makalah kulit

29
Tugas : Ilmu Penyakit Dalam Dosen : dr. Lelly Marlina Machmud “ Kulit & Kelamin “ Disusun Oleh : Kelompok IV Rasap Jaseng Wa Ode Yul Sartika Sukmaria Rosnawati Sectya Nendya Sukarno Puji Hastuti Seti Harseni Siti Nurlin Sumarni Syadaria Muhiddin Rostini Titin In Lostari Rachman

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 30-Jun-2015

343 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah kulit

Tugas : Ilmu Penyakit Dalam

Dosen : dr. Lelly Marlina Machmud

“ Kulit & Kelamin “

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Rasap Jaseng Wa Ode Yul Sartika

Sukmaria Rosnawati

Sectya Nendya Sukarno Puji Hastuti

Seti Harseni Siti Nurlin

Sumarni Syadaria Muhiddin

Rostini Titin In Lostari Rachman

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2011/2012

Page 2: Makalah kulit

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat

dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kulit dan

Kelamin”.

Adapun harapan kami kepada para pembaca atau semua kalangan yang telah

membaca makalah ini yaitu dapat menambah wawasan / pengetahuan dalam kehidurpan sehari-

hari

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang

disebabkan karena masih miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan partisipasi dalam

penyempurnaannya dengan memberikan saran & kritik agar makalah ini dapat lebih terkonsep

dengan baik.

Kami sangat mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik

& saran anda sangat kami harapkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Sekian & terima kasih.

Raha, Oktober 2011

Penyusun

Page 3: Makalah kulit

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………………

Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………..

A. Latar Belakang…………………………………………………………………

B. Tujuan………………………………………………………………………….

C. Rumusan Masalah……………………………………………………………..

D. Metode Penulisan……………………………………………………………..

Bab II : Pembahasan………………………………………………………………

1. Kulit dan Penampangnya…………………………………………………….

A. Anatomi dan Fisiologi kulit………………………………………………

B. Penyakit – penyakit Kulit………………………………………………..

2. Kelamin………………………………………………………………………

A. Anatomi dan Fisiologi Kelamin…………………………………………

Laki – laki……………………………………………………….

Perempuan……………………………………………………….

B. Penyakit – penyakit Kelamin……………………………………………

Bab III : Penutup………………………………………………………………….

A. Kesimpulan…………………………………………………………………

B. Saran……………………………………………………………………….

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah kulit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organ reproduksi membentuk apa yang dikenal sebagai traktus genetalis

yang berkembang setelah traktus uranius. Kelamin laki – laki maupun perempuan sejak

lahir sudah dapat ditentukan. Tetapi sifat – sifat kelamin belum dapat dikenal, sel

produksi berkembang disebelah depan ginajal yang tumbuh sebagai koloni – koloni. Sel

kemudian membentuk kelenjar reproduksi. Perkembangan sifat terjadi pada umur 10 – 14

tahun. Perubahan penting terjadi pada usia remaja ketika jiwa dan raganya menjadi

matang.

Pada laki – laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih

berat, pembesaran genetalia eksterna, tampilannya bulu diatas tubuh dan muka. Pada

wanita ditandai dengan mentruasi pertama (menarkea), uterus dan vagina membesar,

payudar membesar. Serta jarina n ikat pembuluh darah bertambah, sifat sekunder kelamin

tampil, lengkung tubuh berkembang, adanya bulu ketiak dan pelvis pubis melebar.

Kelamin (laki – laki ♂ dan perempuan ♀) pada dasarnya diselimuti oleh

kulit. Kulit membentuk dinding pelindung yang mengelilingi seluruh tubuh dan memiliki

fungsi sebagai pengatur suhu tubuh, sekresi kelenjar, dan hubungan sensorik dengan

lingkungan luar. Setiap struktur dari kulit memiliki potensi untuk terkena penyakit.

Gangguan kulit dapat hanya terbatas pada kulit saja atau dapat juga menjadi petunjuk dari

suawtu penyakit sistemik.

Dalam makalah ini, kami akan bahas mengenai anatomi dan fisiologi kulit

dan kelamin, secara ringkas. Beberapa penyakit kulit dan kelamin tertentu, definisi,

etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang dan pengobatan.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah.

Page 5: Makalah kulit

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi kulit dan kelamin itu sendiri

b. Untuk mengetahui dan mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan

penunjang dan pengobatan dari beberapa penyakit kulit dan kelamin.

c. Untuk mengetahui penyakit – penyakit yang terrjadi atau terdapat pada kulit dan

kelamin.

C. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi kulit dan kelamin ?

2. Apa dan bagaimana definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang dan

pengobatan dari beberapa penyakit kulit dan kelamin ?

3. Apa penyakit yang dapat menyerang pada kulit dan kelamin ?

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil

literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi

melalui layanan internet.

Page 6: Makalah kulit

BAB II PEMBAHASAN

1. KULIT DAN PENAMPANGNYA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan

organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada

orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit

bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis

terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan

kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu .

Page 7: Makalah kulit

Kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang

merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari

mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Anatomi kulit

a. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari

epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.

Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada

telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh

ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima

lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :

1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal

telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya

ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan

granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel

Langerhans.

4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berSSSkas filament yang dinamakan

tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk

mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada

tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum

dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut

sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat

dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.

Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini

tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung

melanosit.

Page 8: Makalah kulit

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan

sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan

alergen (sel Langerhans).

b. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap

sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal

pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa.

Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin

berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak

mempunyai banyak keriput.Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah.

Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar

sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat

epidermis di dalam dermis.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,

menahan shearing forces dan respon inflamasi.

c. Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari

lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara

longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut

daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke

dermis untuk regenerasi.

Page 9: Makalah kulit

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,

cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

 

Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh

diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai

barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma

mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah

diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena

banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari.

Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.

Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses

keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.

Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila

temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan

mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal

kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun,

pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis

tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi,

ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan  pembentukan vitamin D.

Page 10: Makalah kulit

B. PENYAKIT – PENYAKIT PADA KULIT

1) KUSTA

A. Pengertian

Kusta ( lepra atau morbus Hansen ) adalah penyakit kronis yang

disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae (M. leprae )

B. Etiologi

M. leprae merupakan basil tahan asam ( BTA ), bersifat obligat

intraseluler, menyerang saraf perifer, kulit, dan organ lain sepeti mukosa saluran

napas bagian atas, hati, dan sum – sum tulang dan sususnan saraf pusat. Masa

membela diri M. leprae 12 – 21 hari dan masa tunasnya antara lain 40 hari sampai

40 tahun.

C. Patofisiologi

Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi menurut sebagian besar

ahli melalui saluran pernapasan (inhalasi) dan kulit (kontak langsung lama dan

erat). Kuman mencapai permukaan kulit melalui folikel rambut, kelenjar keringat,

dan diduga juga melalui air susu ibu. Tempat implantasi tidak selalu menjadi

temapt lesi pertama.

Timbulnya penyakit kusta pada seseorang tidal mudah sehingga tidak

perlu ditakuti. Hal ini bergantung pada bebrap faktor, antara lain sumber

penularan, kuman kusta, daya tahan tubuh, sosial ekonomi, dan iklim.

Sumber penularan adalah kuman kusta utuh (solid) yang berasal dari

pasien kusta tipe MB (Multi Basiler) yang belim diobati atau tidak teratur berobat.

Bila seseoarng terinfeksi M. leprae, sebagian besar (95%) akan senbuh

sendiri dan 5% akan menjadi inderminate. Dari 5% indeterminate, 30%

bermanifestasi klinis menjadi determinate dan 70% sembuh.

Page 11: Makalah kulit

D. Pemeriksaan Klinis

a. Inspeksi

Pasien diminta memejamkan mata, menggwrakkan mulut, bersiul,

dan tertawa untuk mengetahui fungsi saraf wajah. Semua

kemalinan kulit diseluruh tubuh diperhatikan, seperti adanya

macula, nodul, jaringan parut, kulit yang keriput, penebalan kulit,

dan kehilangan rambut tubuh.

b. Pemeriksaan sensibilitas pada lesi kulit engan menggunakan kapas

(rasa raba), jarung pentul yang tajam dan tumpul (rasa nyeri), serta

air panas dan dingin dalam tabung reaksi (rasa suhu).

c. Pemerikasaan saraf tepid an fungsi pada nervus auricularis

magmus, nervus ulnaris, nervus radialis, nervus medianus, nervus

peroneus dan nervus tibialis posterior. Hasil pemeriksaan perlu

dicatat adalah pembesaran, konsistensi, penebalan, dan adanya

nyeri tekan. Perhatikan raur muka pasien apakah ia kesakitan atau

tidak saat saraf diraba.

d. Pemerikassan fungsi saraf otonom, yaitu memerikasa ada tidaknya

kekringan pada lasi akibat tudak berfungsinay kelenjar keringat

dengan menggunakan pensil tinta.

E. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium

Ketentuan pengambilan sedian adalah sebagai berikut :

1. Sediaan diamb il dari keliana kulit yang paling aktif

2. Kulit muka sebaiknya dihindari karena alasan kosmetik, kecualu tidak

ditemukan lesi ditempat lain

3. Pemeriksaan ulangan dilakukan pada lesi kulit yang sama dan bila

perlu ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul

4. Likaso pengsmbilsn sediaan apus untuk pemriksaan M. leprae adalah :

a. Cupina telinga kiri / kanan

b. Dua sampai emapt lesi kulit yang aktif ditempat lain

5. Sediaan dari selaput lender hidung sebaiknya dihindari krena :

Page 12: Makalah kulit

a. Tidak menyenangkan pasien

b. Positif palsu karena ada mikrobakterium lain

c. Tidak perna ditemukan M. leprae pada selaput lender hidung

apabila sediaan apus kulit negative

d. Pada pengobatan, pemeriksaan bakterioskopik selaput lender

hidung lebih dahulu negative daripada sediaan kulit ditempat lain.

6. Indikasi pengambilan sediaan apus kulit :

a. Semua orang yang orang dicurigai menderita kusta

b. Semua pasien baru yang didiagnosa secara klinis sebagai pasien

kusta

c. Semua pasien kusta yang diduga kambuh (relaps) atau karena

tersangka kuman resisten terhadap obat

d. Senua pasien kusta setiap 1 tahun sekali.

7. Pemerikasaan bakteriologis dilakukan dengan pewarnaan tahan asam

8. Cara penghitungan BTA dalam lapangan mikroskop ada 3 metode,

yaitu cara zigzag, huruf z dan setengah / seperemapt lingakaran.

Bentuk kuman yang mungkin ditemukan adalah bentuk utuh (solid),

pecah – pecah (fragmented), dan granular (granuler).

F. Pengobatan

Obat yang dugunakan adalah :

1. Pemberian obat antireaksi

a. Aspiran 600 – 1200 mg yang diberikan tiap 4 jam, 4 -6 kali sehari

b. Klorokuin 3 x 150 mg / hari

c. Prednison 30 – 80 mg / hari, dosis tunggal pada pagi hari sesudah

makan atau dapat juga dibrikan secara dosis terbagi misalnya 4 x 2

tablet / hari, berangsur – angsur diturunkan 5 – 10 mg / dua

minggu setelah terjadi respon maksimal.

2. Pemebrian analgetik dan sedative

a. Aspiran 600 – 1200 mg yang dibarikan tiap 4 jam, 4 – 6 kali sehari

Page 13: Makalah kulit

b. Parasetamol 300 -1000 mg yang deberikan 4 – 6 kali sehari

(dewasa)

c. Antimon 2 – 3 ml diberika secara selang seling, maksimal 30 ml.

2) Herpez zoster

A. Pengertian

Herpes zoster (dampa, cacar ular) adalah penytakit yang

disebabkan oleh infeksi virus farisela zoster yang menyerang kulit dan

mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivitasi virus yang terjadi setelah

infeksi primer. Kadang – kadang infeksi primer dan berlangsung sublikins.

Frekwensi penyakit pada pria dan wanita sama, lebih sering mengenai usia

dewasa.

B. Etiologi

Penyebab penyakit Herpes zoster adalah reaktivasi virus varisela

zoster.

C. Patofisiologi

Virus ini berdiam diganglion posterior susunan saraf tepid an

ganglion kranialis kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang

setingkat dwengan daerah persyarafan ganglion tersebut. Kadang virus ini

juga menyerasng ganglion anterior, bagian motoric kranialis sehingga

memberikan gejala - gejala motoric.

D. Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan percobaan Tzank dapat ditemukan sel datia

berinti banyak.

E. Pengobatan

Obat yang digunakan :

Page 14: Makalah kulit

1. Asikolovir 5 x 800 mg / hari selama 7 hari sejak lesi muncul dalam 3

hari pertama karena lewat dari masa ini pengobatan tidak efektif.

2. Isoprinosin 50 mg / hari BB / hari , dosis maksimal 3000 mg sehari.

Onat ini juga diberikan dalam 3 hari pertama lesi muncul.

3. Prednison 3 x 20 mg / hari setelah seminggu dosis diturunkan

bertahap.

3) Dermatitis atopic

A. Pengertian

Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang

didasari oleh faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif

dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang

hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor psikologik,

atau akibat bahan kimia atau iritan.

B. Etiologi

Terdapat stigma atopi (herediter) pada pasien berupa :

1. Alergi terhadap berbagai allergen protein (polivalen)

2. Pada kulit dermatitis atopic, dermatografisme putih, dan

kecenderungan timbul urtika

3. Reaksi abnormal terhadap perubahan suhu (hawa Udara

panas dingin)

4. Resisten menurun terhadap infeksi virus dan bakteri

5. Lebih sensitive terhadap serum dsn obat

C. Patofisiologi

Belum diketahui dengan pasti. Histamin dianggap zat penting yang

memberi reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat

kemokstatis dan menekan produksi sel.

Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atropik kronis. Sel ini mempunyai

kemampuan melepaskan histamine. Histamin sendiri tidak dapat

menyebabkan lesi ekzematosa. Kemungkinan zat tersebut menyebabkan

Page 15: Makalah kulit

pruritus dan eritema, mungkin akibat garukkan akibat gatal menimbulkan

lesi ekzematosa.

Pada pasien dermatitis atopic kapasitas untuk menghssilkan IgE secara

berlebihan diturunkan secara genetic. Demikian pula defisiensi sel T

penekan (suppressor). Defisiensi sel ini menyebabkan produksi berlebihan

IgE.

D. Faktor Predisposisi / Pencetus

Pasien biasanya gugup dan irritable. Faktor psikologis dan psikosomatis

dapat menajdi factor pencetus. Fenomena sensitisasi disebabkan oleh

allergen per ingestionem, per inhalationem, dan kontak langsung.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Darah perifer ditemukan eusinofilia dan peningkatan kadar IgE

2. Dermatografisme putih.

3. Percobaab asetilkolin. Suntikan secara intrakutan solusi asetilkolin

1 / 5000 akan menyebabkan hyperemia pada orang normal.

4. Pada orang dengan dermatitis atopic akan timbul fasokontriksi,

terlihat kepucatan

5. Percobaab histamine. Jika histamine fosfat disuntikkan pada lesi,

eritema akan berkurang dibandingkan orang lain sebagai control.

Kaqlau obat tersebut disuntikkan parental, tampak eritema

bertambah pada kulit yang normal.

F. Pengobatan

1. Thymopentin.

Untuk dapat mengurangi gatal-gatal dan eritem digunakan

timopentin subkutan 10 mg/ dosis 1 kali/hari selama 6

minggu, atau 3 kali/minggu selama 12 minggu.

2. Interferon-gamma.

Dosis yang digunakan antara 50 g-100g /m2/ hari

subkutan diberikan selama 12 minggu.

3. Siklosporin A.

Page 16: Makalah kulit

Pemberian per oral 5 mg/kg/hari selama 6 minggu. Dapat

pula diberikan secara topikal dalam bentuk salep atau gel

5%.

4) Pioderma

A. Pengertian

Pioderma adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus

aureus, Streptococcus B Hemoliticus, atau oleh kedua-duanya

B. Etiologi

Penyebab yang utama ialah Staphylococcus aureus dan Staphylococcus B

hemolitikus, sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan penghuni

normal di kulit dan jarang menyebabkan infeksi.

C. Patofisiologi

Bakteri masuk kedalam folikel rambut sehingga menimbulkan folikulitis

yang tampak sebagai nodus kemerahan dan sangat nyeri, pada keadaan

yang berat dapat disertai demam, malaise, mual dan muntah. Setelah dua

sampai empat hari terjadi proses supurasi dan terbentuk abses yang dapat

diketahui dengan terjadinya fluktuasi, ada bagian tengah lesi terdapat

bintik kekuningan yang merupakan jaringan nikrotik yang disebut mata

bisul (core).

Bila penyebaran bakteri lebih dalam atau lebih luas terjadi selulitis. Pada

pasien Diabetes militus furunkel sering kambuh terutama dengan hygiene

yang jelek.

D. Faktor Predisposisi

1. Higiene yang kurang

2. Menurunnya daya tahan Misalnya: kekurangan gizi,

anemia, penyakit kronik, neoplasma ganas, diabetes

mellitus

3. Telah ada penyakit lain di kulit.Karena terjadi kerusakan di

epidermis, maka fungsi kulit sebagai pelindung akan

terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi.

Page 17: Makalah kulit

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pada pemeriksaan laboratorik (darah tepi) terdapat leukositosis. Pada

kasus yang kronis dan sukar sembuh dilakukan kultur dan tes

resistensi. Ada kemungkinanpenyebabnya bukan stafilokokus

melainkan kuman negative-Gram. Hasil tes resistensi hanya bersifat

menyokong, invivo tidak selalu sesuai dengan in vitro.

2. Pemerisaan darah tepi, terdapat leukosit

3. Kultur dan tes resisten dilakukan pada kasus – kasus kronis dan sukar

sembuh. Hasil tes resisten hanya bersifat mentokong.

F. Pengobatan

1. Pada pengobatan umum kasus pioderma , factor hygiene

perorangan dan lingkungan harus diperhatikan

2. Sistemik

a. Ampisilin

Dosisnya 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan. Dosis

anak 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.

b. Amoksisilin

Dosisnya sama dengan ampsilin, dosis anak 25-50

mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Kelebihannya lebih praktis

karena dapat diberikan setelah makan. Juga cepat absorbsi

dibandingkan dengan ampisilin sehingga konsentrasi dalam

plasma lebih tinggi.

c. Golongan obat penisilin resisten-penisilinase

Yang termasuk golongan obat ini, contohnya: oksasilin,

dikloksasilin, flukloksasilin. Dosis kloksasilin 3 x 250 mg/hari

sebelum makan. Dosis flukloksasilin untuk anak-anak adalah

6,25-11,25 mg/kgBB/hari dibagidalam 4 dosis.

Page 18: Makalah kulit

5) Skabies

A. Pengertian

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi dan

sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiae var. hominis dan produknya.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit ini adalah infeksi virus Sarcoptes

scabiae var. hominis.

C. Patofisiologi

Kelaian kulit disebabkan oleh tungau scabies dan garukan gatal

akibat sensitisasi terhadap secret dan eksret tungau kurang lebih sebulan

setelah infeksi. Pda saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan

ditemukan papul, vesikel dan urika. Dengan garukan dapat timbul erosi,

ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.

D. Pemeriksaan Penunjang / laboratorium

Cara penemuan tungau :

1. Carilah mula – mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat

papul atau vesikel. Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca

objek, lalu tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan mikroskop

cahaya.

2. Dengan cara mengikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar

kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar

3. Dengan membuat biopin irisan. Caranya : jepit lesi dengan 2 jari

kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop

cahaya

4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan HE.

Page 19: Makalah kulit

E. Pengobatan

Jenis oabat topical yang digunakan

1. Emulsi benzil-benzoat 20 – 25% diberikan setiap malam selama 3 kali.

2. Gama benzene heksa klorida (gameksan) 1% dalam bentuk krim atau

lusio. Obat ini tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 bulan dan ibu

hamil. Pemberiannya cukup sekali selama 8 jam.

3. Krotamiton 10% dalam krim atau lusio digunakan selama 2 malam

berturut – turut dan dibersihakan setelah 2 jam pemakaian terakhir.