makalah pbi (industri bengkel)
DESCRIPTION
Tugas mata kuliah PBITRANSCRIPT
MAKALAH PBI
“PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI
PERBENGKELAN YANG SULIT TERDEGRADASI”
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah PBI
Disusun Oleh :
Muhamad Hibban 21080111140100
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Seriring dengan pembangunan suatu wilayah, akan meningkatkan
aktivitas masyarakatnya. Peningkatan aktivitas yang cepat memerlukan sistem
dan transportasi yang baik. Faktor kondisi alam (lingkungan) dan jarak
merupakan faktor penentu sistem apa yang akan diterapkan, sedangkan alat
yang akan digunakan lebih banyak ditentukan dari sistemnya.
Untuk meningkatkan layanan transportasi, diperlukan sistem yang baik
serta perlu dukungan alat transportasi yang memadai dan dalam kondisi yang
baik pula. Pada kondisi tertentu alat transportasi memerlukan perwatan secara
rutin dan berkala atau perbaikan agar dapat bekerja secara optimum dan umur
pakai kendaraan yang lebih panjang atau paling tidak sama dengan umur pakai
yang telah diprediksi dan dirancang oleh pabrik pembuatnya.
Sejalan dengan itu, perkembangan bengkel-bengkel sebagai salah satu
pendukung industri otomotif, semakin banyak dan sangat diminati oleh banyak
pengusaha untuk mendirikan bengkel baru yang dapat memberikan layanan
jasa terbaik bagi para pemilik kendaraan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bengkel umum kendaraan bermotor adalah bengkel umum kendaraan
bermotor yang berfungsi untuk membetulkan, memperbaiki, dan merawat
kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. [1]
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh perlatan teknik
yang berada pada kendaraan itu. [1]
Sertifikat bengkel adalah adalah bukti yang menyatakan bahwa bengkel
memenuhi atau mencapai persyaratan klasifikasi bengkel. [1]
Klasifikasi bengkel adalah penetapan kelas bengkel dan tipe bengkel bahwa
bengkel telah diklasifikasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan untuk
kelas yang bersangkutan. [1]
2.2 Jenis-Jenis Bengkel
Berdasarkan klasifikasinya, bengkel dibedakan menjadi tiga, yaitu : [1]
1. Bengkel kelas I tipe A, B dan C
2. Bengkel kelas II tipe A, B dan C
3. Bengkel kelas III tipe A, B dan C
Tipe bengkel didasarkan atas jenis pekerjaan yang mampu dilakukan, yaitu :
a. Bengkel tipe A merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan
perawatan berkala, perbaikan kecil, perbaikan besar, perbaikan chassis dan
body.
b. Bengkel tipe B merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan
perawatan berkala, perbaikan kecil dan perbaikan besar atau jenis pekerjaan
perawatan berkala, perbaikan kecil serta perbaikan chassis dan body
c. Bengkel tipe C merupakan bengkel yang mampu melakukan jenis pekerjaan
perawatan berkala, perbaikan kecil.
2.3 Limbah Industri Bengkel
Limbah yang dihasilkan industri bengkel berupa : [2]
1. Limbah Gas
Hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor berupa gas yang
mengandung senyawa hidro carbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2) serta nitrogen oksida (NOx)
2. Limbah Padat
Limbah padat industry bengkel dikelompokan menjadi 2, yaitu :
a. Limbah logam, berupa potongan logam, mur/skrup, bekas ceceran
pengelasan, dan lain-lain.
b. Limbah non-logam, berupa ban/karet bekas, busa, kulit sintesis, kain lap
yang telah terkontaminasi oleh oli/pelarut, cat kering, dan lain-lain.
3. Limbah Cair
Berupa oli bekas, bahan ceceran, pelarut/pembersih dan air yang telah
terkontaminan.
2.4 Pengelolaan Limbah Industri Bengkel
Pengelolaan limbah disini merupakan pengelolaan atau usaha menekan
produksi limbah dari sumbernya secara sederhana. Bentuk pengelolaan adalah
sebagai berikut :[2]
a. Limbah Gas
Salah satu penyebab limbah gas ini adalah akibat dari penyetelan
kendaraan yang kurang tepat. Untuk itu diperlukan mekanik yang
terampil dan dapat menguasai teknologi mesin dengan baik sehingga
dapat meminimalisir limbah yang dihasilkan.
b. Limbah Padat
Limbah padat logam seperti potongan logam dapat direcovery untuk
diambil manfaat ekomisnya yaitu dengan cara dikumpulkan dalam suatu
wadah tertentu dan dihindarkan dri kontak dengan air, terutama air hujan
agar tidak terjadi korosi, kemudian potongan logam bekas yang masih
dalam kondisi baik dapat dijual ke pengumpul barang bekas. Sedangkan
limbah padat non logam seperti kain lap bekas yang telah terkontaminasi
dapat dibakar dengan incinerator.
c. Limbah Cair
Limbah cair berupa air yang telah terkontaminan oleh oli atau minyak,
dapat diolah dahulu menggunakan unit pengolahan air limbah sederhana
sebelum dibuang ke saluran pembuangan air limbah domestik. Unit
pengolahan yang diperlukan terutama adalah unit pengendapan untuk
pemisahan kotoran dan unit pemisahan minyak berupa fat-pit (separator)
Gambar 2.1 Unit Instalasi Pengolahan Limbah Sederhana Industri Bengkel
BAB III
PENUTUP
Upaya pengelolaan limbah pada makalah ini sangat sederhana, sehingga
para pembaca dan khususnya pengusaha bengkel kelas kecil hingga kelas dapat
dapat menerapakan, membangun dan mengoperasikan upaya ini untuk
meminimalisir limbah yang dihasilkan dari industri bengkel dengan tanpa
merasa terbebani oleh biaya investasi maupun operasionalnya sehingga dapat
terciptanya lingkungan kerja yang bersih dan sehat bagi para karyawan bengkel
dan dapat lebih menarik minat para pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia
Nomor 191 Tahun 2001 Tentang Bengkel Umum Kendaraan
Bermotor
[2] Herlambang, Arie & Tim. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair
Industri. BPPT