industri bengkel las.doc

19
LAPORAN KERJA KEDOKTERAN INDUSTRI INDUSTRI BENGKEL LAS CEBONGAN LOR MLATI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Disusun oleh : Niqko Bayu Prakarsa 20070310007 Ayu Lidya Rahmah 20070310047 Dandy Firmansyah. 20070310187 Arisma Budi Suciati 20070310191 Muhammad Nur Tauhid 20070310193

Upload: niqko-bayu-prakarsa

Post on 12-Aug-2015

184 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laporan industri las di kabupaten sleman.

TRANSCRIPT

Page 1: Industri Bengkel Las.doc

LAPORAN KERJA KEDOKTERAN INDUSTRI

INDUSTRI BENGKEL LASCEBONGAN LOR MLATI

KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Kedokteran Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

Niqko Bayu Prakarsa 20070310007 Ayu Lidya Rahmah 20070310047Dandy Firmansyah. 20070310187

Arisma Budi Suciati 20070310191Muhammad Nur Tauhid 20070310193

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2013

Page 2: Industri Bengkel Las.doc

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

A. Data Industri

Bengkel las “Pak Rohmad” berdiri sejak tahun 2003, sepuluh tahun yang

lalu. Bengkel las “Pak Rohmad” berlokasi di dusun Cebongan Lor, Mlati,

Kabupaten Sleman. Awal berdirinya sebagai bengkel las kecil-kecilan usaha

keluarga untuk melayani perbaikan pada perabot rumah tangga yang rusak, dan

hanya melayani warga-warga sekitar bengkel saja. Setelah kurang lebih 10 tahun

berdiri, bengkel las mulai tumbuh besar. Bengkel las tidak lagi hanya

memperbaiki perabot-perabot rumah tangga warga sekitar, tetapi sudah sampai

menerima pesanan untuk pembuatan pagar, kanopi, trails, dan lain-lainnya.

Kegiatan produksi bengkel las mulai dari pemilihan bahan besi hingga

proses akhir. Proses pembuatan pesanan pada bengkel las pada umumnya terdiri

dari beberapa tahapan yaitu pemilihan bahan, pembuatan pola, pemotongan,

pengerjaan las, dan penyelesaian.

Tahap-tahap pembuatan mebel :

a. Pemilihan Bahan

Alat : -

Cara : Memilih bahan yang akan di las dan dijadikan barang jadi

b. Pembuatan Pola

Alat : Marker/Spidol, kapur tulis, pensil, meteran, penggaris

Cara : Bahan yang telah dipilih digambar pola-polanya yang nantinya

akan dipotong atau dilas.

c. Pemotongan

Alat : Gergaji, gerenda, alat las

Cara : Bahan dipotong sesuai dengan pola yang telah dibuat memakai

gergaji, gerenda, atau alat las

d. Pengerjaan Las

Alat : Peralatan untuk mengelas lengkap dengan elektroda dan trafo.

2

Page 3: Industri Bengkel Las.doc

Cara : Pasang alat las sesuai aturan penggunaan, tempelkan kedua benda

atau barang yang akan di las lalu tempelkan alat las (ekektroda) untuk

menyatukan kedua bagian barang tersebut.

e. Finishing

Alat : Amplas, dempul, batu hijau

Cara : Barang yang sudah jadi di oles dempul lalu dihaluskan dengan

amplas dan dan dicat. Untuk barang yang terbuat dari stainless di poles

dengan batu hijau lalu di gosok agar mengkilap.

B. Pekerja

Pekerja bagian produksi dan finishing di bengkel las “Pak Rahmad”

berjumlah 12 orang, yang terdiri dari laki-laki semuanya. Dari wawancara

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur dari Pekerja

No Umur (tahun ) Jumlah (orang) Prosentase

1 18-20 0 0%

2 20-29 8 66,67%

3 30-39 4 33,33%

4 40-49 0 0%

Jumlah 12 100%

Dari tabel 1 diatas diketahui usia terbanyak pekerja bengkel las “Pak

Rahmad” berkisar antara 20-29 tahun yaitu sebanyak 66,670%. Usia tersebut

merupakan usia yang produktif yaitu antara 15-65 tahun dan sesuai dengan UU

Ketenagakerjaan pasal 68 tentang larangan memperkerjakan pekerja yang usianya

kurang dari 15 tahun. Keadaan fisik pria pada umumnya lebih kuat dibandingkan

dengan wanita sehingga pekerja pria relatif lebih tahan terhadap segala jenis

bahaya yang mungkin timbul.

3

Page 4: Industri Bengkel Las.doc

Tabel 2. Distribusi frekuensi Pendidikan dari Pekerja

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 Tidak sekolah - 0%

2 Sekolah Dasar (SD) 12 100%

3 SLTP - 0%

4 SLTA/SMK - 0%

5 Akademi - 0%

6 PT - 0%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel 2. diketahui pendidikan terbanyak pekerja bengkel las

“Pak Rahmad” adalah Sekolah Dasar (SD) sebanyak 12 orang (100%). Hal ini

sebenarnya dapat mempengaruhi proses pekerjaan, meskipun begitu hal ini tidak

menjadi suatu masalah karena sebelumnya calon pekerja akan diberikan pelatihan

oleh pembimbing/pemilik perusahaan mengenai cara proses produksi di bengkel

ini.

Tabel 3. Distribusi Kesehatan dari Pekerja

No Pernyataan Jumlah Prosentase

1 Tekanan darah (mmHg) :

a. < 120/80

b. 120/80

c. >120/80

-

8

4

0%

66,67%

33,33%

2 Denyut Nadi (kali/menit) :

a. < 60

b. 60-80

c. > 80

-

10

2

0%

83,33%

16,67%

3 Pernafasan

a. <16 - 0%

4

Page 5: Industri Bengkel Las.doc

b. 16-24

c. >24

12

-

100%

0%

4 Merokok :

a. Ya

b. Tidak

12

-

100%

0%

5 Olah raga :

a. Ya

b. Tidak

10

2

83,33%

16,67%

6 Perilaku sehat mencuci tangan sebelum

makan :

a. Ya

b. Tidak

5

7

41,67%

58,33%

Dari Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa kebugaran pekerja sudah baik, hal

ini dapat dilihat dari tekanan darah, nadi dan frekuensi nafasnya sebagian besar

berada pada batas normal. Kondisi kesehatan pekerja sangat berpengaruh terhadap

produktivitas kerja, dimana orang yang dalam keadaaan sakit tiak dapat bekerja

secara maksimal jika dipaksakan untuk bekerja.. Sedangkan untuk perilaku sehat

pekerja masih rendah karena banyaknya pekerja yang jarang berolah raga,

merokok dan tidak mencuci tangan sebelum makan. Hal ini membuat rentan

pekerja untuk terserang penyakit yang dapat mengakibatkan produktivitasnya

menurun.

Tabel 4. Distribusi riwayat penyakit bukan akibat kerja atau lingkungan kerja

No Pernyataan Jumlah

1 Riwayat penyakit dahulu :

a. mual/muntah

b. sakit ulu hati

c. berak encer

d. sakit dada

1

5

Page 6: Industri Bengkel Las.doc

e. sesak napas

f. batuk-batuk

g. sakit mata

h. pegal/pegal/linu

i. sakit kepala

j. sakit kuning

k. gangguan kulit

l. sakit pinggang

m. lain-lain

1

2 Riwayat penyakit sekarang :

a. mual/muntah

b. sakit ulu hati

c. berak encer

d. sakit dada

e. sesak napas

f. batuk-batuk

g. sakit mata

h. pegal-pegal/linu

i. sakit kepala

j. sakit kuning

k. gangguan kulit

l. sakit pinggang

m. lain-lain

1

2

2

4

1

Dari tabel 4. diatas didapatkan penyakit bukan akibat kerja yaitu

mual/muntah, batuk-batuk, sakit mata, pegal-pegal/linu dan sakit pinggang. Hal

ini dapat terjadi karena kesalahan prosedur kerja dan tidak adanya alat pengaman

pada para pekerja. Sakit pinggang dan pegal-pegal/linu dapat terjadi karena proses

duduk, jongkok, berdiri yang terlalu lama sehingga menyebabkan otot-otot yang

terlibat seperti m.latissimus dorsi, m. rhomboideus, m.erektor spinae menjadi

kontraksi terus-menerus. Sakit mata dan batuk-batuk dapat disebabkan karena

6

Page 7: Industri Bengkel Las.doc

cahaya api saat mengelas yang cukup menyilaukan mata dan banyaknya debu atau

serbuk besi hasil gergaji yang cukup banyak berterbangan. Selain itu juga

banyaknya debu di tempat kerja juga berpengaruh.

Tabel 5. Distribusi penyakit akibat pekerjaan atau lingkungan kerja

(occupational disease)

No Jenis Penyakit Jumlah Prosentase

1 Vulnus Laseratum 0 0

2 Gangguan Mata 0 0

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa tidak ditemukannya penyakit akibat

pekerjaan atau lingkungan kerja pada bengkel las “Pak rohmad” meskipun

sebagian besar pekerja terkena pemajanan sinar las dan debu serbuk besi. Hal ini

terjadi karena tidak dilakukannya pemeriksaan spesifik untuk mendiagnosis

penyakit akibat kerja mengingat keterbatasan dana dan waktu.

Tabel 6. Distribusi frekuensi pekerja berdasarkan riwayat kecelakaan

No Pernyataan Jumlah Prosentase

1 Pernah mengalami kecelakaan kerja 1 0,8%

2 Jenis kecelakaan :

a. terjatuh

b. tertimpa

c. tersayat

d. kontakdengan bahan panas

e. kontak dengan bahan kimia

f. lain-lain

-

-

1

-

-

-

3 Penyebab utama kecelakaan :

a. perilaku kerja

b. lingkungan kerja

-

-

7

Page 8: Industri Bengkel Las.doc

c. peralatan/proses kerja

d. lain-lain

1

-

4 Sifat luka :

a. memar

b. luka lecet

c. luka sayat/potong

d. luka bakar

e. patah tulang/dislokasi

f. lain-lain

-

-

1

-

-

-

: 5 Bagian tubuh yang terkena :

a. kepala dan leher

b. tubuh bagian depan

c. tubuh bagian belakang

d. anggota gerak atas

e. anggota gerak bawah

f. lain-lain

-

-

-

1

-

-

6 Menggunakan alat pelindung diri :

a. Pakaian kerja

b. Masker/tutup hidung

c. Sarung tangan

d. Sepatu kerja

e. Kacamata kusus

f. JPKM

g. Tidak memakai

-

-

-

-

12

-

-

Dari tabel 6 diatas terlihat sebagian besar pekerja pernah mengalami

kecelakaan kerja walaupun tidak terlalu membahayakan, kecelakaan mengenai

tangan yaitu berupa tergores saat menggunakan gerenda. Kecelakaan seperti datas

mungkin terjadi karena alat-alat produksi seperti gerenda digunakan dalam proses

produksi. Disamping itu dari hasil survey, pelindung yang digunakan pekerja

masih sangat minim, hanya memakai kacamata pelindung saja.

8

Page 9: Industri Bengkel Las.doc

Tabel 7. Kondisi Lingkungan Kerja

No Pernyataan Kondisi

1 Penerangan Cukup

2 Ventilasi Tempat

terbuka

3 Pemajanan 8 jam

4 Bahan Kimia di Tempat Kerja :

a. gas/uap

b. cairan/ larutan

c. padat

d. lain-lain

-

-

-

-

5 Kebersihan tempat kerja Buruk/kurang

6 Penataan dan penempatan bahan/peralatan Kurang

7 Posisi kerja ergonomic Tidak ada

8 Penyediaan sarana kesehatan lingkungan/jamban Ada, kurang

baik

9 Pos Kesehatan Tidak

Tersedia

10 Hubungan dengan majikan Baik

11 Hubungan antar teman Baik

12 Apakah sudah ada JPKM Tidak

Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa kondisi lingkungan kerja di

bengkel las “Pak Rohmad” masih kurang baik, hal ini disebabkan karena industri

ini termasuk industri kecil dan bergantung pada kondisi lingkungan alami. Untuk

penerangan dan ventilasi hanya mengandalkan kondisi ruang yang semi terbuka,

untuk kebersihan masih sangat kurang karena banyaknya bahan baku yang

diletakkan secara tidak teratur mengingat terbatasnya kapasitas gudang. Tidak

adanya posisi kerja ergonomi di Industri ini dikarenakan kurangnya pengetahuan

pemilik industri akan ergonomi, hal ini dapat menimbulkan gangguan penyakit

9

Page 10: Industri Bengkel Las.doc

akibat kerja. Bengkel las juga belum memiliki JPKM meskipun industri ini sudah

temasuk wajib mengikuti JPKM yaitu Jamsostek, hal ini dapat disebabkan karena

kurangnya informasi mengenai Jamsostek atau rendahnya kesadaran pemilik

industri.

C. Higiene dan ergonomi

Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam

meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan. Ergonomi bertujuan untuk

mengatur kerja agar tenaga kerja dapat melakukan pekejaannya dengan rasa aman,

selamat, efisien, efektif dan produktif, disamping juga rasa “nyaman” serta

terhindar dari bahaya yang mungkin timbul ditempat kerja. Ergonomi yang dapat

diterapkan pada bengkel las “Pak Rohmad” yaitu :

1. Penyakit Akibat Kerja

Dilihat dari pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan di bengkel

las “Pak Rohmad”, penyakit yang diderita pekerja adalah mual/muntah, gangguan

kulit, batuk-batuk, sakit mata, pegal linu, dan sakit pinggang. Bentuk kecelakaan

yang terjadi adalah tangan tergores terkena gerenda. Hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain lingkungan kerja, proses produksi dan perilaku pekerja

sendiri.

Usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindarkan

pekerja dari penyakit akibat kerja diantaranya adalah dengan alat-alat pelindung

diri yang baik dan harus memenuhi persyaratan enak dipakai, tidak mengganggu

pekerjaan, memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Selain

mengenakan alat-alat pelindung diri, usaha pencegahan lainnya yang dapat

dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

b. Pemeriksaan kesehatan berkala

10

Page 11: Industri Bengkel Las.doc

c. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja kepada pekerja

secara kontinyu agar para pekerja tetap waspada dalam menjalankan

pekerjaanaya.

2. Posisi Kerja

Posisi kerja dengan duduk, jongkok yang terus-menerus dapat

mengakibatkan penyakit kerja. Hal ini terutama terjadi pada bagian pekerja

finishing dimana pekerjaan diletakkan pada lantai sehingga pekerja finishing lebih

banyak dalam posisi jongkok.

Alternatif pemecahan masalahnya ialah dengan membiasakan banyak

bergerak dan merubah posisi kerja dan melakukan rotasi pekerjaan yang

memungkinkan otot-otot tubuh menjadi relaks tidak tegang, tidak megalami

kebosanan terhadap pekerjaan yang dilakukan, sehingga penyakit akibat kerja

dapat dikurangi. Begitu juga dengan bagian finishing bisa dengan menyediakan

kursi pendek untuk duduk. Keuntungan kursi pendek ini dapat mengurangi

kelelahan dan otot yang sakit akibat jongkok, sehingga mengurangi sakit

pinggang dan pegal-pegal dan produktivitas pun dapat meningkat.

3. Lingkungan Kerja

Keadaan tempat bengkel las “Pak Rohmad” tidak tertata rapi dan

bercampur dengan tempat penyimpanan bahan baku serta kondisinya kotor.

Alternatif pemecahan masalahnya ialah tempat produksi diusahakan

terpisah dengan gudang penyimpanan bahan baku, dan terdapat tempat

pengumpulan sampah seperti serbuk besi. Keuntungan dari penataan ruang yang

rapi dan bersih dan lebih longgar yaitu konsentrasi pekerja tidak terganggu

sehingga produktivitas dapat meningkat dan kebosanan dapat berkurang.

4. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada benglel las “Pak Rohmad” masih kurang baik

karena taraf pendidikan yang rendah dalam menjaga kesehatan, kurangnya

menjaga kebersihan diri dan jarang berolah raga.

11

Page 12: Industri Bengkel Las.doc

Alternatif pemecahannya ialah dengan memberikan edukasi kepada

pekerja agar lebih peduli terhadap kesehatan agar kebugaran pekerja meningkat

sehingga produktivitas kerja pun meningkat.

12

Page 13: Industri Bengkel Las.doc

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penyakit-penyakit yang berhubungan/berkaitan dengan pekerjaan tetapi

bukan akibat pekerjaan atau lingkungan kerja (work related disease) ialah

mual-muntah, gangguan kulit, batuk-batuk, sakit mata, pegal-pegal dan

sakit pinggang.

2. Penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja

(occupational disease) tidak ditemukan dikarenakan kurangnya penegakan

diagnosis yang tepat.

3. Higiene bengkel las “Pak Rohmad” pada bulan Januari 2013 masih kurang

baik, lingkungan kerja yang tidak begitu luas dan tidak tertata rapi, serta

lingkungan masih kotor oleh limbah produksi.

4. Penggunaan ergonomi di bengkel las “Pak Rohmad” di bulan Januari 2013

tidak ditemukan maksimal karena kurangnya pengetahuan akan ergonomi

oleh pekerja industri.

B. Saran

1. Meningkatkan higiene tempat kerja dengan cara membersihkan dan

merapikan lingkungan kerja secara rutin.

2. Perlunya penyuluhan kesadaran penggunaan alat–alat pelindung seperti

pakaian kerja, masker, sarung tangan, kacamata untuk menghindari

kecelakaan akibat kerja

3. Perlunya pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk menilai kesehatan

pekerja dan memberikan edukasi bagi pekerja untuk menghindari penyakit

akibat kerja.

4. Perlunya mendaftarkan pekerja industri untuk mengikuti Program

Jamsostek untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.

13

Page 14: Industri Bengkel Las.doc

LAMPIRAN GAMBAR

14