makalah kimia analisis instrumental

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat dewasa ini sudah merupakan suatu kebutuhan pokok dalam hidup sehari-hari. Hampir semua orang pernah menggunakan obat. Obat dalam arti luas adalah zat kimia yang dalam takaran tertentu dan dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit atau memelihara kesehatan. Dengan majunya perkembangan zaman ilmu pengetahuan saat ini dan bertambah kompleksnya masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang kimia farmasi, telah didapat begitu banyak cara untuk mengetahui konsentrasi dari suatu zat, baik itu padatan maupun cairan. Salah satu metode yang saat ini banyak digunakan dalam berbagai lembaga penelitian dan universitas adalah metode spektrofotometri dan Flouresensi. Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar. Dengan demikian, aplikasi spektrofotometri jenis visible sangat bermanfaat untuk menganalisis kadar obat pada sediaan farmasi. 1

Upload: rizka-puspaning-hanar

Post on 08-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Pengaplikasian metode spekrofotometri visible pada peneliian penentuan suatu kadar obat dalam suatu sediaan farmasi.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kimia Analisis Instrumental

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obat dewasa ini sudah merupakan suatu kebutuhan pokok dalam hidup sehari-

hari. Hampir semua orang pernah menggunakan obat. Obat dalam arti luas adalah zat

kimia yang dalam takaran tertentu dan dengan penggunaan yang tepat dapat

dimanfaatkan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit atau memelihara

kesehatan.

Dengan majunya perkembangan zaman ilmu pengetahuan saat ini dan

bertambah kompleksnya masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang kimia

farmasi, telah didapat begitu banyak cara untuk mengetahui konsentrasi dari suatu zat,

baik itu padatan maupun cairan. Salah satu metode yang saat ini banyak digunakan

dalam berbagai lembaga penelitian dan universitas adalah metode spektrofotometri

dan Flouresensi. Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai

bantuan dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai

suatu perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi

energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya

pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.

Dengan demikian, aplikasi spektrofotometri jenis visible sangat bermanfaat

untuk menganalisis kadar obat pada sediaan farmasi.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri visible?

2. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan spektrofotometri visible?

3. Bagaimana cara menganalisis kadar obat dalam sediaan farmasi dengan

menggunakan spektrofotometer visible?

4. Bagaimana cara pengaplikasian metode spektofotometri visible pada penelitian

penentuan suatu kadar obat dalam sesuatu sediaan farmasi?

1.3. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :

1

Page 2: Makalah Kimia Analisis Instrumental

1. Dapat mengetahui pengertian spektrofotometri visible

2. Dapat memahami hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan

spektrofotometri visible

3. Dapat memahami cara menganalisis kadar obat dalam sediaan farmasi dengan

menggunakan spektrofotometer visible

4. Dapat memahami pengaplikasian metode spektofotometri visible pada

penelitian penentuan suatu kadar obat dalam suatu sediaan farmasi

2

Page 3: Makalah Kimia Analisis Instrumental

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Spektrofotometri Visible

Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol.

Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan tereksitasi.

Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak.

Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.

Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

Logika prinsip dari alat spektro-vis adalah intensitas warna dari suatu larutan sebanding dengan jumlah cahaya yang serap. Semakin pekat warna, semakin banyak cahaya yang di serap.

2.2. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Menggunakan Spektrofotometri Visible

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pada konsentrasi yang terlalu pekat, kurva deret standar menjadi tidak linier. Biasanya konsentrasi di atas 0.1 M. Hal ini karena pada konsentrasi yang tinggi, jarak antar partikel zat menjadi sangat rapat. Hal ini akan mempengaruhi distribusi muatan, dan mengubah cara molekul melakukan serapan. Oleh karena itu terkadang pada konsentrasi terlalu tinggi kurva tidak linier. Itulah sebabnya pada pembuatan deret standar, absorbansi dianjurkan tidak melebih 1. Jadi absorbansi deret standar ada di dalam range 0-1.Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

3

Page 4: Makalah Kimia Analisis Instrumental

a)    Perbedaan kuvet sangat berpengaruh. Harap selalu gunakan satu kuvet yang sama untuk mengukur absorbansi. Apabila terlibat dengan sample yang jumlahnya banyak, dan menggunakan kuvet disposable, gunakan kuvet maksimal tiga kali pemakaian. Setelah itu pakai kuvet baru.

b)   Terkadang senyawa analat mengalami reaksi kimia yang lambat dan memerlukan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Hal ini menyebabkan penyimpangan yang signifikan bila pembacaan absorbansi tidak dilakukan bersamaan.

c)    Lakukan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang maksimal. Jangan sungkan untuk mencari terlebih dulu pada panjang gelombang berapa sample memberikan absorbansi maksimal. Hal ini untuk meningkatkan sensitifitas analisa.

Ada beberapa faktor yang membuat absorbance dan konsentrasi menjadi tidak linier, diantaranya adalah:1.         Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.2.         Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.

3.         Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan). 

Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna, sehingga analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna disebut juga metode kolorimetri.

Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik karena hanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini disebut reagen pembentuk warna (chromogenik reagent).

2.3. Cara Menganalisis Kadar Senyawa Dalam Sediaan Farmasi Dengan Menggunakan Spektrofotometer Visible

Untuk menentukan suatu kadar dalam sediaan farmasi dengan menggunakan metode spektrovotometer visibel dapat dilakukan dengan membuat larutan standar dari sediaan tersebut dan menentukan kadarnya. Pembuatan larutan standar dilakukan dengan menimbang sampel obat yang akan ditentukan kadarnya yang kemudian dilarutkan dan diencerkan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Kemudian larutan tersebut diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer visibel yang sebelumnya telah ditentukan panjang gelombang maksimal teori dari sampel obat tersebut. Setelah mendapatka larutan standar dan kurva standar baru kemudian dapat menentukan kadar dari sampel obat. Ambil sampel obat dan timbang sesuai yang diinginkan kemudian larutkan sesuai dengan pelarut yang sesuai. Jika terlalu keruh maka perlu dilakukan pengenceran. Setelah itu larutan sampekl baru bisa diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer visible.

4

Page 5: Makalah Kimia Analisis Instrumental

Dari kurva baku yang diperoleh kemudian dihitung persamaan regresi linear dan didapat harga a,b, dan r. Persamaan yang digunaka untuk menghitung kadar adala

Y = b.x + a

Absorbansi yang didapat dari penentuan kadar sampel dianggap sebagai nilai Y yang kemudian didapat harga x. Setelah x didapat baru diperoleh kadar sampel dari sediaan obat tersebut dengan persamaam:

Kadar = x . faktor pengenceran .100%

Berikut ini akan dijelaskan cara menentukan konsetrasi sampel dengan kurva kalibrasi:

Konsentrasi sampel dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan rumus yang diturunkan dari hukum lambert beer

(A= a . b . c atau A = ε . b . c).

Namun ada cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu spesi yang ada dalam suatu larutan yakni dengan cara kurva kalibarasi. Cara ini sebenarnya masih tetap bertumpu pada hukum Lambert-Beer yakni absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan konsentrasi zat dengan kurva kalibarasi:

1. Maching kuvet : mencari dua buah kuvet yang memiliki absorbansi atau transmitansi sama atau hampir sama. Dua buah kuvet inilah yang akan digunakan untuk analisis, satu untuk blanko, satu untuk sampel. Dalam melakukan analisis Maching kuvet harus dilakukan agar kesalahannya makin kecil.2. Membuat larutan standar pada berbagai konsentrasi. Larutan standar yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti. Konsentrasi larutan standar dibuat dari yang lebih kecil sampai lebih besar dari konsentrasi analit yang diperkirakan. 3. Ambilah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai panjang gelombang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang berapa, absorbansi yang dihasilkan paling besar. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling besar atau paling tinggi disebut panjang gelombang maksimum (lmaks).4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang gelombang maksimum.5. Catat absorbansi yang dihasilkan dari semua larutan standar, kemudian alurkan pada grafik absorbansi vs konsentrasi sehingga diperoleh suatu kurva yang disebut kurva kalibarasi. Dari hukum Lambart-Beer jika absorbansi yang dihasilkan berkisar antara 0,2-0,8 maka grafik akan berbentuk garis lurus, namun hal ini tidak dapat dipastikan.

2.4. Pengaplikasian Metode Spektofotometri Visible Pada Penelitian Penentuan Suatu Kadar Obat Dalam Suatu Sediaan Farmasi

5

Page 6: Makalah Kimia Analisis Instrumental

Penelitian ini tertulis dalam jurnal “METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE UNTUK ESTIMASI ITOPRIDE HIDROKLORIDA DARI TABLET FORMULASI MENGGUNAKAN METHYL ORANGE REAGENT”. Dalam jurnal ini disebutkan cara menganalisis kadar senyawa itopride hidroklorida dalam tablet dengan cara sebagai berikut:

Pada penelitian ini bahan yang akan dianalisis adalah tablet yang mengandung hidroklorida itopride yang diperoleh dari pasar local dan sampel standar obat itopride hidroklorida dari perusahaan Abbott India ltd. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer visible Shimadzu 1700.

Persiapan kurva kalibrasi

Larutan obat standar (100μg/ml) disiapkan dalam air suling ganda dan diencerkan dengan sama, sehingga memberikan beberapa pengenceran dalam rentang konsentrasi 10-50 mg/ml obat. Untuk 10 ml setiap pengenceran diambil dalam corong pisah, 10 ml larutan metil jingga ditambahkan dan diguncang dengan lembut . Kemudian 5 ml kloroform ditambahkan campuran reaksi dikocok lembut dan didiamkan sehingga untuk memisahkan lapisan berair dan kloroform. Lapisan kloroform dipisahkan dan dipindahkan ke labu ukur 10 ml. Campuran reaksi diekstraksi lebih lanjut dengan 3 ml dan 2 ml kloroform segar dan dikombinasikan dengan ekstrak sebelumnya yaitu lapisan kloroform yang mengandung kompleks. Lapisan kloroform akhir ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 418,5 nm maksimum terhadap kosong. Kurva kalibrasi diplot antara konsentrasi obat dan absorbansi .

Analisis formulasi tablet

Dua puluh tablet ditimbang akurat dan berat rata-rata per tablet ditentukan. Tablet hancur menjadi bubuk halus dan bubuk tablet setara dengan 10 mg Itopride hidroklorida secara akurat ditimbang, diekstraksi empat kali dengan 20 ml bagian air dan disaring melalui kertas saring Whatman no. 41. Filter kertas dicuci dengan air. Pencucian ditambahkan ke filtrat dan volume dibuat 100 ml dengan air. Dari solusi ini, 2 ml diambil di lain labu ukur 10 ml dan volume dibuat dengan air sehingga memberikan konsentrasi 20 ug/ml dan diperlakukan sesuai prosedur untuk kurva kalibrasi. Absorbansi ekstrak kompleks diukur pada panjang gelombang maksimum 418,5 nm. Konsentrasi obat dalam sampel dihitung dari kurva kalibrasi masing-masing . Prosedur analisis diulang lima kali untuk kedua formulasi.

6

Page 7: Makalah Kimia Analisis Instrumental

BAB III

KESIMPULAN

1. Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia.

2. Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna.3. Untuk menentukan suatu kadar dalam sediaan farmasi dengan menggunakan metode

spektrovotometer visibel dapat dilakukan dengan membuat larutan standar dari sediaan tersebut dan menentukan kadarnya.

4. Penentuan kadar obat dalam penelitian ini dilakukan dengan menentukan kurva kalibrasi/larutan standar kemudian mengukur absorbansi dari kedua sampel obat dan menentukan kadarnya.

7

Page 8: Makalah Kimia Analisis Instrumental

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym, 2013, http://restipratita.blogspot.com/2013/05/spektrofotometer-visible.html?=m12. Anonym, 2014, http://wanibesak.wordpress.com/2014/07/04/spektrofotometri-sinar-tampak-

visible/3. Anonym, 2014, https://www.academia.edu/5096282/Spektrofotometri4. Anonym, 2012, https://www.academia.edu/6807678/Paper_Spektro5. Choudhary, Balram; Goyal, Anju; Khokra, Sukhbir L. New Visible Spectrophotometric Method

For Estimation Of Itopride Hydrochloride From Tablets Formulations Using Methyl Orange Reagent, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol. 1, Issue 1, July-Sep. 2009.

8