keanekaragaman benthos dan nekton pada hutan mangrove di desa pulau sembilan kecamatan pangkalan...
TRANSCRIPT
PEMBUATAN MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)
LAPORAN
Oleh :
TIUR NATALIA MANALU
120302028
Manajemen Sumberdaya Perairan / B
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI AKUATIK
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PEMBUATAN MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)
JURNAL
Oleh
Tiur Natalia Manalu
120302028
Manajemen Sumberdaya Perairan
Jurnal Sebagai Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum di Laboratorium
Mikrobiologi Akuati Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universtas Sumatera Utara Medan
Diketahui oleh, Diperiksa oleh,
Asisten Koordinator Asisten Korektor
Antji Aryoudi Mhd. Irvan Fadli Nasution
NIM. 100301017 NIM. 110301108
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI AKUATIK
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan penulisan laporan yang
berjudul “Pembuatan Media PDA (Potatos Dextrose Agar)”. Laporan sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboratorium Mikrobiologi
Akuatik, Program Studi Manajemen Sumber daya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi Akuatik. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada teman, orang tua dan asisten laboratorium.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, Semoga laporan ini bermanfaat
bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................... 1
Tujuan Penulisan ............................................................................ 3
Manfaat Penulisan .......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum ........................................................ 9
Alat dan Bahan Praktikum
Alat ..................................................................................... 9
Bahan ................................................................................. 9
Prosedur Praktikum ........................................................................ 10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .............................................................................................. 11
Pembahasan.................................................................................... 13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 16
Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bidang mikrobiologi akuatik menelaah mengenai mikroorganisme serta
kegiatannya diperairan tawar, muara dan marin termasuk mata air danau, sungai
dan laut. Bidang ini menelaah virus, bakteri, algae, protozoa dan cendawan
mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini. Beberapa di antara organisme
ini memang penghuni asli perairan alamiah ini; yang lain merupakan penghuni
sementara yang sebentar-sebentar memasuki perairan tersebut dari udara atau
tanah atau dari proses industri atau rumah tangga. Jasad-jasad renik ini beserta
kegiatannya dalam banyak hal amatlah pnting. Mereka dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan kehidupan hwan, mereka menempati posisi kunci di dalam
rantai makanan dngan cara menyediakan makanan bagi kehidupan akuatik
berikutnya yang bertaraf lebih tinggi (Pelczair dan Chan, 1988).
Saat mempelajari mikroorganisme, Anda terlebih dahulu harus dapat
menumbuhkan mikroorganisme dalam skala laboraturium. Anda harus memahami
kebutuhan dasar dari mikroorganisme untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme
dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan mengenai kebutuhan dasar mikroorganisme
teersebut dibutuhkan untuk diformulasikan suatu media pertumbuhan. Media
pertumbuhan adalah bahan atau media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Mikroorganisme dapat berkembang biak
dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan
oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan
hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan
juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Senyawa-senyawa yang dibutuhkan sebagainsumber energy
antara lain karbon dan nitrogen. Sumber karbon pada pembuatan media
pertumbuhan umumnya berupa glukosa sedangkan sumber nitrogen antara lain
asam amino, peptide, proteosa, dan pepton (Mauliya, 2013).
Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan faktor terpenting dalam
mengetahui beberapa aspek fisiologis. Hal itu karena karakteristik pertumbuhan
mencerminkan kejadian fisiologis suatu bakteri. Oleh karena itu dalam melakukan
penelitian biasanya para peneliti melakukan manipulasi pertumbuhan (misalnya
menggunakan kultur yang baru) untuk dapat mempelajari suatu aspek fisiologis.
Untuk menelaah mikroorganisme dilaboratorium, kita harus dapat menumbuhkan
mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan
bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia
dilaboratorium melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga
macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang
menjadi padat dan teap tembus pandang pada suhu inkubasi. Medium adalah suatu
bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di laboratorium. Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Nirwana, 2012).
Mikroorganisme dapat dibiakkan dalam air yang sudah ditambah dengan
nutrien yang sesuai. Medium biakan adalah larutan encer yang mengandung
nutrien penting, yang menyediakan kebutuhan bagi sel mikroba supaya dapat
tumbuh dan menghasilkan banyak sel yang serupa. Di samping sumber energi
berupa senyawa organik dan anorganik atau cahaya, medium biakan harus
memiliki sumber karbon, nitrogen dan nutrien penting lainnya. Medium biakan
dapat disiapkan dalam keadaan cair maupun gel (semi padat). Dari cair dapat
diubah menjadi padat dengan penambahan agar. Medium biakan yang
mengandung agar dapat disimpan dalam bentuk lempeng pada cawan petri
tertutup, di mana sel mikroba dapat tumbuh dan membentuk massa yang terlihat
sebagai koloni sel. Di samping itu medium biakan yang mengandung agar dapat
pula disimpan dalam tabung reaksi dengan kemiringan tertentu, di mana sel
mikroba dapat tumbuh dengan memberikan karakteristik pertumbuhan yang khas
(Natasasmita, 2011).
Media didefinisikan sebagai semua media dimana terdapat semua
komponen kimia atau sintetis. Hal ini dapat dalam bentuk cair (kaldu) atau
padatan seperti agar-agar yang telah disiapkan. Media sering digunakan untuk
budidaya organism autottrof untuk kegiatan fotosintetis yang memanfaatkan
cahaya matahari seperti Cyanobacteria dan protista fotosintetik. Mereka dapat
tumbuh pada media yang relative sederhana yang mengandung CO2 sebagai
sumber karbon (sering ditambahkan natrium karbonat atau bikarbonat) nitrat atau
ammonia ebagai sumber nitrogen, sulfat dan berbagai media mineral. Media yang
mengandung beberapa bahan komposisi kimia yang tidak diketahui adalah media
yang kompleks. Media yang kompleks sering digunakan karena kebutuhan
mikroorganisme yang berbeda dan tidak diketahui. Ini merupakan suatu kodisi
banyak bakteri yang memiliki persyaratan gizi atau budidaya yang kompleks,
bahkan memerlukan medium yang berbeda (Willey, et all., 2008).
Di laboratorium sterilisasi medium menggunakan autoklaf dengan tekanan
uap, sehingga suhu dapat mencapai 1210C dan tekanan 15 lbs atau 1 atm. Selama
1 atm selama 15 menit. Cairan yang tidak tahan panas, dapat diterilisasikan
dengan menggunakan berbagai macam saringan. Contoh cairan yang tidak dapat
dipanaskan adalah urea, berbagai macam karbohidrat dan serum. Lazimnya
saringan yang digunakan mempunyai pori-pori sebesar 0.45 µm. Pertumbuhan
mikroorganisme dalam medim dapat tumbuh dengan baik apabila memenuhi
syarat, antara lain : a) medium harus mengandung semua nutrient yang mudah
digunakan oleh mikroorganisme, b) medium harus mempunyai tekanan osmosi,
tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme,
c) medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, d) medium harus steril sebelum digunakan, supaya
mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik (Waluyo, 2007).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
secara langsung bahan-bahan yang dibutuhkan serta langkah kerja pembuatan
media PDA (Potatos Dextrose Agar).
Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti praktikal test di Laboratorium Mikrobiologi Akuatik dan sebagai
sumber informasi bagi yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan lanjut mikroorganisme tergantung
pada pasokan nutrisi yang cukup dari nutrisi dan lingkungan pertumbuhan yang
menguntungkan. Untuk yang pertama, sebagian besar mikroba harus enggunakan
zat berat molekul rendah larut yang sering berasal dari degradasi enzimatik nutrisi
komplek. Suatu larutan yang mengandung nutrisi ini adalah media kultur. Pada
dasarnya, semua media kultur adalah cair, semi padat atau pada. Sebuah media
cair tidak memiliki agen memperkuat disebut media kaldu. Sebuah media
dilengkapi dengan agar disebut dengan media kaldu. Sebuah media kaldu
ditambah dengan agen memprkuat disebut dengan hasil agen atau agar dalam
media padat atau setengah padat. Agar merupakan ekstrak rumput laut,
karbohidrat kompleks terutama terdiri dari galaktosa dan tanpa nilai gizi. Agar
berfungsi sebagai agen memperkuat baik karena mencairkan pada suhu 1000C dan
membeku pada 400C (Cappucino and Natalie, 1996).
Jika ingin membudidayakan organisme atau spesies bakteri tertentu dari
suatu sampel maka berbagai macam media yang dapat disediakan untuk
pertumbuhan mikroba di laboratorium harus disediakan. Sebagian besar dari
media ini tersedia di laboraorium harus steril. Media ini bersifat komersil, telah
dicampur dengan komponen dan hanya membutuhkan penmbahan air dan
kemudian sterilisasi. Media konstan sedang dikembangkan atau direvisi untuk
digunakan dalam isolasi identifikasi. Bakteri yang menarik bagi para peneliti di
bidang-bidang seperti makanan, air dan mikrobiologi klinis. Ketika itu diinginkan
untuk tumbuh pada medium padat, agen pemadat seperti agar-agar yang
ditambahkan kemedia.Sebuah polisakarida kompleks berasal dari alga laut, agar
telah lama digunakan sebagai pengental dalam makanan seperti jeli dan es krim
maupun yang lainnya ( Tortora, et all, 2007).
Perbedaan sifat-sifat mikroba terhadap induk semangnya akan
berpengaruh terhadap medium apa yang akan dipakai. Berdasarkan pada hal
tersebut, media dibagi menjadi dua golongan besar yaitu media hidup yang
biasanya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan berbagai virus,
sedangkan dalam laboratorium bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu sja
dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah hewan
percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan dan sel-sel biakan
bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage. Media mati terbagi atas media padat
yang diperoleh dengan menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggan/alga
yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Media setengah padat dibuat dengan
bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang berebda adalah komposisi
agarnya. Media cair pada media mati dikenal dengan adanya sintesis. Media
sintesis merupakan media yang mempunyai kandunagn dan isibahan yang telah
diketahui secara terperinci (Waluyo, 2011).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makananan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikrooorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Untuk menelaah
mikroorganisme dilaboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan
manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia dilaboratorium
melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik
yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Media dibedakan
menjadi dua menurut komposisi kimiawinya yaitu medium sintetik dan medium
non-sintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan kimia dengan
kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik
tidak diketahui dengan pasti (Nirwana, 2012).
Pembuatan bibit PDA (Potatos Dextrose Agar) adalah pembiakan kultur
murni atau biakan murni dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Yang
dimaksud dengan kultur jaringan adalah mengambil bagian dari mikrba untuk
ditumbuhkan pada media PDA agar dapat berkembang dan memperbanyak diri.
Teknik kultur jaringan dengan media PDA (Potato Dextrosa Agar) ini sangat
penting untuk dikuasai oleh pebudidaya mikroorganisme karena dari sinilah
semua proses multiplikasi atau pengembangan mikroba berlangsung. PDA adalah
singkatan dari Potato Dextrosa Agar merupakan campuran media dari larutan 200
gram kentang ditambah 20 gram Dextrosa dan 20 gram bubuk agar-agar. Dalam
media agar-agar PDA inilah dikembangkan biakan murni. Untuk membuat PDA
yang berkualitas, diperlukan peralatan yang memadai. Peralatan yang dimaksud
antara lain adalah : 1) Laminar air flow untuk menjamin proses inokulasi atau
pembibitan bakteri dalam kondisi steril, 2) Autoclav atau tungku bertekanan ini
diperlukan dalam proses sterilisasi media PDA pada suhu 1210C pada tekanan
kurang lebih 1.5 Bar. Peralatan tambahan pinset, cutter, pemotong stainless, kertas
koran, karet, bunzen atau lampu api dan alkohol 96%. Peralatan tambahan berupa
kapas steril, gelas ukur, saringan, kompor, panci, dan sebagainya yang diperlukan
pada proses memasak (Satriyanto, 2012).
Medium Potato Dekstrose Agar (PDA) menurut konsistensinya termasuk
medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk non-sintetik/. Medium
PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisinya terdiri dari
dekstrose yang berfungsi sebagai sumber karbon, kentang sebagai sumber
karbohidrat, agar berfungsi memadatkan medium dan aquades berfungsi sebagai
pelarut dan sumbert oksigen. Pembuatan Medium Potato Dekstrose Agar (PDA).
Cara pembuatn media PDA sebagai berikut : 1) dikupas kentang dan dipotong-
potong kecil seperti kubus, lalu ditimbang sebanyak 40 gram, 2) direbus dengan
aquades sampai kentang menjadi lunak, 3) disaring dengan kain saring dan atur
volumenya hingga menjadi 200 ml, 4) ditmabahkan dekstrose dan aduk sampai
larutan homogen. Dipanaskan hingga larutan tersebut mendidih, 5) diturunkan
dari hot plate, kemudian ditambahkan agar sedikit demi sedikit sambil diaduk, 6)
dipanaskan hingga agar mencair dan larut, 7) ditutup mulut erlenmeyer dengan
kapas dan didiamkan serta diamati (Nirwana, 2012).
Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu : a) Medium cair/broth/liquid medium. Contoh : air pepton, nutrient
broth, lactosa, media kaldu nutrient, b) Medium setengah padat (semi solid
medium). Contoh : media kaldu agar tegak semi solid, c) Medium padat (solid
medium). Contoh : media kaldu agar, media plate count agar, media agar sitrat
Simmons. Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti
amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat
menggunakan agar-agar dengan kadar 1.5%-1.8%, dan pada medium semi solid
kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak
diperlukan pemadat. Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat
yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses
untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang
lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan
pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi
basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi
kering (menggunakan oven) (Mauliya, 2013).
Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu
diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi
kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari
persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki
persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang
rumit. Karena alasan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa
menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah. Medium yang
padanya bakteri ditumbuhkan akan beranak dalam susunannya sesuai dengan
kebutuhan jenis-jenis yang bersangkutan. Beberapa bakteri dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik
ditambah sumber karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu
medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau bahan-
bahan kompleks lain – hampir semua media yang biasa dipakai sehari-hari dapat
di beli secara komersil sebagai tepung kering (Natasasmita, 2011).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Mikrobiologi Akuatik yang berjudul ‘’Pembuatan Media PDA
(Potatos Dextrose Agar)’’ ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Maret 2014,
pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Laboratorium
Mikrobiologi Akuatik, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dengan ketinggian kurang lebih 25 m dpl.
Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu : pisau cutter yang
digunakan untuk mengupas kulit kentang dan memotongnya, panci yang
digunakan untuk merebus kentang, kompor sebagai sumber panas api, Beaker
glass untuk mengukur larutan kaldu, Hot Plate untuk menghomogenkan larutan
dan memanaskan kaldu yang telah membeku, Inkubator untuk menjaga kesterilan
media sampai digunakan, Erlenmeyer untuk tempat penyimpanan media PDA,
Cling warp untuk membungkus mulut gelas Erlenmeyer, aluminium foil untuk
melapisi permukaan mulut gelas Erlenmeyer, kapas steril untuk membalut bibir
gelas, autoklaf untuk sterilisasi tekanan uap, timbangan analitik untukmenimbang
agar dan dextrose yang digunakan dan kertas stensil untuk mengeringkan
peralatan.
Bahan yang digunakan adalah: kentng sebagai bahan pembuatan PDA
yang diambil kaldunya, Dextrose Agar sebagai sumber karbohidrat dan campuran
pada PDA, Agar yang berfungsi sebagai pengental media PDA, air yang
digunakan untuk mencuci bahan dan peralatan yang digunakan saat perebusan
maupun sebagai pelarut dalam larutan.
Prosedur Praktikum
1. Dikupas kulit kentang sebanyak 200 gram lalu dicuci dengan menggunakan
air bersih.
2. Dipotong kentang menjadi ukuran yang kecil-kecil dan dicuci kembali
dengan menggunakan air.
3. Disiapkan panci yang berisi aquades untuk merebus kentang.
4. Dihidupkan kompor dan direbus kentang yang terdapat dalam panci, tunggu
sampai mendidih serta kentang telah lunak.
5. Disaring sari/kaldu ketang tersebut dengan kain muslin dan ditampung dalam
beaker glass.
6. Dicampur kaldu kentang tersebut dengan menggunakan 20 gram dextrose dan
20 gram bubuk agar.
7. Diaduk secara merata dan tunggu sampai larutan homoen dan dipanaskan
diatas Hot Plate.
8. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer larutan yangtelah selesai dipanaskan,
ditutup dengan kapas steril dan aluminium foil, kemudian lapisi dengan cling
warp.
9. Dimasukkan kedalam autoklaf untuk sterilisasi pada suhu 1210C, selam
15menit pada tekanan 15 Psi.
10. Setelah selesai dimasukkan kedalam toolbox yang telah disemprot dengan
alkohol dan disimpan dalam tempat yang aman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No Nama
Kegiatan
Gambar Keterangan
1 Mengupas Kulit
Kentang
Kentang sebanyak 250
gram dicuci terlebih
dahulu dengan air bersih,
kemudian dan lakukan
pengupasan kulitnya
2 Kentang
dipotong kecil-
kecil
Setelah itu potong kentang
menjadi ukuran kecil-kecil
agar cepat matang pada
saat perebusan.
3 Mencuci
kentang
Kentang yang telah
dipotong kecil-kecil dicuci
dengan menggunakan air
aquades
4 Merebus
kentang
Rebus kentang dalam
panci atau dandang dengan
menambahkan air aquades
sebanyak 1000 ml, tunggu
sampai mendidih.
5 Penyaringan
kaldu kentang
Saring kaldu kentang
dengan menggunakan kain
muslin diatas beaker glass.
6 Perebusan air
aquades dan
penambahan
serbuk agar
beserta dextrose
Rebus air aquades serta
beserta serbuk agar 20
gram + Dextrose 20 gram
sehingga diperoleh volume
larutan 750 ml diatas hot
plate.
7 Penambahan
kaldu kentang
dan pengadukan
Air kaldu dimasukkan
kedalm larutan dalam
beaker glass hingga
volume mencapai 1000 ml.
Aduk merata dan tunggu
larutan menjadi homogen.
8 Pemasukan
kedalam
Erlenmeyer
larutan PDA dimasukkan
kedalam masing-masing
gelas Erlenmeyer dan
ditutup dengan kapas steril,
aluminium foil dan cling
warp.
9 Sterilisasi dan
penyimpanan
Sterilisasi dengan autoklaf
selama 15 menit pada suhu
121 0C dalam tekanan 15
Psi dan simpan dalam
inkubator.
Pembahasan
Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa alat dan bahan yang digunakan
untuk membuat media PDA (Potatos Dextrose Agar) harus bersih dan steril agar
tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan sekitar. Peralatan yang digunakan
disterilisasikan terlebih dahulu dengan cara melakukan perebusan dalam air
mendidih untuk beaker glass dan peralatan lainnya serta penyemprotan kedua
tangan dengan larutan alkohol. Menurut Mauliya (2013), yang menyatakan bahwa
medium dan peralatan yang digunakan dalam laboratorium mikrobioloi harus
bersih dan steril dari pengaruh mikroba hidup. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim
digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan.
Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah
(menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering
(menggunakan oven).
Pada saat praktikum, bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan media
PDA yaitu kentang 250 gram, Dextrose 20 grm dan Agar 20 gram . Bahan-bahan
tersebut merupakan yang umum digunakan untuk pembuatan medium biakan.
Menurut literatur Satriyanto (2012), yang menjelaskan bahwa PDA adalah
singkatan dari Potato Dextrosa Agar merupakan campuran media dari larutan 200
gram kentang ditambah 20 gram Dextrosa dan 20 gram bubuk agar-agar. Dalam
media agar-agar PDA inilah dikembangkan biakan murni. Untuk membuat PDA
yang berkualitas, diperlukan peralatan yang memadai. Peralatan yang dimaksud
antara lain adalah : 1) Laminar air flow untuk menjamin proses inokulasi atau
pembibitan bakteri dalam kondisi steril, 2) Autoclav atau tungku bertekanan ini
diperlukan dalam proses sterilisasi media PDA pada suhu 1210C pada tekanan
kurang lebih 1.5 Bar. Peralatan tambahan pinset, cutter, pemotong stainless, kertas
koran, karet, bunzen atau lampu api dan alkohol 96%. Peralatan tambahan berupa
kapas steril, gelas ukur, saringan, kompor, panci, dan sebagainya yang diperlukan
pada proses memasak.
Dalam kegiatan praktikum, langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam
pembuatan media PDA seperti kegiatan pengupasan kulit kentang, pencucian,
pemotongan, perebusan, penyaringan, pecampuran larutan, pengadukan,
pemasukan dalam media, sterilisasi dan penyimpanan. Kegiatan-kegiatan tersebut
yang nantinya akan menentukan kualitas media baiakan yang akan dihasilkan.
Menurut literature Nirwana (2012), yang menjelaskan bahwa komposisi media
PDA terdiri dari dekstrose yang berfungsi sebagai sumber karbon, kentang
sebagai sumber karbohidrat, agar berfungsi memadatkan medium dan aquades
berfungsi sebagai pelarut dan sumbert oksigen. Pembuatan Medium Potato
Dekstrose Agar (PDA). Cara pembuatn media PDA sebagai berikut : 1) dikupas
kentang dan dipotong-potong kecil seperti kubus, lalu ditimbang sebanyak 40
gram, 2) direbus dengan aquades sampai kentang menjadi lunak, 3) disaring
dengan kain saring dan atur volumenya hingga menjadi 200 ml, 4) ditmabahkan
dekstrose dan aduk sampai larutan homogen. Dipanaskan hingga larutan tersebut
mendidih, 5) diturunkan dari hot plate, kemudian ditambahkan agar sedikit demi
sedikit sambil diaduk, 6) dipanaskan hingga agar mencair dan larut, 7) ditutup
mulut erlenmeyer dengan kapas dan didiamkan serta diamati.
Tujuan pembuatan media PDA ini dalam kegiatan praktikum adalah
sebagai medium utama dalam pembiakan mikroorganisme yang akan dilakukan
selanjutnya. Medium PDA sebagai tempat pertumbuhan mikroba yang sesuai
karena terdiri dari berbagai kandungan nutrisi yang dibutuhkan. Menurut literatur
Natasasmita (2011), yang menjelaskan bahwa beberapa berapa bakteri memiliki
persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang
rumit. Karena alasan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa
menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah. Medium yang
padanya bakteri ditumbuhkan akan beranak dalam susunannya sesuai dengan
kebutuhan jenis-jenis yang bersangkutan. Beberapa bakteri dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik
ditambah sumber karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu
medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau bahan-
bahan kompleks lain – hampir semua media yang biasa dipakai sehari-hari dapat
di beli secara komersil sebagai tepung kering.
Media PDA yang dibuat dalam praktikum termasuk media sintetik karena
mengandung berbagai senyawa kimia serta pembuatannya harus teliti. Menurut
literatur Nirwana (2012), yang menjelaskan bahwa mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia dilaboratorium melalui substrat yang disebut media.
Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhannya. Media dibedakan menjadi dua menurut komposisi
kimiawinya yaitu medium sintetik dan medium non-sintetik atau kompleks.
Medium sintetik dibuat dari bahan kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan
dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik tidak diketahui dengan pasti
(Nirwana, 2012).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum harus disterilisasikan terlebih
dahulu agar tidak terjadi kontaminasi.
2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan media PDA (Potatos Dextrose
Agar) adalh kentang 250 gram sebagai sumber karbon, agar 20 gram sebagai
pemadat medium, Dextrose 20 gram sebagai sumber karbon dan aquades
sebagai pelarut.
3. Media PDA (Potatos Dextrose Agar) termasuk media padat yang berdasarkan
susunan kimianya termasuk non-sintetik yang berfungsi sebagai mdium
biakan mikroorganisme.
4. Peralatan sterilisasi yang digunakan pada saat praktikum adalah autoklaf
(sterilisasi tekanan uap), incubator dan peralatan tambahan seperti kapas
steril, aluminium foil, cling warp, pisau cutter, alcohol dan kompor serta
panci.
5. Tidak semua jenis mikroorganisme yang dibiakkan dapat tumbuh dalam
media PDA (Potatos Dextrose Agar), tergantung dari persyaratan hidup
mikroorganisme yang dibiakkan.
Saran
Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya lebih mengutamakan aspek
sterilisasi karena bahan dan alat yang digunakan sangat rentan terhadap pengaruh
kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Cappucino, J. G dan Natalie, S. 1996. Microbiology A Laboratory Manual. The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California.
Mauliya, D. 2013. Laporan Tetap Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik:
Pembuatan Media Agar. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya,
Indralaya.
Natasasmita, D. 2011. Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut Modul II
(Sterilisasi, Pembuatan Media dan Pewarnaan). Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Nirwana, M. 2012. Laporan Tetap Praktikum Mikrobiologi Umum. Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri. Universitas Mataram, Mataram.
Pelczair, M. J dan Chan, E. C. S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Satriyanto, F. 2012. Budidaya Jamur Tiram. Karya Jamur Persada, Malang.
Tortora, G. J., Berdell, R. F dan Christine, L. C. 2001. Microbiology: An
Introduction. An Imprint of Addison Wesley Longman, Inc. USA.
Waluyo, L. 2007. Teknik Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. UMM Press.
Malang.
Waluyo, L. 2011. Mikrobiologi Umum : Edisi Revisi. UMM Press. Malang.
Willey, J., Linda, M. S dan Christoper, J. W. 2008. Microbiology :seventh
Edition. McGrawwHill Companies, Inc. USA.