makalah konduktor.doc
TRANSCRIPT
MAKALAH
KIMIA MATERIAL DAN MINERALOGI
KOINDUKTOR,SEMIKONDUKTOR,ISOLATOR
KELOMPOK VII:
CHRISTIANTO PASUNU G 301 11 022
TEGAR SETYO PRAYOGO G 301 11 039
AYU ANGGRAINI PUSPITASARI G 301 11 023
WAHIDA G 301 11 027
KOSTRIANA DANIEL G 301 11 03
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya tanpa halangan suatua papun.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sudah mengupayakan
penyusunan yang sebaik mungkin, demi kesempurnaan makalah ini penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara umum, dalam kehidupan manusia kita telah mengenal mengenai
jenis-jenis material. Material-material sering digunakan untuk kepentingan hidup
manusia, segala aktivitas juga di dukung oleh keberadaan material itu sendiri.
Material merupakan sesuatu zat yang tersusun atas atom-atom yang memiliki
sistem material tersendiri. Zat dalam material tidak dikhususkan kepada zat-zat
padat saja atau cair saja dan bahkan hanya gas saja. Zat di dalam pengertian ini
memiliki pengertian yang universal.
Bahan-bahan penghantar adalah bahan yang memiliki banyak elektron
bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada
sifat bahan tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada
orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik.
Penghantar listrik dapat dikelompokkan sebagai konduktor, semikonduktor, dan
isolator.
Masyarakat pada umumnya mengetahui konduktor, semikonduktor dan
isolator sebagai bahan penghantar listrik sebatas ukuran baik atau tidaknya bahan
tersebut menghantarkan listrik. Umumnya konduktor didefinisikan sebagai bahan
yang mudah mengalirkan arus listrik jika dihubungkan dengan sumber tegangan;
isolator sebagai bahan - bahan yang akan menghambat arus listrik bila
dihubungkan dengan sumber tegangan; semikonduktor adalah bahan - bahan yang
pada kondisi tertentu akan bersifat sebagai isolator dan pada kondisi lain akan
bersifat sebagai konduktor.
Secara sederhana, material menurut sifat konduktivitasnya tersebut
merupakan material-material yang dikenal dengan sebutan zat padat. Klasifikasi
tersebut ditinjau dari bagaimana sebuah material yang dialiri oleh arus listrik.
2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi konduktor, semikonduktor dan isolator?
2. Apa saja karakteristik dari bahan konduktor, semikonduktor dan isolator?
3. Bagaimana klasifikasi dari konduktor, semikonduktor dan isolator?
4. Apakah kegunaan dari konduktor, semikonduktor dan isolator?
3. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari konduktor, semikonduktor dan isolator.
2. Dapat mengetahui karakteristik dari bahan konduktor, semikonduktor dan
isolator.
3. Dapat mengklasifikasikan konduktor, semikonduktor dan isolator.
4. Dapat mengetahui kegunaan dari konduktor, semikonduktor dan isolator.
BAB IIPEMBAHASAN
1. Pengertian konduktor, semikonduktor dan isolator
a. KonduktorKonduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan
arus listrik sehingga konduktor sering disebut juga penghantar listrik yang
baik. Pada konduktor yang baik, jumlah elektron-elektron bebas, yaitu
elektron-elektron yang mempunyai energi cukup besar (terletak pada lintasan
yang paling luar) adalah banyak dan bebas bergerak, misalkan pada bahan
tembaga, setiap atom tembaga menyumbangkan 1 elektron bebas.
Konduktor atau penghantar adalah zat atau bahan yang bersifat dapat
menghantarkan energy, baik energy listrik maupun energy kalor, baik berupa
zat padat, cair atau gas. Bahan-bahan yang bersifat konduktor ini biasanya
digunakan untuk membuat alat-alat yang sifatnya membutuhkan kecepatan
transfer energy.
b. SemikonduktorSemikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor
berkisar antara 103 sampai 10-8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah
energinya lebih kecil dari 6 eV .
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah
konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih
kecil dari celah energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan
konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah dari satu atom
penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan
tersebut (pemberian tegangan, perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena
itu semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Bahan semikonduktor dapat berubah sifat kelistrikannya apabila
temperatunya berubah. Dalam keadaan murninya mempunyai sifat sebagai
penyekat ;sedangkan pada temperatur kamar ( 27 ° C ) dapat berubah sifatnya
menjadi bahan penghantar. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator
tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnet,
tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat sensitif.
c. IsolatorIsolator (bukan penghantar) adalah bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Isolator listrik adalah sesuatu benda yang merupakan bukan benda penghantar listrik yang berguna untuk menahan penghantar listrik. Isolator dapat berupa karet, kayu, kertas, dan biasanya adalah benda-benda selain golongan logam. Isolator contohnya dapat kita lihat pada setiap kabel yaitu berupa karet yang berguna untuk melapisi tembaga(logam) agar arus tetap mengalir pada tembaga. Dengan kata lain berguna untuk melindungi kita dari sengatan listrik, oleh sebab itu isolator merupakan penghantar listrik yang paling buruk diantara konduktor maupun semikonduktor.
2. Karakteristik konduktor, semikonduktor dan isolator
a. Konduktor
Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat
menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena
sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah
yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat
konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut
memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar, emas sangat
baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga
dan alumunium paling banyak digunakan. Karakteristik bahan konduktor yang
lain antara lain :
1. karakteristik mekanik,Sifat Mekanis, yaitu perubahan bentuk dari suatu benda padat akibat adanya gaya-gaya dari luar yang bekerja pada benda tersebut. Jadi adanya
perubahan itu tergantung kepada besar kecilnya gaya, bentuk benda, dan dari bahan apa benda tersebut dibuat.
Pada pembahasan ini adalah konduktor listrik jadi kemampuan mekanik adalah kemampuan yang harus dipunyai bahan listrik terhadap segala gaya atautekanan / tarikan yang ada padanya. Kekuatan tarik akan naik dengan bertambahnya jumlah campuran. Kekuatan tarik kg/mm2 Kekuatan : adalah ukuran besar gaya yang diperlukan untuk mematahkanatau merusak bahan. Kekuatan tarik : suatu bahan ditetapkan dengan membagi gaya maksimal dengan luas penampang mula.
Yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk C, maka kemampuan ° berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30 ° konduktor 70 mm maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. karakteristik listrik,
Menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30° C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
3. Kapasitas penyaluran arus
Adalah kemampuan penghantar untuk dialiri arus listrik tanpa mengakibatkan perubahan bentuk / terjadinya panas yang berlebihan.
4. Daya hantar panas
Adalah jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan waktu: kkal/m.jam.°C
5. Timbulnya daya elektromotoris thermo
Adalah daya elektromotoris yang terbangkit oleh perbedaan panas. Sifat ini penting pada kontak yang terbuat dari bahan yang berlainan. Setiap logam mempunyai muai panjang yang berbeda. Bila dua bahan yang berlainan disatukan menjadi bimetal dan dipanasi akan melengkung ke arah logam yang mempunyai muai panjang lebih kecil.
b. Semikonduktor
Bahan Semikonduktor merupakan material yang memiliki sfiat
penghantar arus listrik yang paling bagus dikarenakan tidak memiliki
hambatan/ resistansi ataupun nilai resistansi mendekati nol. Semikonduktor
elemental terdiri atas unsur-unsur pada sistem periodik golongan IV A seperti
silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C). Karbon semikonduktor
ditemukan dalam bentuk kristal intan. Semikonduktor intan memiliki
konduktivitas panas yang tinggi sehingga dapat digunakan dengan efektif
untuk mengurangi efek panas pada pembuatan semikonduktor laser.
Semikonduktor gabungan terdiri atas senyawa yang dibentuk dari
logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non
logam golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6)sehingga membentuk ikatan
yang stabil (valensi 8). Semikonduktor gabungan III dan V misalnya GaAs
dan InP, sedangkan gabungan II dan VI misalnya CdTe dan ZnS.
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika
seperti dioda, transistor dan sebuah IC (Integrated Circuit). Disebut semi atau
setengah konduktor karena bahan ini memeng bukan konduktor murni.
BAhan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor
yang baik karena logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa
sehingga elektronnya dapat bebas bergerak bebas.
Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu memiliki inti 29
ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron(-). Sebanyak 28 elektron menempati orbit-
orbit bagian dalam membentuk inti yang disebut nucleus. Dibutuhkan energi
yang sangat besar untuk dapat melepaskan ikatan electron-elektron ini. Satu
buah elektron lagi yaitu elektron ke-29 berada pada orbit paling luar. Orbit
teluar ini disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini
dinamakan elektron valensi. Karena hanya ada satu electron dan jaraknya jauh
dari nucleus ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan sedikit saja
elektron terluar ini mudah lepas dari ikatannya. Ikatan atom tembaga pada
suhu kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah-pindah dari
satu ke nucleus lainnya. Jika diberi tegangan potensial listrik, elektron-
elektron tersebut dengan mudah berpindah kearah potensial yang sama.
Phenomena ini dinamakan sebagai arus listrik. Isolator adalah atom yang
memiliki elektron valensi sebanyak 8 buah, dan dibutuhkan energi yang bersar
untuk dapat melepaskan elektron-elektron ini. Dapat ditebak, semikonduktor
adalah unsur yang susunan atomnya memiliki electron valensi lebih dari 1 dan
kurang dari 8. tentu saja yang paling “semikonduktor” adalah unsur yang
atomnya memiliki 4 elektron valensi.
c. Isolator
Dalam istilah elektronika, Isolator listrik adalah sesuatu benda yang
merupakan bukan benda penghantar listrik yang berguna untuk menahan
penghantar listrik. Isolator dapat berupa karet, kayu, kertas, dan biasanya
adalah benda-benda selain golongan logam. Isolator contohnya dapat kita lihat
pada setiap kabel yaitu berupa karet yang berguna untuk melapisi
tembaga(logam) agar arus tetap mengalir pada tembaga. Dengan kata lain
berguna untuk melindungi kita dari sengatan listrik, oleh sebab itu isolator
merupakan penghantar listrik yang paling buruk diantara konduktor maupun
semikonduktor. Isolator memiliki karakteristik lebih lunak daripada logam
namun tidak berair, karena sebagus apapun suatu isolator jika terkena air maka
arus listrik akan dapat mengalir. Isolator memiliki daya resistansi yang tinggi
terhadap arus listrik. Karena sifatnya yang resistant/ menghambat aliran arus
listrik maka benda-benda tersebut disebut isolator. Isolator memiliki atom-
atom yang ikatan antar atomnya kurang begitu kuat dibandingkan dengan
ikatan atom pada konduktor sehingga isolator lebih lentur/ lunak daripada
konduktor. Di dunia ini isolator yang paling baik adalah tanah karena sifatnya
yang dapat menetralkan arus listrik dengan cara mengalirkan arus listrik ke
tanah (Ground) seperti pada penangkal petir yang telah dirancang untuk
mengalirkan arus listrik dari ujung suatu bangunan dan menanamkan plat/
lempengan besi kedalam tanah yang dimaksudkan untuk menetralkan arus
listrik yang luar biasa besarnya dari alam(petir) ke tanah(ground).
3. Klasifikasi dan Kegunaan dari konduktor, semikonduktor dan isolator
a. Konduktor
1. TembagaTembaga sebagai zat yang memiliki nomor atom 29, mempunyai satu
elektron bebas pada kulit terluarnya. Elektron ini yang bertugas untuk menghantarkan listrik ketika penghantar tersebut diberi tegangan. Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 m/ohm.mm2 pada suhu 20 oC. Koefisien suhu α tembaga 0,004 per oC. Massa jenis tembaga murni pada 20 oC adalah 8,96 g/cm3, titik beku 1083 oC. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40 kg/mm2.
Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar, misalnya kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin DC, cincin seret pada mesin AC. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Kekuatann tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel.
2. AluminiumAluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 kg/cm3, α‐nya 1,4x10‐5,
titik leleh lebih dari 658 oC dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira‐kira 61,4% dari daya hantar tembaga. Aluminium murni mudah dibentuk karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2.
Untuk itu jika aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian biasanya pada : ACSR (Aluminium Conductor SteelReinforced), ACR (Aluminum Conductor Alloy Reinforced).
3. PlatinaPlatina merupakan logam yang berat, berwarnah putih keabu‐abuan, tidak
korosif, sulit terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3, titik leleh 1775 oC, titik didih 4530 oC, 9x10‐7 per oC, resistivitasnya 0,1 Ohm mm2/m, koefisien suhu 0,00307 per oC.
Platina dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipistipis. Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain adalah untuk elemen pemanas pada laboratorium tentang oven atau tungku pembakaran yang memerlukan suhu tinggi yaitu diatas 1300 oC, untuk termokoupel platina‐rhodium. Platina dengan diameter kurang lebih 1 mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif lainnya, bahan untuk potensiometer.
4. Air raksaAir raksa adalah satu‐satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar.
Resistivitasnya adalah 0,95 Ohm.mm2/m, Koefisien suhu 0,00027 per oC. Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi.
Air raksa dan campurannya khususnya uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung‐tabung elektronik, penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa difusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat. Logam‐logam lain yang banyak digunakan pada teknik listrik diantaranya adalah, tantalium dan niobium. Tantalium dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor elektrolitik
5. WolframLogam ini berwarna abu‐abu keputihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3,
titik leleh 3410 oC, titik didih 5900 oC, tahanan jenis 0,055 Ohm mm2/m. Wolfram diperoleh dari hasil tambang yang pemisahannya dari penambangan dengan menggunakan magnetik atau proses kimia. Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WHO4) dengan suhu 700 oC diperoleh bubuk wolfram. Bubuk wolfram tersebut kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut dengan metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atm, 1600oC) tanpa terjadi oksidasi.
Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat dikecilkan menjadi 0,01 mm (penarikan dilakukan dalam keadaan panas). Penggunaan wolfram pada teknik listrik antara lain: filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, dan tabung.
6. MoblidenumLogam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula dalam hal mendapatkannya. Moblidenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620 oC, titik didih 3700 oC, 53x10‐7 per oC, resistivitasnya 0,048 Ohm mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per oC. Diantara penggunaan Moblidenum adalah pada, tabung sinar X, tabung hampa udara, karena Moblidenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan korosi, bagian bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
7. BajaBaja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon.
Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga yaitu baja dengan kadar karbon rendah (0 hingga 0,25%), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 sampai dengan 0,55%), dan baja dengan kadar karbon tinggi (diatas 0,55%). Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu 7,7 m/Ohm.mm2, tetapi digunakan pada penghantar transmissi ACSR. Fungsi baja dalam hal ini adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan pertimbangan
tersebut dibuat penghantar bimetal. Dua hal yang menguntungkan pada penghantar bimetal antara lain : Pada arus bolak‐balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar
konduktor Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat
penghantar terhindar dari korosi.
Bahan‐bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut:1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Klasifikasi konduktor :Klasifikasi konduktor menurut bahannya:1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).b. AAC (All Aluminum Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga
(Copper Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih. Contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang
dililit menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis tengah luar yang besar
Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:1. konduktor telanjang2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian
luarnya diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
b . Isolator1. Semikonduktor Intrinsik
Terbentuk dari semikonduktor murni yang memiliki ikatan kovalen
sempurna seperti Si, Ge, C dan sebagainya. Mekanisme terbentuknya
oolhhhsemikonduktor intrinsik diperlihatkan pada semikonduktor murni
seperti Si. Pada kondisi normal atom – atom Si saling berikatan melalui 4
ikatan kovalen (masing – masing memiliki 2 elektron valensi). Ketika suhu
dinaikkan maka stimulasi panas akan mengganggu ikatan valensi ini
sehingga salah satu elektron valensi akan berpindah ke pita konduksi.
Lokasi yang ditinggalkan oleh elektron valensi ini akan membentuk hole.
Pasangan hole dan elektron ini menjadi pembawa muatan dalam
semikonduktor intrinsik. Proses ini diperlihatkan pada gambar berikut:
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping
sebagai penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas dua tipe: Tipe – N
(Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P (Silikon + Boron, Galium atau
Indium). Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui mekanisme doping, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan atom pengotor ke bahan
semikonduktor murni sehingga apabila atom pengotor memiliki kelebihan elektron
valensi (valensi 5) akan terdapat elektron bebas yang dapat berpindah. Karena
mengandung atom-atom pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja
atau lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor dengan
valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk area kosong (hole) yang menjadi
pembawa muatan. Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang dibentuk
(tipe – N atau tipe – P).
a. Semikonduktor Tipe-N
Bahan silikon diberi doping phosphorus atau arsenic yang pentavalen
yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5 elektron valensi. Dengan
doping, Silikon yang tidak lagi murni ini (impurity semiconductor) akan
memiliki kelebihan elektron. Kelebihan elektron membentuk
semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n disebut juga donor
(pengotornya oleh atom pentavalent P, As, Sb) yang siap melepaskan
elektron.
b. Semikonduktor Tipe-P
Kalau Silikon diberi doping Boron, Gallium atau Indium, maka akan
didapat semikonduktor tipe-p. Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan
dopingnya adalah bahan trivalen yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3
elektron pada pita valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron,
dengan demikian ada ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini
digambarkan sebagai akseptor yang siap menerima elektron. Dengan
demikian, kekurangan elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi
tipe-p.
Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik
yang memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud
mikro, sehingga peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang
lebih kecil. Beberapa komponen elektronik yang menggunakan bahan
semikonduktor yaitu:
1. Dioda
Diode merupakan peranti semikonduktor yang dasar. Diode
memiliki banyak tipe dan tiap tipe memiliki fungsi dan karakteristik
masing-masing. Kata Diode berasal dari Di (Dua) Ode (Elektrode),
jadi Diode adalah komponen yang memiliki dua terminal atau dua
electrode yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dalam satu
arah. Dengan kata lain diode bekerja sebagai Konduktor bila beda
potensial listrik yang diberikan dalam arah tertentu (Bias Forward)
tetapi diode akan bertindak sebagai Isolator bila beda potensial listrik
diberikan dalam arah yang berlawanan (Bias Reverse) Tipe dasar dari
diode adalah diode sambungan PN.
2. Transistor
Transistor adalah komponen elektronik yang dibuat dari materi
semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan arus yang mengalir
melewatinya dan dapat berfungsi sebagai saklar elektronik dan gerbang
elektronik.
3. IC (Integated Circuit)
Integrated Circuit merupakan komponen elektronik yang terdiri atas
beberapa terminal transistor yang tergabung membentuk gerbang.
Masing – masing gerbang dapat dioperasikan sehingga membentuk
logika tertentu yang dapat mengendalikan pengoperasian
c. Isolator
1. Bahan isolasi gas
Bahan isolasi gas adalah digunakan sebagai pengisolasi dan
sekaligus sebagai media penyalur panas. Bahan isolasi gas yang dibahas
dalam bab ini adalah : udara, sulphur hexa fluorida (SF6) sebagai titik berat
di damping gas-gas lain yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.
1. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan,
mempunyai tegangan tembus yang cukup besar yaitu 30 kV/ cm..
Hubungan antara tegangan tembus dan jarak untuk udara tidak linier
seperti ditunjukkan pada Gambar berikut
Gambar 1. Vt = f (celah udara) pada p = 1 atm, F = 50 Hz
2. Sulphur Hexa Fluorida
Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara
unsur
sulphur dengan fluor dengan reaksi eksotermis :
S + 3 F2 ----------------SF6 + 262 kilo kalori
Molekul SF6 seperti ditunjukkan pada Gambar
Gambar. 2. Molekul sulphur hexa fluorida
Terlihat pada gambar 3.5 bahwa molekul SF6 mempunyai 6 atom
Fluor yang mengelilingi sebuah atom Sulphur, di sini masing-masing atom
Fluo mengikat 1buah elektron terluar atom Sulphur. Dengan demikian
maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil seperti halnya gas mulia.
Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis
6,139 kg/m3 yaitu sekitar 5 kali berat udara pada suhu 00 celsius dan
tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah : tidak terbakar, tidak larut pada
air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau. SF6 juga merupakan
bahan isolasi yang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara.
Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain seperti tercantum pada Tabel :
Tabel 1
Sifat beberapa Gas
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa untuk pembentukan SF6
timbulpanas, ini berarti bahwa pada pemisahan SF6 menjadi Sulphur dan
Fluor memerlukan panas dari sekelilingnya sebesar 262 k . kalori/
molekul. Hal ini tepat sekali digunakan untuk bahan pendinginan pada
peralatan listrik yang menimbulkan panas atau bunga api pada waktu
bekerja, misalnya : sakelar pemutus beban. Sifat dari SF6 sebagai media
pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus beban adalah :
Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan
mekanismenya. Pada prinsipnya SF6 sebagai pemadam busur api adalah
tanpa memerlukan energi untuk mengkompresikannya, namun semata-
mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi
dapat dengan mudah dideteksi.
Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya
kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsure
pembentuknya)
Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya
tetap rendah dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi
kemungkinan busur api tidak stabil dengan demikian ada pemotongan arus
dan menimbulkan tegangan antar kontak.
Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya
menjadikan dielektriknya naik secara bertahap.
Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan
dengan adanya hal ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya
rendah.
3. Gas-gas lain
Gas bentukan fluoro organic misalnya C7F14, C7F8, C14, F24
mempunyai tegangan tembus yang tinggi, berkisar antara 6 – 10 kali
tegangan tembus udara. Pemakaian gas ini cocok untuk bahan isolasi
pada alat-alat pemutus.
Gas karbon dioksoda (CO2) dapat digunakan sebagai gas residu
pada bahan dielektrik cair (minyak) pada alat-alat tegangan tinggi,
antara lain : kabel dan trafo.
Gas neon adalah salah satu gas mulia yang banyak digunakan
sebagai bahan pengisi lampu-lampu tabung.
2. Bahan Isolasi CairBahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa
peralatan listrik, misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam
hal ini bahan isolasi cair berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus
sebagai pendingin. Karena itu persyaratan untuk bahan cair yang dapat
digunakan untuk isolasi antara lain : mempunyai tegangan tembus dan
daya hantar panas yang tinggi.
1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh
dengan pemurnian minyak mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini
karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam transformator akan timbul
hidrokarbon. Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator
dapat pula yang dapat dibuat dari bahan organik, misalnya : minyak trafo
Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak transformator harus
mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Pengujian tegangan tembus
minyak transformator dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan
seperti ditunjukkan pada Gambar.
Gambar 4. Alat pengujian tegangan tembus minyak transformator
Jarak elektroda dibuat 2,5 cm, sedangkan tegangannya dapat diatur
dengan menggunakan auto-transformator sehingga dapat diketahui
tegangan sebelum saat terjadinya kegagalan isolasi yaitu terjadinya locatan
bunga api. Locatan bunga api dapat dilihat lewat lubang yang diberi kaca.
Selain itu dapat dilihat dari Voltmeter tegangan tertinggi sebelum
terjadinya kegagalan isolasi (karena setelah terjadinya kegagalan isolasi
voltmeter akan menunjukkan harga nol. Tegangan temus nominal minyak
transformator untuk tegangan kerja tertentu dapat dilihat pada tabel 2.
Dengan demikian dapat diketahui apakah minyak transformator
ketahanan listriknya memenuhi persyaratan yang berlaku. Ketahanan
listrik minyak transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan
dapat pula karena kandungan air.
2. bahan isolasi cair lain
Minyak untuk kabel yang berisolasi kertas dibuat lebih kental
daripada minyak trafo, disamping itu terdapat pula bahan isolasi kabel
yang di impregnasi dengan minyak yang kekentalan rendah dengan
pemurnian yang tinggi, yaitu kabel untuk tegangan ekstra tinggi yang diisi
minyak.
Disamping bahan-bahan diatas, terdapat pula isolasi cair sintetis
yang berisi chloor (hidrokarbon seperti difenil C10H12). Bahan-bahan ini
diantaranya: sovol, askarel, araclor, pyralen, shibanol. Dan bahan isolasi
cair lain yang lebih mahal dari minyak trafo adalah minyak silicon.
3. Bahan Isolasi Padat
Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral, tetapi
penggunaannya tidak pada bentuk atau keadaan alaminya melainkan harus
diproses terlebih dahulu dengan pemanasan (pembakaran), pengerasan dan
pelumeran. Itulah sebabnya maka pembahasannya dipisahkan dengan
pembahasan bahan mineral pada bab sebelumnya.
1. Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-
bahan yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi
berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa
senyawa antara lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan
beberapa senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain
(kapur, oksida timah hitam). Karena itu sifat dari kaca tergantung dari
komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut. Massa jenis kaca berkisar
antara 2 hingga 8,1 g/cm2, kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2 ,
kekuatan tariknya 100 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif
kecil, maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca merupakan
substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena
pelelehannya adalah perlahan –lahan ketika suhu pemanasan di naikkan.
Titik pelelehan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin sedikit
kandungan S1O2 nya makin rendah titik pelembekan suatu kaca. Demikian
pula halnya dengan muai panjang () nya, makin banyak kadar S1O2 yang
dikandungnya akan makin kecil nya. Muai panjang untuk kaca berkisar
antara 5,5-10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius.
2. Sitol
Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan
pengembangan baru. Pemakaian sitol adalah sangat luas, struktur dan sifat-
sifatnya adalah diantara kaca dan keramik. Sitol juga disebut keramik-kaca
atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai dipasaran antara lain : pyroceram,
vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang
membedakannya dengan kaca biasa) tetapi berongga. Tidak seperti halnya
keramik biasa, sitol tidak dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung
dengan fusi dari bahan-bahan mentahnya dengan menjadikannya meleleh
dan kemudian kristalisasi.
3. Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat
penting dan luas penggunaannya. Istilah bahan -bahan keramik adalah
digunakan untuk semua bahan anorganik yang dibakar dengan pembakaran
pada suhu tinggi dan bahan asal berubah substansinya. Bahan dasar dari
porselin adalah tanah liat. Ini berarti bahan dasar tersebut mudah dibentuk
pada waktu basah, tetapi menjadi tahan terhadap air dan kekuatan
mekaniknya naik setelah dibakar. Penggunaan isolator dari porselin antara
lain : isolator tarik, isolator penyangga, rol isolator seperti dapat dilihat
pada gambar
Gambar 5. Beberapa isolator porselin
4. Bahan Isolator Berserat
Kelebihan dari bahan berserat adalah mempunyai fleksibilitas yang
baik, kekuatan mekanis yang tinggi, mudah diproses dan murah
harganya. Adapun kekurangannya adalah higroskopis dan tegangan
tembusnya rendah.
Jenis-jenis bahan isolasi berserat:
Kayu
Kertas
Tekstil
Akhir-akhir ini banyak tekstil sintetis yang digunakan sebagai
bahan isolasi karena mempunyai beberapa keuntungan antara laian:
kekuatan mekanis, elastisitas, dan tahan panas yang tinggi,
higroskopisitas rendah dan lebih stabil terhadap pengaruh kimia. Serat
sintetis diantanya adalah poliamid (nilon, kapron, silon, dedron), serat
polyester (lavsan, terilin, tetron, dakron), seratpolistirin (PVC).
Bahan berserat anorganik : Asbes dan Fiberglass
5. Bahan Isolasi Mineral
Bahan isolasi mineral diperoleh dari tambang dan digunakan
sebagai isolasi pada ikatan kimia atau keadaan alaminya tanpa proses
kimia atau termal sebelumnya.
Jenis-jenis bahan isolasi mineral:
Mika
Mikanit
Mikanit komutator
Mikanit lempengan
Mikanit cetakan
Kertas mika
Mikanit fleksibel
Pita mika
Marmer
Batu tulis
Klorida
6. Bahan Isolasi Plastik
Plastik adalah bahan sintetis yang dapat dibentuk dengan
pemanasan dan dapat diperkeras bergantung pada strukturnya. Bahan
isolasi plastic terdiri dari :
NYA
NYM
NYY
Mikaleks
Karet
1. Karet butadin
2. Karet butil
3. Karet polichloropen
4. Karet silicon
7. Bahan Isolasi Serat Optik
Sebagaimana namanya maka serat optik (fiber optic) dibuat dari
gelas silika dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk
lainnya. Pembuatan serat optik (fiber optic) dilakukan dengan cara
menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat diperoleh serabut atau
serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini dikerjakan dalam
keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting dalam pembuatan
serat optik (fiber optic) adalah menjaga agar perbandingan relatif antara
bermacam lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan. Proses
pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau proses
pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga
ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel
biasa.
Perkembangan terakhir, pemakaian serat optic sebagai saluran
tranmisi komunikasi jarak jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan
dengan transmisi konvensional, antara lain: saluran 2 kawat sejajar
kabel koaksial.
Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu gelombang cahaya (light
wave guide) yang berupa suatu kabel tembus pandang (transparant), yang
mana pemampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian
tengah yang disebut “Core” dan bagian luar yang disebut “Cladding”.
Cladding pada serat optik membungkus atau mengelilingi Core. Adapun
bentuk pemampang dari core dapat bermacam-macang, antara lain : pipih,
segi tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk lingkaran. Adapun gambar
skema pemampang dari serat optik (fiber optic)
5. Pita Energi
Secara sederhana, material menurut sifat konduktivitasnya tersebut merupakan material-material yang dikenal dengan sebutan zat padat. Klasifikasi tersebut ditinjau dari bagaimana sebuah material dialiri oleh arus listrik.
Material Isolator. Material isolator merupakan material zat padat yang tidak mampu menghantarkan arus listrik.
Material Semikonduktor. Material yang merupakan material yang memiliki sifat isolator dan konduktor dengan perbandingan 1:1 sehingga sifatnya ada di antara isolator dan konduktor
Material Konduktor. Material yang memiliki sifat penghantar arus listrik yang baik namun masih memiliki resistansi.
Gambar Struktur Pita Energi Isolator. Pita terlarang yang besar ini memisahkan pita valensi yang terisi dengan pita konduksi yang kosong.Gambar Struktur Pita Energi Semikonduktor. Lebar pita relatif kecil, EG = 1 eV. Pada saat suhu naik, elektron pada pita valensi mampu berpindah ke pita konduksi. Karena adanya elektron di pita konduksi akibatnya bahan itu menjadi sedikit konduktif.Gambar Struktur Pita Energi Konduktor. Pita konduksi terisi sebagian, jika ada medan listrik luar elektron akan memperoleh tambahan energi sehingga berpindah yang berakibat timbul arus listrik.
Gambar dan penjelasan di atas merupakan jawaban dari pertanyaan atas adanya klasfikasi material menurut sifat kelistrikannya. Jadi tampak di atas, untuk menjelaskan konsep konduktivitas material tersebut digunakan konsep pita-pita energi. Ada dua pita energi, yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita Valensi adalah pita energi yang mungkin diisi oleh elektron dari zat padat hingga komplit. Pita Konduksi adalah pita energi yang merupakan tempat lain yang akan diisi oleh elektron setelah Pita valensi komplit.Material Superkonduktor. Merupakan material yang memiliki sfiat penghantar arus listrik yang paling bagus dikarenakan tidak memiliki hambatan/ resistansi ataupun nilai resistansi mendekati nol
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konduktor atau penghantar adalah zat atau bahan yang bersifat dapat
menghantarkan energy, baik energy listrik maupun energy kalor, baik berupa zat
padat, cair atau gas. Bahan-bahan yang bersifat konduktor ini biasanya
digunakan untuk membuat alat-alat yang sifatnya membutuhkan kecepatan
transfer energy. Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor berkisar
antara 103 sampai 10-8 siemens per sentimeter dan memiliki dan celah energinya
lebih kecil dari 6 eV. Isolator (bukan penghantar) adalah bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Isolator listrik adalah sesuatu benda yang merupakan
bukan benda penghantar listrik yang berguna untuk menahan penghantar listrik.
Isolator dapat berupa karet, kayu, kertas, dan biasanya adalah benda-benda selain
golongan logam.
3.2. Saran
Makalah berjudul “Konduktor, Semikonduktor dan Isolator” ini
diharapkan akan menjadi literature terbaru dan bermanfaat bagi para pembaca.