makalah pelaksanaan it audit

56
PELAKSANAAN IT AUDIT Pada dasarnya, Audit TI dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Pengendalian Aplikasi (Application Control) dan Pengendalian Umum (General Control). Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang diguna-kan untuk melakukan pemrosesan data. Sementara, tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di- input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian- pengendalian aplikasi. Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit system informasi tidak berbeda jauh dengan audit pada umumnya. Tahapan perencanaan, sebagai suatu pendahuluan, mutlak perlu dilaku-kan agar auditor mengenal benar objek yang akan diperiksa. Di samping, tentunya, auditor dapat memastikan bahwa qualified resources sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik ( best practices ). Tahapan perencanaan ini akan menghasilkan suatu pro-gram audit yang didesain sedemikian rupa, sehingga pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien, dan dilakukan oleh orang-orang yang

Upload: hangga-pradana-yudhistyra

Post on 28-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pelaksanaan It Audit

PELAKSANAAN IT AUDIT

Pada dasarnya, Audit TI dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Pengendalian

Aplikasi (Application Control) dan Pengendalian Umum (General Control). Tujuan

pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan

sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang diguna-kan untuk melakukan

pemrosesan data. Sementara, tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan

bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat

pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan.

Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga

dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas

pengendalian-pengendalian aplikasi.

Dalam praktiknya, tahapan-tahapan dalam audit system informasi tidak berbeda jauh

dengan audit pada umumnya. Tahapan perencanaan, sebagai suatu pendahuluan, mutlak perlu

dilaku-kan agar auditor mengenal benar objek yang akan diperiksa. Di samping, tentunya,

auditor dapat memastikan bahwa qualified resources sudah dimiliki, dalam hal ini aspek SDM

yang berpengalaman dan juga referensi praktik-praktik terbaik ( best practices ). Tahapan

perencanaan ini akan menghasilkan suatu pro-gram audit yang didesain sedemikian rupa,

sehingga pelaksanaannya akan berjalan efektif dan efisien, dan dilakukan oleh orang-orang yang

kompeten, serta dapat dise-lesaikan dalam waktu sesuai yang disepakati.

Dalam pelaksanaannya, auditor system informasi mengumpulkan bukti-bukti yang

memadai melalui berbagai teknik termasuk survei, interview, observasi dan review dokumentasi

(termasuk review source-code bila diperlukan). Satu hal yang unik, bukti-bukti audit yang

diambil oleh auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis (data dalam bentuk file softcopy).

Biasanya, auditor system informasi menerapkan teknik audit berbantuan komputer, disebut juga

dengan CAAT (Computer Aided Auditing Technique). Teknik ini digunakan untuk menganalisa

data, misalnya saja data transaksi penjualan, pembelian, transaksi aktivitas persediaan, aktivitas

nasabah, dan lain-lain.

Sesuai dengan standar auditing ISACA (Information Systems Audit and Control

Association), selain melakukan pekerjaan lapangan, auditor juga harus menyusun laporan yang

mencakup tujuan pemeriksaan, sifat dan kedalaman pemeriksaan yang dilakukan. Laporan ini

Page 2: Makalah Pelaksanaan It Audit

juga harus menyebutkan organisasi yang diperiksa, pihak pengguna laporan yang dituju dan

batasan-batasan distribusi laporan. Laporan juga harus memasukkan temuan, kesimpulan,

rekomendasi sebagaimana layaknya lapor-an audit pada umumnya.

A. STANDAR IT AUDITING

PENERAPAN STANDAR AUDITING PADA SISTEM PDE

(PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK)

1. Penerapan Standar Auditing

Standar auditing berlaku sama pada setiap audit yang dilakukan oleh akuntan

public, tanpa memandang besar kecilnya perusahaan klien, bentuk organisasi bisnis,

jenis industri, ataupun perusahaan bertujuan mencari laba atau tidak. Konsep

materialitas dan risiko berpengaruh terhadap penerapan seluruh standar, terutama

standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Materialitas terkait dengan relatif

pentingnya suatu hal atau suatu pos. Risiko berkaitan dengan kemungkinan suatu pos

atau suatu hal disajikan secara tidak benar.

Sebuah kerangka kerja logis untuk melakukan audit dalam lingkungan TI sangat

penting untuk membantu auditor mengidentifikasi semua proses serta arsip data yang

penting. Karena kurangnya prosedur fisik yang dapat secara visual diverifikasi dan

dievaluasi, menambah tingginya kerumitan dalam audit TI (contohnya, jejak audit yang

mungkin murni secara elektronik, berbentuk digital, sehingga tidak dapat dilihat oleh

mereka yang mencoba memverifikasinya).

Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.

Standar auditing terdiri atas 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar

Auditing (PSA). Kepatuhan terhadap Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan IAI

bersifat wajib (mandatory) bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik

sebagai akuntan publik. Sepuluh standar auditing terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.

Standar Audit yang Berterima Umum

Page 3: Makalah Pelaksanaan It Audit

Standar Umum Standar Kegiatan Lapangan Standar Pelaporan

1. Audit harus dilaksanakan

oleh seseorang atau lebih

yang memiliki keahlian

dan pelatihan teknis cukup

sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang

berhubungan dengan

penugasan, independensi

sikap mental harus

dipertahankan oleh

auditor.

3. Dalam pelaksaan audit dan

penyusunan laporannya,

auditor wajib

menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan

cermat dan seksama.

1. Pekerjaan harus

dilaksanankan se baik-

baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi

dengan semestinya.

2. Pemahaman yang memadai

atas struktur pengendalian

intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit

dan menentukan sifat, saat

dan lingkup pengujian

yang harus dilakukan.

3. Bukti audit yang kompeten

yang cukup harus

diperoleh melalui

inspeksi,pengamatan,

pengajuan pertanyaan dan

konfirmasi sebagai dasar

yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas

laporan keuangan yang

diaudit.

1. Laporan audit harus

menyatakan apakah laporan

keuangan telah disusun

dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

2. Laporan audit harus

menunjukkan keadaan yang

ada didalamnya prinsip

akuntansi tidak secara

konsisten diterapkan dalam

penyusunan laporan

keuangan periode berjalan

dalam hubungannya dengan

prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam periode

sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif

dalam laporan keuangan

harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain

dalam laporan audit

Standar yang digunakan dalam mengaudit teknologi informasi adalah standar

yang diterbitkan oleh ISACA yaitu ISACA IS Auditing Standard. Selain itu ISACA

juga menerbitkan IS Auditing Guidance dan IS Auditing Procedure. Sekarang keahlian

dalam mengaudit IT juga memerlukan sertifikasi sendiri, yaitu CISA (Certified

Page 4: Makalah Pelaksanaan It Audit

Information System Audit). Standar merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh IS

Auditor. Guidelines memberikan penjelasan bagaimana auditor dapat memenuhi standar

dalam berbagai penugasan audit, dan prosedur memberikan contoh langkah-langkah

yang perlu dilalui auditor dalam penugasan audit tertentu sehingga sesuai dengan

standar. Bagaimanapun IS auditor harus bisa menggunakan judgement profesional

ketika menggunakan guidance dan procedure. Standar yang aplicable untuk audit IT

adalah terdiri dari 11 standar yaitu,  Audit charter, Audit Independent, Profesional Ethic

and standard, Profesional competence, Planning, Performance of Audit Work,

Reporting, Follow-Up Activity, Irregularities and Irregular Act, IT Governance dan Use

of Risk Assestment in Audit Planning.

1. Audit Chapter (per 1 Januari 2005)

Perlunya dibuat Audit Charter atau Letter of Engagement dalam penugasan audit

sistem informasi. Hal yang diatur tentang perlunya audit charter bagi audit internal (atau

letter of engagement untuk auditor eksternal), mencakup Responsibility, Authority and

Accountability, yaitu meliputi tanggung jawab, otoritas dan accountability dari fungsi

audit sistem informasi pada suatu organisasi (perlu didokumentasikan dalam suatu surat

keputusan pimpinan atau perjanjian).

2. Independence (per 1 Januari 2005)

a. Professional independence

Dalam permasalahan yang berkaitan dengan audit, auditor sistem informasi harus

bersikap independen dalam tingkah laku dan tindakannya. Auditor atau Unit/Fungsi

Audit harus mempunyai posisi independen terhadap pihak-pihak yang berkaitan

dalam audit (untuk menjaga agar tidak terjadi conflict of interest).

b. Organitational Relationship

Fungsi audit sistem informasi harus berada independen dari area yang diaudit untuk

mencapai tujuan obyektivitas dari suatu proses audit.

3. Professional Ethics and Standards (per 1 Januari 2005)

Audit harus selalu mempedomani profesional ethics dan standards.

a. Code of Professional Ethics

Page 5: Makalah Pelaksanaan It Audit

Auditor dari sistem informsi harus menghormati dan menaati etika profesional dari

Information System Audit and Control Association

b. Due Professional Care

Standard auditing profesional harus diterapkan dalam segala aspek dalam pekerjaan

yang dilakukan oleh auditor sistem informasi.

4. Professional Competence (per 1 Januari 2005)

Auditor harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugasnya.

Auditor sistem informasi harus memaintain kompetensi teknikal melalui pendidikan

profesional berkelanjutan (Continuing Professional Education).

5. Audit Planning (per 1 Januari 2005)

Auditor sistem informasi harus merencanakan kegiatan audit, agar tujuan audit tercapai

sesuai standar profesional audit. Perencanaan audit (audit planning) diperlukan dalam

tiap pelaksaan suatu penugasan audit.

6. Performance of Audit Work (per 1 Januari 2005)

a. Supervision

Staf dari audit sistem informasi harus tepat untuk dapat menjamin tujuan dari audit

dijalankan dan standar profesional auditing dapat terpenuhi.

b. Evidence

Selama masa pekerjaan audit auditor sistem informasi harus mendapatkan bukti yang

tepat, dapat dipercaya, relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan objectif dari

suatu audit.

7. Reporting (per 1 Januari 2005)

Report Content and Form, auditor sistem informasi harus menyediakan Report dalam

bentuk yang tepat pada saat penyelesaian tugas audit. Laporan Audit berupa lingkup,

tujuan, periode, audit, dan lingkungan dimana audit dijalankan. Laporan audit harus

mengindetifikasikan permasalahan yang terjadi dalam jangka waktu audit. Laporan audit

Page 6: Makalah Pelaksanaan It Audit

juga untuk memberikan rekomendasi dari layanan atau kualifikasi yang diberikan auditor

terhadap tugas audit yang dijalankan.

8. Follow Up Activities (per 1 Januari 2005)

Tindak-lanjut atas rekomendasi temuan audit, auditor sistem informasi harus meminta

dan mengevaluasi informasi yang sesuai dari penemuan yang terdahulu dan rekomendasi

yang dihasilkan pada periode audit terdahulu untuk mendefinisikan tindakan yang tepat

yang harus diimplementasikan dalam satu periode waktu.

9. Irregularities of Audit Work (per 1 September 2005)

Hal-hal yang berkaitan dengan ketidakwajaran dan penyimpangan (irregularities and

illegal acts).

10. IT Governance (per 1 September 2005)

Hal-hal yang berkaitan dengan tata kelola teknologi informasi pada suatu

organisasi/perusahaan, agar TI dikelola secara efektif, efisien, ekonomis, terjamin

integrity, security, availability, realibility, dan continuity

11. Use of Risks Assessment in Audit Planning (per 1 Nopember 2005)

Teknik-teknik penaksiran risiko dalam perencanaan audit.

12. Audit Materaility (per 1 Juli 2006)

Konsep materailitas dalam audit (khusus audit sistem informasi).

13. Using the Work of Other expert (per 1 Juli 2006)

Penggunaan hasil audit lain (expert lainnya) dalam pelaksanaan audit.

14. Audit Evidence (per 1 Juli 2006)

Hal-hal yang berkaitan dengan bukti audit. Selain kode etik dan standar, auditor wajib

mengikuti panduan (guideliness) dan pedoman prosedur audit (procedures) yang

dikeluarkan ISACA. Jadi selain kode etik, aturan ISACA terdiri dari beberapa level:

Page 7: Makalah Pelaksanaan It Audit

Information Systems Auditing Standards, Guidelines, dan Procedures.

Information Systems Auditing Guidelines

(ISACA, 2007) antara lain terdiri dari :

1. Pelaksanaan tugas audit bila menggunakan bahan bukti yang berasal dari pekerjaan

auditor atau ahli lainnya.

2. Bahan bukti audit.

3. Penggunaan alat bantu software audit (computer assisted audit techniques)

4. Pemeriksaan pada sistem informasi yang dioutsourcing ke organisasi lain.

5. Hal-hal yang berkaitan dengan audit charter/letter of engagement

6. Konsep materialist

7. Pelaksanaan tugas dengan penuh kehati-hatian (seksama).

8. Dokumentasi dalam audit.

9. Pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan irregulatities.

10. Audit sampling

11. Dampak pervasive IS controls(kontrol internal yang tersebar).

12. Keterkaitan dan Independensi.

13. Penaksiran risiko dalam perencanaan (program) audit.

14. Review sistem aplikasi.

15. Planning dalam Audit.

16. Dampak organization’s IT controls oleh pihak ketiga.

17. Independensi dan peranan auditor dalam bidang non-audit.

18. Tatakelola TI (IT Governance).

19. Irregularities dan illegal acts

20. Reporting.

21. Enterprise resources planning (ERP).

22. Review terhadap B2C e-Commerce

23. Review Pengembangan Sistem Aplikasi.

24. Internet Banking.

25. Review terhadap Virtual Private Network

26. Review terhadap Business Process Reengineering (BPR).

27. Mobile Computing

Page 8: Makalah Pelaksanaan It Audit

28. Computer Forensic.

29. Post Implementation Review.

30. Kompetensi.

31. Privacy.

32. Review Business Continuity Plan dari Perspektif TI.

33. General Considerations on Using Internet.

34. Responsibility, authority, and accountability

35. Follow-up Activities.

36. Biometric Controls

Sedangkan Informations Systems Auditing Procedures berisi prosedur untuk :

1. IS Risks Assessment.

2. Digital Signatures

3. Intrusion Detection.

4. Viruses and Other Malicious Code.

5. Control Risks Self-assessment.

6. Firewalls.

7. Irregularities and Illegal Acts.

8. Security Assessment – Penetration Testing and Vulnerability Analysis.

9. Evaluation of Management Controls Over Encryption Methodologies

10. Business Application Change Control.

11. Electronics Fund Transfer (EFT)

IS Auditing Guideline terdiri dari 36 guidance dalam mengaudit TI yang

mengcover petunjuk mengaudit area-area penting. IS Audit Procedure terdiri dari 11

prosedur yang menunjukan langkah-langkah yang dilakukan auditor dalam penugasan

audit yang spesifik seperti prosedur melakukan bagaimana melakukan risk assestment,

mengetes intruction detection system, menganalisis firewall dan sebagainya. Jika

dibandingkan dengan audit keuangan, maka standar dari ISACA ini adalah setara dengan

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yaitu menyangkut tata cara bagaimana audit

Page 9: Makalah Pelaksanaan It Audit

dilakukan. Sedangkan bagaimana kondisi apa yang diaudit diberikan penilaian

berdasarkan standar tersendiri yaitu COBIT.

COBIT (Control Objective for Information Related Tecnology) adalah kerangka

tata kelola IT (IT Governance) yang ditujukan kepada manajemen, staf pelayanan IT,

control departemen, fungsi audit dan lebih penting lagi bagi pemilik proses bisnis

(business process owner’s), untuk memasITan confidenciality, integrity and availability

data serta informasi sensitif dan kritikal. COBIT didesign terdiri dari 34 high level control

objectives yang menggambarkan proses TI yang terdiri dari 4 domain yaitu Plan and

Organise, Acquire and Implement, Deliver and Support dan Monitor and Evaluate.

The COBIT Framework juga memasukkan hal-hal sebagai berikut,

- Maturity Models – Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0

– 5) dibandingkan dengan “the best in the class in the Industry” dan juga International

best practices.  

- Critical Success Factors (CSFs) – Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat

melakukan kontrol atas proses IT.  

- Key Goal Indicators (KGIs) – Kinerja proses-proses IT sehubungan dengan

kebutuhan bisnis dan

- Key Performance Indicators (KPIs) – Kinerja proses-proses IT sehubungan dengan

process goals

COBIT dikembangkan sebagai suatu generally applicable and accepted standard

for good Information Technology (IT) security and control practices . Istilah ” generally

applicable and accepted ” digunakan secara eksplisit dalam pengertian yang sama seperti

Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Suatu perencanaan audit IT dapat

dimulai dengan menentukan area-area yang relevan dan berisiko paling tinggi, melalui

analisa atas ke-36 proses tersebut. Sementara untuk kebutuhan penugasan tertentu,

Page 10: Makalah Pelaksanaan It Audit

misalnya audit atas proyek IT, dapat dimulai dengan memilih proses yang relevan dari

proses-proses tersebut.

PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN SPI

Pernyataan Standar Audit No.78

Pengendalian internal, seperti didefinisikan dalam SAS 78, terdiri atas lima komponen,

yaitu:

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan arah perusahaan dan pengaruh kesadaran pihak

manajemen dan para karyawannya akan pengendalian.

Penilaian Risiko

Para auditor harus mendapatkan pengetahuan yang cukup atas prosedur penilaian risiko

perusahaan untuk memahami bagaimana cara pihak manajemen mengidentifikasi,

membuat prioritas, serta mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan pelaporan

keuangan. 

Informasi dan Komunikasi

Auditor harus mendapatkan cukup pengetahuan mengenai sistem informasi perusahaan

untuk memahami berbagai aspek berikut ini:

o Penggolongan transaksi yang material bagi laporan keuangan dan bagaimana

transaksi-transaksi tersebut dilakukan.

o Berbagai catatan akuntansi beserta akunnya yang digunakan dalam pemrosesan

transaksi yang material.

o Langkah-langkah pemrosesan transaksi yang dilibatkan dari awal suatu peristiwa

ekonomi hingga perhitungan masuknya ke dalam laporan keuangan.

o Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk membuat laporan keuangan,

pengungkapan, dan berbagai prediksi akuntansi.

Pengawasan

Pemonitoran aktivitas entitas terkait dalam berbagai prosedur yang terpisah dapat

dilakukan dengan mengumpulkan bukti atas kecukupan pengendalian dengan menguji

berbagai pengendalian, kemudian mengkomunikasikan kekuatan serta kelemahan

Page 11: Makalah Pelaksanaan It Audit

pengendalian ke pihak manajemen. Dalam lingkungan TI, proses ini melibatkan

pengumpulan bukti yang berkaitan dengan keandalan pengendalian komputer serta isi

basis data yang telah diproses oleh program-program computer.

Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian (control activity) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang

digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk

menangani berbagai risiko yang telah diidentifikasi perusahaan. Aktivitas pengendalian

dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori: pengendalian computer dan pengendalian

fisik. Pengendalian komputer secara khusus berkaitan dengan lingkungan TI dan audit TI,

digolongkan dalam dua kelompok umum: pengendalian umum (general control) dan

pengendalian aplikasi (application control).

Pengendalian umum berkaitan dengan perhatian tingkat keseluruhan perusahaan, seperti

pengendalian terhadap pusat data, basis data perusahaan, akses sistem, pengembangan

sistem, dan pemeliharaan program. Pengendalian aplikasi memastikan integritas sistem

tertentu seperti pemrosesan pesanan penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggajian.

Pengendalian fisik terutama berhubungan dengan sistem akuntansi tradisonal yang

menggunakan prosedur manual. Diskusi ini membahas berbagai isu yang berkaitan

dengan enam kategori tradisional aktivitas pengendalian:

1. Otorisasi Transaksi

Dalam suatu lingkungan TI, otorisasi dapat terdiri atas aturan berkode yang

melekat dalam program komputer. Contohnya, modul program dalam sistem

pembelian yang akan menentukan kapan, seberapa banyak, dan dari mana

pemasok untuk persediaan akan dipesan. Otorisasi dapat bersifat umum dan

khusus. Otorisasi umum diberikan pada personel operasional untuk melakukan

operasi rutin. Sebaliknya otorisasi khusus berkaitan dengan keputusan kasus per

kasus yang berhubungan dengan transaksi non-rutin, biasanya merupakan

tanggung jawab pihak manajemen. Dalam suatu lingkungan TI, tanggung jawab

untuk mewujudkan tujuan pengendalian otorisasi transaksi terletak langsung pada

akurasi dan konsistensi (integritas) program komputer yang melakukan berbagai

pekerjaan ini.

Page 12: Makalah Pelaksanaan It Audit

2. Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas karyawan untuk meminimalkan fungsi-fungsi yang tidak sesuai.

Dalam lingkungan TI, pemisahan tugas tidak sama dengan yang terdapat dalam

lingkungan manual. Program komputer biasanya melakukan berbagai pekerjaan

yang dianggap tidak kompatibel dalam sistem manual. Alasan mengapa beberapa

tugas yang dipisahkan dalam sistem manual tidak perlu dipisahkan dalam

lingkungan TI, yaitu: pemisahan itu tidak akan efisien, berlawanan dengan tujuan

otomatisasi, dan secara operasional tidak berguna untuk memisahkan pekerjaan

yang tidak kompatibel ke beberapa program yang berbeda hanya untuk meniru

prosedur manual yang tradisional.

Alasan pemisahan tugas dalam lingkungan yang manual adalah untuk

mengendalikan beberapa aspek negatif perilaku manusia. Komputer tidak

melakukan kesalahan dan tidak melakukan penipuan. Kebanyakan dari hal yang

disebut sebagai kesalahan komputer sebenarnya adalah kesalahan pemrograman,

yang pada kenyataannya merupakan kesalahan manusia. Karena komputer

memiliki integritas yang tidak dapat diragukan, tidak ada komputer yang pernah

melakukan penipuan kecuali jika diprogram demikian oleh seseorang. Perhatian

auditor TI harus diarahkan pada berbagai aktivitas yang mengancam integritas

aplikasi, seperti ketika program telah berfungsi baik dalam implementasi sistem,

integritasnya harus dipertahankan sepanjang siklus hidup program tersebut.

3. Supervisi

Supervisi sering kali disebut sebagai pengendalian penyeimbangan

(compensating control). Supervisi tersebut dapat berbentuk supervisi fisik,

laporan, atau cara lainnya. Asumsi yang mendasari pengendalian supervisi adalah

perusahaan mempekerjakan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya.

Perusahaan karenanya dapat membentuk perluasan pengendalian manajerial

dimana seorang manajer mengawasi beberapa karyawan.

Dalam lingkungan TI, pengendalian supervisi harus lebih luas dari pada dalam

sistem manual untuk tiga alasan:

Berhubungan dengan masalah menarik karyawan yang kompeten.

Page 13: Makalah Pelaksanaan It Audit

Mencerminkan kekhawatiran pihak manajemen atas tingkat dapat

dipercayanya personel pemrosesan dalam area yang berisiko tinggi.

Ketidakmampuan pihak manajemen untuk secara memadai mengamati para

karyawan dalam suatu lingkungan. 

4. Catatan Akuntansi

Kewajiban untuk mempertahankan jejak audit juga ada dalam lingkungan TI.

Akan tetapi, catatan akuntansi otomatis dan jejak auditnya sangat berbeda dari

yang berada dalam lingkungan manual. Beberapa sistem komputer tidak

menyimpan dokumen sumber fisik. Jurnal dan buku besar sering kali tidak ada

dalam artian tradisional. Sebagai gantinya, berbagai record transaksi dan

peristiwa ekonomi lainnya terfragmentasi melintasi beberapa tabel basis data yang

dinormalisasi. Jejak audit dapat berbentuk pointer, teknik hashing, indeks, atau

kunci melekat yang menghubungkan berbagai fragmen record antara dan antar

tabel basis data.

Para auditor harus memahami berbagai prinsip operasional sistem manajemen

basis data yang digunakan dan pengaruhnya atas berbagai catatan akuntansi serta

jejak audit struktur file lainnya. Dalam lingkungan TI, sebagian atau semua jejak

audit berbentuk digital karena jejak audit terletak dalam komputer di berbagai file,

maka jejak audit pada dasarnya tidak dapat dilihat oleh para auditor. Oleh

karenanya, sudah merupakan keharusan dalam lingkungan TI agar para

programmer dan analis memahami peran penting daftar (log), dan bagaimana cara

menangkap data dalam jumlah mencukup untuk tujuan jejak audit.

5. Pengendalian Akses

Tujuan dari pengendalian akses (access control) adalah untuk memastikan hanya

personel yang sah saja memiliki akses ke aktiva perusahaan. Akses ke aktiva

dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Peralatan keamanan fisik, seperti

kunci, lemari besi, pagar, dan sistem alarm elektronik serta infra merah, dapat

mengendalikan akses langsung. Akses tidak langsung ke aktiva dapat dicapai

dengan mendapatkan akses ke berbagai catatan dan dokumen yang

Page 14: Makalah Pelaksanaan It Audit

mengendalikan penggunanya, kepemilikannya, dan disposisinya. Pengendalian

akses yang dibutuhkan untuk melindungi berbagai catatan akuntansi akan

tergantung pada karakteristik teknologi sistem akuntansinya. Dalam lingkungan

IT, catatan akuntansi sering kali terkonsentrasi dalam pusat pemrosesan data pada

perangkat penyimpanan data yang besar. Konsolidasi data mengekspos

perusahaan ke dua bentuk ancaman: (1) penipuan komputer, dan (2) kerugian

akibat bencana. Masalah lain yang hanya ada dalam lingkungan TI adalah

mengendalikan akses ke program komputer. Kekhawatiran atas integritas aplikasi

tetap ada ketika setelah implementasi dalam periode operasional siklus hidup

sistem, yang disebut juga sebagai tahap pemeliharaan. Selama periode ini, yang

mungkin memakan waktu bertahun-tahun, aplikasi biasa dapat dimodifikasi

lusinan kali. Berbagai modifikasi ini menimbulkan peluang adanya kesalahan

yang masuk tanpa sengaja dalam aplikasi dan peluang bagi pelaku kejahatan

komputer untuk melakukan penipuan dengan membuat perubahan program yang

ilegal.

6. Verifikasi Independen

Prosedur verifikasi (verification procedure) adalah pemeriksaan independen

terhadap sistem akuntansi untuk mendeteksi kesalahan dan kesalahan penyajian.

Verifikasi dilakukan setelah kejadian, oleh seseorang yang bukan secara langsung

terlibat dalam transaksi terkait atau pekerjaan laing yang diverifikasi. Melalui

prosedur verifikasi independen, manajemen dapat menilai (1) kinerja perorangan,

(2) integritas sistem pemrosesan transaksi, dan (3) kebenaran data yang berada

dalam catatan akuntansi. Dalam lingkungan TI, program komputer melakukan

banyak pekerjaan rutin. Sering kali, kebanyakan dari hal yang harus diperhatikan

terletak pada integritas aplikasi. Para auditor TI melakukan fungsi verifikasi

independen dengan mengevaluasi pengendalian atas pengembangan sistem dan

aktivitas pemeliharaan serta kadang-kadang dengan mengkaji logika internal

program.

Page 15: Makalah Pelaksanaan It Audit

2. Mendapatkan Pemahaman Tentang SPI

Apabila PDE digunakan dalam aplikasi akuntansi secara signifikan, auditor harus

mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian PDE yang memadai untuk

merencanakan audit. Sifat dan luas prosedur yang harus dilakukan untuk mendapatkan

pemahaman pengendalian PDE bervariasi sesuai dengan besar dan kompleksitas sistem

PDE, dan sesuai pula dengan strategi audit awal yang digunakan untuk asersi-asersi

spesifik yang dipengaruhi oleh aplikasi PDE.

Dalam aplikasi-aplikasi yang menggunakan komputer mikro, auditor bisa

memperoleh pemahaman dengan cara mengajukan pertanyaan kepada personil-personil

klien,observasi atas pengoperasian komputer, dan inspeksi atas output yang dihasilkan

komputer. Dalam aplikasi untuk mainframe, auditor biasanya perlu juga melakukan

review atas dokumentasi, termasuk bagan alir dan manual. Dalam sistem PDE yang lebih

maju, auditor mungkin memerlukan bantuan dari ahli PDE. Inspeksi atas laporan

penyimpangan (exception reports) bisa membantu auditor dalam menentukan apakah

pengendalian telah berjalan sebagaimana mestinya.

Auditor harus mendapatkan pengetahuan yang memadai mengenai sistem PDE untuk

memahami:

Kelompok-kelompok transaksi dalam operasi perusahaan klien yang diproses dengan

sistem PDE yang signifikan pada laporan keuangan.

Catatan-catatan akuntansi, dokumen-dokumen pendukung, informasi yang bisa dibaca

oleh mesin, dan rekening-rekening tertentu dalam laporan keuangan yang terlibat dalam

proses PDE, serta pelaporan kelompok-kelompok transaksi yang signifikan tersebut.

Bagaimana komputer digunakan untuk mengolah data, mulai dari terjadinya transaksi

sampai akhirnya masuk ke dalam laporan keuangan.

Jenis-jenis salah saji potensial yang dapat terjadi.

Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian PDE harus didokumentasikan

dalam kertas kerja. Luasnya pendokumentasian tergantung pada besar serta kompleksitas

struktur pengendalian. Dokumentasi dapat dibuat dalam bentuk daftar pertanyaan.

Page 16: Makalah Pelaksanaan It Audit

B. SIKLUS IT AUDIT

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,

sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan

tidak memihak, yang disebut auditor.

Dalam kegiatan auditing paling tidak mempunyai karakteristik sebagai berikut:

Objektif : Independen yaitu tidak tergantung pada jenis atau aktivitas

organisasi yang diaudit

Sistematis : terdiri dari tahap demi tahap proses pemeriksaan

Ada bukti yang memadai : mengumpulkan, mereview, dan mendokumentasikan

kejadian-kejadian

Adanya criteria : untuk menghubungkan pemeriksaan dan evaluasi bukti–bukti

Di dalam dunia teknologi informasi dibutuhkan juga audit, fungsinya adalah untuk

mengevaluasi sistem informasi yang ada di suatu organisasi atau perusahaan. Banyak

metode audit dalam teknologi informasi. Ini memungkinkan adanya perbedaan.

Beberapa metode tersebut berbeda karena antara lain disebabkan:

Otomatisasi, yaitu seluruh proses di dalam pemrosesan data elektronik mulai dari

input hingga output cenderung secara otomatis, bentuk penggunaan dan jumlah kertas

cenderung minimal, bahkan seringkali tidak ada (paperless office) sehingga untuk

penelusuran dokumen (tracing) audit berkurang dibandingkan sistem manual yang

banyak menggunakan dokumen dan kertas.

Keterkaitan aktivitas yang berhubungan dengan catatan-catatan yang kurang terjaga.

Dengan sistem on line mengakibatkan output seringkali tidak tercetak.

“Audit Arround Computer” yang mengabaikan sistem komputer tetapi yang dilihat

atau yang diuji adalah Input dan Output.

”Audit Through Computer ” menggunakan bantuan komputer (atau software) untuk

mengaudit. Jika pelaksanaan audit di sistem informasi berbasis komputer dilakukan

secara konvensional terhadap lingkungan Pemrosesan Data Elektronik seperti dalam

sistem manual, maka cenderung tidak menghasilkan hasil yang memuaskan, baik oleh

klien maupun auditor sendiri, bahkan cenderung tidak efisien dan tidak terarah.

Page 17: Makalah Pelaksanaan It Audit

Untuk itu seringkali dalam proses pengembangan sebuah sisem informasi akuntansi

berbasis komputer melibatkan akuntan. Jika akuntan terlibat dalam desain sistem

Pemrosesan Data Elektronik sebuah organisasi maka akan memudahkan pengendalian

dan penelusuran audit ketika klien tersebut meminta untuk pekerjaan audit. Ada 2

keuntungan jika seorang akuntan terlibat dalam disain sistem informasi dalam

lingkungan pemrosesan data elektronik, yaitu pertama, meminimalisasi biaya

modifikasi sistem setelah implementasi dan kedua, mengurangi pengujian selama

proses audit.

Tahapan Proses Audit

Menurut Institute of Internal Auditors tahapan audit Sistem Informasi terbagi menjadi 4

fase proses yang spesifik yaitu:

1. Perencanaan Audit (Audit Planning).

Tujuan perencanaan audit adalah untuk menentukan why, how, when dan by whom

sebuah audit akan dilaksanakan. Aktivitas perencanaan audit meliputi:

Penetapan ruang lingkup dan tujuan audit

Pengorganisasian tim audit

Pemahaman mengenai operasi bisnis klien

Kaji ulang hasil audit sebelumnya (jika ada)

Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi resiko audit

Penetapan resiko dalam lingkungan audit, misalkan bahwa inherent risk,

control risk dan detection risk dalam sebuah on-line processing, networks, dan

teknologi maju database lainnya akan lebih besar daripada sebuah sistem

akuntansi manual.

2. Penyiapan program audit (Prepare audit program).

Yaitu antara lain adalah mengumpulkan bukti audit (Collection of Audit Evidence)

yang meliputi:

Mengobservasi aktivitas operasional di lingkungan PDE

Mengkaji ulang sistem dokumentasi PDE

Mendiskusikan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan petugas

berwenang.

Page 18: Makalah Pelaksanaan It Audit

Pengujian keberadaan dan kondisi fisik aktiva.

Konfirmasi melalui pihak ketiga

Menilai kembali dan re-performance prosedur sistem PDE.

Vouching ke dokumen sumber

Analytical review dan metode sampling

3. Evaluasi bukti (Evaluation of Audit Evidence).

Auditor menggunakan bukti untuk memperoleh keyakinan yang memadai (reasonable

assurance), jika inherent risk dan control risk sangat tinggi, maka harus mendapatkan

reasonable assurance yang lebih besar. Aktivitas evaluasi bukti yang diperoleh

meliputi:

1. Menilai (assess) kualitas pengendalian internal PDE

2. Menilai reliabilitas informasi PDE

3. Menilai kinerja operasional PDE

4. Mempertimbangkan kembali kebutuhan adanya bukti tambahan.

5. Mempertimbangkan faktor resiko

6. Mempertimbangkan tingkat materialitas

7. Bagaimana perolehan bukti audit.

4. Penyelesaian dan pengkomunikasian hasil audit.

Auditor menyiapkan beberapa laporan temuan dan mungkin merekomendasikan

beberapa usulan yang terkait dengan pemeriksaan dengan di dukung oleh bukti dan

dalam kertas kerjanya. Setelah direkomendasikan juga harus dipantau apakah

rekomendasinya itu ditindaklanjuti.

C. PROGRAM AUDIT

Program audit adalah rencana kerja audit secara terinci mengenai tindakan atau

kegiatan yang dilakukan auditor dengan maksud untuk mengumpulkan pembuktian.

Program audit terdiri atas prosedur-prosedur yang di desain untuk mencapai tujuan audit

(audit objective) yang dikembangkan selama fase perencanaan audit.

Page 19: Makalah Pelaksanaan It Audit

Program audit mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksanakan

selama audit berlangsung. Program audit tersebut menyatakan bahwa prosedur audit yang

diyakini oleh auditor merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan audit. Program

audit juga mendokumentasikan strategi audit. Biasanya auditor berusaha menyeimbangkan

prosedur audit top-down dan bottom-up ketika mengembangkan suatu program audit.

Program audit dapat mencakup satu audit atau lebih prosedur, tergantung pada

ukuran, sifat dan kompleksitas organisasi yang diaudit. Audit tersebut dapat memiliki

beberapa tujuan dan dapat juga mencakup audit gabungan atau audit kombinasi.

Program audit juga mencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk perencanaan

dan pengorganisasian tipe dan jumlah audit, dan menyediakan sumber daya untuk

melaksanakan audit secara efektif dan efisien dalam jangka waktu yang ditetapkan.

Auditor yang diberi tanggung jawab untuk mengelola program audit sebaiknya:

a) Menetapkan, menerapkan, memantau, meninjau dan meningkatkan program audit, dan

b) Mengidentifikasi sumberdaya yang diperlukan dan menjamin ketersediaannya.

Bila organisasi yang diaudit menerapkan sistem manajemen mutu dan sistem

manajeman lingkungan, audit kombinasi dapat dicakup dalam program audit. Untuk audit

kombinasi, kompetensi tim audit sebaiknya diperhatikan. Dua organisasi atau lebih yang

melakukan audit dapat bekerja sama untuk melaksanakan audit gabungan, sebagai bagian

dari program auditnya. Untuk audit gabungan, perhatian khusus sebaiknya diberikan pada

pembagian tanggung jawab, penyediaan sumber daya tambahan, kompetensi tim audit dan

prosedur yang sesuai. Kesepakatan mengenai hal-hal tersebut sebaiknya dicapai sebelum

audit dimulai.

Page 20: Makalah Pelaksanaan It Audit

Gambar :Aliran proses untuk pengelolaan program audit

Contoh-contoh dari program audit dapat mencakup hal-hal berikut:

a) Rangkaian audit internal yang mencakup sistem manajemen mutu organisasi untuk

tahun berjalan

b) Audit sistem manajemen oleh pihak kedua terhadap pemasok produk penting (critical

product) yang potensial yang dilaksanakan dalam waktu 6 bulan.

c) Audit sertifikasi/registrasi dan audit survailen yang dilaksanakan oleh lembaga

sertifikasi/registrasi pihak ketiga untuk sistem manajemen lingkungan dalam periode

waktu yang disepakati berdasarkan kontrak antara lembaga sertifikasi dan klien.

Program audit dapat juga mencakup perencanaan yang sesuai, penyediaan sumber daya

dan penetapan prosedur untuk melaksanakan audit sesuai program.

Page 21: Makalah Pelaksanaan It Audit

Penetapan Program Audit

Tujuan program audit

Tujuan program audit adalah suatu ketetapan yang menjadi sasaran atau hasil

akhir yang harus dicapai dalam pelaksanaan audit. Tujuan sebaiknya ditetapkan untuk

program audit untuk mengarahkan perencanaan dan pelaksanaan audit.

Tujuan tersebut dapat didasarkan pada pertimbangan mengenai:

a. Prioritas manajemen

b. Tujuan komersial

c. Persyaratan sistem manajemen

d. Persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan kontrak

e. Kebutuhan untuk evaluasi pemasok

f. Persyaratan pelanggan

g. Kebutuhan dari pihak lain yang berkepentingan, dan

h. Resiko terhadap organisasi.

Contoh tujuan program audit mencakup hal berikut:

a) untuk memenuhi persyaratan sertifikasi standar sistem manajemen;

b) untuk melaksanakan verifikasi kesesuaian dengan persyaratan kontrak;

c) untuk memperoleh dan memelihara kepercayaan terhadap kemampuan pemasok;

d) untuk memberikan masukan bagi peningkatan sistem manajemen.

Cakupan program audit

Cakupan program audit dapat bervariasi dan akan dipengaruhi oleh ukuran, sifat dan

kompleksitas dari organisasi yang diaudit, serta beberapa hal berikut:

a. Ruang lingkup, tujuan dan jangka waktu dari setiap audit yang dilaksanakan

b. Frekuensi pelaksanaan audit

c. Jumlah, kepentingan, kompleksitas, kemiripan dan lokasi dari kegiatan yang diaudit

d. Standar, peraturan perundang-undangan dan persyaratan kontrak serta kriteria audit

lainnya

e. Kebutuhan untuk akreditasi atau sertifikasi/registrasi

Page 22: Makalah Pelaksanaan It Audit

f. Kesimpulan dari audit sebelumnya atau hasil dari tinjauan program audit sebelumnya

g. Isu bahasa, budaya dan sosial

h. Perhatian pihak yang berkepentingan

i. Perubahan yang signifikan pada suatu organisasi atau operasinya.

Tanggung jawab program audit

Tanggung jawab untuk mengelola program audit sebaiknya diberikan kepada satu

orang atau lebih yang mengetahui secara umum mengenai prinsip audit, kompetensi

auditor dan penerapan teknik audit. Mereka sebaiknya memiliki keterampilan

manajemen serta memahami aspek teknis dan bisnis yang sesuai dengan kegiatan yang

diaudit.

Personel yang diberi tanggung jawab untuk mengelola program audit sebaiknya:

a. Menetapkan tujuan dan cakupan program audit,

b. Menetapkan tanggung jawab dan prosedur, dan menjamin tersedianya sumber daya,

c. Menjamin penerapan program audit,

d. Menjamin rekaman program audit dipelihara, dan

e. Memantau, meninjau dan meningkatkan program audit

Sumber daya program audit

Pada saat mengidentifikasi sumberdaya untuk program audit, pertimbangan sebaiknya

diberikan pada:

a. Sumber daya keuangan yang diperlukan untuk mengembangkan, menerapkan,

mengelola dan meningkatkan kegiatan audit

b. Teknik audit,

c. Proses untuk mencapai dan memelihara kompetensi auditor, dan untuk meningkatkan

kinerja auditor

d. Ketersediaan auditor dan tenaga ahli yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan

tujuan program audit tertentu,

e. Cakupan program audit, dan

f. Waktu perjalanan, akomodasi dan kebutuhan audit lainnya.

Page 23: Makalah Pelaksanaan It Audit

Prosedur program audit

Prosedur program audit sebaiknya memuat hal berikut:

a. Perencanaan dan penjadualan audit

b. Pemastian kompetensi auditor dan ketua tim audit

c. Pemilihan tim audit yang sesuai dan penetapan tugas dan tanggung jawabnya

d. Pelaksanaan audit

e. Pelaksanaan tindak lanjut audit, bila diperlukan

f. Pemeliharaan rekaman program audit

g. Pemantauan kinerja dan keefektifan program audit

h. Pelaporan kepada manajemen puncak tentang keseluruhan pencapaian program audit.

Untuk organisasi skala kecil, kegiatan di atas dapat dinyatakan sebagai prosedur

tunggal.

PENERAPAN PROGRAM AUDIT

Penerapan program audit sebaiknya mencakup hal berikut:

a. komunikasi program audit kepada pihak yang sesuai

b. koordinasi dan penjadualan audit dan kegiatan lain yang sesuai dengan program audit

c. penetapan dan pemeliharaan proses untuk evaluasi auditor dan kesinambungan

pengembangan profesionalnya, sesuai dengan pemeliharaan dan peningkatan

kompetensi serta evaluasi auditor.

d. pemastian pemilihan tim audit

e. penyediaan sumber daya yang diperlukan untuk tim audit

f. pemastian pelaksanaan audit sesuai dengan program audit

g. pemastian pengendalian rekaman kegiatan audit

h. pemastian peninjauan dan pengesahan laporan audit, dan penyampaian kepada klien

dan pihak lain yang ditetapkan

i. pemastian tindak lanjut audit, bila diperlukan

Page 24: Makalah Pelaksanaan It Audit

Pemantauan dan peninjauan program audit

Penerapan program audit sebaiknya dipantau dan dikaji apakah tujuan telah

dipenuhi dan untuk mengidentifikasi peluang untuk peningkatan. Hasil tersebut

sebaiknya dilaporkan kepada manajemen puncak.

Indikator kinerja sebaiknya digunakan untuk memantau karakteristik seperti:

− kemampuan tim audit untuk menerapkan rencana audit,

− kesesuaian dengan program dan jadwal audit, dan

− umpan balik dari klien audit, auditi dan auditor.

Tinjauan terhadap program audit sebaiknya mempertimbangkan beberapa faktor

misalnya:

a. Hasil dan kecenderungannya yang diperoleh dari pemantauan,

b. Kesesuaian dengan prosedur,

c. Perkembangan kebutuhan dan harapan dari pihak yang berkepentingan,

d. Rekaman program audit,

e. Praktek audit alternatif atau yang baru, dan

f. Konsistensi kinerja di antara tim audit dalam situasi yang serupa.

g. Hasil tinjauan program audit dapat digunakan untuk tindakan korektif dan

pencegahan

h. Peningkatan program audit.

D. KERTAS KERJA

E. PENULISAN LAPORAN IT AUDIT

Laporan hasil audit adalah merupakan salah satu tahap paling penting dan akhir dari

suatu pekerjaan audit. Karena laporan hasil audit akan mempunyai dampak luas, maka

diperlukan pengetahuan khusus tentang penyusunan laporan hasil audit.

Arti Penting Laporan Hasil Audit

Laporan hasil audit yang disusun auditor mempunyai tujuan/ manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bukti pelaksanaan tugas

2. Sebagai sumber referensi untuk perencanaan audit berikutnya

Page 25: Makalah Pelaksanaan It Audit

3. Sebagai alat pembuktian apabila ada sanggahan dari pihak yang terlibat

4. Sebagai media untuk mengkomunikasikan informasi–informasi penting yang diperoleh

selama pelaksanaan audit.

Laporan hasil audit merupakan bentuk komunikasi tertulis yang berisi pesan agar

pembaca laporan (audite/manajemen) dapat mengerti dan menindaklanjuti temuan (sesuai

rekomendasi yang terdapat di dalam laporan tersebut). Laporan audit seharusnya merupakan

alat komunikasi yang efektif dan mempunyai dampak psikologis (positif maupun negatif)

bagi auditor maupun auditee, terutama individu yang terlibat. Jika suatu rekomendasi tidak

ditindaklanjuti oleh auditee atau pihak lain yang terkait, maka hal tersebut berarti

komunikasi tertulis yang dilakukan oleh auditor tidak efektif.

Prosedur Pelaporan

Pedoman pelaporan agar sesuai dengan efektivitas komunikasi dan dampak psikologis dari

suatu laporan hasil audit:

Bentuk laporan agar dibuat sedemikian rupa sehingga membangkitkan minat orang untuk

melihat isinya.

Sajikan kesimpulan (atau executive summary) pada bagian awal laporan agar pembaca

dapat segera mengetahui intisari laporan tersebut.

Kesimpulan agar disajikan sedemikian rupa sehingga pembaca ingin mengetahui lebih

mendalam tentang uraian dan kesimpulan.

Temuan agar disajikan sedemikian rupa sehingga pembaca dapat mengetahui tentang

kriteria yang digunakan, kondisi (temuan), sebab dan akibat temuan tersebut serta

melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang disajikan dalam laporan hasil

audit.

Bentuk Laporan

Bentuk laporan hasil audit pada dasarnya memuat sebagai berikut:

a) Kulit depan (cover) dan Halaman pertama (cover dalam) atau title page

Judul sedapat mungkin bercorak khusus (spesifik) dan informatif. Misalnya dengan

menggunakan kata-kata “Laporan Hasil Audit………………”

Page 26: Makalah Pelaksanaan It Audit

b) Intisari hasil audit (Executive Summary atau Key Issues)

Intisari Hasil Audit harus memuat hal-hal sebagai berikut:

o Temuan dan kesimpulan

o Saran dan rekomendasi

o Pandangan para pejabat yang bertanggung jawab

o Temuan dan Kesimpulan

c) Daftar isi (Table mof Contents)

d) Ringkasan Rekomendasi (Summary of Recommendations)

e) Uraian hasil audit, Temuan dan Rekomendasi (Detailed Audit Report, Finding and

Recommendations)

f) Lampiran-lampiran

Penyajian uraian hasil audit

Uraian hasil audit disajikan pada bab tersendiri setelah bab intisari hasil audit. Uraian hasil

audit biasanya terdiri dari bagian-bagian:

a) Informasi Umum

Informasi umum disajikan dengan tujuan untuk menyediakan informasi bagi

pembacanya tentang program atau kegiatan yang diaudit dan sifat audit sehingga dapat

digunakan untuk membantu pembaca agar dengan mudah dapat menanggapi informasi

yang dimuat dalam laporan hasil audit.

Informasi umum yang disajikan biasanya dibagi menjadi beberapa sub bagian,

yaitu: Informasi mengenai sifat kegiatan audit, Informasi tentang kegiatan yang diaudit,

dan pernyataan-pernyataan pengimbang.

Informasi mengenai sifat kegiatan audit

Informasi mengenai sifat audit diperlukan untuk mengkomunikasikan temuan-

temuan secara jelas atau menempatkan dalam perspektif yang benar. Bagian ini

biasanya memuat yang berikut ini:

Sifat audit, apakah audit keuangan, audit operasional atau audit khusus.

Ruang lingkup audit, periode yang dicakup dalam audit atau saat terjadinya

kondisi yang dilaporkan.

Page 27: Makalah Pelaksanaan It Audit

Penjelasan mengenai keterbatasan dan ungkapkan bila ada pembatasan (hal-hal

yang menyebabkan audit tidak dapat dilaksanakan dengan lengkap).

Lokasi audit yang dilakukan apabila cukup banyak pada bagian ini diungkapkan

secara umum, tetapi dijelaskan pada masing-masing temuan.

Pernyataan mengenai tujuan dan latar belakang dilakukannya audit (why the

audit was performed), apa yang diharapkan dari hasil audit ini (what the auditor

was expected to accomplish).

Metodologi yang dilakukan dalam audit.

Referensi terhadap laporan-laporan lain dengan menyebutkan judul, nomor dan

tanggal laporan tersebut.

Informasi mengenai kegiatan yang diaudit, pada umumnya terdiri dari:

Latar belakang dan tujuan kegiatan

Sifat dan ukuran kegiatan yang diaudit

Organisasi dan manajemen

Informasi singkat mengenai latar belakang bidang yang diaudit untuk membantu

pembaca laporan yang belum mengenal kegiatan atau bidang yang diaudit.

Informasi ini biasanya disajikan cukup dalam satu-dua kalimat saja.

Laporan hasil audit juga harus memuat penjelasan singkat mengenai sifat dan

ukuran kegiatan yang diaudit sebagai latar belakang untuk temuan-temuan yang

dilaporkan.

Di dalam laporan hasil audit perlu diungkapkan mengenai organisasi dan

manajemen objek audit, untuk mengetengahkan bidang-bidang yang merupakan

sasaran komentar atau rekomendasi yang diusulkan dalam laporan.

Laporan harus menyatakan dengan singkat cara pengelolaan yang dilakukan

objek audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Informasi ini harus dibuat

sesingkat mungkin dan konsisten dengan uraian yang mencukupi tentang setiap

kelemahan penting.

Untuk tujuan-tujuan khusus misalnya menjelaskan siapa saja yang bertanggung

jawab, maka daftar nama pejabat yang terkait dapat dikemukakan dalam laporan

hasil audit.

Page 28: Makalah Pelaksanaan It Audit

b) Temuan Audit

Bagian ini memuat pesan pokok yang ingin disampaikan auditor ke pembaca

laporan, dan merupakan alasan utama dibuatnya laporan tersebut. Temuan audit adalah

kesimpulan akhir dari kegiatan pemeriksaan, yaitu auditor melakukan pemeriksaan

dengan mengumpulkan bahan bukti audit (audit evidence collection) kemudian

melakukan analisis/evaluasi terhadap bahan bukti audit (audit evidence evaluation).

Pengumpulan bahan bukti audit dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, yaitu antara

lain:

Pengamatan (observasi, observation)

Wawancara atau tanya jawab (interview)

Penelaahan/studi dokumentasi (surat keputusan/surat edaran/pedoman kerja/

tatalaksana kerja/risalah pertemuan/functional specification/system

specification/program specification/user manual, dan sebagainya).

Penelusuran transaksi dan dokumen sumber yang digunakan dalam kegiatan

Tes atau pengujian terhadap suatu prosedur kerja atau sistem aplikasi atau program

dalam sistemnya berbasis komputer. Pengujian program dapat dilakukan dengan cara

mengkaji diagram (data flow diagram/program flowchart/use case/entity

relationship diagram) maupun terhadap source code (listing programming language-

nya. Pengujian juga dapat dilakukan cara membuat data tes (test data generation),

yaitu data yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga auditor sudah dapat

memperkirakan hasilnya dan dapat mengambil kesimpulan atas kondisi program

yang diaudit. Audit dapat dilakukan dengan audit with the computer, audit arround

the computer, dan audit through the computer.

Penjelasan ahli (misalnya penjelasan dari sistem analis atau pemrogram komputer).

Temuan audit kerap kali menyangkut hal-hal sebagai berikut

1. Temuan negatif

Temuan negatif adalah temuan berdasarkan bahan bukti audit bahwa ternyata

terdapat:

Ketidaktaatan terhadap ketentuan/ peraturan.

Pengeluaran uang yang tidak sepatutnya.

Page 29: Makalah Pelaksanaan It Audit

Ketidakhematan

Ketidakefisienan

Ketidakefektifan

yang dapat berakibat (adanya kemungkinan/resiko/dampak) yang merugikan

perusahaan, misalnya hilang atau rusaknya aset (termasuk data/informasi yang

dimiliki perusahaan), tidak dipatuhinya prosedur kerja atau ketentuan atau

kebijakan perusahaan, atau terjadinya kekeliruan (error/kesalahan–kelalaian,

tidak disengaja) maupun penyalahgunaan (fraud/kecurangan).

2. Temuan positif

Temuan positif adalah temuan berdasarkan bahan bukti audit bahwa ternyata terdapat

hal-hal yang bersifat positif dan perlu dikemukakan sebagai penghargaan atau

apresiasi terhadap auditan (give credit to everyone who try to do his/her best),

berikan pujian dan tonjolkan kelebihan-kelebihan untuk hal-hal yang pantas

dikemukakan. Temuan yang telah dikembangkan dengan baik harus disajikan

sedemikian rupa sehingga masing-masing temuan dibedakan dengan jelas.

c) Rekomendasi

Laporan hasil audit yang memuat rekomendasi konstruktif besar sekali

manfaatnya untuk mendorong perbaikan dalam pengelolaan program atau kegiatan.

Selain itu laporan yang bercorak informatif atau pengungkapan yang

mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat dapat membantu pihak pemakai laporan

dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini berarti tujuan dari pekerjaan audit dapat tercapai.

Rekomendasi dapat ditujukan kepada pemimpin objek audit atau atasan pemimpin objek

audit atau pihak (pejabat) lain yang terkait.

Rekomendasi harus disertakan dalam laporan hasil audit, apabila pekerjaan audit

memberikan indikasi perlunya diambil tindakan atau apabila tindakan yang dimaksud

belum dilaksanakan pada saat laporan disusun. Auditor wajib memberikan rekomendasi

kepada atasan objek audit atau pejabat yang berwenang melakukan tindak lanjut. Laporan

hasil audit harus memuat rekomendasi yang sesuai atau usul mengenai alternatif

tindakan, apabila hasil audit memberikan indikasi perlunya ada ketentuan atau tindakan

Page 30: Makalah Pelaksanaan It Audit

perbaikan. Rekomendasi juga harus diajukan dalam hal tindakan korektif telah dijanjikan

atau dimulai. Dalam hal ini auditor lebih baik menyatakan rekomendasi secara positif

daripada hanya mengungkapakan tindakan yang dijanjikan atau sedang ditangani objek

audit.

Setiap unit organisasi mempunyai tanggung jawab untuk menentukan cara

pelaksanaan kegiatan-kegiatannya dengan memperhatikan pembatasan dan persyaratan

yang berlaku. Auditor tidak memiliki kewenangan untuk langsung memerintahkan

dilakukannya perubahan dalam kebijakan, prosedur maupun fungsi dari objek audit.

Meskipun demikian apabila auditor mengamati adanya kekurangan dalam kegiatan objek

audit, maka ia harus mengajukan rekomendasi yang sesuai untuk itu. Untuk beberapa

masalah yang diungkapkan mungkin terdapat berbagai alternatif penyelesaian. Untuk itu

auditor harus mengajukan segi-segi positif dan negatif dari masing-masing alternatif dan

bukan mencoba menyalahkan terhadap salah satu penyelesaian tertentu.

Pentingnya suatu temuan dan rekomendasi bagi pembaca sebagian besar

tergantung dari lingkup penerapannya serta konsekuensi-konsekuensi praktis darinya

(baik yang telah atau mungkin akan terjadi). Karena itu penting bagi auditor untuk

mengetengahkan keuntungan-keuntungan praktis dari rekomendasinya dan merancang

rekomendasi itu sedemikian rupa sehingga diperoleh manfaat sebesar mungkin. Dalam

kasus dimana terdapat ketidaktaatan terhadap ketentuan, auditor harus

merekomendasikan tindakan khusus guna memperbaiki situasi dan bukan hanya

merekomendasikan agar ketentuan yang bersangkutan ditaati. Dalam menyusun konsep

rekomendasi auditor harus dengan seksama mempertimbangkan biaya untuk

melaksanakan rekomendasi dibandingkan dengan manfaat/ keuntungan yang dapat

diperoleh. Sejauh mungkin laporan hasil audit harus menyertakan informasi yang

menunjukkan bahwa rekomendasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan dari segi biaya.

Sedapat mungkin rekomendasi ditempatkan segera setelah temuan yang bertalian

dengannya.

Page 31: Makalah Pelaksanaan It Audit

Contoh laporan hasil audit TI atau Sistem Informasi

Page 32: Makalah Pelaksanaan It Audit

Laporan Hasil Audit

Contoh:

Audit Pengendalian Pucuk Pimpinan

a) Tujuan pengendalian dan audit pengendalian pucuk pimpinan

Tujuan audit pengendalian pucuk pimpinan adalah untuk:

memeriksa sejauh mana pucuk pimpinan memberikan perhatian (organzing,

planning, coordinating, directing) terhadap unit fungsional sistem informasi di

perusahaan tersebut.

......... dst.

b) Resiko & Pengendalian yang Ada

Resiko bila pengendalian pucuk pimpinan kurang memadai adalah:

Tidak efektif/efisien/ekonomisnya sumberdaya informasi.

.......dst.

c) Pengendalian Yang Seharusnya Ada

Pengendalian pucuk pimpinan yang seharusnya ada adalah:

Adanya IT Plan yang jelas

Organisasi Komputer yang terkoordinir.

.......dst.

d) Instrumen Audit dan sumber datanya (lampirkan)

Dalam pengumpulan bahan bukti audit, instrumen pemeriksaan yang digunakan adalah:

Studi dokumentasi (Surat Keputusan Direksi, risalah rapat, pedoman kerja, dsbnya)

Wawancara dengan Direktur Utama dan Kepala Bagian EDP.

e) Temuan dan dampak/akibatnya

Kondisi yang ada saat ini adalah sebagai berikut:

Divisi Produksi memiliki komputer main-frame IBM 3090 dan digunakan untuk

mendukung kegiatan operasional. Sistem-sistem aplikasi yang sudah dioperasikan antara

Page 33: Makalah Pelaksanaan It Audit

lain ialah: aplikasi pengelolaan gudang sistem informasi manajemen persediaan

(materials management), jadwal produksi, dan komputerisasi yang berkaitan dengan

tenaga kerja.

Kegiatan sistem berbasis komputer lainnya ialah engineering design. Komputer

pada divisi ini juga digunakan untuk pengolahan data penjualan, misalnya pengolahan

data sales order untuk pelaporan penjualan, pengolahan data riset pemasaran (market

research, customer satisfaction research, research competitor data), pengolahan data

profil pelanggan, pengolahan data sekunder dari berbagai sumber dan instansi (lembaga)

publik (misalnya Biro Pusat Statistik, Departemen Perdagangan, dan kantor Pemerintah

Daerah), serta monitor salesman oleh Divisi Penjualan. Data tersebut diolah secara

centralized batch processing systems. Dalam konfigurasi sistem IBM 3090 tersebut data

disimpan pada sotarge berupa disk magnetis yang merupakan media penyimpanan data

on-line ke central processing unit komputer induk tersebut. Komputer tersebut juga

masih digunakan magnetic tape drive, serta dilengkapi dengan uniteruptable power

supply (UPS).

Di pihak lain, untuk kepentingan pengolahan data administratif dan akuntansi

keuangan Divisi Keuangan & Akuntansi juga memliki komputer mid-range IBM AS/400.

Komputer digunakan untuk pengolahan data akuntansi, khususnya untuk laporan

akuntansi keuangan dan laporan manajemen. Pada saat yang sama, sistem akuntansi

secara manual masih tetap dijalankan dengan jurnal dan pembukuan pada buku

besar/buku-pembantu untuk menghasilkan neraca, laporan laba rugi, dan laporan

kauangan lainnya. Komputerisasi untuk menghasilkan laporan keuangan (financial

reports) dan penggajian masih dilaksanakan secara batch processing system. Sistem

aplikasi yang digunakan adalah sistem komputerisasi yang didesain secara outsourcing

dan dioperasikan oleh petugaspetugas di bidang akuntansi dengan pelatihan-pelatihan

sebagai operator (user trainning).

Dengan perkembangan peralatan komputer dan tersedianya berbagai accounting

package software, maka secara bertahap perusahaan berusaha mengimplementasikan

paket software tersebut dan mencoba menghilangkan redundancy pengolahan komputer

dan pembukuan manual. Oleh karena divisi ini tidak memiliki information systems staff,

bila diperlukan untuk keperluan-keperluan tertentu mereka minta bantuan tenaga teknis

Page 34: Makalah Pelaksanaan It Audit

dari Bagian EDP. Dengan berkembangnya komputer mikro maka perusahaan juga mulai

menerapkan micro-based systems, melakukan office automation systems, end user

computing, maupun mengembangkan aplikasi-aplikasi sederhana berbasis sistem operasi

Microsoft Windows.

Kepala Bagian EDP telah menyampaikan beberapa usulan, misalnya antara lain:

Surat usulan standardisasi komputer dan prosedur kerja

Surat usulan tentang standar kualifikasi dan pelatihan programmer

Surat usulan standardisasi dokumentasim pengembangan sistem

Tetapi pimpinan perusahaan belum memberikan perhatian, karena mereka cenderung

melihat komputerisasi sebagai seuatu hal yang bersifat teknis dan alat belaka, belum

dipandang sebagai bagian yang strategis bagi organisasi. Organisasi unit komputer juga

belum terpadu dan dilakukan secara parsial (tidak integrated) Dan seterusnya, (boleh ber-

improvisasi atau berasumsi).

f) Penjelasan Pihak Yang Diaudit

Misalnya bila ada temuan masalah, tetapi pihak yang bersangkutan mencoba memberikan

tanggapan atau penjelasan mengapa demikian.

g) Saran/Rekomendasi dan konsekuensinya

Usul atau saran perbaikan dari Saudara dan apa konsekwensinya.

h) Rencana Pemantauan Tindak lanjut

Jelaskan rencana Saudara untuk memantau apakah saran/rekomendasi Anda

ditindaklanjuti apakah tidak, dan kapan jadwal yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 35: Makalah Pelaksanaan It Audit

Astuti, Dewi Saptantinah Puji. -. PENERAPAN AUDIT MODERN DI ERA TEKNOLOGI

INFORMASI. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi, Surakarta

Sudiana, Karlina. 2010. Audit Pengolahan Data Elektronik (PDE)

http://grhoback.blogspot.com/2010/05/audit-pengolahan-data-elektronik-pd...

http://www.isaca.org/Search/Pages/DefaultResults.aspx?k=standart&s=Site

%20Content&start1=0&ct=Site&cs=ISACA&scopes=People,Site%20Content,Conversations

http://bastian90pangaribuan.blogspot.com/2011/10/perbedaan-auditing-pde-dengan-

auditing.html

http://irsoekarno.blogspot.com/2010/05/metode-audit-dalam-teknologi-informasi.html

http://ekonomister.blogspot.com/search/label/Pengauditan%20Data%20Elektronik

http://husnyarifuddin.blogspot.com/2012/11/teknologi-informasi-auditing.html

http://repository.binus.ac.id/2009-1/content/F0174/F017412438.pdf

MAKALAH IT AUDIT & DIGITAL FORENSIC

Page 36: Makalah Pelaksanaan It Audit

PELAKSANAAN IT AUDIT

Anggota Kelompok :

Dewi Noor F. R. (2013220773)

Faradilah Achmad (2013220775)

Meylinda Putri Irawati (2013220777)

Nyimas Wardatul Afiqoh (2013220827)

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2014