makalah mikrobiologi 9
DESCRIPTION
nnnnTRANSCRIPT
MAKALAH MIKROBIOLOGI
Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Astihawa Indah Setiani (8617)
2. Amalina Hafizah (8618)
3. Rifqi Zahroh Janatunaim (8619)
4. Sri Nopitasari (8620)
5. Eka Cahyaningrum (8621)
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Metabolisme Penghasilan Energi oleh Mikrobia Melalui Jalur Kemoorganotrofik dan
Kemolitotrofik”. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Drs. Langkah Sembiring, M.Sc.,
Ph.D. karena beliau telah membimbing dan bersedia membagikan ilmunya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyusun laporan penelitian ini. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada orang tua yang selalu mendoakan penulis, dan pihak-pihak lain yang turut membantu
penyusunan makalah ini sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Akhir kata, penulis bersedia menerima baik kritik maupun saran yang dapat
membangun baik penulis maupun pembaca agar dapat berkarya dengan lebih baik lagi. Selain
itu penulis meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat.Terima kasih.
Yogyakarta, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i
PRAKATA………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
BAB I PENGANTAR
Latar Belakang…………………………………………….……..1
Permasalahan…………………………………………………….2
Tujuan……………………………………………………………2
Cara Untuk Memenuhi Tujuan…………………………………..2
Hasil Yang Dicapai………………………………………………2
BAB II ISI
1. Proses Metabolisme Kemoorganotrofik……………...…………3
a. Respirasi Aerobik
i. Glikolisis
ii. Siklus Trikarboksilat
iii. Transpor elektron dan Fosforilasi Oksidatif
b. Respirasi Anaerobik
c. Fermentasi
2. Proses Metabolisme Kemolitotrofik
BAB III PENUTUP
Simpulan……………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…13
BAB II
ISI
I. Proses Metabolisme Kemoorganotrofik
Hewan dan banyak mikrobia merupakan kemoorganotrofik. Organisme ini
menggunakan molekul organik sebagai penghasil energi,karbon,dan elektron.
Kemoorganotrof mengoksidasi sumber energi organik dan menghemat pelepasan energi
pada pembentukan ATP. Kemoorganotrof dapat menggunakan satu atau lebih proses
katabolik seperti fermentasi, respirasi aerobik, dan respirasi anaerobik yang akan
diuaraikan sebagai berikut.
A. Respirasi Aerobik
Respirasi aerobik merupakan suatu pross penghasilan energi yang molekulnya
(seringkali organik) dioksidasi dengan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir.
Respirasi aerobik ini terdiri atas tiga proses yaitu glikolisis, siklus asam trikarboksilasi,
serta transfer elektron dan fosforilasi oksidatif. Secara umum makromolekul yang
mengalami katabolisme adalah glukosa. Namun, banyak mikroorganisme yang mampu
melakukan katabolisme pada banyak karbohidrat. Pada monosakarida glukosa,
fruktosa, dan manosa, difosforilasi menggunakan ATP dan memasuki jalur Embden-
Meyerhof, sedangkan pada galaktosa harus diubah menjadi uridin difosfat galaktosa
sesudah fosforilasi awal, lalu diubah ke dalam glukosa 6-fosfat pada tiga proses
tahapan. Pada disakarida secara umum dapat dipecah menjadi monosakarida oleh
paling tidak dua mekanisme. Pada maltosa, sukrosa dan laktosa dapat secara langsung
pada gula unsurnya. Banyak disakarida (contohnya maltosa,celobiosa, dan sukrosa)
juga dibagi dengan dibantu fosfat pada ikatan bersama dua gula, yang dinamakan
fosforolisis. Pada polisakarida seperti disakarida, dipecah dengan hidrolisis dan
fosforolisis.
Selain glukosa, mikroorganisme kemoorganotrofik juga menggunakan lipid
sebagai sumber energi. Trigliserida atau triasilgliserol, ester dari gliserol, dan asam
lemak merupakan sumber energi secara umum. Ketiganya dapat dihidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak oleh lipase mikrobia. Gliserol difosforilasi, oksidasi menjadi
dihidroksiaseton fosfat dan dipecah pada jalur Embden-Meyerhof. Asam lemak dari
triasilgliserol dan lipid lainnya sering dioksidasi pada jalur β-oksidasi setelah diubah
menjadi ester koenzim-A. Pada jalur ini asam lemak dipotong oleh dua karbon pada
setiap jalur. Dua karbon dilepaskan sebagai asetil KoA, yang dapat masuk ke dalam
siklus TCA. Pada beberapa bakteri dan fungi patogenik, pengurai, dan mikroorganisme
tanah dapat mengggunakan protein sebagai sumber karbon dan energi. Sekeresi enzim
protease pada mikroroganisme tersebut mampu menghidrolisis protein dan polipeptida
menjadi asam amino., yang ditransportasikan ke sel dan dikatabolisis. Pada tahap awal
asam amino dideaminasi, penghilangan beberapa amino dari asam amino yang sering
diperoleh dari transaminasi. Beberapa amino ditransfer dari asam amino menjadi
aseptor asam α-keto. Asam organk hasil dari deaminasi dapat diubah
menjadi piruvat, asetil KoA, atau siklus TCA intermediet dan
secepatnya dioksidasi pada siklus TCA untuk menghasilkan energi.
Gambar 1. Tiga tingkatan respirasi aerobik
Ketiga tingkatan katabolisme kemoorganotrofik yaitu glikolisis, TCA, dan transpor
elektron pada glukosa secara umum dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Glikolisis
Mikroorganisme melakukan sebagian jalur metabolisme untuk memecah
glukosa dan gula lainnya. Jalur mikroorganisme untuk memecah glukosa menjadi asam
piruvat adalah jalur glikolisis. Jalur glikolisis yang dilakukan oleh makhluk hidup
secara umum yaitu Embden-Meyerhof. Jalur Embden-Meyerhof terjadi di matriks
sitoplasma dari prokariotik maupun eukariotik. Jalur ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu pemanfaatan energi dan penghasilan energi. Pada awal fase enam karbon, energi
digunakan glukosa untuk dua kali fosforilasi dan membentuk fruktosa 1,6-bisfosfat.
Pada proses pertama, glukosa difosforilasi dengan mengikat fosfat pada C6 membentuk
glukosa 6-fosfat sehingga terjadi perubahan ATP menjadi ADP (pemanfaatan energi).
Kemudian terjadi isomerisasi glukosa 6-fosfat (aldehid) menjadi fruktosa 6-fosfat
(keton dan prekusor metabolit). ATP digunakan kembali pada pengikatan fosfat pada
C1 dari fruktosa dan membentuk fruktosa 1,6-bisfosfat. Fase selanjutnya adalah fase
penghasilan energi. Fase ini diawali dengan pemecahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi
dua molekul 3-karbon yang salah satunya adalah prekusor metabolit. Pada fase ini
dihasilkan gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang mudah berubah
menjadi gliseraldehid 3-fosfat. Gliseraldehid 3-fosfatdioksidasi dan mengalami
fosforilasi dengan mengikat fosfat inorganik pada C3 dan membentuk 1,3-
difosfogliserat. Elektron yang lepas mereduksi NAD+ menjadi NADH. Kemudian ATP
dihasilkan pada fosforilasi tingkat substrat dengan melepas fosfat yang ada pada C1
membentuk 3-fosfogliserat. Gugus fosfat yang terikat pada C1 berpindah ke C2
membentuk 2-fosfogliserat yang disebut fosfogliseromutase. Kemudian 2-fosfogliserat
didehidrasi dengan melepas H2O untuk membentuk molekul berenergi tinggi kedua,
fosfoenolpiruvat. Molekul ini kemudian melepas fosfat untuk mengubah ADP menjadi
ATP kedua dan piruvat yang merupakan produk akhir dari jalur ini. Karena dua
gliseraldehid 3-fosfat terbentuk dari satu molekul glukosa, maka pada jalur ini
dihasilkan 4 ATP, 2 NADH, dan 2 piruvat.
B. Respirasi Anaerobik
Proses ini merupakan proses respirasi yang menggunakan aseptor elektron terminal
eksogen selain O2 pada transpor elektron, yang dibawa oleh banyak bakteria dan arkaea.
Aseptor elektron terminal yang umum diguanakan selama respirasi anaerobik antara
lain nitrat, sulfat, dan CO2, tetapi metal dan sedikit molekul organik juga dapat
direduksi. Meskipun beberapa bakteria dan arkaea tumbuh menggunakan hanya
respirasi anaerobik, banyak yang dapat tumbuh dengan keduanya, respirasi aerobik dan
anaerobik, bergantung pada ketersediaan oksigen. Contohnya adalah Paracoccus
denitrificans, gram negatif, bakteri tanah anaerobik fakultatif yang melakukan
metabolisme sangat serbaguna. Bakteri ini mampu mendegradasi berbagai macam
komponen organik dan dapat tumbuh secara kemolitotrofik. Dibawah kondisi yang
rendah oksigen, P.denitrificans menggunakan NO3- sebagai aseptor elektron. Perbedaan
transpor elektron yang digunakan pada bakteri untuk respirasi aerobik dan respirasi
anaerobik ditampilkan dalam Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Aseptor Elektron Pada Respirasi
Tidak semua mikrobia melakukan respirasi anaerobik fakultatif. Beberapa
merupakan anaerobik obligat yang dapat melakukan hanya repirasi anaerobik. Sebgai
contoh adalah metanogen. Arkaea ini menggunakan CO2 atau karbonat sebagai
aseptorelektron terminal. Arkaea tersebut disebut metanogen karena aseptor elektron
direduksi menjadi metan. Sebagai contoh bakteria seperti Desufovibrio atau yang
lainnya. Bakteri tersebut mendonasi delapan elektron menjadi sulfat, mereduksinya
menjadi sulfida (S2- atau H2S).
SO42- + 8e- + 8 H+ S2- + 4H2O
Harus diperhatikan bahwa keduanya metanogen dan Desulfovibrio berfungsi sebagai
kemolitotrof, menggunakan H2 sebagai sumber energi .
II. Proses Metabolisme Kemolitotrofik
Pada organisme kemolitotrofik digunakan CO2 sebagai sumber karbon dan
reduksi molekul organik sebagai sumber keduanya yaitu energi dan elektron. Mikrobia
ini memperoleh elektron untuk rantai transport elektron dari oksidasi molekul inorganik
lebih dari NADH yang dihasilkan pada oksidasi molekul organik. Setiap spesies lebih
spesifik pada pemilihan untuk donor elektron dan aseptor. Aseptor biasanya O2, tetapi
sulfat dan nitrat juga digunakan. Donor elektron yang paling umum adalah hidrogen,
komponen hidrogen mereduksi, komponen sulfur mereduksi, dan ferrous iron (Fe2+).
Lebih sedikit energi tersedia dari oksidasi molekul inorganik daripada oksidasi lengkap
glukosa menjadi CO2. Hal ini karena NADH mendonasikan elektron untuk rantai
mengikuti oksidasi dari substrat organik seperti glukosa yang memiliki potensial
reduksi lebih negatif daripada kebanyakan substrat inorganik yang digunakan
kemolitotrof sebagai donor elektron langsung untuk rantai transpor elektron. Karena
hasil ATP sangat rendah, kemolitotrof mengoksidasi sejumlah besar material inorganik
untuk tumbuh dan memproduksi ulang. Hal ini jelas yang utama dari kemolitotrof
autotrofik yang mengubah CO2 menjadi karbohidrat. Untuk setiap molekul dari CO2
yang telah diubah, mikroba ini membentuk tiga ATP dan dua molekul NADPH. Karena
bakteri tersebut mengkonsumsi sejumlah besar material inorganik, kemolitotrof
memiliki pengaruh ekologi yang signifikan. Beberapa bakteria menggunakan oksidasi
komponen nitrogen sebagai sumber elektron. Diantaranya adalah kemolitotrof, bakteri
nitrifikasi, yang melakukan nitrifikasi. Secara umum proses penghasilan energi secara
kemolitotrofik digambarkan sebagai berikut
Gambar 2. Proses Penghasilan Energi secara Kemolitotrofik. Bakteri kemolitotrofik dan
arkaea mengoksidasi molekul anorganik (H2S dan NH3), yang menyediakan energi dan
sumber elektron. Elektron yang dilepaskan melewati transor elektron, membentuk PMF
(Proton Motive Force). ATP disintetis dengan cara fosforilasi oksidatif. Sebagin besar
organisme kemolitotrof menggunakan O2 sebagai terminal aseptor elektron. Meskipun
demikian, beberapa bisa menggunakan molekul eksogenus lain sebagai terminal aseptor
elektron. Perlu diperhatikan molekul selain sumber energi menyediakan karbon untuk
biosintesis. Sebagian kemolitotrof adalah autotrof.