makalah menanggapi pendapat/teori pakar

11

Click here to load reader

Upload: anggundiantriana

Post on 16-Apr-2017

12 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

Tugas Pendidikan KewarganegaraanMenanggapi Pendapat/Teori Pakar-Pakar Tentang

Geopolitik dan Geostrategi

OLEH

Nama : Anggun Surya Diantriana (05)

Kelas : Pajak C

NIM : 2103161088

Politeknik Keuangan Negara STAN

Tahun Akademik 2016/2017

Page 2: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

PENDAHULUAN

GEOPOLITIK

Berasal dari kata geo dan politik.Dari bahasa Yunani geo mempunyai arti bumi, politik berasal dari bahasa Yunani yakni politeia. Poli yang mempunyai arti sebagai kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau independent. Sementara teia mempunyai arti yakni urusan. Sementara itu, dari bahasa Inggris politics mempunyai arti sebagai yakni suatu rangkaian asas atau prinsip, keadaan, cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Di dalam Bahasa Indonesia sendiri politik mempunyai arti kepentingan umum warga negara pada suatu bangsa. Lebih sempit lagi, politik ini mempunyai arti sebagai suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan atau cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang seseorang tuju.

Adapun secara umum geopolitik itu adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan yang berwujud Negara kepulauan berdasarkan kepulauan dan UUD 1945. Geopolitik ini biasa juga disebut dengan wawasan nusantara.

GEOSTRATEGI

Berasal dari kata geo dan strategi, kata geo sama seperti dalam kata geopolitik, memiliki arti bumi, merujuk pada ruang

hidup nasional. Wadah atau tempat hidupnya bangsa dan negara. Dan strategi adalah ilmu dan seni menggunkana semua sumber daya bangsa untuk

melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai (KBBI, 2002).

Geostrategi addalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera.

1 | P K n : “ G e o p o l i ti k d a n G e o s t r a t e g i ”

Page 3: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

ISI

“Teori Ruang” Friederich Ratzel (1844–1904) menyatakan bahwa:“Negara dalam hal- hal tertentu dapat disamakan dengan organisme, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua tau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut, kemudian mati”.

Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi politik dengan dasar pandangan bahwa negara adalah mirip organism (makhluk hidup) yang makin sempurna dan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dia memandang negara dari sudut konsep. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah). Sebab dalam teorinya dikatakan secara tersirat bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang primitif”. Kemudian negara-negara akan mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan, perutusan, maupun bidang produk.Secara garis besar pokok – pokok ajaran Frederich Ratzel adalah : Dalam hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan

organisme yang memerlukan ruang lingkup melalui proses : Lahir – Tumbuh – Berkembang – survive of life, menyusut dan mati.

Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan, makin luas potensi ruang tersebut, makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh.

Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam, hanya yang unggul yang dapat bertahan terus.

Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar ketumbuhan dukungan akan sumber daya alam yang diperlukan.

(sumber: Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. 2009. Pendidikan Kewaeganegaraan untuk Mahasiswa. Graha Ilmu. Jakarta)

Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ke-Tuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang didalam pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Oleh karena itu bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme karena semua manusia mempunyai maratabat yang sama dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan dan kemanusiaan yang universal.

Dalam hubungan Internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak pandangan Chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerja sama antar bangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.

2 | P K n : “ G e o p o l i ti k d a n G e o s t r a t e g i ”

Page 4: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

Pentingnya geopolitik bagi bangsa Indonesia adalah untuk dapat mempertahankan Negara dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan.

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Wawasan nusantara itu sendiri adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaanya, wasasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

Isi wawasan nusantara mencakup:1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti:

Kebulatan wilayah nasional yang segala isi dan kekayaannya merupakan milik bersama bangsa yang harus dijaga bersama. Dan keberagaman suku, bahasa daerah, agama yang merupakan satu kesatuan yang utuh dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Serta perasaaan senasib, sepenanggungan, sebangsa dan setanah air yang menjadikan bangsa ini mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa. Yang dalam ppencapaian tujuan ini dilandasi, dibimbing, dan diarahkan oleh pancasila sebagai falsafah ideologi bangsa dan negara. Sehingga bangsa Indonesia dapat benar-benar menyelenggarakan kepentingan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945, yang dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain, ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, kedamaian abadi dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan kepada kepentingan nasional.

2. Perwujudan kepualaun Nusantara sebagai kesatuan ekonomi, dalam arti:kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata diseluruh wilayah tanah air. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang diseluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya. Dan kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti:Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa. Dan juga budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai-nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan, dalam arti:Ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara. Dan tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka dalam pembelaan negara dan bangsa.

Di samping itu, geostrategi bagi bangsa Indonesia diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.3 | P K n : “ G e o p o l i ti k d a n G e o s t r a t e g i ”

Page 5: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

Karena tujuan itu ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Keamanan Nasional. Mengingat geostrategis Indonesia memberikan arahan tentang cara membuat strategi untuk pengembangan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka itu menjadi wajah yang sangat berbeda dengan yang diusulkan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya.

Hakekat geopolitik selain dapat dimaknai sebagai ilmu (teori), wawasan atau cara pandang, konsepsi. ataupun keadaan tertentu, namun sejatinya ia adalah alat serta strategi sebuah negara bangsa dalam rangka menetapkan program dan kebijakan (politik), terutama politik luar negeri. Berbasis geografi dan local wisdom (kearifan lokal) dari bangsa tersebut agar mampu dan tetap bertahan dalam persaingan global.

Indonesia misalnya, dengan kondisi alam dan geografi dua musim, pantai terpanjang kedua di dunia, curah hujannya tinggi dan masuk dalam ring of fire (lingkaran sabuk api), harusnya bisa menjadi negara produsen pangan dan energi (food and energy) baik bagi rakyatnya sendiri maupun ekspor. Ketika sekarang kita justru mengimpor berbagai komoditi baik pangan maupun energi dari negara lain, maka inilah yang disebut ironi geopolitik. Dan disinyalir, kondisi ini seperti “diciptakan” (disengaja). Entah kenapa, oleh siapa, dan inilah pokok-pokok permasalahan bangsa yang sesungguhnya.

Dalam menyikapi permasalahan ini, sangatlah tepat untuk mempertajam pemahaman tentang wawasan nusantara dalam penentuan geostrategi bangsa Indonesia kedepannya. Dengan memperluas wawasan nusantara, maka dapat dipahami pula bahwa sumber kekuatan utama dalam meningkatkan ketahanan nasional tidak hanya melalui jaur diplomasi dan perang (ekspansi) melainkan juga kekuatan ideologi dan psikologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan sosial budaya, dan kekuatan militer (didalam perang maupun diluar perang). Seluruh kekuatan ini menghendaki integrasi , pengaturan dan penyusunan serta penggunaan yang terarah, maka digunakanlah pengertian strategi nasional, yang dilandaskan tidak hanya pada pengertian strategi yang semula tetapi mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih luas . strategi nasional adalah seni dan ilmu mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer) dalam masa damai maupun masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Sehingga, strategi nasional sebagai rencana dan pelaksanaan harus kenyal, dinamis, disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan bangsa Indoesia.

Dengan memperhatikan kembali teori yang dikemukakan oleh Frederich Ratzel, bahwa negara itu identik dengan suatu “ruang”, terdapat kemungkinan bahwa saat ini bangsa Indonesia telah dijadikan sasaran ekspansi dari ruang tersebut oleh geopolitik dan geostrategi negara lain. Bagaimanakah seharusnya sikap bangsa Indonesia dalam menghadapi segala ancaman, tantangan, dan hambatan yang akan terus datang tanpa henti? Apakah model astagatra telah cukup mewakili urgensi Ketahanan Nasional Indonesia?

Seperti yang kita ketahui bahwa model astragatra yang berisi delapan gatra yang terdiri atas trigatra (Geografi, SDA, Demografi) dan pancagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta Pertahanan dan Keamanan) adalah model ketahanan nasional yang berkembang di Indonesia. Namun nyatanya, konsep ini nampak belum cukup dalam menjamin Ketahanan Nasional Indonesia ke depannya.

Sebagai contoh adalah aspek/gatra komunikasi, yang seharusnya juga terlibat. Di era globalisasi saat ini, komunikasi adalah salah satu senjata ampuh untuk melakukan invasi kepada negara lain. Mereka akan mampu menumbuhkan ideologi mereka pada generasi muda bangsa melalui senjata komunikasi ini. Seperti halnya saat ini, di era demokrasi yang berkembang di Indonesia, generasi muda bangsa ini sedang gaduh dan asik sendiri soal HAM, kebebasan, demokrasi, intoleransi, dan seterusnya yang disinyalir justru bagian (asimetris) geostrategi asing

4 | P K n : “ G e o p o l i ti k d a n G e o s t r a t e g i ”

Page 6: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

untuk merongrong Ibu Pertiwi dari sisi internal. Pemuda memang merupakan sasaran utama dalam menumbuhkan ideologi baru pada suatu bangsa. Tak jarang, golongan-golongan separatis maupun teroris dengan mudahnya menembus pola berpikir generasi muda dengan gaya komunikasi mereka yang menyiratkan pengajaran paham-paham baru yang jelas menyimpang dari ideologi bangsa Indonesia.

Selanjutnya adalah aspek/gatra sejarah. Sejarah seringkali dianggap remeh oleh sebagian orang, namun tentu ini adalah kesalahan besar. Sejarah seharusnya dijadikan salah satu pertimbangan dan dasar pengetahuan dalam menentukan kebijakan-kebijakan untuk masa yang akan datang. Seperti hal-nya kata pepatah “pengalaman adalah guru yang terbaik”. Tidakkah seharusnya kita menyadari bahwa sebelum era penjajahan dan kolonialisme. Bangsa Indonesia telah lebih dulu tumbuh menjadi bangsa yang besar dan disegani? Namun kenyataannya, pertahanan nasional bangsa Indonesia pada saat itu telah berhasil ditembus dan ditaklukkan. Kemudian terjajahlah kita selama kurang lebih tiga setengah abad lamanya. Di penghujung era orde baru pun, bangsa Indonesia telah berhasil diporak-porandakan oleh bangsa asing, hingga terjadilah krisis moneter di tahun 1998. Tentu kita tidak boleh lupa akan semua kejadian-kejadian di masa lalu itu. Bukan untuk selalu meletakkan rasa curiga pada pihak asing, namun sebagai langkah kehati-hatian dan mawas diri. Saat ini pun, nampaknya bangsa Indonesia masih terbelenggu oleh penjajahan bangsa asing. Sebagai bukti nyata yang tidak bisa kita pungkiri bahwa hampir lebih dari 80% tambang di Indonesia telah dikuasai oleh bangsa asing. Ironi sekali, bukan? Saat kekayaan alam bangsa ini tengah asik dinikmati oleh bangsa asing, sedangkan sang pemilik kekayaan justru mengemis (mengimpor) barang-barang itu kepada pihak asing.

Disamping aspek/gatra yang telah disebutkan diatas, masih banyak aspek lainnya yang perlu diperhatikan lebih mendalam oleh bangsa ini. Sebab hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

Dan bagi generasi muda penerus tonggak perjuangan bangsa diharapkan mampu menumbuhkan gagasan-gagasan baru yang dinamis dengan perkembangan jaman namun tetap berpegang teguh pada jati diri bangsa Indonesia, yaitu pancasila. Serta dengan mengamalkan konsepsi geopolitik bangsa Indonesia, yakni wawasan nusantara.

Menyadari permasalahan-permasalahan besar seperti yang telah disebut diatas, sebenarnya masih sangat banyak potensi bangsa Indonesia yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan bangsa ini. Seperti misalnya, posisi silang di antara dua samudera dan dua benua, yang menjadikan perairan Indonesia sering dilintasi oleh kapal-kapal dagang dan migas. Salah satu contoh umum adalah Selat Malaka. Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez atau Terusan Panama. Sebanyak 50.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Angka yang cukup besar! Hal ini merupakan aset yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Namun, lagi-lagi sumber devisa ini belum tertata dengan baik.

Fakta ini menghadapkan bangsa Indonesia pada tantangan dalam meningkatkan pemanfaatan peluang yang dimiliki, jika tidak ada upaya khusus maka peluang ini akan tergerus oleh peluang-peluang bangsa asing yang umumnya tidak se-potensial peluang yang kita miliki. Layaknya pada kasus Selat Malaka, rupanya Thailand telah mengembangkan beberapa rencana yang apabila dilaksanakan akan mengurangi pentingnya Selat Melaka dari sudut ekonomi. Thailand mengusulkan agar sebuah terusan dibangun yang akan melintasi tanah genting Kra sehingga jarak perlayaran dari Afrika dan Timur Tengah menuju Pasifik dapat dikurangi sekitar 600 mil.(sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Selat_Malaka)

5 | P K n : “ G e o p o l i ti k d a n G e o s t r a t e g i ”

Page 7: Makalah menanggapi pendapat/teori pakar

Fakta lainnya adalah Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia yang tentu memiliki ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan tersendiri. Ditambah lagi dengan kondisi geografi Indonesia yang bercirikan maritim, dengan dua per tiga wilayah Indonesia adalah perairan (Luas daratan 1,9 juta kilometer persegi, sementara luas perairan 3,1 juta kilometer persegi). Maka tentu, laut merupakan salah satu sektor penunjang utama kehidupan nasional. Dan seharusnya telah dilakukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan juga fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.(sumber: http://www.kompasiana.com/agungharyoyudanto/wilayah-perairan-indonesia_550020b9813311c91dfa7166)

Segala potensi, aset, dan kekayaan bangsa Indonesia tidak diragukan lagi, bahkan oleh dunia internasional. Akan tetapi, jika seluruh potensi ini tidak diolah dan dikembangkan dengan baik, maka bangsa Indonesia akan tetap kalah dalam persaingan internasional. Bahkan ancaman disintegritas atau pun invasi negara lain telah siap menyapa bangsa ini. Ditambah lagi dengan semakin terbuka luasnya pembatas antar negara di era-globalisasi ini, dan juga setelah disepakatinya perjanjian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Sanggupkah bangsa Indonesia bersaing dalam pasar bebas ini?

Dalam menghadapi masalah-masalah ini, sudah sepantasnya bangsa Indonesia tidak hanya sekedar merongrong pemerintah Indonesia dengan beragam tuntutan. Serta saling tuding dalam dunia perpolitikan, demi mengacungkan kepentingan golongan semata. Akan tetapi juga seharusnya bangsa ini menyadari kekayaan yang dimiliki bersama ini. Sesuai konsep wawasan nusantara, sudah seharusnya dengan memahami hal-hal layaknya permasalahan diatas bangsa ini merasa tercolek dagingnya, dan ikut tersumbat aliran darahnya, serentak bangkit melawan atas nama manisnya nasionalisme dan sedapnya cinta tanah air. Mari kita jemput dan kembangkan setiap peluang strategis yang bangsa Indonesia miliki. Dengan tidak hanya mengeksploitasi namun serta menjaga keseimbangan alam. Dan memberikan suguhan keuntungan ekonomis dalam dunia bisnis internasional yang dapat mengundang pemasukan devisa negara dengan layak. Jangan sampai terjadi pemanfaatan potensi sumber daya nasional secara berlebihan dan tak terkendali yang dapat merusak atau mempercepat berkurangnya sumber daya nasional.

Pada hakikatnya, ketahanan nasional adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Dalam pencapaian tujuan ini, tentu bangsa Indonesia harus mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

6 | P K n : “ G e o p o l i ti k d a n G e o s t r a t e g i ”