makalah khalifah abu bakar ash
TRANSCRIPT
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Rodliyah
Disusun oleh :
Devianti (10060308082)
Sri Eli Lestari (10060308083)
Fikri Jupri (10060308097)
Farmasi C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
1431 H / 2010 M
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang Maha berkuasa dan berkehendak atas segala
sesuatu, dengan karunia-Nya kita masih dapat menghirup nafas di dunia yang sebentar
ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terhaturkan kepada seutama-utama
tauladan manusia, Rosullullah Muhammad saw.
Alhamdulillaahirobbil aalamiin, bagi-Nya lah segala puji di dunia dan di akhirat, bagi-
Nya lah segala penentuan dan hanya pada-Nya lah kita dikembalikan. Dan karena
kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
“Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Pendidikan Agama Islam tentang Sejarah Islam”. Selain itu makalah ini berisikan
informasi mengenai biografi dan prestasi Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Walaupun banyak kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan makalah,
Alhamdulillah karena kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari sempurna, kritik dan saran tentunya sangat penulis
harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Amien.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bandung, 5 Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
BIOGRAFI KHALIFAH………………………………………………………………...2
1.1 Nasabnya…………………………………………………………………….2
1.2 Karakter Fisik dan Ahlaknya………………………………………………...2
1.3 Keislamannya………………………………………………………………..3
1.4 Istri-istri dan anak-anaknya………………………………………………….3
PRESTASI KHALIFAH………………………………………………………………...4
HAMBATAN YANG DIHADAPI KHALIFAH……………………………………….6
PEMBAHASAN………………………………………………………………………...7
KESIMPULAN………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
PENDAHULUAN
Sejarah adalah suatu rujukan saat kita akan membangun masa depan. Namun,
kadang orang malas untuk melihat sejarah. Sehingga orang cenderung berjalan tanpa
tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa lalu. Disinilah
sejarah berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang
patut kita pelajari untuk merancang masa depan.
Khulafa al-Rasyidun sebagai sahabat-sahabat yang meneruskan perjuangan
Nabi Muhammad kiranya pantas untuk dijadikan sebagai rujukan saat kita akan
melaksanakan sesuatu dimasa depan. Karena peristiwa yang terjadi sungguh beragam.
Dari mulai cara pengangkatan sebagai khalifah, sistem pemerintahan, pengelolaan
administrasi, hubungan sosial kemasyaratan dan lain sebagainya.
Abu bakar Ash-Shiddiq merupakan khalifah pertama dalam Khulafa al-
Rasyidin. Sebagai kahlifah pertama, AbuBakar dihadapkan pada keadaan masyarakat
sepeninggal Muhammad SAW. Meski terjadi perbedaan pendapat tentang tindakan yang
akan dilakukan dalam menghadapi kesulitan yang memuncak tersebut, kelihatan
kebesaran jiwa dan ketabahan batinnya. Seraya bersumpah dengan tegas ia menyatakan
akan memerangi semua golongan yang menyimpang dari kebenaran (orang-orang yang
murtad, tidak mau membayar zakat dan mengaku diri sebagai nabi). Dengan munculnya
permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik untuk membahas sedikit mengenai
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
BIOGRAFI KHALIFAH
1.1 Nasabnya
Nama Abu bakar ash-Shiddiq ra. sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin
Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai
bin Ghalib bin Fihr17 al-Qurasy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi saw
pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Dan ibunya adalah Ummu al-Khair
Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim.18 Berarti ayah dan
ibunya berasal dari kabilah Bani Taim. Ayahnya diberi kuniyah (sebutan
panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq ra.
digelari Atiq. Imam Thabari menye-butkan19 dari jalur Ibnu Luhai’ah bahwa
anak-anak dari Abu Quhafah tiga orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua
Mu’taq dan ketiga Utaiq.
1.2 Karakter Fisik dan Ahlaknya
Abu Bakar adalah seorang yang bertubuh kurus, berkulit putih20. ‘ Aisyah
menerangkan karakter bapaknya, “Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua
pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainnya seialu turun dari pinggangnya),
wajahnya seialu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’
dan seialu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam.”21
Begitulah karakter fisik beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan
kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, seialu memiliki ide-ide yang cemerlang
dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar memiliki azimah (keinginan
keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita
mereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janjiNya,
bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu
mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah,
semoga Allah meridhainya. Akan diterang-kan kelak secara rinci hal-hal yang
membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.
1.3 Keislamannya
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah
lebih dahulu masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-anak, Ali
yang pertama kali memeluk Islam, sementara Zaid bin Haritsah adalah yang
pertama kali memeluk Islam dari golongan budak. Ternyata keislaman Abu
Bakar ra. paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum
muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang
tinggi dan semangat serta kesungguhan-nya dalam berdakwah.22 Dengan
keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur
sepérti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair
bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidil-lah ra. Di awal keislamannya beliau
menginfakkan di jalan Allah apa yang dimilikinya sebanyak 40.000 dirham,
beliau banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena keislamannya di
jalan Allah, seperti Bilal ra. Beliau selalu mengiringi Rasulullah saw. selama di
Makkah, bahkan dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi dalam gua
dan dalam perjalanan hij-rah hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu
beliau mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah saw. baik perang
Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Makkah, Hunain maupun peperangan
di Tabuk.
1.4 Istri-istri dan anak-anaknya
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As’ad pada
masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin
Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan
‘Aisyah ra.
Beliau juga menikahi Asma’ binti Umais bin Ma’add bin Taim al-
Khats’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperisteri oleh Ja’far bin Abi Thalib.
Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad bin Abu Bakar, dan kelahiran
tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul Hulaifah. Beliau juga menikahi
Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair dari Bani al-Haris bin al-
Khazraj. Abu bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke
Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus
berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh 24 hingga
Rasulullah saw. wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah
sepeninggal Rasulullah saw. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Kaltsum
setelah wafatnya Rasulullah saw.
PRESTASI KHALIIFAH
Setelah Abu Bakar radhiallohu anhu dibai’at oleh kaum Mukminin
sebagai Khalifah pertama bagi umat ini, beliaulah yang ber-tugas dan
bertanggung jawab terhadap seluruh negeri Is-lam dan wilayah kekhalifahannya
sepeninggal Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam. Banyak sekali prestasi
gemilang yang telah beliau toreh-kan dalam sejarah umat ini. Beliau radhiallohu
anhu tercatat sebagai se-orang khalifah yang bisa dijadikan panutan oleh para
pe-megang kekuasaan atau siapapun yang mendapatkan ama-nat untuk mengatur
urusan kaum Muslimin. Karena hanya para pemimpin yang mampu berbuat
adillah yang akan dapat memasuki surga Alloh subhanahu wa ta’ala dan akan
mendapatkan naungan di saat tidak ada naungan lagi kecuali naungan dari-Nya.
Dari Abu Hurairah radhiallohu anhu, dari Nabi shalallohu alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
(( … : �ع�اد�ل�(( ال �م�ام� �إل ا �ه� ظ�ل � �ال إ ظ�ل� � ال �و�م� ي �ه� ظ�ل ف�ى �ه� الل �ه�م� �ظ�ل ي ��ع�ة ب س�
“Tujuh orang yang akan Alloh naungi dalam naung-an-Nya pada hari tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya; pertama, seorang pemimpin yang adil….” (HR.
al-Bukhari)
Bahkan para pemimpin yang adil merupakan orang-orang yang tidak
akan tertolak doanya. Dari Abu Hurairah radhiallohu anhu, dari Nabi shalallohu
alaihi wa sallam, Beliau bersabda:
(( : �م�ق�س�ط�(( ال �م�ام� �إل ا و� � �و�م �م�ظ�ل ال و�د�ع�و�ة� ا �ر( �ي �ث ك الله� �ر� الذ�اك د�ع�اء�ه�م� الله� د� �ر� ي � ال ��ة �ث �ال ث
“Ada tiga orang yang tidak akan Alloh tolak doanya, yaitu: (1) orang yang
banyak berdzikir kepada Alloh; (2) doa orang yang terzhalimi; dan (3) seorang
pemim-pin yang adil.” (HR. Baihaqi, dihasankan al-Albani)
Di samping hal itu, kaum Muslimin memang diperintah-kan untuk
mengikuti Sunnah para khulafa’ur rasyidin yang salah satu dari mereka adalah
Abu Bakar radhiallohu anhu, sebagaimana yang disabdakan oleh Rosululloh
shalallohu alaihi wa sallam ketika beliau memberi-kan nasehat kepada para
sahabat dengan nasehat yang telah membuat air mata mengucur dan membuat
jiwa bergetar:
�ر�ى(( ي �م� �ك م�ن �ع�ش� ي م�ن� �ه� �ن ف�إ �ش�ى;، ح�ب ��د ع�ب �ن� و�إ و�الط�اع�ة� م�ع� و�الس� �ه� الل �ق�و�ى �ت ب �م� �وص�يك أ
. . �ت�ى ن �س� ب �ه� �ي ف�ع�ل �م� �ك م�ن ذ�ل�ك� ك� د�ر�� أ ف�م�ن� ��ة �ل ض�ال �ه�ا �ن ف�إ �م�ور� األ �ات� و�م�ح�د�ث �م� �اك �ي و�إ ا �ير( �ث ك �ف(ا �ال ت اخ�
ذ� )) �و�اج� �الن ب �ه�ا �ي ع�ل ع�ض�وا �ين� �م�ه�د�ي ال د�ين� اش� الر� �ف�اء� ل �خ� ال �ة� ن و�س�
“Saya berwasiat kepada kalian agar bertaqwa kepada Alloh, tetap mendengar dan
taat walaupun yang me-mimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah;
karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup di an-tara kalian akan melihat
banyak perbedaan. Berhati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang diada-
adakan, karena sesungguhnya ia merupakan kesesat-an. Barangsiapa yang
mendapati hal itu dari kalian, maka berpeganglah dengan Sunnahku dan Sunnah
khulafa’ur rasyidin yang telah mendapatkan petun-juk, gigitlah ia dengan gigi
geraham.” (HR. at-Tirmi-dzi dan ia berkata: hasan shahih)
Di antara kegemilangan paling tinggi yang telah beliau raih dalam masa
kepemimpinannya adalah:
a. Instruksinya agar jenazah Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam diurus
hingga selesai dikebumikan.
b. Melanjutkan misi pasukan yang dipimpin Usamah radhiallohu anhu yang
sebelumnya telah dipersiapkan oleh Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam
sebelum wafat.
c. Kebijakannya dalam menyatukan persepsi seluruh sa-habat untuk
memerangi kaum murtad dengan segala persiapannya ke arah itu, kemudian
instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad di wilayah
masing-masing.
d. Perintah beliau radhiallohu anhu agar mengumpulkan al-Qur’an.
Ibnu Katsir rahimahulloh berkata, “Pada tahun 12 H, Abu Bakar ash-
Shiddiq memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengum-pulkan al-Qur’an dari
berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan,
maupun yang dihafal dalam dada kaum Muslimin. Peristiwa itu terjadi
setelah para Qari’ (penghafal al-Qur’an) banyak yang terbunuh dalam pepe-
rangan Yamamah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Shahih al-
Bukhari.”.
Kegemilangan beliau juga nampak dari pernyataan ‘Abdulloh bin Ja’far
radhiallohu anhu yang berkata: “Saat Abu Bakar me-mimpin kami, beliau
adalah sebaik-baik Khalifah, orang yang paling kasih sayang terhadap kami
dan yang paling lemah lembut kepada kami.”
HAMBATAN YANG DIHADAPI KHALIFAH
Abu Bakar sering menghadapi penyiksaan dan intimidasi dari kaum
musyrikin, namun imannya tetap tegar dan teguh, bahkan menjadi pendukung
agama melalui hartanya dan segala sesuatu yang beliau miliki, sehingga dia
merelakan seluruh hartanya untuk diinfakkan sehingga dalam riwayat
diceritakan : bahwa beliau memiliki uang sebanyak 40 ribu Dirham yang
diinfakkan dijalan Allah, beliau juga membeli budak yang berasal dari kalangan
kaum muslimin, kemudian beliau melepasnya dan memerdekakannya.
PEMBAHASAN
Beliau bernama Abu Bakar –semoga Allah meridloinya-, sedangkan nama asli
beliau dimasa jahiliyah adalah Abdul Ka’bah bin Utsman bin Amir, lalu Rasulullah
memberinya nama Abdullah, lengkapnya Abdullah bin Abu Quhafah, sedangkan
ibunya bernama Ummul Khair, Salma binti Shar. Beliau lahir di kota Mekkah
setelah dua tahun setengah dari lahirnya Rasulullah saw, dan beliau merupakan
seseorang yang terhormat dan hafal tentang keturunan suku-suku Quraisy, seorang
pedagang yang memiliki perangai yang sangat mulia. Abu Bakar merupakan
seseorang yang jujur dan dekat kepada Rasulullah saw, dan da’wah yang
disampaikan Rasulullah saw kepada Islam tanpa ragu beliau segera mengikuti dan
menganutnya; karena beliau sangat mengetahui kebenaran nabi saw dan
kejujurannya, Nabi saw pernah bersabda : “Tidak ada seseorang yang aku serukan
masuk Islam ada dalam dirinya ada rasa keraguan, ketidak pasitan dan penuh
pertimbangan, kecuali Abu Bakar, beliau sama sekali tidak merasa ragu saat saya
ingatkan kepadanya dan tidak ada keraguan didalamnya”. (Ibnu Hisyam). Abu
Bakar berjuang bersama Rasulullah saw, sehingga dengan hal tersebut Rasulullah
saw memberikan pujian kepada beliau dengan bersabda: Sekiranya saya boleh
mengambil seseorang untuk dijadikan (khalil) teman dekat; maka aku akan memilih
Abu Bakar, tapi beliau adalah saudaraku dan sahabatku”. (Al-Bukhari). Dan
semenjak Abu Bakar mengikrarkan keislamannya, beliau terus berjihad
menyebarkan da’wah Islam, sehingga melaluinya masuk lima sahabat yang
dijanjikan masuk ke dalam surga, mereka adalah : Utsman bin Affan, Az-Zubair bin
Awwam, Tholhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur Rahman bin Auf
–semoga Allah meridloi mereka semua.
Pada Awalnya da’wah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka Abu
Bakar senang mengisi dunia seluruhnya dengan sinar yang baru, mempublikasikan
Rasulullah saw dihadapan pemuka Quraisy, maka Abu Bakar mengajak Rasulullah
saw pergi ke Ka’bah, memberikan pengarahan kepada kaum musyrikin saat itu,
namun Rasulullah saw menyuruh beliau untuk bersabar, tapi setelah beliau
mendesaknya akhirnya Rasulullah saw menyetujuinya, sehingga pergilah Abu Bakar
ke Ka’bah dan berpidato dihadapan manusia menyeru kepada kaum musyrikin untuk
mendengarkan Rasulullah saw, semenjak saat itu beliau dijuluki sebagai orang
pertama yang berani berpidato menyeru kepada Allah, namun saat beliau akan
berbicara, orang-orang musyrikin menghantamnya dari berbagai penjuru dan
memukulnya hingga hampir saja mereka membunuhnya, namun setelah beliau
siuman beliau malah bertanya tentang keadaan Rasulullah saw sehingga dirinya
merasa tenang, dan ketika dikabarkan bahwa Rasulullah saw dalam keadaan baik-
baik saja, beliau sangat senang dan bergembira sekali. Abu Bakar juga berusaha
menjadi tameng dan penopang Rasulullah saw dengan sekuat tenaganya. Suatu
ketika, disaat beliau duduk-duduk diemperan rumahnya, datang seseorang dengan
tergesa-gesa, dan berkata : temui teman kamu sekarang juga, maka beliaupun segera
pergi untuk menemui Rasulullah saw, maka beliau mendapati Rasulullah saw
sedang sholat di Ka’bah, sedang dihadapannya sudah ada Uqbah bin Abi Mu’ith
sedang mencekik leher Rasulullah saw dengan kain, maka secepat mungkin Abu
Bakar mendorong Uqbah dari Rasulullah saw dan berkata : apakah kamu ingin
membunuh seseorang yang mengatakan bahwa Tuhan saya adalah Allah ?! akhirnya
kaum musyrikin mengerumuninya dan memukulinya hingga pingsan, dan setelah
beliau kembali siuman pertama kali yang diucapkan melalui lidahnya adalah : Apa
yang sedang di perbuat Rasulullah saw ?
Abu Bakar selalu berjuang bersama Nabi saw dan menanggung siksaan yang
dihadapinya dalam menyebarkan Islam, sampai pada akhirnya Rasulullah saw
mengijinkan para sahabatnya untuk melakukan Hijrah ke Habsyah, maka Abu
Bakarpun melakukan hijrah ke Negeri Habsyah, saat beliau sampai pada suatu
tempat yang jauhnya seperti menempuh perjalanan selama 5 malam, beliau bertemu
dengan Ibnu Ad-Dagnah salah seorang dari pemuka Makkah, dia berkata kepada
Abu Bakar : “Mau pergi kemana wahai Abu Bakar ? Abu Bakar berkata : “Saya
diusir oleh kaum saya maka sayapun pergi meninggalkannya agar saya dapat leluasa
menyembah Tuhan saya”. Ibnu Ad-Dagnah berkata lagi : “Orang seperti kamu tidak
boleh terusir dan diusir, saya adalah tetanggamu (yang akan melindungimu),
kembalilah, dan sembahlah Tuhanmu di negrimu”. Maka beliaupun akhirnya
kembali bersama Ibnu Ad-Dagnah, lalu beliau berkata kepada kaum Quraisy :
“Sesungguhnya Abu Bakar tidak boleh diusir dan terusir” mereka berkata
kepadanya : “Suruhlah dia menyembah Tuhannya di rumahnya sehingga tidak
menyakiti perasaan kami, jangan disebar luaskan, karena kami khawatir dia dapat
menyebarkan fitnah terhadap anak-anak perempuan kami”. Akhirnya beliaupun
menyembah (melakukan ibadahnya) dirumahnya sendiri. Lalu beliau berfikir ingin
membangun sebuah masjid diteras rumahnya agar bisa sholat didalamnya dan
membaca Al-Qur an, namun saat beliau membaca Al-Qur an para wanita dan anak-
anak dari kalangan musyrikin mengintipnya dan mendengarkan bacaannya, dan
mereka sangat tertarik sekali, Abu Bakar sendiri memang memiliki hati yang
lembut, sering menangis saat sedang membaca Al-Qur’an, maka penduduk
Mekkahpun menjadi berang dan merasa khawatir kembali, akhirnya mereka
mengutus seseorang untuk menemui Ibnu Ad-Dagnah, setelah mereka sampai
kepada ibnu Ad-Dagnah, mereka berkata : sesungguhnya kami telah membiarkan
Abu Bakar tinggal bersamamu agar dia dapat beribadah kepada Tuhannya didalam
rumahnya, namun dia telah melanggarnya sehingga dia membuat masjid dipelataran
rumahnya, kemudian malakukan shalat dan membaca Al-Qur’an didalamnya, kami
sangat khawatir dia menyebarkan fitnah kepada anak-anak perempuan dan lelaki
kami, maka dia harus mengikuti perkataanmu atau diusir saja dia. Maka Ibnu Ad-
Dagnahpun pergi menemui Abu Bakar dan berkata kepadanya : saya berikan pilihan
kepadamu, apakah engkau mau menuruti permintaan kaum Quraisy atau engkau
tinggalkan hidup dibawah perlindunganku, karena saya tidak ingin mendengar dari
kalangan Arab saya menyimpan seseorang yang suka melanggar (perjanjian
kepadanya), setelah itu dengan penuh keparcayaan diri dan yakin Abu Bakar berkata
: saya pilih melepas dari tanggunganmu, dan saya lebih rela dibawah perlindungan
Allah.
Setelah itu Abu Bakar sering menghadapi penyiksaan dan intimidasi dari keum
musyrikin, namun imannya tetap tegar dan teguh, bahkan menjadi pendukung
agama melalui hartanya dan segala sesuatu yang beliau miliki, sehingga dia
merelakan seluruh hartanya untuk diinfakkan sehingga dalam riwayat diceritakan :
bahwa beliau memiliki uang sebanyak 40 ribu Dirham yang diinfakkan dijalan
Allah, beliau juga membeli budak yang berasal dari kalangan kaum muslimin,
kemudian beliau melepasnya dan memerdekakannya. Dan saat perang terjadi ketika
Rasulullah saw memobilisasi sahabatnya untuk menginfakkan dan menyumbangkan
hartanya, maka Abu Bakar langsung membawa seluruh hartanya kemudian
memberikannya kepada Rasulullah saw, dan melihat demikian Rasulullah saw
berkata : Adakah sesuatu yang engkau sisakan untuk keluarga kamu ? beliau berkata
: Saya tinggalkan mereka Allah dan Rasul-Nya, kemudian datanglah Umar dengan
membawa setengah dari hartanya, lalu Rasulullah saw berkata kepadanya : adakah
sesuatu yang engkau tinggalkan untuk keluargamu ? Umar menjawab : Ya, setengah
dari harta saya. Ketika Umar mendengar apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar
beliau berkata : “Demi Allah saya tidak akan pernah bisa mengungguli Abu Bakar”.
(At-Turmudzi)
Abu Bakar juga sangat mencintai Rasulullah saw, sebagaimana Rasulullah saw
juga sangat mencintainya, suatu hari Nabi saw ditanya : Siapakah seseorang yang
paling engkau cintai ? beliau berkata : Aisyah. Kemudian ditanya lagi : dari
kalangan laki-laki ? beliau berkata : Bapaknya. (Al-Bukhari).
Suatu hari beliau pernah menaiki gunung Uhud bersama Rasulullah saw, Umar
dan utsman –semoga Allah meridlai keduanya-, maka gunung uhudpun bergetar,
lalu Rasulullah saw bersabda : “Diamlah engkau wahai Uhud, tidak ada yang
membebani engkau disini kecuali Nabi, seorang yang shiddiq, dua calon mati
syahid”. (Al-Bukhari)
Saat terjadi peristiwa Isra dan Mi’raj, Rasulullah saw menceritakan kepada umat
bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari Masjid Haram ke Masjid Aqsha,
kemudian naik menuju langit yang ketujuh, kaum musyrikin mencemoohkannya
sambil berkata : bagaimana mungkin ini bisa terjadi, padahal kami butuh waktu
sampai sebulan agar bisa sampai ke Baitul Maqdis ? kemudian mereka segera pergi
menemui Abu Bakar, dan menceritakan akan hal tersebut : bahwa sahabat Kamu
mengklaim telah melakukan perjalanan ke Baitul Maqdis ! Abu Bakar menjawab :
jika beliau telah berkata demikian jelas merupakan kebenaran, sungguh saya
mempercayainya terhadap berita langit (wahyu) yang datang kepadanya. Maka
semenjak itulah Rasulullah saw menjulukinya dengan Ash-shidiq (orang yang
bersifat jujur dan benar).(IbnuHisyam)
Sebagaimana Abu Bakar juga selalu menjadi penolong dan pendukung
Rasulullah saw disaat beliau mendapatkan pertentangan dari kaum muslimin saat
terjadinya perjanjian Hudaibiyah. Saat Allah SWT mengijinkan kepada Rasulullah
saw untuk Hijrah, Rasulullah saw memilih beliau untuk menjadi teman dan
pendampingnya dalam melakukan hijrah, tinggal di Gua Tsur selam tiga hari, dan
saat kaum musyrikin berdiri di depan lubang gua, Abu Bakar sangat khawatir dan
cemas terhadap Rasulullah saw, dan berkata : wahai Rasulullah, kalau saja mereka
melihat kebawah kaki mereka, maka kita akan terlihat, maka Rasulullah saw berkata
kepadanya : “Apa pendapat kamu wahai Abu Bakar dengan dua orang dan yang
ketiga adalah Allah”. (Al-Bukhari)
Abu Bakar juga selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah saw dan tidak
pernah ketinggalan walaupun sekali, dan Rasulullah saw sangat mengenal
kepribadian beliau, sehingga Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepadanya
dengan Surga, beliau bersabda : “Tidak seorangpun diantara kita memiliki tangan
yang menyamai apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar, karena beliau disisi kami
memiliki tangan yang Allah akan menggantinya yang lebih baik di hari Kiamat”.
(At-Turmudzi).
Beliau juga sangat antusias dan hati-hati dalam mengamalkan perintah-perintah
Allah, suatu hari beliau mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang
menjulurkan bajunya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya dihari
Kiamat”. Lalu Abu Bakarpun berkata : “Salah satu dari baju saya tidak akan
digunakan kecuali saya telah berjanji melaksanakan sabda tersebut”. Rasulullah
sawpun berkata kepadanya : “Sesungguhnya yang kamu lakukan itu bukanlah
termasuk katagori sombong”. (Al-Bukhari)
Beliau juga orang yang paling takut kepada Allah, beliau pernah berkata :
“Sekiranya salah satu dari kaki saya masuk surga lalu yang lainnya di luar, saya
belum merasa aman akan lepas dari murka Allah (Adzab).
Setelah Rasulullah saw meninggal dunia, sebagian sahabat berkumpul
disinggasana Rasulullah saw dan mengemukakan pandangan bahwa mereka tidak
percaya akan kepergian Rasulullah saw, Umar berdiri dihadapan mereka dan
mengancam bagi siapa yang berani mengatakan bahwa Rasulullah saw telah
meninggal akan dipenggal lehernya, maka Abu Bakar maju dan masuk kerumah
Rasulullah saw dan membuka kain yang menutupi wajahnya yang mulia, beliau
berkata : “Sungguh harum kematian dan kehidupan engkau wahai Rasulullah”. Lalu
beliaupun keluar menuju kumpulan manusia, dan berkata kepada mereka : “Wahai
sekalian manusia, ketahuilah barangsiapa diantara kalian yang menyembah
Muhammad saw maka sesungguhnya beliau telah meninggal, dan barangsiapa
diantara kalian yang menyembah Allah maka selamanya Allah Hidup dan tidak
pernah mati, karena Allah SWT telah berfirman : “Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad) ? Barang
siapa berbalik kebelakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Allah
akan memberikan balasan kepada orang yang bersyukur”. (Ali Imran : 144)
Setelah itu para pemuka kaum muslimin bergegas menuju tempat pertemuan
untuk menetapkan siapa yang akan menggantikan Rasulullah saw, akhirnya kaum
muslimin saat itu bersepakat membai’at Abu Bakar sabagai khalifah setelah kaum
muhajirin dan Anshor merasa puas dengan keputusan bahwa Abu Bakar adalah
seorang yang cocok menjadi kahlifah setelah Rasulullah saw, kenapa tidak ? padahal
Rasulullah saw pernah menyuruhnya menggantikan beliau dalam memutuskan
perkara kaum muslimin saat baliau dalam keadaan sakit dan sekarat, beliau bersabda
: “Perintahkan Abu Bakar untuk memimpin sholat kepada jamaah”. (Muttaqun
‘alaih).
Setelah beliau dipercaya menjadi khalifah, beliau berdiri dan menyampaikan
pidato pertamanya : “Wahai sekalian manusia, sungguh saya telah diberikan amanah
memimpin kalian semua dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, jika
aku melakukan kebaikan maka tolonglah aku, namun jika melakukan kesalahan
maka luruskanlah, kejujuran merupakan amanah, sedang dusta adalah khianat, orang
yang lemah diantara kalian akan kuat disisiku hingga aku dapat menghilangkan
bebannya insya Allah, sedangkan orang yang kuat diantara kalian lemah disisiku
sampai aku dapat mengambil hak darinya insya Allah, tidaklah suatu kaum
meninggalkan kewajiban jihad kecuali Allah akan hinakan mereka, dan tidaklah
tersebar kemaksiatan dalam suatu kaum kecuali Allah akan menimpakan mereka
bencana, taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun jika saya
menyimpang kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada taat kepadaku atas
kalian”.
Selama kekhilafahannya Abu Bakar telah memerangi kaum murtad dan
pembangkang membayar zakat, beliau berkata : “Demi Allah sekiranya mereka
mencegah saya seikat unta yang mana mereka menunaikan perintah Allah disaat
Rasulullah saw hidup, maka saya akan memerangi mereka”. Dan dalam peperangan
beliau selalu mengajarkan adab berperang, dengan mewasiatkan kepada tentaranya
agar jangan membunuh orang yang sudah tua, anak kecil dan wanita, orang yang
beribadah dirumah ibadah dan jangan membakar tanaman dan menebang
pepohonan. Khalifah Abu Bakar menugaskan prajurit yang dipimpin Usamah bin
Zaid untuk menyerang Romawi, sebagaimana Rasulullah saw telah memberikan
mandat ke Usamah bin Zaid untuk menjadi komandan perang walaupun umurnya
masih relatif muda, dan saat Rasulullah saw meninggal dunia, Abu Bakar bersikeras
memformulasi pasukan seperti yang berjalan di zaman Rasulullah saw, dan beliau
ikut langsung mengiringi pasukan, dimana beliau berjalan kaki sedangkan Usamah
diatas menaiki kendarannya, seekor kuda, lalu Usamah berkata kepada khalifah Abu
Bakar : “Wahai khalifah, sudikah engkau naik kendaraan ini atau saya turun”. Maka
dia berkata : “Demi Allah, saya tidak akan menaiki kendaraan dan engkau jangan
turun dari kendaraan, kenapa saya tidak berani menyentuhkan kaki saya dibumi
menuju jalan Allah”.
Khalifah Abu Bakar juga pernah mengirim pasukan ke negeri Syam, Iraq hingga
akhirnya seluruh penduduknya memeluk agama Islam. Dan diantara prestasi yang
dilakukan dalam masa kekhilafahannya adalah beliau pernah memerintahkan
untuk menyusun kembali Al-Qur’an dan menulisnya setelah banyaknya dari
kalangan para huffadz yang syahid. Khalifah Abu Bakar meninggal pada malam
Selasa, tanggal 22 Jumadil Akhir, tahun 3 Hijriyyah, sedangkan umurnya baru 63
tahun. Adapun yang memandikan jenazah beliau adalah istrinya sendiri yaitu Asma
bin Umais sesuai dengan wasiatnya, dan dikebumikan disamping jenazah Rasulullah
saw. Beliau meninggalkan beberapa anak ; Abdullah, Abdul Rahman, Muhammad,
Aisyah, Asma, Ummi Kultsum –semoga Allah meridloi semuanya. Dan beliau juga
banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw berjumlah lebih dari seratus hadits.
Abu Bakar radhiallohu anhu memiliki banyak sekali keutamaan dan kemuliaan.
Di antara keutamaan-keutamaannya adalah:
a. Paling berjasa dalam membela dakwah Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam.
Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam bersabda:
ب�ى(( ر� �ر� غ�ي ) �يال ل خ� �خ�ذ(ا م�ت �ت� �ن ك �و� و�ل ،Vر� �ك ب �ا �ب أ �ه� و�م�ال �ه� �ت ب ص�ح� ف�ى ع�ل�ى� �اس� الن م�ن�� أ م�ن� �ن� إ
�اب� ب � �ال إ د�، س� � �ال إ ��اب ب ج�د� �م�س� ال ف�ى �ن� �ق�ي �ب ي � ال �ه�، و�م�و�د�ت � �م ال �س� اإل �خ�و�ة� أ �ك�ن� و�ل ،Vر� �ك ب �ا �ب أ �خ�ذ�ت� �ت ال
(( �ر �ك ب �ى ب� أ
“Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dalam persahabatan dan
hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh menjadikan kekasih sejati selain
Robbku, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi
hubunganku dengan-nya hanyalah sebagai saudara seiman dan kecinta-an
kepadanya. Tidaklah terdapat pintu masjid ke-cuali ditutup, kecuali pintu Abu
Bakar.” (HR. al-Bukhari)
b. Sahabat yang paling dicintai oleh Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam. Dari
‘Amr bin al-‘Ash radhiallohu anhu bahwa Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam
meng-utusnya untuk memimpin pasukan dalam perang Dzatus Salasil, lalu aku
mendatangi beliau dan bertanya kepada Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam,
‘Siapakah orang yang paling engkau cintai?’, maka beliau menjawab:
)) : .(( )) : �ن�(( )). ب ع�م�ر� �م� ث ق�ال� ؟ م�ن� �م� ث ق�ل�ت� �وه�ا �ب أ ف�ق�ال� ؟ ج�ال� الر� م�ن� ف�ق�ل�ت� ة� �ش� ع�ائ
. .(( ) اال ر�ج� ف�ع�د� �خ�ط�اب� ال
“‘Aisyah”, aku bertanya lagi, ‘Dari kalangan laki-laki?’. Lalu beliau
menjawab: “Bapaknya (yakni Abu Bakar)”, ke-mudian siapa lagi?”. Beliau
berkata: “Kemudian ‘Umar bin al-Khaththab.”. Dan kemudian beliau menyebut
beberapa orang lagi. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
c. Selalu terdepan dalam setiap kebaikan.
‘Umar bin al-Khaththab radhiallohu anhu berkata:
: �ن� إ Vر� �ك ب �ا �ب أ �ق� ب س�� أ �و�م� �ي ال ف�ق�ل�ت� �د�ى، ع�ن ) م�اال ذ�ل�ك� ف�و�اف�ق� �ص�د�ق� �ت ن �ن� أ �و�م(ا ي �ه� الل س�ول� ر� �ا ن م�ر�
� أ
. : .(( )) : . �ه� �ل م�ث ق�ل�ت� �ه�ل�ك� أل �ت� �ق�ي �ب أ م�ا �ه� الل س�ول� ر� ف�ق�ال� م�ال�ى �ص�ف� �ن ب �ت� ئ ف�ج� �و�م(ا، ي �ه� �ق�ت ب س�
. �ك�: : (( �ه�ل أل �ت� �ق�ي �ب أ م�ا �ه� الل س�ول� ر� �ه� ل ف�ق�ال� �د�ه�، ن ع� م�ا �ل� �ك ب عنه الله رضى Vر� �ك ب �و �ب أ �ى �ت و�أ ق�ال�
(( . �د(ا: �ب أ Vى�ء ش� �ل�ى إ �ق�ك� اب س�� أ � ال ق�ل�ت� �ه� ول س� و�ر� �ه� الل �ه�م� ل �ت� �ق�ي �ب أ ق�ال�
“Pada suatu hari Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam memerintahkan kami
untuk bershadaqah, dan saat itu kebetulan saya memiliki sejumlah harta. Lalu saya
bergumam, ‘Hari ini saya akan mendahului Abu Bakar, kalau suatu hari saya
mampu mendahuluinya. Akhirnya saya mendatangi Rosululloh shalallohu alaihi wa
sallam dengan membawa separuh hartaku.’. Maka Rosululloh shalallohu alaihi wa
sallam bertanya kepada saya: “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”.
Sayapun menjawab, ‘Separuhnya lagi.’. Lalu datanglah Abu Bakar radhiallohu
anhu dengan membawa semua yang ia miliki, dan berkatalah Rosululloh shalallohu
alaihi wa sallam kepadanya: “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”. Ia
menjawab, ‘Aku tinggalkan untuk mereka Alloh dan Rosul-Nya.’. Sayapun berkata,
‘Aku tidak akan pernah bisa mendahuluimu dalam hal apapun.’ (HR. Abu Dawud
dihasankan al-Albani)
Dari riwayat tersebut para ulama tafsir menyatakan bah-wa yang dimaksud
dalam firman Alloh subhanahu wa ta’ala berikut ini ada-lah dirinya, yaitu Abu
Bakar as-Shiddiq radhiallohu anhu,
“Dan kelak akan dijauhkan dari neraka itu orang yang paling bertakwa, yaitu
orang yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh) untuk membersihkan diri-nya.”
(QS. al-Lail [92]: 17-18)
d. Sahabat yang dijuluki oleh Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam
sebagai ash-shiddiq yaitu orang yang paling jujur lagi terpercaya.
Dari Qatadah radhiallohu anhu, bahwa Anas bin Malik radhiallohu anhu mencerita-
kan kepada mereka bahwa Nabi shalallohu alaihi wa sallam menaiki gunung Uhud
bersama Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman, saat itu tiba-tiba gunung Uhud
berguncang, maka beliau shalallohu alaihi wa sallam bersabda:
ه�يد�ان�(( )) و�ش� �و�ص�د�يق �ى; �ب ن �ك� �ي ع�ل �م�ا �ن ف�إ �ح�د�، أ �ت� �ب اث
“Tenanglah Uhud, karena sesungguhnya yang ber-ada di atasmu adalah
seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang yang syahid.” (HR. al-Bukhari)
e. Sahabat yang menjadi pendamping Rosululloh shalallohu alaihi wa
sallam saat beliau diburu oleh orang-orang kafir Quraisy. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
“Jikalau kalian tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Alloh telah
menolongnya; (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah)
mengeluarkannya (dari Makkah) sedang ia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada da-lam gua, di waktu ia berkata kepada temannya: “Ja-nganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Alloh beserta kita.” (QS. at-Taubah (9): 40)
Disebutkan dalam sirah, bahwa sesampainya mereka berdua di depan gua Tsur,
Abu Bakar radhiallohu anhu berkata: “Demi Alloh, wahai Rosululloh shalallohu
alaihi wa sallam, janganlah engkau masuk ke dalam gua ini sebelum aku masuk
terlebih dahulu. Jika di dalamnya ada sesuatu yang berbahaya, biarkanlah saya yang
terkena terlebih dahulu, asal tidak ada musibah yang me-nimpamu. Lalu Abu Bakar
radhiallohu anhu memasuki gua dengan me-nyingkirkan kotoran dan sampah yang
menghalanginya. Lalu ia merobek mantel yang ia kenakan menjadi dua bagian guna
menutup lubang dan celah yang ada di dalam gua, karena ia khawatir akan keluar
binatang tertentu yang da-pat melukai Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam.
Setelah ia merasa bahwa kondisi-nya telah aman, Abu Bakar radhiallohu anhu
berkata kepada beliau: “Ma-suklah!”, maka beliau pun masuk ke dalam gua. Setelah
mengambil tempat di dalam gua, beliau merebahkan kepa-lanya di atas pangkuan
Abu Bakar dan tertidur. Tiba-tiba Abu Bakar disengat hewan dari lubang dekat
tempat duduk-nya. Namun ia tidak berani bergerak, karena takut akan mengganggu
tidur Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam. Dengan menahan sakit, akhirnya air
matanya menetes ke wajah beliau. Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam pun
terbangun dan bertanya: “Apa yang terjadi denganmu, wahai Abu Bakar?”. Abu
Bakar menjawab: “Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, aku digigit binatang”.
Kemudian Ro-sululloh shalallohu alaihi wa sallam meludahi bagian yang digigit
tersebut sehingga hilang rasa sakitnya.
f. Sahabat yang paling bersemangat dalam mengerjakan amal kebajikan.
Dari Abu Hurairah radhiallohu anhu, ia berkata bahwa: Rosululloh shalallohu alaihi
wa sallam bertanya:
)) : . : �ع�(( )). �ب ت ف�م�ن� ق�ال� �ا �ن أ �ه� ع�ن الله� ض�ي� ر� Vر� �ك ب �و �ب أ ق�ال� �م(ا ص�ائ �و�م� �ي ال �م� �ك م�ن �ح� ص�ب� أ م�ن�
)) : . : �و�م� )). �ي ال �م� �ك م�ن �ط�ع�م� أ ف�م�ن� ق�ال� �ا �ن أ �ه� ع�ن الله� ض�ي� ر� Vر� �ك ب �و �ب أ ق�ال� ة( �از� ن ج� �و�م� �ي ال �م� �ك م�ن
.(( )) : . : ق�ال� )). م�ر�يض(ا �و�م� �ي ال �م� �ك م�ن ع�اد� ف�م�ن� ق�ال� �ا �ن أ �ه� ع�ن الله� ض�ي� ر� Vر� �ك ب �و �ب أ ق�ال� (ا ك�ين م�س�
)) : . : ف�ى �م�ع�ن� ت اج� م�ا �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى �ه� الل س�ول� ر� ف�ق�ال� �ا �ن أ �ه� ع�ن الله� ض�ي� ر� Vر� �ك ب �و �ب أ
�ة )). ن �ج� ال د�خ�ل� � �ال إ Vام�ر�ئ
“Siapa di antara kalian yang berpuasa hari ini?”. Abu Bakar radhiallohu anhu
menjawab, ‘Saya.’. Lalu Nabi shalallohu alaihi wa sallam bertanya kembali:
“Siapa di antara kalian yang hari ini telah mengiringi je-nazah?”. Abu Bakar
radhiallohu anhu menjawab, ‘Saya.’. Nabi shalallohu alaihi wa sallam pun me-
lanjutkan pertanyaannya dan berkata: “Siapa di antara kalian yang telah memberi
makan kepada orang miskin?”. Abu Bakar radhiallohu anhu menjawab lagi,
‘Saya.’. Rosul shalallohu alaihi wa sallam pun berta-nya kembali: “Siapa di antara
kalian yang telah menjenguk orang yang sakit?”. Abu Bakar radhiallohu anhu
kemudian menjawab, ‘Saya.’. Mendengar itu semua Rosululloh shalallohu alaihi wa
sallam bersabda: “Ti-daklah semua hal tadi terkumpul dalam diri seseorang,
kecuali ia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
g. Beliau adalah sahabat Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam yang
paling utama. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallohu anhu ia berkata:
�م�ان� ع�ث �م� ث ، �خ�ط�اب� ال �ن� ب ع�م�ر� �م� ث ،Vر� �ك ب �ا �ب أ �ر� ي �خ� ف�ن �ى� �ب الن م�ن� ز� ف�ى �اس� الن �ن� �ي ب �ر� ي �خ� ن �ا �ن ك
�ه�م� ع�ن الله� ض�ي� ر� ع�ف�ان� �ن� ب
“Dahulu kami memilih manusia yang terbaik pada zaman Nabi shalallohu
alaihi wa sallam, maka kami memilih Abu Bakar, kemudian ‘Umar bin al-Khathab,
kemudian ‘Utsman bin ‘Affan.” (HR. al-Bukhari)
Penilaian para sahabat tersebut juga dibenarkan oleh ‘Ali bin Abi Thalib
radhiallohu anhu, Khalifah yang keempat. Muham-mad bin al-Hanafiyyah (salah
seorang putera ‘Ali radhiallohu anhu ) ber-kata:
: . : �م�( ث ق�ال� ؟ م�ن� �م� ث ق�ل�ت� Vر� �ك ب �و� ب� أ ق�ال� ؟ الله� و�ل� س� ر� �ع�د� ب ��ر ي خ� �اس� الن ي�
� أ �ي� �ب أل ق�ل�ت�
( : : . �ن�. �م�ي ل �م�س� ال م�ن� �ج�ل ر� � �ال إ �ا �ن أ م�ا ق�ال� ؟ �ت� �ن أ �م� ث ق�ل�ت� ��م�ان ع�ث �ق�و�ل� ي �ن� أ �ت� ي و�خ�ش� �ع�م�ر
“Saya pernah bertanya kepada ayahku (‘Ali bin Abi Thalib radhiallohu anhu),
‘Siapakah manusia terbaik setelah Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam?”.
Beliau menjawab: “Abu Bakar.”. Saya bertanya lagi, “Kemudian siapa?”, maka
beliau menjawab: “Kemudian ‘Umar.”. Akupun khawatir jika beliau menyebutkan
‘Utsman setelah mereka berdua, maka aku katakan, ‘Kemudian eng-kau.’. Ia
menjawab, ‘Aku hanyalah salah seorang dari kaum Muslimin.” (HR. al-Bukhari)
Keutamaan Abu Bakar radhiallohu anhu juga diakui oleh para sahabat lain yang
hidup sezaman dengannya. Mereka semua memuji dan mencintainya. Demikian
pula para tabi’in, generasi yang datang setelah para sahabat, semuanya
mencintainya. al-Baihaqi rahimahulloh meriwayatkan dalam Syu’ab al-Iman dari
‘Umar bin al-Khaththab radhiallohu anhu bahwa ia berkata, “Seandainya iman Abu
Bakar ditimbang dengan iman seluruh pendu-duk bumi, niscaya akan lebih berat
iman Abu Bakar ash-Shiddiq!”. Ketika Abu Bakar radhiallohu anhu wafat dan telah
dikafani, ‘Ali bin Abi Thalib radhiallohu anhu masuk untuk menengoknya, seraya
berkata, “Tidak ada seroangpun yang menghadap Allah dengan ki-tab catatan amal
yang lebih aku sukai dari orang ini.”. ‘Ali radhiallohu anhu juga pernah berkata.
“Barangsiapa yang meng-anggap aku lebih utama dari pada Abu Bakar dan ‘Umar,
maka aku akan mencambuknya seperti orang yang melem-parkan tuduhan dusta
(yaitu dicambuk sebanyak 80 kali).” asy-Sya’bi rahimahulloh (seorang imam di
kalangan tabi’in) ber-kata: “Allah telah mengkhususkan Abu Bakar dengan empat
perkara yang tidak Dia berikan kepada seorang pun di antara hamba-hamba-Nya:
Dia menyebutnya dengan ash-Shiddiq dan tidak seorang pun yang digelari ash-
Shiddiq selainnya, ialah yang menemani Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam
ketika di gua Tsur. Ialah pendampingnya ketika beliau hijrah, dan ialah yang disuruh
oleh Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam untuk mengimami shalat sementara
kaum Muslimin yang lain sebagai mak-mumnya.”
h. Mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan memasuki surga dari ke
delapan pintunya.
Dari Abu Hurairah radhiallohu anhu bahwa Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam
bersabda:
. ف�م�ن�(( ��ر ي خ� ه�ذ�ا �ه� الل �د� ع�ب �ا ي �ة� ن �ج� ال �و�اب� ب� أ م�ن� �ود�ى� ن �ه� الل �يل� ب س� ف�ى �ن� ي و�ج� ز� �ف�ق� �ن أ م�ن�
�اب� ب م�ن� د�ع�ى� �ج�ه�اد� ال �ه�ل� أ م�ن� �ان� ك و�م�ن� �ة�، الص�ال �اب� ب م�ن� د�ع�ى� �ة� الص�ال �ه�ل� أ م�ن� �ان� ك
د�ع�ى� الص�د�ق�ة� �ه�ل� أ م�ن� �ان� ك و�م�ن� ، �ان� ي الر� �اب� ب م�ن� د�ع�ى� � �ام الص�ي �ه�ل� أ م�ن� �ان� ك و�م�ن� �ج�ه�اد�، ال
: . ع�ل�ى م�ا �ه�، الل س�ول� ر� �ا ي م�ى� و�أ �ت� �ن أ �ى ب
� �أ ب �ه� ع�ن الله� ض�ي� ر� Vر� �ك ب �و �ب أ ف�ق�ال� الص�د�ق�ة� �اب� ب م�ن�
: �ع�م، ن ق�ال� �ه�ا �ل ك �و�اب� ب� األ �ل�ك� ت م�ن� ��ح�د أ �د�ع�ى ي ف�ه�ل� ،Vة ور� ض�ر� م�ن� �و�اب� ب
� األ �ل�ك� ت م�ن� د�ع�ى� م�ن�
�ه�م� )) م�ن �ون� �ك ت �ن� أ ج�و ر�� و�أ
“Barangsiapa yang menafkahkan sepasang (yakni sepasang kuda, atau dinar
dan dirham, atau sepasang yang lainnya) di jalan Alloh, ia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Alloh, inilah ke-baikan. Barangsiapa termasuk
dari ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang termasuk
dari ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang termasuk ahli
puasa, ia akan di-panggil dari pintu ar-Rayyan. Barangsiapa yang ter-masuk dari
ahli shodaqoh, ia akan dipanggil dari pintu shodaqoh.”
Lalu Abu Bakar radhiallohu anhu berkata: “Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu
wahai Rosululloh, cukuplah seseorang dipang-gil dari salah satu pintu tersebut,
lalu adakah yang dipanggil dari seluruh pintu?” Rosululloh shalallohu alaihi wa
sallam menjawab: “Ada, dan saya berharap engkau termasuk orang yang dipanggil
dari seluruh pintu tersebut.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari paparan diatas adalah bahwa Abu Bakar
Ash-Shiddiq merupakan khalifah pertama dalam Khulafa al-Rasyidin setelah
meninggalnya Rasulullah Muhammad SAW. Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq
karena selalu membenarkan perkataan Rasulullah Muhammad SAW. Abu Bakar dipilih
menjadi khalifah yang pertama karena selama masa sakit Rasulullah SAW saat
menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat
menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar
akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematian Rasulullah SAW (632),
dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di
Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru
umat Islam atau khalifah Islam.
Selama menjalani kekhalifahan ada hambatan yang dihadapi, namun banyak
juga prestasi yang dicapai oleh Abu Bakar. Oleh karena peristiwa yang terjadi sungguh
beragam, Abu Bakar sebagai sahabat-sahabat yang meneruskan perjuangan Nabi
Muhammad kiranya pantas untuk dijadikan sebagai rujukan saat kita akan
melaksanakan sesuatu dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2008.Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Dalam hbis.wordpress.com
diakses pada tanggal 4 Desember 2010
Anonimb.2008.Sahabat nabi saw Abubakar ash-shiddiq. Dalam
hasimpci.wordpress.com diakses pada tanggal 4 Desember 2010
Anonimc.2010.Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallohuanhu bag2. Dalam
artikel.bukusaku.net diakses pada tanggal 4 Desember 2010