makalah korosi

Upload: anisa-novi-alfiyana

Post on 10-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makala korosi

TRANSCRIPT

TEKNIK KOROSI

Page | 11

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh kerugian yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya perbaikan akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga diperlukan suatu usaha pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi.

Berdasarkan penelitian di Amerika, korosi telah menelan biaya ratusan milyar dolar setiap tahunnya, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya yang telah ditimbulakan oleh korosi adalah 1 sampai dengan 5% dari Gross National Product. Biaya tersebut meliputi utilitas 34.7%, transportasi 21.5%, infrastruktur 16.4%, pemerintahan 14.6%, produksi dan manufaktur 12.8 %.

Korosi tidak dapat dihilangkan namun dapat dicegah dengan memproteksi material dari lingkungan. Salah satunya adalah dengan proteksi katodik sistem anoda korban. Proteksi katodik sistem anoda korban telah digunakan secara meluas. Bagaimanapun kegagalan pada proteksi katodik tidak hanya akan berdampak pada kerugian secara ekonomi, tetapi juga pada keselamatan nyawa dan lingkungan.

Kerugian secara ekonomi terjadi karena perusahaan harus mengeluarkan beberapa biaya ekstra. Biaya tersebut terbagi dalam biaya langsung berupa; perbaikan kerusakan material, dan biaya tidak langsung berupa; biaya yang timbul akibat menurunnya produksi, kentungan dan umur pakai alat. BAB II PEMBAHASAN2.1. Pengertian Korosi GalvanisKorosi galvanik terjadi apabila dua buah logam yang jenisnya berbeda di pasangkan dan direndam dalam cairan yang sifatnya korosif. Logam yang rebih aktif atau anoda akan terkorosi, sementara logam yang lebih noble atau katoda tidak akan terkorosi. Pada tabel galvanisasi, aluminium dan seng lebih aktif jika dibandingkan dengan baja.Tabel 2.1 Deret Galvanis

MetalVolt

Commercially pure magnesium-1.75

Magnesium Alloy (6%Al, 3% An, 0.15% Mn)-1.6

Zinc-1.1

Aluminium Alloy (5% seng)-1.05

Commercially pure Aluminium-0.8

Mild steel (clean and shiny)-0.5 sd -0.8

Mild steel (rusted)-0.2 sd -0.5

Cast Iron (non graphitized)-0.5

Lead-0.5

Mild steel in concrete-0.2

Copper, brass, bronze-0.2

High silcon cast iron-0.2

Mill scale on steel-0.2

Carbon, graphite, coke+0.3

Gambar 2.2 Mekanisme korosi galvanic

Gambar 2.3 Korosi Galvanik

Korosi galvanik ini banyak terjadi pada benda yang menggunakan lebih dari satu macam logam sebagai komponennya, misalnya pada automotif. Jika aluminium terhubung langsung dengan baja, maka aluminium akan terkorosi. Untuk mengatasi hal ini, maka di antara aluminium dan baja harus ditempatkan sebuah benda non logam atau isolator untuk memisahkan kontak listrik di antara keduanya.Mekanisme korosi galvanik biasanya digunakan untuk sistem proteksi pada komponen baja, misalnya proteksi pada lambung kapal, tiang penyangga dermaga, pipa baja, tiang penyangga jembatan dan lain sebagainya.

Contohnya kerusakan talang dari seng yang kejatuhan paku baja disebabkan oleh proses elektrokimia.

Gambar 2.4 elemen galvanis Jika dua jenis logam yang berbeda dihubungkan dengan kawat di dalam cair penghantar, terjadilah elemen galvanis, tempat mengalirnya arus listrik. Dalam keadaan begitu logam menjadi anode dan yang lain menjadi katode. Logam yang kurang mulia akan larut atau terkorosi arti harfiyahnya digerogoti. Dalam elemen galvanis, logam yang membentuk anode akan hancur. Kehancuran akan berlangsung sangat cepat jika kedua logam makin berjauhan letaknya satu sama lain dalam deretan tegangan elektrokimia. Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Sn-Pb-H-Cu-Ag-Au dimana logam yang terletak paling kiri adalah logam yang kurang mulia dan yang akan larut.Dalam praktik, anoda dan katoda dapat terbentuk dari :

a) Logam yang berbeda-beda, misalnya dari baja yang membentuk anode dan lapisan timah sebagai katode.b) Bagaian struktur yang berbeda, misalnya pada plat baja yang berlapiskan kulit pengerolan, bahan dasar membentuk anode dan lapisan oksidasinya menjadi katode.c) Daerah tegangan dan daerah perubahan bentuk yang berbeda- beda di dalam bahan, misalnya pada pelat vang ditekuk, daerah yang mengalami perubahan bentuk yang kuat menjadi anode, dan daerah yang tidak dibentuk menjadi katode.d) Logam dan bukan logam (karbon, debu, belerang), dalam hal ini kerap kali logamnya membentuk daerah anode. 2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi Galvanis

Efek lingkunganTingkatan korosi galvanik tergantung pada keagresifan dari lingkungannya. Pada umumnya logam dengan ketahanan korosi yang lebih rendah dalam suatu lingkungan berfungsi sebagai anoda. Biasanya baja dan seng keduanya akan terkorosi akan tetapi jika keduanya dihubungkan maka Zn akan terkorosi sedangkan baja akan terlindungi.Berdasarkan di beberapa macam kondisi lingkungan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Zn bersifat anodik terhadap baja pada semua kondisi

2. Al sifatnya bervariasi

3. Sn selalu bersifat sebagai katodik

4. Ni selalu bersifat sebagai katodik Efek perbandingan luasan anoda dan katoda

Yang dimaksud dengan luas penampang elektroda terhadap korosi galvanik adalah pengaruh perbandingan luas penampang katodik terhadap anodik. Jika luas penampang katodik jauh lebih besar dari pada katoda. Makin besar rapat arus pada daerah anoda mengakibatkan laju korosi makin cepat pula. Korosi di daerah anodik akan menjadi 100-1000 kali lebih besar jika dibandingkan dengan keseimbangan luas penampang anodik dan katodik.

Efek jarak sambunganLaju korosi pada umumnya paling besar pada daerah dekat pertemuan kedua logam. Laju korosi berkurang dengan makin bertambahnya jarak dari pertemuan kedua logam tersebut. Pengaruh jarak ini tergantung pada konduktivitas larutan dan korosi galvanik dapat diketahui dengan adanya serangan korosi lokal pada daerah dekat pertemuan logam.2.3. Cara Pengendalian Korosi Galvanis

Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta menghemat anggaran pembelanjaan rumah tangga.

Terdapat beberapa cara pengendalian yang umum dilakukan untuk mengendalikan korosi galvanik., yaitu antara lain :

1. Pemilihan material yang tepat. Pemilihan material dengan perbedaan potensial dari kedua material agar sekecil mungkin

2. Menghindarkan penggunaan 2 jenis logam yang saling berhubungan dalam suatu kontruksi.

3. Melakukan penggunaan lapis lindung. Jika harus menggunakan lapis lindung maka gunakan lapis lindung pada katoda.

4. Menghindari kombinasi luas penampang material dengan anoda kecil sedangkan luas penampang katoda besar.

5. Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan.

6. Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang rusak dengan menggunakan bahan-bahan yang siap pakai atau buatlah anodik yang lebih tebal agar lebih tahan lama.2.4. Kerugian Akibat Korosi

Ditinjau dari segi kerugian akibat korosi dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu kerugian dari segi biaya korosi itu sangat tinggi atau mahal, kerugain dari segi pemborosan sumber daya mineral yang sangat tinggi dan kerugian dari segi keselamatan jiwa manusia juga sangat membahayakan.1. Kerugian Ekonomi Akibat Korosi

Menurut sumber dari biro Klasifikasi indonesia pada tahun 1997 mengatakan bahwa pada umumnya biaya pengendalian korosi di Indonesia berkisar antara 2 hingga 3,5 % dari GNP ( Growth National Produk ). Biaya pengendalian korosi adalah semua biaya yang timbul untuk menanggulangi korosi mulai dari desain sampai dengan proses pemeliharaan.2. Pemborosan Sumber Daya Alam

Pada dasarnya proses korosi dapat juga didefinisikan sebagai proses kembalinya logam teknis ke bentuk asalnya di alam. Bentuk asalnya logam di alam adalah senyawa-senyawa mineral yang abadi di perut bumi. Pada umumnya senyawa-senyawa mineral logam tersebut merupakan ikatan kimia antara unsur logam dengan unsur logam dengan unsur halogen misalnya oksigen dan belerang. Dengan adanya proses korosi pada struktur bangunan di tempat-tempat yang tersebar di seluruh dunia, mengakibatkan sumber daya mineral yang semula berbentuk logam teknis telah berubah menjadi produk korosi yang tersebar tanpa bisa didaur ulang untuk dijadikan logam teknis kembali.

3. Korosi Dapat Membahayakan Jiwa Manusia

Korosi dapat menimbulkan kecelakaan yang menelan puluhan korban bahkan ratusan korban jiwa atau mencederai manusia disebabkan karena kegagalan dari konstruksi bangunan akibat korosi. Di dunia pelayaran, korban manusia yang meninggal akibat kapal tenggalam jumlahnya sudah sangat banyak.

4. Estetika Menurun

Korosi dapat menurunkan nilai estetika suatu material. Hal ini karena korosi dapat merusak lapisan permukaan material.BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik dalam rumah tangga atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta menghemat anggaran yang terbung sia-sia.3.2. SARANAda beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu produk, antara lain : Hindari adanya celah-celah sempit. Hindari adanya kantong-kantong yang memungkinkan adanya sisa cairan. Bagian-bagian yang mudah rusak harus mudah penggantiannya. Hindari adanya bagian yang mengalami tegangan yang besar. Pada konstruksi pipa, hindari adanya belokan yang terlalu tajam. Hindari adanya kantong-kantong udara pada saluran/tangki. DAFTAR PUSTAKA

Marcus P., and Oudar J., 1995.Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel Dekker Inc.

Rozenfeld I.L., 1981. Corrosion Inhibitor, McGraw-Hill Inc.

West J.M., 1986. Basic Corrosion and Oxidation, Second Ed., Ellis Horwood Publishers Limited, England.

www.corrosion doctor.orgSD

TEKNIK KOROSI

KOROSI GALVANIS

Di Susun Oleh :

ANI ANGGRAENI SULISTYO115524232

ANISA NOVI ALFIYANA115524239

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2014