makalah mektan.docx

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan saja, disamping menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat. Akhir-akhir ini masalah lingkungan semakin sering terjadi di lingkungan kita. Banyak bencana-bencana yang terjadi terutama bencana yang disebabkan oleh alam. Bahkan sebagian dari bencana tersebut telah menjadi rutinitas. Bencana tersebut tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja. Bencana tersebut terjadi pada waktu-waktu tertentu. Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.Hal ini disebabkan karena letak wilayah Indonesia diatas lempeng bumi yang labil dan dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadi bencana. Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga

Upload: ilham-akbar

Post on 20-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH MEKTAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan

saja, disamping menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat.

Akhir-akhir ini masalah lingkungan semakin sering terjadi di lingkungan kita. Banyak

bencana-bencana yang terjadi terutama bencana yang disebabkan oleh alam. Bahkan sebagian

dari bencana tersebut telah menjadi rutinitas. Bencana tersebut tidak hanya terjadi satu atau

dua kali saja. Bencana tersebut terjadi pada waktu-waktu tertentu.

Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain :  banjir,

kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.Hal ini disebabkan

karena letak wilayah Indonesia diatas lempeng bumi yang labil dan dilalui oleh dua jalur

pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan

Sirkum Pasifik di sebelah timur menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api

yang aktif dan rawan terjadi bencana.

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan

bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua

mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang

menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai

mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk

hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai

penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.

  Longsoran merupakan bagian dari gerakan tanah yang menyebabkan berpindah atau

pergesernya massa tanah dari daerah energi potensial tinggi ke daerah dengan potensial

rendah. longsoran merupakan hal umum terjadi sejak bumi ada.Selain itu, longsoran juga

merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah,

atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar

Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah yang terjadi saat lapisan bumi paling

atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya terjadi

karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api dan terjadinya

Page 2: MAKALAH MEKTAN.docx

pergeseran lempeng bumi. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor

cuaca pada tanah dan bebatuan. Kasus ini terutama pada iklim lembab dan panas seperti di

Indonesia.

Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana yang paling sering terjadi di

Indonesia. Bencana tanah longsor juga termasuk dalam kategori bencana yang sangat

berbahaya karena saat terjadi tanah longsor, banyak warga yang menjadi korban. Oleh karena

itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang tanah longsor, jenis – jenis tanah longsor,

faktor – faktor penyebab terjadinya tanah longsor serta cara menanggulangi bencana tanah

longsor.

1.2 Tujuan

1. Dapat menjelaskan faktor penyebab terjadinya tanah longsor

2. Dapat menjelaskan tentang daya dukung tanah

3. Dapat mengetahui dan menjelaskan jenis – jenis tanah longsor

4. Menjelaskan sebab dan akibat terjadinya bencana tanah longsor di Dusun

Jemblung, Banjarnegara

5. Dapat menjelaskan bagaimana cara menanggulangi tanah longsor

Page 3: MAKALAH MEKTAN.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Longsor merupakan suatu bentuk erosi dimana pemindahan tanahnya terjadi pada

suatu saat dan melibatkan volume besar tanah. Longsor terjadi akibat meluncurnya suatu

volume tanah di atas suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air (Munir, 2006). Longsor

terjadi sebagai akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas suatu lapisan agak kedap air

yang jenuh air. Lapisan yang terdiri dari tanah liat atau mengandung kadar liat akan bertindak

sebagai peluncur (Arsyad, 1989).

Tanah longsor terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya

penahan. Gaya penahan pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan

tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta

berat jenis tanah atau batuan (PVMBG, 2008).

Lapisan tanah berkembang dari bawah ke atas, tahapannya merupakan lapisan lapisan

sub horizontal yang merupakan derajat pelapukan. Setiap lapisan mempunyai sifat fisik,

kimia dan biologi yang berbeda. Lapisan tanah berbeda dengan lapisan sedimen karena tanah

berada tidak jauh dari tempat terjadinya, sedangkan sediment sudah tertransportasi oleh

angin, air atau gletser dan di endapkan kembali. Horizon-horizon membentuk lapisan tanah.

Horizon O : Adalah horizon yang paling atas dan merupakan lapisan akumulasi bahan

organik di permukaan yang menutupi tanah mineral. Bahan organik yang terkumpul

merupakan sisa tumbuhan dan binatang yang sudah terurai oleh bakteri dan proses kimia.

Horizon A: Memiliki ciri-ciri berwarna kehitam-hitaman atau abu-abu gelap karena

mengandung humus. Pada horizon A telah kehilangan sebagian unsur aslinya karena yang

berukuran lempung terbawa air ke bawah. Di bawah horizon A terdapat horizon B yang

berwarna kecoklatan atau kemerahmerahan. Pada horizon ini terjadi pengayaan

lempung,hidroksida besi dan alumunium.

Horizon B : Mempunyai struktur yang menyebabkan pecah-pecah menjadi blok-blok

berbentuk prisma. Horizon terdalam berada di bawah horizon B adalah horizon C.

Horizon C : Terdiri dari batuan dasar dari berbagai tingkat pelapukan. Oksida batuan dasar

memberikan warna terang yaitu coklat kekuningkuningan.

Tanah mempunyai jenis yang berbeda, diantaranya adalah pedocal dan laterit. Pedocal berarti

Page 4: MAKALAH MEKTAN.docx

tanah yang kaya akan calcium carbonate (calcite) yang dicirikan oleh akumulasi kalsium

karbonat. Jenis tanah ini terdapat di daerah kering dan panas, padang rumput dan semak-

semak. Dalam tanah pedocal tidak terjadi pelapukan kimia sehingga mineral lempung yang

terkandung sedikit. Laterit merupakan tanah yang terdapat di daerah equator dan tropis,

berwarna merah bata. Pembentukan tanah dimana curah hujan tinggi dan suhu rata-rata panas

dicirikan oleh pelapukan kimia yang eksterm ( Plummer, 1982 ).

Geseran tanah yang sering terjadi adalah tanah longsor yang merupakan proses

perpindahan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Longsoran umumnya terjadi jika tanah sudah tidak mampu menahan berat lapisan tanah di

atasnya karena ada penambahan beban pada permukaan lereng dan berkurangnya daya ikat

antarbutiran tanah akibat tidak ada pohon keras (berakar tunggang). Faktor pemicu utama

kelongsoran tanah adalah air hujan. Faktor pemicu utama kelongsoran tanah adalah air hujan.

Tanah longsor banyak terjadi di perbukitan dengan ciri-ciri: kecuraman lereng lebih dari 30

derajat, curah hujan tinggi, terdapat lapisan tebal (lebih dari 2 meter) menumpang di atas

tanah/batuan yang lebih keras, tanah lereng terbuka yang dimanfaatkan sebagai pemukiman

ladang, sawah, atau kolam ( Suseno, 2007 ).

Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai

kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun

akibat ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan

ketidaksetimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan

sebagian lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi

longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali (Khadiyanto, 2008).

Jenis tanah longsor dibedakan atas 6 jenis, yaitu longsoran translasi, longsoran rotasi,

pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran

translasi dan rotasi paling banyak terjadidi Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling

banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan ( Kementrian ESDM,

2008).

Page 5: MAKALAH MEKTAN.docx

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Saat membicarakan mengenai tanah, daya dukung tanah sangat penting untuk

diketahui. Daya dukung tanah perlu diketahui untuk menghitung dan merencanakan dimensi

podasi yang dapat mendukung beban struktur yang akan dibangun. Apabila daya dukung

tanah tidak mampu menerima beban dari struktur yang direncanakan, dengan data daya

dukung tanah yang telah diketahui kita dapat melakukan perlakua  tertentu agar nilai daya

dukung tanah dapat mencapai nilai yang diinginkan. penimbunan dan pemadatan merupakan

salah satu perlakuan tertentu untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah.

Dibeberapa kota besar di Indonesia data daya dukung tanah menjadi salah satu

syarat teknis untuk mendapatkan surat IMB (Ijin Mendirikan Bangunan). Tidak hanya

struktur yang besar yang diharuskan melakukan penyelidikan tanah untuk mendapatkan

nilai daya dukung tanah, tetapi struktur bangunan kecil juga diharuskan untuk melakukan

penyelidikan tanah, contoh ruko, rumah lantai 2, dan bangunan gedung lainnya. Pada

umumnya penyelidikan tanah yang dilakukan adalah uji SPT untuk penyelidikan tanah yang

dalam (>20m) dan sondir untuk mengetahui daya dukung tanah dangkal (<20m). kedu alat

tersebut menggunakan alat yang cukup banyak dan berat, pembacaan alatnya pun masih

secara manual.

Sekarang telah ada alat untuk mengukur daya dukung tanah yang lebih simple dan

praktis, mudah dibawa kemana-mana dan dapat dijalankan oleh satu orang. Dengan bacaan

nilai yang digital dapat diprint out langsung dilokasi, sehingga menghindari dari manipulasi

data pengukuran. Alat yang bernama HMP ini tersedia dalam beberapa model sesuai dengan

aplikasi penggunaannya.

Menurut Zufialdi Zakaria, 2009 ,Kasus longsor yang disebabkan oleh kondisi

ketidakseimbangan beban pada lereng antara lain akibat penggalian bahan baku bangunan

dengan cara membuat tebing yang hampir tegak lurus; akibat pemangkasan untuk kawasan

perumahan (real estate). Penambahan beban di tubuh lereng bagian atas(pembuatan/peletakan

bangunan dengan membuat perumahan atau villa di tepi lereng atau di puncak bukit)

merupakan tindakan beresiko mengakibatkan longsor. Demikian juga pemotongan lereng

pada pekerjaan cut

Page 6: MAKALAH MEKTAN.docx

& fill, jika tanpa perencanaan dapat menyebabkan perubahan keseimbangan tekanan pada

lereng. Kejadian umumnya disebabkan penurunan sifat fisik dan mekanik tanah karena

kehadiran air dalam tubuh lereng.

Menurut Hardiyatmo, 2007 lokasi-lokasi yang rawan longsor umumnya dipengaruhi

oleh kondisi geometri lokasi, pola drainase, dan kondisi geologi lokal atau kondisi tanah /

batuan Berikut ini akan diuraikan hal - hal yang berkaitan dengan faktor-faktor tersebut

Lereng di sisi jalan

Lereng bekas galian badan jalan merupakan lokasi yang rawan longsor.

Kaki lereng di sepanjang galian sangat mudah tergerus air sehingga

menghilangkan dukungan tanah terhadap longsoran.

Lereng yang terjal

Menurut Karnawati (2005) lereng dengan kemiringan > 400 sangat

rentan terhadap longsor. Lereng terjal yang banyak batuan lepas sangat

berbahaya, terutama bagi kendaraan yang melintas di bawahnya.

Lereng yang terjal

Tidak berfungsinya drainase dengan baik akan memicu aliran air

kemana-mana. Air akan berusaha mencari tempat yang lebih rendah dan

sebagian akan berinfiltarsi kedalam tanah. Air yang mengalir di dalam tanah

dapat menjenuhkan dan melunakkan tanah timbunan dan tanah pondasi jalan

yang dapat berakibat rusaknya konstruksi. Demikian pula air permukaan (run

off) yang tidak mengalir dengan baik ke luar struktur timbunan, akan

menjenuhkan tanah atau merembes masuk ke dalam rekahan batuan yang akan

mengurangi kestabilan lereng.

Muka air tanah memotong lereng

Air tanah yang memotong lereng akan menimbulkan munculnya mata

air pada daerah ini. Mata air ini diakibatkan oleh terakumulasinya air yang

berinfiltrasi ke dalam lereng yang akan melunakkan tanah atau batuan

pembentuk lereng.

Page 7: MAKALAH MEKTAN.docx

Menurut Kementrian ESDM (2008), jenis tanah longsor dibedakan atas 6 jenis, yaitu

longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan

aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di

Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah

aliran bahan rombakan.

Longsoran Translasi

Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah danbatuan pada

bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Longsoran

translasi merupakan gerakan di sepanjang diskontinuitas atau bidang lemah

yang secara pendekatan sejajar dengan permukaan lereng, sehingga gerakan

tanah secara translasi. Dalam tanah lempung, translasi terjadi di sepanjang

lapisan tipis pasir atau lanau, khususnya bila bidang lemah tersebut sejajar

dengan lereng yang ada. Longsoran translasi lempung yang mengandung

lapisan pasir atau lanau, dapat disebabkan oleh tekanan air pori yang tinggi

dalam pasir atau lanau tersebut.

Longsoran Rotasi

Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada

bidang gelincir berbentuk cekung. Longsoran rotasi mempunyai bidang

longsor melengkung ke atas, dan sering terjadi pada massa tanah yang

bergerak dalam satu kesatuan. Longsoran rotasi murni (slump) terjadi pada

material yang relatif homogen seperti timbunan buatan (tanggul).

Page 8: MAKALAH MEKTAN.docx

Pergerakan Blok

Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang

gelincir berbentuk rata (Gambar 1c). Longsoran ini disebut juga longsoran

translasi blok batu. Longsoran blok translasi terjadi pada material keras (batu)

di sepanjangkekar (joint), bidang dasar (bedding plane) atau patahan (faults)

yang posisinya miring tajam. Longsoran ini banyak terjadi pada lapisan

batuan, dengan bidang longsor yang bisa diprediksi sebelumnya. Longsoran

semacam ini sering dipicu oleh penggalian lereng bagian bawah, dan terjadi

jika kemiringan lereng melampaui sudut gesek dalam (φ) massa batuan di

sepanjang bidang longsor. Sudut gesek dalam yang bertambah dengan

kekasaran bidang dasar terjadinya longsor, nilainya dapat berkurang oleh

akibat perubahaniklim akibat pelapukan.

Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain

bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng

yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar

yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

Page 9: MAKALAH MEKTAN.docx

Rayapan Tanah

Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis

tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak

dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa

menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

Aliran Bahan Rombakan

Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong

oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan

tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah

dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai

ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah

ini dapat menelan korban cukup banyak.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab tanah longsor menurut

Kementrian ESDM, 2008 yaitu :

1. Lereng Terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong.

Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut,

Page 10: MAKALAH MEKTAN.docx

dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180o

apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

2. Tanah yang Kurang Padat dan Tebal

Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat

dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah

jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila

terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah

karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

3. Batuan yang Kurang Kuat

Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir

dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat.

Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses

pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada

lereng yang terjal.

4. Jenis Tata Lahan

Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan,

perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan

persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat

tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi

longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena

Page 11: MAKALAH MEKTAN.docx

akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan

umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

5. Getaran

Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa bumi,

ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan. Akibat yang

ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah

menjadi retak.

6. Adanya Material Timbunan pada Tebing

Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman,

umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah

timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah

asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi

penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

7. Susut Muka Air Danau atau Bendungan

Akibat susutnya muka air yang cepat di danau, maka gaya penahan

lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 2200 mudah

terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

8. Bekas Longsoran Lama

Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi

pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada

saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama

memiliki ciri: adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk

tapal kuda, umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal

karena tanahnya gembur dan subur, daerah badan longsor bagian atas

umumnya relatif landai, adanya longsoran kecil terutama pada tebing

Page 12: MAKALAH MEKTAN.docx

lembah, adanya tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas

longsoran kecil pada longsoran lama, alur lembah dan pada tebingnya

memiliki retakan dan longsoran kecil.

9. Adanya Bidang Diskontinuitas (Bidang tidak sinambung)

Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri yaitu bidang perlapisan

batuan, bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar, bidang

kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat, bidang kontak

antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak

melewatkan air (kedap air), bidang kontak antara tanah yang lembek dengan

tanah yang padat.

10. Penggundulan Hutan

Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul

dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

Kasus tanah longsor ini telah terjadi seperti pada daerah Longsor yang menimpa

Dusun Jemblung Desa Sampang, Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara 12 Desember

kemarin, pernah terjadi di tahun 2006. Yaitu longsor dengan tipe yang sama menimpa desa

Sijeruk Kabupaten Banjarnegara Januari 2006.

Bukit Telaga Lele (Tlogolele) tinggi sekitar 400 meter, longsor mengenai area

permukiman di Dusun Jemblung. Jarak dusun itu dengan titik awal longsor sekitar 1

kilometer.  Arah longsoran dari titik awal menuju ke barat laut, kemudian menabrak dinding

sungai dan membelok ke barat daya mengenai pemukiman padat di Dusun Jemblung.

Tercatat 105 rumah tertimbun longsor, korban jiwa yang dinyatakan hilang 108 orang

yang sebagian sudah ditemukan meninggal sebanyak 86 orang, dan yang lain masih

dinyatakan hilang. Hingga kini pencarian masih dilakukan dengan alat berat. Tanah longsor

di Dusun Jemblung terjadi karena faktor geologis yang meliputi adanya morfologi yang

curam berupa perbukitan dengan ketinggian mencapai 400 meter. Daerah yang demikian

akan sangat rawan longsor, apalagi bentuk bukit dengan lereng cembung berbentuk

melingkar kebawah merupakan lokasi yang sangat rawan longsor, seperti yang terjadi di Desa

Jemblung.

Faktor  kedua adalah jenis batuan di daerah ini merupakan material vulkanik yang

berbahaya jika dalam keadaan lapuk. Dalam keadaan lapuk, tanah yang terbentuk dari

Page 13: MAKALAH MEKTAN.docx

pelapukan material vulkanik banyak mengandung lempung. Padahal lempung merupakan

jenis material tanah yang akan mudah mengalami pemburukan sifat kalau terkena air. 

Pemburukan sifat lempung menjadi lembek yang menyebabkan tanah tidak mampu menahan

beban tanah dalam lereng, sehingga terjadi longsor seperti yang terjadi di Desa Jemblung.

Page 14: MAKALAH MEKTAN.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dari kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor penyebab longsornya Dusun Jemblung Banjarnegara adalah faktor

geologis meliputi morfologi yang curam serta jenis batuan vulkanik yang

berbahaya jika dalam keadaan lapuk

2. Faktor penyebab tanah longsor adalah Lereng Terjal, Tanah yang Kurang

Padat dan Tebal, Jenis Tata Lahan, Getaran Batuan yang Kurang Kuat,

Adanya Material Timbunan pada Tebing, Susut Muka Air Danau atau

Bendungan, Bekas Longsoran Lama, Adanya Bidang Diskontinuitas

(Bidang tidak sinambung) dan Penggundulan Hutan

4.2 Saran

Diharapakan agar diadakannya penanaman pohon untuk memperkuat pondasi tanah agar

tidak terjadinya longsor di daerah tersebut