makalah luka bakar

Upload: oktaviano-satria-p

Post on 16-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah luka bakar

TRANSCRIPT

Learning Progress ReportProblemTuan burhanudin, 51 tahunKU: Sekujur tubuh tampak luka terbakar dan pasien tampak lemah1. Apa pengaruh luka bakar terhadap keadaan pasien yang tampak lemah?2. Apa penyebabnya pasien dengan luka bakar tampak lemah dan pucat?3. Bagaimana cara menilai luka bakar yang diderita oleh tuan Burhanudin?4. Bagaimana gambar kelainan luka nakar secara umumRPS: Satu jam yang lalu terjadi kebakaran di ruang tempat tidur pasien Pasien tampak lemah dan pucat, akral teraba dingin Tuan burhanudin punya riwayat hipertensi

5. Apa yang menyebabkan akral dingin?6. Bagaimana keadaan umum dari tubuh orang yang mengalami luka bakar?7. Bagaimana respon tubuh pasien yang mengalami luka bakar?8. Apakah ada pengaruh yang berhubungan antara riwayat hipertensi dengan luka bakar yang diderita?9. Apakah bisa pembuluh darah menyebabkan rupturnya atau rusaknya pembuluh darah?10. Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar?Page 211. Bagaimana mekanisme terjadinya sesak nafas pada pasien dengan luka bakar?12. Kenapa pada pasien luka bakar bisa terjadi kegagalan sirkulasi?

Hipotesis 1. Shock hipovolemik, dehidrasi, ganguan pernafasan karena keracunan CO atau trauma inhalasi2. Dehidrasi3. Berdasarkan umur dan sesuai dengan rumus 9, 10, 204. Makula eritema, vesikel/bula, erosi, edema, krusta5. Thermoregulasi yang terganggu, shock, vaskularisasi yang terganggu6. Bergantung dari luasnya permukaan yang terbakar7. Dijabarkan dalam mekanisme8. Mungkin iya karena dapat memperparah hipertensi9. Bergantung kedalamannya luka bakar mengenai lapisan dermis10. Suhu tinggi (api, benda panas, matahari), zat kimia (air keras) dan listrikHipotesis Luka bakar dengan dehidrasi dan trauma inhalasi Dehidrasi Inhalasi Syok hipovolemikMekanismeNomor 7.Kulit terkena luka bakarKerusakan jaringan kulitFungsi ekskresi tergangguPenguapan cairan berlebihDehidrasiNomor 5.ShockVasokonstriksi pembuluh darah periferDarah terfokus pada vitalAkral dingin

More Info1. Luka bakar berapa persen (%)2. Lokasi3. Kedalaman4. Px. Fisik Vital sign Tampak umum Tingkat kesadaran5. Px. Laboratorium Hb Ht Leukosit Trombosit AGD : Ph PCO2 PO2 GDSI dont know and Learning Issues1. Luka bakar Definisi Etiologi Klasifikasi Patofisiologi Kriteria luka bakar dan rawat inap (mayor dan minor) Bentuk-bentuk luka bakar Komplikasi2. Derajat penilaian luka bakar Luas Kedalaman zona luka bakar TBSA3. Kulit Fisiologi dan hubungannya dengan luka bakar4. Histopatologi luka bakar5. Penyembuhan luka bakar6. Jenis-jenis luka Sirkumferensial7. Penatalaksanaan ATLS Resusitasi cairan Rehabilitasi Tindakan bedah Posisi perawatan luka

Luka bakar

A.Definisimerupakan ruda paksa yang disebakan oleh tehnis. Kerusakan yang terjadi pada penderita tidak hanya mengenai kulit saja, tetapi juga organ lain. Penyebab ruda paksa tehnis ini berupa api, air, panas, listrik, bahkan kimia radiasi, dll.Luka bakar adalah suatu keadaan dimana integritas kulit atau mukosa terputus akibat trauma api, air panas, uap metal, panas, zat kimia dan listrik atau radiasi.Luka bakar adalah luka yang disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, bahkan kimia dan radiasi, juga sebab kontak dengan suhu rendah (frosh bite). (Mansjoer 2000 : 365)

B. Jenis jenis lukaBerdasarkan tingkat kontaminasi lukaa. Luka Bersih (clean wound)Luka bedah tak terinfeksi dimana luka tersebut tidak mengalami proses inflamasi. Luka bersifat tertutup dengan persentasi kurang dari 1-5% terjadinya infeksib. Luka bersih terkontaminasi (clean-contaminated wound)Luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital dan perkemihan dalam kondisis terkontrol. Kontaminasi tidak selalu terjadi hanya sekitar 3-11% dari luka.c. Luka terkontaminasi (contaminated wound)Jenis luka terbuka yang segar biasanya akibat kecelakaan dan operasi dengan luka besar. Biasanya terdapat inflamasi nonpurulen. Persentasi kontaminasi sekitar 10-17%d. Luka kotor atau terinfeksi (infected wound)Terdapat mikroorganisme pada luka dan menyebabkan semakin besar terinfeksi

Berdasarkan kedalaman dan luas lukaStadium I: merupakan luka superfisial ( non-blanching erithema). Luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.Stadium II: disebut juga luka partial thickness, hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Termasuk ke dalam luka superfisial yang gejala klinisnya menunjukan adanya abrasi, lubang yang dangkal.Stadium III: disebut juga luka full thickness, hilangnya lapisan kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka terjadi di sekitar lapisan epidermis, dermis, fasia tetapi tidak mengenai otot.Stadium IV: luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas.Berdasarkan waktu penyembuhan luka1. Luka akutadalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep fisiologi proses penyembuhan2. Luka kronisJenis luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan karena adanya faktor eksogen dan endogen yang berpengaruhBerdasarkan penyebab dari lukaa. Luka insisi (insed wound)Luka yang terbentuk karena teriris oleh instrumen yang tajam. Contohnya adalah luka akibat dari proses pembedahanb. Luka memar (contusion wound)Luka yang terbentuk akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikan oleh cedera pada jaringan lunak dan pendarahanc. Luka lecet (abroded wound)Luka yang terbentuk akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya bukan merupakan benda tajamd. Luka tusuk (puncture wound)Luka yang terbentuk akibat adanya benda tajam yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecile. Luka gores (lacerated wound)Luka yang terbentuk akibat tergores benda tajam seperto kawat atau kacaf. Luka tembus ( penetrating wound)Luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk dengan diameter kecil tetapi pada bagian ujung biasanya luka akan melebarg. Luka bakar (combusio)Luka akibat paparan suhu tinggi yang extrem seperti matahari, api, listrik maupun bahan kimia

C. Etiologi Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ketubuh. Panas tersebut mungkin dipindankan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas (misal suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar, sumber panas : api, air panas dan minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran dan ruangan yang tertutup.Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara lain :1. Keluasan luka bakar2. Kedalaman luka bakar3. Umur pasien4. Agen penyebab5. Fraktur atau luka luka lain yang menyertai6. Penyakit yang dialami terdahulu seperti diabetes, jantung, ginjal, dll7. Obesitas8. Adanya trauma inhalasi

D.Patofosiologi Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas tinggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat menjadi anemia. Mengingat permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan serta elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebakan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebihan, cairan masuk kebula yang terbentuk pada luka bakar derajat III dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.Akibat luka bakar, fungsi kulit yang hilang berakibat terjadi perubahan fisiologi. Diantaranya adalah :1. Hilang daya lindung terhadap infeksi2. Cairan tubuh terbuang3. Hilang kemampuan mengendalikan suhu4. Kelenjat keringat dan uap5. Banyak kehilangan reseptor sensoriLuka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, natrium, klorida dan protein akan keluar dari sel dan menyebabkan terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemo konsentrasi. Donna (1991) menyatakan bahwa kehilangan cairan tubuh pada pasien luka bakar dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Peningkatan mineralo kortikoida. Retensi air, natrium dan kloridab. Ekskresi kalium2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah ; keluarnya elektrolit dan protein dari pembuluh darah.3. Perbedaan tekan osmotik intra dan ekstrasel.Kehilangan volume cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektolit tubuh yang selanjutnya akan terlihat dari hasil laboratorium.Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit tetapi juga mempengaruhi sistem tubuh pasien. Seluruh sistem tubuh menunjukkan perubahan reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi terhadap luka bakar, yang luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasiBurn shock (syok hipovolemik)Burn shock atau shock luka bakar merupakan komplikasi yang sering dialami pasien dengan luka bakar luas karena hipovolemik yang tidak segera diatasi.Manifestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini (Burgess 1991) adalah berupa :1. Respon kardiovaskulerPerpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung, hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor dan edema menyeluruh.2. Respon renalisDengan menurunnya volume intravaskuler, maka aliran plasma ke ginjal dan GFR (laju filtrasi glomelular) mengakibatkan haluaran urine akan menurun. Jika resusitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat atau terlambat diberikan, maka akan memungkinkan terjadinnya gagal ginjal akut. Dengan resusitasi cairan yang adekuat, maka cairan interstitial dapat ditarik kembali ke intravaskuler dan akan terjadi fase diuresis.3. Respon gastro intestinalRespon umum yang biasa terjadi pada pasien luka bakar >20% adalah penurunan aktifitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolenik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan luas. Pemasangan NGT akan mencegah distensi abdomen, muntah dan potensi aspirasi. Dengan resusitasi yang adekuat, aktifitas gastrointestinal akan kembali normal pada 24 48 jam setelah luka bakar.4. Respon imunologia. Respon barier mekanikKulit berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri yang penting dari organisme yang mungkin masuk. Terjadi gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh.b. Respon imun seluler

E. Manisfestasi Klinis

Penilaian luka bakar dapat berdasarkan kedalaman luka bakar, luas luka bakar dan berdasarkan tingkat keseriusan luka.1. Berdasarkan kedalaman luka bakara. Derajat 1 Mengenai Epidermis Gambaran : eritema, kulit kering Gejala penyerta : Keluhan nyeri dan hipersensitivitas setempat. Biasanya sembuh dlm wktu 5-7 hari / 5-10 hari Contoh kasus : Tersengat mataharib. Derajat 2 Kedalaman epidermis dan sebagian dermis tetapi masih ada elemen sehat yang tersisa Gambaran : Terdapat gelembung atau bula berisi cairan atau eksudat yang keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas dindingnya meninggi. Gejala penyerta : Nyeri Dapat sembuh sendiri 2-3 mingguc. Derajat 3 Meliputi seluruh kedalaman kulit dermis dan mungkin subkutis atau organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa, tidak memungkinkan penyembuhan dari dasar luka Gambaran : kulit tampak pucat abu-abu, gelap dan hitam, permukaan lebih rendah dari jaringan sekitarnya yang masih sehat dan tidak ada bula Gejala penyerta : tidak terasa nyeri**Derajat 2 dan 3 sedikit sulit dibedakan, sehingga perlu dilakukan uji tusuk jarum. Jika terasa sakit berarti sensorisnya masih berfungsi mencoret derajat 3KARAKTERISTIK DAN VARIASI DARI KEDALAMAN LUKA BAKAR

2. Penilaian berdasarkan luas luka bakarBiasanya dinyatakan dalam persen (%) terhadap luas seluruh tubuh.a. Untuk Dewasa Berdasarkan rule of nine dari Wallace, yaitu : Kepala dan leher 9 % Ekstremitas atas 2x9% kiri dan kanan Paha dan betis-kaki : 4x9 % kiri dan kanan Dada, perut, punggung, bokong : 4x9% Perineum dan genitalia : 1% Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu digunakan rumus lain.

b. Untuk anak-anak Menggunakan rumus 10-15-20 dari Lund dan Browder Kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing 20%, ekstremitas kiri dan kanan masing-masing 20%, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15%.c. Untuk bayi Rumus 10 untuk bayi3. Berdasarkan tingkat keseriusan lukaa. Luka bakar mayor Luas luka bakar lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak. Luka bakar fullthickness lebih dari 20% Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan perineum. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka. Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.

b. Luka bakar moderat Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak. Luka bakar fullthickness kurang dari 10% Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan perineum.c. Luka bakar minor Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% pada anak-anak. Luka bakar fullthickness kurang dari 2% Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki. Luka tidak sirkumfer Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik dan fraktur.

F. Penatalaksanaan I. Penanganan keperawatana. Penanganan awal ditempat kejadianTindakan yang dilakukan terhadap luka bakar :1. Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk berguling guling atau bungkus tubuh korban dengan kain basah dan pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup berventilasi jika kejadian luka bakar berada diruangan tertutup2. Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban3. Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korbam dan oksigen bila diperlukan4. Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang bersuhu 200C selama 15 20 menit segera setelah terjadinya luka bakar5. Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan air sebanyak banyaknya untuk menghilangkan zat kimia dari tubuhnya6. Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar serta cedera lain yang menyertai luka bakar7. Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjutb. Penanganan luka bakar di unit gawat daruratTindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam pettama yaitu :1. Penilaian keadaan umum pasien. Perhatikan A : Airway (jalan nafas), B : Breathing (pernafasan), C : Circulation (sirkulasi)2. Penilaian luas dan kedalaman luka bakar3. Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara dan edema saluran pernafasan4. Kaji adanya faktor faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll)5. Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter)6. Pasang kateter urin7. Pasang NGT jika diperlukan8. Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan9. Berikan suntikan ATS / toxoid10. Perawatan luka : Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100) Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi yang mengganggu pergerakan Selimuti pasien dengan selimut steril11. Pemberian obat obatan (kolaborasi dokter) Antasida H2 antagonis Roborantia (vitamin C dan A) Analgetik Antibiotik12. Mobilisasi secara dini13. Pengaturan posisiKeterangan : Pada 8 jam I diberikan dari kebutuhan cairan Pada 8 jam II diberikan dari kebutuhan cairan Pada 8 jam III diberikan sisanyac. Penanganan luka bakar di unit perawatan intensifHal yang perlu diperhatikan selama pasien dirawat di unit ini meliputi :1. Pantau keadaan pasien dan setting ventilator. Kaji apakah pasien mengadakan perlawanan terhadap ventilator2. Observasi tanda tanda vital; tekanan darah, nadi, pernafasan, setiap jam dan suhu setiap 4 jam3. Pantau nilai CVP4. Amati neurologis pasien (GCS)5. Pantau status hemodinamik6. Pantau haluaran urin (minimal 1ml/kg BB/jam)7. Auskultasi suara paru setiap pertukaran jaga8. Cek asalisa gas darah setipa hari atau bila diperlukan9. Pantau status oksigen10. Penghisapan lendir (suction) minimal setiap 2jam dan jika perlu11. Perawatan tiap 2jam (beri boraq gliserin)12. Perawatan mata dengan memberi salep atau tetes mata setiap 2jam13. Ganti posisi pasien setiap 3jam (perhatikan posisi yang benar bagi pasien)14. Fisoterapi dada15. Perawatan daerah invasif seperti daerah pemasangan CVP, kateter dan tube setiap hari16. Ganti kateter dan NGT setiap minggu17. Observasi letak tube (ETT) setiap shift18. Observasi setiap aspirasi cairan lambung19. Periksa laboratorium darah : elektrolit, ureum/kreatinin, AGD, proteim (albumin), dan gula darah (kolaborasi dokter)20. Perawatan luka bakar sesuai protokol rumah sakit21. Pemberian medikasi sesuai dengan petunjuk dokterd. Perawatan luka bakar di unit perawatan luka bakarTerdapat dua jenis perawatan luka selama dirawat di bangsal yaitu :1. Perawatan terbukaYakni luka yang telah diberi obat topical dibiarkan terbuka tanpa balutan dan diberi pelindung cradle bed. Biasanya juga dilakukan untuk daerah yang sulit dibalut seperti wajah, perineum, dan lipat pahaKeuntungan : Waktu yang dibutuhkan lebih singkat Lebih praktis dan efisien Bila terjadi infeksi mudah terdeteksiKerugian : Pasien merasa kurang nyaman Dari segi etika kurang2. Perawatan tertutupYakni penutupan luka dengan balutan kasa steril setelah dibeikan obat topical.Keuntungan : Luka tidak langsung berhubungan dengan udara ruangan (mengurangi kontaminasi) Pasien merasa lebih nyamanKerugian : Balutan sering membatasi gerakan pasien Biaya perawatan bertambah Butuh waktu perawatan lebih lama Pasien merasa nyeri saat balutan dibukaUrutan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien luka bakar antara lain :1. Cuci / bersihkan luka dengan cairan savlon 1% dan cukur rambut yang tumbuh pada daerah luka bakar sperti pada wajah, aksila, pubis, dll2. Lakukan nekrotomi jaringan nekrosis3. Lakukan escharotomy jika luka bakar melingkar (circumferential) dan eschar menekan pembuluh darah. Eskartomi dilakukan oleh dokter4. Bullae (lepuh) dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post luka bakar, kecuali jika di daerah sendi / pergerakan boleh dipecahkan dengan menggunakan spuit steril dan kemudian lakukan nekrotomi5. Mandikan pasien tiap hari jika mungkin6. Jika banyak pus, bersihkan dengan betadin sol 2%7. Perhatikan ekspresi wajah dan keadaan umum pasien selama merawat luka8. Bilas savlon 1% dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%9. Keringkan menggunakan kasa steril10. Beri salep silver sulfadiazine (SSD) setebal 0,5cm pada seluruh daerah luka bakar (kecuali wajah hanya jika luka bakar dalam [derajat III] dan jika luka bakar pada wajah derajat I/II, beri salep antibiotika)11. Tutup dengan kasa steril (perawatan tertutup atau biarkan terbuka (gunakan cradle bed)e. Terapi psikiaterMengingat pasien dengan luka bakar mengalami masalah psikis maka perawat perlu bekerja sama dengan psikiatri untuk membantu pasien mengatasi masalah psikisnya, namun bukan berarti menggantikan peran perawat dalam memberikan support dan empati, sehingga diharapkan pasien dapat dapat menerima keadaan dirinya dan dapat kembali kemasyarakat tanpa perasaan terisolasi.Hal lain yang perlu diingat bahwa sering kali pasien mengalami luka bakar karena upaya bunuh diri atau mencelakakan dirinya sendiri dengan latar belakang gangguan mental atau depresi yang dialaminya sehingga perlu terapi lebih lanjut oleh psikiatris.f. Terapi fisioterapisPasien luka bakar mengalami trauma bukan hanya secara fisik namun secara psikis juga. Pasien juga mengalami nyeri yang hebat sehingga pasien tidak berani untuk menggerakkan anggota tubuhnya terutama ynag mengalami luka bakar. Hal ini akan mengakibatkan berbagai komplikasi terhadap pasien diantaranya yaitu terjadi kontraktur dan defisit fungsi tubuh.Untuk mencegah terjadinya kontraktur, deformitas dan kemunduran fungsi tubuh, perawat memerlukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain yaitu fisioterapis. Pasien luka bakar akan mendapatkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan fisiknya. Dengan pemberian latihan sedini mungkin dan pengaturan posisi yang sesuai dengan keadaan luka bakar, diharapkan terjadinya kecacatan dapat dicegah atau dinminimalkan. Rehabilitasi dini dapat dilakukan sejak pasien mengalami luka bakar. Hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberi posisi.g. Terapi nutrisiAhli gizi diharapkan dapat membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi yang tidak hanya memenuhi kecukupan jumlah kalori, protein, lemak, dll tapi terutama juga dalam hal pemenuhan makanan dan cara penyajian yang menarik karena hal ini akan sangat mempengaruhi nafsu makan pasien. Dengan pemberian nutrisi yang kuat serta menu yang variatif, diharapkan pasien dapat mengalami proses penyembuhan luka secara optimal.Ahli gizi bertugas memberikan penyuluhan tentang gizi pada pasien dan dengan dukungan perawat dan keluarga dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan intake nutrisinya maka diharapkan kebutuhan nutrisi yang adekuat bagi pasien terpenuhi.i.3. Penanganan medisTindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pasien luka bakar antara lain terapi cairan dan terapi obat obatan topical.a. Pemberian cairan intravenaTiga macam cairan diperlukan dalam kalkulasi kebutuhan pasien :1. Koloid termasuk plasma dan plasma expander seperti dextran2. Elektolit seperti NaCl, larutan ringer, larutan Hartman atau larutan tirode3. Larutan non elektrolit seperti glukosa 5%Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya luka bakar harus ditentukan secara teliti. Kemudian jumlah cairan infus yang akan diberikan dihitung. Ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini.Pemberian cairan ada beberapa formula :1. Formula Baxter Hanya memakai cairan RL dengan jumlah : % luas luka bakar x BB (kg) x 4cc diberikan 8 jam I dan nya 16 jam berikut untuk hari ke 2 tergantung keadaan.2. Formula Evans Cairan yang diberikan adalah saline Elektrolit dosis : 1cc x BB kg x % luka bakar Koloid dosis : 1cc x Bb kg x % luka bakar Glukosa :- Dewasa : 2000cc- Anak : 1000cc3. Formula Brook Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat Elektrolit : 1,5cc x BB kg x % luka bakar Koloid : 0,5cc x Bb kg x % luka bakar Dektros :- Dewasa : 2000cc- Anak : 1000cc4. Formula farkland Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat Elektrolit : 4cc x BB kg x % luka bakarb. Terapi obat obatan topicalAda berbagai jenis obat topical yang dapat digunakan pada pasien luka bakar antara lain :1. Mafenamid Acetate (sulfamylon)Indikasi : Luka dengan kuman pathogen gram positif dan negatif, terapi pilihan untuk luka bakar listrik dan pada telinga.Keterangan : Berikan 1 2 kali per hari dengan sarung tangan steril, menimbulkan nyeri partial thickness burn selama 30 menit, jangan dibalut karena dapat merngurangi efektifitas dan menyebabkan macerasi.2. Silver NitratIndikasi : Efektif sebagai spectrum luas pada luka pathogen dan infeksi candida, digunakan pada pasien yang alergi sulfa atau tosix epidermal nekrolisis.Keterangan : Berikan 0,5% balutan basah 2 3 kali per hari, yakinkan balutan tetap lembab dengan membasahi setiap 2 jam.3. Silver SulfadiazineIndikasi : Spektrum luas untukmicrobial pathogen ; gunakan dengan hati hati pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.Keterangan : Berikan 1 2 kali per hari dengan sarung steril, biarkan luka terbuka atau tertutup dengan kasa steril.4. Povidone Iodine (Betadine)Indikasi : Efektif terhadap kuman gram positif dan negatif, candida albican dan jamur.Keterangan : Tersedia dalam bentuk solution, sabun dan salep, mudah digunakan dengan sarung tangan steril, mempunyai kecenderungan untuk menjadi kerak dan menimbulkan nyeri, iritasi, mengganggu pergerakan dan dapat menyebabkan asidosis metabolik.Dengan pemberian obat obatan topical secara tepat dan efektif, diharapkan dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang seringkali masih menjadi penyebab kematian pasien.

Histopatologi Luka BakarPada luka bakar derajat pertama, Ciri dominan paling penting ialah terdapat vasodilatasi. Edema pada lapisan epidermis dan lapisan dibawah epidermis mungkin progresif menjadi luka bakar derajat kedua (luka bakar parsial superficial). Pada luka bakar derajat dua membentuk ciri lepuh berupa bula atau vesikel hal ini dikarenakan nekrosis epidermis dan pemisahan zona lapisan epidermis dan dermis. Walaupun awalnya terjadi vasokontriksi biopsi menunjukan vasodilatasi dan edema di dermis. Pada luka bakar derajat tiga, terjadi koagulasi jaringan nekrosis pada epidermis dan dermis. Biasanya terbentuk bekas luka yang memiliki ciri adanya kolagen hialinisasi dan ketidakberadaan struktur adnexal.