makalah nekton barracuda
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang atas rahmat dan karuniaNya makalah ini
dapat selesai. Pada makalah ini penulis mencoba mengungkapkan peranan yang besar
dari organisme yang kecil yakni nekton dalam kehidupan di laut.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan
sebagai sumber informasi maupun referensi. Penulis juga berharap semoga
pemaparan tentang peran besar dari makhluk kecil ini dapat menggugah kesadaran
pembaca bahwa Kekuasaan Allah SWT meliputi seluruh jagat termasuk dalam
ciptaanya yang kecil. Akhirnya penulis memohon maaf apabila ada kajian dan
penyajian yang kurang baik dalam tulisan ini dan untuk itu penulis membuka diri
untuk menerima saran dan kritik bagi perbaikan tulisan ini.
MAKASSAR, SEPTEMBER 2014
PENULIS
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
LATAR BELAKANG..............................................................................................................3
BAB II ISI...............................................................................................................................4
2.1 PENGERTIAN...............................................................................................................4
2.2 SIFAT NEKTON .............................................................................................................5
2.3 PENGGOLONGAN NEKTON.............................................................................................5
2.4 KONDISI LINGKUNGAN...............................................................................................6
2.5 ADAPTASI NEKTON......................................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari yang berupa jasad-jasad
hidup bersel satu yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang
berukuran sangat besar seperti ikan paus yang panjangnya lebih dari sepuluh
meter. Meskipun dilaut terdapat kehidupan yang beraneka ragam, tetapi lazimnya
biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yakni plankton,
nekton dan bentos.
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia
karena nilai ekonominya yang besar dan menjadi sumber makanan. Kelompok ini
kurang beraneka-ragam dibandingkan dengan dua kelompok lain, yakni plankton
dan bentos.
Nekton merupakan salah satu kedalam ketiga kelompok tersebut. Nekton
merupakan organisme yang hidupnya bergerak sendiri kesana-kemari. Kelompok
hewan yang termasuk nekton sangat beragam adanya. Adaptasi terhadap
lingkungan sekitarnya berbeda dengan jenis organisme yang lainnya.tumpukan
bangkai nekton adalah bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut, seperti minyak
bumi dan gas. Dengan dasar ingin mengetahui lebih lanjut kehidupan dan adaptasi
nekton di laut terutama pada spesies ikan barracuda Sphyraena jello maka
makalah ini disusun.
3
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di
perairan tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890
yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. Ilmunya disebut
Nektology. Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke
mari seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular dan hewan
menyusui laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata. Sotong dan cumi-cumi yang
termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu
berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang tergolong nekton. (Romimohtarto,
2010).
Berbeda dengan plankton, nekton terdiri dari organisme yang mempunyai
kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang
kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam
air menurut kemauannya sendiri.
Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia
terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton
merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi
setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
4
2.2 Sifat Nekton
Sifat nekton sehingga dibedakan dengan organisme dilaut yaitu :
a. Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
b. Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya invertebrata.
c. Memiliki masa hidup lebih panjang dari pada plankton (invertebrata 1 tahun,
ikan 5 – 10 tahun).
d. Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari
feeding ground ke breeding ground (ribuan kilometer).
2.3 Penggolongan Nekton
Beberapa kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam golongan nekton :
a. Holopipelagik, ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik.
mencangkup ikan-ikan hiu tertentu (cucut martil, hiu mackerel, dan cucut biru),
kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan
lain-lain. Ikan ini biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva
epipelagik. Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan
subtropik.
5
b. Meroepipelagik. Ikan ini hanya menghabiskan sebagian dari hidupnya di daerah
epipelagik. Kelompok ini lebih beragam dan mencakup ikan menghabiskan masa
dewasanya di epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring, geger
lintang jinak, dolphin, kacang-kacang) atau diperairan tawar (salem). Ada juga
jenis lain yang memasuki daerah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu.
Seperti ikan-ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke
permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
Kebanyakan ikan menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi
masa dewasanya di daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna
epipelagik, tetapi disebut meroplankton, karena kemampuannya geraknya terbatas.
2.4 Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan pada zona epipelagik yang dihuni oleh nekton tentu saja
sama dengan yang dibahas untuk plankton dan mencakup cahaya, suhu, kepadatan,
dan arus. Namun kepentingan relatif dari faktor-faktor yang berbeda dalam memilih
adaptasi dan strategi hidup nekton dapat berbeda. Penting diperhatikan bahwa
tanggapan lingkungan ini sangat berbeda untuk ikan atau mamalia besar dan perenang
cepat dibandingkan dengan kopepoda kecil.
Beberapa kondisi lingkungan perlu diperhatikan karena memberikan
perbedaan yang jelas bagi nekton dan dimana adaptasi terjadi. Pertama, laut
merupakan daerah “tiga dimensi” yang sangat besar. Kedua, tidak ada substrat padat
di mana pun, sehingga hewan-hewan ini selalu melayang dalam medium yang
transparan tanpa perlindungan terhadap predator yang potensial. Oleh sebab itu, tidak
6
ada tempat perlindungan bagi hewan yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain
secara horizontal. Terakhir, kurangnya substrat, yang berarti tidak adanya pendukung
yang kuat bagi hewan kebanyakan mempunyai daging yang lebih padat dari pada air
laut di sekelilingnya.
Kombinasi antara keadaan tiga dimensi dan kurangnya rintangan,
memudahkan evolusi adaptasi untuk mobilitas yang besar. Besarnya mobilitas dan
kemampuan untuk menempuh jarak-jarak jauh pada gilirannya menyebabkan
perkembangan sistem saraf dan indria (sensory) yang akan menangkap dan mengolah
informasi yang diperlukan untuk menjelajahi daerah, mencari dan menangkap
makanan, serta untuk menghindari predator.
Kurangnya perlindungan serta besarnya ukuran kebanyakan nekton, juga
menyebabkan perkembangan kecepatan renang yang tinggi untuk menghindari
predator dan sekaligus untuk mencari makan. Kamuflase juga merupakan usaha yang
lain. Keadaan tersuspensi tubuh hewan nektonik yang kerapatan tubuhnya lebih besar
dari pada kerapatan air laut secara terus-menerus menyebabkan perkembangan
progresif berbagai adaptasi agar dapat tetap terapung.
2.5 Adaptasi Nekton
Masing - masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam penyesuaian
diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adaptasi
Morfologi), perubahan proses metabolisme tubuh (adaptasi Fisiologi) dan perubahan
sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku).
7
a. Adaptasi Morfologi merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang
memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan air
yaitu tubuhnya berbentuk torpedo (stream line) dan permukaan tubuh licin
karena berlendir. Contohnya pada ikan barracuda Sphyraena jello.
Gambar : ikan barracuda Sphyraena jelloSumber : hamster-jambi.blogspot.com
Bentuk anak panah (sagittiform) Bentuk tubuh seperti ini umumnya tipe predator
memiliki kemampuan menyerang mangsa secara tiba - tiba. Ciri-ciri dari ikan
barracuda Sphyraena jello adalah sebagai berikut :
1. Morfologi, tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik yang halus, tipe sisik yang
dimiliki oleh ikan barakuda adalah tipe sisi ctenoid, ini berarti sisiknya
mempunyai bentuk dengan tambahan gerigi pada posteriornya. Letak mulutnya
adalah tipe superior yaitu mulut bagian bawah melebihi dengan hidung ikan
tersebut. Bentuk dan tipe ekornya adalah forked.
8
superiorforked
Sumber : www.reocities.com
2. Habitat, ditemukan terutama di permukaan atau dekat permukaan laut. dapat
ditemukan di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Makanannya
terutama ikan, juga cumi-cumi. Termasuk jenis ikan pelagis. Ikan muda
berada di daerah bakau, estuari dan terumbu karang bagian dalam, ikan
dewasa tersebar luas dari Pantai sampai Laut lepas. bersifat Soliter namun
bisa juga ditemukan dalam gerombolan kecil.
3. Ikan barracuda Sphyraena jello merupakan salah satu kelompok Ikan
crespuscular (aktif di antara dua waktu) berdasarkan periode aktif mencari
makannya. Dimana aktif pada siang hari (diurnal) dan malam hari (nocturnal).
4. Adaptasi Ikan barracuda Sphyraena jello dari segi daya apung yaitu karena
merupakan ikan perenang cepat (Sarda, Scomber) yang juga bergerak secara
vertikal pada badan air, maka gelembung gas tidak dapat cukup cepat
disesuaikan untuk mengimbangi perubahan tekanan dan mencapai daya apung
netral. Oleh karena itu, ikan-ikan tercepat cendrung tidak memiliki gelembung
gas dan mencapai daya apung dengan cara lain.
5. Dari segi pertahan diri dan penyamaran, dimungkinkan juga mekanisme
pertahanan diri tertentu dan yang paling umum dan banyak terdapat adalah
kamuflase (penyamaran). Mekanisme penyamaran dapat terjadi dalam tiga
bentuk yaitu tubuh yang transparan, warna yang tidak jelas, dan perubahan
bentuk tubuh.
6. Adaptasi dari segi daya penggerak yaitu dengan melakukan gerakan
mengombak benar-benar ditekan. Biasanya daya dorong digerakan hanya oleh
9
sirip caudal lunate. Sirip ini digerakan dengan cepat dari sisi ke sisi oleh
kontraksi otot-otot tubuh yang kuat secara bergantian melalui tendon, tendon
ini berjalan seperti katrol melalui tulang-tulang dari caudal peduncle pipih
untuk menyusup di dasar sirip ekor.
10
BAB III
PENUTUP
Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari
seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular dan hewan menyusui
laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata. Berbeda dengan plankton, nekton terdiri
dari organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak
bergantung pada arus laut yang kuat. Ikan barracuda Sphyraena jello adalah salah
satu spesies nekton yang berbahaya dan merupakan predator memiliki kemampuan
menyerang mangsa secara tiba - tiba. Adaptasi pada Ikan barracuda Sphyraena jello
terbagi atas adaptasi morfologi, pertahanan diri atau penyamaran dan daya gerak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2009. Mengenal Komunitas Ikan Karang. Karma Graphic. http://www.goblue.or.id/mengenal-komunitas-ikan-karang-1. Akses tanggal 20 September 2014. Pukul 21.45 WITA
Allen, N. J. & J. P. Meyer. 1997. Commitment in The Workplace Theory Research and Application. Califotnia: Sage Publications.
http://id.wikipedia.org/wiki/Nekton di akses tanggal 20 September 2014. Pukul 21.15 WITA
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Septia, Rahayu. 2011. Laporan Ikhtiologi. (http://rahayuseptia.blogspot.com. /2011/07/laporam-ikhtiologi-bab-4-dapus.html)
Setiapermana, D., 1996. Potensi Wisata Bahari Pulau Mapor. P30-LIPI, Jakarta.
12