makalah krismi tetragonal

23

Click here to load reader

Upload: kifar-zul-muhammad-ode

Post on 11-Jul-2016

229 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Makalah Krismi Tetragonal

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Krismi Tetragonal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..   i

DAFTAR ISI……………………………………………………………….  ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ………………………………………………….   11.2 Pengertian Kristal ………………………………………………   21.3 Tujuan Pembahasan...........……………………………………   4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Kristal Tetragonal………………..………...52.2 Kelas Sistem Kristal Tetragonal……………………………… . 8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………….   133.2. Saran……………………………………………………….….... 14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………........ 15

ii

Page 2: Makalah Krismi Tetragonal

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kristalografi dan mineralogi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang kristal dan mineral-mineral penyusun pembentuknya, serta dasar disiplin ilmu kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu geologi tentang kimia dan fisika. Secara mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi sifat-sifat geometri Kristal serta fisis kristal.

Secara tersendiri kristalografi diartikan satu cabang ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat di dalam geometri kristal terutama berkaitan dengan permasalahan perkembangan, pertumbuhan, kenampakan luar suatu struktur dalam sifat fisis lainnya. Sedangkan mineralogi merupakan ilmu yang secara dalam mempelajari tentang sifat-sifat mineral pembentuk batuan yang terdapat di bumi dan manfaat bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat tanah.

Mempelajari kristalografi berarti akan membahas tentang bagaimana serta dimana kristal diartikan bidang homogen yang memiliki bidang polyhedral tertentu.Bidang muka yang licin dalam suatu kristal di dalam kristalografi dan mineralogi biasanya bersifat anisotrop dan tembus air.

Sedangkan di dalam mempelajari mineralogi berarti akan membahas mineral dimana merupakan benda padat homogen yang ada di alam dengan komposisi kimia tertentu,mempunyai atom yang teratur dan biasanya terbentuk secara alami.

Proses terbentuknya kristal dan mineral alam merupakan akibat dari proses geologi, yaitu :

a.Endogenik, merupakan proses kristal yang dibentuk pengkristalan magma.Satrio RamadhanH1C109070

b.Eksogenik, merupakan proses pengkristalan yang dipengaruhi oleh gaya-gaya dari luar.

1

Page 3: Makalah Krismi Tetragonal

c.Tektonik lempeng, dimana proses ini adalah dasar dari penyatuan jalur magnetik dengan sumbu zona pelapukan.Berdasarkan perbandingan panjang yang berada pada sumbu-sumbukristalografi, letak maupun maupun posisi sumbu, jumlah dan nilai sumbuvertikal atau nilai di sumbu c, maka kristal digolongkan menjadi 7 sistemkristal, yaitu :             a) Sistem Isometric             b) Sistem Tetragonal             c) Sistem Hexagonal

d)Sistem Trigonal            e)Sistem Orthorombic            f)Sistem Triclinic            g)Sistem Monoclin

1.2Pengertian Kristal

Kristal berasal dari bahasa Yunani yaitu crustallos yang berarti es atau sesuatu yang menyerupai es.Kristal merupakan bangun yang homogen terdiri atas atom-atom yang tersusun teratur dan berulang (dalam pola tiga dimensi).

Zat padat terbentuk dari Kristal yang mempunyai jarak antara atom satu dan antara lainnya tertentu sehingga akan membentuk bangun geometri tertentu pula. Bentuk-bentuk geometri inilah yang merupakan dasar bentuk Kristal suatu zat.Bentuk geometri terkecil dari krsital disebut sel satuan. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.

Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.

2

Page 4: Makalah Krismi Tetragonal

Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.

Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau seperti gelas. Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan padatan.

Struktur kristal terjadi pada semua kelas material, dengan semua jenis ikatan kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis, dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat pemadatan garam, baik dari lelehan cairan maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga sangat umum. Contohnya adalah intan, silika dan grafit. Material polimer umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-molekulnya biasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals lemah juga dapat berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material tersebut.

Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu,

3

Page 5: Makalah Krismi Tetragonal

dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal.Beberapa material kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik atau efek piezoelektrik.

Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat ditemukan seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik.

Contoh kristal

1.3 Tujuan Pembahasan

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem kristal khususnya sistem kristal tetragonal beserta kelas dan contoh-contohnya.

4

Page 6: Makalah Krismi Tetragonal

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Kristal Tetragonal

Dalam sistem isometri bentuk kristal dapat dikatakan seperti kubus, namun dalam tetragonal sistem kristal berbentuk umum persegi.

Sistem tetragonal adalah yang paling dihuni oleh kristal alami semua sistem kristalografi. Setup dasar mirip dengan sistem isometrik dalam semua sudut antara sumbu kristalografi adalah 90 derajat. Perbedaan antara sistem isometrik dan sistem tetragonal adalah bahwa salah satu dari tiga sumbu lebih panjang atau lebih pendek dibandingkan dengan dua lainnya. Ini menghasilkan arah yang unik dalam kristal tetragonal menimbulkan referensi dari sistem tetragonal sebagai uniaksial. Arah unik dalam kristal menjadi sumbu utama, juga disebut sumbu c. Dua sumbu lainnya adalah identik dan disebut sebagai sumbu 'a.

Bentuk dasar dari sistem isometrik dapat dianggap sebagai kotak persegi; Namun, dalam sistem tetragonal bentuk dasar dapat dianggap baik sebagai memanjang atau kotak pipih. Kotak masih akan memiliki penampang persegi, tapi profil sisi akan menunjukkan persegi panjang. Arah melalui persegi penampang mendefinisikan empat sumbu rotasi kali lipat, atau sumbu c, yang diperlukan untuk sistem ini. Kristal tetragonal yang memiliki kotak seperti bentuk atau bentuk piramida dapat pseudo kubik atau pseudo oktahedral, Masing-masing. Hal ini terjadi jika sumbu utama mirip panjang dengan sumbu lain atau jika kristal hanya tidak tumbuh cukup cepat atau lambat cukup, yang pernah kasusnya, dalam arah sumbu utama.

Sistem ini kelas yang paling simetris, Ditetragonal Dipyramidal Class, memiliki pesawat cermin tegak lurus terhadap sumbu utama. Masing-masing dua sumbu kristalografi identik (a dan ') berfungsi sebagai 2 dua sumbu rotasi kali lipat. Dua pesawat cermin juga ditemukan berjalan sejajar dengan sumbu utama dan tegak lurus terhadap dua sumbu lipatan. Dengan semua simetri ini, lebih simetri sebenarnya dihasilkan dari posisi cermin dan kapak. Dua dua sumbu lipatan yang ditemukan antara a dan 'sumbu di pesawat tegak lurus terhadap sumbu utama. Juga dua pesawat

5

Page 7: Makalah Krismi Tetragonal

cermin lebih banyak ditemukan sejajar dengan sumbu utama, sekali lagi antara dua pesawat cermin lainnya. Keempat cermin terpisah membagi kristal menjadi 45 irisan gelar seperti empat luka melalui pizza membaginya menjadi delapan potong. Delapan iris merupakan representasi analog dari ditetragonal (atau 2 X 4 sisi) aspek kelas ini dan Ditetragonal Pyramidal Kelas yang tidak memiliki cermin tegak lurus dan dua sumbu lipatan.

Kelas simetri rendah lainnya memiliki beberapa mineral sebagai anggota dan mineral sedikit yang mengkristal cukup baik untuk menunjukkan simetri mereka yang sebenarnya. The tetragonal Scalahedron Class dan tetragonal Disphenoidal Kelas bahkan tidak tampaknya milik sistem tetragonal karena mereka tampaknya tidak memiliki empat sumbu lipatan. Mereka tidak benar-benar tidak memiliki empat sumbu lipatan, itu hanya empat kali lipat rotoinversion sumbu. Sebuah rotoinversion sumbu tetragonal mengambil wajah, berputar 90 derajat (seperempat dari rotasi) dan kemudian membalikkan itu (atas ke bawah & kanan ke kiri) melalui kristal ke sisi lain. Kemudian berputar lagi 90 derajat dan membalikkan lagi melalui kristal. Operasi rotoinversion lain dan akhirnya lain (empat orang) dan kembali persis di mana itu dimulai. Hasilnya adalah dua wajah utama di bagian atas dan dua di bagian bawah kristal tetapi dalam orientasi tegak lurus. Sumbu kemudian terlihat seperti dua sumbu lipatan bukannya empat sumbu lipatan yang sebenarnya. The scalahedron tetragonal memiliki delapan wajah (empat pasang) bukan empat wajah diphenoid tetragonal, tetapi operasi simetri adalah sama.

Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio

(perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama

dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki

sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua

sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

6

Page 8: Makalah Krismi Tetragonal

Gambar Sistem Tetragonal

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal,

sistem kristal Tetragonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6.

Artinya, pada sumbu a ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik

garis dengan nilai 3, dan sumbu c ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan

patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚.

Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap

sumbu bˉ.

7

Page 9: Makalah Krismi Tetragonal

2.2 Kelas Sistem Kristal Tetragonal

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

1.Trapezohedral/ Trapezohedral

Kelas : Ke-26, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dua sumbu

putar dua, semuanya berpotongan tegak lurus ke sumbu putar lain.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal trapezohedron, ditetragonal prism,

tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : Wardit dan Kristobalit.

8

Page 10: Makalah Krismi Tetragonal

2.Ditetragonal Piramid/ Ditetragonal Pyramidal Kelas : Ke-25, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan empat

bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Ditetragonal pyramid, ditetragonal prism, tetragonal

prism, tetragonal pyramid, dan pedion.

Mineral yang Umum : Diaboleit, Diomignit, Fresnoit, ematophanit,

dan Routhierit.

3. Skalenohedral / Scalahedral

Kelas : Ke-24, Simetri : 4bar 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, dan dua

sumbu putar dua, dan dua bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal scalahedron, disphenoid, ditetragonal

prism, tetragonal prism, tetragonal dipyramid, dan pinakoid.

Mineral yang Umum : Kalkopirit dan Stannit termasuk Akermanit,

Hardistonit, Melilit, Urea, Luzonit, Pirquitasit, Renierit, dan

Tetranatrolit

9

Page 11: Makalah Krismi Tetragonal

4. Ditetragonal Bipiramid/ Ditetragonal Dipyramidal

Kelas : Ke-27, Simetri : 4/m 2/m 2/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat, sumbu putar

dua, lima sumbu simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Ditetragonal dipiramid, tetragonal dipiramid,

ditetragonal prism, tetragonal prism, dan basal pinakoid.

Mineral yang Umum : Apophylit, Autunit, Meta-Autunit, Torbernit,

Meta-Torbernit, Xenotime, Carletonit, Plattnerit, Zircon,

Hausmannit, Pyrolusit, Thorite, Anatase, Rilit, Casiterit dan lain-lain.

5. Tetragonal Dipyramidal

Kelas : Ke-23, Simetri : 4/m

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat dan satu

bidang simetri.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan –a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal dipiramid, tetragonal prism, dan

pinakoid.

10

Page 12: Makalah Krismi Tetragonal

Mineral yang Umum : Scapolit, Wulfenite, Vesuvianit, Powellit,

Narsarsukit, Meta-Zeunerit, Leucit, Fergusonit, dan Scheelit

Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini

adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)

dan Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida).

6. Tetragonal Disphenoidal

Kelas : Ke-22,  Simetri : 4bar

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal disphenoidal, tetragonal prism, dan

pinakoid.

Mineral yang Umum : Cahnit, Minium, Nagyagit, Tugtupit, dan

beberapa yang jarang seperti Krookesit, Meliphanit, Schreibersit,

dan Vincentit.

7. Tetragonal Pyramidal

Kelas : Ke-21, Simetri : 4

Elemen Simetri : Terdapat satu sumbu putar empat.

Sumbu Kristal : Dua sumbu a1 dan -a1 keduanya sama, dengan

satu sumbu (sumbu c ) bisa lebih panjang atau pendek dari kedua

sumbu lainnya.

11

Page 13: Makalah Krismi Tetragonal

Sudut : Semuanya memiliki sudut 90o

Bentuk Umum : Tetragonal piramid, tetragonal prism, dan pedion.

Mineral yang Umum : Wulfenit (diragukan), Pinnoit, Piypit dan

Richelit.

Contoh kristal tetragonal

Nama Mineral : BornitRumus kimia : Cu5FeS4Berat Jenis (BD) : 5,0Sistim Kristal :tetragonal Belahan : dalam jejakWarna : merah tembaga atau perungguGoresan : hitam keabu-abuan yang terangKekerasan : 3

12

Page 14: Makalah Krismi Tetragonal

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kristal berasal dari bahasa Yunani yaitu crustallos yang berarti es atau sesuatu yang menyerupai es.Kristal merupakan bangun yang homogen terdiri atas atom-atom yang tersusun teratur dan berulang (dalam pola tiga dimensi).

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.

Dalam sistem isometri bentuk kristal dapat dikatakan seperti kubus, namun dalam tetragonal sistem kristal berbentuk umum persegi.

Sistem tetragonal adalah yang paling dihuni oleh kristal alami semua sistem kristalografi. Setup dasar mirip dengan sistem isometrik dalam semua sudut antara sumbu kristalografi adalah 90 derajat. Perbedaan antara sistem isometrik dan sistem tetragonal adalah bahwa salah satu dari tiga sumbu lebih panjang atau lebih pendek dibandingkan dengan dua lainnya. Ini menghasilkan arah yang unik dalam kristal tetragonal menimbulkan referensi dari sistem tetragonal sebagai uniaksial. Arah unik dalam kristal menjadi sumbu utama, juga disebut sumbu c. Dua sumbu lainnya adalah identik dan disebut sebagai sumbu 'a.

Sistem tetragonal dibagi menjadi 7 kelas:

1.Trapezohedral/ Trapezohedral 2. Ditetragonal Piramid/ Ditetragonal Pyramidal 3. Skalenohedral / Scalahedral 4. Ditetragonal Bipiramid/ Ditetragonal Dipyramidal

13

Page 15: Makalah Krismi Tetragonal

5. Tetragonal Dipyramidal 6. Tetragonal Disphenoidal 7. Tetragonal Pyramidal

3.2. Saran

Dengan mempelajari dan melakukan praktikum tentang Kristalografi yang menjadi bagian dari praktikum Kristalografi dan Mineralogi. Dapat saya ambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya untuk dapat mengenal, mengetahui dan menguasai ilmu tentang kristal dalam studi Geologi. Karena kristal sendiri adalah merupakan salah satu dasar yang paling penting dalam ilmu Geologi itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan oleh kristal menjadi salah satu dasar untuk mempelajari ilmu tentang mineral yang akan dipelajari pada tahap selanjutnya.

Jika tidak menguasai dan mengenal tentang kristal, akan sangat sulit untuk selanjutnya memmahami Mineralogi, dan mineral itu sendiri adalah pembentuk batuan, sedangkan batuan itu adalah inti dari Geologi. Hal ini juga menyebabkan Kristalografi dan Mineralogi menjadi syarat untuk dapat melanjutkan studi pada mata kuliah dan praktikum Petrologi yang akan dipelajari selanjutnya. Oleh karena itu pelajarilah dengan baik kristalografi dan mineralogi.

14

Page 16: Makalah Krismi Tetragonal

DAFTAR PUSTAKA

http://rizkanduniaku.blogspot.com/2012/01/pemimpin.html

http://jabiger.blogspot.com/

http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/praktikum-kristalografi.html

15

Page 17: Makalah Krismi Tetragonal

MAKALAH

SISTEM KRISTAL TETRAGONAL

DISUSUN OLEH :

NAMA : LA ODE MUH. ZULKIFAR

NIM : 410014197

STTNAS

2014

Page 18: Makalah Krismi Tetragonal

KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karna atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Kristal Tetragonal” dengan lancar. Tak lupa pula Penulis kirimkan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam pembuatan makalah ini Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada kedua orangtua di rumah yang telah memberi semangat, bantuan materil maupun do’anya.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan Penulis pada khususnya,Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis

i