makalah pbi sangat sip
TRANSCRIPT
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang
bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan
mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang
memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan
sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan
lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan
ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan
ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah (nomad),
kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya
yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa
teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman
ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan
cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting.
Daya dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi
kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti
kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan setimbang. Kegiatan
manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya
dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat
meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan
kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkat
kantanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan.
1
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor,
antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh
alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia.
Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-
bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan
panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan
batu-batu besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat
manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan
dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan
pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup
yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan
berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai
dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan
kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan
dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-
bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari
lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju
ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi
yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-
kebutuhan itu harus dipenuhi.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak
dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan
terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan
pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan
akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat
kritis. Khususnya di daerah Bandung dan sekitarnya,
2
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah,
banjir dan masih banyak lagi.
Air adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi
lingkungan hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur-unsur
yang menyusun lingkungan tetap terpelihara. Terjadinya pencemaran
air sebagai akibat kegiatan masyarakat yang beraneka ragam serta
kegiatan industri akan berakibat buruk bagi lingkungan. Pencemaran
air ini dapat terjadi karena buangan limbah cair yang dihasilkan oleh
industri atau pabrik yang tidak dikelola sebagaimana mestinya dan
dibuang begitu saja ke aliran air atau permukaan tanah disekitarnya.
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah
satunya adalah limbahcair berasal dari industri. Limbah cair yang
tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada
perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber dayaa i r d i
m a s a m e n d a t a n g d a n b e n c a n a a l a m s e m i s a l e r o s i ,
b a n j i r , d a n k e p u n a h a n ekosistem perairan tidak pelak lagi
dapat terjadi apabila kita kaum akademisi tidak peduli
terhadap permasalahan tersebut.
Dewasa ini tantangan dalam dunia industri maupun
perdagangan sedemikian p e s a t , h a l i n i m e n u n t u t a d a n y a
s t r a t e g i e f e k t i f d a l a m m e n g e m b a n g k a n
i n d u s t r i , sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain yang
telah maju, terutama dalamhal industri tekstilnya. Seiring dengan itu,
suatu konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Developmen )
mutlak dilakukan. Sustainable Development merupakan
strategi pembangunan terfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini
tanpamengesampingkan kebutuhan mendatang yang mana hal ini
dikaitkan dengankelestarian dan kesehatan lingkungan alam.
Industri yang mengalirkan buangan limbah cairnya ke
aliran-aliran air disekitarnya semakin bertambah banyak, sehingga
akan menyebabkan beberapa hal, seperti aliran air yang semakin
tercemar, merusak tatanan kehidupan air (ikan, mikroorganisme, dan
3
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
lain-lain), merusak ketersediaan air untuk kepentingan umum
(misalnya: fasilitas rekreasi dan fasilitas belanja) serta tidak layak
sebagai sumber persediaan air bersih. Aliran air tersebut juga tidak
menjadi sehat sebagai persediaan air industri. Untuk mencegah
terjadinya akibat-akibat tersebut, maka diadakan suatu upaya
pengawasan atau pemantauan terhadap limbah cair yang dibuang
(Mahida, 1984).
Limbah cair industri adalah limbah yang dihasilkan dari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan bahan baku pengolahan
dan manufaktur. Ini aliran limbah cair yang timbul dari mencuci,
memasak, pendinginan, pemanasan, ekstraksi, reaksi oleh produk
pemisahan, pengangkutan, dan kontrol kualitas yang dihasilkan dari
suatu produksi. Polusi air terjadi ketika polutan potensial di sungai-
sungai ini mencapai jumlah tertentu menyebabkan perubahan yang
tidak diinginkan ke badan air penerima. Sementara limbah cair
industri dari pemrosesan tersebut atau situs manufaktur dapat
mencakup beberapa limbah domestik, yang terakhir ini bukan
komponen utama. Limbah domestik dapat hadir karena toilet dan
asrama yang disediakan untuk para pekerja di fasilitas pengolahan
atau manufaktur. Contoh limbah cair industri termasuk yang timbul
dari kimia, farmasi, elektrokimia, elektronik, petrokimia, dan industri
pengolahan makanan. Contoh limbah cair industri pertanian termasuk
yang timbul dari industri peternakan, pemotongan hewan, perikanan,
dan pengolahan minyak biji. Limbah cair industri pertanian memiliki
konsentrasi polutan yang sangat tinggi dan karenanya dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap polusi yang terjadi pada
lingkungan. Ini mungkin ironis bahwa sumber daya yang sangat
diperlukan untuk pembangunan industri dan urbanisasi talah mulai
berkurang karena over eksploitasi.
Dampak dari pembuangan limbah industri pada lingkungan
dan populasi manusia dapat memberikan dampak yang tragis. 50
tahun yang lalu, penyakit Minamata yang tersebar di antara penduduk
4
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
di Laut Yatsushiro dan daerah cekungan Sungai Agano di Jepang,
yang dikaitkan dengan metil merkuri dalam limbah cair industri
(Matsuo, 1999). Namun, tragedi sedramatis kasus Minamata tidak
sering terjadi. Meskipun demikian, kasus pencemaran dengan
dampak yang berpotensi merugikan dalam jangka panjang terus
terjadi.
sumber-sumber dari limbah industri dari sekala kecil
menuju ke skala menengah, umumnya berlokasi di pusat-pusat
perkotaan di mana bangunan congestion sudah menjadi
masalah. Untuk memperburuk situasi, operasi pabrik tersebut
mungkin tidak memiliki perencanaan proyek jangka panjang dan juga
tidak untuk mengeksploitasi keuntungan yang terkait dengan skala
ekonomi. Sejumlah operasi tersebut juga dapat mencoba untuk
memaksimalkan keuntungan dengan mengurangi biaya yang
berlebihan dan "tidak perlu" pengeluaran yang terkait dengan
persyaratan pengendalian pencemaran – sebagai hasil dari tidak
adanya kesadaran suatu perusahaan yang sepatutnya mendukung
untuk memperhatikan lingkungan dan lemahnya hati nurani sosial
dalam memperhatikan lingkungan . Bagaimanapun, dampak positif
pembangunan ekonomi selama beberapa dekade terakhir ini telah
memungkinkan kemampuan manajerial, keuangan, dan teknologi yang
diperlukan untuk mengatasi masalah pencemaran dan kerusakan
lingkungan atas spektrum yang luas dari ukuran pabrik. Ada juga
realisasi yang berkembang bahwa biaya untuk membersihkan dan
mencegah polusi lebih mahal biayanya dibandingkan dengan biaya
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan perekonomian.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
a. untuk mengetahui pengertian dari limbah industri;
b. untuk mengetahui karakteristik limbah cair industri;
c. untuk mengetahui tujuan dari pengolahan limbah cair industri;
5
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
d. untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair industri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekualisasi
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi
merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari
proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah
adalah parameter operasional bagi unit pengolahan sellanjutnya
seperti flow, level/derajat kandungan polutant, temperatur, padatan,
dsb.
Equalisasi adalah peredaman (pengurangan) aliran yang tidak
continue menjadi aliran yang mendekati konstan. Cara ini dapat
diterapkan pada situasi yang berbeda, tergantung pada karakteristik
sistem penampungan. Penerapan yang penting pada equalisasi
adalah sebagai berikut :
Debit cuaca kering (debit saluran kering selam 24 jam)
Debit cuaca basah (hujan) dari sistem drainase terpisah
Kombinasi debit air hujan dan debit air buangan saluran
sanitasi
Bak equalisasi atau bak pengendapan primer dapat didesain
untuk menghilangkan padatan organik yang dapat mengendap. Hal
ini cukup menguntungkan dalam rangkaian sistem yang akan
didesain. Karena beban dari pengolahan di instalasi selanjutnya
dapat berkurang. Pada umumnya, fasilitas pengendapan primer ini
dapat menghilangkan 50-70% total padatan tersuspensi dan 30-40%
BOD5 (Syed, Qasim. Wastewater Treatment Plants: Planning,
Design, and Operation. Hal.263).
6
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Bak pengendapan primer berdasarkan tipe pembersihannya
dapat dikategorikan menjadi tiga tipe yaitu :
tipe aliran horizontal,
tipe kontak padatan dan
tipe rentang permukaan.
Tiap tipe bak pengendapan primer memiliki kelebihan dan
kekurangan yang harus disesuaikan dengan desain yang akan
dirancang. Bak ekualisasi atau bak pengendapan primer yang akan
dirancang ini memiliki konsep desain dimana air limbah akan masuk
setelah melewati unit penyaringan, dan kemudian akan tertahan
selama beberapa saat sehingga terjadi pengendapan padatan yang
dapat mengendap dan kemudian akan dipompakan menuju unit
instalasi selanjutnya dengan debit pompa yang dibuat konstan.
Dengan mempertimbangkan tipe dan konsep desain yang
akan dibangun, maka digunakan tipe aliran horizontal berbentuk
persegi panjang dengan pompa di sisi bersembangan dari aliran
masuk. Perlu disediakan fasilitas pembuangan lumpur yang telah
mengendap, meskipun jumlah lumpur tidaklah signifikan banyaknya.
2.2 Limbah yang Menggunakan Proses Ekualisasi
Secara umum dapat dikemukakan bahwa limbah cair adalah
cairan buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri serta
tempat-tempat umum lainnya danmengandung bahan atau zat yang
dapat membahayakan kesehatan manusia sertamengganggu
kelestarian lingkungan hidup.
Karakteristik limbah cair industri susu tidak jauh berbeda
dengan limbah cari industri makanan. Tetapi limbah cair yang
berasal dari industri susu mempunyai karakteristik khas yaitu
kerentanannya terhadap bakteri pengurai sehingga mudah terjadi
pembusukan.
7
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Karakter air limbah industri susu mengandung kadar organik
yang cukup tinggi tetapi mudah terurai. Kadar BOD pada air limbah
susu + 4000 mg/L dan COD + 2000 mg/L.Perbandingan BOD dan
COD setiap pabrik bervariasi namun secara umum adalah
1.75:1.Sedangkan kadar padatan tersuspensi (TSS) air limbah susu
adalah + 800 mg/L.
Karakteristik limbah cair industri susu terbagi atas:
Karakter Fisik
1 Total padatan (1.210-11.990 mg/l)
2 Padatan tersuspensi volatil (TSV) = 200-1.840 mg/l
3 Padatan tersuspensi (TSS) = 270-1.980 mg/l.
Karakteristik Kimia
1 pH = 4,2 ± 9,5
2 Amonia (1-76 mg/l)
3 Nitrogen organik (9-250 mg/l)
4 Alkalinitas (0-1.080 mg/l)
Karakteristik Biologis
Kandungan kadar organik seperti vitamin dan mineral yang
tinggi
2.2.1 Proses Produksi Industri Susu
Proses pembuatan susu pada setiap industri sangat
bervariasi tergantung dari jenisproduk yang dihasilkan. Secara garis
besar proses produksi pengolahan susu terdiri darikegiatan
penerimaan dan penyimpanan bahan baku, penyiapan bahan baku,
prosesproduksi, pengemasan dan penyimpanan. Untuk menjamin
kualitas produk dari pengaruhzat-zat pengotor, proses pengolahan
susu dilakukan dengan sistem tertutup (close system)yang
dikontrol/dioperasikan dari ruangan khusus. Tahapan produksi susu
sebagai berikut:
a. Pengujian mutu
8
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Uji mutu adalah kegiatan pertama yang dilakukan sebelum
susu diproses.Pengujian bertujuan untuk memeriksa kualitas
bahan baku meliputi rasa,kandungan bakteri dan komposisi
protein dan lemak. Setelah susu dinyatakanmemenuhi
kualitas yang disyaratkan, proses selanjutnya adalah
penyaringan.
b. Penyaringan (penjernihan)
Proses penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda
pengotor susu yangterbawa saat proses pemerahan.
Penyaringan juga bertujuan untuk menghilangkansebagian
leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan susu
selamapenyimpanan. Limbah yang dihasilkan berasal dari
tumpahan bahan baku.
c. Pasteurisasi
Dari tangki penampungan, susu dipasteurisasi dengan cara
dipanaskan untuk membunuh bakteri pathogen. Teknis
pasteurisasi dapat dilakukan melalui 2 (dua)cara yaitu High
Temperature Short Time (HTST) yaitu pasteurisasi dilakukan
padasuhu tinggi dengan waktu yang sangat pendek dan
pasteurisasi yang dilakukanpada suhu rendah dengan waktu
yang cukup lama.
d. Evaporasi
Evaporasi dilakukan untuk mengurangi kandungan air
dengan failing film yangterdapat pada alat evaporasi,
sehingga penguapan dapat dilakukan dengan tepatdan waktu
kontak dengan media pemanas singkat. Alat pemanas yang
digunakanadalah steam yang bekerja pada tekanan vakum,
agar penguapan air dalam susudapat berlangsung pada
temperatur yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak merusak
susu.
e. Pencampuran
9
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Dari tangki penyimpanan susu dipanaskan sebelum dialirkan
ke tangki pencampur yang berisi bahan-bahan tambahan
seperti protein, mineral, vitamin dan lain-lain.Tujuan
pemanasan adalah menurunkan viskositas susu sehingga
mempermudahproses pencampuran. Limbah yang dihasilkan
berasal dari tumpahan bahan bakudan bahan pendukung
seperti protein, mineral, vitamin, dsb.
f. Homogenisasi
Homogenisasi adalah perlakuan mekanik (mechanical
treatment) pada butiranlemak dalam susu dengan tekanan
tinggi melalui sebuah lubang kecil.Homogenisasi bertujuan
untuk menyeragamkan ukuran globula-globula lemak susu
menjadi rata-rata 2 mikron, menggunakan sistem High
Presure Pump (HPP)yang melewati sebuah lubang kecil
dengan alat homogenizer.
g. Pengeringan
Susu yang telah dihomogenisasi dipanaskan dalam preheater
pada suhu 70oC -80oC. Setelah itu, dialirkan kedalam pompa
bertekanan tinggi dan disemprotkankedalam dryer melalui
nozzle. Hasil dari proses ini adalah susu bubuk siap kemas.
h. Finishing dan Pengemasan
Pada proses ini inti bubuk susu yang dihasilkan kemudian
dicampurkan denganbahan lain sesuai dengan formula yang
diinginkan. Selanjutnya susu tersebut masuk dalam tahap
pengemasan (dalam kaleng atau aluminium foil)
menggunakan mesin filling hooper.
Sumber utama air limbah pada proses pembuatan susu
sebagian besar berasal dari produk yang hilang yang ikut selama
proses pencucian dan dihasilkan dari tumpahan/kebocoran selama
proses produksi. Produk yang hilang selama proses produksi
diperkirakan mencapai 0.1%-3%. Kehilangan produk juga
disebabkan oleh manajemen house keeping dan sistem operasional
10
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
yang kurang baik terjadi saat pemindahan pipa saluran produksi,
mesin evaporasi, proses pengisian dan sisa bahan baku yang rusak.
Pada proses klarifikasi/penyaringan dihasilkan limbah padatan yang
mengandung zatter suspensi dan bahan organik yang tinggi.
Air limbah yang cukup besar juga dihasilkan dari air
pendingin dan kondensat. Namun penanganan air buangan pendingin
tersebut biasanya dapat diatasi dengan melakukan recycle melalui
sistem tertutup sehingga dapat digunakan kembali.Volume air
limbah yang dihasilkan setiap pabrik susu sangat bervariasi. Namun
dibeberapa negara maju tingkat efisiensi sudah cukup baik, volume
air limbah yang dihasilkan dari pabrik susu dasar adalah 3.9 ltr/kg
produk susu dan untuk pabrik susu terpadu adalah 11.2 ltr/ kg
produk. Untuk Indonesia rata-rata volume yang dihasilkan dari
sebuah pabrik susu adalah 2 ltr/kg produk susu.
2.3 Preattretmen Pada Pengelolahan Limbah Cair
Screen / Saringan-Saringan biasanya dipasang pada awal
pemasukan pada unit pengolahan limbah cair, gunanya untuk
menyaring sampah padat yang terikut dalam aliran air limbah.
Bentuk dan fungsinya sangat beragam tergantung dari padatan yang
akan disaring. Type screen dibedakan dari cara pembersihannya, ada
yang pembersihannya dengan manual dan ada yang secara mekanik
dengan motor listrik.
Pemisahan grit pada instalasi pengolahan limbah cair adalah
untuk menjaga/melindungi pompa dan peralatan mekanik lainnya
dari kerusakan karena tergerus oleh padatan inorganik (grit) seperti
pasir, kerikil, lumpur, pecahan kaca, logam, dsb. Selain merusak
peralatan mekanik, padatan inorganik yang tidak dapat diuraikan
oleh bakteri/ microorganisme akan membentuk endapan yang akan
membebani settling tank, unit aerasi dan digester,dimana pada unit
tersebut memerlukan pengurasan berkala.
11
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Bangunan untuk memisahankan grit dari bahan organik
lainnya disebut sebagai Grit chamber, dimana sistim pemisahan grit
nya adalah dengan mengatur kecepatan aliran/velocity nya atau
dengan aerasi, teknik baru yang lebih efisien adalah dengan sistim
hydrocyclone.Bahan padat yang dapat terurai (biodegreable) seperti
kotoran manusia tidak boleh mengendap disini. Karena itu retention
time pada grit chamber relatif singkat hanya berkisar antara 3 ski 5
menit.
Lemak pada limbah cair terdiri dari bermacam bentuk
material antara lain lemak, malam/lilin, fatic-acid, sabun, mineral-oil
dan material non-volatil lainnya. Lemak sebetulnya bisa diuraikan
oleh bakteri/microorganisme, tetapi karena lemak ini mudah
mengapung dan dipisahkan dari air limbah, maka dengan
menangkap/menghilangkan lemak sebelum masuk pada unit
pengolahan, akan mengurangi beban/load organik yang ada,sehingga
berdampak pada desain dan besaran konstruksi.
Bangunan penangkap lemak sering juga disebut
sebaga;GreaseTrap, Prinsip dari konstruksi ini adalah bahan yang
ringan(minyak, lemak,dst) akan mengapung jika kondisi airnya
tenang,sehingga biasanya konstruksi grease trap adalah bak dengan
sekat sekat untuk menghilangkan turbulensi.Melihat dari kedua sifat
yang ada tersebut yaitu bahan yangringan (minyak, lemak, dlsb.)
akan mengapung, sedangkan bahan yang berat (pasir, kerikil,
pecahan kaca, logam, dlsb.) akan mengendap, maka akan lebih
menghemat jika hisa menggabungkan konstruksi Grit Chamber dan
Grease Trap dalam satu konstruksi.Untuk menghindari agar bahan
yang biodegreable tidak mengendap disini dianjurkan agar dasar dari
konstruksi ini dibuat tirus hingga kecepatan aliran pada bagian
bawah lebih besar.
Hal penting yang perlu dilakukan adalah pembersihan dari
lemak dan bahan padat lainnya secara periodik, dengan kata lain
sungguhpun konstruksi penangkap lemak. dan bahan padat telah
12
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
dibuat, tetapi bila tidak dilakukan pembersihan secara periodik maka
manfaatnya sama sekali tidak ada.Periode pembersihan ini sangat
tergantung pada jumlah bahan padat dan lemak yang terikut.Tetapi
rata rata sekali tiap minggu sampai maksimum sekali tiap bulan
merupakan praktek yang lazim.
Selanjutnya, sebelum masuk ke bak equalisasi terlebih
dahuli masuk ke bak sedimentasi I. Bak sedimentasi berfungsi untuk
megurangi atau menurunkan beberapa parameter seperti BOD dan
COD. Juga untuk menyisihkan partikel padat ataupun organik yang
dapat mengendap secara gravitasi dalam waktu tertentu. Efisiensi
penyisihan BOD atau COD adalah 30 – 40 %, sedangkan SS adalah
50 – 65 %.
2.4 Pengolahan Limbah Cair Industri Susu
Berdasarkan karakteristik limbah cair industri susu, proses
pengolahan limbah yang dilakukan adalah dengan
mengkombinasikan proses fisika, kimia dan biologi. Proses fisika
meliputi : proses equalisasi, sedimentasi, filtarsi, flotasi dan
penyaringan. Proses kimia meliputi : koagulasi dan flokulasi,
sedangkan proses bilogi meliputi : proses anaerob danproses aerasi
lumpur aktif.
13
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Gambar 2.1 Bagan Alir Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Susu
Pada proses pengolahan limbah cair industri susu kami hanya
membahas tentang proses equalisasi, dimana equalisasi bukan
merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara /
teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan
selanjutnya.
14
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Gambar 2.2 Instalasi Peralatan Proses Pengolahan Limbah Cair Industri
Susu
2.5 Equalisasi Pada Pengolahan Limbah Cair Industri
Fungsi utama bak equalisasi adalah untuk perataan debit air
limbah yang masuk ke unit pengolahan selanjutnya. Selain daripada
itu bak equalisasi juga berfungsi sebagai kolam pencampuran air
limbah itu sendiri. Pencampuran ini dimaksudkan untuk
menciptakan keadaan yang homogen dari air limbah tersebut, untuk
selanjutnya dipompakan ke bak aerasi.
Pencampuran air limbah dalam bak equalisasi dilakukan
dengan memompakan air limbah yang ada dalam bak equalisasi itu
15
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
sendiri dan selanjutnya dimasukkan lagi. Pencampuran juga
dilakukan oleh pompa pengangkut air limbah dari bak equalisasi ke
bak aerasi dengan cara mengembalikan sebagian dari debit yang
diangkut ke bak aerasi.
a. Kegunaan dari equalisasi adalah :
1. Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk
masuk pada proses treatment.
2. Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk
menghindari shock loading pada sistem pengolahan biologi
3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical
pada proses netralisasi.
4. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dsb) untuk
meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi
dan flokulasi.Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit
bak equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan mixer, atau
secara sederhana konstruksi/peletakan dari pipa inlet dan
outlet diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek
turbulensi mixing.
Idealnya pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga
konstan selama periode 24 jam, biasanya dengan cara pemompaan
maupun cara cara lain yang memungkinkan.
b. Menghitung volume bak equalisasi
Untuk menentukan kebutuhan volume bagi bak equalisasi,
perlu diketahui dahulu flow patern dari discharge limbah yang ada,
seperti kita ketahui sangatlah jarang dan langka discharge limbah
yang konstan dari waktu ke waktu, karena jika discharge dan
bebannya sudah konstan maka tidaklah perlu dibuat bak equalisasi.
Untuk mendapatkan data flow patern perlu dilakukan pengukuran
debit limbah secara periodik (misalnya setiap 30 menit atau setiap
jam) dalam kurun waktu tertentu, tergantung pada proses yang ada
16
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
( 24 jam, 1 minggu, 1 bulan. dlsb.) artinya adalah : ada siklus proses
yang selesai dalam 1 hari dan diulang ulang lagi proses tersebut pada
hari berikutnya, untuk kasus tersebut pengukuran debit limbah cukup
dilakukan selama 24 jam, tetapi ada kasus lain dimana siklus
prosesing memakan waktu sampai beberapa hari, artinya proses hari
ini berbeda dengan proses esok harinya dan berbeda juga pada hari
lusanya dar, seterusnya, sehingga pada kasus ini perlu diamati terus
minimal selama 1 siklus.
Contoh perhitungan pengukuran debit limbah, didapat data
seperti tertulis pada tabel dibawah ini, desainlah suatu bak equalisasi
dimana limbah dari bak terseaut akan dialiran ke unit pengolahan
biologi selanjutnya secara konstan (dipompa) dalam 24 jam.
17
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Tabel 2.1 Data Pengukuran Debit Limbah
Vol. limbah per hari = 180,12 m3
Dibagi / dikeluarkan secara kontinyu dalam waktu 24 jam,
Debit pengeluaran (pompa) = 180,12 : 24 = 7.5 m3/jam
18
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Flow Patern
Jam
Gambar 2.3 Grafik Flow Patern
Volume bak equalisasi = V1 + V2
= 40m3+13m3= 53 m3
untuk keamanan tambah 10 % 53 m3 x 1,1 = 58.3 m3
Bentuk bak bisa dibuat persegi, bulat maupun oval dengan
konstruksi pasangan batu atau beton bertulang.
Misal bak berbentuk persegi dengan
Panjang = 5 m
Lebar = 4,5 m
Dalam = 2,6 m
Maka, volume = 5 x 4,5 x 2,6 = 58,5 m3 (siip)
Untuk kedalaman ditambah free-board 30 cm, sehingga total
kedalaman konstruksi bak menjadi 2,9 m
19
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Gambar 2.4 Dimensi Bak Equalisasi
Keuntungan pemakaian bak equalisasi adalah sebagai berikut :
a. menyediakan aliran limbah yang memenuhi kebutuhan
pengolahan biologi,
b. menstabilkan pH dan meminimasi kebutuhan bahan kimia untuk
netralisasi, mengurangi turbulensi aliran,
c. untuk mengurangi konsentrasi bahan beracun yang tinggi pada
pengolahan air limbah secara biologis
Penambahan pengadukan dilakukan untuk menjamin proses
equalisasi berjalan baik dan mencegah pengendapan padatan didasar
bak. Bak equalisasi dapat diletakkan secara in-line (langsung sebagai
bagian dari flow diagram) dan off-line (tidak langsung berada pada
sistem pengolahan). Untuk menurunkan kebutukan mixing dapat
dilakukan dengan penambahan proses grit removal pada sistem
pengolahan air limbah. Waktu tinggal air limbah di tangki equalisasi
sekitar ± 2 jam.
Pompa yang dapat dipakai dalam tangki equalisasi adalah
pompa sumbersible yang dilengkapi dengan pengukur ketinggian air,
sehingga pada ketinggian tertentu pompa dapat beroperasi secara
otomatis. Dalam hal ini pemeliharaan dan operasionalnya menjadi
lebih efektif dan efisien.
20
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga dan industri serta tempat-tempat umum lainnya
danmengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan
kesehatan manusia sertamengganggu kelestarian lingkungan
hidup.
2. Karakteristik limbah cair industri susu tidak jauh berbeda dengan
limbah cari industri makanan. Tetapi limbah cair yang berasal
dari industri susu mempunyai karakteristik khas yaitu
kerentanannya terhadap bakteri pengurai sehingga mudah terjadi
pembusukan.
3. Fungsi utama bak equalisasi adalah untuk perataan debit air
limbah yang masuk ke unit pengolahan selanjutnya. Selain
daripada itu bak equalisasi juga berfungsi sebagai kolam
pencampuran air limbah itu sendiri.
4. Untuk menentukan kebutuhan volume bagi bak equalisasi, perlu
diketahui dahulu flow patern dari discharge limbah yang ada.
Untuk mendapatkan data flow patern perlu dilakukan
pengukuran debit limbah secara periodik (misalnya setiap 30
menit atau setiap jam) dalam kurun waktu tertentu, tergantung
pada proses yang ada ( 24 jam, 1 minggu, 1 bulan. dsb.)
5. Keuntungan pemakaian bak equalisasi adalah sebagai berikut :
menyediakan aliran limbah yang memenuhi kebutuhan
pengolahan biologi, menstabilkan pH dan meminimasi
kebutuhan bahan kimia untuk netralisasi, mengurangi turbulensi
aliran, untuk mengurangi konsentrasi bahan beracun yang tinggi
pada pengolahan air limbah secara biologis.
21
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
DAFTAR PUSTAKA
A.K.SHAHA. 1997, Combustion Engineering and Fuel Technology
OXFORD & IBH PUBLISHING CO.
Corbitt, R. E., 1989. Standard Handbook of Environmental Engineering,
McGraw-Hill Book Co., New York.
George T Austin, E. Jasjfi (alih bahasa), 1995. “Industri Proses Kimia”, Jilid
1, Edisi 5, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Handojo, L, 1995, ”Teknologi Kimia”, Jilid 2, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
Katz, (Ed.) 1997. Methods Of Air Sampling and Analysis. Interdiscipplinary
Books and Periodical, APHA, Washington.
Anonim. 2010. IPAL Pabrik Ultrajaya Over Kapasitas. Diakses tanggal 20
Maret 2011. http://hileud.com/hileudnews?
title=IPAL+Pabrik+Ultra+Jaya+Over+Kapasitas&id=279186
Lestari, Euis Ashter. 2003. Audit Energy Pada Pengolahan Susu Cair
menjadi susu Bubuk Di PT. Ultrindo Inti jaya Jakarta.
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor ; Bogor Rahayu,
Suparni Setyowati . 2009. Equalisasi Pada Pengolahan Limbah
Cair. Diakses tanggal21 Maret 2011.http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri /equalisasi
pada-pengolahan-limbah-cair/
22
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Sarudji, Didik. 2006. Kesehatan Lingkungan. Media Ilmu ; JakartaWagini,
Karyono, Agus
Setia Budi. 2002. Pengolahan Limbah Cair Industri Susu. PusatLingkungan
Hidup Universitas Gajah Madah ; Yogyakart
23