kritik sosial dalam lirik lagu

68
1 BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU SLANK SKRIPSI OLEH : RIDWAN SUGIWARDANA NIM 120810129 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

Upload: nuriarizkaisfandhani

Post on 29-Dec-2015

602 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

This is just a preview or draft from my husbands' thesis. Just take a look but dont try to copy it because the submitted ones is classified

TRANSCRIPT

Page 1: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

1

BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM

LIRIK LAGU SLANK

SKRIPSI

OLEH :

RIDWAN SUGIWARDANA NIM 120810129

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

2

BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM

LIRIK LAGU SLANK

SKRIPSI

OLEH :

RIDWAN SUGIWARDANA NIM 120810129

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 3: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

3

BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL DALAM

LIRIK LAGU SLANK

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora Departemen Sastra Indonesia pada

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

OLEH:

RIDWAN SUGIWARDANA

NIM 120810129

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 4: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

4

Skripsi ini telah disetujui untuk diuj ikan

Surabaya, 14 Februari 2014

Oleh

Dosen Pembimbing,

Dra. Sri Ratnawati , M.Si

NIP. 195708161986042001

Mengetahui

Ketua Departemen Sastra Indonesia

Dra. Dwi Handayani, M.Hum

NIP. 19670216199203200

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji

Page 5: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

5

Surabaya, 17 Februari 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua

Dr. I.B.Putera Manuaba, Drs., M.Hum

NIP 19640801990021001

Anggota

Bramantio, S.S., M.Hum

NIP 198105042008121002

Dra. Sri Ratnawati , M.Si

NIP 195708161986042001

Page 6: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

6

“ Seseorang yang suka melakukan hal gila itu tidak menganggap

sesuatu yang harus bekerja itu mencari uang. Akan tetapi

menganggap kegilaan tidak mendapat uang itu adalah suatu

proses untuk terus mewujudkan mimpi akhir yang tanpa batas

dan tidak ternilai harganya “

Insipirasi oleh Thomas Alfa dan Steve Jobs

Page 7: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

7

` PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di sebuah

Perguruan Tinggi mana pun, dan dalam bagian-bagian naskah skripsi yang saya buat

tidak terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali yang memang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surabaya, 08 Februari 2014 Juni

2008

Ridwan Sugiwardana

Page 8: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT beserta Rasulullah Nabi besar

Muhammad SAW atas segala nikmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Humaniora di UNAIR Fakultas Ilmu Budaya

Surabaya. Peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing

Ibu Sri Ratnawati ,M.Si yang sudah mengupayakan agar selesai serta lulus dan

terimaksih kepada Ibu Dra. Dwi Handayani M. Hum yang mengingatkan saya

untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta tidak lupa terima kasih kepada para dosen

penguji sidang yang saya hormati Bapak Dr. I.B.Putera Manuaba, Drs., M.Hum

dan Bapak Bramantio, S.S., M.Hum. Penghargaan tertinggi juga peneliti

sampaikan pada seluruh dosen Sastra Indonesia FIB Universitas Airlangga.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan banyak terimaksih kepada istri

tercinta Nuria Rizka yang rela menemani setiap malam dan berbagi kata dalam

menyelesaikan skripsi ini serta anak tercinta Zilla yang selalu menghibur. Terima

kasih untuk sahabat saya Inod yang sudi memberi referensi buku sosiologi sastra

dan berbincang seputar sejarah SLANK. Penghargaan yang tulus peneliti ucapkan

kepada teman-teman sastra Indonesia 2008 atas semangat dan motivasinya.

Terima kasih yang tiada batas dengan semua pengertiannya,

ketulusannya dan doanya untuk mama dan papa tercinta dan semua keluarga yang

selalu memberi dukungan semangat dan masukan positif untuk ke depannya.

Penulis

Page 9: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

9

ABSTRAK

Slank adalah sebuah band yang telah berdiri pada tahun 1983

hingga saat ini masih menampakkan keeksisannya dan tetap konsisten

mengusung karya-karya bertemakan kritik sosial.

Kritik sosial ini tidak bisa lepas dari konteks historis dan keadaaan

sosial masyarakat yang sedang terjadi. Penulis menganggap kritik sosial

yang disampaikan oleh Slank dalam karya-karyanya ini sebagai suatu

fenomena yang menarik dan layak untuk ditelaah lebih dalam, maka dari

itu penulis memilih lima lirik lagu kontroversial Slank yang berjudul

“Gosip Jalanan”, “Seperti Para Koruptor”, “Lapindo”, “Cekal”, dan

“Bang-bang Tut” sebagai objek dari penelitian ini.

Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan puisi satir

serta teori sosiologi sastra oleh Djoko Damono Sapardi, penulis

membedah kajian penelitian ini untuk mendapatkan jawaban atas

permasalahan bagaimanakah bentuk dan makna kritik sosial yang terdapat

dalam lima lirik lagu Slank. Pada akhirnya tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui maksud dan pemahaman makna lirik lagu serta

penyampaiannya dalam bentuk kritik sosial yang ada pada karya sastra

dalam hal ini lirik-lirik lagu Slank tersebut.

Kata-kata kunci: Slank, Sosiologi sastra, Kritik sosial, Lirik lagu, Puisi

Satir.

Page 10: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

10

DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar ........................................................................................ i

Halaman Judul Dalam ..................................................................................... ii

Halaman Prasyarat Gelar ................................................................................ iii

Halaman Persetujuan ...................................................................................... iv

Halaman Penetapan Penguji ........................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................ vii

Halaman Pernyataan ....................................................................................... viii

Abstrak ............................................................................................................ ix

Daftar Isi ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ...................................................................................... 7

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 8

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 8

1.4.1 Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

1.4.2 Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

1.5 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9

1.6 Landasan Teori ........................................................................................ 11

1.6.1 Teori Pendekatan Sosiologi Sastra Menurut Sapardi ................... 13

1.7 Metode Penelitian .................................................................................... 14

1.8 Metode Analisis Data ............................................................................... 16

1.9 Sistematik Penyajian ................................................................................ 17

BAB II PERJALANAN KARIR SLANK

2.1 Sisi Slank ................................................................................................. 18

2.1.2 Reformasi Slank ........................................................................... 20

2.1.3 Album Slank ................................................................................ 21

2.2 Konteks Sosial Pengarang ......................................................................... 26

2.2.1 Lirik Lagu Sebagai Cermin Realitas Sosial ................................. 32

2.2.2 Fungsi Lirik Lagu ......................................................................... 33

BAB III BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL

3. 1 Bentuk Kritik Sosial ................................................................................. 35

3.1.1 Kritik Ketidakadilan ...................................................................... 36

3.1.2 KritikKorupsi ................................................................................ 41

3.1.3 Kritik Kondisi Lingkungan ........................................................... 43

BAB IV SIMPULAN

4. 1 Simpulan ................................................................................................ 47

4. 2 Saran ...................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 49

Page 11: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

11

LAMPIRAN ................................................................................................... 52

Transkrip Lirik Lagu Gosip Jalanan ............................................................... 52

Transkrip Lirik Lagu Cekal ............................................................................. 54

Transkrip Lirik Lagu Bang-Bang Tut ............................................................. 55

Transkrip Lirik Lagu Seperti Para Koruptor ................................................... 56

Transkrip Lirik Lagu Lapindo ........................................................................ 58

Page 12: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang

bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial.

Kritik sosial terdiri dari dua istilah yakni dari kata kritik dan sosial. Dalam

pengertian kamus besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa kritik ialah suatu

kecaman atau tanggapan serta uraian dan pertimbangan baik buruk suatu hasil

karya, pendapat dan sebagainya (1996:359). Pengertian sosial memiliki arti

berteman, bersama, berserikat, yang bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian

dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, untuk dapat berusaha

mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.

Seiring perkembangan zaman, kritik sosial politik bisa dilayangkan

dengan cara dan bentuk pusparagam, salah satunya adalah dengan menggunakan

media seni dan sastra. Media seni dan sastra sendiri sejatinya sudah lama

dijadikan media untuk melayangkan kritik perlawanan atas kemapanan dan

penindasan yang dilakukan oleh elit penguasa. Pada umumnya, kritik dan

perlawanan yang muncul dalam media musik, seni rupa dan sastra sulit untuk

dipahami makna kritiknya.

Di dalam ranah penelitian sastra, kritik sosial sangat berperan penting

dalam mempertimbangkan baik buruk hasil karya sastra tersebut. Menurut

Sawardi (Sawardi, 1974:2), kritik berarti menyodorkan kenyataan secara penuh

Page 13: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

13

tanggung jawab dengan tujuan agar orang yang bersangkutan mengadakan

perbaikan diri. Sastra pada umumnya menampilkan gambaran kehidupan sosial

tertentu. Kenyataan sosial yang ditampilkan oleh pengarang dalam karyanya dapat

merubah nilai-nilai kehidupan pembaca atau dalam fungsi ini Sawardi (1974:2)

menyatakan bahwa sastra dapat dijadikan sebagai sarana kritik sosial. Sastra

berada di tengah masyarakat yang muncul karena desakan-desakan emosional

atau rasional dari masyarakat. Sastra mencerminkan persoalan sosial yang ada

dalam masyrakat dan pengarang memiliki taraf kepekaan yang tinggi dalam

menerjemahkan sosial dilingkungan tersebut. Karya sastra juga mencerminkan

kritik sosial yang barangkali tersembunyi (Damono, 1983:22)

Seperti yang ada dalam dunia musik Indonesia, khazanah kritik sosial

dalam lirik lagu pada dekade 80-an mengigatkan kita akan nama besar Iwan Fals.

Sebagai seorang musisi, Iwan Fals identik dan lebih dikenal sebagai musisi ‘solo’

yang kritis terhadap rezim kekuasaan saat itu. Sedangkan di dekade 90-an, band

seperti Slank merupakan salah satu band yang mengikuti jejak Iwan Fals sebagai

musisi yang kritis terhadap realitas sosial.

Slank merupakan salah satu kelompok musik yang menerjemahkan

realitas sosial, politik, budaya, alam, dan dunia pendidikan yang kerab melanda

bangsa Indonesia dengan bahasa anak muda yang dituangkan ke dalam musik ala

Slank. Perpaduan musik Pop, Blues, Reggae, dan Rock n’ Roll menjadi ciri musik

Slank dan tidak cengeng. Selanjutnya, Slank lebih menawarkan musik yang

sederhana, tidak cengeng, dan kritis terhadap suatu hal, mulai dari pesan kritik,

sindiran, dan pesan moral yang kerap mereka lontarkan. Lagu Slank memang

Page 14: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

14

banyak berkisar pada lagu yang mengedepankan pesan kritik sosial. Tidak heran

ketika Slank mendapat predikat sebagai salah satu band yang konsisten terhadap

permasalahan sosial. Mereka membiarkan kebebasan berekspresinya, karena apa

yang mereka tuangkan dalam lirik lagu adalah pemberontakan terhadap realitas

keseharian yang mereka alami.

Dalam lirik lagu Slank memang sarat dengan pesan kritik sosial yang

mengarah pada suatu aktivitas kehidupan dengan mengusung suatu tema. Seperti

halnya dalam tema ‘korupsi’ yang terdapat dalam lirik lagu “Seperti Para

Koruptor” (album The Big Hip, 2008)

Hidup sederhana

Gak punya apa-apa tapi banyak cinta

Hidup bermewah-mewahan

Punya segalanya tapi sengsara

Seperti para koruptor

Suatu lirik ‘sindiran’ yang mengkritik para ‘koruptor’ di dalam kalangan

hidup menengah ke atas. Selain lirik lagu diatas, adapula jenis lirik lagu lainnya

yang mengusung dengan bentuk ‘sindiran’ seperti, “Gosip Jalanan, Cekal, Bang-

bang Tut, dan Lapindo”. Lagu-lagu inilah yang menjadi objek pembahasan dalam

penelitian ini. Kelima lirik lagu diatas merupakan hasil pemilihan dari masing-

masing album Slank yang sebagian mengusung tema kritik sosial. Ada pun juga

tema lirik lagu lain yang berbicara tentang cinta, seperti lagu “Mawar Merah,

Terlalu Manis, Ku Tak Bisa, Yang Manis dan sebagainya”.

Lirik lagu merupakan suatu hasil interpretasi seorang pengarang dalam

memandang sebuah fenomena yang terjadi pada saat itu. Fenomena tersebut tidak

hanya dipahami sebagai pemahaman atas sosiologi masyarakatnya, tetapi hal lain

Page 15: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

15

yang lebih abstrak; misalnya dalam segi aspek psikologisnya dan ide

pemikirannya, bahkan kedinamisan makna definitif musik dari masa ke masa

dapat digunakan sebagai referensi untuk karya sastra selanjutnya. Karya lirik lagu

yang dapat dikatakan baik selalu bersifat relatif; kohesif antara objek observasi

pengarang dan selera pembaca dalam memaknai karya tersebut

(Ricoeur 2006:14).

Bahasa yang digunakan dalam lirik lagu sebenarnya tidak jauh berbeda

dengan bahasa puisi. Definisi lirik atau syair lagu juga dapat dianggap sebagai

bentuk puisi. Hal serupa juga diuraikan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu

definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra, akan

tetapi juga mencakup ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-

semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa. Menurut Semi (1998:106)

mengatakan bahwa, “Lirik adalah suatu puisi pendek yang mengekspresikan

emosi”. Dalam penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:528), lirik lagu

merupakan suatu karya puisi yang dinyanyikan. Bentuk ekspresi emotif tersebut

diwujudkan dalam bunyi dan kata. Penjelasan diatas merupakan bentuk dasar

referensi untuk analisis kelima lirik lagu Slank. Di dalam kelima lirik lagu Slank

jugas termasuk bentuk karya puisi pendek yang mengekspresikan emosi seperti

yang telah diuraikan oleh Semi (1998:106). Hal ini mengantarkan pada sebuah

pengertian karya lirik yang sesungguhnya bahwa lirik adalah sebuah karya puisi

yang dinyanyikan serta bentuk ekspresi emotif yang terdapat dalam kelima lirik

lagu Slank.

Page 16: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

16

Revolta (2008: 2-4) memaparkan bahwa Slank adalah anak muda yang

slenge’an dan seenak-enaknya. Slank yang beranggotakan Bimo Setiawan (drum),

Ivanka (bass), Abdee Negara (gitar), Ridho (gitar), dan Kaka (vokal) dengan

sebutan “Pandawa Lima” sampai sekarang. Polos dan apa adanya menjadi salah

satu prinsip band asal Potlot, Jakarta Selatan ini. Secara pengertian Slank diatas,

hal ini juga akan mempengaruhi bentuk dan makna lirik lagu secara keseluruhan.

Menurut peneliti yang mengacu pada referensi teori milik Sapardi (1978:5)

bahwa, posisi pengarang terkait dengan masyarakatnya serta masyarakat pembaca.

Uraian tersebut tentunya memaknai bentuk karakter bahasa yang digunakan oleh

pengarang (Slank), seperti pada contoh penggalan lirik “Gosip Jalanan” (Album

PLUR, 2004)

Apa lo tau mafia narkoba?

Keluar masuk jadi bandar di penjara

Terhukum mati... tapi bisa di tunda

Dalam penggunaan kata ‘lo’ mendeskripsikan bahwa, pengarang bertempat

tinggal di daerah ibu kota yang bahasa kesehariannya menggunakan ‘lo’ dan

‘gue’. Makna ‘lo’ yang berarti ‘kamu’ atau ‘kau’ sedangkan ‘gue’ yang berarti

‘saya’ atau ‘aku’.

Keistimewaan dari lagu “Gosip Jalanan” bagi Slank adalah berkat lagu

tersebut, Slank dinobatkan sebagai ikon artis ‘antikorupsi’ oleh pihak KPK

(Komisi Pemberantasan Korupsi) 2006 lalu. Isinya mengkritik kerja para wakil

rakyat di DPR dan sempat menuai protes dari para wakil rakyat tersebut. Hal ini

tentunya juga menarik untuk dibahas dalam mencari tahu bentuk dan makna kritik

sosial di dalam ranah sastra.

Page 17: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

17

Band yang lahir pada tahun 1983 dengan nama awal “Cikini Stones

Complex” atau “CSC band”, tidak saja semangat meneriakan antikorupsi namun

band yang sudah menelurkan 18 album (sejak 1990 hingga 2009) juga

menyuarakan anti narkoba dan seks bebas dikalangan anak muda Indonesia dan

para Slankers. Selain itu Grup band Slank pernah dinobatkan sebagai band

terfavorit versi MTV Indonesia dan meraih MTV Indonesia Award 2009 sebagai

Most Favourite Band. Slank merasa eksistensinya masih diakui di industri musik

Indonesia.

Seorang pengarang lagu sekaligus penulis lirik lagu dalam penciptaan sebuah

lagu tidak dapat terlepas dari interaksi masyarakat dan proses partisipasi oleh

masyarakat tersebut. Interaksi yang dimaksud adalah seorang pengarang lagu

melibatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang masih membutuhkan

orang lain dalam aktivitas menelaah dan tidak serta-merta melibatkan makhluk

tunggal. Dalam konteks partisipasi, pengarang dituntut aktif dalam berinteraksi

dengan masyarakat sebab komposer tidak hanya menerima atau mengiyakan

segala sesuatu yang terniscayakan dalam masyarakat, namun juga mampu

memberi ide sekaligus menjalankan idenya demi tumbuh kembangnya suatu

situasi dan keadaan sosial.

Di dalam lirik lagu yang dituliskan Slank terdapat suatu sarana budaya yang

hadir dalam masyarakat sebagai kontruksi dan realitas sosial yang dituangkan

dalam bentuk lirik lagu. Pada awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk

kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan

Page 18: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

18

masyarakat musik telah tertransformasi bergeser menjadi sebuah komoditas yang

dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan.

Unsur kelima lirik lagu Slank disini menyertakan adanya bentuk kritik sosial

yang diungkap secara bahasa ala Slank, yang dalam tiap penggalan lirik

mengandung unsur ‘sindiran’. Keistimewaan lirik lagu “Gosip Jalanan, Cekal,

Bang-bang Tut, Seperti Para Koruptor dan Lapindo adalah bentuk lirik yang

bersifat berani dalam mengutarakan sebuah opini kepada pemimpin besar bangsa.

Selain itu kelima lirik lagu tersebut sempat menjadi kontroversial pada zamannya.

Jika dalam dunia sastra, kelima lirik lagu ini termasuk bentuk puisi satir. Puisi

satir adalah bentuk puisi yang mengandung unsur ejekan atau sindiran.

Penggunaan puisi satir sangat diperlukan dalam pengkajian penelitian ini.

Karena kesamaan makna lirik dengan pengertian puisi satir yang berunsur

‘sindiran’. Alasan yang melandasi dalam pemilihan kelima lirik lagu diatas ialah,

peneliti meyakini adanya unsur sastra dalam sebuah lirik yang menarik untuk

dibahas sebagai pembeda karya lirik lainnya. Selain puisi satir, adapun

penggunaan teori lain yang melandasi penelitian ini.

1.2 Batasan Masalah

Dari latar belakang yang telah di jelaskan diatas, peneliti membatasi

masalah supaya tidak berkembang lebih jauh dalam menganalisis. Dari info yang

telah diketahui (www.slank.com), Slank memiliki album sekitar 36 album yang

telah diproduksi. Berkaitan dengan permasalahan ini, peneliti memilih lima lagu

dari beberapa album tersebut yang dianggap menarik untuk dikaji ke dalam ranah

Page 19: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

19

sastra. Peneliti menggunakan kelima lirik lagu Slank yang di antaranya ialah

“Bang-bang tut”, “Cekal”, “Gosip Jalanan”, “Seperti Para Koruptor” dan

“Lapindo” yang membahas hubungan bentuk dan makna kritik sosial dalam lirik

lagu Slank. Serta menanggapi makna lirik lagu terhadap realitas sosial yang

terkait dalam kelima lirik tersebut.

Peneliti menitik beratkan kajian penelitian ini pada karya dan teks itu ke

dalam ranah sastra dan menghubungkan ke dalam bentuk serta makna kritik sosial

yang ada pada kelima lirik lagu.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka masalah

yang akan dibahas disini berkaitan dengan adanya bentuk dan makna kritik sosial

yang berhubungan dengan lirik lagu Slank “Bang-bang tut, Cekal, Gosip Jalanan,

Seperti Para Koruptor dan Lapindo”. Penulis akan memaparkan rumusan masalah

yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk dan makna kritik sosial dalam lirik lagu Slank?

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disini untuk mengetahui deskripsi bentuk dan makna

kritik sosial dalam lirik lagu Slank, serta menunjukkan realitas yang terkait dalam

masing-masing lirik lagu.

Page 20: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

20

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pandangan dan

gambaran bahwa lirik lagu Slank merupakan bentuk karya yang tidak lepas

dalam pengkajian aturan dunia sastra. Mengungkap pengertian bentuk dan

makna kritik sosial yang terkandung dalam lirik tersebut sebagai esensi ilmu

sastra. Serta mengupayakan untuk menjadi pembeda dari penelitian terdahulu.

1.5 Tinjauan Pustaka

Untuk memenuhi standarisasi dalam sebuah penelitian, maka dalam

penelitian hendaknya melihat atau meninjau kembali studi penelitian

terdahulu. Penelitian tentang lirik lagu dilakukan oleh dengan judul Diksi

dalam lirik-lirik lagu Slank album “Virus” pada tahun (Ramadani:2003).

Dalam penelitian tersebut, didapatkan pilihan kata yang meliputi: (1) pilihan

kata umum dan khusus. Dari hasil identifikasi bahwa lagu Slank album

“virus” cenderung menggunakan kata khusus daripada kata umum. (2) kata

denotasi dan kata konotasi. Pemakaian kata konotasi lebih banyak daripada

kata denotasi, maka dengan demikian bahwa lagu Slank album “Virus”

menunjuk langsung pada objek dan pemaknaannya berdasarkan makna dasar.

(3) pilihan kata baku dan kata non baku. (4) pilihan kata konkrit dan kata

abstrak, identifikasi dari teori yang keempat terlihat adanya kesendrungan

pemakaian kata konkrit lenih dominan daripada kata abstrak.

Judul penelitian Diksi dalam lirik-lirik lagu Slank album “Virus”

hanya menggambarkan pemakaian diksi oleh pengarang dalam album

tersebut. Dalam kesimpulannya peneliti memaparkan kecendrungan

Page 21: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

21

pemakaian kata dalam lirik lagu Slank album “Virus”. Pemerean mengenai

kecendrungan ini sebaiknya tidak dicantumkan dalam kesimpulan, sebab

skripsi tersebut membahas mengenai diksi. Jadi, sebaiknya pemaparan

kesimpulan hanya mengenai bagaimana hasil identifikasi pada diksi dalam

lirik lagu Slank album “Virus”.

Penelitian lirik lagu berjudul “Gaya Penutur dalam Syair Lagu Raihan”

(Ayu:2003). Pada penelitian tersebut mendeskripsikan gaya tuturan dalam

syair lagu Raihan yang terbagi menjadi dua subpokok bahasan, yakni,

penggunaan diksi dalam syair lagu Raihan dan hubungan antara diksi dan

pengarang.

Hasil penelitian diksi dalam syair lagu Raihan meliputi: (1) kata umum

dan kata khusus, yang didasarkan pada ruang lingkup makna suatu kata (2) kata

konkrit dan kata abstrak, didasarkan pada dapat atau tidaknya makna suatu kata

diserap oleh panca indra (3) kata asali dan kata serapan, yang dilatarbelakangi

oleh pemerolehan kata-kata. Kata asli merupakan kata yang berasal dari bahasa

Indonesia dan kata serapan dalam penelitian tersebut merupakan kata-kata

serapan yang berasal dari bahasa Malaysia dan bahasa Arab. Pemakaian kata

serapan bahasa Arab dan bahasa Malaysia dilatarbelakangi oleh pengarang

syair lagu dan penciptanya berasal dari Malaysia dan syair lagu tersebut

merupakan lagu Isalam. (4) Kata denotasi dan kata konotasi mengacu pada ada

atau tidaknya tambahan nilai rasa pada suatu kata.

Pembahasan syair lagu Raihan yang selanjutnya mengenai hubungan diksi

dan pengarang. Hubungan diksi dengan pegarang menunjukkan latar belakang

Page 22: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

22

dan sikap hidup pengarang yang dapat dilihat melalui penggunaan kata dalam

syair lagu dan makna yang terkandung didalamnya. Penelitian tersebut hanya

mengetengahkan mengenai diksi. Analisis mengenai diksi lebih dominan

daripada analisis mengenai hubungan diksi dan pengarang. Dalam penelitian

tersebut tidak terdapat analisis gaya bahasa. Padahal gaya bahasa relevan

untuk diteliti karena hal ini berhubungan dengan pilihan kata yang digunakan

oleh pengarang lagu dalam mengekspresikan idenya. Analisis tentang

hubungan diksi dan pengarang dalam penelitian tersebut tidak mendalam.

Data-data yang disajikan dalam penelitian kurang mendukung (jumlah data

sedikit) adanya hubungan antara diksi dan pengarang.

1.6 Landasan Teori

Pesan moral dalam musik pada prinsipnya bervariasi tergantung pada

realitas sosial dan ideologi masing-masing kelompok. Sebuah karya seni

dibuat atau diciptakan bukan sekadar untuk ditampilkan, dilihat, dan didengar.

tetapi harus dengan gagasan, abstraksi, pendirian, pertimbangan, hasrat,

kepercayaan, serta pengalaman tertentu yang hendak dikomunikasikan

penciptanya. Realitas sosial, tema, ideologi, dan teknik pengolahan musik

saling berkaitan dalam membentuk pesan dan kritik (Bahari, 2008:14-15)

Djohan (2003:7-8) menuturkan bahwa musik merupakan perilaku

sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah

ungkapan pikiran manusia, gagasan serta ide-ide dari otak yang mengandung

sebuah sinyal pesan yang signifikan.

Page 23: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

23

Keraf (2008:23) menegaskan bahwa gaya bahasa yang dimiliki oleh

seseorang merupakan bagian dari diksi bertalian erat dengan ungkapan-

ungkapan yang individual atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik tinggi.

Oleh karena itu, gaya bahasa menjadi cara pengungkapan pikiran seseorang

melalui bahasa secara khas yang dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian

pemakai bahasa (penulis bahasa), kemudian diwujudkan dengan cara

pemilihan diksi secara tepat sehingga dapat membedakan individu satu dengan

individu lainnya, karena pada hakekatnya unsur gaya mempunyai keterkaitan

dalam seni suara atau seni musik.

Sosiologi karya sastra menitikberatkan penelitian kepada karya atau

teks itu sendiri. Pokok penelaahannya adalah apa yang tersirat dalam karya

sastra dan apa yang menjadi tujuannya (Damono, 2002:3) sehingga penelitian

ini menganalisis beberapa buah karya sastra kedalam kelima lirik lagu Slank

yang secara mendalam dan melihat isi dari karya tersebut. Kemudian, dapat

diajukan pertanyaan mengenai tujuan penulisan atau penciptaanya di dalam

karya tersebut dalam kaitannya dengan lingkungan sosial budaya yang telah

menghasilkannya.

Sastra bukanlah sesuatu yang otonom yang dapat berdiri sendiri,

melainkan sesuatu yang terkait erat dengan situasi dan kondisi lingkungan

tempat karya itu dilahirkan (Damono 2002:167). Seorang pengarang

senantiasa dan niscaya hidup dalam ruang dan waktu tertentu. Ia senantiasa

akan telibat dengan beraneka ragam permasalahan. Dalam bentuknya yang

paling nyata ruang dan waktu tertentu itu adalah masyarakat atau sebuah

Page 24: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

24

kondisi sosial, tempat berbagai pranata nilai di dalamnya berinteraksi.

Pernyataan di atas senada dengan apa yang diungkapkan Teeuw (2003:83)

bahwa renungan atas kehidupan merupakan suatu ciri khas yang senantiasa

terdapat dalam karya sastra. Dengan demikian keadaan masyarakat di sekitar

pengarang akan berpengaruh terhadap kreativitas pengarang dalam

menghasilkan karya sastra.

Pengarang dalam menciptakan karya sastra mempunyai hak penuh

untuk mengharapkan kebebasan dari masyarakat, namun masyarakat juga

mempunyai alasan untuk mengharapkan rasa tanggung jawab sosial dari

pengarang (Damono 2002:54). Rasa tanggung jawab ini berupa rasa kritik

atau protes, tidak untuk membuat ilusi tetapi untuk menghancurkannya.

Meminjam pengertian sastra menurut Wellek dan Warren (1990:111),

sastra mempunyai fungsi sosial tertentu, misalnya sebagai suatu reaksi,

tanggapan, kritik, atau gambaran mengenai situasi tertentu. Melalui karya

sastra, sastrawan berupaya menyampaikan kebenaran yang sekaligus juga

kebenaran sejarah. Fungsi sastra ini dapat dilihat pada karya yang merupakan

dokumentasi sosial.

1.6.1 Teori Sosiologi Sastra Menurut Sapardi

Pengertian teori Sapardi tentang konteks sosial pengarang ialah

hubungan dengan posisi atau letak sosial sastrawan dalam masyarakat dan

kaitannya dengan masyarakat pembaca. Di dalam pokok ini termasuk pula

faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perorangan

dan disamping itu dapat mempengaruhi karya sastranya. Hal-hal ini meliputi:

Page 25: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

25

Bagaimana seorang pengarang mendapatkan mata pencahariannya, sejauh

mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai suatu profesi serta

masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.

Pada penjelasan berikutnya tentang pengertian lirik lagu sebagai cermin

realitas sosial. Lirik lagu sebagai cermin realitas sosial di sini ialah

mengetahui proses pengembangan suatu hasil karya lirik dalam kacamata

masyarakat yang dapat menjadikan itu sebagai pedoman di saat karya lirik itu

tertulis. Dan mengetahui sejauh mana sifat pribadi pengarang mempengaruhi

gambaran masyarakat yang ingin disampaikannya. Serta genre suatu karya

sastra yang dianggap dapat mewakili seluruh masyarakat.

Sedangkan penjelasan pada fungsi sosial lirik lagu dalam kaitan teori

Sapardi, ada 3 hal yang harus diperhatikan yang diantaranya adalah sejauh

mana lirik lagu dapat berfungsi sebagai cermin realitas sosial, sejauh mana

lirik lagu hanya berfungsi sebagai penghibur dan sejauh mana terjadi sintesis

antara kemungkinan kedua penjelasan diatas. Ketiga pendekatan tersebut

mempunyai hubungan dengan kelima objek penelitian yang telah dibahas.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang mengutamakan kedalaman penghayatan

terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris. Data-data yang

diambil melalui berbagai ragam pencatatan, bukan berbentuk angka-angka.

Dasar alasan penggunaan metode penelitian kualitatif, yakni:

Page 26: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

26

1. Penelitian kualitatif deskriptif memberikan peluang bagi pengkajian

mendalam terhadap suatu fenomena.

2. Penelitian kualitatif memberikan peluang untuk meneliti fenomena secara

holistik.

3. Pengkajian terhadap teks sebagai proses pemahaman atas makna.

4. Pengkajian bukan berdasarkan frekuensi intensionalitas data sebagai dasar

pembuktian apa yang sedang dikaji.

Penelitian ini juga menggunakan landasan teori yang disebutkan

sebelumnya. Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan menuai hasil akhir yang

bertujuan bagi peneliti selanjutnya, serta memberikan manfaat bagi pembaca

dan penggemar musik Slank.

Pada penelitian bahasa salah satu metode pengumpulan data yaitu

dengan metode simak. Pada penelitian ini, lirik lagu diambil dari kaset CD,

setelah itu tahap pertama dilakukan proses pengumpulan data dengan cara

mendengarkan lagu yang akan dijadikan objek penelitian. Penyimakan

penggunaan bahasa dapat dilakukan terhadap data lisan maupun tertulis

(Mahsun, 2005:90)

Penelitian ini menggunakan metode simak untuk pengumpulan data,

yaitu menyimak secara seksama dan cermat untuk mengetahui makna yang

terkandung dalam kelima lirik lagu tersebut. Dalam pengumpulan data, peneliti

membatasi pada menyimak lima lirik lagu yang penulis anggap sebagai

representasi lagu-lagu fenomenal Slank yang dipilih dari campuran album-

Page 27: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

27

albumnya selama ini. Kelima lagu tersebut ialah: “Seperti Para Koruptor”,

“Cekal”, “Lapindo”, “Gosip Jalanan”, dan “Bang Bang Tut”.

Penelitian ini menggunakan teknik catat yaitu dengan mendengarkan

lirik lagu dan melakukan transkripsi data yang nantinya menjadi data-data

kebahasan yang akan diteliti. Selain data tertulis data juga didapatkan dari

internet.

1.8 Metode Analisis Data

Sesuai dengan masalah, metode analisis data penelitian ini merupakan

kajian atas pernyataan sebagai bentuk protes kritik atas realitas sosial yang

dituangkan dalam sebuah lirik lagu dari grup band Slank dalam beberapa lagu

yang telah dipilih oleh peneliti. Dalam hal ini menurut peneliti kelima lagu

tersebut adalah lagu fenomenal pada masa nya sehingga peneliti merasa perlu

untuk menjadikan kelima lagu tersebut sebagai objek penelitian dari studi ini.

Seperti contoh dalam hubungan teori Sapardi dengan lirik lagu Slank

yang berjudul “Gosip Jalanan”. Dalam teori Sapardi menjelaskan bahwa posisi

pengarang terkait dengan masyarakatnya serta masyarakat pembaca. Dalam lirik

lagu “Gosip Jalanan” selalu menuliskan kata dengan bahasa Jakarta yang seperti

pada contoh penggalan Pernahkah lo, Apa lo disini kita bisa melihat bahwa Slank

adalah band yang berasal dari Jakarta sehingga pengarang mengkaitkan

pribadinya untuk masyarakat pembaca yang dituju yang sesuai Sapardi ungkapkan

dalam teorinya.

Metode penelitian data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

dengan data kualitatif yang diperoleh dalam bentuk teks dan dideskripsikan

Page 28: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

28

dikumpulkam menjadi satu pada sebuah kartu data. Data yang sesuai dimasukkan

pada kartu data dan di analisis dengan cara digarisbawahi, dipilah-pilah dan

dikelompokkan ke dalam bagian diksi dan gaya bahasa. Sebagai penunjang data

primer yang didapat dari kaset CD, diperlukan juga data sekunder yang didapat

dari berbagai media.

1.9 Sistematik Penyajian

Sistematik penyajian terdiri atas empat bab, masing-masing bab

merupakan langkah menuju hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.

Abstraksi sederhana dari sistematik penyajian tersebut yakni

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi; latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitian dan sistematik penyajian penelitian.

Bab II merupakan analisis perjalanan karir Slank dalam pendekatan

konteks sosial pengarang. Kajian pada bab II merupakan objek pertama yang

sepenuhnya terfokus dalam suatu bahasan yang melihat dari segi pengarang

atau pencipta lagu dalam hal ini adalah Slank.

Bab III merupakan analisis yang memaparkan bentuk dan makna kritik

sosial dari lirik-lirik lagu Slank yang menjadi objek dari penelitian ini, yaitu:

Hasil analisis merupakan pokok persoalan dalam menentukan temuan

penelitian yang berlanjut dengan kesimpulan.

Bab IV berisi simpulan dan saran penelitian atas bahasan dari objek

penelitian yang telah dipilih oleh penulis.

Page 29: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

29

BAB II

PERJALANAN KARIR SLANK

2.1 Sisi Slank

Slank adalah salah satu band senior di tanah air. Band ini didirikan

pada 26 desember 1983 di Jakarta dan berulangkali mengalami perombakan

personel dan tercatat sebanyak 14 kali. Namun sejak tahun 1997, Slank yang

beranggotakan Kaka (vokal), Bimbim (Drum), Ridho (Gitar), Abde (Gitar)

serta Ivanka (Bassist), belum mengganti formasinya lagi hingga saat ini.

Nama Slank dipilih karena masyarakat menjuluki mereka sebagai band

“slengekan”. Namun tidak dapat disangka, nama atas pemberian Bongky

personel Slank yang sekarang menjabat sebagai gitaris BIP ini mampu

menempatkan Slank di jajaran band papan atas Indonesia. Hasil semua itu

berkat perjuangan dari Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim yang di

mana dia personel Slank yang paling lama dan tertua yang mampu

memperjuangkan dan membawa Slank hingga populer seperti sekarang.

Slank merupakan band periode 90-an yang karya lagunya

mengusung tema politik, kritik serta pesan moral. Adapun musisi lain seperti

Iwan Fals yang mengusung dengan tema serupa yang membuat Slank tidak

kalah terkenal dalam mengapresiasi karyanya yang sarat akan kritikan dalam

kehidupan sosial. Pada masa orde baru atas kepemimpinan Soeharto, Slank

juga sempat menciptakan lagu yang berjudul “Cekal”. Di dalam lagu ini

menceritakan tentang adanya kebebasan serta pendapat yang dianggap

Page 30: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

30

mengganggu atas sistem aturan yang telah ditentukan pada saat pemerintahan

tersebut. Sikap Slank seperti inilah yang banyak mendapat antusias dari

masyarakat kecil dalam membantu menyuarakan segala keluh kesah pada

saat tahun pemerintahan itu. Karya lirik Slank tidak hanya berhenti setelah

kepemimpinan Soeharto, Lirik-lirik lagu lain juga terus menyuarakan aksi

kepemimpinan yang terjadi dalam setiap tahunnya. Seperti yang kita ketahui

bersama adanya peristiwa bencana lumpur lapindo di Sidoarjo pada tanggal

29 Mei 2006 (id.wikipedia.com). Kejadian itu menjadikan Slank terinspirasi

untuk meluncurkan karya berikutnya dengan judul “Lapindo”. Dalam tiap

penggalan lirik lagu “Lapindo”, sangat sarat sekali dengan kritikan dalam

bentuk sindiran yang ditujukan kepada seseorang yang menyebabkan

peristiwa lumpur tersebut. Penggunaan kata yang apa adanya serta isi lirik

dengan bentuk sindiran merupakan ciri dari band asal Jakarta ini. Dari setiap

albumnya, selalu terdapat tiga atau empat buah lagu yang bercerita tentang

politik. Lagu lain juga banyak bercerita tentang tema cinta, alam, dan

persahabatan. Namun yang menjadi condong band ini adalah karya yang

selalu berisikan tentang sindiran dan kritik sosial terhadap bangsa Indonesia

ini.

2.1.2 Reformasi Slank

Ivanka ditarik menjadi personel resmi dalam anggota Slank.

Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa show

di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara untuk

membantu Slank. Abdee dan Ivanka memang sebelumnya sudah bersahabat

Page 31: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

31

dan satu Band di Flash. Manager Slank yaitu, Mbak Wiwid seketika

menhubungi Mohammad Ridwan Hafiedz (Ridho) yang baru saja

menyelesaikan sekolah gitarnya di Hollywood untuk diminta bantuannya.

Mereka pun ditugaskan untuk menghafal 35 lagu Slank dalam

waktu satu minggu. Sebuah target yang besar dan waktu yang singkat.

Namun mungkin karena dua orang itu adalah seorang musisi yang hebat,

target tersebut tercapai. Dengan adanya dua gitaris ini sebenarnya sangat

membingungkan juga karena sebelumnya Slank hanya memakai satu gitaris.

Namun karena waktu yang sangat singkat dan mendesak, akhirnya dua orang

tersebut dipakai untuk melengkapi formasi inti Slank. Ketika konser pun,

semua mata hampir tertuju ke arah dua gitaris baru tersebut. Ketika itu Slank

diprediksi akan hancur dalam setahun namun ternyata formasi ini bertahan

hingga saat ini dan mereka terus melahirkan karya-karya yang menegaskan

eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.

2.1.3 Album Slank

Masuknya Abdee dan Ridho dalam formasi inti Slank membuat

Bimbim dan Kaka melanjutkan perjalanan bermusiknya. Diawali dengan

album Tujuh yang dirilis January 1997 dengan single yang menghentak

yaitu “Balikin”. Lagu yang menandakan bahwa Bimbim dan Kaka ingin

rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho

yang benar-benar bersih dari narkoba semakin menguatkan niat mereka.

Mereka berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah

Page 32: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

32

banyak, namun mereka berhenti justru karena sudah banyaknya yang

mengikuti mereka memakai narkoba.

Album tersebut terjual satu juta copy hanya dalam hitungan

minggu. Bimbim (drumer Slank) lagi-lagi menyumbang suaranya dalam

lagu “Bimbim Jangan Menangis”. Sebuah curhatan yang tercipta sejak tahun

1993. Ridho bermain keyboard di lagu ini. Di tahun ini pula Bunda Iffet

selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan menjadi manager Slank.

Album berikutnya “Mata Hati Reformasi” dirilis. Lagu-lagu di

album ini banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan di

zaman reformasi. “Ketinggalan Zaman” menjadi andalan di album ini. Slank

juga mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul “Punk Java”.

Di album ini juga terdapat sebuah lagu yang seharusnya di rilis pada album

Tujuh namun terkena sensor. Namun saat Orba rezim Soeharto runtuh, lagu

tersebut bisa masuk dalam album ini. “Siapa Yang Salah” adalah judul

lagunya. Yang unik dari lagu ini adalah lagu ini hanya dimainkan oleh

Bimbim (drumer Slank) dan Kaka (vocalis Slank). Mereka berdua yang

memainkan semua. Bimbim (drumer Slank) juga mengambil dua porsi lagu

yang dia nyanyikan. “Aktor Intelektual” dan “Nggak Mau Percaya”. Di

album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original.

Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar

dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara langsung di album ini.

Tahun 1998 juga Slank menyelenggarakan konser dengan judul

konser “Piss 30 Kota” yang direkam dan dijual ke pasaran. Lagu yang

Page 33: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

33

direkam secara langsung dan ada bonus dua buah lagu baru yaitu “Pintu”

dan “Makan Gak Makan”. Album ini banyak sekali mengambil tema lagu-

lagu politik yang dimasukkan kedalamnya. Bimbim bernyanyi di lagu Kalo

“Aku Jadi Presiden” namun ada lirik yang dirubah olehnya. Tahun 1999

Slank merilis dua album yang diberi judul “999+09”. Ada total 27 lagu yang

dibuat dalam dua versi yaitu, versi abu-abu dan versi yang biru. Versi yang

biru memiliki satu lagu andalan “Bintang Kesiangan” dan “Anak Mami”.

Versi abu-abu adalah “Orkes Sakit Hati” dan “Ngangkang” serta “Malam

Minggu Lagi”. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single,

Slank mengumpulkan massa di Jalan Potlot dan mendengarkannya kepada

pendengar untuk dimintai pendapatnya perihal lagu mana yang akan

dijadikan single. Lagu “Orkes Sakit Hati” memang ditujukan kepada orang-

orang dan politisi yang cenderung menguraikan janji-janji manis nya. Di PV

(promo video) lagu tersebut juga Slank bermain di tengah-tengah

masyarakat kecil. Bimbim yang sebagai drumer Slank mengambil jatah dua

lagu dari masing-masing album. “Sista Petty” di album “Abu-abu” dan

“Friday” di album “Biru”. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil

yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999 pun menjadi tahun di mana

Bimbim mengakhiri masa lajangnya dan menikahi seorang gadis bernama

Reny.

Slank kemudian merilis sebuah album the best yang diberi judul

“The Best” Slank. Berisi lagu lagu pilihan dengan satu lagu dari album

sebelumnya yang di remix oleh DJ Anton di lagu “Ngangkang”. Dan sebuah

Page 34: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

34

live lagu “Malam Minggu” Lagi yang direkam di Jalan Potlot. Kemudian

album “Virus” dirilis pada 2001. Berisi single “Virus”, “Jakarta Pagi Ini”,

dan “#1”. Bonus dari album ini adalah sebuah tattoo dan kartu koleksi

Slank. Lagu bertema sosial juga dimasukkan di album ini. Keprihatinan

Slank tentang pembabatan hutan bisa ditangkap lewat lagu “Lembah

Baliem”. Bahkan Slank memasukan lagu “Yamko Rambe Yamko” di akhir

lagu “Lembah Baliem” yang merupakan lagu dari tanah Papua. Di lagu “#1”

dan “Symphaty Blues”, Slank untuk pertama kalinya memasukkan unsur

orkestra di lagu nya dengan bantuan ‘Erwin Gutawa sebagai musisi orkestra.

Sebelum lagu “#1”, Anda bahkan bisa mendengar permainan solo Abdee di

lagu “Kereta terakhir”. Di lagu “Symphaty Blues”, kita bisa mendengar

suara seorang wanita yang konon itu adalah istri dari Kaka, Tascha.

Sukses album Slank sendiri langsung diikuti dengan konser Virus

Road Show 22 Kota di Indonesia dan hasil Live nya sendiri bisa didengar di

album yang diberi judul A Mild Live SLANK Virus Road Show dengan bonus

tambahan satu buah lagu baru dengan judul yang sangat menarik, “I Miss

You But I Hate You” dan bonus sebuah Koran Koranan Slank. Koran

Koranan Slank ini adalah cikal bakal lahirnya media yang bisa didapatkan

diluar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live

kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.

Dalam versi kaset terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan

Ivanka. Rekaman lagu “Pak Tani” yang pada saat itu diadakan di kota Jember

Jawa Timur, sempat terjadi keributan antar penonton dan ikut terekam di

Page 35: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

35

dalam kaset ini. Namun jika melihat dalam versi VCD nya konser yang di

ambil waktu di kota di Jember. Di lagu “Bocah”, Ivanka bermain gendang

sebelum dia memainkan gitar terlebih dahulu. Dalam lagu “Pak Tani” di saat

keributan terjadi, Slank mengajak penonton untuk melakukan sebuah tanya

jawab di antara lagu tersebut. Hal yang menarik saat berlangsungnya konser

tersebut, Kaka memberikan sebuah pertanyaan apakah mungkin jika Slank

menjadi presiden, dan mereka menjawab tidak mungkin. Akhirnya lagu

“Kamu Harus Pulang” menjadi penutup konser serta ucapan terimaksih di saat

lagu itu berjalan.

Seperti tak mengenal lelah, Slank lagi-lagi merilis album studio

kesebelas nya yang diberi judul “Satu Satu” (11) pada tahun 2003. “Bulan dan

Bintang”, “Gara-Gara Kamu”, dan “Jembatan Gantung” menjadi andalan

dalam album tersebut. Lagu “Bulan dan Bintang” juga menjadi soundtrack

dalam film Novel “Tanpa Huruf R”. Lagu “Gara-Gara Kamu” ditujukan

kepada pengguna narkoba yang sempat membuat mereka mengalami masa-

masa kritis. Tingkat kreativitas Slank saat itu bisa dibilang sangat tinggi serta

produktif. Tahun ini mereka bisa dikatakan bebas dari ketergantungan

narkoba. Album ini juga sempat mendapat nominasi dari award AMI dalam

kategori album rock terbaik. Cover depan album pun tertulis 'EDISI KHUSUS

SUAMI ISTRI'. Di album ini Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal,

namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang

suaranya di lagu “Jadi Masalah”. Di PV “Jembatan Gantung”, Slank tidak

Page 36: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

36

tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan

beberapa remaja lainnya.

Slank kemudian menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota

Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga

mereka yang diberi titel “Bajakan”. “Bajakan” adalah bentuk kegelisahan Slank

terhadap para pembajak yang dengan mudah dan gampangnya mencuri hak

cipta seorang pemusik.

Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa

tempat dan event. Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga

Slank ini. “That's All”,, yang direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini

menjadi single disusul “Bendera 1/2 Tiang” yang direkam di studio Parah di

jalan Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi dengan group musik dari Korea

Selatan berjudul “South Asia”. “South Asia” direkam secara live bersama

Yoon Band dari Korea. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di

Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu “I Miss You But I Hate

You” milik Slank yang direkam pada acara Impresario. Sang vokalis dari

Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga

masuk dalam album “Bajakan” ini. Ada juga lagu dimana Slank berkolaborasi

dengan raja dangdut Rhoma Irama di lagu “Balikin”. Kaka tidak banyak

bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh

bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan

kesini. Ending album “Bajakan” adalah Sumpah Anti Pembajak yang di

Page 37: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

37

deklarasikan Slank bersama Slankers se-Indonesia. Bonus album ini adalah

sebuah pick guitar.

Slank merayakan ulang tahun ke 20 nya di wilayah Lebak Bulus.

Konser yang diberi judul “Metamorfosa Sebuah Generasi” ini banyak diisi

para musisi yang meramaikan acara ini diantaranya Ungu, Koil, dll. 20 tahun

bermain musik dan berkreasi belumlah cukup untuk Slank. Mereka masih

ingin bermimpi dan meraih mimpi-mimpinya..

2.2 Konteks Sosial Pengarang

Menurut peneliti Slank adalah salah satu band penggagas sebuah karya

yang berceritakan tentang adanya perdamaian dan kebebasan di dalam aspek

kehidupan. Band ini mempunyai daya tarik besar serta pengaruh yang kuat

terhadap masyarakat khususnya anak-anak muda. Itu terbukti bahwa setiap

Slank menggelar konser di berbagai tempat selalu penuh dengan para

fansnya yang biasa disebut dengan nama Slankers. Jumlah Slankers yang

tersebar di Indonesia teramat banyak sehingga band ini bisa dikatan salah

satu band yang sukses di Indonesia. Karya-karyanya selalu menghadirkan

sosok sindiran atau kritik sosial yang menyangkut dalam ketidakstabilan

sistem pemerintahan Indonesia. Mereka begitu berani dalam memaparkan

beberapa karya yang liriknya mengandung unsur kritik sosial terhadap elit

politik dalam negeri. Selain itu pembeda band ini dengan band lain ialah

tentang management yang berdiri sendiri sehingga Slank cukup bebas untuk

mengeluarkan banyak album yang rata-rata lagunya berisikan tentang tema

Page 38: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

38

sosial, budaya serta politik. Oleh sebab itu Slank lebih diatas untuk

mengapresiasi semua karyanya untuk mengungkap apa yang sedang terjadi

di negara Indonesia khususnya tentang masalah politik dan sebagainya.

Maka dari itu alasan saya untuk memilih band tersebut dengan semua ulasan

yang bisa saya berikan seperti contoh diatas sebagai bukti untuk mengetahui

keistimewaan band ini.

Disamping itu pengaruh Slank di Indonesia ini cukup kuat untuk

beberapa kalangan yang terlibat sebagaimana yang saya ketahui dalam

bentuk pengaruh musik dan kultur. Dari segi musik contohnya yang saya

ketahui ialah beberapa lagu yaitu “Apatis Blues” pada tahun 90an yang

menggambarkan manipulasi dan kisruh politik lalu pada tahun 1993 lagu

yang berjudul “PISS” yang dimana pada waktu itu sebagai notabene

plesetan dari kata peace/damai, yang menggambarkan perdamaian hanya

untuk dikencingi/piss serta pada tahun 2004 “Gossip Jalanan” inilah lagu

yang menyulut emosi para wakil rakyat pada 2008 lalu.

Damono mengungkapkan bahwa sastra menampilkan gambaran

kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam

pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antar

masyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang

terjadi dalam batin seseorang (Sapardi 2002:23). Bagaimanapun juga,

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi

bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau

Page 39: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

39

dengan masyarakat dan menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan

untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu.

Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan itu disebut sosiologi sastra dengan menggunakan analisis

teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan

memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra (Sapardi 2002:3).

Konteks sosial pengarang adalah yang menyangkut posisi sosial

masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di

dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi diri pengarang

sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya.

Pendekatan konteks sosial pengarang meliputi beberapa elemen, yaitu

faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perorangan

dan disamping itu dapat mempengaruhi karya sastranya. Hal-hal ini meliputi:

a) Bagaimana seorang pengarang mendapatkan mata pencahariannya.

b) Sejauhmana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai suatu

profesi

c) Masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.

Sebagai pokok bahasan pertama bagaimana seorang pengarang dalam

hal ini Slank mendapatkan mata pencahariannya, penulis menemukan fakta

bahwa band ini mendapatkan mata pencaharianya yaitu dengan bermusik.

Bermusik sendiri disini mempunyai tahapan atau melaui proses kreatif mulai

dari mencipta lagu, mengadakan konser baik itu pertunjukan musik dalam

Page 40: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

40

lingkup on air maupun off air. Kegiatan bermusik Slank menjadi mata

pencaharian yang dimana karya-karya dalam bermusik mereka mendapat

apresiasi dari masyarakat. Bentuk apresiasi bisa dalam bentuk angka

penjualan album baik secara manual maupun sistem unduh berbayar,

penikmat musik yang datang ke konser mereka, pembelian merchandise oleh

para penggemar, dan bisa juga melalui penghargaan-penghargaan yang

mereka raih selama ini.

SLANK ORCHESTRA DI GEBYAR BCA

Sabtu malam, 21 Desember 2013 Slank tampil sebagai bintang

tamu dalam acara Gebyar BCA yang ditayangkan secara live di

Indosiar. Untuk penampilannya kali ini, Slank berkolaborasi

dengan beberapa musisi seperti Duo MAIA, Sruti Respati,

girlband Cherrybelle, serta diiringi musik orkestra yang

dimainkan oleh Magenta Orchestra. Di malam minggu tepat

pukul 20.00 WIB Slank membuka penampilannya yang telah

dinantikan Slankers se-Indonesia dengan membawakan lagu dari

album MINORITAS, yakni BANG-BANG TUT dengan berduet

bareng Sruti Respati dan diiringi Magenta Orchestra. Tak lama

setelah itu, Slank menggoyang Balai Sarbini dengan lagu

PANDANGAN PERTAMA bersama Duo MAIA. Bukan hanya

itu, Duo MAIA juga berduet bareng Kaka Slank membawakan

lagu KU TAK BISA dengan iringan musik orkestra.

(slank.com/new)

Dalam pembahasan berikutnya yaitu memaparkan tentang konteks

pengarang (Slank) yang menjadikan musik sebagai profesi mereka. Sejauh

ini yang kita ketahui Slank adalah sebuah band yang fenomenal di tanah

air Indonesia. Sebuah band yang didirikan pada era tahun 80an hingga

berganti-berganti formasi dan tetap bertahan sampai sekarang dengan

formasi baru. Hal ini dapat mengawali suatu pertanyaan tentang musik

sebagai profesi Slank.

Page 41: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

41

Menurut mereka musik adalah suatu tempat apresiasi yang dimana

dapat menaruh sebuah ungkapan serta kejujuran yang sedang dialami.

Kedudukan ini menjadiakan suatu kebiasaan Slank yang dimana prioritas

berkarya adalah hal utama. Kita dapat melihat dalam bentuk perjuangan

mereka yang dimana mereka memulai karir dari bawah, melewati jalur

independen tanpa mengikuti label-label yang sudah ada. Seorang drumer

Slank atau yang biasa kita kenal dengan pentolan Slank yaitu Bimbim

pernah berbagi cerita tentang sejarah Slank bahwa awal karir dia pernah

menawarkan album Slank kepada pihak-pihak label yang ada di Jakarta.

Namun kenyataanya album tersebut hanya mendapatkan banyak tolakan

dari pihak-pihak label. Akan tetapi salah satu pentolan Slank yaitu

Bimbim tidak putus asa menerima penolakan tersebut dan hingga pada

akhirnya Bimbim (drumer Slank) beserta bantuan bunda Ifet berjuang

membuat label rekaman sendiri. Dari kenyataan inilah didapat pernyataan

bahwa Slank berusaha menjadikan musik sebagai profesi mereka hingga

saat ini meskipun mereka telah bernaung di major label dan mempunyai

basis massa yang besar di Indonesia, slankers.

Karya-karya Slank yang sebagian besar merefeleksikan realitas sosial

dan sarat akan kritik terhadap pemerintah menjadi karakteristik tersendiri

di industri musik Indonesia. Karya-karya mereka juga menjadi alternatif

bagi penikmat musik dimana sebuah band yang berpengaruh tidak hanya

eksis dalam bermusik namun juga terpilih menjadi duta anti korupsi.

Namun hal ini tidak membuat karya-karya Slank menjadi tersegmentasi

Page 42: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

42

karena band yang sudah mempunyai citra sebagai band yang dekat

dengan rakyat kecil ini justru dianggap sebagai penyalur suara rakyat.

Menurut Faruk, karya sastra sebenarnya dapat dibawa ke dalam

keterkaitan yang kuat ke dalam dunia sosial tertentu yang nyata, yaitu

lingkungan sosial tempat dan waktu bahasa yang digunakan oleh karya

sastra itu hidup dan berlaku (Faruk 46).

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa Slank dan karya-

karya bermusiknya mendapatkan apreasiasi tersendiri pada masyarakat

dalam hal ini adalah masyarakat kecil seperti yang kerap diangkat Slank

dalam lirik-lirik lagunya. Slank juga dapat merangkul semua golongan

yang ada di Indonesia khususnya. Karya-karya mereka banyak mewakili

rakyat Indonesia sebagai apresiasi ketidakadilan suatu bangsa. Karya

Slank juga banyak mengajarkan hal-hal kemanusiaan seperti solidaritas,

kedamaian, kesederhanaan, kekeluargaan serta sikap peduli terhadap

lingkungan khusunya pada masyarakat kecil. Seperti salah satu contoh

lirik lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor”, .... Hidup

sederhana gak punya apa-apa tapi banyak cinta... Hidup bermewah-

mewahan punya segalanya tapi sengsara... Seperti para koruptor..

(Seperti Para Koruptor – 2008)

Page 43: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

43

2.2.1 Lirik Lagu Sebagai Cermin Realitas Sosial

Slank merupakan band yang banyak mempengaruhi masyarakat

secara karya. Banyak sekali deretan album Slank yang telah diproduksi

mulai dari tahun 1990 sampai tahun 2013. Lirik lagunya kebanyakan

mengandung unsur ‘sindiran’ dalam bentuk kritik sosial dan politik. Ada

beberapa lagu Slank yang mampu menjadi sorotan masyarakat disaat

peristiwa yang berhubungan dengan lagu itu terjadi seperti Gosip Jalanan

misalnya. Lagu ini menceritakan tentang kenyataan gosip didalam sebuah

kepemimpinan yang tidak adil. Para pembesar negara yang menoleransi

semua kecurangan atau bahkan keadilan yang seharusnya itu tidak terjadi.

Dan lagu ini salah satu jawaban dari masyarakat khususnya masyarakat

kecil yang merasakan ketidakadilan tersebut.

Lirik lagu Slank merupakan realitas sosial dari masyarakat khususnya

pada masyarakat kecil yang tertindas akibat adanya ketidakadilan suatu

bangsa. Mereka mewakili apa yang menjadi keluhan masyarakat kecil

kepada pembesar negara Indonesia ini atas ketidakadilan didalam negeri.

Oleh karena itu karya Slank banyak diminati masyarakat kalangan bawah

yang banyak menginspirasi tentang suatu hal yang bersifat kesederhanaan,

solidaritas, kebersamaan serta kedamaian. Dalam segi karya atau lirik lagu

itulah yang dapat memupuk jiwa masyarakat yang menjadikan sebagai

cermin dari kasus-kasus yang ada dalam negeri ini agar tetap menyikapi hal

tersebut dengan kebersamaan serta kedamaian seperti apa yang selalu

diutarakan oleh anak-anak Slank kepada slankers khususnya.

Page 44: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

44

2.2.2 Fungsi Lirik Lagu

Seperti yang telah dijabarkan dalam bab I hal yang meliputi fungsi

sosial sastra yaitu:

a) Lirik lagu sebagai perombak masyarakatnya

Jika dilihat dalam karya Slank kita dapat perhatikan bahwa setiap

lirik lagu Slank mengandung unsur politik dan sindiran kepada

pemerintahan Indonesia. Hal ini tentunya dapat memicu masyarakat

Indonesia untuk peduli akan lirik lagu yang terkandung seperti salah satu

contoh lagu dari Slank yang berjudul “Gosip Jalanan”. Lagu ini menjadi

salah satu icon Slank dalam ajang pemberantasan korupsi atas pilihan

wakil ketua KPK Sjahruddin Rasul yang dianggap berpotensi untuk

membantu komisi antikorupsi di kalangan generasi muda. Karena

menurut pandangan Sjahruddin Rasul Slank mempunyai kapasitas masa

yang sangat banyak khusunya pada anak-anak muda. Selain itu masih

banyak lagi karya-karya Slank yang mampu menjadi simpati masyarakat

Indonesia untuk membantu mengapresiasi segala keluhan yang terjadi di

dalam negeri.

b) Lirik lagu hanya sebagai penghibur

Tentu hal ini dapat dibuktikan bahwa Slank telah menjadi band

besar serta band yang lama bertahan meski sempat mengalami

pergantian formasi hingga pada formasi yang sekarang. Perihal itu

Page 45: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

45

tentunya menjadi sorotan masyarakat Indonesia khususnya pada karya-

karya Slank yang selalu mengusung dengan tema cinta, alam, politik

maupun persahabatan. Maka dari itu masyarakat juga merasa ikut

terhibur serta ikut andil dalam karya Slank meskipun masyarakat itu

tidak menjadi salah satu pengikut khusus yaitu Slankers. Ini

membuktikan bahwa Slank mencobaba berdiri diatas semua golongan

tanpa adanya sebuah batasan.

c) Hal yang kemungkinan menjadi sintesis a) dan b).

Dengan demikian penjelasan didalam pengertian a) dan b) kemungkinan

sintesis atau hubungan itu dapat terjadi. Hal itu dapat dikarenakan ketika

suatu lirik lagu seseorang dapat merombak perilaku masyarakatnya,

masyarakat itu akan terus memantau perkembangan karya seseorang

tersebut sehingga masyarakat tidak hanya merasa terhibur saja

melainkan ikut serta dalam esensi lirik tersebut.

Page 46: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

46

BAB III

BENTUK DAN MAKNA KRITIK SOSIAL

Dalam bab III ini peneliti akan membahas tentang makna kritik sosial

yang terdapat dalam kelima lirik lagu Slank yaitu “Seperti Para Koruptor”, “Bang-

bang Tut”, “Gosip Jalanan”, “Lapindo”, dan “Cekal”. Dari kelima lirik lagu tersebut

telah dianalisis makna lirik yang mengandung kritik sosial dengan hubungan realitas

sosial yang terjadi dalam masyarakat.

3.1 BENTUK KRITIK DAN MAKNA SOSIAL

Menurut Hasan Shadliy dalam buku ‘ Sosiologi Untuk Masyarakat

Indonesia ‘ kritik sosial adalah salah satu bentuk komununikasi dalam masyarakat

yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem atau

proses bermasyarakat (Shadliy 54). Sedangkan menurut peneliti lagu mampu

menyampaikan sebuah pesan sosial secara menarik, dengan kemasan menghibur

dan mampu diterima secara lebih general membuat lagu mampu bergerak

dalam proses pemberian pesan penyadaran sosial. Kekuatan ini semakin lengkap

ketika isu-isu sensitif terutama yang berkaitan dengan kekuasaan dikemas dalam

bentuk satir.

Maka dari itu penulis dalam bab ini akan menganalis adanya makna kritik

sosial dalam lirik-lirik lagu Slank terpilih sebagaimana yang telah disebutkan

diawal bab. Dalam membatasi analisis pada penelitian ini penulis menggunakan

temuan tema kritik sosial yang terdapat dalam kelima lirik lagu Slank sebagai

Page 47: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

47

paramaeter analisis dari objeki penelitian ini, tema kritik sosial tersebut adalah:

ketidakadilan, korupsi, dan kondisi lingkungan.

3.1.1 Kritik Ketidakadilan

Tema kritik sosial dalam lirik lagu Slank yang berjudul “Gosip Jalanan”

adalah kritik sosial dalam permasalahan ketidakadilan. Disini Slank

menyampaikan kritik sosial yang menceritakan tentang ketidakadilan yang terjadi

dalam masyarakat khususnya mengambil contoh kasus yang terjadi dalam ranah

hukum di Indonesia.

Gosip Jalanan

Pernahkah lo denger mafia judi ?

Katanya banyak uang suap polisi

Tentara jadi... pengawal pribadi

Apa lo tau mafia Narkoba ?

Keluar masuk jadi Bandar di penjara

Terhukum mati .. tapi bisa di tunda

Siapa yg tau mafia selangkangan

Tempatnya lendir-lendir berceceran

Uang jutaan... bisa dpt perawan..

Kacau balau ..kacau balau

Negaraku ini

Ada yg tau mafia peradilan?

Tangan kanan hukum di kiri pidana

Di kasih uang... habis perkara..

Apa bener ada mafia Pemilu ?

Entah gaptek apa manipulasi data

Jual beli... su.. suara rakyat

Page 48: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

48

Mau tau ‘gak mafia di Senayan

Kerjaannya tukang buat peraturan

Bikin UUD... ujung-ujungnya duit

Pernah denger ‘gak triakan Allahu Akbar..?

Pake peci... tp kelakuan bar-bar..

Ngerusakin bar.. orang di tampar-tampar

(Gosip Jalanan , album PLUR , 2004)

Dalam penggalan lirik lagu “Gosip Jalanan” diatas terdapat banyak unsur

sindiran yang tersirat. Pada bait awal tertulis bahwa pernahkah lo denger mafia

judi... katanya banyak uang suap polisi... tentara jadi pengawal pribadi... Disini

bisa disimpulkan bahwa judi adalah suatu hal yang dilarang untuk siapapun

khususnya pada hukum di suatu negara. Akan tetapi seorang yang dimana bisa

dijadikan panutan yang seharusnya dapat menegakkan hukum itu dengan baik

dan adil, disini tidak dapat menegakkan hukum itu dengan baik serta adil.

Penggunaan pada kata mafia sendiri ialah istilah preman dalam tingkat tinggi

yang biasa disebut mafia.

Bukti hubungan kritik terhadap realita sosial dapat kita lihat kasus Dewan

kehormatan DPR. Lalu penggalan lirik berikutnya yang menjelaskan bahwa Mau

tau gak mafia disenayan.... kerjaannya tukang buat peraturan.... bikin UUD

ujung-ujungnya duit.... Hal ini cukup jelas bahwa makna lirik yang tersirat

mengandung makna sindiran kepada kepemimpinan bangsa yang mana prioritas

sebuah aturan atau sanksi tersebut dapat dibeli dengan uang tanpa harus

dijalankan. Dari kedua penggalan lirik lagu Slank “Gosip Jalanan” ini

menunjukkan bahwa bentuk keadilan yang ditegakkan oleh para kaum pembesar

bangasa tidak lah adil. Hal ini akan dikhawatirkan melemahnya nilai keadilan

Page 49: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

49

suatu bangsa dalam penegakkan hukum. Penggunaan pada kata Mau tau gak

mafia disenayan.... kerjaannya tukang buat peraturan.... bikin UUD ujung-

ujungnya duit.... Juga menghadirkan unsur kritik yang mengistilahkan mafia

sendiri bertujuan untuk suatu perlindungan dan penegakan hukum sendiri atau

main hakim (http://id.wikipedia.com).

Dalam penggalan lirik tersebut Slank mencoba menggambarkan anggota

DPR yang pekerjaannya membuat peraturan atau UUD yang diplesetkan menjadi

ujung-ujungnya duit. Karena lagu tersebut sempat membuat telinga beberapa

anggota DPR ‘merah’, akibat mendengar lirik lagu “Gosip Jalanan” yang

dinyanyikan Slank. Salah satu alasannya karena bahasa digunakan tidak etis

(http://muda.kompasiana.com.html).

Cekal

Cekal dicekal

Kritik beda pendapat

Cekal dicekal

Dianggap biang rusuh

Kami juga punya ide

Kalian juga punya ide

Musyawarah mufakat

Musyawarah untuk mufakat (bener nggak ?)

Cekal dicekal

Kebebasannya enggak bebas

Cekal dicekal

Soalnya nggak jelas

Kami juga punya tanggung jawab

Kalian nggak pelu curiga

(Cekal, 1998, album PISS)

Page 50: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

50

Dalam penggalan lirik lagu “Cekal” menunjukkan adanya bentuk kritik

yang dimana kebebasan tidak harus dicekal. Semua berhak menyuarakan pendapat

tanpa harus dicekal serta bebas. Slank menciptakan lirik lagu ini bukan tanpa

alasan karena apabila kita perhatikan kembali pada saat pemerintahan masa Orde

Baru banyak tokoh-tokoh, pers, bahkan lagu-lagu yang mengalami pencekalan.

Khususnya pada bidang karya sastra termasuk seniman-seniman lokal yang

menyuarakan protes melalui karya-karya mereka apabila pemerintah

mengganggap hal tersebut tidak sesuai bukan tidak mungkin seniman atau dalam

hal ini pencipta karya akan mengalami pencekalan seperti contohnya Koes Plus,

Iwan Fals, dan sebagainya.

Dalam lirik lagu “Cekal” Slank mencoba mengkritik pemerintah yang

mencekal kebebasan. Seperti pada contoh kasus pencekalan tahun 2008, album

Slank sempat digugat DPR yang tersinggung dengan lagu Slank. DPR menuduh

bahwa ini adalah suatu penghinaan terhadap negara. Hal ini dapat kita kaitkan

dengan teori Sapardi yang menjelaskan bahwa, sejauh mana lirk lagu dapat

menjadi perombak masyarakatnya serta masyarakat yang apa yang dituju. Kutipan

tersebut dapat disimpulkan bahwa lirik lagu Slank terdapat unsur kritik sosial

yang dimana dapat merombak masyarakat tinggi yaitu DPR.

Bang-bang Tut

Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu

Ada yang ngoceh kosong aku terus melaju

Ada udang di balik-balik batu

Bikin hati senang padahal dia ada mau

Bang-bang tut akar gulang-galing

Page 51: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

51

Siapa yang kentut ditembak raja maling

Musuh dalam selimut, sama juga maling

Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring

Lempar-lempar batu lalu sembunyi tangan

Bikin orang bingung langsung buang badan

Sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga

Belagak sahabat pasti ketahuan belangnya

(Bang-bang Tut, 1996)

Khusus untuk lagu “Bang-Bang Tut” peneliti menemukan fakta bahwa

“Bang-bang Tut” sendiri adalah lagu dolanan anak yang sebelumnya telah

dipopulerkan oleh Ki Hadi Sukatno. Sedangkan Slank dalam penciptaan lagu ini

merubah lirik asli lagu “Bang-Bang Tut” menjadi sebuah parodi yang berisikan

kritik sosial terhadap keadaan politik pada saat itu. Dalam lirik lagu ini terdapat

bentuk kritik sosial yang bertransformasi dalam bentuk satir.

Pesan satir politik melalui lagu mampu memberi teguran sarat kritik

dengan sisipan kemasan humor lebih mengena. Menurut Freud dalam Faruk

(2005:15), tampilan jenaka dimaksudkan untuk mengungkap tekanan terhadap

musuh, mengajak orang lain untuk menertawakan musuh kita.

Satir sendiri merupakan gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan

untuk menyatakan sindiran atau ejekan terhadap suatu keadaan atau seseorang.

Politik satir adalah bagian dari satir yang khusus mengambil sisi hiburan

darisebuah fenomena politik. Digunakan pula dalam pidato politik untuk

mengungkapkan pesansecara implisit, seperti pada saat ‘menyerang’ lawan politik

dengan menggunakan kata-katasindiran. Pesan satir bisa diwujudkan dalam

beragam bentuk, karikatur, tulisan, karya sastra,maupun karya seni termasuk di

dalamnya adalah lagu.

Page 52: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

52

3.1.2 Kritik Korupsi

Seperti Para Koruptor

Aku gak butuh uangmu

Aku gak butuh hartamu

Yang kubutuh hanya cintamu

Setulus cintaku padamu

Aku gak mau warisanmu

Aku gak mau kekayaanmu

Yang ku mau rasa sayangmu

Sesayang aku padamu

Hidup sederhana

Gak punya apa-apa tapi banyak cinta

Hidup bermewah-mewahan

Punya segalanya tapi sengsara

Seperti para koruptor

Aku gak perlu make-up mu

Aku gak perlu bajumu

Yang kuperlu isi dadamu

Sepenuh kasihku padamu

Aku gak penting warna lipstickmu

Aku gak penting perhiasanmu

Yang penting jujur hatimu

Sejujurnya aku falling in love padamu

( Seperti Para Koruptor, album The Big Hip, 2008 )

Istilah “korupsi” juga bisa dinyatakan sebagai suatu perbuatan tidak jujur

atau penyelewengan yang dilakukan karenaadanya suatu pemberian. Dalam

prakteknya, korupsi lebih dikenal sebagai menerima uang yang ada hubungannya

dengan jabatan tanpa ada catatanadministrasinya. Secara hukum pengertian

korupsi adalah tindakpidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan

perundang-undanganyang mengatur tentang tindak pidana korupsi.

Page 53: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

53

Di dalam penggalan lirik diatas menjelaskan bahwa aku gak butuh

uangmu... aku gak butuh hartamu... yang kubutuh hanya cintamu... setulus

cintaku padamu. Ungkapan lirik tersebut ialah merupakan bentuk kritik terhadap

para koruptor yang dimana terdapat suatu esensi yang menegaskan bahwa

percuma banyak uang tetapi sedikit kebahagiaan tentang suatu rasa yang tulus

didalam cinta kasih. Pada penggalan lirik refrain tertulis bahwa hidup

sederhana... nggak punya apa-apa tapi banyak cinta... hidup bermewah-mewah...

punya segalanya tapi sengsara... seperti para koruptor... Di dalam penggalan lirik

berikutnya juga merupakan esensi bentuk kritik sosial yang dimana penggalan

makna lirik menjelaskan bahwa kesederhanaan adalah suatu hadiah yang cukup

untuk lebih merasakan cinta kasih dalam suatu hubungan apapun yang melibatkan

itu dibandingkan mempunyai gaya hidup yang bermewah-mewah tetapi banyak

musuh akibat korupsi.

Pada akhirnya korupsi yang merupakan sebuah kondisi sosial yang

ternyata hingga kini belum hilang walaupun pemerintah mencanangkan untuk

memberantas perilaku negatif. Hal ini dapat menjadi realita sosial yang dimana

lirik lagu Slank mampu memberikan suatu pesan kritik sosial terhadap peristiwa

tersebut. Dengan diangkatnya wacana ini ke permukaan, menjadi sebuah bukti

akan pertanyaan besar korupsi masih menjadi mitos negeri ini. Semakin marak

ketika ketidakadilan akan perlakuan hukum bagi kelompok marginal. Dalam hal

ini sesuai dengan pernyatan Sapardi (2009:1) bahwa sastra adalah gambaran

kehidupan dan kehidupan merupakan realitas sosial, hal ini disampaikan pula oleh

Page 54: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

54

Abrams bahwa karya sastra merupakan tiruan atau pembayangan dunia kehidupan

nyata (Abrams dalam Yudiono 1990:31).

3.1.3 Kritik Kondisi Lingkungan

Lapindo

Hanya orang bodoh yang membuang

sampah ke dalam sungai

Hanya orang bego yang membuang

kotoran ke dalam kali

Hanya orang gak berpendidikan

Membuang limbah ke dalam laut

Hanya orang stupid yang membuang

buang comberan ke selokan

Lapindo...

Anak kecil pun tau

Jangan buang sampah sembarangan

Lapindo (Recycle dong)...

Lapindo

Lapindo (Lapindo)...

Lapindo

(Lapindo, Slow But Sure, 2007)

Sedangkan pada lirik lagu “Lapindo” penggalan lirik yang digaris bawah

menunjukkan bentuk kritik yang mana bahwa orang yang berpendidikan

seharusnya dapat memberikan contoh baik pada masyarakakat agar dapat

dijadikan sebagai panutan. Realita kritik tersebut terjadi pada peristiwa lumpur

lapindo di Sidoarjo pada tanggal 29 Mei 2006 (id.wikipedia.com).

Page 55: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

55

Dalam lirik lagu “Lapindo” Slank menggunakan kritik sekaligus sindiran.

Seperti dalam bait berikut:

Hanya orang bodoh yang membuang

Sampah ke dalam sungai

Hanya orang bego yang

Membuang kotoran ke dalam kali

Hanya orang yang ga berpendidikan

Yang membuang limbah ke dalam laut

Hanya orang stupid yang membuang comberan ke selokan

Perumpaan ‘membuang sampah ke dalam kali’ , ‘membuang limbah ke

dalam laut’ mempunyai makna bahwa upaya pihak terkait untuk membuang

lumpur ke dalam laut atau sungai adalah suatu kesalahan dan bukan merupakan

solusi. Sampah disini mempunyai makna lumpur Lapindo itu sendiri.

Semburan lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, yang

sudah berlangsung hampir 5 tahun dengan volume diperkirakan sebesar 80.000-

100.000 m3 menyajikan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat Porong.

Lumpur panas Lapindo yang dibuang ke laut melalui sungai Porong,

mengganggu ekositem laut dan merusak hutan mangrove. Terlebih, dari aspek

fisik, lumpur Lapindo memiliki butiran yang sangat halus, yaitu sekitar 0,0039

milimeter atau tergolong larutan koloid, yaitu larutan yang sangat sulit

dipisahkan antara air dan material padatan, sehingga lumpur Lapindo ini tidak

bisa diendapkan dalam skala besar dan membutuhkan persyaratan khusus untuk

mengendapkannya. Alhasil, lumpur Lapindo tidak mungkin dibuang begitu saja

ke badan sungai atau laut.

.(http://indomaritimeinstitute.org/2011/07/5-tahun-lumpur-lapindo-ekosistem-

pesisir-sidoarjo-menjerit/)

Secara garis besar kalimat kontroversial, lank cenderung menggunakan

kalimat atau istilah-istilah kontroversial yang menggelitik atau menciptakan pola

pikir dan opini bagi para pendengarnya.

Kalimat kontroversial juga sering digunakan band ini dalam lirik-lirik

`lagunya. Seperti contohnya, Slank cenderung menggunakan kalimat atau istilah-

Page 56: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

56

istilah kontroversial yang menggelitik atau menciptakan pola pikir dan opini bagi

para pendengarnya.

Pesan atau ide yang disampaikan melalui lirik lagu biasanya memiliki

keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan

untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus

memiliki kekuatan ekonomis. Perkembangan musik dewasa ini lebih

menyesuaikan dengan selera pasar, sehingga industri musik lebih banyak

melahirkan lagu-lagu yang laku keras dipasaran, misalnya lagu-lagu pop yang

bertemankan percintaan. Hal ini berbeda sekali dengan misi-misi dari musisi yang

peduli pada kondisi sosial, misalkan Slank, Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung

Jabo, Setiawan Djody, atau pun Grup Musik Kantata, Edane dan lain-lain.

Walaupun demikian perkembangan lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial

ternyata juga dimanfaatkan oleh industri musik untuk mendapatkan akumulasi

modal yang semakin besar.

Lagu-lagu grup band Slank sebagian bertemakan kritik sosial, cukup

mendapat perhatian dari kalangan pencinta musik dari awal ia berkarir di dunia

musik hingga saat ini. Misi-misi kemanusian, menyoroti ketimpangan-

ketimpangan, kritik terhadap kesewenangan, ketidakadilan dan masalah sosial

maupun masalah politik yang lainnya.

Dalam kelima lirik lagu Slank diatas merupakan bentuk suara atau apresiasi

dalam berbagai macam kondisi yang melibatkan beberapa kasus yang terjadi

khususnya dalam negeri. Selain bentuk lirik lagu, pesan gaya bahasa musik

kelima lagu diatas juga sesuai dengan maksud penyampaiannya. Karena menurut

Page 57: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

57

peneliti efek harmoni nada juga sangat diperlukan sebagai penghubung lirik lagu

agar lirik tersebut nampak nyata untuk disampaikan.

Pengertian teori Sapardi juga memeberikan suatu esensi serta kontrol

komunikasi yang dimana menghadirkan sebuah pengarahan dalam menganalisis

suatu lirik. Aturan teori sangat berlaku dalam menganalisis suatu lirik lagu supaya

kita mengetahui dimana letak acuan peneliti dalam meringkas suatu karya.

Page 58: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

58

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan teori kritik sosial di

dalam kelima lirik lagu Slank dapat disimpulkan sebagai berikut: kritik sosial

yang menghubungkan dengan realita sosial didalam kelima lirik lagu Slank dapat

lebih memberikan suatu makna dari setiap isi lirik yang terkandung sebagai

informasi bahwa realita yang terjadi saat itu sesuai dengan karya yang tercatat saat

itu pula.

Lirik lagu merupakan suatu hasil interpretasi seorang pengarang dalam

memandang sebuah fenomena-fenomena yang terjadi pada saat ini. Fenomena

tersebut tidak hanya dipahami sebagai pemahaman atas sosiologi masyarakatnya,

tetapi hal lain yang lebih abstrak; misalnya dalam segi aspek psikologisnya dan

ide pemikirannya, bahkan kedinamisan makna definitif musik dari masa ke masa

dapat digunakan sebagai referensi untuk karya sastra selanjutnya. Karya lirik lagu

yang dapat dikatakan baik selalu bersifat relatif; kohesif antara objek observasi

pengarang dan selera pembaca dalam memaknai karya tersebut

Seperti di dalam lagu Slank yang berjudul “Seperti Para Koruptor” yang

menggambarkan bahwa budaya korupsi semakin marak terjadi di dalam suatu

kepemimpinan negara. Bentuk sindiran di dalam lirik “Seperti Para Koruptor”

juga termasuk salah satu bentuk esensi suatu kritik. Oleh sebab itu, teori kritik

sosial disini sangat diperlukan untuk menjembatani esensi kritik tersebut di dalam

Page 59: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

59

kritik sosial agar hubungan kritik yang ada menjadi lebih teratur dan jelas apabila

mengkaitkannya dengan teori kritik sosial yang ada. Sehingga proses yang saling

menjembatani ini akan dapat lebih menghadirkan poin-poin penting di dalam

makna lirik, kritik, serta hubungan realita pada saat itu.

Pada akhirnya tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk dan

makna kritik sosial dalam lirik lagu serta makna penyampaiannya dalam realitas

sosial. Sebuah karya yang tidak lepas dari unsur dunia sastra dalam suatu

pengkajiannya.

4.2 Saran

Terlepas masalah pengertian teori dengan objek yang telah digunakan di

dalam skripsi ini, diharapkan bagi pembaca dapat memulai di dalam diri sendiri

dengan menerapkan poin-poin penting yang terkandung di dalam kelima lirik lagu

Slank serta mengamalkan dan membaginya untuk sesama demi negara kita yang

lebih maju. Selebihnya agar masyarakat khususnya generasi muda agar dapat

lebih mengapresiasi karya sastra sebagai salah satu bentuk dari kebudayaan

mahluk sosial.

Selain itu, penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut untuk mengkaji lirik

lagu sosial Slank dari segi yang berbeda maupun meneliti lirik lagu sosial lainnya

dengan kajian yang sama. Hal ini penting dilakukan untuk memperoleh analisis

yang lebih lengkap dan diharapkan dapat mendorong pembaca untuk

mempelajarinya dan menjadi bekal dalam memahami bentuk dan makna kritik

sosial dalam peranan bahasa ke dalam sebuah lirik lagu.

Page 60: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

60

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 1987. Sosiologi Kelompok Dan Masalah Sosial. Jakarta: Fajar

Agung

Akbar, Akhmad Zaini, 1997. Kritik Sosial, Pers, Politik Indonesia dalam Kritik

Sosial dan Wacana Pembangunan. Yogyakarta: UII Press.

Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan Peranan Bahasa Sebuah Pengantar.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ariel Heryanto, 1984. “Sastra, Sejarah, dan Sejarah Sastra” dalam Andy

Zoeltom ( ed ). Budaya Saastra. Jakarta: CV. Rajawali Press.

______,1998. “Masihkah politik Jadi Panglima: Politik Kesusteraan Indonesia

Mutakhir”. Prisma, Nomor 8, Tahun XVII, Jakarta: LP3ES.

Bahari, Nooryan. Kritik Seni: Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Fananie, Zainuddin. 2001. Telaah Sastra . Muhammadiyah

University Press, Surakarta.

Faruk. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sofyan. 2000. Kamus Ilmiah Kontemporer. Bandung: Pustaka Setia.

Page 61: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

61

Pusat Bahasa Departemen Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia . Balai Pustaka, Jakarta.

Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Culture Studies. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Revolta, Raka. 2008. Slank dan Mafia Senayan. Yogyakarta: Bio Pustaka.

Ricoeur, Paul. 2006. Hermeneutika Ilmu Sosial . Kreasi Wacana,

Yogyakarta.

Sapardi Djoko Damono, 2002. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar

Ringkas. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Shadliy, Hassan. 1983. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: Bina

Aksara

Sztompka. 2005. Sosiologi Perubahaan Sosial. Penerbit: Prenada Media,

Rawamangun-Jakarta.

Teeuw, A. 2003. Sastera Dan Ilmu Sastera. Penerbit: Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

Wellek, Rene & Austin Warren. 1968. Theory of Literature. New York: Harcourt

& World.

Page 62: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

62

Sumber Internet:

Id.wikipedia.org “ Banjir lumpur panas Sidoarjo “. URL wikipedia.org (Diakses

15/11/2013)

Indomaritimeinstitute.org “ Berita Terkini “. URL indomaritim.org (Diakses

23/12/2013)

Slank.com “ Discography “.URL slank.com. (Diakses 12/12/2013)

Slank.com “ News “. URL slank.com. (Diakses 24/12/2013)

Page 63: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

63

LAMPIRAN

TRANSKRIP LIRIK LAGU SLANK

Gosip Jalanan

Pernahkah lo denger mafia judi ?

Katanya banyak uang suap polisi

Tentara jadi... pengawal pribadi

Apa lo tau mafia Narkoba ?

Keluar masuk jadi Bandar di penjara

Terhukum mati .. tapi bisa di tunda

Siapa yg tau mafia selangkangan

Tempatnya lendir-lendir berceceran

Uang jutaan... bisa dpt perawan..

Kacau balau ..kacau balau

Negaraku ini

Ada yg tau mafia peradilan?

Tangan kanan hukum di kiri pidana

Di kasih uang... habis perkara..

Page 64: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

64

Apa bener ada mafia Pemilu ?

Entah gaptek apa manipulasi data

Jual beli... su.. suara rakyat

Mau tau ‘gak mafia di Senayan

Kerjaannya tukang buat peraturan

Bikin UUD... ujung-ujungnya duit

Pernah denger ‘gak triakan Allahu Akbar..?

Pake peci... tp kelakuan bar-bar..

Ngerusakin bar.. orang di tampar-tampar

( Gosip Jalanan , album PLUR , 2004 )

Cekal

Cekal dicekal

Kritik beda pendapat

Cekal dicekal

Dianggap biang rusuh

Kami juga punya ide

Kalian juga punya ide

Musyawarah mufakat

Musyawarah untuk mufakat (bener nggak ?)

Cekal dicekal

Page 65: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

65

Kebebasannya enggak bebas

Cekal dicekal

Soalnya nggak jelas

Kami juga punya tanggung jawab

Kalian nggak pelu curiga

(Cekal, 1998, album PISS )

Bang-bang Tut

Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu

Ada yang ngoceh kosong aku terus melaju

Ada udang di balik-balik batu

Bikin hati senang padahal dia ada mau

Bang-bang tut akar gulang-galing

Siapa yang kentut ditembak raja maling

Musuh dalam selimut, sama juga maling

Mulut bau kentut, di belakang ngomong miring

Lempar-lempar batu lalu sembunyi tangan

Bikin orang bingung langsung buang badan

Sepandai tupai melompat akhirnya jatuh juga

Belagak sahabat pasti ketahuan belangnya

(Bang-bang Tut, 1996)

Page 66: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

66

Seperti Para Koruptor

Aku gak butuh uangmu

Aku gak butuh hartamu

Yang kubutuh hanya cintamu

Setulus cintaku padamu

Aku gak mau warisanmu

Aku gak mau kekayaanmu

Yang ku mau rasa sayangmu

Sesayang aku padamu

Hidup sederhana

Gak punya apa-apa tapi banyak cinta

Hidup bermewah-mewahan

Punya segalanya tapi sengsara

Seperti para koruptor

Aku gak perlu make-up mu

Aku gak perlu bajumu

Yang kuperlu isi dadamu

Sepenuh kasihku padamu

Page 67: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

67

Aku gak penting warna lipstickmu

Aku gak penting perhiasanmu

Yang penting jujur hatimu

Sejujurnya aku falling in love padamu

(Seperti Para Koruptor, album The Big Hip, 2008)

Lapindo

Hanya orang bodoh yang membuang

sampah ke dalam sungai

Hanya orang bego yang membuang

kotoran ke dalam kali

Hanya orang gak berpendidikan

Membuang limbah ke dalam laut

Hanya orang stupid yang membuang

buang comberan ke selokan

LAPINDO...

Page 68: Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu

68

Anak kecil pun tau

Jangan buang sampah sembarangan

LAPINDO (Recycle dong)...

LAPINDO

LAPINDO (LAPINDO)...

LAPINDO

(Lapindo, Slow But Sure, 2007)