makalah paleo
TRANSCRIPT
PERAN PALEONTOLOGI UNTUK MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU BIOLOGI DI SEKOLAH
ABSTRAK
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk kehidupan yang pernah ada
pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan lainnya serta lingkungan
kehidupannya (paleoekologi) selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi terutama yang
diwakili oleh fosil. Sebagaimana ilmu sejarah yang mencoba untuk menjelaskan sebab sebab
dibandingkan dengan melakukan percobaan untuk mengamati gejala atau dampaknya. Berbeda
dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontologi
menggunakan fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang
terawetkan oleh proses-proses alami, sebagai sumber utama penelitian. Oleh karena itu
paleontologi dapat diartikan sebagai ilmu mengenai fosil sebab jejak jejak kehidupan masa lalu
terekam dalam fosil. Paleontologi pada dasarnya berada diantara batas biologi dan geologi dan
saling berbagi dengan arkeologi yang batasnya sulit untuk ditentukan. Sebagai pengetahuan,
paleontologi juga berkembang menjadi beberapa sub bagian, beberapa diantaranya
mengfokuskan pada perbedaan organisme fosil sedangkan lainnya menghususkan pada ekologi
dan sejarah lingkungannya, seperti iklim masa purba.Tubuh fosil dan jejak fosil adalah
merupakan bukti utama dari kehidupan masa lampau, dan bukti geokimia dapat membantu untuk
mengetahui evolusi dari kehidupan sebelum organisme yang cukup besar tinggal sebagai fosil.
Memperkirakan umur dari sisa sisa adalah hal yang penting akan tetapi sulit, kadangkala lapisan
batuan yang bersebelahan dimungkinkan dilakukan penanggalan radometrik yang memberikan
umur absolut dengan akurasi dalam 0.5%, akan tetapi seringkali para ahli paleonotologi
bergantung pada umur relatif dalam menentukannya melalui biostratigrafi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang artinya
kehidupan dan logos yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang masa lampau.Paleontologi adalah ilmu yangluk hidup purba yang biasanya
adalah dengan mempelajari fosil fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil makh untuk
mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman purba. Secara sempit,
Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam
dalam fosil. Shrock &Twenhofel (1952), menatakan bahwa Paleontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi,yaitu umur termuda
adalah Kala Holosen (0,01 jt. th. yang lalu).
Berbeda dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang,
paleontology menggunakan fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak
bumi, yang terawetkan oleh proses-proses alami, sebagai sumber utama penelitian, dan dibatasi
oleh umur termuda pada Kala Holosen, yang artinya ini akan sangat sulit untuk di pelajari. Data
yang kita peroleh saat ini merupakan data-data hasil penelitian selama berpuluh-puluh
tahun.Oleh karena itu, secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab
jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.Fosil adalah sisa kehidupan purba yang
terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan
tersebut dapat berupa cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau
penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan teratur di mana fosil
mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu
geologis.Semakin atas letak strata tempat fosil ditemukan,semakin muda usia fosil tersebut.
Paleontologi pada dasarnya berada diantara batas biologi dan geologi dan saling berbagi
dengan arkeologi yang batasnya sulit untuk ditentukan. Sebagai pengetahuan, paleontologi juga
berkembang menjadi beberapa sub bagian, beberapa diantaranya mengfokuskan pada perbedaan
organisme fosil sedangkan lainnya menghususkan pada ekologi dan sejarah lingkungannya,
seperti iklim masa purba. Tubuh fosil dan jejak fosil adalah merupakan bukti utama dari
kehidupan masa lampau, dan bukti geokimia dapat membantu untuk mengetahui evolusi dari
kehidupan sebelum organisme yang cukup besar tinggal sebagai fosil. Memperkirakan umur
dari sisa sisa adalah hal yang penting akan tetapi sulit, kadangkala lapisan batuan yang
bersebelahan dimungkinkan dilakukan penanggalan radometrik yang memberikan umur absolut
dengan akurasi dalam 0.5%, akan tetapi seringkali para ahli paleonotologi bergantung pada umur
relatif dalam menentukannya melalui biostratigrafi.
Untuk mengklasifikasi organisme purba pada umumnya sangat sulit, kebanyakan
organisme purba tidak cocok dengan “Taksonomi Linnean” yang biasa dipakai untuk
mengklasifikasikan kehidupan organisme dan para ahli paleontologi lebih sering menggunakan
klasifikasi “Cladistic” untuk menggambarkan evolusinya melalui “family trees”. Taksonomi
Linnaean adalah bentuk khusus dari klasifikasi biologi (taksonomi) yang dibuat oleh Carl
Linnaeus sebagaimana disusun dalam bukunya “Systema Naturae” (1735) serta hasil
penelitiannya pada tahun tahun berikutnya. Dalam taksonomi dari Linneaeus terdapat 3 Kingdom
yang dibagi menjadi Kelas dan kemudian dibagi lagi menjadi Orde, Famili, Genus, dan Spesies
serta tingkatan yang lebih rendah dari Spesies.Klasifikasi organisme yang didasarkan pada
taksonomi secara tradisional merupakan klasifikasi ilmiah. Istilah ini khususnya digunakan untuk
membedakan dengan Sistematika Cladistic.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan
bahwasanya salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru adalah kompetensi
professional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan Guru
dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Yang dimaksud dengan
penguasaan materi secara luas dan mendalam dalam hal ini termasuk penguasaan kemampuan
akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme Guru. Kemampuan
akademik tersebut antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis
pendidikan yang sesuai.Berbagai kendala yang dihadapi sekolah terutama di daerah luar kota,
umumnya mengalami kekurangan guru yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang
dimaksud adalah kebutuhan subjek atau bidang studi yang sesuai dengan latar belakang guru.
Akhirnya sekolah terpaksa menempuh kebijakan yang tidak popular bagi anak, guru mengasuh
pelajaran yang tidak sesuai bidangnya. Dari pada kosong sama sekali, lebih baik ada guru yang
bisa mendampingi dan mengarahkan belajar di kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana keterkaitan antara Paleontologi dengan Biologi ?
2. Apa manfaat belajar paleontologi bagi guru biologi?
3. Apa saja peran Paleontologi dalam meningkatkan profesionalisme guru Biologi?
C. Tujuan
1. Mengetahui keterkaitan antara Paleontologi dengan Biologi
2. Mengetahui manfaat belajar paleontologi bagi guru biologi
3. Mengetahui peran paleontologi dalam meningkatkan profesionalisme guru Biologi
BAB II
PEMBAHASAN
Keterkaitan antara Paleontologi dengan Biologi
Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau yang berkaitan
dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu atau pembelajaran, atau di
pihak lain menyebutkan bahwa paleontology adalah juga paleobiologi ( paleon = tua, bios =
hidup, logos = ilmu ) jadi paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan
di bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil.
Di dalam paleontologi ini, kita akan mempelajari tentang hewan dan tumbuhan yang
hidup di masa lampau yang kini bisa kita lihat melalui fosil-fosil dan peninggalan lainnya.
Berbeda dengan mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontology
menggunakan fosil sebagai sumber utama peneliti, yang artinya ini akan sangat sulit untuk di
pelajari. Data yang kita peroleh saat ini merupakan data-data hasil penelitian selama berpuluh-
puluh tahun. Ruang lingkup paleontology Paleontology menggunakan fosil sebagai sumber
utama peneliti, otomatis di dalam paleontology ini kita akan berkecimpung dengan banyak fosil-
fosil hewan maupun tumbuhan. tanaman adalah salah satu organisme yang berlimpah dan
beragam di Bumi, dengan lebih dari 250.000 spesies yang dikenal. Tanaman memiliki dinding
sel yang kaku di setiap sel dan menghasilkan makanan mereka sendiri dengan menangkap energi
cahaya pada pigmen seperti klorofil. Tanaman mengubah energi ini menjadi gula, pati, dan
makanan lain yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan hidup. Beberapa fosil yang tampak dari
tanaman kembali ke Ordovisium (Pertama dikenal terjadinya fosil), tapi tidak diragukan lagi
kejadian pertama berasal dari fosil tanaman
. Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini telah berkembang sebagai bagian dari
paleontology yang meneliti tentang protista. "protista" mengacu pada eukariota yang bukan
tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista uniseluler, sementara yang lain multiseluler
atau bahkan multinukleat (inti banyak dalam satu sel). Ini menunjukkan berbagai kelompok
berbagai ukuran, bentuk, siklus hidup, habitat, dan makan dan strategi reproduksi. Para protista
memiliki panjang, meskipun dalam beberapa kasus setengah-setengah, catatan fosil yang
membentang kembali ke Prakambrium. Juga ada bakteri,
Organisme uniseluler Bakteri yang memiliki dinding sel, organel, dan DNA, seperti
halnya eukariota. Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan tidak terkandung
dalam selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri biru-hijau," telah ditemukan di
batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun lalu. Cyanobacteria (bersama dengan bakteri lainnya) juga
membentuk tikar dan gundukan dikenal sebagai stromatolites, yang ada di bumi dari
Prakambrium sampai hari ini. Fosil terkecil yang pernah ditemukan milik magnetobacteria, yang
membentuk nanometer ukuran kristal-dari mineral magnetit di dalam sel mereka.
Jenis-jenis jamur yang kita makan atau mencoba untuk memberantas kami dari rumah
hanya mewakili kecil sejumlah spesies sekitar. jamur Kebanyakan tidak membuat makanan
mereka sendiri, sebagai tanaman lakukan. Beberapa parasit dan beberapa bentuk lain simbiosis
hubungan dengan ganggang atau tanaman. Mereka ditemukan di tanah, pada organisme lain,
dalam lingkungan perairan, dan mereka adalah dekomposer pokok organik material di Bumi.
Beberapa dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang lain bersel tunggal
(ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur sering dianggap terlalu rapuh untuk fosil
atau terlalu sulit untuk diidentifikasi sebagai fosil, catatan fosil mereka akan kembali ke
Prakambrium, dan mereka sering ditemukan di Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.
Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah hidup di
masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan, protista, jamur maupun
bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil-fosil, jejak peradaban,
lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehinggga kita hanya meneliti dari jejak-
jejak yang tertinggal.