makalah pasien safety

28
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Keputusan penggunann obat selalu mengandung pertimbangan antara manfaat dan resiko. Tujuan pengkajian farmakoterapi adalah mendapatkan iuran klinik yang dapat dipertanggungjawabkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan risiko minimal.untuk mencapai tujuan perlu adanya perubahan paradigm pelayanan kefarmasian yang menuju kearah pharmaceutical care. Focus pelayanan kefarmasian bergeser dari kepedulian terhadap obat (drug oriented) menuju pelayanan optimal setiap individu pasien tentang penggunaan obat (patient oriented). Untuk mewujudkan pharmaceutical care dengan risiko yang minimal pada pasien pada pasien dan petugas kesehatan paerlu penerapan manajemen risiko. Manajemen risiko adalah yang mendasar dari tanggungjawab apoteker. Dalam upaya mengendalikan risiko, praktek konvensi farmasi telah berhasil menurunkan biaya obat tapi belum menyelesaikan masalah sehubungan dengan penggunaan obat. Pesatnya perkembangan teknologi farmasi yang menghasilkan obat-obat baru juga membutuhkan perhatian akan kemungkinan terjadinya risiko pada pasien. Laporan dari IOM (Institute of Medicine) 1999 secara terbuka menyatakan bahwa paling sedikit 44.000 bahkan

Upload: st-hajar

Post on 27-Oct-2015

631 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

absurd

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pasien Safety

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Keputusan penggunann obat selalu mengandung pertimbangan antara

manfaat dan resiko. Tujuan pengkajian farmakoterapi adalah mendapatkan iuran

klinik yang dapat dipertanggungjawabkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien

dengan risiko minimal.untuk mencapai tujuan perlu adanya perubahan paradigm

pelayanan kefarmasian yang menuju kearah pharmaceutical care. Focus pelayanan

kefarmasian bergeser dari kepedulian terhadap obat (drug oriented) menuju

pelayanan optimal setiap individu pasien tentang penggunaan obat (patient oriented).

Untuk mewujudkan pharmaceutical care dengan risiko yang minimal pada pasien

pada pasien dan petugas kesehatan paerlu penerapan manajemen risiko.

Manajemen risiko adalah yang mendasar dari tanggungjawab apoteker.

Dalam upaya mengendalikan risiko, praktek konvensi farmasi telah berhasil

menurunkan biaya obat tapi belum menyelesaikan masalah sehubungan dengan

penggunaan obat. Pesatnya perkembangan teknologi farmasi yang menghasilkan

obat-obat baru juga membutuhkan perhatian akan kemungkinan terjadinya risiko

pada pasien.

Laporan dari IOM (Institute of Medicine) 1999 secara terbuka menyatakan

bahwa paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal di rumah sakit dalam

satu tahun akibat dari kesalahan medis (medical errors) yang sebetulnya bisa

dicegah. Kuantitas ini melebihi kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kanker

payudara dan AIDS.

Berdasarkan Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Konggres

PERSI Sep 2007), kesalahan dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama

(24.8%) dari 10 besar insiden yang dilaporkan. Jika disimak lebih lanjut, dalam

proses penggunaan obat yang meliputi prescribing, transcribing, dispensing dan

administering, dispensing menduduki peringkat pertama.

Dengan demikian keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam

risiko pelayanan di rumah sakit selain risiko keuangan (financial risk), risiko properti

Page 2: Makalah Pasien Safety

(property risk), risiko tenaga profesi (professional risk) maupun risiko lingkungan

(environment risk) pelayanan dalam risiko manajemen.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Definisi dan Tujuan Patient Safety

2. Keselamatan pasien dalam pelayanan kefarmasian

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Keselamatan Pasien di RS Secara Umum

4. Peranan farmasis (Apoteker dan Asisten Apoteker) pada pasien safety yang

terdapat pada SOP

5. Penenganan dan Penyimpanan obat / bahan (LASA dan High Alert) berbahaya di

Rumah Sakit

6. Angka kejadian (adverse event) di Rumah Sakit

7. Patient safety menurut UU.

Page 3: Makalah Pasien Safety

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Patien Safety

Patient safety (keselamatan pasien) adalah suatu sisteem yang membuat

asuhan dirumah sakit menjadi lebih aman, system ini mencegah terjadinya cidera

yang disebabkan oleh akibat melkasanakan suatu tindakan atau tidak mengambil

tindakan yang seharusnya.

Menurut IOM, Keselamatan Pasien (Patient Safety) didefinisikan sebagai

freedom from accidental injury. Accidental injury disebabkan karena error yang

meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam

mencapai tujuan. Accidental injury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan

(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).

Keselamatan pasien (Patient safety) secara sederhana di definisikan sebagai

suatu upaya untuk mencegah bahaya yang terjadi pada pasien. Walaupun mempunyai

definisi yang sangat sederhana, tetapi upaya untuk menjamin keselamatan pasien di

fasilitas kesehatan sangatlah kompleks dan banyak hambatan. Konsep keselamatan

pasien harus dijalankan secara menyeluruh dan terpadu. Strategi untuk meningkatkan

keselamatan pasien :

a. Menggunakan obat dan peralatan yang aman

b. Melakukan praktek klinik yang aman dan dalam lingkungan yang aman

c. Melaksanakan manajemen risiko, contoh : pengendalian infeksi

d. Membuat dan meningkatkan sistem yang dapat menurunkan risiko yang

berorientasi kepada pasien.

e. Meningkatkan keselamatan pasien dengan :

mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan (adverse event)

membuat sistem identifikasi dan pelaporan adverse event

mengurangi efek akibat adverse event

Page 4: Makalah Pasien Safety

Pada tanggal 18 Januari 2002, WHO telah mengeluarkan suatu resolusi untuk

membentuk program manajemen risiko untuk keselamatan pasien yang terdiri dari 4

aspek utama:

1. Penentuan tentang norma-norma global, standar dan pedoman untuk definisi,

pengukuran dan pelaporan dalam mengambil tindakan pencegahan, dan

menerapkan ukuran untuk mengurangi resiko

2. Penyusunan kebijakan berdasarkan bukti (evidence-based) dalam standar

global yang akan meningkatkan pelayanan kepada pasien dengan penekanan

tertentu pada beberapa aspek seperti keamanan produk, praktek klinik yang

aman sesuai dengan pedoman, penggunaan produk obat dan alat kesehatan

yang aman dan menciptakan suatu budaya keselamatan pada petugas

kesehatan dan institusi pendidikan.

3. Pengembangan mekanisme melalui akreditasi dan instrumen lain, untuk

mengenali karakteristik penyedia pelayanan kesehatan yang unggul dalam

keselamatan pasien secara internasional

4. Mendorong penelitian tentang keselamatan pasien

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan (pelayanan) kepada pasien agar lebih aman.

Tujuan patient safety sebagai berikut

1. Terciptanya budaya keselamat pasien di Rumah Sakit

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan rumah sakit

3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan di Rumah Sakit

4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

II.2 Keselamatan pasien dalam pelayanan kefarmasian

Dalam membangun keselamatan pasien banyak istilah-istilah yang perlu

difahami dan disepakati bersama. Istilah-istilah tersebut diantaranya adalah:

a. Kejadian Tidak Diharapkan/KTD (Adverse Event)

b. Kejadian Nyaris Cedera/KNC (Near miss)

Page 5: Makalah Pasien Safety

c. Kejadan Sentinel

d. Adverse Drug Event

e. Adverse Drug Reaction

f. Medication Error

g. Efek samping obat

Menurut Nebeker JR dkk. dalam tulisannya Clarifying Adverse Drug Events:

A Clinician’s Guide to terminology, Documentation, and Reporting, serta dari

Glossary AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality) dapat disimpulkan

definisi beberapa istilah yang berhubungan dengan cedera akibat obat sebagaimana

yang disajikan dalam Tabel 1.

TABEL 1

RINGKASAN DEFINISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN CEDERA AKIBAT

OBAT

ISTILAH DEFINISI CEDERA

Kejadian yang tidak

diharapkan (Adverse Event)

Kejadian cedera pada pasien

selama proses terapi/

penatalaksanaan medis.

Penatalaksanaan medis

mencakup seluruh aspek

pelayanan, termasuk

diagnosa, terapi, kegagalan

diagnosa/terapi, sistem,

peralatan untuk pelayanan.

Adverse event dapat dicegah

atau tidak dapat dicegah.

Iritasi pada kulit karena

penggunaan perban. Jatuh

dari tempat tidur.

Reaksi obat yang tidak

diharapkan (Adverse Drug

Reaction)

Kejadian cedera pada pasien

selama proses terapi akibat

penggunaan obat.

Steven-Johnson Syndrom

: Sulfa, Obat epilepsi dll

Page 6: Makalah Pasien Safety

Kejadian tentang obat yang

tidak diharapkan (Adverse

Drug Event)

Respons yang tidak

diharapkan terhadap terapi

obat dan mengganggu atau

menimbulkan cedera pada

penggunaan obat dosis

normal. Reaksi Obat Yang

Tidak Diharapkan (ROTD)

ada yang berkaitan dengan

efek farmakologi/

mekanisme kerja

(efek samping) ada yang

tidak berkaitan dengan efek

farmakologi (reaksi

hipersensitivitas).

Shok anafilaksis pada

penggunaan antbiotik

golongan penisilin

Mengantuk pada

penggunaan CTM

Efek obat yang tidak

diharapkan (Adverse drug

effect)

Respons yang tidak

diharapkan terhadap terapi

obat dan mengganggu atau

menimbulkan cedera pada

penggunaan obat dosis lazim

Sama dengan ROTD tapi

dilihat dari sudut pandang

obat. ROTD dilihat dari

sudut pandang pasien.

Shok anafilaksis pada

penggunaan antbiotik

golongan penisilin.

Mengantuk pada penggunaan

CTM

Cedera dapat terjadi atau tidak terjadi

• Medication Error Kejadian yang dapat dicegah

akibat penggunaan obat,

yang menyebabkan cedera.

Peresepan obat yang

tidak rasional. Kesalahan

perhitungan dosis pada

peracikan. Ketidakpatuhan

pasien sehingga terjadi dosis

berlebih.

• Efek Samping Efek yang dapat diprediksi, (sebaiknya istilah ini

Page 7: Makalah Pasien Safety

tergantung pada dosis, yang

bukan efek tujuan obat. Efek

samping dapat dikehendaki,

tidak dikehendaki, atau tidak

ada kaitannya.

dihindarkan)

Apoteker harus mampu mengenali istilah-istilah di atas beserta contohnya

sehingga dapat membedakan dan mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berkaitan

dengan cedera akibat penggunaan obat dalam melaksanakan program Keselamatan

pasien.

Berdasarkan laporan IOM (Institute of Medicine) tentang adverse event yang

dialami pasien, disebutkan bahwa insiden berhubungan dengan pengobatan

menempati urutan utama. Disimak dari aspek biaya, kejadian 459 adverse drug event

dari 14732 bernilai sebesar $348 juta, senilai $159 juta yang dapat dicegah (265 dari

459 kejadian). Sebagian besar tidak menimbulkan cedera namun tetap menimbulkan

konsekuensi biaya. Atas kejadian tersebut, IOM merekomendasikan untuk :

1. Menetapkan suatu fokus nasional terhadap isu tersebut

2. Mengembangkan suatu sistem pelaporan kesalahan secara nasional

3. Meningkatkan standar organisasi

4. Menciptakan sistem keselamatan dalam organisasi kesehatan.

II.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Keselamatan Pasien di RS Secara Umum

Pelaksanaan “Patient safety” meliputi : Sembilan solusi keselamatan Pasien

di RS (WHO Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:

1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike

medication names)

2. Pastikan identifikasi pasien

3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien

4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

5. Kendalikan cairan elektrolit pekat

6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

Page 8: Makalah Pasien Safety

7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang

8. Gunakan alat injeksi sekali pakai

9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

II.4 Standar Operansional Prosedur Pelyanan Kefarmasian di Rumah Sakit

A. Peranan apoteker pada patient safety

1) Mengelola laporan medication error.

2) Mengidentifikasi pelaksanaan praktik profesi terbaik untuk menjamin

keselamatan pasien.

3) Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk melaksanakan praktik

pengobatan yang aman.

4) Berpartisipasi dalam komite/tim yang berhubungan dengan keselamatan

pasien.

5) Terlibat dalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat.

6) Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan keselamatan pasien

yang ada.

B. Peran Asisten Apoteker terhadap patient safety

Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan

tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan

masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh karena itu kegiatan farmasis

untuk meningkatkan keselamatan pasien harus sesuai dengan SOP ( Standar

Operasional Prosedur) sebagai berikut :

1. Prosedur SOP Dispensing

a. Menerima resep.

Menyapa pelanggan sambil tersenyum.

Membuat kontak mata dan menerima resep dalam cara bermartabat.

b. Memeriksa resep.

Resep diperiksa legalitasnya & mudah dibaca.

Membaca resep dengan benar meliputi nama, indikasi, dosis,kuantitas

obat. Konfirmasikan dengan senior ahli farmasi atau apoteker ,untuk

menghindari keraguan.

Page 9: Makalah Pasien Safety

Jika resep ini meragukan , konfirmasikan dengan dokter melalui telepon.

c. Periksa ketersedian stok semua obat-obatan yang akan diberikan

d. Menyimpan obat – obatan dalam wadah di depan pelanggan

e. Memberikan informasi yang relevan ke pelanggan, dan menjelaskan instruksi

tentang pemakaian obatnya, penyimpanannya dll

f. Dilanjutkan dengan penagihan setelah konfirmasi dengan pasien atau

pelanggan.

g. Sebelum penagihan ,periksalah resep untuk memastikan bahwa obat-obatan

yang diserahkan adalah benar

h. Setelah penagihan petugas mengumpulkan tagihan dan berdasarkan

peraturan harus ditanda tangani oleh seorang apoteker

i. Memberikan tagihan asli kepada pelanggan dan menyimpan copiannya

j. Kemasan obat dimasukan dalam bingkisan disimpan bersama dengan tagihan

k. Setelah pembayaran tagihan,memastikan penyampaian yang benar dan

memberikan bingkisannya ke pelanggan

2. Prosedur SOP Expire Goods

a. Mempertahankan designated area/lemari atau rak untuk menyimpan barang

kadaluarsa

b. Cukup kawasan label”Kadaluarsa BARANG NOTFOR SALE”. Tanda ini

harus dibaca dan mudah terlihat

c. Menetapkan tanggungjawab untuk penanganan barang kadaluarsa ditujukan

untuk personil

d. Sebelum produk barang kadaluarsa ini disimpan dilemari mendaftar

membuat entri dalam ‘kadalauarsa barang’ untuk tujuan ini dipelihara secara

khusus

e. Kadaluarsa barang yang baik kembali kepada stockist atau pabrikan atau ikut

meletakkan panduan untuk perawatan barang kadaluarsa

f. Peningkatan barang kadaluarsa bersamaan dengan kadaluarsa dari barang

rak, mendaftarkan dengan membuat entry lagi dan dipertahankan

g. Dalam keadaan tidak harus expired goods akan disalurkan

Page 10: Makalah Pasien Safety

h. Dalam kasus tertentu strip dipotong,dll yang tidak akan diambil kembali oleh

stockist, dan yang sesuai tindakan harus diambil.

3. Prosedur SOP Pelayanan Resep

a. Saat melayani resep, berikan perhatianmu pada pasien, jangan mencoba

melayani 2 resep sekaligus dalam satu waktu

b. Saat menerima resep, periksa baik-baik kelengkapannya, ketepatannya dan

kelegalannya

c. Melangkah menuju rak obat yang dibutuhkan

d. Cek nama, dosis, bentuk dan kekuatan obat yang diresepkan

e. Saat mengambil obat, ambil obat tersebut dari depan atau dari kanan (obat-

obat yang kadaluarsanya masih lama disimpan dibelakang atau bagian kiri)

f. Cek kadaluarsanya

g. Letakkan semua obat yang telah diambil pada konter didepan pasien

h. Setelah menerima persetujuan pasien, proses penagihan dilakukan

i. Saat penagihan, tempatkanlah obat di kotak yang telah disediakan untuk

penagihan

j. Buat tanda terima untuk pasien yang berisi nama obat, nomor batch, tanggal

kadaluarsa dan harga obatnya

k. Setelah penagihan, letakkan obat di kotak yang tersedia, siap untuk dikemas

l. Pastikan bahwa keduanya,orang yang melayani resep sama dengan orang

yang menyiapkan tagihan serta menandai tagihan(setidaknya salah satu

diantara mereka adalah seorang ahli farmasi)

m. Kirim obat ke kasir dan serahkan pada pasien setelah mereka membayar

tagihannya

n. Setelah selesai melayani resep, stempel resep dengan stempel ”OBAT

TELAH DISERAHKAN” untuk mencegah penyalahgunaan obat

o. Sebelum pasien meninggalkan apotek, jelaskanlah pada pasien mengenai

aturan dosisnya, jenis diet, tindakan pencegahan khusus, dan sampaikan

harapan anda akan kesembuhannya.

Page 11: Makalah Pasien Safety

p. Setelah melayani resep, pastikan tidak ada kotak kosong atau potonan strep

yang tertinggal diatas konter. Kembalikan obat-obat ke raknya masing-

masing

4. Prosedur SOP Rekam Medik

a. Mencantumkan semua rincian data personal

Nama lengkap

Alamat

Umur

Jenis Kelamin

b. Mencatat kondisi atau penyakit yang diderita pasien (kronik atau akut)

c. Mencatat semua rincian pengobatan yang diterima oleh pasien selama tahun

sebelumnya atau lebih

Nama obat

Potensi/kekuatan

Dosis yang diperoleh

Durasi untuk obat yang dikonsumsi

d. Mencatat reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-obat yang

sebelumnya pernah terjadi

e. Menulis reaksi efek samping, interaksi obat yang dialami oleh pasien dari

waktu ke waktu, juga dicatat pengobatan (jika ada), yang diberikan untuk

mengatasi reaksi tersebut

f. Menulis ketergantungan terhadap obat yang dialami pasien dan apakah

dalam peresepan dokter mengetahui hal itu

g. Termasuk rincian tentang diet pasien atau jika pasien mengkonsumsi

minuman alkohol, tembakau, teh atau kopi (catat frekuensi dan jumlahnya)

h. Temukan masalah yang dialami pasien selama pemberian obat misalnya

kesulitan dalam menelan sediaan bentuk padat dsb, dan catat hal tersebut

i. Perbaharui rekam medik setiap pasien datang dengan resep atau sekalipun

mengkonsumsi obat-obat bebas

Page 12: Makalah Pasien Safety

j. Menyimpan rekam medik pasien dalam urutan alfabet (baik manual atau

sistem komputerisasi), tiap nama keluarga pasien untuk memudahkan dalam

pencarian kembali

k. Mencantumkan tanggal kapan catatan baru dibuat pada saat itu juga

l. Jika anda mencantumkan tanda terperinci (jika manual) atau mencantumkan

nama anda/password/kode (jika dikomputerisasi)

m. Untuk catatan yang dikomputerisasi pertahankan sebuah kode untuk

mengakses rekam medik, diperlihatkan hanya pada farmasis yang menangani

rekam medik pasien. Ubah kode ini tiap bulan untuk mencegah perubahan

disengaja. Simpan rekam medik manual dalam keadaan terkunci

n. Simpan dan pelihara semua data dan informasi yang berhubungan dengan

pasien degan suatu cara yang menyisakan rahasia dan hanyadapat diambil

oleh orang yang dikuasakan

o. Bagi data ini dengan tenaga kesehatan profesional hanya dengan permintaan

khusus oleh pasien demi kepentingan pasien

5. Prosedur SOP Pengemasan

a. Setelah obat siap untuk diberikan kepada pasien, berikan bukti pembayaran

yang asli kepada pasien, dan simpan salinan pembayaran obat dari pasien

pada suatu kotak yang terpisah.

b. Sementara pengemasan obat dilakukan apoteker memastikan/memverivikasi

bahwa obat yang akan dikemas terdapat pada etalase apotik. lalu obat

dimasukkan dalam kotak bersama dengan bukti pembayaran.

c. Setelah dilakukan verivikasi, kotak obat ditempatkan dalam paper bags atau

carry bags.

d. Berhati-hati dalam membawa kotak obat dalam paper bags/caryy bags. Tutup

dan segel tas tersebut.

e. Kotak obat diberikan kepada pasien setelah melihat bukti pembayaran yang

asli.(seperti materai atau nota asli).

f. Pada tahap berikutnya,cek bahwa kotak obat telah diberikan kepada

pasien,dan simpan salinan bukti pembayaran.

Page 13: Makalah Pasien Safety

g. Sementara obat diberikan kepada pasien,diwajibkan memberikan penjelasan

mengenai pemeliharaan dan tempat pemyimpanan yang sesuai.

h. Dalam pengemasan bahan yang harus berada pada lemari pendingin, dapat

disediakan kemasan khusus, sebagai alternatif dalam kemasan diberi

potongan es atau kantong plastik/tas yang berisi kotak obat dibungkus

kembali dengan plastik yang telah diisi dengan potongan es. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga atau mempertahankan temperatur.

i. Berhati-hati dalam mengemasi botol-botol obat untuk mencegah kerusakan.

j. Ketika mengemas satu ampul, ampul harus dibungkus dengan kapas lalu

dimasukkan dalam amplop kecil,kemudian ditempatkan dalam kotak obat

lalu kotak dimasukkan dalam paper bags/carry bags untuk mencegah

kerusakan.

k. Apabila mendapatkan resep obat-obat dari dokter hewan, kemasan atau

kantung-kantung obat sebaiknya dipisahkan dengan kantung obat untuk

penggunaan manusia.

II.5 Penanganan dan penyimpanan obat/ bahan yang tergolong LASA (Look Alike

Sound Alike) dan High Alert

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

menyatakan obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications) adalah obat

yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat

yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)

seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan

Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).

The Institute for Healthcare Improvement (IHI) mendefinisikan obat high

alert sebagai obat yang kemungkinan besar menyebabkan bahaya ketika digunakan.

The Joint Commission menggambarkan obat high alert sebagai obat yang

mempunyai risiko paling tinggi menyebabkan bahaya ketika misuse.

Page 14: Makalah Pasien Safety

Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan pasien adalah

pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida

2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%,

dan magnesium sulfat 50% atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat

tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat

kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan

gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi

kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang

perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan

pasien ke farmasi. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan

dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai

berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan dan/atau prosedur juga

mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau kamar operasi, serta pemberian label secara benar

pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi

akses, untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja/kurang hati-hati (Departemen

Kesehatan, 2008).

Institute for Safe Medication Practices (ISMP’s) mendefinisikan obat high

alert adalah obat-obat yang berisiko tinggi menyebabkan bahaya bagi pasien ketika

mungkin atau tidak mungkin salah (error) digunakan. Berdasarkan laporan error

yang disampaikan kepada ISMP National Medication Errors Reporting Program,

laporan error yang berbahaya dalam literatur, dan masukan dari praktisi dan ahli

keselamatan pasien, ISMP membuat dan mengupdate secara periodik daftar obat-obat

potensial high alert selama Oktober 2011 – Februari 2012 (Tabel).

Page 15: Makalah Pasien Safety

Tabel Daftar obat-obat high alert (ISMP, 2012)

Kelas/kategori obat

Adrenergic agonists IV (epinephrine, phenylephrine, noreinephrine)

Adrenergik antagonists IV (propanolol, metoprolol, labetolol)

Anesthetic agents, general, inhaled and IV (propofol, ketamine)

Antiarrhythmic, IV (lidocaine, amiodarone)

Antithrombotic agents, including :

Anticoagulants (warfarin, low-molecular-wight heparin, IV

unfractioned heparin)

Factor Xa inhibitors (fondaparinux)

Direct thrombin inhibitors (argatroban, bivalirudin, dabigatran

etexillate, lepirudin)

Thrombolytics (alteplase, reteplase, tenecteplase)

Glycoprotein IIb/IIIa inhibitors (eptifibatide)

Contoh obat Look Alike Sound Alike (LASA) menurut AHFS drug

Information

Golongan Nama Dagang Nama Dagang GolonganAntiulcer Losec (Omeprazole) Laxic (Furosemid) Diuretic

Analgetik Mefinter (as.mefenamat)

Metifer (mecobolamin)

Noortropic-neurotonic

Antikolesterol Leschol (fluvastatin) Lesichol (lecithin, Vitamin)

Fosfolipid esensial

Antiemiti, antivertigo, antipsikosis

Chlorpromazine Chlorpropamid Antidabetes

Antihistamin Diphenhyramin Dimenhydrinat Antiemetic, antivertigo

Page 16: Makalah Pasien Safety

II.6 Angka kejadian kecelakaandi Rumah Sakit

Angka kejadian yang dilaporkan cukup beragam. Dari negara-negara Barat,

ternyata angka-angka yang didapatkan cukup mengejutkan, yakni:

• Dari pasien rawat tinggal, yang rata-rata menerima 5-10 jenis obat selama 10 hari

perawatan di rumah sakit, + 25% nya akan menderita 1 macam atau lebih efek

samping obat dari berbagai derajad, dan 1% menderita efek samping yang

membahayakan kehidupan. Pada pasien rawat tinggal ini, efek samping yang

berat paling banyak terjadi pada pengobatan kemoterapi kanker.

• Di praktek swasta, kemungkinan terjadinya efek samping jauh lebih besar.

Terbukti dari pasien akut yang masuk rumah sakit (hospital admission), + 25%

nya ternyata disebabkan karena atau berhubungan dengan efek samping obat.

• Dari kematian di rumah sakit, 0,24 - 2,9% adalah karena efek samping obat.

• Golongan umur yang terbanyak mengalami efek samping adalah orang tua.

Kelompok ini umumnya menerima jenis obat cukup banyak, sedangkan respons

farmakokinetik dan farmakodinamik tidak

II.6 Patient safety menurut UU.

Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien di Rumah Sakit termuat

dalam Pasal 43 UU No.44/2009

1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien

2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,

menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan

angka kejadian yang tidak diharapkan.

3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi

keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri

4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk

mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan

pasien. Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman. System tersebut meliputi:

Page 17: Makalah Pasien Safety

a. Assessment risiko

b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien

c. Pelaporan dan analisis insiden

d. Kemampuan belajar dari insiden

e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko

MAKALAH

FARMASI RUMAH SAKIT

Page 18: Makalah Pasien Safety

KESELAMATAN PASIEN

(PATIENT SAFETY) di RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

ALWIDAH LESTARI (PO.71.3 251.11.1.003)

ASMALIA SARDA (PO.71.3.251.11.1.008)

AZIMA (PO.71.3.251.11.1.011)

ST. HAJAR IRMAWATI (PO.71.3.251.11.0 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2013