makalah motivasi

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia di dunia memerlukan dorongan-dorongan dari orang lain agar hidupnya dapat berjalan dengan baik dan sesuai apa yang diharapkan. “Apa yang memotivasi anda untuk melakukan ini?” “Apa motivasi anda melakukan itu?” adalah beberapa pertanyaan yang tak asing kita dengar. Untuk psikolog motivasi merupakan kebutuhan atau keinginan yang memberikan energi perilaku dan mengarah kearah tujuan (Myers. 2009). Motivasi memberikan energi dan perilaku langsung. Motivasi memberikan energi dan perilaku langsung inilah yang dirasakan oleh Aron Raslton seorang pendaki gunung yang sudah memiliki banyak pengalaman mendaki. Suatu ketika, Ralston dengan sendirinya memberanikan diri untuk mendaki batu-batu merah di luar Taman National Canyonlands di Utah Tenggara. Ia berencana untuk melakukan canyonneering (perjalanan ke ngarai dengan berbekal skill). Ia memutuskan untuk melewati lembah yang bercelah sempit. Namun naas, ia terjebak di ketinggian 150 meter diatas puncak dinding vertika Bluejohn Canyon. Tangan kanannya terjepit oleh batu seberat lebih dari 350kg. Dalam kondisi terjebak tersebut Ralston memiliki 1

Upload: suci-soekandar

Post on 23-Jan-2017

191 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah motivasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia di dunia memerlukan dorongan-dorongan dari orang lain agar

hidupnya dapat berjalan dengan baik dan sesuai apa yang diharapkan. “Apa yang

memotivasi anda untuk melakukan ini?” “Apa motivasi anda melakukan itu?”

adalah beberapa pertanyaan yang tak asing kita dengar. Untuk psikolog motivasi

merupakan kebutuhan atau keinginan yang memberikan energi perilaku dan

mengarah kearah tujuan (Myers. 2009). Motivasi memberikan energi dan

perilaku langsung.

Motivasi memberikan energi dan perilaku langsung inilah yang dirasakan

oleh Aron Raslton seorang pendaki gunung yang sudah memiliki banyak

pengalaman mendaki. Suatu ketika, Ralston dengan sendirinya memberanikan diri

untuk mendaki batu-batu merah di luar Taman National Canyonlands di Utah

Tenggara. Ia berencana untuk melakukan canyonneering (perjalanan ke ngarai

dengan berbekal skill). Ia memutuskan untuk melewati lembah yang bercelah

sempit.

Namun naas, ia terjebak di ketinggian 150 meter diatas puncak dinding

vertika Bluejohn Canyon. Tangan kanannya terjepit oleh batu seberat lebih dari

350kg. Dalam kondisi terjebak tersebut Ralston memiliki beberapa pilihan, yakni

menunggu seseorang datang dan mengeluarkannya atau memutuskan lengannya.

Menyadari tak ada yang menyelamatkannya, Ralston memutuskan untuk

memindahkan batu tersebut dengan sekuat tenaganya. Jam demi jam, malam demi

malam ia lewati, si batu tak ingin pindah dari penderitaan Ralston. Ia mulai putus

asa. Beberapa hari ia terjebak di ngarai yang sempit itu. Bekal pun habis.

Akhirnya ia mulai menghirup air seninya sendiri untuk bertahan hidup. Kemudian

ia mengambil kamera dan memberikan pesan-pesan terakhirnya. Keesokkannya ia

terkaget, karena ia masih hidup. Sejam berikutnya ia memutuskan untuk

memotong tangannya dengan pisau yang ia miliki. Akan tetapi pisau tersebut tak

cukup tajam untuk memotong tangan kanannya. Ia pun mematahkan tulang

1

Page 2: Makalah motivasi

tangannya. Ia pun lepas dari jebakan batu seberat 800 pound itu. (Pengalaman

Ralston 2004 dalam Myers,2009).

Dari cerita diatas, rasa haus dan kelaparan yang dialami Ralston, rasa

cintanya kepada kekasihnya, memuat ia termotivasi untuk bertahan hidup.

Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri

sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki (Effendy, 1986: 69). Berbeda

dengan motif. Motif ialah dorongan dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu.

Berhasil tidaknya seseorang mencapai suatu tujuan yang direncanakan atau

ditentukan tergantung bukan hanya dari ability (kemampuan) tetapi juga dari

motif.

Dari cerita pengalam Ralston juga dapat dilihat terdapat beberapa jenis

motivasi, yakni motivasi berprestasi, motivasi agresi, motivasi berafiliasi, dan

lain-lain. Dalam hal motivasi berprestasi menjadikannya topik utama karena

motivasi ini umum dimasyarakat.

Masalahnya ialah bagaimana membangkitkan motif itu, sebab motif ibarat

potensi tenaga listrik yang baru punya daya jika generatornya berjalan atau

dicharge sebagaimana pada accu. Membangkitkan motif atau memberi motif kita

sebut motivasi.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana penjelasan tentang motivasi dan motif secara rinci?

2) Apa yang dimaksud dengan teori cost-reward, disonansi kognitif, dan

piramida kebutuhan?

1.3 Tujuan

1) Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan motivasi dan motif

2) Memberikan penjelasan tentang teori cost-reward, disonasi kognitif, dan

piramida kebutuhan

2

Page 3: Makalah motivasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Motif

Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan

adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia. Motif juga

dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman,

2007:73).

Motif juga diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

melakukan sesuatu. Motif sebagai penggerak dari dalam dan di dalam subjek

untuk melakukan sesuatu. Hal ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Berawal dari kata “motif” maka motivasi diartikan sebagai penggerak yang aktif,

motif tersebut akan aktif pada saat tertentu apalagi jika kebutuhan tersebut

dirasakan mendesak.

Motif-motif dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Motif biogenetis, yaitu motif motif yang berasal dari kebutuhan-

kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, missal lapar, haus,

kebutuhan akan kegiatadan istirahat, mengambil nafas, seksualitas,

dan sebagainya.

2. Motif sosiagenetis,yaitu moti-motif yang berkembang berasal dari

lingkungan kebudayaan orang tersebut berada. Jadi, motif ini tidak

berkembang dari sendirinya, tapi di pengaruhi oleh lingkungan

kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan mendengarkan musik,

makan pecel, makan cokelat dan lain lain.

3. Motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai mahluk yang

berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-

Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari hari, misalnya

keinginan untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.

3

Page 4: Makalah motivasi

Fungsi Motif

a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak.

b. Motif itu menentukan arah perbuatan.

c. Motif itu menyeleksi perbuatan kita.

2.2 Motivasi

Pada cerita Ralston diatas tersebut, tentu terlintas pertanyaan apa yang

menyebabkan ia melakukan itu semua. Bebrapa kejadian seperti aksi demo

mahasiswa, dan pelukis yang berjam-jam tanpa makan dan minum menyelesaikan

karyanya, menimbulkan pertanyaan apa faktor yang mendorong mereka

melakukan itu semua.

Faktor yang mendorong itu dapat dikatan meliputi keseluran aspek fisik dan

psikologis yang memengaruhinya, meski para psikologi membatasi konsep

motivasi sampai tingkat faktor-faktor menguatkan perilaku. Sehingga motivasi

diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau

keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan seseorang untuk melakukan

suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.

Faktor-fator itu sering kali disebut dengan motivasi, sebagai tujuan yang

diinginkan yang mendorong orang berperilaku tertentu, sehingga motivasi sering

pula diartikan dengan keinginan, tujuan, kebutuhan, atau dorongan, dan sering

dipakai secara bergantian untuk menjelaskan motivasi seseorang.

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai sebab-sebab

yang menjadi dorongan tindakan seseorang. Dari pengertian motif tersebut dapat

diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu yang pokok yang menjadi

dorongan seseorang untuk bekerja. Motivasi adalah ” pendorongan” suatu usaha

yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak

hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu. (Purwanto, 2002: 71). Atkinson mengartikan motivasi sebagai

perwujudan motif yang berbentuk tingkah laku yang nyata.

4

Page 5: Makalah motivasi

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari yang dikemukakan Mc. Donald ada tiga

elemen penting, yaitu:

1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi diri setiap individu

manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.

3. Motivasi dirangsang karena ada tujuan.

Menurut Menurut Supriyono (2003), motivasi adalah kemampuan untuk

berbuat sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan untuk

berbuat sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat

dikemukakan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang,

secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai

tujuan yang dikehendakinya atau mendapat hasil kepuasan yang diperbuatnya.

Motivasi menyebabkan terjadinya perubahan energi pada diri manusia,

sehingga berkaitan dengan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi untuk selanjutnya

melakukan sesuatu. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk

menyediakan kondisi tertentu sehingga orang itu mau dan ingin melakukan

sesuatu. Bila dia tidak menyukainya, maka dia akan berusaha untuk mengelakkan

perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tapi

motivasi tumbuh di dalam diri seseorang.

Motivasi memimilik ciri yakni :

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah

4. Lebih senang bekerja sendiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

6. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu

8. Senang mencari dan memecahkan masalah.

5

Page 6: Makalah motivasi

Adapun faktor penggerak motivasi adalah keinginan untuk hidup, keinginan untuk

memiliki sesuatu, keinginan akan kekuasaan, dan keinginan akan adanya

pengakuan. Dalam hubungannya dengan motivasi berdasarkan sifat, ada dua

bentuk motivasi, yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Winkel, 1995).

Dua bentuk motivasi lain yaitu motivasi terdesak dan motivasi yang berhubungan

dengan ideologi, politik, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.

Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman (2007:85), fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat.

2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakanyang serasi guna mencapai tujuan.

Menurut Hamalik (2000:175) ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak

akan timbul perbuatan seperti belajar.

2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian

tujuan yang diinginkan.

3. Sebagai penggerak.

2.3 Teori Cost-reward

Menurut Homans, teori ini membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran

aktivitas, dalam bentuk nyata atau tidak nyata, dan kurang lebih sebagai

pertukaran hadiah atau biaya (cost-reward), sekurang-kurangnya antara dua

orang. Teori Pertukaran Sosial Proposisi Pendorong bahwa jika kejadian dimasa

lalu dorongan tertentu menyebabkan tindakan seseorang mendapat reward, maka

orang tersebut akan menginginkan dorongan serupa di masa kini dengan masa lalu

dan makin besar kemungkinan orang tersebut melakukan tindakan serupa.

6

Page 7: Makalah motivasi

Teori ini dikembangkan oleh George Homans. Teori Pertukaran Sosial

adalah teori yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur

ganjaran, pengorbanan dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Yang dimana

dapat dijelaskan bahwa ganjaran merupakan segala hal yang diperolehi melalui

adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan,

sedangkan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Proposisi

Sukses. Apabila seseorang melakukan suatu tindakan, dan ia menerima hadiah

atas tindakannya tersebut, maka semakin sering ia melakukan dan mengulangi

tindakan tersebut.

Proposisi Nilai bahwa jika seseorang merasa sesuatu tindakan semakin

bernilai bagi dirinya maka makin besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan

tersebut.

Proposisi Deprivasi mrupakan kejemuan bahwa jika seseorang merasa

sesuatu tindakan semakin bernilai bagi dirinya maka makin besar kemungkinan ia

akan melakukan tindakan tersebut.

Proposisi Persetujuan Agresi, terdapat dua proposisi yakni jika seseorang

tidak mendapat reward yang ia harapkan atau mendapat hukuman yang tidak

diharapkan maka ia akan marah dan semakin agresiflah tindakannya berikutnya.

Sedang proposisi lainnya adalah jika seseorang mendapat reward yang lebih dari

yang ia harapkan atau tidak menerima hukuman yang ia bayangkan maka ia akan

puas dan ia akan melakukan tindakan yang disetujui.

Proposisi Rasional bahwa orang akan melakukan tindakan atau tidak

tergantung pada persepsi mereka tentang peluang sukses.

Contoh :

Di gambarkan pada kehidupan orang yang berpasangan, Hubungan terjalin karena

adanya pertukaran sosial antara keduanya, dan adanya kesepakatan, adanya

dorongan, adanya nilai, ataupun adanya rasional yang terbentuk diantara keduanya

untuk melanjutkan hubungan tersebut. Namun untuk saat ini banyak sekali kasus

hubungan yang berakhir pada perceraian, dan perceraian sudah di anggap tidak

tabu lagi, bahkan perceraian merupakan keputusan termudah untuk memutuskan

tali perkawinan.

7

Page 8: Makalah motivasi

Teori ini membahas tentang perilaku sosial individu yang terlihat. Adanya

tindakan individu dapat dikaji melalui sebab-akibat atau adanya stimulus respon

yang timbul. Menurut Homans, orang terlibat dalam sebuah perilaku adalah untuk

memperoleh adanya pertukaran, hal ini lebih berkaitan pada teori pertukaran yang

bersifat ekonomis. Homans menjelaskan teori ini dalam proposisi sukses,

stimulus, nilai, kejenuhan, dan persetujuan.

Pernyataan proposisi sukses, asumsi dasar proposisi sukses adalah semakin

sering tindakan seseorang itu dihargai maka semakin sering orang itu

melakukan tindakan yang sama. Sebaliknya jika semakin sering tindakan

seseorang itu gagal atau tidak mendapatkan pengahrgaan maka tindakan

tersebut tidak akan diulanginya lagi.

Pernyataan kedua, stimulus atau rangsangan, menjelaskan bahwa setiap

individu mendapat ransangan maka ia akan cenderung melakukannya agar

mendapatkan yang ia inginkan.Kejadian sebelumnya, ia mendapatkan

ganjaran,(reward) setelah ia melakukan sesuatu, setelah mendapat

rangsangan semacam itu akan melakukannya lagi agar mendapat ganjaran

yang serupa.

Pernyataan ketiga, yakni nilai berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai dari

sebuah tindakan. Suatu tindakan dapat bernilai positif dan negatif. Tindakan

positif akan diganjar dengan hadiah sedangkan tindakan negatif berbuah

hukuman. Konsep hadiah dan hukuman ini diperkenalkan oleh Homans.

Menurutnya, hadiah berfungsi untuk menarik tindakan positif. Semakin

besar hadiah, maka individu akan lebih besar kemungkinannya bertindak

positif(sesuai yang diinginkan). Sedangkan hukuman, akan diberikan jika

ada tindakan negatif.

Penyataan keempat yakni kejenuhan(deprivasi-satiasi) menjelaskan bahwa

suatu tindakan akan berkurang nilainya seiring dengan berjalannya waktu

dan intensitas pelaksanaanya.

Pernyataan lima yakni persetujuan(restu-agresi) berbicara mengenai

perilaku emotional individu yang timbul dari tindakan sebelumnya. Disini

terdapat dua penyataan. Pernyataan pertama berbunyi “bila tidnakan

seseorang tidak memperoleh ganjaran seperti yang diharapkan atau

8

Page 9: Makalah motivasi

mendapat hukuman seperti yang tidak diharapkan maka besar kemungkinan

bahwa dia akan marah dan melakukan tindakan yang agresif”. Pernyataan

kedua berbunyi “apabila seseorang mendapat ganjaran yang diharapkan atau

tidak mendapat hukuman, maka ia akan menjadi senang dan melakukan hal

positif.”

Teori ini mengarah kepada tujuan dimana dalam melakukan tindakan, individu

mengharapkan sesuatu dari tujuan tersebut (reward) maupun lainnya. Setiap

individu dapat memilih tindakan atas dasar pertukaran yang nantinya akan

dikaitkan dengan rasionalitas dalam menentukan pilihan.

Setiap tindakan individu akan mengalami pertukaran. Sehingga apa yang

diberikan akan mendapat pertukaran dengan apa yang akan didapatkan. Setiap

tindakan yang dilakukan akan akan muncul emotional yang menyebabkan

terpengaruhnya nilai dari tindakan tersebut. Teori pertukaran dari Homans

memiliki proposisi-prosposisi yang dapat menjelaskan tindakan individu. Teori ini

juga dapat dikaitkan dengan berbagai macam fenomena perilaku individu dalam

masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar dapat lebih memahami makna setiap

perilaku yang ada di masyarakat.

Menurut Homans, pertukaran sosial yang terjadi antar individu tidak

bejalan statis. Hal ini dikarenakan tidak selamanya individu mendapatkan

keuntungan dari proses pertukaran sosial. Teori pertukaran Homans pun

berasumsi bahwa seseorang terlibat pada sebuah tindakan karena ganjaran atau

menghindari adanya hukuman.

Teori pertukaran sosial ini memandang hubungan interpersonal sebagai

suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena

mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya dan saling memuaskan

kedua belah pihak. Sehingga ada empat konsep pokok dalam teori ini yaitu

ganjaran, biaya, laba atau hasil dan tingkat perbandingan.

9

Page 10: Makalah motivasi

2.4 Disonansi Kognitif

Menurut Frestinger (1957) teori disonansi Kognitifi memiliki perbedaan dari teori

konsistensi kognitif lainnya, yaitu :

1. Teori ini berisi tingkah laku umum, jadi tidak khusus tentang laku sosial.

2. Walaupun demikian, pengaruhnya terhadap penelitian-penelitian psikologi

sosial jauh lebih mencolok daripada teori-teori konsistensi yang lain.

Inti dari teori disonansi kognitif ini sebenarnya sederhana saja, yakni;

dimungkinkan terjadi hubungan tidak pas (nonfitting relations) antara elemen-

elemen kognitif sehingga menimbulkan disonansi (kejanggalan) kognitif;

disonansi kognitif menimbulkan desakan untuk mengurangi disonansi tersebut

dan menghindari peningkatannya; hasil dari desakan itu terwujud dalam

perubahan kognisi, perubahan tingkah laku, dan menghadapkan diri pada

beberapa informasi dan pendekatan-pendekatan baru yang sudah diseleksi lebih

dahulu. Walaupun demikian, penguraian dari teori ini sangat jauh dari sederhana.

Definisi Disonansi

Elemen merupakan kognisi, yakni hal-hal yang diketahui seseorang tentang

dirinya sendiri, tingkah lakunya, dan lingkungannya. Istilah kognisi sendiri

digunakan untuk menunjuk pada setiap pengetahuan, pendapat, keyakinan, atau

pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau tentang lingkungannya.

Faktor yang paling menentukan dalam elemenn kognitif adalah kenyataan

(realitas). Elemen kogintif sendiri berhubungan dengan hal-hal nyata yang ada di

lingkungan dan hal-hal lain yang yang terdapat dalam dunia kejiwaan seseorang.

Hubungan tersebut dibedakan dalam tiga jenis: tidak relevan, disonan, dan

konsonan.

Disonansi didefinisikan sebagai dua elemen yang dikatakan ada dalam

hubungan yang disonan (janggal) dan jika (dengan hanya memerhatikan kedua

elemen itu saja ) terjadi suatu penyangkalan dari satu elemen yang diikuti oleh

atau mengikuti suatu elemen yang lain. Contoh jika seseorang berdiri di bawah

hujan, seharusnya ia kebasahan. Akan tetapi kalau orang yang berdiri di bawah

10

Page 11: Makalah motivasi

hujan (satu elemen) tidak basah (pengangkatan elemen yang kedua), maka

terjadilah hubungan yang disonan.

Konotasi adalah keadaan dimana terjadi hubungan yang relevan antara dua

elemen dan hubungan tidak disonan. Jadi satu elemen kognisi diikuti oleh elemen

yang lain. Misalnya, orang berdiri di bawah hujan (elemen pertama) dan basah

(elemen kedua).

Menurut Festinger disonansi dapat terjadi dari beberapa sumber berikut:

1. Inkonsistensi logis. Contoh keyakinan bahwa air membeku pada 0 C,

secara logis tidak konsisten dengan keyakinan bahwa es balok tidak akan

mencair pada suhu40 C.

2. Nilai-nilai budaya (cultural mores), kebudayaan seringkali menentukan

apa yang disonan dan konsonan. Contoh, makan dengan tangan di pesta

resmi di Eropa menimbulkan disonansi, tetapi, makan dengan tangan di

warung di Surabaya dirasakan sebagain konsonan.

3. Pendapat umum. Disonansi dapat terjadi karena suatu pendapat yang

dianut orang banyak dipaksakan pada pendapat individu. Misalnya,

seorang remaja senang menyanyi lagu keroncong. Hal ini menimbulkan

disonansi karena pendapat umum percaya bahwa keroncong hanya

merupakan kegemaran orang tua.

4. Pengalaman masa lalu. Contoh, berdiri dibawah hujan, tetapi tidak basah.

Keadaan ini disonan karena tidak sesuai dengan pengalaman masa lalu.

Ukuran disonansi

Hubungan disonan tidak semua sama kadarnya. Festinger mengemukakan perlu

diketahuinya faktor-faktor yang menentukan kadar disonansi itu. Faktor yang

pertama yaitu tingkat kepentingan elemen-elemen yang saling berhubungan itu

untuk orang yang bersangkutan. Kedua elemen itu kurang penting artinya, tidak

banyak disonansi yang akan timbul. Jika kedua elemen itu sangat penting artinya

maka disonansi akan tinggi.

Browns menyatakan bahwa teori ini memungkinkan dua elemen untuk

memiliki tiga hubungan yang berbeda satu sama lain, yaitu :

11

Page 12: Makalah motivasi

Hubungan konsonan (consonant relationship), ada antara dua elemen

ketika dua elemen tersebut ada pada posisi seimbang satu sama lain.

Hubungan disonan (disonant relationship) yaitu kedua elemennya tidak

seimbang satu sama lainnya.

Hubungan tidak relevan (irrelevant relationship) ada ketika elemen-

elemen tidak mempunyai hubungan makna satu sama lain.

Dalam kenyataannya tidak pernah ada hubugan yang melibatkan dua elemen saja.

Masing-masing elemen dihubungkan dengan elemen lain yang relevan. Sebagian

hubungan-hubungan ini konsonan, sedangkan sebagian yang lainnya disonan.

Menurut Festinger hampir tidak pernah terjadi tidak ada disonansi sama sekali

dalam hubungan yang terjadi antar sekelompok elemen. Maka kadar disonansi

dalam hubungan dua elemen dipengaruhi oleh jumlah disonansi yang ditimbulkan

oleh keseluruhan hubungan kedua elemen itu dengan elemen-elemen lain yang

relevan. Namun, sayang sekali Festinger tidakl menunjukkan bagaimana cara

menetapkan kadar kepentingan dan relevansinya.

Sama dengan jumlah dengan daya tolak elemen yang paling lemah disebut

tidak disonansi maksimum. Disonansi maksimum tercapai maka elemen yang

lemah akan berubah dan disonansi akan berkurang.

Konsekuensi-konsekuensi disonansi:

1) Pengurangan disonansi dapat melalui tiga kemungkinan:

a. Mengubah elemen tingkah laku, misalnya seorang gadis membeli

baju merah baru mahal tapi menurut temannya baju itu kampungan.

b. Mengubah elemen kognitif lingkungan, misalnya temannya

meyakinkan bahwa baju tersebut tidak kampungan.

c. Menambah elemen kognitif baru, misalnya mencari pendapat teman

lain bahwa baju tersebut tidak norak.

2) Pengindraan disonansi

Adanya disonansi selalu menimbulkan dorongan untuk menghindari

disonansi tersebut.

12

Page 13: Makalah motivasi

Cara-cara untuk mengurangi disonansi, sebagai berikut:

Mengubah pendapat sendiri.

Mempengaruhi orang-orang yang tidak setuju agar mengubah

pendapat mereka.

Membuat mereka yang tidak setuju tidak sebanding dengan dirinya

sendiri.

Asumsi teori disonansi kognitif :

a. Manusia memiliki hasrat akan konsistensi pada keyakinan, sikap dan

perilakunya. Disini menekankan sifat dasar manusia yang mementingkan

stabilitas dan konsistensi.

b. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. Teori ini merujuk pada

fakta bahwa kognisi-kognisi harus tidak konsisten secara psikologis.

Contoh; seseorang akan merasa tidak konsisten secara psikologis ketika ia

tidak melakukan apapun sementara ia sebenarnya ingin membantu.

c. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk

melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.

d. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan

usaha untuk mengurangi disonansi.

Konsep dan Proses Disonansi Kognitif

Tingkat Disonansi

Tingkat disonansi merujuk kepada jumlah kuantitatif dari perasaan tidak nyaman

yang dirasakan seseorang. Ada tiga faktor dapat mempengaruhi tingkat disonansi

(Zimbardo,Ebbesen& Maslach, 1977), yaitu :

Tingkat Kepentingan (importance), faktor dalam menentukan tingkat

disonansi, merujuk pada berapa signifikan permasalahan.

Kedua, Jumlah disonansi dipengaruhi oleh Rasio Disonansi (dissonance

ratio) atau jumlah kognisi disonan berbanding dengan jumlah kognisi

yang konsonan.

13

Page 14: Makalah motivasi

Ketiga, Tingkat Disonansi dipengaruhi oleh rasionalitas (rationale)

merujuk kepada alasan yang dikemukakan untuk menjelaskan mengapa

sebuah inkonsistensi muncul.

Disonansi Kognitif dan Persepsi

Terpaan selektif (Selextive Exposure) atau mencari informasi yang

konsisten yang belum ada, membantu mengurangi disonansi.

Perhatian Selektif (Selective Attention) metode untuk mengurangi

disonansi dengan memberikan perhatian pada informasi yang konsonan

dengan keyakinan dan tindakan yang ada saat ini.

Interpretasi Selektif (Selective Interpretation), melibatkan interpretasian

informasi yang ambigu sehingga menjadi konsisten.

Retensi Selektif (Selective Retention) merujuk pada mengingat dan

mempelajari informasi yang konsisten dengan kemampuan lebih besar

dibandingkan yang kita lakukan terhadap informasi yang tidak konsisten.

2.5 Piramida Kebutuhan Motivasi

Abraham Maslow pada tahun 1943, menulis karya ilmiah yang berjudul “A

Theory of Human Motivation”. Teori motivasi ini banyak sekali digunakan

sebagai dasar teori dalam ilmu psikologi maupun manajemen bisnis untuk

memberikan pandangan bahwa motivasi setiap manusia berbeda-beda. Karena

motivasi yang berbeda-beda itulah kita dapat melihat bahwa ada manusia yang

sangat ambisius untuk maju dan sukses sampai mendapat posisi tertentu, ada pula

yang ingin dikenal banyak orang, ada yang ingin punya banyak teman dan tetap

diterima dalam kelompok, tapi disisi lain ada pula yang merasa sudah cukup

walau hanya bisa makan.

Maslow, mengilustrasikan teori ini dalam bentuk piramida kebutuhan

dengan melakukan penelitian terhadap orang-orang yang dianggapnya mencapai

tahapan tingkat tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Memang tidak semua orang dapat

mencapai tahap tertinggi dari piramida tersebut, karena kemungkinan ada

14

Page 15: Makalah motivasi

kebutuhan dalam piramida maslow yang tidak tercapai. Untuk lebih jelasnya,

berikut saya bahas piramida kebutuhan tersebut secara singkat.

Perlu ditegaskan bahwa setiap tingkat di atas hanya dapat dibangkitkan apabila

telah dipenuhi tingkat motivasui di bawahnya. Namun, kalau kita lihat dalam

perkembangannya, kenyataan yang terjadi seringkali kebutuhan seseorang yang

berupa kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk dicintai dan

dikasihi, kebutuhan dapat diterima anggota kelompok yang bisa terjadi dapat

dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Teori tentang motivasi ini lahir dan awal

perkembangannya ada dikalangan para psikolog. Menurut ahli jiwa, dijelaskan

bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada

tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada beberapa

teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis (Physiological) yaitu kebutuhan untuk memelihara

kelangsungan hidup seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat

2. Kebutuhan akan keamanan (Safety) yakni rasa aman, bebas dari rasa

takut dan kecemasan

3. Kebutuhan bermasyarakat (Social) yaitu kebutuhan untuk menerima

dan bekerjasama dalam kelompok atau kata lain kebutuhan untuk

15

Gambar 1.1 : Piramida kebutuhan

Page 16: Makalah motivasi

berkelompok dan bermasyarakat, menerima dan diterima, mencintai dan

dicintai.

4. Kebutuhan akan cinta dan kasih (Love and Belonging) yakni kasih,

rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah,

maupun kelompok)

5. Kebutuhan untuk atualisasi diri (mewujudkan diri sendiri) yaitu

kebutuhanuntuk membuktikan diri mampu mengembangkan prestasi

tertentu yang dapat dibanggakan dan mengembangkan bakat usaha

mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan

pribadi.

Berdasarkan buku terjemahan karya Howard S. Friedman berjudul Kepribadian

(2006:321) terdapat beberapa kebutuhan yang merujuk pada kesiapan untuk

merespon dengan cara teretntu dalam kondisi tertentu yang meliputi kebutuhan

akan pencapaian, afiliasi, dominasi, dan eksibisi.

1. Kebutuhan akan Pencapaian

Orang dengan kebutuhan akan pencapaian yang tinggi cenderung tekun,

bahkan terdorong untuk memenuhi tugas yang masyarakat tetapkan untuk

dirinya. Mereka memperoleh sederet gelar kesarjaan atau penghargaan

yang cenderung berada di posisi puncak dalam bisnis terutama jika

kuantitas lebih penting daripada kualitas dan jika ketekunan menghasilkan

kemenangan.

2. Kebutuhan akan Afiliasi

Orang dengan kebutuhan afiliasi tinggi ingin bekerjasama dan

menghabiskan waktu bersama orang lain, kebutuhan ini mendesak

seseotang untuk berteman dan membuat teman mereka senang.

3. Kebutuhan akan Kekuasaan

Orang yang termotivasi untuk memiliki kekuasaan tinggi biasanya mencari

jabatan dan pekerjaan yang membuat mereka bisa menyatakan kuasa atas

orang lain.

16

Page 17: Makalah motivasi

4. Kebutuhan akan Eksibisi

Orangyang kebutuhan eksibisi tinggi cenderung ingin mempertunjukan

diri mereka di hadapan orang lain dan berusaha untuk menyenangkan,

menghibur, memotivasi, bahkan mengagetkan orang lain.

17

Page 18: Makalah motivasi

BAB III

PENUTUPAN

3.

3.1 Simpulan

Motif adalah dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku

dikarenakan adanya kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh

manusia.

Kata Motivasi berasal dari motif.

Motivasi ialah suatu proses untuk menggalakkan sesuatu tingkah laku

supaya dapat mencapai matlumat-matlumat tertentu

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara sadar

atau tidak sadar untuk melakukan suatu hal agar mencapai tujuan yang

ingin dicapai.

Motif dan Motivasi memiliki fungsi dan tujuan masing-masing.

Teori Cost-reward merupakan teori yang membahas tentang perilaku

sosial individu yang nampak terlihat.

Teori disonansi kognitif merupakan teroi yang dimungkinkan terjadi

hubungan tidak pas (nonfitting relations) antara elemen-elemen kognitif

sehingga menimbulkan disonansi (kejanggalan) kognitif

Teori disonansi kognitif tidak begitu sederhana

Piramida kebutuhan merupaka ilustrasi yang digunakan oleh Abraham

Maslow untuk menerangkan teori motivasi.

Terdapat lima kebutuhan yang menjadi perhatian piramuda ini yakni,

kebutuhan fisiologis (physiological), kebutuhan akan keamanan (safety),

kebutuhan bermasyarakat (social),kebutuhan akan cinta dan

kasih,kebutuhan untuk aktualisasi diri (mewujudkan diri sendiri)

18

Page 19: Makalah motivasi

Daftar Pustaka

Myers, D. (2010). Psychology in Modules, Ninth Edition. New York: Worth.

Hariandja, M. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia : Peningkatan,

Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas

pegawai. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

Prayitno. (1994) . Dasar – dasar bimbingan dan konseling. Jakarta : RINEKA CIPTA .

Yusuf, S. (2008). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung : PT.REMAJA ROSDAKARYA.

M, Sardiman A. (2008). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Priyatna, S. (1943) . Motivasi, Partipasi, dan Pembangunan: Tinjauan dari Sisi

Komunikasi. Jakarta: U.K. Press Jakarta

Sarwono, S. (2013). Teori-Teori Psikologi Sosial. Depok: Rajawali Press.

Prezi.com. (2016). teori pertukaran sosial. [online] Available at:

https://prezi.com/fd1eivfq5d6a/teori-pertukaran-sosial/ [Accessed 26 Apr. 2016].

Fergiyano, N. (2014). TEORI PILIHAN RASIONAL PERTUKARAN SOSIAL -

PERILAKU. [online] Nicofergiyono.blogspot.co.id. Available at:

http://nicofergiyono.blogspot.co.id/2014/06/teori-pilihan-rasional-

pertukaran.html?m=1 [Accessed 20 Apr. 2016].

Derifatoni, T. (2009). TEORI DISONANSI KOGNITIF. [online] Berpikir Setengah

Sadar. Available at: https://taraderifatoni.wordpress.com/2009/11/28/teori-

disonansi-kognitif/ [Accessed 20 Apr. 2016].

Writing = Sharing. (2012). Teori Motivasi: Hierarki Kebutuhan Manusia

Berdasarkan Perspektif Maslow. [online] Available at:

https://lefrandi.wordpress.com/2012/12/14/teori-motivasi-hierarki-

19

Page 20: Makalah motivasi

kebutuhan-manusia-berdasarkan-perspektif-maslow/ [Accessed 20 Apr.

2016].

20