keanekaragaman benthos dan nekton pada hutan mangrove di desa pulau sembilan kecamatan pangkalan...

22
PEMBUATAN MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar) LAPORAN Oleh : TIUR NATALIA MANALU 120302028 Manajemen Sumberdaya Perairan / B LABORATORIUM MIKROBIOLOGI AKUATIK PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Upload: dinas-perikanan-dan-kelautan-provinsi-jawa-barat

Post on 29-May-2015

172 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

PEMBUATAN MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)

LAPORAN

Oleh :

TIUR NATALIA MANALU

120302028

Manajemen Sumberdaya Perairan / B

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI AKUATIK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

PEMBUATAN MEDIA PDA (Potato Dextrose Agar)

JURNAL

Oleh

Tiur Natalia Manalu

120302028

Manajemen Sumberdaya Perairan

Jurnal Sebagai Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum di Laboratorium

Mikrobiologi Akuati Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian Universtas Sumatera Utara Medan

Diketahui oleh, Diperiksa oleh,

Asisten Koordinator Asisten Korektor

Antji Aryoudi Mhd. Irvan Fadli Nasution

NIM. 100301017 NIM. 110301108

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI AKUATIK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 3: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikan penulisan laporan yang

berjudul “Pembuatan Media PDA (Potatos Dextrose Agar)”. Laporan sebagai

salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test di Laboratorium Mikrobiologi

Akuatik, Program Studi Manajemen Sumber daya Perairan, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

selaku dosen pengampu mata kuliah Mikrobiologi Akuatik. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada teman, orang tua dan asisten laboratorium.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, Semoga laporan ini bermanfaat

bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Mei 2014

Penulis

Page 4: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................... 1

Tujuan Penulisan ............................................................................ 3

Manfaat Penulisan .......................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum ........................................................ 9

Alat dan Bahan Praktikum

Alat ..................................................................................... 9

Bahan ................................................................................. 9

Prosedur Praktikum ........................................................................ 10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil .............................................................................................. 11

Pembahasan.................................................................................... 13

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .................................................................................... 16

Saran .............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bidang mikrobiologi akuatik menelaah mengenai mikroorganisme serta

kegiatannya diperairan tawar, muara dan marin termasuk mata air danau, sungai

dan laut. Bidang ini menelaah virus, bakteri, algae, protozoa dan cendawan

mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini. Beberapa di antara organisme

ini memang penghuni asli perairan alamiah ini; yang lain merupakan penghuni

sementara yang sebentar-sebentar memasuki perairan tersebut dari udara atau

tanah atau dari proses industri atau rumah tangga. Jasad-jasad renik ini beserta

kegiatannya dalam banyak hal amatlah pnting. Mereka dapat mempengaruhi

kesehatan manusia dan kehidupan hwan, mereka menempati posisi kunci di dalam

rantai makanan dngan cara menyediakan makanan bagi kehidupan akuatik

berikutnya yang bertaraf lebih tinggi (Pelczair dan Chan, 1988).

Saat mempelajari mikroorganisme, Anda terlebih dahulu harus dapat

menumbuhkan mikroorganisme dalam skala laboraturium. Anda harus memahami

kebutuhan dasar dari mikroorganisme untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme

dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan mengenai kebutuhan dasar mikroorganisme

teersebut dibutuhkan untuk diformulasikan suatu media pertumbuhan. Media

pertumbuhan adalah bahan atau media yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme diatas atau didalamnya. Mikroorganisme dapat berkembang biak

dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan

oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan

hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan

Page 6: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi

pertumbuhannya. Senyawa-senyawa yang dibutuhkan sebagainsumber energy

antara lain karbon dan nitrogen. Sumber karbon pada pembuatan media

pertumbuhan umumnya berupa glukosa sedangkan sumber nitrogen antara lain

asam amino, peptide, proteosa, dan pepton (Mauliya, 2013).

Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan faktor terpenting dalam

mengetahui beberapa aspek fisiologis. Hal itu karena karakteristik pertumbuhan

mencerminkan kejadian fisiologis suatu bakteri. Oleh karena itu dalam melakukan

penelitian biasanya para peneliti melakukan manipulasi pertumbuhan (misalnya

menggunakan kultur yang baru) untuk dapat mempelajari suatu aspek fisiologis.

Untuk menelaah mikroorganisme dilaboratorium, kita harus dapat menumbuhkan

mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan

bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia

dilaboratorium melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini

haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga

macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi

pertumbuhannya. Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang

menjadi padat dan teap tembus pandang pada suhu inkubasi. Medium adalah suatu

bahan nutrisi tempat menumbuhkan bakteri di laboratorium. Media berfungsi

untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat

fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Nirwana, 2012).

Mikroorganisme dapat dibiakkan dalam air yang sudah ditambah dengan

nutrien yang sesuai. Medium biakan adalah larutan encer yang mengandung

nutrien penting, yang menyediakan kebutuhan bagi sel mikroba supaya dapat

Page 7: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

tumbuh dan menghasilkan banyak sel yang serupa. Di samping sumber energi

berupa senyawa organik dan anorganik atau cahaya, medium biakan harus

memiliki sumber karbon, nitrogen dan nutrien penting lainnya. Medium biakan

dapat disiapkan dalam keadaan cair maupun gel (semi padat). Dari cair dapat

diubah menjadi padat dengan penambahan agar. Medium biakan yang

mengandung agar dapat disimpan dalam bentuk lempeng pada cawan petri

tertutup, di mana sel mikroba dapat tumbuh dan membentuk massa yang terlihat

sebagai koloni sel. Di samping itu medium biakan yang mengandung agar dapat

pula disimpan dalam tabung reaksi dengan kemiringan tertentu, di mana sel

mikroba dapat tumbuh dengan memberikan karakteristik pertumbuhan yang khas

(Natasasmita, 2011).

Media didefinisikan sebagai semua media dimana terdapat semua

komponen kimia atau sintetis. Hal ini dapat dalam bentuk cair (kaldu) atau

padatan seperti agar-agar yang telah disiapkan. Media sering digunakan untuk

budidaya organism autottrof untuk kegiatan fotosintetis yang memanfaatkan

cahaya matahari seperti Cyanobacteria dan protista fotosintetik. Mereka dapat

tumbuh pada media yang relative sederhana yang mengandung CO2 sebagai

sumber karbon (sering ditambahkan natrium karbonat atau bikarbonat) nitrat atau

ammonia ebagai sumber nitrogen, sulfat dan berbagai media mineral. Media yang

mengandung beberapa bahan komposisi kimia yang tidak diketahui adalah media

yang kompleks. Media yang kompleks sering digunakan karena kebutuhan

mikroorganisme yang berbeda dan tidak diketahui. Ini merupakan suatu kodisi

banyak bakteri yang memiliki persyaratan gizi atau budidaya yang kompleks,

bahkan memerlukan medium yang berbeda (Willey, et all., 2008).

Page 8: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

Di laboratorium sterilisasi medium menggunakan autoklaf dengan tekanan

uap, sehingga suhu dapat mencapai 1210C dan tekanan 15 lbs atau 1 atm. Selama

1 atm selama 15 menit. Cairan yang tidak tahan panas, dapat diterilisasikan

dengan menggunakan berbagai macam saringan. Contoh cairan yang tidak dapat

dipanaskan adalah urea, berbagai macam karbohidrat dan serum. Lazimnya

saringan yang digunakan mempunyai pori-pori sebesar 0.45 µm. Pertumbuhan

mikroorganisme dalam medim dapat tumbuh dengan baik apabila memenuhi

syarat, antara lain : a) medium harus mengandung semua nutrient yang mudah

digunakan oleh mikroorganisme, b) medium harus mempunyai tekanan osmosi,

tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroorganisme,

c) medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme, d) medium harus steril sebelum digunakan, supaya

mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik (Waluyo, 2007).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui

secara langsung bahan-bahan yang dibutuhkan serta langkah kerja pembuatan

media PDA (Potatos Dextrose Agar).

Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

mengikuti praktikal test di Laboratorium Mikrobiologi Akuatik dan sebagai

sumber informasi bagi yang membutuhkan.

Page 9: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

TINJAUAN PUSTAKA

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan lanjut mikroorganisme tergantung

pada pasokan nutrisi yang cukup dari nutrisi dan lingkungan pertumbuhan yang

menguntungkan. Untuk yang pertama, sebagian besar mikroba harus enggunakan

zat berat molekul rendah larut yang sering berasal dari degradasi enzimatik nutrisi

komplek. Suatu larutan yang mengandung nutrisi ini adalah media kultur. Pada

dasarnya, semua media kultur adalah cair, semi padat atau pada. Sebuah media

cair tidak memiliki agen memperkuat disebut media kaldu. Sebuah media

dilengkapi dengan agar disebut dengan media kaldu. Sebuah media kaldu

ditambah dengan agen memprkuat disebut dengan hasil agen atau agar dalam

media padat atau setengah padat. Agar merupakan ekstrak rumput laut,

karbohidrat kompleks terutama terdiri dari galaktosa dan tanpa nilai gizi. Agar

berfungsi sebagai agen memperkuat baik karena mencairkan pada suhu 1000C dan

membeku pada 400C (Cappucino and Natalie, 1996).

Jika ingin membudidayakan organisme atau spesies bakteri tertentu dari

suatu sampel maka berbagai macam media yang dapat disediakan untuk

pertumbuhan mikroba di laboratorium harus disediakan. Sebagian besar dari

media ini tersedia di laboraorium harus steril. Media ini bersifat komersil, telah

dicampur dengan komponen dan hanya membutuhkan penmbahan air dan

kemudian sterilisasi. Media konstan sedang dikembangkan atau direvisi untuk

digunakan dalam isolasi identifikasi. Bakteri yang menarik bagi para peneliti di

bidang-bidang seperti makanan, air dan mikrobiologi klinis. Ketika itu diinginkan

untuk tumbuh pada medium padat, agen pemadat seperti agar-agar yang

Page 10: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

ditambahkan kemedia.Sebuah polisakarida kompleks berasal dari alga laut, agar

telah lama digunakan sebagai pengental dalam makanan seperti jeli dan es krim

maupun yang lainnya ( Tortora, et all, 2007).

Perbedaan sifat-sifat mikroba terhadap induk semangnya akan

berpengaruh terhadap medium apa yang akan dipakai. Berdasarkan pada hal

tersebut, media dibagi menjadi dua golongan besar yaitu media hidup yang

biasanya dipakai dalam laboratorium virology untuk pembiakan berbagai virus,

sedangkan dalam laboratorium bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu sja

dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah hewan

percobaan (termasuk manusia), telur berembrio, biakan jaringan dan sel-sel biakan

bakteri tertentu untuk penelitian bakteriofage. Media mati terbagi atas media padat

yang diperoleh dengan menambahkan agar-agar. Agar berasal dari ganggan/alga

yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Media setengah padat dibuat dengan

bahan sama dengan media padat, akan tetapi yang berebda adalah komposisi

agarnya. Media cair pada media mati dikenal dengan adanya sintesis. Media

sintesis merupakan media yang mempunyai kandunagn dan isibahan yang telah

diketahui secara terperinci (Waluyo, 2011).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makananan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikrooorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan

juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Untuk menelaah

mikroorganisme dilaboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.

Page 11: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan

manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia dilaboratorium

melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti

jenis-jenis nutrien yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik

yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Media dibedakan

menjadi dua menurut komposisi kimiawinya yaitu medium sintetik dan medium

non-sintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan kimia dengan

kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik

tidak diketahui dengan pasti (Nirwana, 2012).

Pembuatan bibit PDA (Potatos Dextrose Agar) adalah pembiakan kultur

murni atau biakan murni dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Yang

dimaksud dengan kultur jaringan adalah mengambil bagian dari mikrba untuk

ditumbuhkan pada media PDA agar dapat berkembang dan memperbanyak diri.

Teknik kultur jaringan dengan media PDA (Potato Dextrosa Agar) ini sangat

penting untuk dikuasai oleh pebudidaya mikroorganisme karena dari sinilah

semua proses multiplikasi atau pengembangan mikroba berlangsung. PDA adalah

singkatan dari Potato Dextrosa Agar merupakan campuran media dari larutan 200

gram kentang ditambah 20 gram Dextrosa dan 20 gram bubuk agar-agar. Dalam

media agar-agar PDA inilah dikembangkan biakan murni. Untuk membuat PDA

yang berkualitas, diperlukan peralatan yang memadai. Peralatan yang dimaksud

antara lain adalah : 1) Laminar air flow untuk menjamin proses inokulasi atau

pembibitan bakteri dalam kondisi steril, 2) Autoclav atau tungku bertekanan ini

diperlukan dalam proses sterilisasi media PDA pada suhu 1210C pada tekanan

Page 12: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

kurang lebih 1.5 Bar. Peralatan tambahan pinset, cutter, pemotong stainless, kertas

koran, karet, bunzen atau lampu api dan alkohol 96%. Peralatan tambahan berupa

kapas steril, gelas ukur, saringan, kompor, panci, dan sebagainya yang diperlukan

pada proses memasak (Satriyanto, 2012).

Medium Potato Dekstrose Agar (PDA) menurut konsistensinya termasuk

medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk non-sintetik/. Medium

PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisinya terdiri dari

dekstrose yang berfungsi sebagai sumber karbon, kentang sebagai sumber

karbohidrat, agar berfungsi memadatkan medium dan aquades berfungsi sebagai

pelarut dan sumbert oksigen. Pembuatan Medium Potato Dekstrose Agar (PDA).

Cara pembuatn media PDA sebagai berikut : 1) dikupas kentang dan dipotong-

potong kecil seperti kubus, lalu ditimbang sebanyak 40 gram, 2) direbus dengan

aquades sampai kentang menjadi lunak, 3) disaring dengan kain saring dan atur

volumenya hingga menjadi 200 ml, 4) ditmabahkan dekstrose dan aduk sampai

larutan homogen. Dipanaskan hingga larutan tersebut mendidih, 5) diturunkan

dari hot plate, kemudian ditambahkan agar sedikit demi sedikit sambil diaduk, 6)

dipanaskan hingga agar mencair dan larut, 7) ditutup mulut erlenmeyer dengan

kapas dan didiamkan serta diamati (Nirwana, 2012).

Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga

jenis, yaitu : a) Medium cair/broth/liquid medium. Contoh : air pepton, nutrient

broth, lactosa, media kaldu nutrient, b) Medium setengah padat (semi solid

medium). Contoh : media kaldu agar tegak semi solid, c) Medium padat (solid

medium). Contoh : media kaldu agar, media plate count agar, media agar sitrat

Simmons. Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti

Page 13: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat

menggunakan agar-agar dengan kadar 1.5%-1.8%, dan pada medium semi solid

kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak

diperlukan pemadat. Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat

yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses

untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang

lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan

pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi

basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi

kering (menggunakan oven) (Mauliya, 2013).

Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu

diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi

kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari

persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki

persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang

rumit. Karena alasan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa

menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah. Medium yang

padanya bakteri ditumbuhkan akan beranak dalam susunannya sesuai dengan

kebutuhan jenis-jenis yang bersangkutan. Beberapa bakteri dapat hidup baik pada

medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik

ditambah sumber karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu

medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau bahan-

bahan kompleks lain – hampir semua media yang biasa dipakai sehari-hari dapat

di beli secara komersil sebagai tepung kering (Natasasmita, 2011).

Page 14: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Mikrobiologi Akuatik yang berjudul ‘’Pembuatan Media PDA

(Potatos Dextrose Agar)’’ ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Maret 2014,

pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai yang bertempat di Laboratorium

Mikrobiologi Akuatik, Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dengan ketinggian kurang lebih 25 m dpl.

Alat dan Bahan Praktikum

Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu : pisau cutter yang

digunakan untuk mengupas kulit kentang dan memotongnya, panci yang

digunakan untuk merebus kentang, kompor sebagai sumber panas api, Beaker

glass untuk mengukur larutan kaldu, Hot Plate untuk menghomogenkan larutan

dan memanaskan kaldu yang telah membeku, Inkubator untuk menjaga kesterilan

media sampai digunakan, Erlenmeyer untuk tempat penyimpanan media PDA,

Cling warp untuk membungkus mulut gelas Erlenmeyer, aluminium foil untuk

melapisi permukaan mulut gelas Erlenmeyer, kapas steril untuk membalut bibir

gelas, autoklaf untuk sterilisasi tekanan uap, timbangan analitik untukmenimbang

agar dan dextrose yang digunakan dan kertas stensil untuk mengeringkan

peralatan.

Bahan yang digunakan adalah: kentng sebagai bahan pembuatan PDA

yang diambil kaldunya, Dextrose Agar sebagai sumber karbohidrat dan campuran

pada PDA, Agar yang berfungsi sebagai pengental media PDA, air yang

Page 15: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

digunakan untuk mencuci bahan dan peralatan yang digunakan saat perebusan

maupun sebagai pelarut dalam larutan.

Prosedur Praktikum

1. Dikupas kulit kentang sebanyak 200 gram lalu dicuci dengan menggunakan

air bersih.

2. Dipotong kentang menjadi ukuran yang kecil-kecil dan dicuci kembali

dengan menggunakan air.

3. Disiapkan panci yang berisi aquades untuk merebus kentang.

4. Dihidupkan kompor dan direbus kentang yang terdapat dalam panci, tunggu

sampai mendidih serta kentang telah lunak.

5. Disaring sari/kaldu ketang tersebut dengan kain muslin dan ditampung dalam

beaker glass.

6. Dicampur kaldu kentang tersebut dengan menggunakan 20 gram dextrose dan

20 gram bubuk agar.

7. Diaduk secara merata dan tunggu sampai larutan homoen dan dipanaskan

diatas Hot Plate.

8. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer larutan yangtelah selesai dipanaskan,

ditutup dengan kapas steril dan aluminium foil, kemudian lapisi dengan cling

warp.

9. Dimasukkan kedalam autoklaf untuk sterilisasi pada suhu 1210C, selam

15menit pada tekanan 15 Psi.

10. Setelah selesai dimasukkan kedalam toolbox yang telah disemprot dengan

alkohol dan disimpan dalam tempat yang aman.

Page 16: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No Nama

Kegiatan

Gambar Keterangan

1 Mengupas Kulit

Kentang

Kentang sebanyak 250

gram dicuci terlebih

dahulu dengan air bersih,

kemudian dan lakukan

pengupasan kulitnya

2 Kentang

dipotong kecil-

kecil

Setelah itu potong kentang

menjadi ukuran kecil-kecil

agar cepat matang pada

saat perebusan.

3 Mencuci

kentang

Kentang yang telah

dipotong kecil-kecil dicuci

dengan menggunakan air

aquades

4 Merebus

kentang

Rebus kentang dalam

panci atau dandang dengan

menambahkan air aquades

sebanyak 1000 ml, tunggu

sampai mendidih.

Page 17: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

5 Penyaringan

kaldu kentang

Saring kaldu kentang

dengan menggunakan kain

muslin diatas beaker glass.

6 Perebusan air

aquades dan

penambahan

serbuk agar

beserta dextrose

Rebus air aquades serta

beserta serbuk agar 20

gram + Dextrose 20 gram

sehingga diperoleh volume

larutan 750 ml diatas hot

plate.

7 Penambahan

kaldu kentang

dan pengadukan

Air kaldu dimasukkan

kedalm larutan dalam

beaker glass hingga

volume mencapai 1000 ml.

Aduk merata dan tunggu

larutan menjadi homogen.

8 Pemasukan

kedalam

Erlenmeyer

larutan PDA dimasukkan

kedalam masing-masing

gelas Erlenmeyer dan

ditutup dengan kapas steril,

aluminium foil dan cling

warp.

9 Sterilisasi dan

penyimpanan

Sterilisasi dengan autoklaf

selama 15 menit pada suhu

121 0C dalam tekanan 15

Psi dan simpan dalam

inkubator.

Page 18: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

Pembahasan

Dari hasil praktikum dapat dilihat bahwa alat dan bahan yang digunakan

untuk membuat media PDA (Potatos Dextrose Agar) harus bersih dan steril agar

tidak terjadi kontaminasi dengan lingkungan sekitar. Peralatan yang digunakan

disterilisasikan terlebih dahulu dengan cara melakukan perebusan dalam air

mendidih untuk beaker glass dan peralatan lainnya serta penyemprotan kedua

tangan dengan larutan alkohol. Menurut Mauliya (2013), yang menyatakan bahwa

medium dan peralatan yang digunakan dalam laboratorium mikrobioloi harus

bersih dan steril dari pengaruh mikroba hidup. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk

mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim

digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan.

Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah

(menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering

(menggunakan oven).

Pada saat praktikum, bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan media

PDA yaitu kentang 250 gram, Dextrose 20 grm dan Agar 20 gram . Bahan-bahan

tersebut merupakan yang umum digunakan untuk pembuatan medium biakan.

Menurut literatur Satriyanto (2012), yang menjelaskan bahwa PDA adalah

singkatan dari Potato Dextrosa Agar merupakan campuran media dari larutan 200

gram kentang ditambah 20 gram Dextrosa dan 20 gram bubuk agar-agar. Dalam

media agar-agar PDA inilah dikembangkan biakan murni. Untuk membuat PDA

yang berkualitas, diperlukan peralatan yang memadai. Peralatan yang dimaksud

antara lain adalah : 1) Laminar air flow untuk menjamin proses inokulasi atau

pembibitan bakteri dalam kondisi steril, 2) Autoclav atau tungku bertekanan ini

Page 19: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

diperlukan dalam proses sterilisasi media PDA pada suhu 1210C pada tekanan

kurang lebih 1.5 Bar. Peralatan tambahan pinset, cutter, pemotong stainless, kertas

koran, karet, bunzen atau lampu api dan alkohol 96%. Peralatan tambahan berupa

kapas steril, gelas ukur, saringan, kompor, panci, dan sebagainya yang diperlukan

pada proses memasak.

Dalam kegiatan praktikum, langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam

pembuatan media PDA seperti kegiatan pengupasan kulit kentang, pencucian,

pemotongan, perebusan, penyaringan, pecampuran larutan, pengadukan,

pemasukan dalam media, sterilisasi dan penyimpanan. Kegiatan-kegiatan tersebut

yang nantinya akan menentukan kualitas media baiakan yang akan dihasilkan.

Menurut literature Nirwana (2012), yang menjelaskan bahwa komposisi media

PDA terdiri dari dekstrose yang berfungsi sebagai sumber karbon, kentang

sebagai sumber karbohidrat, agar berfungsi memadatkan medium dan aquades

berfungsi sebagai pelarut dan sumbert oksigen. Pembuatan Medium Potato

Dekstrose Agar (PDA). Cara pembuatn media PDA sebagai berikut : 1) dikupas

kentang dan dipotong-potong kecil seperti kubus, lalu ditimbang sebanyak 40

gram, 2) direbus dengan aquades sampai kentang menjadi lunak, 3) disaring

dengan kain saring dan atur volumenya hingga menjadi 200 ml, 4) ditmabahkan

dekstrose dan aduk sampai larutan homogen. Dipanaskan hingga larutan tersebut

mendidih, 5) diturunkan dari hot plate, kemudian ditambahkan agar sedikit demi

sedikit sambil diaduk, 6) dipanaskan hingga agar mencair dan larut, 7) ditutup

mulut erlenmeyer dengan kapas dan didiamkan serta diamati.

Tujuan pembuatan media PDA ini dalam kegiatan praktikum adalah

sebagai medium utama dalam pembiakan mikroorganisme yang akan dilakukan

Page 20: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

selanjutnya. Medium PDA sebagai tempat pertumbuhan mikroba yang sesuai

karena terdiri dari berbagai kandungan nutrisi yang dibutuhkan. Menurut literatur

Natasasmita (2011), yang menjelaskan bahwa beberapa berapa bakteri memiliki

persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang

rumit. Karena alasan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa

menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah. Medium yang

padanya bakteri ditumbuhkan akan beranak dalam susunannya sesuai dengan

kebutuhan jenis-jenis yang bersangkutan. Beberapa bakteri dapat hidup baik pada

medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik

ditambah sumber karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu

medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau bahan-

bahan kompleks lain – hampir semua media yang biasa dipakai sehari-hari dapat

di beli secara komersil sebagai tepung kering.

Media PDA yang dibuat dalam praktikum termasuk media sintetik karena

mengandung berbagai senyawa kimia serta pembuatannya harus teliti. Menurut

literatur Nirwana (2012), yang menjelaskan bahwa mikroorganisme yang

dikembangkan oleh manusia dilaboratorium melalui substrat yang disebut media.

Untuk melakukan hal ini haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan

oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi

optimum bagi pertumbuhannya. Media dibedakan menjadi dua menurut komposisi

kimiawinya yaitu medium sintetik dan medium non-sintetik atau kompleks.

Medium sintetik dibuat dari bahan kimia dengan kemurnian tinggi dan ditentukan

dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik tidak diketahui dengan pasti

(Nirwana, 2012).

Page 21: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Alat-alat yang digunakan pada saat praktikum harus disterilisasikan terlebih

dahulu agar tidak terjadi kontaminasi.

2. Bahan yang digunakan untuk pembuatan media PDA (Potatos Dextrose

Agar) adalh kentang 250 gram sebagai sumber karbon, agar 20 gram sebagai

pemadat medium, Dextrose 20 gram sebagai sumber karbon dan aquades

sebagai pelarut.

3. Media PDA (Potatos Dextrose Agar) termasuk media padat yang berdasarkan

susunan kimianya termasuk non-sintetik yang berfungsi sebagai mdium

biakan mikroorganisme.

4. Peralatan sterilisasi yang digunakan pada saat praktikum adalah autoklaf

(sterilisasi tekanan uap), incubator dan peralatan tambahan seperti kapas

steril, aluminium foil, cling warp, pisau cutter, alcohol dan kompor serta

panci.

5. Tidak semua jenis mikroorganisme yang dibiakkan dapat tumbuh dalam

media PDA (Potatos Dextrose Agar), tergantung dari persyaratan hidup

mikroorganisme yang dibiakkan.

Saran

Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya lebih mengutamakan aspek

sterilisasi karena bahan dan alat yang digunakan sangat rentan terhadap pengaruh

kontaminasi.

Page 22: KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKATPROVINSI SUMATERA UTARA

DAFTAR PUSTAKA

Cappucino, J. G dan Natalie, S. 1996. Microbiology A Laboratory Manual. The

Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California.

Mauliya, D. 2013. Laporan Tetap Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik:

Pembuatan Media Agar. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya,

Indralaya.

Natasasmita, D. 2011. Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Laut Modul II

(Sterilisasi, Pembuatan Media dan Pewarnaan). Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang.

Nirwana, M. 2012. Laporan Tetap Praktikum Mikrobiologi Umum. Fakultas

Teknologi Pangan dan Agroindustri. Universitas Mataram, Mataram.

Pelczair, M. J dan Chan, E. C. S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Satriyanto, F. 2012. Budidaya Jamur Tiram. Karya Jamur Persada, Malang.

Tortora, G. J., Berdell, R. F dan Christine, L. C. 2001. Microbiology: An

Introduction. An Imprint of Addison Wesley Longman, Inc. USA.

Waluyo, L. 2007. Teknik Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. UMM Press.

Malang.

Waluyo, L. 2011. Mikrobiologi Umum : Edisi Revisi. UMM Press. Malang.

Willey, J., Linda, M. S dan Christoper, J. W. 2008. Microbiology :seventh

Edition. McGrawwHill Companies, Inc. USA.