; prestasi

akademik; karya pengembangan profesi; keikutsertaan dalam forum ilmiah;

pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan penghargaan yang

relevan dengan bidang pendidikan (pasal 2 ayat 1, 2 dan 3).

Menurut Grandt (1993), guru yang profesional dituntut untuk memiliki lima

hal. Pertama, guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini

berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua,

guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara

mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru, ini merupakan dua hal yang tidak

dapat dipisahkan. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa

melalui berbagai teknik evaluasi, mulai dari pengamatan dalam perilaku siswa sampai

tes hasil belajar. Keempat, guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang

dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, selalu ada waktu untuk guru

guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang dilakukannya. Untuk belajar

dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik dan buruk

dampaknya bagi proses belajar siswa. Kelima, guru seyogianya merupakan bagian

dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya, misalnya kalau di kita, PGRI

dan organisasi profesi lainnya, misalnya, untuk guru fisika dapat bergabung dengan

Asosiasi Guru Fisika Indonesia (silakan kunjungi website www.agfipusat.com). Ciri-

ciri tersebut di atas menurut Dedi Supriadi (1998) sangat sederhana dan pragmatis

sehingga mudah dicapai dan dinilai dengan kriteria yang terukur.

6

Page 7: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

Dalam kaitan dengan proses globasisasi yang efeknya sangat berpengaruh

dalam dunia pendidikan, Winarno Surakhmad (2000) menekankan perlunya guru

memperhatikan karakteristik peralihan paradigma, dari paradigma lama ke paradigma

1 baru, dari tingkat profesionalisme yang rendah ke profesionalisme yang tinggi.

Pertama, peralihan paradigma dari yang terlalu berorientasi ke masa lalu ke

paradigma yang berorientasi ke masa depan. Guru dengan karakteristik profesional

yang demikian, akan mengajar dengan lebih banyak menggunakan bahasa harapan

masa depan, dan bukan bahasa nostalgia masa lalu. Kedua, peralihan dari paradigma

pendidikan yang hanya mengawetkan kemajuan, ke paradigma pendidikan yang

merintis kemajuan. Guru dengan orientasi profesional demikian, akan merangsang

anak didiknya untuk mencari jawaban, untuk meneliti masalah, dan mengembangkan

sendiri berbagai informasi baru. Dia tidak secara dogmatis atau indoktriner

memaksakan informasi usang yang sudah tidak berharga apa-apa di dalam kehidupan

anak didik. Ketiga, peralihan paradigma dari yang berwatak feodal ke paradigma

pendidikan yang berjiwa demokratis, guru dengan tingkat profesionalisme yang tinggi

antara lain, adalah guru yang mampu menghidupkan alam dan kehidupan demokrasi

di dalam situasi mengajar dan belajar sebagai sebuah cara hidup. Tanpa kewaspadaan

guru, sangat mudah proses itu menjadi feodalistik dan paternalistik. Guru adalah

lambang democracy in action, bukan democracy in words. Keempat, peralihan

paradigma pendidikan yang terpusat di satu tangan ke seragam, menjadi paradigma

pendidikan yang kaya dalam keberagaman, dengan titik berat pada peran masyarakat

dan anak didik. Di sini, guru bertanggung jawab, lebih masalah sebelumnya, sebagai

pengelola proses belajar dan mengajar. Profesionalisme guru yang tinggi, akan

menciptakan kemandirian lembaga. Masyarakat dalam era globalisasi adalah

masyarakat informasi. Sepanjang manusia dapat menguasai secara berarti media yang

baru, baik cetak apalagi elektronik, ia dapat menjadi an informed person. Tetapi

literacy di era itu harus lebih dari sekedar melek baca, tulis dan hitung. Walaupun

kebanyakan informasi yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah melalui media

baru yang tersedia namun informasi tersebut harus dikonversi agar menjadi

pengetahuan yang berarti sehingga mempunyai peranan dalam dunia pendidikan.

Dalam kaitan ini, secara teknis, guru hendaknya mempunyai kemampuan menurut

Drucker (1989) untuk mengkonversi informasi menjadi pengetahuan melalui

organized, systematic dan purposeful learning. Selain itu, guru profesional hendaknya

memiliki daya pandang masa depan dalam melaksanakan profesinya. Guru

7

Page 8: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

professional, dimanapun ia berada, ia adalah sebuah aset. Ia adalah seorang yang

berperan sebagai fasilitator belajar siswa-siswanya untuk mewujudkan impian tinggi

mereka. Ia adalah pelaku pendidikan. Dan, tentu kita semua setuju bahwa pendidikan

itu penting.

B. Tugas Guru

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang

kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan

melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan

kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan

pada siswa

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya

sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para

siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi

hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka

kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran

suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan

sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan

peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan

seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret

guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari

"citra" guru di tengah-tengah masyarakat

C. Peran Guru

1. Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar

signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar

mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor,

motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran

yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

a. Demonstrator

8

Page 9: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

b. Manajer/pengelola kelas

c. Mediator/fasilitator

d. Evaluator

2. Dalam Pengadministrasian

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat

berperan sebagai:

a. Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan

b. Wakil masyarakat

c. Ahli dalam bidang mata pelajaran

d. Penegak disiplin

e. Pelaksana administrasi pendidikan

3. Sebagai Pribadi

Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:

a. Petugas social

b. Pelajar dan ilmuwan

c. Orang tua

d. Teladan 

e. Pengaman

4. Secara Psikologis

Peran guru secara psikologis adalah:

a. Ahli psikologi pendidikan

b. Relationship

9

Page 10: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

c. Catalytic/pembaharu

d. Ahli psikologi perkembangan

D. Kompetensi dan Profesi guru

1. Kompentensi Pribadi

a. Mengembangkan Kepribadian

1) Bertqwa kepada Allah SWT

2) Berperan akkif dalam masyarakat

3) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru

b. Berinteraksi dan Berkomunikasi

1) Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan

professional

2) Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan

c. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan

1) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar

2) Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus

d. Melaksanakan Administrasi Sekolah

1) Mengenal administrasi kegiatan sekolah

2) Melaksanakan kegiatan administrasi sekolahe.

e. Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengajaran 

1) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

2) Melaksanakan penelitian sederhana

10

Page 11: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

2. Kompetensi Profesional

a. Menguasai landasan kependidikan

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional

2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.

3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan

dalam proses belajar mengajar.

b. Menguasai bahan pengajaran

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah

2) Menguasai bahan pengajaran.

c. Menyusun program pengajaran

1) Menetapkan tujuan pembelajaran

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran

3) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai

4) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

d. Melaksanakan program pengajaran

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat

2) Mengatur ruangan belajar

3) Mengelola interaksi belajar mengajar

e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran

2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

11

Page 12: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pemerataan Guru

Guru adalah profesi, guru profesional adalah guru yang memiliki dedikasi

tinggi dalam pendidikan, tanpa dedikasi tinggi maka proses belajar mengajar akan

kacau balau. Dalam proses belajar menagajar, yang telah berlangsung di dalam kelas,

dapat ditemukan beberapa komponen yang bersama-sama mewujudkan proses belajar

mengajar yang dapat juga dinyatakan sebagai struktur dasar dalam proses belajar

mengajar. Dalam hal ini guru sebagai pendidik dan murid sebagai peserta didik dapat

saja dipisahkan kedudukannya, akan tetapi mereka tidak dapat dipisahkan dalam

mengembangkan murid dalam mencapai cita-citanya. Seperti tertuang pada hadis

Nabi Khairunnaas anfa’uhum linnaas artinya sebaik baik manusia adalah yang paling

besar memberikan manfaat bagi orang lain.

Menurut Zakiah Darajat (1992), tidak sembarangan orang dapat melakukan

tugas guru, tetapi orang-orang tertentu yang memenuhi persyaratan berikut ini yang

dipandang mampu : bertakwa, berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik.

B. Kendala Pemerataan Pendidikan

Pengamat Pendidikan Dr Max Ruindungan MPd Senin (20/11) kemarin

menyatakan penyebab terjadinya penyebaran guru yang tidak merata disebabkan oleh

belum adanya policy yang jelas serta manajemen guru yang tidak profesional.

“Jadi kuncinya ada pada kebijakan mengenai pengang-katan guru dan penempatan

yang sekarang belum jelas. Misalnya saja sulit melakukan mutasi guru tidak ada biaya

yang terkait de-ngan mutasi tersebut,” jelas Ruindungan yang juga adalah Ketua

Forum Cendekiawan Kristen Sulut ini.

Hal ini juga menurut Ruindu-ngan juga terkait dengan rekrut-men para

Kadis Diknas. “Sebab Kadis Diknas direkrut berda-sarkan political appointee bukan

profesional appointee. Bagai-mana mengelola pendidikan dan guru, kalau kadisnya

tidak me-ngerti konsep pendidikan,” imbuhnya.

Sementara Rektor Unika De La Salle Pastor Johanis Mangkey MA secara

terpisah menyatakan bahwa masalah pemerataan ini serat kaitannya dengan kesejah-

teran guru. “Bagaimanapun guru kan ingin hidup layak”.

12

Page 13: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

1. Pemerintah masih belum menggalakkan paradigma Pendidikan Dasar 9 Tahun

menjadi satu kesatuan paket program proses belajar mengajar ;

2. Masih banyaknya anak didik putus sekolah di tingkat dasar (SD 6 Thn) ;

3. Biaya pendidikan masih tinggi (Biaya informal)

Sedangkan ketidakmerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bisa

dilihat dari sex, tempat tinggal, dan terutama menurut status sosial ekonomi. Teori

klasik menyatakan bahwa pendidikan akan menjembatani jurang antara kelompok

kaya dan kelompok miskin di masyarakat sudah banyak mendapatkan kritikan dan

tantangan. Teori-teori dependency, dengan bukti-bukti empiris dari dunia kerja,

menunjukkan bahwa justru pendidikan memperbesar jurang kaya dan miskin. Sebab

pada diri pendidikan itu sendiri terdapat stratifikasi sosial (karabel dan Halsey, 1977).

Kalau ketidakmerataan memperoleh pendidikan menurut sex dan

desa/kota, sudah mulai dapat diperkecil dengan berbagai kebijakan pendidikan yang

telah dilaksanakan, tidak demikian dengan ketidakmerataan pendidikan di antara

penduduk miskin dan kaya. Perbedaan pendidikan menurut status ekonomi antara

kaya dan miskin masih sulit untuk dipecahkan. Hal ini erat kaitannya dengan kualitas

sekolah. Kualitas sekolah dan juga jenis atau jurusan akan menentukan status di masa

depan. Sedangkan sebagian besar anak didik yang bisa memperoleh sekolah yang juga

relatif rendah kualitasnya. Hal ini tidak mengherankan, karena anak didik yang dapat

memenuhi kualifikasi untuk masuk sekolah favorit sebagian besar adalah anak dari

keluarga yang relatif mampu, yang memang secara rill lebih pandai.

Permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia tidak lepas dari

kualitas tenaga pendidikan dalam hal ini guru. Karena guru memiliki peran sebagai

pendidik. Guru merupakan ujung tombak terselenggaranya pendidikan yang

berkualitas. Namun kita tahu pada diri guru itu sendiri memiliki banyak permasalahan

yang sampai pada hari ini belum dapat terselesaikan sesuai dengan tuntutan dan

harapan guru sebagai pendidik. Seorang pendidik harus mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan kebutuhan untuk itu belum

dapat dipenuhi dari penghasilan yang diperoleh sebagai imbalan yang diberikan

pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. Ini dapat dibandinkan dengan tenaga

profesi lain seperti arsitek jika mereka ketemu yang dia bahas bagaimana merancang

suatu bangunan supaya dapat berdiri kokoh dan berkualitas, dokter juga begitu

13

Page 14: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

bagaimana menangani suatu pasien yang memiliki gangguan kesehatan tertentu agar

cepat sembuh, tetapi apa yang diperdebatkan oleh seorang guru bila ketemu dengan

teman seprofesinya, bagaimana mereka bisa menyelesaikan potongan gajinya yang

setiap bulan untuk memenuhi cicilan rumah atau motor kreditnya. Tapi Alhamdulillah

walaupun mereka mengalami hal seperti itu mereka tetap memikirkan tuntutan utama

yang harus dipenuhi oleh seorang guru, bagaimana membekali diri sehingga apa yang

dimiliki dapat menjadi bekal untuk memenuhi kewajibannya sebagai pendidik. Tak

lepas dari itu masih banyak yang mempengaruhi permasalahan pendidikan kita.

Maka pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan pendidikan tentang guru dapat digunakan pendekatan macrocosmics

dan microcosmics. Pendekatan macrocosmics berarti permasalahan guru dikaji dalam

kaitannya dengan faktor-faktor lain di luar guru. Hasil pendekatan ini adalah bahwa

rendahnya kualitas guru dewasa ini di samping muncul dari keadaan guru sendiri juga

sangat terkait dengan faktor-faktor luar guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas guru, antara lain: a) penguasaan guru atas bidang studi, b) penguasaan guru

atas metode pengajaran, c) kualitas pendidikan guru, d) rekrutmen guru, e)

Konpensasi guru, f) Status guru di masyarakat, g) manajemen sekolah, h) dukungan

masyarakat, dan i) dukungan pemerintah.

Penguasaan guru atas bidang studi yang akan diajarkan kepada siswa

merupakan sesuatu yang mutlak sifatnya. Sebab, dengan materi bidang studi tidak

saja guru akan mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi lebih dari

pada itu, dengan materi bidang studi itu guru akan menanamkan disiplin,

mengembangkan critical thinking, mendorong kemampuan untuk belajar lebih lanjut,

dan yang tidak kalah pentingnya adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung

dalam ilmu pengetahuan itu sendiri pada diri siswa.

Penguasaan kemampuan guru dibidang metodologi pengajaran juga

penting. Tetapi perlu dicatat bahwa, kemampuan metode dalam pengajaran yang

dimiliki oleh guru masih perlu ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan.

Rendahnya penguasaan guru pada bidang studi tidak lepas dari kualitas

pendidikan guru dan rekrutmen calon guru. Pada tahun 2004 kembali terdapat

perubahan kurikulum pendidikan yang terjadi tidak bisa dilepaskan begitu saja pada

14

Page 15: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

pemahaman akan hakikat profesi guru. Lanjut pada tahun 2006 diaplikasikan lagi

kurikulum KTSP. Implikasi perubahan ini tidak menuntut pendidikan dapat

menghasilkan lulusan dengan standar tertentu melainkan menuntut lulusan dibekali

dengan kemampuan minimal. Kemampuan ini dari waktu ke waktu harus ditingkatkan

agar dapat melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan perkembangan

masyarakat. Oleh karena itu, lembaga in-service training bagi soft-profession amat

pentng. Barangkali wartawan, advokat, dan guru merupakan contoh dari kategori

profesi ini.

Kualitas guru tidak bisa dilepaskan dari konpensasi yang mereka terima

dan status guru di masyarakat. Namun, konpensasi atau gaji guru tidak bisa

dilepaskan dari kondisi ekonomi suatu negara. Artinya, perbandingan gaji guru antar

negara akan tidak pas kalau tidak ditimbang dengan kemakmuran bangsa tersebut.

Gaji guru di Malaysia lebih besar dibandingkan dengan gaji guru di Indonesia, secara

absolut. Namun, perbandingan akan berbeda manakala kedua gaji tersebut

diperbandingkan dengan pendapatan perkapita negara masing-masing. Oleh karena

itu, bukan hanya gaji guru yang penting melainkan bagaimana dukungan masyarakat

dan pemerintah bagi kesejahteraan dan status guru. Lagu “Guru Pahlawan Tanpa

Tanda Jasa” sangat mulia dan terhormat. Dalam setiap kesempatan wisuda sering lagu

tersebut diperdengarkan, dan hadirin terbuai dengan kesyahduan. Namun, barangkali

bagi guru sendiri akan lebih senang kalau lagu diubah menjadi “Guru Pahlawan

Penuh Tanda Jasa”. Dengan demikian, kelak tidak hanya muballigh yang ber BMW

atau ber-Mercy, tetapi juga para guru akan berinova atau ber-terrano, simbol

kemakmuran masyarakat dewasa ini. Namun, barangkali merupakan suatu

kemustahilan, paling tidak untuk jangka pendek, untuk merealisir kompensasi guru

yang memadai kalau hanya bersandarkan kepada anggaran pemerintah. Barangkali

sudah masanya untuk dipikirkan mobilisasi dana pendidikan atau dana kesejahteraan

guru yang berasal dari masyarakat. Kalau untuk keperluan lain dana mudah diperoleh

misalnya untuk prestasi olahraga, mengapa tidak bisa prestasi guru. Disinilah

letaknya, partisipasi orang tua dan dukungan masyarakat mutlak diperlukan untuk

meningkatkan kualitas guru.

Karena selama ini telah dilakukan upaya peningkatan kualitas guru dengan

penataran untuk meningkatkan kemampuan tidak cukup. Sebab masih ada faktor lain

15

Page 16: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

yang perlu sentuhan, yakni semangat dedikasi guru dan kesejahteraannya. Mudah-

mudahan dengan adanya Undang-undang Guru dan Dosen dapat memberikan solusi

tentang permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia

C. Pemecahan Masalah dalam rangka Pemerataan Pendidikan

Pemerintah pusat membatasi masa berlaku penggunaan sistem team teaching

dan sistem remedial selama dua tahun sebagai alternatif kegiatan untuk memenuhi

tuntutan mengajar 24 jam per pekan.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Dr Baedhowi

saat ditemui wartawan di sela-sela kesibukannya, Jumat (4/9).

Dalam kesempatan itu, Baedhowi mengatakan, diperbolehkannya sistem

team teaching dan remedial sebagai alternatif kegiatan untuk memenuhi tuntutan

beban mengajar selama 24 jam/pekan disebabkan tidak meratanya jumlah guru di

sejumlah sekolah.

Menurutnya, sistem team teaching dan remedial itu hanya berlaku selama

dua tahun. Dengan demikian, selama kurun waktu dua tahun itu, pihaknya akan

mendesak kepada pemerintah daerah untuk melakukan pemeratan jumlah guru di

masing-masing daerahnya.

“Persoalan tidak meratanya jumlah guru ini bukan kesalahan guru, tetapi

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah. Jadi, waktu dua tahun itu masa transisi

yang cukup bagi pemerintah daerah untuk melakukan pemerataan guru di daerahnya.

Seharusnya sekolah yang mempunyai tenaga guru berlebih bisa dipindahkan pada

sekolah yang kekurangan tenaga guru,” tandas Baedhowi.

Lebih lanjut, Baedhowi menjelaskan, masa berlaku dua tahun penggunaan

system team teaching dan remedial itu tidak berlaku untuk daerah terpencil. Pasalnya,

di daerah terpencil selama ini cenderung kekurangan jumlah tenaga pendidik. Hal

inilah yang membedakan kedua sistem belajar itu tetap bisa digunakan di daerah

terpencil.

16

Page 17: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

1. Memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu

tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia

berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan

kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi

secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti

agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.

3. Memperbaharui sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa

diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan

kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat,

serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional.

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai

pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi

keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai.

5. Memperbaharui dan memantapkan sistem pendidikan nasional berdasarkan

prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen.

6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh

masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang

efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,

terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh

komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai

dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.

Akhir kata dari guru yang berjasa pada bidang pendidikan semoga dengan sekian

regulasi kebijakan sistem pendidikan nasional yang ada dapat mengantarkan kita

menjadi bangsa yang terhormat, bermartabat, bermoral, dan mandiri. Wassalam

17

Page 18: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka dapat dibuat kesimpulan bahwa

permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia tidak lepas dari kualitas tenaga

pendidikan dalam hal ini guru. Karena guru memiliki peran sebagai pendidik. Guru

merupakan ujung tombak terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Namun kita

tahu pada diri guru itu sendiri memiliki banyak permasalahan yang sampai pada hari

ini belum dapat terselesaikan sesuai dengan tuntutan dan harapan guru sebagai

pendidik. Seorang pendidik harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi sedangkan kebutuhan untuk itu belum dapat dipenuhi dari penghasilan

yang diperoleh sebagai imbalan yang diberikan pemerintah sebagai penyelenggara

pendidikan. Ini dapat dibandinkan dengan tenaga profesi lain seperti arsitek jika

mereka ketemu yang dia bahas bagaimana merancang suatu bangunan supaya dapat

berdiri kokoh dan berkualitas, dokter juga begitu bagaimana menangani suatu pasien

yang memiliki gangguan kesehatan tertentu agar cepat sembuh, tetapi apa yang

diperdebatkan oleh seorang guru bila ketemu dengan teman seprofesinya, bagaimana

mereka bisa menyelesaikan potongan gajinya yang setiap bulan untuk memenuhi

cicilan rumah atau motor kreditnya. Tapi Alhamdulillah walaupun mereka mengalami

hal seperti itu mereka tetap memikirkan tuntutan utama yang harus dipenuhi oleh

seorang guru, bagaimana membekali diri sehingga apa yang dimiliki dapat menjadi

bekal untuk memenuhi kewajibannya sebagai pendidik. Tak lepas dari itu masih

banyak yang mempengaruhi permasalahan pendidikan kita. Maka pendekatan yang

dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan tentang guru dapat

digunakan pendekatan macrocosmics dan microcosmics. Pendekatan macrocosmics

berarti permasalahan guru dikaji dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain di luar

guru. Hasil pendekatan ini adalah bahwa rendahnya kualitas guru dewasa ini di

samping muncul dari keadaan guru sendiri juga sangat terkait dengan faktor-faktor

luar guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas guru, antara lain: a) penguasaan

18

Page 19: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

guru atas bidang studi, b) penguasaan guru atas metode pengajaran, c) kualitas

pendidikan guru, d) rekrutmen guru, e) Konpensasi guru, f) Status guru di masyarakat,

g) manajemen sekolah, h) dukungan masyarakat, dan i) dukungan pemerintah.1.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut

1. Memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu

tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia

berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti.

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan

kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi

secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti

agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.

3. Memperbaharui sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, berupa

diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik, penyusunan

kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan setempat,

serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional.

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai

pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi

keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai.

5. Memperbaharui dan memantapkan sistem pendidikan nasional berdasarkan

prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen.

6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh

masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang

efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,

terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh

komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai

dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya

19

Page 20: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&view

=article&id=27251:pendidikan-belum-merata-guru-harus-siap-mengabdi-di-

desa&catid=56:edukasi&Itemid=63. dibaca dan didownload tanggal 15 Desember

2009

2. http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=113602. dibaca dan

didownload tanggal 15 Desember 2009

3. http://www.solopos.com/2009/pendidikan/pemda-didesak-lakukan-pemerataan-guru-

4235. dibaca dan didownload tanggal 15 Desember 2009

4. http://asbabulismu.blogspot.com/2009/07/peran-guru-dalam-proses-belajar.html .

dibaca dan didownload tanggal 15 Desember 2009

5. http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm. dibaca dan

didownload tanggal 15 Desember 2009

6. http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2006/nov_21/didik01.html Berita

Pendidikan dan Budaya posting 21 nopember 2006 . dibaca dan didownload tanggal

15 Desember 2009

7. http://maxnyitblog.blogspot.com/2009_04_24_archive.html diposting 10 Desember

2009. dibaca dan didownload tanggal 15 Desember 2009

8. http://www.solopos.com/2009/pendidikan/pemda-didesak-lakukan-pemerataan-guru-

4235 . dibaca dan didownload tanggal 15 Desember 2009

9. http://sma1candiroto.wordpress.com/2009/08/28/problematika-pendidikan-oleh-

supardin/. dibaca dan didownload tanggal 15 Desember 2009

20

Page 21: Makalah Pemerataan Guru Di Indonesia

21