makalah pemberian asi

56
REFERAT ASI Oleh: Ninditha Retno Pradani, S.Ked. 082011101049 Pembimbing : dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A. dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A. dr. Ramzy.Syamlan, Sp.A. dr. Saraswati Dewi, Sp.A.

Upload: ninditha-retno-pradani

Post on 04-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pemberian Asi

REFERAT

ASI

Oleh:

Ninditha Retno Pradani, S.Ked.

082011101049

Pembimbing :

dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A.

dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A.

dr. Ramzy.Syamlan, Sp.A.

dr. Saraswati Dewi, Sp.A.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: Makalah Pemberian Asi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada

bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya

perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah

gizi kurang.

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling

utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak

ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang

sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah

muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan rentan.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan

yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol

dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya

perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh

jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung

di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan

pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi

sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat

makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus

dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor

yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah

pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan

kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di

masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan

ASI.

Page 3: Makalah Pemberian Asi

Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan

ASI termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah

dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu

(GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang

betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia

Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai

makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian ASI

tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.

Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian

pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan

makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi.

Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.

Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu

menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara

penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang

gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan

tambahan selama tiga bulan pertama.

ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi,

namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui

melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa

menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya

menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus

berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya

pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.

Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah

Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui

sampai dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada

bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari

laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI

Page 4: Makalah Pemberian Asi

EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI

ditargetkan 80%.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S.

Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur

2 bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan

sebelumnya yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan

33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.

Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M.

Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja

sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah

tangga sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari

ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping

ASI yang terlalu dini pada bayi.

Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam

pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi

ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak

menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh

iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa

semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .

Page 5: Makalah Pemberian Asi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang

berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI

tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam

bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan

dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan

makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai

tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization /

Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan

pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya

(bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk

memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam

setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah

makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi

meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak

menggunakan botol susu maupun empeng. Mengeluarkan ASI dengan memompa

atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan

emosi dan pikiran agar tenang. Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan

berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada

bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut

rekomendasi WHO

2. KEBAIKAN MENYUSUI DAN ASI EKSLUSIF

World Health Organisation (WHO), United Nations Children’s Found

(UNICEF) dan lembaga kesehatan dunia lainnya, seperti juga WABA (World

Page 6: Makalah Pemberian Asi

Alliance for Breastfeeding Action) berpendapat bahwa untuk sebagian besar bayi

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sangat penting, kemudian

menyusui dilanjutkan dengan bersama dengan makanan pendamping ASI yang

bergizi, sampai umur bayi 2 tahun atau lebih, proses ini merupakan kunci bagi

tumbuh – kembang sehat optimal bagi anak. (Sentra Laktasi Indonesia, 2007).

Pemberian ASI eksklusif adalah langkah awal bagi bayi untuk tumbuh

sehat dan terciptanya sumber daya manusia yang tangguh, karena bayi tidak saja

akan lebih sehat & cerdas, tetapi juga akan memiliki emotional quotion (EQ) dan

social quotion (SQ) yang lebih baik. (Sentra Laktasi Indonesia, 2007).

Di negara berkembang, lebih dari 10 juta balita meninggal dunia

pertahun, 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan masalah gizi yang sebenarnya

dapat dihindarkan. Penelitian di 42 negara berkembang menunjukkan bahwa

pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan merupakan intervensi kesehatan

masyarakat yang mempunyai dampak positif terbesar untuk menurunkan angka

kematian balita, yaitu sekitar 13%. Pemberian makanan pendamping ASI yang

benar dapat menurunkan angka kematian balita sebesar 6%. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut, perilaku memberikan ASI secara eksklusif pada bayi sejak

lahir hingga usia 6 bulan dapat menurunkan angka 30.000 kematian bayi di

Indonesia tiap tahunnya. (Sentra Laktasi Indonesia, 2007).

Perlindungan ASI akan semakin meningkat sejalan dengan makin

mudanya usia bayi. Hasil penelitian yang dilakukan di 6 negara berkembang oleh

WHO menunjukkan resiko kematian bayi yang tidak disusui meningkat hingga

40% untuk golongan umur 9-12 bulan, 300% untuk umur 2 – 3 bulan, dan 480%

untuk umur kurang dari 2 bulan. Inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama akan

menyelamatkan 22% kematian balita pertahun dari kematian. (Sentra Laktasi

Indonesia, 2007).

Para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan 22,73%

susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang

dipasarkan antara bulan April hingga Juni 2006 telah terkontaminasi

"Enterobacter sakazakii". Berdasar pengujian pada bayi mencit (tikus percobaan),

kontaminasi oleh E. Sakazakii yang menghasilkan enterotoksin tahan panas dapat

Page 7: Makalah Pemberian Asi

menyebabkan enteritis (peradangan saluran pencernaan), sepsis (infeksi peredaran

darah) dan meningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak).

(Sentra Laktasi Indonesia, 2007).

Hasil berbagai penelitian diatas menyimpulkan bahwa promosi dan

dukungan menyusui tidak saja akan mengurangi jumlah balita yang sakit, tapi

juga akan menyelamatkan jiwa bayi. Mengacu pada hasil penelitian itu, maka

diperkirakan program “Inisiasi Menyusui Dini” dapat menyelamatkan

sekurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama

kelahiran. Pemberian ASI dalam 1 jam pertama pada bayi baru lahir, dapat

memenuhi kebutuhan bayi akan zat-zat gizi yang penting dan dapat melindungi

bayi dari berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalan

kehidupannya. (Sentra Laktasi Indonesia, 2007).

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:

1. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,

ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

2. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu

buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang

bermanfaat untuk:

Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan

asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,

magnesium.

3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi

selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen

C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi

pada bayi.

Page 8: Makalah Pemberian Asi

5. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan

bayi.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga

dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

1. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan”

kepada bayinya.

2. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang

erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

3. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat

menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil

4. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

5. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa

bulan (menjarangkan kehamilan)

6. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

7. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga

8. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan

berikutnya

9. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan

zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi

10. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui

enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui

empat bulan.

3. MANFAAT ASI

Untuk Bayi

Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,

terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu.

ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi

seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12

bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari

Page 9: Makalah Pemberian Asi

60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah

dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari

kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih

memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti

halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.

Untuk Ibu

1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk

kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan

2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan

pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali

3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih

rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.

4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol

susu, dot, dsb

5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus

membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas,

dsb

6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan

perlengkapannya

7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril.

Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya

mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional

8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah

payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan

diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi

dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.

Page 10: Makalah Pemberian Asi

Untuk Keluarga

1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau

minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.

2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam

perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.

3. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.

4. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.

5. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga

sebab ASI selalu siap tersedia.

6. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air

panas, dll.

Untuk Masyarakat dan Negara

1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan

peralatan lain untuk persiapannya.

2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih

sedikit.

4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.

5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu

bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.

6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

4. PROSES TERBENTUKNYA ASI

Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :

1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun

berat dari payudara mengalami peningkatan.

2. Laktogenesis :

Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel

sekretoris

Page 11: Makalah Pemberian Asi

Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi

susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih

menjadi autokrin.

3. Galaktopoiesis

4. Involution

PRODUKSI ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh

isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar

Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang

mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung

pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar

Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat

merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan

susu dapat mengalir secara lancar.

Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk

menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan

tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang

yang menjadi ranting semakin mengecil.

Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-

cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di

gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang

mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel

Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet

dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih

besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus

lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak

kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

mamae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam

Page 12: Makalah Pemberian Asi

alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan

anak.

Tentang colostrum :

1. Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai

hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.

2. Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah. Merupakan

cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan,

lebih kuning dibandingkan ASI Mature.

3. Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan

meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan

saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan

selanjutnya.

4. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI

Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein

yang utama adalah casein pada colostrum protein yang

utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya

perlindungan tubuh terhadap infeksi.

5. Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI

Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi

sampai 6 bulan pertama.

6. Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya

dibandingkan dengan ASI Mature. Total energi lebih

rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml

colostrum.

7. Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut

dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila

dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.

8. PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.

9. Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin

di bandingkan ASI Mature.

Page 13: Makalah Pemberian Asi

10. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di

dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan

menambah kadar antobodi pada bayi. Volumenya berkisar

150-300 ml/24 jam.

Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

1. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.

2. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada

pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada

minggu ke 3 – ke 5.

3. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan

karbohidrat semakin tinggi.

4. Volume semakin meningkat.

Air Susu Mature

ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan

komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke

3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan. Merupakan makanan yang

dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI

merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi

bayi. ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap

diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai

untuk bayi. Berikut ini adalah cir cirri ASI :

1. Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung

casienat, riboflaum dan karotin.

2. Tidak menggumpal bila dipanaskan.

3. Volume: 300 – 850 ml/24 jam

4. Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:

a. Antibodi terhadap bakteri dan virus.

b. Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type

T)

c. Enzim (lysozime, lactoperoxidese)

Page 14: Makalah Pemberian Asi

d. Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)

e. Faktor resisten terhadap staphylococcus.

f. Complecement ( C3 dan C4)

Volume Produksi ASI

Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI

mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi

lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus

bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia

minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya

selama 4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu

memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu

menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh

ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.

Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak

yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi

biasanya berlangsung selama 15-25 menit.

Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi

sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada

beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana

seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun

kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.

Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari

penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume

air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat

kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya

memproduksi sejumlah kecil ASI.

Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya

dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6

bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi. Penyebabnya

mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah pangan yang

Page 15: Makalah Pemberian Asi

dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam

tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan

sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi

bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat

meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi

seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal

bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat

kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur

sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.

5. Komposisi ASI ideal untuk bayi

Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus,

sembelit, dan alergi. Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit.

Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti

gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan

kepada bayi melalui ASI.  Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning

(jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan

diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui

sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi

menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.

Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga

memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan

terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.

Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena

sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih cepat

tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi

sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan

dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.

Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya:

kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan

Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-

Page 16: Makalah Pemberian Asi

ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI

pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang

minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga

mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat.

Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia

akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi

pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah

untuk menyayangi orang lain.

Komposisi ASI dan Colostrum

Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena

colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum

dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung

imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang

kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan

penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak,

mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium

(Na) dan seng (Zn).

Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein

daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya

berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk

gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi,

sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian

protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang lunak

dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari

lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan

lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak

(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari

satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 –

2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan

rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hand milk”,

Page 17: Makalah Pemberian Asi

mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan

memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting

diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.

Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat

dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat

lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.

Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus

sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat

tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan

juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.

ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih

mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama

kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan

chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi

kebutuhan bayi.

Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang

diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat

diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi

penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering

terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan

terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap

vitamin D yang terlarut lemak.

Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research

Council Washington tahun 1990 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI

dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut:

Page 18: Makalah Pemberian Asi

Tabel 1. Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml

Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi

Energi (K Cal)

Protein (g)

- Kasein/whey

- Kasein (mg)

- Laktamil bumil (mg)

- Laktoferin (mg)

- Ig A (mg)

Laktosa (g)

Lemak (g)

Vitamin

- Vit A (mg)

- Vit B1 (mg)

- Vit B2 (mg)

- Asam Nikotinmik (mg)

- Vit B6 (mg)

- Asam pantotenik

- Biotin

- Asam folat

- Vit B12

- Vit C

- Vit D (mg)

- Vit Z

- Vit K (mg)

Mineral

- Kalsium (mg)

- Klorin (mg)

- Tembaga (mg)

- Zat besi (ferrum) (mg)

58

2,3

140

218

330

364

5,3

2,9

151

1,9

30

75

-

183

0,06

0,05

0,05

5,9

-

1,5

-

39

85

40

70

70

0,9

1 : 1,5

187

161

167

142

7,3

4,2

75

14

40

160

12-15

246

0,6

0,1

0,1

5

0,04

0,25

1,5

35

40

40

100

65

3,4

1 : 1,2

-

-

-

-

4,8

3,9

41

43

145

82

64

340

2,8

,13

0,6

1,1

0,02

0,07

6

130

108

14

70

Page 19: Makalah Pemberian Asi

- Magnesium (mg)

- Fosfor (mg)

- Potassium (mg)

- Sodium (mg)

- Sulfur (mg)

4

14

74

48

22

4

15

57

15

14

12

120

145

58

30

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI

yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses

maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin

akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam

lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan

untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI

sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.

Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari

substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam

linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

6. Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk

menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada

masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Pada masa Kehamilan (antenatal)

1. Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat

dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu

maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.

2. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan

putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu

perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.

Page 20: Makalah Pemberian Asi

3. Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan

agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang

cukup.

4. Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari

kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari

makanan pada saat belum hamil.

5. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam

hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada

istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan

membesarkan hatinya.

b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

1. Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara

menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan

bayi pada payudara ibu.

2. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam

sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

3. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam

waktu dua minggu setelah melahirkan.

c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

1. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi,

yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.

2. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih

banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.

3. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan

menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

4. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

5. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada

permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.

Page 21: Makalah Pemberian Asi

6. Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta

pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.

7. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan

MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat

memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki

oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang

melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup untuk

keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan

pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI

cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama.

Dalam usia 0-6 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI

dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi ASI

tidak mencukupi. Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh

keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi

selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat

melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin

anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim

ibu.

Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya

yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan anak

yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu.

Menyusui adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang

biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup

empat sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan

makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber utama yang

bisa mencukupi gizi.

Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi,

manfaatnyabagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh

jumlah ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat

Page 22: Makalah Pemberian Asi

dihasilkan oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan

menderita gangguan gizi.

ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur

4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2

tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI,

paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4

bulan pertama.

Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:

1. Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.

2. Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada

periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi

dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara

ibu dan anak.

3. Berikan Kolostrum

4. Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap

kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai kosong

merangsang produksi ASI yang cukup.

5. Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.

6. Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.

Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI

Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:

a. Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui

tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang

dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat

digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus

menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya

kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja

dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Page 23: Makalah Pemberian Asi

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat

dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara

dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI.

Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping

untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan

makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih

jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu

tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak

diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah

yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan,

telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk

menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu

yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai

bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.

Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam

menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:

1. Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi

menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan

aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus

kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke

peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini

akan terangsang untuk menghasilkan ASI.

2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan

pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.

Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex

menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan

Page 24: Makalah Pemberian Asi

lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang

mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan

terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup

mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih

gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.

c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik

terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit

atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat

berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat.

Masalah pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama

yang diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang

tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari

ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin

dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan

kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat

mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI

secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan

adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena

AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat

meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang

produksi ASI.

e. Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu

dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.

Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus

laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan

lancar.

Page 25: Makalah Pemberian Asi

7. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI pada Bayi

ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi

baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6

bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang

optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga

merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.

Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu

kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin

hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui

bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Penelitian dan pengamatan yang

dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan

meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota

terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang

kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa.

Banyak hal yang menyebabkan ASI tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di

Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:

a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.

Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang

setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua

dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang,

karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka

dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.

b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan

Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung

makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan

makanan olahan lain.

c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan

ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI

d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena

tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam

pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.

Page 26: Makalah Pemberian Asi

e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak

sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik

dan mengikuti perkembangan zaman.

f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya

akan hilang.

g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum

semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar

menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru

dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.

h. Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena

faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu

merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering

menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu

seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu

menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan

ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan

gizinya baik.

Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir

sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat

rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara

ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.

Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu

mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan

kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui

bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan

mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan

menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu

botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya

akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang

ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta

kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.

Page 27: Makalah Pemberian Asi

Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu –

ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada ibu – ibu

yang buta huruf. Demikian juga di Indonesia bahwa pemberian makanan padat

yang terlalu dini. Sebahagian besar dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan

rendah, agaknya faktor ketidaktauanlah yang menyebabkannya.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu

terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila

pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka “let

down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan tidak

mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan akan menolong

pengeluaran ASI.

Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah

produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu

– ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar

berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan

pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.

Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI

adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak

bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru

tentang pemberian ASI dan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan ibu

hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru lahir. Disamping itu juga sikap

sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan perawatan dirumah sakit,rumah

bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun

tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada bayinya,

serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah sakit /klinik

bersalin.

Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab

semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu –

ibu saat ini.

Page 28: Makalah Pemberian Asi

8. Motivasi untuk menyusui.

Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses yang

normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu menyusui

bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi para gadis

yang melihatnya, sehingga ada kemauan naluriah melakukan hal yang sama. Bila

tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin melakukan hal yang serupa.

Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta sembunyi-sembunyi

menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat gadis-gadis

disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan sesuatu hal yang

harus dihindarkan.

Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui

anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya

ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-

anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari

tugas biologis seorang ibu.

Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para

gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan

mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan

“humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada

hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta praktis

semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan lingkungan

dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis

sehingga para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi

masalah tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar

kembali pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan

keuntungan bagi hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi

ciri dan kodrat manusia.

9. KETERAMPILAN MENYUSUI

Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu,

susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bisa

Page 29: Makalah Pemberian Asi

dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya dalam

memposisikan ibu dan bayi dengan benar.

Posisi Ibu :

a. Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman

ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau

bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau

sandaran kasur.

b. Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang

akan memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.

c. Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya

bila menggunakan kursi yang cukup tinggi.

d. Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi

menghadap bayi dengan menggunakan bantal sebagai penyangga

kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.

Posisi bayi :

a. Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan

mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan tidak

mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.

b. Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap

payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan terbaring

disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.

c. Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi

bayi berhadapan dengan badan ibu.

d. Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap

tubuh ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai putting

susu ibu.

e. Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga

lengan.

f. Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di

bawah payudara dan lengan yang atas bila mengganggu bisa

Page 30: Makalah Pemberian Asi

ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang

menggendong.

Posisi payudara :

a. Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara

menjelang menyusui. Secara manual pijatlah payudara untuk

mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan

melembabkan payudara ibu.

b. Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak

tangan dan jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di atasnya.

c. Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat

bayi menghisap susu, hal ini bertujuan untuk menghindari

kontaminasi.

Proses Memulai menyusui :

a. Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu

pijatlah bibir bayi dengan lembut untuk merangsang refleks

menghisap pada bayi.

b. Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di

tengah payudara dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.

c. Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu

ibu, dengan ini nyeri pada payudara selama menyusui bisa

dihindari.

d. Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.

e. Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita

mengatur posisi payudara dengan baik, tahan berat payudara

dengan tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya

membebani mulut dan bibir bayi.

f. Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan

menghentikan pemberian ASI, jangan menarik mulut bayi dari

payudara ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan dahulu

hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-

lahan, hal ini bertujuan agar penghentian menyusui ini tidak

Page 31: Makalah Pemberian Asi

melukai payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga infeksi

payudara.

Tanda Cukup Asi

Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup

mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa

banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.

Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman

untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :

a. Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun

secara teratur untuk menyusui.

b. Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi

akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya

menghisap dan menelan ASI yang diberikan.

c. Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing

payudara setiap menyusui.

d. Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama.

Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk

memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari

dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka

pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan

durasi menyusui menjadi lebih singkat.

e. Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang

cukup.

f. Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal,

mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar

kepala.

g. Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit

yang sehat pula

Page 32: Makalah Pemberian Asi

10. Tips Sukses Pemberian ASI EKSLUSIF

Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan walaupun

ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai si  kecil 7

bulan.

1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan

dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan, semakin 

sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.

2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan 

semakin mempercepat produksi ASI.

3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri

ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit  pertama  

justru banyak mengandung lemak yang dapat mengenyangkan bayi. 

Jangan  lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran kalau ibus 

punya  kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya ketindihan dan gak

bisa bernafas.

4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak.

Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan. 

Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun

katuk segar  lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro

ASI atawa  Lancar  ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan

tubuh bisa  dilakukan  kapan saja sementara menyusui waktunya cuma

sebentar  sementara  manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk

kecerdasan dan  daya  tahan tubuhnya.

5. Minum madu juga sangat bermanfaat

6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI  mendadak

kering.

7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan

ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot

tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat 

mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.

Page 33: Makalah Pemberian Asi

8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita

MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.

Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang

dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas kesakitan yang

sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal  yang sudah mengalami

exercise dalam proses kelahiran sebelum  khirnya  muncul ke dunia dan

beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI,  maka dapat membantu

mencegah infeksi dan mengurangi rasa  akit yang  diderita bayi.

Page 34: Makalah Pemberian Asi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus

diberikan pada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa makanan

pendamping.

2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar

persentase ASI secara Eksklusif.

3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.

B. SARAN

1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang

ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil

tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga

produksi ASI cukup.

2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik

bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk

kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan

menyusui.

Page 35: Makalah Pemberian Asi

DAFTAR PUSTAKA

1. Hegar. Badriul. 2008. Bedah Asi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Cabang DKI Jakarta

2. Stefani.Nindya. 2001. Dampak Pemberian ASI Eksklusif terhadap

Penurunan Kesuburan Seorang Wanita. Manado: Bagian Obstetri dan

Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

3. Siregar.Arifin. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. Anonim. 2011. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Pengingkatan

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan

Kerja Depkes RI

5. Anonim.1997. Petunjuk Pelaksanaan Peningkatan ASI Eksklusif Bagi

Petugas Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Direktorat Jendral

Binkesmas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat.

6. Krisnatuti, D. 2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta:

Puspa Swara

7. Banani, I. 2011. Asosiasi Ibu menyusui Indonesia: Tanda bayi Menyusu

dengan Baik. (serial online), http://aimi-asi.org/2011/ulasan-polling-

januari-2011/diakses taggal 5 agustus 2011

8. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. 2010. Rancangan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pemberian Air Susu Ibu

Eksklusif. Jakarta: Kementerian Hukum dan HAM

Page 36: Makalah Pemberian Asi

9. Roesli, Utami. 2008.Inisiai Menysu Dini Plus Asi Eksklusif: Jakarta:

Pustaka Bunda.