makalah kewirausahaan.docx

25
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN PERANAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA NAMA : HAVIDH M YUSUF NIM : 140 649 910 303 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN INFORMATIKA

Upload: hafit-sirens

Post on 31-Jan-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KEWIRAUSAHAAN DALAM

MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA

NAMA : HAVIDH M YUSUF

NIM : 140 649 910 303

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN INFORMATIKA

Page 2: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Di era globalisasi ini, sudah menjadi hal yang tidak asing ketika kita mendengar kata

“pengangguran”, sering kita mendengar keluhan dari orang yang tidak mendapat atau

mempunyai pekerjaan. Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997

membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi

Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan

tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa

mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya

hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta

pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan

dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.

Sehingga dibutuhkan suatu kreatifitas dari masyarakat saat ini agar terhindar dari

pengangguran, hal yang pasti bisa dilakukan adalah berwirausaha. Jika dahulu kewirausahaan

merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan,

maka sekarang ini paradigma tersebut telah bergeser karena masyarakat yang tidak berbakat dan

semua orang bisa melakukannya. Kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin ilmu yang

mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi

tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Setiap tahun jumlah pengangguran kian menumpuk. Sebenarnya mereka termasuk

kelompok usia yang konsumtif dan belum produktif. Hal itu tentu akan menghambat

pertumbuhan karena pertambahan pendapatan sebagian besar akan habis dikonsumsi oleh orang

yang masih menganggur atau belum bekerja. Jika hal itu dibiarkan terus- menerus jumlah

pengagguran semakin besar dan pada suatu saat dapat menjadi bumerang dalam pembangunan.

Hal semacam itu tentu tidak kita inginkan.

Di dalam mengurangi jumlah pengangguran terlepas dari kualitasnya yang rendah,

minimal para pengangguran tersebut harus diberi lapangan pekerjaan sesuai dengan masing-

masing bidang. Dengan demikian, status pengangguran yang tadinya merupakan manusia yang

Page 3: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

konsumtif, akan bergeser menjadi manusia yang produktif. Hal itu akan mempunyai dampak

yang sangat positif bagi pemba ngunan yaitu:

1. Akan mengurangi beban ketergantungan (dependency ratio);

2. Meningkatkan pendapatan atau kesejah teraan masyarakat.

Penganggur tersebut pada umumnya bukan tidak mau bekerja, melainkan sulit

mendapatkan pekerjaan.

Mengingat pentingnya masalah tersebut kiranya perlu diadakan cara penanggulangan

terutama dalam mengurangi jumlah pengangguran. Pemecahan masalah ini cukup mudah yaitu

asal diberikan pekerjaan selesailah masalah pengangguran tersebut. Akan tetapi di dalam

pelaksanaannya tidaklah semudah itu. Untuk membuka lapangan pekerjaan baru memerlukan

dana yang cukup besar, selain dana perlu diberikan pelatihan kewirausahaan pada pengangguran

agar para pengangguran mempunyai modal keterampilan dalam dunia kerja yang akan digeluti.

Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan,

sehingga setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai seorang wirausahawan

(entrepreneur). Bahkan untuk menjadi wirausahawan sukses, memiliki bakat saja tidak cukup,

tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Tugas dari

wirausaha sangat banyak, antara lain tugas mengambil keputusan, kepemimpinan teknis, dan

kepemimpinan, oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana, salah satunya pendidikan.

Page 4: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.    Pengertian Kewirausahaan.

Secara sederhana arti wirausahawan (Entepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan

berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam

kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam fikirannya selalu berusaha

mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat

memberi keuntungan. Resiko kerugian merupakn hal biasa karena mereka

memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. bahkan, semakin besar

resiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula keuntungan yang

dapat diraih.

Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupak

kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian

ini mengandung maksud bahwa seseorang wirausahawan adalah orang yang

memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari

yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang

sudah ada sebelumnya.

Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu

proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan

menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Usaha). Pendapat ini

tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas. Artinya, untuk menciptakan

sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang tinggi.

Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk

mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari

sebelumnya.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan

merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.

Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang

Page 5: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah

sebelumnya.

B.     Karakteristik Wirausaha

Dalam berwirausaha, bukan hanya materi yang dibutuhkan untuk

membangun usaha. Namun lebih dari itu, diperlukan karakter khusus agar

menjadi seorang wirausahawan sejati, yang dapat berhasil. Berhasil disini

adalah memperoleh kapuasan jiwa bahkan kepuasan karena dapat

menciptakan lapangan pekerjaan. Maka dari itu diperlukan beberapa

karakter untuk menunjang sebuah wirausaha:

1.      Motif Berprestasi Tinggi

2.      Selalu Perspektif (sudut pandang kedepan)

3.      Memiliki Kreatifitas Tinggi

4.      Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

5.      Mandiri atau Tidak Ketergantungan

6.      Berani Mengambil Resiko

7.      Selalu Mencari Peluang

8.      Memiliki Jiwa Kepemimpinan

9.      Memiliki Kemampuan Manajerial

C.    Arti Penting Wirausaha Dalam Pembangunan.

Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai

sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak menggantungkan diri untuk

penghasilannya kepada orang lain. Untuk mendirikan perusahaannya ia menghimpun sumber-

sumber atau faktor produksi dan menyusun organisasi perusahaan. Karena tindakan-tindakan itu

mempunyai berbagai dampak. Pertama, kepada dirinya sendiri, yaitu menciptakan lapangan

kerja bagi diri dan penghasilan. Kedua, kepada masyarakat dan pemerintah, yaitu menciptakan

lapangan kerja bagi tenaga kerja yang lain serta penghasilan, mengerjakan sumber-sumber bahan

baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat, menciptakaan

teknologi sehingga menambah akumulasi untuk untuk teknologi yang sudah ada dalam

masyarakat, mendorong investasi di bidang-bidang lain, memperluas dasar pajak bagi

Page 6: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

pemerintah dan meningkatkan citra bagi suatu bangsa, sehingga secara keseluruhan mendorong

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

BAB III

DESKRIPSI KASUS

Biasanya kecendrungan Negara-negara berkembang adalah ditandai dengan masyarakat

yang memiliki pendapatan perkapita lebih rendah dibandingkan dengan Negara maju dan

biasanya memiliki populasi penduduk yang sangat besar. Sedangkan Crouch

mengkarakteristikkan kondisi Negara-negara baru (Negara berkembang yang merdeka pasca

perang dunia ke II) sangat berbeda dengan Negara maju. Menurutnya, Negara baru belum

memiliki kondisi ekonomi dan sosial yang makmur, kebanyakan penduduknya miskin,

perekonomian menitik beratkan pada sektor pertanian dengan mata pencaharian sebagai petani,

pemikiran-pemikiran modern belum sepenuhnya masuk ke Negara tersebut. Melihat kedua

penjelasan dari kondisi Negara beru diatas, maka Indonesia merupakan salah satu Negara yang

ada didalamnya. Pendapatan masyarakat yang rendah dan tingkat populasi penduduk yang tinggi

menjadi suatau permasalahan yang harus diatasi oleh pemerintah Negara-negara berkembang

dalam upaya mensejahterakan masyarakatnya.

Maka bisa dilihat, pertumbuhan dinegara berkembang memiliki potensi untuk

menumbuhkan perekonomian, hal ini dikarenakan belum sepenuhnya Negara-negara

berkembang memanfaatkan sumber-sumber yang mereka miliki terutama sumber teknologi dan

SDM, sedangkan pada Negara maju pertumbuhan ekonomi menjadi terbatas karena sumber-

sumber yang ada telah semaksimal mungkin digunakannya. Untuk itu, masih ada peluang untuk

Negara berkembang seperti Indonesia untuk mencapai kesejahteraan seperti halnya Negara maju,

tentu dengan upaya memaksimalkan sumber-sumber yang ada, kemudian merumuskannya dalam

susunan strategi pembangunan nasional yang ideal terhadap karakter masyarakat.

Page 7: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

Namun dalam penyusunan strategi pembangunan di Negara-negara berkembang tidak

semuanya berjalan mulus. Banyak factor yang terlibat dalam proses penyusunan strategi

pembangunan nasional, hal ini dikarenakan cakupannya yang sangat luas dan makro sehingga

pertimbangan-pertimbangan stakeholder baik dalam negri maupun adanya campur tangan pihak

lain diluar pemerintahan turut mempengaruhi arah kebijakan pembangunan nasional. Hal ini

mengakibatkan orientasi dalam mengimplementasikan strategi pembangunan nasional salah

sasaran, bukan tujuannya untuk memberikan keadilan, mensejahterakan dan memakmurkan

rakyat malah justru kebijakan pembangunan menjerumuskan rakyat pada kemiskinan structural.

Maka orientasi dalam strategi pembangunan nasional bersifat dinamis karna dipengaruhi

oleh lingkungan pembentuk kebijakan tersebut.

A.    Perubahan masyarakat dan pendekatan pembangunan

Istilah pembangunan pertama kali diperkenalkan oleh Truman (presiden Amerika)

dengan dikeluarkannya kebijakan pembangunan. Dalam perkembangannya akhirnya menjadi

doktrin atas reaksi dalam upaya membendung ide sosialisme-komunisme soviet di Negara

berkembang. Runtuhnya soviet pada perang dingin memberikan gambaran bahwa Negara Eropa

Barat dan Amerika memiliki perekonomian yang mapan dan stabil disamping itu membuktikan

bahwa system demokrasilah yang unggul. Hal ini menjadikan doktrin pembangunan atau biasa

dikenal dengan pembangunan dengan pendekatan modernisasi.

Konsep utama pendekatan pembangunan modernisasi terletak pada terbentuknya relasi

antara Negara pusat (Negara maju) dengan negara pinggiran (Negara berkembang). Menurut

Lenner, proses modernisasi yang terjadi di seluruh Negara didunia memiliki cirri pokok yang

sama, hanya kebetulan modernisasi terlebih dahulu terjadi di Negara barat.1[8] Lenner

menyarankan agar masyarakat di Negara-negara Asia, Afrika, Timur Tengan dan Amerika Latin

memasuki proses pembangunan modernisasi, sehingga pada nantinya terjadi perubahan

masyarakat dalam banyak hal mirip dengan masyarakat Amerika Serikat dan Eropa Barat. Hal

ini merupakan strategi memecahkan masalah keterbelakangan Negara pinggiran.

Pendekatan modernisasi dalam pembangunan masyarakat menjadi popular pada decade

1950-an. Kepopuleran ini dibuktikan dengan keberhasilan doktrin ini meraih simpati 62%

Negara dunia memilih system pemerintahan demokrasi pasca perang dingin. Kemudian atas

1

Page 8: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

pilihan ini, menjadi pertanyaan. Apakah pembangunan system demokrasi akan berkembang pada

Negara-negara yang memilihnya (terutama Negara berkembang). Pendapat Seymour M. Lipset

ada prakondisi yang dapat menimbulkan transisi demokrasi. Menurutnya semakin kaya suatu

Negara, semakin besar peluang Negara tersebut melangsungkan demokrasi.

Tentu prakondisi yang dikemukakan Lipset mengenai pembangunan system demokrasi

kurang sesuai dengan kondisi di Negara-negara berkembang. Sebagaimana yang dikemukakan

Harold Crouch mengenai kondisi di Negara-negara baru yang menurutnya, ada karakteristik

yang berbeda dengan Negara maju. Menurutnya, Negara baru belum memiliki kondisi ekonomi

dan sosial yang makmur, kebanyakan penduduknya miskin, perekonomian menitik beratkan pada

sektor pertanian dengan mata pencaharian sebagai petani, pemikiran-pemikiran modern belum

sepenuhnya masuk ke Negara tersebut.

Tahun 1960-an lahirlah pendekatan depedensi/ pendekatan keterbelakangan sebagai

reaksi atas kegagalan pembangunan yang menyebabkan kemacetan, kemunduran, stagnasi,

maupun keterbelakangan pembangunan di Negara-negara amerika latin. Secara keras pendekatan

ini menentang ide dan konsep pembangunan modernisasi. Secara general konsep pemikiran

pendekatan ketergantungan melihat konsep yang ditawarkan model modernisasi yang justru

menghambat pembangunan Negara berkembang yang penyebab timbulnya kesenjangan dan

keterbelakangan. Adanya kesenjangan dan keterbelakangan dikarnakan adanya relasi antara

Negara maju dengan Negara berkembang. Relasi yang bertemu dalam mekanisme pasar terbuka

justru menjadikan Negara maju dan perusahaan multi nasional akan mendominasi pasar.

Dampaknya terjadi eksploitasi pada Negara-negara berkembang.

Wallestein, salah satu pemikir pendekatan depedensi dengan konsepnya mengenai system

dunia modern (modern world system). Ia menjelaskan hubungan antara Negara-negara utara

yang maju dengan Negara selatan yang sedang berkembang. Wallerstein menggambarkan

dengan posisi center – semi periphery – periphery. Negara center merujuk pada Negara-negara

industry maju dan memiliki capital yang besar. Negara semi periphery adalah Negara yang

paling banyak memainkan peran perantara perdagangan sedangkan periphery adalah Negara

miskin sumber eksploitasi. Mengenai konsepnya, Wallerstein menggambarkan Negara-negara

center mendominasi Negara periphery melalui mekanisme pasar yang timpang, Negara center

melakukan ekstraksi bahan dasar dari Negara periphery. Pada sisi lainnya Negara periphery

Page 9: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

difungsikan sebagai pasar untuk membuang kelebihan produksi. Gambaran ketiga actor dalam

konsepnya akan bertemu mekanisme pasar global.

B.     Pembanngunan nasional periode pemerintahan orde baru, permasalahan social

masyarakat pada pemerintahan pasca orde baru dan peran wirausaha.

Di Indonesia proses industrial berlangsung dalam pemerintahan otoriter orde baru.

Naiknya soeharto kepanggung politik pada decade 1960-an mewarnai perubahan orientasi politik

luar negri Indonesia. Jika dimasa soekarno, Indonesia lebih banyak menjalin hubungan dengan

Negara penganut paham sosialis terutama Soviet dan R.R.C. dimana pada pemerintahan soeharto

Indonesia lebih berpaling ke Negara barat seperti amerika dan jepang dikarnakan ada

kepentingan pemerintahan untuk memulihkan perekonomian nasional. Salah satu cara

pemerintah adalah dengan mengundang kembali para investor asing, terutama investor yang dulu

pernah membangun industrinya di Indonesia. Mengapa para investor asing pergi dari Indonesia?

Dimasa pemerintah soekarno tahun 1958, mereka dipaksa untuk menyerahkan usahanya kepada

pemerintah Indonesia dimana pada saat itu pemerintahan soekarno mengeluarkan kebijakan

untuk memprivatisasi perusahaan-perusahaan asing di Indonesia.

Agar investor asing mau kembali soeharto mengutus Adam Malik untuk mengundang

kembali investor asing dan merundingkan pencairan hutang luar negeri. Akhirnya konsolidasi

politik dilakukan dengan cara membasmi sisa-sisa kekuatan komunis. Kemudian ilmuan politik

bernama robinson memberikan gambaran mengenai alasan mengapa pemerintahan orde baru

memilih strategi penanaman modal asing sebagai strategi pembangunan saat itu dan mengapa

pemerintah mendominasi kehidupan masyarakat.

Menurutnya, pertama dikarenakan lemahnya kelompok-kelompok social ekonomi dalam

berinteraksi dengan Negara. Kedua, gagalnya industrialisasi substitusi import dimana pengusaha

yang diproteksi pemerintah dengan program benteng tidak menghasilkan pengusaha yang

mandiri. Ketiga, peran Negara dominan sebagai actor penggerak pembangunan. Karena

gagalnya penguatan kelompok-kelompok masyarakat, pemerintah juga ambil bagian dalam

kehidupan ekonomi melalui Bhmn. Keempat, menguatnya pandangan yang menganggap bahwa

pembangunan ekonomi hanya efektif bila dijalankan oleh Negara yang stabil, kuat dan

sentralistis-otoritatif. Alas an lainnya dikemukakan oleh Karl D. Jakson dengan konsepnya

dalam menggambarkan pemerintahan soeharto. Ia mendefinisikannya sebagai sebuah system

Page 10: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

politik dimana kekuasaan dan pembuatan keputusan berada di tangan sejumlah elit birokrasi

yang langsung berada dibawah perlindungan kelompok militer. Kemudian ia menggambarkan,

mengapa kebijakan pembangunan pemerinyahan orde baru lebih condong pada ekonomi liberal.

Alasannya karena soeharto dikelilingi oleh para teknokrat berpendidikan barat yang sangat

berperan dalam penentuan strategi industrialisasi.

Konsep pembangunan nasional di masa pemerintahan orde baru dengan konsep program

pembangunan jangka panjang (PJP) disusun setiap lima tahun dengan garis besar haluan Negara

(GBHN) sebagai landasannya. Kalau di perhatikan konsep pembangunan secara lebih terperinci

maka akan sama sepertiyang ditawarkan oleh rostow. Menurut data-data yang beredar disaat itu,

orde baru telah berhasil mengangkat angka pertumbuhan ekonomi yang meyakinkan. Namun

pada sisi lain, keterlibatan masyarakat baik dalam proses maupun dalam pemanfaatan hasil

belum mencapai tingkat yang merata (adil). Sebaliknya, proses dan hasil pembangunan masih

sangat terkonsentrasi pada sekelompok kecil masyarakat, terutama para pemilik modal pribumi

yang terproteksi oleh pemerintah, maka akibatnya terjadi kesenjangan social ditengah-tengah

masyarakat, akibat kebijakan pembangunan yang kurang berorientasi pada pembangunan

kerakyatan yang berkeadilan.

Kondisi pasca jatuhnya orba, Indonesia memasuki masa transisi demokrasi dengan

berlandaskan pada semangat mereformasi. Menuntut bekerja kearah system yang lebih

demokrasi. Hal ini membuka membuka peluang besar kearah partisipasi masyarakat dalam

mengontrol arah gerak pembangunan yang dilakukan pemerintah. Pada sisi lain, sisitem

demokrais memberikan kesempatan besar dibukanya liberalisasi di segala bbidang. Maka

konsentrasi kekuasaan tidak lagi berada pada sebagian kecil masyarakat dikarenakan kekuasaan

menjadi tersebar. Sebagai contohnya kekuasaan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah

tidak sebesar seperti halnya pada pemerintahan orde baru. Pemerintahan daerah memiliki

kekuasaan otonom untuk menentukan arah pembangunan daerahnya, persebaran kekuasaan itu

diharapkan daerah-daerah akan lebih mengoptimalkan sumber-sumber yang ada di daerahnya.

Contoh diatas menggambarkan bagaimana terjadinya perubahan pada system masyarakat.

Dilihat dari pola berfikir, Masyarakat telah memilih pola berfikir masyarakat modern, paling

tidak sudah memenuhi beberapa criteria seperti yang dikemukakan Lipset tentang kondisi

berkembangnya demokrasi. Begitupun praktek liberalisasi ekonomi di Indonesia yang telah ada

sejak awal masa pemerintahan orde baru, hal ini memberikan peluang pembelajaran sejak dini

Page 11: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

pada masyarakat untuk berinteraksi ke tingkat global, karna pemberlakuan free trade diwilayah

Asia dan Pasifik saat ini.

Keadaan tersebut mau tidak mau seorang individu harus menggali potensi dirinya karna

setiap individu akan dipandang sama seperti individu lainnya, dengan begitu terciptalah iklim

persaingan.mekanisme masyarakat inilah yang diharapkan untuk terciptanya pembangunan

kesejahteraan. Seperti yang disinggug sebelumnya bahwa model pembangunan yang hanya

menitik beratkan pada pembangunan ekonomi yang lebih memacu pada penanaman modal asing

ke Indonesia seperti halnya yang dilakukan pada masa pemerintahan orde baru tidak

menciptakan kesejahteraan masyarakat yang merata, hanya sebagian kecil saja masyarakat yang

menikmatinya sehingga menciptakan suatu kondisi ketimpangan social di tengah masyarakat.

Maka model pembangunan yang ideal harus disesuaikan dengan model yang berkembang

di Negara-negara maju. Karna masyarakat Indonesia menerima system demokrasi sebagai

landasan menata kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang menguat sejak jatuhnya

pemerintahan orde baru.

Page 12: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

BAB IV

ANALISIS

A.    Wirausaha sebagai agen pembangunan

Actor yang berperan sebagai agen pembangunan adalah wirausaha atau biasa disebut

entrepreneur. Berbagai literature pun banyak yang menulis peranan wirausaha dalam

pembangunan suatu bangsa, misalnya di Amerika Serikat, para enterprenuer disebut pula sebagai

“captain of industry” atau “business tycoon” atau “wealthy and powerfull businessmen or

industrialists” mereka antara lain seperti Andrew Carnegiie (steel), James B Duke (tobacco),

John D. Rockefeller (oil) danlain sbagainya.

Sedangkan literature Indonesia yang berpendapat sama ialah Wirakusumo. Penulisannya

mengenai peran penting wirausaha dalam menentukan perkembangan ekonomi suatu Negara.

Menurutnya wirausaha adalah “the backbone of economy” syaraf pusat perekonomian atau

pengendali perekonomian suatu bangsa.

Tidak hanya Wirakusumo yang menitik beratkan akan pentingnya wirausaha. Peneliti

lain juga ada yang seperti dirinya. Salah satunya adalah Alma, menurutnya , semakin maju suatu

Negara maka akan semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih

berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karna

kemampuan pemerintah sangatlah terbatas. menurutnya warausahawan unggul dalam kualitas.

Kehadiran mereka membuat perekonomian Negara akan semakin sejahtera dan kuat. Bilamana

disimpulkan secara generalnya penulisan mengenai peran wirausaha sebagai pencipta

kesempatan kerja baru, penghasilan baru, inovasi baru, pembayar-pembayar pajak baru dan

secara keseluruhan disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.

Page 13: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

Penjelasan diatas sekiranya dapat memberikan gambaran betapa pentingnya peran

wirausaha dalam membangun ekonomi suatu bangsa. David McClelland pun pernah

memperbandingkan jumlah wirausaha dibeberapa Negara dengan hasil, AS tahun 2007 memiliki

11,5% wirausahawan, kemudian Negara tetangga, singapura 7,2%, sementara Indonesia

diperkirakan hanya mencapai 400.000 orang atau hanya 0,18% dari yang seharusnya 4,4 juta

wirausahawan atau sebesar 2% dari total jumlah penduduk. Untuk itu dibutuhkan suatu strategi

pembangunan kewirausahaan untuk kedepannya.

B.     Peran pendidikan dalam mencetak wirausahawan

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan betapa pentingnya peran wirausaha dalam

meningkatkan perekonomian Negara dan mendorong tercapainya masyarakat yang sejahtera

secara merata. Didalam masyarakat pada umumnya memiliki tingkat perekonomian yang

berbeda-beda, baik itu di Negara berkembang dan di Negara maju. Ini tidak lain disebabkan

factor kemampuan atau kesempatan untuk mengelola ekonomi dan juga tidak terlepas

kemampuan mencari peluang yang ada didalam masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai peluang

kesejahteraan, tidak semua orang mampu mencapai kondisi tersebut. Hanya orang-orang tertentu

saja dimana mereka mampu mencapainya, dan orang-orang yang dimaksud adalah orang-orang

yang terpelajar dimana individu mampu mencari peluang ataupun terobosan-terobosan baru yang

ada dalam masyarakat, dan ini disebabkan karena mereka memiliki kemampuan dan pemikiran-

pemikiran maju serta mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat dimana mereka berada.

Sementara orang-orang yang tidak terpelajar tentu mereka kurang memiliki hal-hal tersebut,

maka dari itu, disinilah letaknya betapa peranan pendidikan itu sangat membantu orang-orang

yang ada dalam masyarakat agar bisa lebih sejahtera.

Banyak penulis yang lebih menekankan pentingnya pendidikan. Seperti halnya Suyanto

lebih menekankan pada aspek globalisasi, pendidikan dan kondisi sumber daya manusia di

Indonesia. Menurutnya SDM yang terdidik di Indonesia masih belum mampu untuk bersaing

dalam pasar global dikarenakan belum terbentuknya karakterkat untuk berdaya saing. Ini

dikarnakan pendidikan Indonesia belum mengarahkan pembentukan sampai pada pembentukan

karakter dimana proses pendidikan formal, non formal, dan informal tidak saling berkaitan.

Dari pernyataan Suyanto ternyata pendidikan di Indonesia kurang mampu mencetak

wirausahawan karna arah pendidikan hanyalah untuk menghasilkan pekerja. Maka harus

Page 14: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

merubah pola orientasi pendidikan dengan konsep pendidikan enterprenuership. Dengan konsep

ini diharapkan akan mampu menghasilkan dampak nasional yang besar bila kita berhasil

mendidik seluruh bangku sekolah dan selanjutnya.

C. Keterkaitan antara Perkembangan Kewirausahaan dengan Perekonomian

Selama dua tahun belakangan ini, kondisi Indonesia di berbagai bidang tidak

menunjukkan perubahan berarti.  Kebijakan pemerintah masih simpang siur, hukum semakin

tidak jelas, musibah di mana-mana, dan kondisi sosial kian tidak menentu.  Di bidang ekonomi,

tidak ada perubahan kearah yang lebih baik. PHK tetap berlangsung karena banyak

wirausahawan tidak lagi berminat memulai atau mengembangkan usahanya, dan para investor

asing sudah banyak yang memutuskan untuk memindahkan usahanya ke negara lain yang lebih

menjanjikan.

Di sisi lain, jumlah populasi dengan usia produktif tidak bisa begitu saja menganggur.

Hidup tetap harus berjalan dan penghasilan tetap mesti dicari untuk menutupi biaya hidup yang

kian mahal.  Berbagai ide bisnis bermunculan dan di diskusikan dalam berbagai forum

pertemuan baik formal maupun informal.  Sebagian ide tersebut memang hanya merupakan

“mimpi yang indah” tetapi sebagian lagi ditanggapi dengan antusiasme yang tinggi. Dari hal ini

terlihat bahwa masyarakat kita justru merasa terpacu ketika dihadapkan pada suatu krisis yang

berkepanjangan. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan David Fagin (dalam buku

Crouch, tahun 2002), yang mengatakan bahwa sebagian besar tantangan dapat dihadapi dengan

kreativitas. Tanpa kreativitas, problem jarang  menjelma menjadi kesempatan.

Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah

disangsikan lagi. Suatu negara agar dapat berkembang dan dapat membangun secara ideal, harus

memiliki wirausahawan sebesar 2% dari jumlah penduduk (PBB). Wirausahawan yang dimaksud

adalah yang sesuai dengan kriteria memiliki keahlian profesional, memiliki karakter

entrepreneur yang kuat, memiliki motivasi berprestasi tinggi (McClelland) dan kemampuan

berinovasi (Drucker) serta kemampuan dalam berafiliasi atau membangun aliansi.

Page 15: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

BAB V

PENUTUP

A.                Kesimpulan

Ada perbedaan antara strategi pembangunan dimasa orde baru dan pasca orde baru.

Keduanya dipengaruhi oleh seting lingkungan yang mempengaruhi bagaimana orientasi strategi

pembangunan berlaku.

Kondisi pasca orde baru dilandasi atas semangat untuk mereformasi system yang

terbentuk pada masa orde baru. System lebih diarahkan pada system yang lebih demokratis.

Demokrasi telah memberikan ruang bagi setiap individu berpartisipasi mengontrol berbagai

kebijakan-kebijakan pemerintah dalam merumuskan program pembangunan. Disamping itu,

demokrasi juga berkontribusi dalam membuka ruang bagi liberalisasi dalam segala hal. Menuntut

individu bisa bersaing dan berkontribusi dalam pembangunan nasional. Untuk itu, diharapkan

peranan wirausaha dalam menciptakan kesejahteraan dan menumbuhkan ekonomi

nasional.disamping itu, jumlah wirausaha pribumi yang belum mencukupi angka yang ideal

berkonsekuensi pada masalah-masalah sosialekoomi masyarakat Indonesia.

Untuk itu dibutuhkan peranan dari wirausaha dan kontribusi wirausaha sehingga pada

nantinya diharapkan akan terbentuk kekuatan bisnis yang dapat menopang dan membangun

ekonomi nasional, menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan dan menumbuhkan system

kearah yang lebih demokrasi.

B.                 Saran

Page 16: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

Harus ada program dari pemerintah atau dari kesadaran rakyat tersendiri yang dapat

meningkatkan jumlah wirausahawan yang ada di Indonesia agar makin banyak jumlah wirausaha

di Indonesia dan meningkatkan pendapatan Negara.

Dengan banyaknya jumlah wirausaha di Indonesia, dengan otomatis jumlah

pengangguran pun berkurang dan pendapatan Negara bertambah dan rakyatpun tidak selamanya

berketergantungan terhadap pemerintah.

Apabila terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini saya meminta maaf serta

mengharapkan kritik dan sarannya guna menjadi intropeksi diri saya kedepannya agar menjadi

lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

-                      Crouch, harol. Masyarakat politik dan perubahan: Negara baru, perkembangan politik dan

modernisasi. FISISP UI. JAKARTA. 1981.

-                      H.W. Ardint. Pembangunan ekonomi: studi tentang sejarah pemikiran. LP3S. Jakarta. 1991.

-                      Kasmir. Kewirausahaan-Edisi Revisi. Rajawali Pers. Jakarta. 2011.

-                      Madura, Jeff, Introduction To Bussines. Salemba empat, Jakarta. 2007.

-                      Muhaimen, Yahya. Hubungan penguasa-pengusaha: Dimensi Politik Ekonomi Pengusaha klien

di Indonesia. Jakarta. 1995.

-                      Munandar, Aris. Pembangunan nasional, keadilan social dan pemberdayaan masyarakat.

Jurnal Universitas Paramadina. Jakarta. 2002.

-                      Oei, Istijanto. Jurus-jurus sakti wirausaha: 36 Jurus Melahirkan 4.000.000 Wirausaha Baru di

Indonesia. Bandung. 2004.

-                      Sedane. Moore. Civil society, globalisasi dan buruh: kaum pekerja di Indonesia pasca

soeharto. 2004.

-                      Sudrajad. Kiat mengentaskan pengangguran melalui wirausaha. Jakarta. 2000.

Page 17: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN.docx

-                      Suryana. Kewirausahaan. Salemba Empat. Jakarta. 2009.

-                      Thomson, boone. Contemporary Busines. salemba empat, jakarta. 2007

-                      Winamo, Budi. Pertarungan Negara VS pasar. Media presindo. Yogyakarta. 2009.

-                      http://directory.umm.ac.id/articles/menyikapi_globalisasi.pdf