makalah parameter senyawa organik di laut

85
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laut memiliki peran strategis dalam bidang ekonomi dan ekologi bagi pengembangan jasa-jasa lingkungan. Secara ekonomi laut memiliki potensi besar sebagai penghasil komoditi karena memiliki sumber daya alam yang dapat diperbaharui (ikan, rumput laut dan lain-lain) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (bahan tambang, minyak bumi, gas dan lain-lain). Secara ekologi wilayah laut merupakan bentang alam yang di tempati oleh berbagai macam ekosistem mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang menjadi habitat bagi biota untuk hidup dan merupakan sumber nutrien bagi organisme perairan termasuk ikan. Pelestarian wilayah laut merupakan upaya yang harus dilakukan, karena menyangkut kelestarian sumberdaya alam bagi generasi yang akan datang (Anwar dan Gunawan, 2007). Setiap tahunnya ribuan ton minyak bocor dan mencemari lautan. Namun dampaknya terhadap lingkungan amat tergantung dari jenis minyak serta lokasi cemarannya. Juga alam dapat

Upload: tuti-tzu

Post on 11-Dec-2014

182 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

senyawa organik di perairan

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Laut memiliki peran strategis dalam bidang ekonomi dan ekologi bagi pengembangan jasa-jasa lingkungan. Secara ekonomi laut memiliki potensi besar sebagai penghasil komoditi karena memiliki sumber daya alam yang dapat diperbaharui (ikan, rumput laut dan lain-lain) dan sumber daya alam yang tambang, minyak bumi, gas dan lain-lain). Secara ekologi wilayah laut merupakan bentang alam yang di tempati oleh berbagai macam ekosistem mangrove, terumbu karang dan padang lamun yang menjadi habitat bagi biota untuk hidup dan merupakan sumber nutrien bagi organisme perairan termasuk ikan. Pelestarian wilayah laut merupakan upaya yang harus dilakukan, karena menyangkut tidak dapat diperbaharui (bahan

kelestarian sumberdaya alam bagi generasi yang akan datang (Anwar dan Gunawan, 2007). Setiap tahunnya ribuan ton minyak bocor dan mencemari lautan. Namun dampaknya terhadap lingkungan amat tergantung dari jenis minyak serta lokasi cemarannya. Juga alam dapat menguraikan sendiri cemaran minyak di laut. Lebih dari 60 persen minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan global, ditambang dari cebakannya di bawah permukaan laut. Selain itu, transportasinya ke seluruh dunia kebanyakan diangkut menggunakan kapal tanker raksasa. Kebocoran di lokasi penambangan atau semburan minyak tidak terkendali di lubang pengeboran yang disebut blow out, dan kecelakaan kapal tanker, merupakan sumber utama cemaran minyak di lautan. Pencemaran laut dapat membahayakan kehidupan biota dan sumber daya laut, kesehatan manusia dan nilai guna lainnya (Clark, 2003). Apabila laut tercemar maka sebagian dari biomasa juga akan turut tercemar. Minyak merupakan polutan yang memiliki potensi besar mencemari air laut. Pencemaran minyak merupakan penyebab utama

2

pencemaran laut. Ekosistem dan biota perairan laut sangat rentan terhadap pencemaran minyak (Mukhtasor, 2007). Menurut IPIECA (2000), pencemaran minyak berpengaruh besar terhadap ekosistem laut, penetrasi cahaya matahari akan menurun akibat tertutup lapisan minyak. Proses fotosintesis akan terhalang pada zona euphotik sehingga rantai makanan akan terputus. Lapisan minyak juga menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya perairan tidak mampu lagi untuk mendukung kehidupan laut yang aerob. Ancaman utama pencemaran minyak terhadap biota perairan adalah terjadinya penutupan fisik permukaan air sehingga hewan dan tumbuhan sangat beresiko kontak dan terkontaminasi oleh minyak. Kura-kura, reptil laut, dan burung yang hidupnya mencari makan dengan menyelam akan terkena dampak akibat pencemaran minyak di perairan, begitu juga halnya dengan biota laut lainnya termasuk ikan (Mukhtasor, 2007). Keberadaan komponen minyak di tubuh organisme ikan dapat mempengaruhi cita-rasa hewan tersebut saat dikonsumsi karena adanya rasa atau aroma minyak. Hal ini merupakan masalah penting yang berhubungan dengan kehidupan nelayan dan masyarakat konsumen yang mengkonsumsi hewan laut termasuk ikan hingga kembali ke kondisi normal. Menurut Darmono (2001), komponen hidrokarbon aromatis dari minyak bumi seperti senyawa benzen dan toluen merupakan senyawa toksik yang mampu membunuh langsung biota perairan saat terjadinya pencemaran minyak di perairan. Efek sub-letal

dari minyak menyebabkan terganggunya kemampuan organisme laut untuk bereproduksi, tumbuh dan mencari makan karena paparan konsentrasi minyak. Oleh karena itu diperlukan teknologi yang tepat untuk mengendalikan pencemaran minyak di perairan Selat Rupat untuk mencegah timbulnya resiko terhadap kerusakan ekosistem di sekitarnya.

3

Penggunaan oilboom, dispersant dan bioremediasi merupakan teknologi alternatif dalam mengendalikan pencemaran minyak di laut hingga saat ini. Kondisi

hidrooseanografi (arus, gelombang dan pasang-surut) perairan sangat menentukan dalam penentuan aspek peralatan yang digunakan sebagai teknologi pengendalian. B. TUJUAN Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui definisi senyawa organik 2. Untuk mengetahui definisi minyak bumi (Hidrokarbon alifatik dan aromatik) yang menjadi parameter pencemar laut. 3. Untuk mengetahui sumber keberadaan polutan minyak bumi di laut. 4. Untuk mengetahui akibat pencemaran minyak bumi di laut. 5. Untuk mengetahui analisis Hidrokarbon sebagai parameter pencemar laut. 6. Untuk mengetahui cara penanggulangan pencemar minyak bumi di laut.

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Polutan Kimia Dilaut Menurut Pasal 1 PP no 19 tahun 1999, Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam

lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Sedangkan baku mutu air laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya di dalam air laut. Kegiatan industri perminyakan dapat menimbulkan limbah yang mencemari lingkungan. Selain itu, proses pengeboran dan pengilangan minyak bumi juga menghasilkan lumpur minyak dalam jumlah besar. Lumpur minyak merupakan polutan yang sangat berbahaya, UU No. 23 tahun 1997 dan PP No. 18 tahun 1999 mengkategorikan lumpur minyak sebagai limbah B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun). Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh adanya aktivitas manusia maupun gerakan bumi seperti luapan gunung berapi. Laut merupakan media alam yang sering menerima limpahan polutan baik padat maupun cair, berasal dari daratan, sungai maupun udara. Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Bahan cemar (polutan) di laut dapat berasal dari beberapa sumber yaitu seperti kegiatan penebangan di hutan pedalaman biasanya menggunakan bahan kimia pengawet kayu seperti pestisida, dan zat-zat lain yang bersifat toksik bagi biota laut. Bahan-bahan ini disaat hujan terjadi pengikisan air dipermukaan tanah, akhirnya bermuara ke sungai dan dari sungai keperairan pantai.

5

Selain itu, bahan cemar bisa juga dari kegiatan yang ada dipinggiran sepanjang pantai (antropogenik), juga adanya infusi dari udara dan tumpahan minyak dilaut akibat kecelakaan kapal-kapal tanker pengangkut minyak dan gas bumi, sumber inilah yang merupakan polutan terbesar yang terjadi belakangan ini (Rompas, 2009). Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu dari bahan pencemar itu adalah hidrokarbon minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu di masa lampau sebagai hasil dekomposisi bahan-bahan organik dari tumbuhan-tumbuhan dan hewan. Minyak bumi berupa cairan kental berwarna kehitaman yang teradapat dalam cekungan-cekuangan kerak bumi dan merupakan campuran sangat komplek dari senyawa-senyawa hidrokarbon dan bukan hidrokarbon. Dewasa ini terdapat 500 senyawa yang pernah dideteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang terdiri dari minyak bumi fraksi ringan dan fraksi berat. Minyak bumi fraksi ringan, komponen utamanya adalah n-alkana dengan atom C15-17, sedangkan minyak bumi fraksi berat komponen utamanya adalah fraksi hidrokarbon dengan tidik didih tinggi (Marsaoli, 2004). B. Polutan Senyawa Organik Dilaut Menurut Manahan dalam Sofiyani (2009), elemen, bahan atau materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. Menurut Sofiyani,dkk (2009), Macam Macam Bahan organik dalam air laut dapat dibagi atas dua bagian yaitu : 1. Bahan Organik Terlarut Dalam Air Laut Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 m. Jumlah bahan organik terlarut

6

dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini

dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan. Bahan organik karbon berukuran 0,3 3 mgC/ l pada perairan pantai, ditemukan sebagai hasil peningkatan aktivitas fitoplankton dan polusi dari daratan. Sebagian besar bahan organik terlarut dalam air laut terdiri atas material yang kompleks dan sangat tahan terhadap penguraian bakteri.

Gambar 1 Senyawa Organik Terlarut 2. Bahan Organik Tidak Terlarut Dalam Air Laut Bahan organik tidak terlarut dalam air laut berukuran lebih besar dari 0,5 m. Pada lapisan permukaan air laut material organik tak terlarut ini berupa detritus dan fitoplankton. Pada zona eufotik konsentrasinya lebih tinggi dari lapisan di bawahnya. Bahan organik tak terlarut ini berfungsi menyediakan makanan untuk organisme pada beberapa tingkatan tropik. Sealin itu, senyawa organik tak larut juga termasuk tumpahan minyak yang mengandung hidrokarbon yang masuk dalam air laut (Mulya, 2002). Menurut Riswiyanto (2009), Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya mengandung atom karbon dan atom hidrogen. Hidrokarbon dapat dibagi dalam 3 kelas, yaitu:

7

a. Hidrokarbon Alifatik, yaitu atom-atom karbon berikatan satu sama lain membentuk rantai terbuka dan merupakan seri homolog CH2, senyawa jenis ini berupa alkana, alkena dan alkuna. Alkana Alkena Alkuna contoh : Butana (C4H10) contoh: Butena (C4H8) contoh: Butuna (C4H6) CH3(CH2)2CH3 CH2=CHCH2CH3 CH= CCH2CH3

b. Hidrokarbon Alisiklik, yaitu atom-atom karbon akan berikatan dengan membentuk cincin. Contoh:

c. Hidrokarbon Aromatik, yaitu senyawa lingkar dimana dalam senyawa ini mempunyai struktur benzena. Contoh:

8

Petroleum hidrokarbon merupakan salah satu kontaminan yang dapat berdampak buruk baik bagi manusia maupun lingkungan. Ketika senyawa tersebut mencemari permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan, atau masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat beracun, akibatnya, ekosistem dan siklus air juga ikut terganggu. Pencemaran petroleum hidrokarbon atom juga dapat diakibatkan oleh proses pembuangan limbah industri atau pun rumah tangga, kendaraan bermotor, dan kegiatan pengeboran minyak. Petroleum hidrokarbon dapat mencemari air secara langsung melalaui proses kebocoran. Selain itu, petroleum hidrokarbon juga dapat meresap ke dalam lapisan tanah dan tertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Sisanya menguap ke udara dan diuraikan oleh cahaya. Uap dari senyawa ini juga dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan manusia bila terhirup. Beberapa fraksi petroleum hidrokarbon mengapung di atas air dan membentuk lapisan sehingga oksigen dan cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam laut yang mengakibatkan terganggunya makhluk hidup di dalam laut. C. Sumber keberadaan Polutan Minyak Bumi Di Laut Minyak yang mencemari laut sering dimasukkan ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak yang terdapat di dalam air laut berasal dari berbagai sumber diantaranya karena pencucian kapal-kapal laut, pengeboran minyak lepas pantai, kebocoran kapal tanker pengangkut minyak dan gas bumi, tabrakan kapal dilaut, dan sebagainya. Minyak tidak dapat larut dalam air, oleh karena itu, bila laut tercemar oleh minyak maka minyak tersebut akan mengapung, kecuali jika terdampar ke pantai atau tanah disekeliling sungai. Semua jenis minyak mengandung senyawa volatil yang segera dapat menguap. Ternyata selama beberapa hari sebanyak 25% dari volume minyak akan hilang

9

karena menguap. Sisa minyak yang tidak menguap akan mengalami emulsifikasi yang menyebabkan minyak dan air bercampur. Dilihat dari sifat apung minyak bumi ada dua jenis sifat, yaitu: Minyak dengan fraksi ringan (sifat terapung) dan Minyak dengan fraksi berat (sifat mudah tenggelam). Minyak yang terapung terdapat dalam dua bentuk antara minyak dan air, yaitu: a. Emulsi minyak dalam air Emulsi ini terjadi jika droplet-droplet (gelembung) minyak terdispersi di dalam air distabilkan dengan interaksi kimia dimana air menutupi permukaan droplet-droplet tersebut. Hal ini terjadi terutama di dalam air yang berombak, dan droplet minyak tersebut tidak terdispersi pada permukaan air, melainkan menyebar ke dalam air. Beberapa droplet minyak, terutama yang berikatan dengan partikel minyak menjadi lebih berat dan akan mengendap ke bawah. b. Emulsi air dalam minyak Emulsi ini terbentuk jika droplet-droplet air tertutupi oleh lapisan minyak, dan emulsi ini distabilkan oleh interaksi diantara droplet-droplet air yang tertutup. Emulsi semacam ini terlihat sebagai lapisan yang mengapung pada permukaan air dan lekat, dan kadang-kadang karena kandungan air di dalam droplet-droplet minyak tersebut cukup tinggi maka total volumenya lebih besar dibandingkan dengan minyak aslinya. Sebagian besar emulsi minyak akan mengalami degradasi melalui spontan fotoksidasi spontan dan oksidasi oleh mikroorganisme. Laut yang tercemar oleh tumpahan minyak akan membawa pengaruh negatif bagi biota laut, karena emulsi minyak dapat menghambat difusi oksigen dari atmosfer ke dalam badan air laut, serta menghambat penetrasi sinar matahari ke permukaan perairan, yang akhirnya mengakibatkan kematian fatal bagi biota.

10

Beberapa komponen yang menyusun minyak juga diketahui bersifat racun terhadap berbagai hewan dan manusia. Komponen-komponen hidrokarbon jenuh yang mempunyai titik didih rendah diketahui dapat menyebabkan anestesi dan narkosis pada berbagai hewan tingkat rendah, dan jika terdapat pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Komponen-komponen hidrokarbon aromatik yang mempunyai titik didih rendah terdapat dalam jumlah besar di dalam minyak dan merupakan komponen yang paling berbahaya, misalnya benzena, toluena, dan xilena dapat langsung membunuh kerang, ikan yang tinggal menetap, atau larva ikan yang belum dapat melarikan diri dengan cepat terhadap pengaruh polutan minyak tersebut. Minyak juga mengandung naftalena dan penantren yang lebih beracun terhadap ikan dibandingkan benzena, toluena, dan xilena. Komponen-komponen hidrokarbon aromatik lebih larut di dalam air dibandingkan dengan hidrokarbon jenuh. Senyawa hidrokarbon aromatik dapat membunuh kehidupan disekitarnya melalui kontak langsung dengan minyak. Pengaruh berbahaya dari senyawa aromatik akan berkurang dengan semakin bertambahnya waktu karena senyawa tersebut bersifat volatil sehingga mudah menguap. Menurut Marsaoli (2004), Keberadaan senyawa hidrokarbon minyak bumi di perairan laut dapat berasal dari berbagai sumber (lihat Tabel 1) Tabel 1 Perkiraan Minyak Bumi yang Masuk ke Lingkungan LautSumber Melalui pengolahan di laut 1. Tanker LOT 2. Tanker non-LOT 3. Air kotor dilambung kapal, tempat penyimpanan batubara, dan operasi normal di kapal yang lain (semua kapal) Buangan lepas pantai yang tidak disengaja 1. Kecelakaan tanker 2. Kecelakaan kapal lain 3. Kecelakaan saluran pipa 4. Produksi minyak lepas pantai 5. Rembesan minyak alamiah di laut Deposit Atmosfir Buangan di daratan/tanah Jumlah, ton x 10 6tahun 0,03-0,31 0,41-1,00 0,05-0,61 0,10-0,22 0,02-0,35