rpp prakarya dan kewirausahaan.docx kelas x

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan menjadi sangat penting baik kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, membebaskan manusia dari kebodohan. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Kualitas hidup suatu bangsa tidak hanya dinilai dari perkembangan fisik saja, tetapi yang lebih utama adalah kualitas manusia pada intelektual, emosional dan spiritual. Kualitas hidup seseorang dapat tercermin dari sosok dirinya sebagai pribadi yang bertanggung jawab baik terhadap dirinya, keluarga maupun terhadap masyarakat. 1

Upload: var-dee

Post on 18-Jan-2016

86 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

rpp

TRANSCRIPT

Page 1: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

          Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan menjadi

sangat penting baik  kehidupan  individu, keluarga maupun masyarakat.

Penyelenggaraan pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia, membebaskan manusia dari kebodohan. Dengan adanya

pendidikan, manusia dapat meningkatkan kualitas dirinya guna mencapai tujuan yang

ingin dicapai dalam hidupnya. Kualitas hidup suatu bangsa tidak hanya dinilai dari

perkembangan fisik saja, tetapi yang lebih utama adalah kualitas manusia pada

intelektual, emosional dan spiritual. Kualitas hidup seseorang dapat tercermin dari

sosok dirinya sebagai pribadi yang bertanggung jawab baik terhadap dirinya, keluarga

maupun terhadap masyarakat.

        Oleh karena itu sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan di segala bidang. Pendidikan harus diarahkan pada peningkatan

produktivitas, kualifikasi, mutu, dan efisiensi kerja. Pelaksanaan kurikulum harus

didukung oleh strategi dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai. Setiap kurikulum

memberikan penekanan – penekanan pada proses belajar mengajar agar siswa

memiliki kemampuan yang tinggi terhadap tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya. Agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien, maka

1

Page 2: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

tenaga pengajar diharapkan selektif dalam mencari, memilih, menggunakan dan

mengembangkan strategi pengajaran sesuai dengan mata pelajaran dan pokok

bahasan yang diajarkan. Penggunaan strategi belajar mengajar yang memadai

dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran seoptimal mungkin. Dalam hal ini

siswa diharapkan lebih banyak berperan aktif sehingga ia mampu mengembangkan

kepribadian secara utuh dan menyeluruh.

            Namun dalam kenyataannya, cukup banyak masalah yang dihadapi guru dalam

mengajar, khususnya bagaimana memotivasi siswa dalam belajar untuk memahami

pelajaran. Oleh karena itu dilakukan berbagai alternatif upaya diantaranya

memanfaatkan media pendidikan yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan

baik seperti penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Banyak faktor yang

menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Diantara faktor tersebut yang

paling berpengaruh adalah guru, siswa dan media pengajaran.

Penerapan suatu media pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan,

keefisienan, karakteristik materi pelajaran dan keadaan siswa. Lembar Kegiatan

Siswa (LKS) merupakan alat yang bermanfaat bagi guru terutama untuk

memudahkan pemberian tugas, baik yang berupa kegiatan maupun evaluasi,

sedangkan bagi siswa bermanfaat terutama sebagai pemandu dalam kegiatan belajar

mengajar. Melalui LKS aktivitas dan kreatifitas siswa dalam belajar mengajar dapat

ditingkatkan, penyampaian materi pelajaran dapat dipermudah dengan menggunakan

LKS.

2

Page 3: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

Sebagai rujukan dalam penelitian ini penulis membaca beberapa penelitian yang

relevan dengan kajian penelitian, Indawati (2008) yang menyimpulkan bahwa

prestasi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Megaluh yang menggunakan LKS cenderung

meningkatkan hasil belajar siswa.

1.2  Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

a) Kurangnya keterampilan guru dalam memilih media yang tepat dalam

pembelajaran

b) Guru belum memanfaatkan ataupun menggunakan media visual

c) Minat belajar siswa kurang atau belum sesuai dengan apa yang diharapkan

sehingga prestasi belajar siswa belum meningkat.

1.3  Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

pokok sebagai berikut:

“Apakah penggunaan LKS dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Megaluh?”

3

Page 4: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar siswa

yang diajar dengan menggunaan buku penunjang LKS dalam pengajaran IPS terpadu

pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Megaluh Kabupaten Jombang semester genap

tahun ajaran 2010/ 2011.

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat, baik manfaat teoritis mauputi

praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis:

a. Bagi akademi/lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dan

kajian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang

pendidikan dan pengajaran pada tingkat sekolah menengah pertama.

b. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam

melakukan kajian yang bersifat ilmiah.

2. Manfaat praktis:

a. Guru, sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan LKS dalam mata pelajaran IPS di sekolah menengah pertama.

b. Siswa, sebagai masukan pentingnya mengikuti kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru dengan menggunakan LKS.

4

Page 5: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

1.6 Definisi Operasional

1. Penggunaan Pembelajaran LKS

Penggunaan pembelajaran LKS yang dimaksud adalah alat yang

digunakan untuk proses belajar mengajar yang mencakup ringkasan materi, lembar

kegiatan siswa dan latihan soal. Indikator yang digunakan untuk mengukur media

pembelajaran LKS adalah frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS,

dimana dalam penelitian ini digunakan frekuensinya sebanyak 10 kali sesuai

dengan bab yang ada dalam LKS yang digunakan ( X ).

2. Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

Prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS yang dimaksud adalah hasil yang

diperoleh siswa didalam mempelajari IPS yang ditunjang dengan media

pembelajaran LKS. Indikator-indikator untuk mengukur variabel ini adalah nilai

yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS yang

digunakan ( Y ).

5

Page 6: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peneliti Terdahulu

Pengaruh penggunaan LKS terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS sebelumnya sudah pernah diteliti oleh Mahasiswa Pendidikan Geografi

IKIP Veteran Semarang. Dalam penelitian tersebut telah dibahas tentang salah satu

masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa, karena

dalam pembelajaran siswa hanya mengandalkan LKS. Hal ini biasanya sering

dikaitkan dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang dianggap kurang

optimal sehingga siswa tidak dapat menyerap ilmu pengetahuan dengan

maksimal dan akhirnya hasil belajarnya pun kurang memuaskan. Hasil belajar

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor

dari luar (eksternal).

Sedangkan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga menyatakan

Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh

guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan

belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan

pembelajaran. Setiap sistem pendidikan diharapkan menghasilkan pendidikan

yang berkualitas, dan hasil pendidikan yang berkualitas adalah siswa yang

sehat, mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja tinggi, berpengetahuan

dan menguasai teknologi, serta cinta tanah air. Untuk mewujudkan hasil pendidikan

6

Page 7: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

yang berkualitas seperti kriteria di atas, sepertinya sumber pembelajaran dapat

diwujudkan dengan sistem LKS. LKS pada dasarnya berisi ringkasan materi,

lembar kegiatan siswa dan latihan soal yang diharapkan dapat membantu proses

kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

.

2.2 Kajian Empiris

2.2.1 Kajian Empiris

NoNama Peneliti

TerdahuluJudul Persamaan Perbedaan

1. Mahasiswi

Pendidikan

Geografi IKIP

Veteran Semarang,

Suyanti, 2012

Pengaruh

Penggunaan

Media

Pembelajaran

LKS Terhadap

Prestasi Belajar

Siswa Pada

Pelajaran IPS.

Persamaannya

sama-sama

membahas

tentang pengaruh

penggunaan LKS

terhadap prestasi

belajar siswa.

peneliti terdahulu

mengungkapkan

prestasi belajar

siswa kurang

memuaskan

Perbedaan

penelitian ini

dengan penelitian

sebelumnya adalah

pengaruh

penggunaan LKS

sering dikaitkan

dengan kegiatan

belajar mengajar

yang kurang

optimal.

7

Page 8: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

karena siswa

hanya

mengandalkan

LKS.

2. Mahasiswi

Universitas Islam

Negeri Sunan

Kalijaga, Zizah

Nurhana, 2012

Penggunaan

bahan ajar lembar

kerja siswa (LKS)

untuk

meningkatkan

evektivitas

pembelajaran IPS.

Persamaannya

sama-sama

membahas

tentang manfaat

LKS untuk

meningkatkan

prestasi belajar

siswa.

Penggunaan LKS

sangat

mempengaruhi

kegiatan belajar

mengajar dikelas.

2.3 Landasan Teori

2.3.1  LKS Sebagai Media Pengajaran

                        Kata media berasal dari bahasa latin dengan bentuk jamak medium yang

berarti perantara, maksudnya segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber

untuk disampaikan kepada penerima pesan. Menurut para ahli antara lain

dikemukakan oleh AFCT (Assosiation of Education and Communication

Technology) (dalam Hastuti, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.  

8

Page 9: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

                        Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti kata

mediator. Menurut Fleming (dalam Arsyad, 2002 : 4) media adalah penyebab atau

alat yang turut campur tangan dalam dua pihak yang berfungsi mengatur hubungan

yang efektif antara dua pihak utama dari proses belajar siswa dan isi pelajaran.

Sedangkan menurut Gagne (dalam Arsyad, 2002 : 6) media adalah berbagai  hal

dalam lingkungan siswa yang merangsangnya untuk belajar.

                        Dari beberapa pengertian media yang dikemukakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan  atau

mengantarkan pesan dari komunikator kepada komunikan, sehingga komunikator

dapat mempengaruhi tingkah laku komunikan. Bertolak dari pengertian media secara

umum tersebut di atas, berikut ini akan dibahas mengenai media pendidikan atau

pengajaran yang dikemukakan para ahli diantaranya Gagne dan Briggs (dalam

Hastuti, 1997) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri

dari buku, modul, tape recorder, kaset, video, kamera, foto, gambar, grafik, computer,

suara guru dan perilaku guru.       

                        Begitu pula dengan Heinich, dkk. (dalam Arsyad, 2002) mengemukakan

bahwa media pengajaran adalah apabila media itu membawa pesan – pesan atau

informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud

pengajaran.  Dengan kata lain media pendidikan adalah komponen sumber belajar

9

Page 10: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang

dapat merangsang siswa untuk belajar.

                        Tentang Lembar Kegiatan Siswa (LKS) terdapat beberapa pengertian. Bulu

(1993) memberikan pengertian tentang LKS sebagai berikut :

             “Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja yang berisi informasi,

perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar

dalam bentuk kerja, praktek atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk

mencapai suatu tujuan”.

Demikian halnya Hasjim (2001) memberikan batasan pengertian Lembar

Kerja Siswa adalah : “Lembar yang digunakan untuk mengarahkan dalam bentuk

mengajar dengan pokok bahasan tertentu dalam membantu siswa meningkatkan

keterampilan proses bernalar”.

                        Dari beberapa pengertian tentang LKS tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa lembar kerja siswa (LKS) adalah suatu alat bantu dalam bentuk panduan bagi

siswa apa yang harus dilakukan dalam memecahkan suatu masalah terhadap mata

pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan instruksional khusus.  Lembar kerja siswa

(LKS) dapat mendorong siswa untuk belajar sendiri berdasarkan pada lembar –

lembar kerja yang ada pada LKS. Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui kegiatan

ini akan memberikan kepuasan tersendiri pada diri siswa yang tidak mudah

dilupakan.

10

Page 11: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

1. Komponen dan Kriteria Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Komponen LKS

            Menurut indawati (1999 : 7) bahwa lembar kerja siswa (LKS) mempunyai

komponen sebagai berikut :

1. Tujuan

a). Tujuan menyatakan perubahan tingkah laku yang diinginkan dari siswa setelah

mempelajari LKS tersebut.

b). Untuk mengetahui hasil guna dan daya guna kesempatan belajar yang diberikan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c). Sebagai umpan balik bagi guru untuk perbaikan proses belajar mengajar

berikutnya.

2. Prosedur Kegiatan

                            Kegiatan yang diberikan dalam satu LKS dimaksudkan untuk melatih

keterampilan proses seperti keterampilan menggunakan alat, pengamatan,

pemeriksaan kesimpulan dan sebagainya.  Pada bagian ini termasuk alat – alat dan

bahan – bahan yang digunakan pada setiap kegiatan. Corak dan bentuk kegiatan

belajar melalui LKS ditentukan oleh bentuk, isi instruksi yang ditulis dalam LKS

untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajarnya melalui LKS ditentukan oleh

kemampuan siswa itu sendiri di lain pihak.  Sebagai contoh instruksi guru dalam LKS

11

Page 12: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

harus berisi apa yang harus dikerjakan, urutan pelaksanaan kegiatan, alat dan bahan

yang digunakan, dan waktu yang digunakan.

             b. Kriteria Lembar Kerja Siswa (LKS)

                        Menurut Bulu (1993) bahwa kriteria lembar kerja siswa yaitu :

1. Mengacu pada GBPP

2. Ada identitas : Bidang studi, pokok bahasan, topic, waktu dan semester

3. Alat yang digunakan tercantum

4. Bahasanya jelas, mudah dibaca, tidak terlalu banyak kata – kata.

5. Mendorong kreativitas dan imajinasi anak

6. Mengandung pertanyaan, tugas yang jelas dan singkat serta menantang

aktivitas anak.

7. Menarik dan bila diperlukan dicantumkan gambar, peta, table, grafik dan

sebagainya.

8. Mengembangkan keterampilan proses

9. Memperhatikan sumber – sumber belajar dalam lingkungan terjangkau

10. Bila perlu diberi peringatan – peringatan agar anak bekerja secara cermat, teliti

dan tertib.

12

Page 13: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

2. Fungsi dan Manfaat LKS

a. Fungsi LKS

          Menurut Syarifuddin (1996), Fungsi LKS ditinjau dari dua segi, yaitu :

1. Dari segi siswa

- Sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek, ataupun diluar kelas.

- Sebagai sarana belajar  dimana siswa berpeluang besar untuk mengembangkan

kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan dan memproses diri

sendiri atau mendapatkan perolehannya.

2. Dari segi guru

Melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah

dapat menerapkan metode pembelajaran siswa dengan kadar belajar secara aktif.

Guru hanya memberikan instruksi bila diperlukan oleh siswa.

Interfensi yang diberikan oleh guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan

siswa, melainkan berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.

b. Manfaat LKS

Menurut Syarifuddin (1996), manfaat LKS terdiri dari :

1). Manfaat bagi siswa

13

Page 14: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

a. LKS dipergunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mengetahui bahan pelajaran

yang diberikan.

b.   LKS merupakan usaha perbaikan, dengan umpan balik yang diperoleh setelah

mengerjakan kelemahan – kelemahan bahkan dengan teliti siswa mengetahui bab atau

bagian dari bahan yang sama yang belum diketahuinya. Dengan demikian ada

motivasi untuk meningkatkan penguasaan.

c.    Sebagai diagnosa materi pelajaran yang sudah dipelajari oleh siswa merupakan

pengetahuan, keterampilan atau sikap.

2). Manfaat bagi guru

a. Guru dapat mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam penyajian pokok / sub pokok

bahasan melalui LKS yang diberikan oleh guru. Dengan demikian guru dapat

mengambil langkah seperlunya untuk mengatasi siswa yang kurang atau lemah.

b. Dengan LKS guru mengetahui bagaimana, dari bahan buku pelajaran yang belum

menjadi milik siswa.

4.  Kelebihan dan Kekurangan LKS

1. Kelebihan LKS

Menurut Indawati (1999), kelebihan LKS sebagai berikut :

14

Page 15: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

a.  Menjadikan siswa lebih aktif karena harus mengajarkan LKS berdasarkan ketentuan

yang ada.

b.  Menuntun siswa untuk mencapai tujuan instruksional khusus sesuai yang digariskan

dalam GBPP.

c.  Situasi siswa lebih demokratis sehingga dapat menimbulkan kegairahan belajar.

d. Melatih dan mengembangkan cara belajar siswa untuk dapat belajar secara mandiri.

e. Guru dapat mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam suatu pokok bahasan,

melalui LKS yang telah dikerjakan oleh siswa.

2. Kekurangan LKS

Menurut Indawati (1999), kekurangan LKS sebagai berikut :

a. Siswa yang kurang kreatif akan tertinggal dari siswa yang lebih kreatif.

b.  Guru yang kurang kreatif dalam membuat lembar kerja siswa akan mengalami

kesulitan.

2.3.2 Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Poerwadarmita (1996:108) mengemukakan bahwa “prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb.)” sedangkan Winkel

(dalam Sinuraya, 1993:76) mengemukakan bahwa “prestasi adalah bukti usaha

15

Page 16: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

yang dapat dicapai”. Hal senada dikemukakan Djamarah (1991:19) bahwa

“prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik

secara individu maupun kelompok, prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama

seseorang tidak melakukan suatu kegiatan”.

Prestasi dapat berarti hasil yang dicapai setelah selesai suatu kegiatan

dikerjakan. Marguis (dalam Jupri, 1991: 29) berpendapat bahwa: “prestasi adalah

kecakapan yang dapat diukur dengan suatu alat dalam hal ini adalah tes”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang dan suatu kegiatan terhenti yang

menunjukkan kecakapannya yang dapat diukur dengan suatu alat yang disebut

tes.Jadi, prestasi yang diraih oleh seseorang atau bangsa itu merupakan indikator

yang dimiliki oleh seseorang atau bangsa tersebut.

Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa seseorang tidak mungkin

dapat meraih suatu prestasi belajar tanpa melakukan suatu usaha dan memiliki

suatu kecakapan. Untuk mewujudkan suatu prestasi terkadang diperlukan kerja

keras dan pendayagunaan seluruh kemampuan yang dimiliki agar prestasi yang

diharapkan itu dapat tercapai. Jadi, untuk mewujudkan suatu prestasi, setidaknya

ada dua variabel yang dimiliki yakni usaha dan kecakapan.

Pengertian belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli dan kalau

ditinjau secara redaksional, pendapat yang dikemukakan itu tidak ada yang sama.

Ada pendapat yang mengemukakan pengertian belajar secara sempit dan

tradisional, ada pula pendapat yang lebih luas dan modern. Yang lebih banyak

16

Page 17: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

diikuti dan diterima oleh orang dewasa pada masa sekarang ini adalah pendapat

yang lebih luas dan modern mengenai pengertian belajar tersebut.

Menurut pendapat Skinner (dalam Muhibbin,2003:64) “belajar adalah suatu

Sproses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.

Chaplin, 1972 (dalam Muhibbin, 2003:65) membatasi belajar dengan dua macam

definisi. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses

memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

Gagne 1984 (dalam Sagala, 2005:13) berpendapat bahwa ”belajar adalah

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari

pengalaman”. Hendry E. Garret (dalam Sagala, 2005:13) mengatakan bahwa ”belajar

merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan

maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara

mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap,

dan keterampilan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri, perubahan bersifat

permanen. Tidak termasuk dalam pengertian belajar apabila perubahan tingkah laku

individu disebabkan oleh proses untuk menjadi matangnya seseorang oleh perubahan

yang bersifat temporer.

Jadi, belajar pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara

sadar untuk menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan,

17

Page 18: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

sikap, dan keterampilan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, di mana

perubahan tingkah laku seseorang atau individu itu relatif bersifat permanen.

Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh

Mappa (1977: 41) bahwa:

”Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai murid dalam bidang studi terbentuk

dengan menggunakan tes standar sebagai pengukuran keberhasilan belajar

seseorang”.

Menurut Ambo Enre Abdullah (1979:45) bahwa:

”Prestasi belajar yaitu sebagai indikator kualitas dan pengetahuan yang

dikuasai oleh anak. Tinggi rendahnya prestasi belajar dapat menjadi indikator sedikit

banyaknya pengetahuan yang dikuasai anak dalam bidang studi atau kegiatan

kurikulum tertentu”.

Dari pendapat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah

hasil belajar yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes

standar sebagai pengukuran keberhasilan belajar siswa di mana prestasi belajar ini

merupakan indikator sedikit banyaknya pengetahuan yang dikuasai murid dalam

bidang studi atau kegiatan kurikulum tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut ilmu jiwa dan ilmu pendidikan pada umumnya bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu

18

Page 19: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar

individu. Slameto (1995:55). Adapun faktor-faktor intern dan ekstern terdiri atas

beberapa bagian, yaitu:

1) Faktor Intern

Faktor intern ini dibagi atas tiga. yaitu:

a) Faktor jasmaniah yang terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh,

b) Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan,

kesiapan

c) Faktor Kelelahan.

Kelelahan, baik jasmani maupun rohani cenderung mengakibatkan

kelesuan, pusing, tak berdaya dan sebagainya. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa kelelahan itu mempengaruhi minat dan prestasi belajar

siswa.

2) Faktor Ekstern

a) Faktor Keluarga

Diantara faktor keluarga yang dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi

anak adalah :

1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anak-anaknya di ramah juga sangat

mempengaruhi anak dalam mengejar pendidikan. Misalnya orang tua

yang terlalu otoriter dia memaksakan anaknya belajar, tanpa

memperhatikan situasi dan kondisi anak-anaknya dengan tidak segan-

19

Page 20: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

segan memberikan hukuman pada anaknya bilamana anaknya tidak

belajar. Karena anak selalu dibuntuti oleh perasaan takut akibatnya

pada anak timbullah gejala negatif seperti gugup menghadapi segala

persoalan, timbul rasa takut dihukum dan lain-lain.

Demikian pula orang tua yang terlalu lemah mendidik

anaknya yaitu tidak sampai hati bila anaknya bersusah payah,

menderita berusaha keras dan lain-lain. Akibatnya anak tidak

mempunyai kemauan yang keras untuk berusaha, selalu pasif yang

hanya ingin gampangnya saja, malas mengerjakan tugas-tugas apalagi

bila tugas itu dianggapnya sulit.

Selanjutnya M. Enooch (dalam Jupri 1991: 42) menyatakan:

“Sikap orang tua yang terlalu keras maupun memanjakan anaknya

dapat mengakibatkan anak malas belajar. Sebaliknya, orang tua

memperlakukan anaknya dengan sifat-sifat demokrasi dalam

mendidiknya akan mengakibatkan memperoleh kebebasan yang

terikat, kreatifitasnya yang tinggi dan mampu mandiri dan berpola

pikir optimis dan sukses. Anak yang dididik oleh orang tuanya dalam

suasana ini, maka besar kemungkinannya lebih lancar proses

belajarnya, yang pada akhirnya tercermin pada prestasi belajar yang

menggembirakan”.

20

Page 21: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

2.Relasi antar keluarga

Relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga turut

mempengaruhi belajar anaknya. Wujud relasi itu bisa penuh dengan

kasih sayang, atau dipengaruhi dengan kebencian dan acuh tak acuh.

Semakin baik relasi itu semakin memungkinkan anak untuk

berprestasi. Slameto (1995:55)

2) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan dalani keluarga mempengaruhi

sikap anak dalam belajar. Misalnya tingkat pendidikan yang dimiliki

orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anaknya karena

semakin tinggi pula pengetahuannya yang dimiliki orang tua. Slameto

(1995:55)

3) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.

Selain kebutuhan pokok anak juga membutuhkan fasilitas belajar.

Fasilitas itu hanya terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

Slameto (1995:55)

4) Suasana rumah

Suasana rumah yang gaduh dan semrawut tidak memberi ketenangan

kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga

yang besar dan terlalu banyak penghuninya. Slameto (1995:55)

b) Faktor sekolah

21

Page 22: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

Faktor-faktor ini terdiri atas :

1) Metode mengajar

Metode mengajar guru yang kurang baik dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa, jadi kurang senang dan akibatnya siswa malas untuk

belajar

2) Kurikulum

Kurikulum yang terlalu padat, tidak sesuai dengan bakat, minat dan

perhatian siswa yang dean berpengaruh tidak baik terhadap kegiatan

belajar siswa.

3) Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab.,

menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar juga siswa

merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam

belajar.

4) Relasi siswa . dengan-siswa

Siswa yang tidak disenangi, merasa rendah diri, tertekan dan diasingkan

dari kelompok, keadaan ini mengganggu kegiatan belajarnya, bahkan

menjadi malas ke sekolah.

3) Disiplin sekolah

Sekolah yang kurang melaksanakan disiplin menyebabkan siswa kurang

bertanggung jawab, hal ini menyebabkan siswa tidak melaksanakan

kewajibannya.

22

Page 23: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

4) Alat pelajaran

Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar menerima

bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Siswa akan mudah

menerima dan menguasai pelajaran yang diberikan.

5) Waktu sekolah

Belajar diwaktu sore menyebabkan siswa sukar berkonsentrasi dan

berpikir karena kondisi badan yang lemah. Jadi memilih waktu sekolah

yang, tepat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi

belajar.

6) Keadaan gedung

Ruangan kelas yang penuh sesak juga akan menghambat kegiatan

belajar-mengajar dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang berpengaruh

terhadap belajar siswa. Faktor ini terdiri atas :

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap

perkembangan pribadinya. Akan tetapi jika siswa mengambil bagian

yang terlalu banyak dan tidak bijaksana mengatur waktu, akan

mengganggu kegiatan belajarnya.

2) Mass media

23

Page 24: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

Jika kurang kontrol dari guru dan orang tua, mass media akan

menyebabkan semangat belajar siswa menurun bahkan mundur sama

sekali.

3) Teman bergaul

Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya

daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh,

baik diri siswa, begitu juga sebaliknya teman bergaul yang jelek akan

membuat kegiatan belajar siswa berantakan.

4) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa, juga sangat berpengaruh. Siswa

tertarik untuk ikut berbuat seperti dilakukan orang-orang di sekiranya

jika masyarakat terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, juga

mengganggu kegiatan belajar mengajar.

C. Kaitan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

Kesuksesan kegiatan pembelajaran sangat tergantung pada sejauhmana

semua komponen pembelajaran berperan, seperti halnya media pembelajaran. Oleh

karena itu, guru seharusnya mampu menggunakan media pembelajaran sesuai

dengan tuntutan kurikulum sekaligus kelengkapan media pembelajaran harus

diupayakan agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.

Penggunaan media pembelajaran sangat perlu karena akan berdampak positif

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.

24

Page 25: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

Slameto (1995:67) mengemukakan “alat pelajaran erat hubungannya cara

belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar

dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan guru”. Hal senada

dikemukakan oleh Djamarah (2002: 150) “alat peraga (media) membuka peluang

bagi guru untuk lebih kreatif mengajar, alat peraga membantu guru menjelaskan

suatu proses atau cara kerja suatu materi yang diberikan kepada siswa”.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa keberadaan media

pembelajaran sangat penting artinya dalam meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar yang pada akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan prestasi

belajar siswa, dengan kata lain bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan

media gambar akan dapat menghasilkan kualitas belajar yang berbeda dengan

siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media.

2.4 Aplikasi Judul

Pengaruh Penggunaan LKS Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Terpadu Materi Sejarah Kelas VII SMP Negeri 2 Megaluh Kabupaten Jombang.

2.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “ Adanya pengaruh penggunaan LKS dalam

pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2

Megaluh Jombang”.

25

Page 26: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri atas dua

siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua. Siklus pertama terdiri atas dua kali

tatap muka dan siklus kedua dua kali tatap muka. Apabila masih terdapat hal-hal

yang perlu diperbaiki pada siklus kedua maka akan dilakukan siklus ketiga

sebagai penyempurnaan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus kedua,

tetapi jika sudah dilakukan tindakan siklus kedua dan sudah memperlihatkan

hasil yang diinginkan maka tidak perlu dilakukan lagi siklus ketiga. Gambaran

umum yang dilakukan pada setiap siklus adalah Perencanaan. pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

3.2 Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: “Obyek /Subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” Sugiono, (2001:257).

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas VIII A sampai dengan kelas

D SMP Negeri 2 Megaluh dengan jumlah siswa 160 orang yang terdiri dari 65 siswa

laki-laki dan 95 siswa perempuan. Dan mereka inilah yang menjadi populasi dan

26

Page 27: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

dikenai generalisasi dalam penarikan kesimpulan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi yang diteliti

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 120) : ”untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila

subyek kurang dari 100 lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek besar, dapat di ambil antara 10 -

15 %, atau 20-25 % atau lebih. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti

mengambil sampel sebanyak 20% dari populasi dengan cara proporsional random

sampling yaitu dari 160 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Megaluh Kabupaten

Jombang.

3.3 Variabel Penelitian

a.Variabel bebas

Yang merupakan variabel bebas disini adalah pengaruh penggunaan LKS.

b.Variabel terikat

Yang dimaksud variabel terikat adalah prestasi belajar siswa.

27

Page 28: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

3.4 Instrumen Penelitian

Gambar 2. Prosedur Penelitian

Berdasarkan skema diatas, maka prosedur kerja penelitian tindakan kelas

ini adalah sebagai berikut:

28

Perencanaan

SIKLUS IPelaksanaanRefleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Page 29: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

SIKLUS I

1. Perencanaan

1. Menelaah kurikulum SMP Kelas VIII tahun pelajaran 20012/2013 untuk

kesesuaian waktu antara materi pelajaran dengan rencana penelitian.

2. Menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran atau skenario

pembelajaran.

3. Mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar/foto.

4. Menyusun instrumen berupa soal-soal alat evaluasi hasil belajar dan

instrumen berupa lembar observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan tindakan

Bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

a. Mempersiapkan semua perangkat pembelajaran yang digunakan dalam

kelas yaitu lembar kerja siswa dan memasang media yang akan

digunakan pada saat pembelajaran.

b. Menggunakan metode bervariasi

c. Mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran untuk

mengetahui motivasi belajar siswa.

d. Kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan selama 4 jam

pelajaran yaitu dua kali pertemuan. Satu jam pelajaran 35 menit.

e. Pemberian tugas untuk mengetahui pencapaian indikator hasil belajar

setelah proses pembelajaran.

29

Page 30: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

f. Pemberian tugas PR untuk melatih mengerjakan tugas.

g. Perbaikan jawaban siswa terhadap indikator yang belum dicapai pada

tugas yang diberikan dan menuliskan komentar tentang kekurangan dan

kelebihan siswa terhadap tugas yang dikerjakan.

h. Tiap pertemuan, guru mencatat semua kejadian yang dianggap penting.

3. Tahap Pengamatan

Pelaksanaan tahap ini terhadap aktivitas siswa selama berlangsung

proses belajar mengajar dengan menggunakan observasi dengan tujuan

untuk melihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan cara

mengamati dan mencatat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

Pelaksanaan evaluasi yakni memberikan tes hasil belajar yang dilakukan

pada akhir tindakan siklus I dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan LKS.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul

kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk

melihat apakah rencana telah dilaksanakan secara optimal atau perlu

dilakukan perbaikan. Aspek-aspek yang dianggap bagus tetap dipertahankan,

sedangkan kekurangannya menjadi pertimbangan dan revisi pada siklus

berikutnya yang masih merupakan masalah dalam siklus I.

30

Page 31: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

SIKLUS II

Siklus ini merupakan kelanjutan dari siklus I yang dilakukan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, dengan demikian aktivitas dan hasil

belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Kegiatan yang dilakukan pada siklus

II ini pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu:

1. Perencanaan

a. Merancang tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I

b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa media gambar.

c. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada

siklus II dengan berdasar pada refleksi siklus I agar kesalahan yang terjadi

pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah

mengulangi kembali tahap-tahap pada siklus I sambil mengadakan perbaikan

atau penyempurnaan sesuai hasil yang diperoleh pada siklus I

3. Observasi

Melakukan observasi aktivitas siswa selama berlangsung proses

belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa untuk

melihat adanya peningkatan aktivitas siswa. Melakukan aktivitas dengan

31

Page 32: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

menggunakan tes berupa pilihan ganda dan tes uraian pada akhir tindakan

siklus II dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi akan dianalisis

dan merupakan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus II Kemudian

melakukan refleksi dengan maksud untuk melihat apakah rencana telah

terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Apabila dalam

tindakan siklus II masih ada kekurangan maka dilaksanakan siklus berikutnya

untuk melakukan perbaikan.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Perlu diketahui bahwa data dalam penelitian ini di ukur dengan skala Likert. Jenjang

skor yang dipakai adalah 5 dengan nilai : 5,4,3,2,1. Dengan bentuk pertanyaan positif,

sedangkan cara pemberian skor dengan kriteria sebagai berikut yaitu :

a. Sangat Sering diberi skor = 5

b. Sering diberi skor = 4

c. Cukup sering diberi Skor = 3

d. Jarang diberi Skor = 2

e. Tidak pernah diberi skor = 1

Perlunya dibuat jenjang skor adalah untuk memudahkan menghitung nilai secara

kwantitatif dari hasil angket. Untuk menghitung nilai secara kualitatif digunakan

32

Page 33: RPP Prakarya Dan Kewirausahaan.docx Kelas x

rumus prosentase, yaitu untuk menghitung frekuensi responden pengguna buku

penunjang yang banyak, sedang, sampai yang tidak punya buku penunjang.

3.6 Teknik Analisis data

Melihat data yang di teliti adalah dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat dalam hal ini Pengguna Buku Penunjang (variabel bebas disebut X ) dan

prestasi belajar siswa (variabel terikat disebut Y) yang variabelnya berbentuk gejala

atau data yang bersifat kontinyu, dan sampelnya sifatnya homogen maka analisis

yang digunakan adalah teknik analis korelasi Product Momen rumus yang digunakan

adalah : Sugiono ( 2008 : 255 )

Keterangan :

rxy = angka indeks korelasi ” r” Product Moment

∑x² = Jumlah devisiasi skor x setelah dikuadratkan

∑y² = Jumlah devisiasi skor y setelah dikuadratkan.

Untuk mengintepretasikan apakah antara variabel X dan variabel Y ada hubungan,

maka setelah didapat nilai korelasi dikonsultasikan dengan (r) tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Tabel Interpretasi Nilai Korelasi

Besarnya nilai r Intepretasi

0,800 - 1,000

0,600 - 0,800

0,400 - 0,600

0,200 - 0,400

0,000 - 0,200

33