makalah motivasi

21
MAKALAH Dosen : Drs. Sutrisno, MM Oleh : 1. Aditya Suhendra (2011050955) 2. Sahal Al Kahfi (2011050693) 3. Diki Zulkarnain (2011050880) 4. Ridwannulloh (2011051805) 5. Sariki (2011051843) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI i

Upload: tio-ayahnya-athar

Post on 08-Apr-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH MOTIVASI

MAKALAH

Dosen : Drs. Sutrisno, MM

Oleh :

1. Aditya Suhendra (2011050955)2. Sahal Al Kahfi (2011050693)3. Diki Zulkarnain (2011050880)4. Ridwannulloh (2011051805)5. Sariki (2011051843)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

2012

Kata Pengantar

i

Page 2: MAKALAH MOTIVASI

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:“ MOTIVASI “Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya telah berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Akan tetapi, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar di lain kesempatan saya dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada.

Akhirnya, semoga dengan membaca makalah ini, sedikit banyaknya akan menambah pengetahuan kita.

Pamulang, 18 April 2012

PenulisA. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang berarti

dorongan atau daya penggerak.

Michel J. Jucius menyebutkan motivasi sebagai kegiatan

memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk

mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.

ii

Page 3: MAKALAH MOTIVASI

Menurut Dadi Permadi, motivasi adalah dorongan dari dalam

untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif.

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, apa saja yang diperbuat

manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya

maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini

berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif

tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu.

Bertentangan dengan Purwanto, Nasution membedakan antara

motif dan motivasi. Motif adalah segala daya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah

usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu

mau atau ingin melakukannya.

Berdasarkan deskripsi di atas, motivasi adalah keadaan

individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif telah

dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan

motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku

seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkan

kadang-kadang berlawanan dari yang tampak.

Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi dan dirangsang

oleh keinginan, kebutuhan, tujuan dan kepuasannya. Baik yang

bersumber dari dalam (internal), maupun dari luar (eksternal). Jadi,

setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.

B. Model Umum Motivasi

Model umum motivasi mempunyai empat macam komponen, yaitu :

1. Pembangkit tekanan ( tension arousal )

2. Tindakan ( action )

3. Sebuah perangsang ( an incentive )

iii

Page 4: MAKALAH MOTIVASI

4. Pengurangan tekanan ( tension reduction )

Keterangan :

Seorang individu merasakan adanya tegangan yang timbul karena

ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Kemudian ia melakukan

tindakan tertentu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Tindakannya itu diarahkan kepada suatu sasaran atau perangsang

yang dianggapnya mampu memenuhi kebutuhanya tersebut. Dan bila

ia mendapatkan perangsang (insentif) itu maka akan terjadi

pengurangan tegangan atau tekanan dalam dirinya.

Dari model diatas, motivasi dapat dianggap sebagai suatu proses

homeostatik. Motivasi merupakan suatu mekanisme kontrol seperti

proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang

mempertahankan keadaan yang seimbang dalam tubuh tersebut.

Saat kadar glukosa dalam darah berkurang, hati akan dirangsang

oleh insulin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa agar dapat

digunakan sebagai tenaga untuk kontraksi otot.

Dengan proses yang sama, apabila seseorang yang mula-mula

semua kebutuhannya terpenuhi dipindahkan pada keadaan di mana

ada kebutuhan yang belum terpenuhi, ia akan melakukan tindakan

iv

PEMBANGKIT KETEGANGAN

TINDAKAN YANG DIARAHKAN PADA

SASARANINSENTIF

PENGURANGAN KETEGANGAN

KETEGANGAN MEMUNCAK UNTUK SIKLUS BERIKUTNYA

Page 5: MAKALAH MOTIVASI

untuk mengembalikan dirinya hingga situasi yang sebelumnya atau

pada tingkat keseimbangan yang lebih diinginkan di mana terdapat

imbangan yang memuaskan antara yang diperlukan dan yang

dimilikinya.

C. Teori MotivasiAda lima teori motivasi kontemporer, yaitu :

1. Teori kebutuhan (Need Theory), terdiri dari :

a. Teori Hierarki Kebutuhan

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada

intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima

tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

1) Kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar,

haus, istirahat dan sex

2) Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik

semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual

3) Kebutuhan akan kasih sayang (love needs)

4) Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada

umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status

5) Aktualisasi diri (self actualization), setiap orang memiliki potensi-

potensi tertentu dan biasanya potensi tersebut cenderung

ditransformasikan hingga tercapai prestasi melalui perilaku yang

tepat. Menurut Maslow, ”What a man can be, he must be.”

Secara analogi, istilah “hierarki” berarti anak tangga. Saat kita

menaiki suatu tangga, kita akan mulai dengan anak tangga yang

pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut

diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti

seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat

kedua (dalam hal ini rasa aman) sebelum kebutuhan tingkat

pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga

tidak akan diusahakan pemuasannya sebelum seseorang merasa

aman, demikian pula seterusnya.

v

Page 6: MAKALAH MOTIVASI

Namun pemuasan kebutuhan dengan urutan yang telah

dikemukakan bukanlah suatu kejadian tunggal yang unik. Justru ia

bersifat siklis. Seseorang yang kebutuhan pangannya telah

terpenuhi, akan berusaha memenuhi kebutuhannya akan rasa

aman. Tetapi pada akhirnya, ia akan merasa lapar lagi yang

mengingatkannya pada kebutuhan pangan.

Selain itu ada juga orang yang makan karena lapar, tetapi ia

sekaligus dapat memenuhi kebutuhannya akan kasih sayang atau

sosial dengan makan bersama sekelompok orang.

Dalam hal ini, walaupun secara teori berbagai kebutuhan telah

didiferensiasikan, perilaku nyata menunjukkan adanya lebih dari

satu macam kebutuhan.

b. Teori ERG

Teori ERG dikembangkan oleh Clayton Alderfer. ERG merupakan

huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu :

E = Existence (kebutuhan akan eksistensi),

R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain,

dan

G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).

Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu

diusahakan pemuasannya secara serentak. Pada teori ERG :

ψ Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar

pula keinginan untuk memuaskannya

ψ Apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan maka

keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi semakin

kuat.

ψ Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang

tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk

memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme

oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya,

seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang

vi

Page 7: MAKALAH MOTIVASI

dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada

hal-hal yang mungkin dicapainya.

c. Teori Tiga Kebutuhan

Teori yang dikembangkan oleh Atkinson dan David McClelland ini

meliputi :

1) Achievement Motive (nAch): Motif untuk berprestasi

2) Affiliation Motive (nAff): Motif untuk bersahabat.

3) Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasa

d. Teori Dua Faktor

Teori yang dikembangkan Frederich Herzberg sebagai Model Dua

Faktor dari motivasi terdiri dari :

1) Faktor Motivasional

Faktor motivasional merupakan hal-hal yang mendorong untuk

berprestasi dan dorongan tersebut bersifat intrinsik atau

bersumber dari dalam diri seseorang.

Yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah

pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan

bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.

2) Faktor Hygiene (pemeliharaan)

Faktor hygiene merupakan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik,

artinya bersumber dari luar diri seseorang yang turut

menentukan perilaku dalam kehidupan oragn tersebut.

Faktor-faktor hygiene mencakup antara lain status seseorang

dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan

atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan

sekerjanya, gaji atau upah yang layak, kebijakan organisasi,

sistem administrasi dalam organisasi dan kondisi pekerjaan.

2. Teori penetapan tujuan (Goal Setting Theory)

vii

Page 8: MAKALAH MOTIVASI

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan

memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :

a. Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian

b. Tujuan-tujuan mengatur upaya

c. Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi

d. Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan

rencana-rencana kegiatan.

3. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Pemikiran B.F. Skinner mengenai teori ini didasarkan atas “hukum

pengaruh”, dimana manusia cenderung untuk mengulangi tindakan

yang mempunyai konsekuensi yang menguntungkan dirinya dan

mengelak dari tindakan yang mengakibatkan konsekuensi yang

merugikan.

Sebagai contoh, ada seekor burung dara yang lapar. jika ia

mematuk-matuk lingkungan sekitarnya, ia akan mendapatkan

imbalan, dalam arti bahwa burung dara tersebut mendapatkan

makanannya. Akhirnya setiap kali ia lapar, ia akan selalu mematuk

lingkungan sekitarnya.

Sebaliknya jika burung dara tersebut hanya berdiam diri menunggu

makanan datang, besar kemungkinan tidak akan ada makanan

yang datang padanya (tidak ada imbalan) dan lama-lama tubuhnya

semakin lemah. Hal tersebut tentu merugikan dirinya sendiri.

Hingga akhirnya ia akan berusaha mematuk lingkungan sekitarnya

agar mendapatkan makanan. Tindakan tersebut dianggap

“diperkuat” (Reinforced) dan burung dara tersebut belajar untuk

membedakan antara perilaku yang mendapat imbalan dan perilaku

yang tidak mendapat imbalan (merugikan).

4. Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori hasil pemikiran S. Adams ini berpandangan bahwa manusia

terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang

viii

Page 9: MAKALAH MOTIVASI

dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.

Sebagai ilustrasi, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi

bahwa gaji yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan

dapat terjadi, yaitu :

ψ Seorang akan berusaha memperoleh gaji/imbalan yang lebih

besar, atau

ψ Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan

tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya

menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :

ψ Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak

diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan,

keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya

ψ Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang

kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang

bersangkutan sendiri

ψ Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di

kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis

ψ Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah

dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai

Apabila sampai terjadi perspektif ketidakadilan maka akan timbul

berbagai dampak negatif, seperti ketidakpuasan, sering terjadinya

kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai

berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing,

pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.

5. Teori Pengharapan (Expectancy Theory)

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And

Motivation” menyatakan teori harapan yang berkata bahwa jika

seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh

sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong

untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika

ix

Page 10: MAKALAH MOTIVASI

harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya

untuk berupaya akan menjadi rendah.

Selain lima teori kontemporer diatas, masih banyak lagi teori-teori

motivasi. Diantaranya yaitu :

1. Teori-teori Behavioral :

a. Clark Hull, mengemukakan Drive Reduction Theory pada tahun

1943, yang menyatakan bahwa yang terpenting dan menempati

posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia adalah

kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis. Suatu

kebutuhan biologis pada makhluk hidup menghasilkan suatu

dorongan (drive) untuk melakukan aktivitas memenuhi

kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan

bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa

reduksi kebutuhan (need reduction response).

b. Pada periode 1935 - 1960, Kurt Lewin mengajukan Field Theory

yang dipengaruhi oleh prinsip dasar psikologi Gestalt. Lewin

menyatakan bahwa perilaku ditentukan baik oleh manusia

maupun oleh lingkungan. Menurut Lewin, besar gaya

motivasional pada seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang

sesuai dengan lingkungannya ditentukan oleh tiga faktor:

1) Tension atau besar kecilnya kebutuhan

2) Valensi atau sifat objek tujuan

3) Jarak psikologis orang tersebut dari tujuan. Semakin dekat

seseorang dengan tujuannya, semakin besar gaya

motivasinya. Sebagai contoh, seorang pelari yang sudah

kelelahan melakukan sprint ketika ia melihat atau mendekati

garis finish, semangatnya muncul lagi untuk lebih cepat

berlari.

2. Teori-teori Cognitive :

Pada tahun 1957 Leon Festinger mengajukan Cognitive

Dissonance Theory. Istilah tersebut berhubungan dengan persepsi

x

Page 11: MAKALAH MOTIVASI

serta evaluasi (kognisi) dua unit informasi atau lebih yang

bertentangan atau tidak bersifat harmonis (disonan). Jika terdapat

ketidakcocokan antar unit informasi tersebut maka kita akan

bereaksi untuk menyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini.

3. Teori-teori Psychoanalytic

a. Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini

adalah Psychoanalytic Theory atau Psychosexual Theory yang

dikemukakan oleh Freud (1856 - 1939). Model tentang motivasi

menurut Freud terdiri dari tiga bagian :

1) ID yaitu dorongan-dorongan yang tak terkendali

2) Ego yaitu prinsip realitas yang mempengaruhi dorongan-

dorongan tersebut dalam pengalaman hidup yang nyata

3) Superego (hati nurani) yaitu yang mengendalikan kedua

macam mekanisme tersebut

Freud menitikberatkan teorinya pada persoalan seks yang

kemudian dimodifikasi oleh para pengikutnya.

b. Erik Erikson yang merupakan murid Freud menentang pendapat

Freud. Erik menyatakan dalam Theory of Socioemotional

Development atau Psychosocial Theory bahwa yang paling

mendorong perilaku manusia dan pengembangan pribadi

adalah interaksi sosial.

4. Teori-teori Social Learning

Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter

menaruh perhatian pada apa yang dipilih seseorang ketika

dihadapkan pada sejumlah alternatif bagaimana akan bertindak.

Untuk menjelaskan pilihan, atau arah tindakan, Rotter mencoba

menggabungkan dua pendekatan utama dalam psikologi, yaitu

pendekatan stimulus-response atau reinforcement dan pendekatan

cognitive atau field. Menurut Rotter, motivasi merupakan fungsi dari

harapan dan nilai reinforcement.

5. Teori Social Cognition

xi

Page 12: MAKALAH MOTIVASI

Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui

berbagai eksperimen, Bandura dapat menunjukkan bahwa

penerapan konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi.

Pembelajaran dapat terjadi melalui proses sederhana dengan

mengamati aktivitas orang lain. Bandura menyimpulkan

penemuannya dalam pola empat langkah yang mengkombinasikan

pandangan kognitif dan pandangan belajar operan, yaitu:

a. Attention, memperhatikan dari lingkungan

b. Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh

c. Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa

yang dilihat

d. Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang

mengubah kemungkinan perilaku yang akan muncul lagi

(reinforcement and punishment).

6. Teori Curiosity Berlyne

Pada tahun 1960 Berlyne mengemukakan sebuah Teori tentang

Curiosity atau rasa ingin tahu. Menurut Berlyne, ketidakpastian

muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, mengejutkan,

tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan yang

tinggi dalam sistem syaraf pusat kita. Respon manusia ketika

menghadapi suatu ketidakpastian inilah yang disebut dengan

curiosity atau rasa ingin tahu. Curiosity akan mengarahkan

manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi

ketidakpastian.

D. Jenis MotivasiMotivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua:

1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri

pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut,

xii

Page 13: MAKALAH MOTIVASI

harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal

melekat pada seseorang

2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar

diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah,

adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa

takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi motivasi)

E. Indikator MotivasiAbin Syamsuddin Makmun mengemukakan bahwa untuk memahami

motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

1. Durasi kegiatan

2. Frekuensi kegiatan

3. Persistensi atau ketekunan pada kegiatan

4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi

rintangan dan kesulitan

5. Devosi atau kesetiaan dan pengorbanan untuk mencapai tujuan

6. Tingkat aspirasi atau cita-cita yang hendak dicapai dengan

kegiatan yang dilakukan

7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari

kegiatan yang dilakukan

8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

F. KesimpulanMotivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika

suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang

sesuai. Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong

xiii

Page 14: MAKALAH MOTIVASI

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu

saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang

tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari

tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari ini, kita dipaksa menghadapi

seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu. Karena teori

motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap

kehidupan tidak sadar.

Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang

mungkin dikarenakan oleh penggunaan metode observasi yang

berbeda-beda, studi tentang berbagai kelompok usia dan jenis kelamin

yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang motivasi yang

digeneralisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada.

Ada macam-macam motivasi dalam satu perilaku. Suatu perbuatan

atau keinginan yang disadari dan hanya mempunyai satu motivasi

bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa. Karena suatu keinginan

yang disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsi sebagai

penyalur untuk tujuan-tujuan lainnya.

Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut mencerminkan

”hasil pekerjaan” seseorang yang berhadapan dengan potensinya

untuk perilaku, yang dapat diidentifikasi sebagai ”kemampuannya”.

Jadi, motivasi memegang peranan sebagai perantara untuk

mentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.

Daftar Pustaka

xiv

Page 15: MAKALAH MOTIVASI

Akhmad Sudrajat, 2008, teori-teori motivasi, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/feed

Arief Achmad, 2007, Artikel Pendidikan Network: MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR SISWA, http://e-pendidikan.net

Bulepe, 2008, KAITAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI, http://www.idebagus.com

Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia

Taidin Suhaimin, 2008, Definisi, Pengertian & Takrifan Motivasi, http://www.statcounter.com

Tunggarawae, 2008, teori-teori motivasi, http://multiply.com/info/about

Winardi. 1980. Management Personalia. Bandung : Sinar Baru

xv