makalah kritik sosial
DESCRIPTION
makalah yang di peruntukkan untuk bahan ajar kritik sosialTRANSCRIPT
MAKALAHTEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER
DOSEN PEMBIMBING : SYAHDIN, S.Sos
DI SUSUN OLEH
SANU SRI AYU LESMINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga kita dapat beraktifitas dan
berkreativitas dan bereaksi di tanah tercintanya
Sholawat dan salam kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
senantiasi memberikan petunjuk bagi kita semua.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga penyusunan
makalah ini selanjutnya dapat disempurnakan.
Bima, April 2010
Wassalam
Penyusun
1. Teori Konflik
Teori konflik adalah perspektif di dalam sosiologi yang memadukan
masyarakat sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari bagian atau kompnen
yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dimana komponen yang satu
berusaha untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi
kepentingan-kepentingannya.
Teori kritis – critical theory
Teori kritis dikemukana oleh sekelompok ilmuwan dari sekolah franksford
seperti max horkheimet (1895 – 1973) erick fromen (1898) teori yang mereka
kemukakan di sebut “teori krits” karena dalam karya-karyanya mereka
mengkritik berbagai hal dalam masyarakat. Pandangan-pandangan yang berisi
kritis terhadap berbagai hal di dalam masyarakat. Wallas dan wolf (103 – 104).
Kritik terhadap ilmu sosial
Kritik frankford school terhadap ilmu sosial adalah sebagai berikut :
Ilmu sosial tidak bisa bersiafat obyektif. Karena ide-ide adalah pokok
produk dari masyarakat dimana mereka hidup. Maka tidak mungkin
mencapai pengetahuan dan kesimpulan yang bebas dari pengaruh
lingkungan dan masa tertentu.
Para ilmuwan sosial tidak boleh mengabaikan nilai-nilai di dalam
karyanya. Mereka tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan
bahwa ilmu sosial itu bebas nilai. Berdasarkan nilai yang di pegang dan
sikap kritis itu mesti terarah kepada penciptanya perubahan sosial.
Secara khusus mereka mengkritik sosiologi karena ilmu sibuk dengan
dirinya sendiri. Yakni menemukan metode ilmiah dalam melakukan
studi sosiologi dan kurang terlalu peduli dengan nasib banyak orang di
dalam masyarakat. Menurut mereka sosiologi cenderung
mempertahankan status quo atau perubahan. Dia harus mengkritik
masyarakat secara serius dana mengupayakan perubahan sosial.
Kritik terhadap masyarakat modern
Max melakukan kritik terhadap sistem ekonomi kapitalis yang menindas,
maka kritik sekolah frankfurt diarahkan ke kebudayaan yang juga menindas
individu didalam masyarakat.
Kritik terhadap kebudayaan masa
Kebudayaan masa merupakan produk industri seperti kebudayaan yang
disebarluaskan oleh jaringan televisi. Kebudayaan masa ini telah
mengontrol kebudayaan modern. Ada dua hal yang mencemaskan
teoritikus dari frankfurt school yang berhubungan dengan kebudayaan masa
:
Mereka prihatin dengan kepalsuan yang terdapat di dalamnya. Yang
disebarluaskan secara masal lewat media masa dan media elektronik.
Mereka merasa terganggu dengan efek dari kebudayaan yang
menentramkan, membius tetapi menekan orang.
2. Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial berangkat dari asumsi do ut des, saya memberi
supaya engkau memberi. Dengan asumsi seperti ini, para pendukung teori ini
mengemukakan ada begitu banyak pertukaran tingkah laku yang
dipertontonkan dalam kehidupan sosial.
1. Teori pertukaran george casper homans
Dalam mengembangkan teori perukaran, Homas mengemukakan beberapa
proporsi untuk menjelaskan tingkah laku sosial yang paling dasar. Apapun
proporsi dari homas adalah sebagai berikut ;
Proporsi sukses
Semakin sering tindakan seseorang dihargai atau mendapatkan
ganjaran maka semakin besar kemungkinan orang tersebut melakukan
tindakan yang sama. Contoh : bahwa seseorang cenderung meminta
nasihat pada seseorang kalau dimasa lampau ia memperoleh
keuntungan.
Proporsi rangsangan atau stimulus
Apabila pada masa lampau ada satu stimulus atau jumlah stimulus
di dalam tindakn seseorang mendapat ganjaran, semakin besar pula
kemungkinan bahwa orang tersebut akan melakukan tindakan yang
sama. Contoh : seorang nelayan yang membuang jala pada bagian laut
yang gelap dan mendapat banyak ikan cenderung membuang jala pada
bagian seperti itu.
Proporsi nilai
Semakin tinggi nilai tindakan seseorang, maka semakin besar
kemungkinan orang itu melakukan tindakan yang sama.
Posisi kejenuhan
Semakin sering seorang mendapat ganjaran pada waktu yang
berdekatan, maka semakin kurang bernilai ganjaran untuk dia. Pada
umumnya tidak akan lekas jenuh jika ganjaran itu diperoleh sesudah
waktu yang cukup lama.
3. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori fungsionalisme struktural merupakan teori sosiologi yang dominan.
Salah satu paham atau prospektif di dalam sosiologi yang memandang
masyarakat yang saling berhubungan satu sama lain.
Teori fungsionalisme struktural tal cott parson
- AGIL
Fungsi diartikan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada
memenuhi kebutuhan AGIL adala singkatan dari Adaptation (A) Goal
Attoinment (G) Integration (I) dan Latency (L) demi berlangsungna hidup,
maka masyarakat harus menjalan fungsi tersebut yakni :
Adaptasi supaya masyarakat bisa bertahan dia harus mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
Pencapai tujuan dan berusaha mencapai tujuan yang telah dirumuskan
itu.
Integrasi : masyarakat mengatur hubungan dengan komponen supaya
bisa berfungsi secara maksimal
Latensi pemiliharaan pola-pola yang sudah ada. Pola budaya yang
menciptakan mempertahankan motivasi itu.
- Sistem tindakan
Skema tindakan ada 4
Pelaku atau aktor
Tujuan : misalnya aktor ingin memperoleh gelar serjana
Situasi : tindakan tertentu untuk mencapai tujuan.
Standar-standar normatif
Perubahan sosial. Perubahan yang bersifat evolusioner. Bukanlah
sesuatu yang baru sama sekali. Harbet Spancer mengaplikaikan teori
evolusi darwin untuk masyarakat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan di susunnya makalah ini, semoga dapat melahirkan
embrio-embro dalam pembentukan karakter pribadi dalam konteks
pembentukan sebuah karakter pribadi belajar, yang paham terhadap teori-
teori yang baik yang mendukung maupun yang mempengaruhi belajar
yang begitu banyak sehingga melahirkan sebuah teori yang sempurna.
Dari ketiga teori itu, masing-masing mempunyai implementasi :
1. Teori kritis mengemukakan tentang cara mereka mengkritik berbagai
hal dalam masyarakat. Bagaimana mereka memandang sudut pandang
dalam itu. Misalnya, mereka kritik terhadap ilmu sosial, terhadap
masyarakat moder, dan kebudayaan masa.
2. Teori pertukaran sosial menjelaskan tentang bagaimana asumsi
seseorang terhadap tingkah laku di dalam kehidupan sosial. Dan
bagaimana cara seseorang itu menghargai apa yang dia dapat.
3. Teori fungsionalisme struktural ini menjelaskan tentang salah satu
paham atau persepektif atau pandangan sebuah tetori di antaranya
yang menjelaskan bagaimana masyarakat berkembang dari tahap yang
sederhana menuju sesuatu yang kompleks dan majemuk.
Jadi ketiga teori diatas masing-masing mempunyai tujuan sama untuk
kehidupan dan kemakmuran yang sama.