makalah keselamatan pabrik kimia
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2
BAB II BAHAYA DI LABORATORIUM...............................................................................3
A. Jenis-jenis bahaya di laboratorium..................................................................................3
B. Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia........................................................5
C. Bahan-bahan Kimia dan Cara Pcnanggulangannya........................................................5
D. Bohan- Bahan Kimia Korosif / iritant.............................................................................6
E. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)......................................8
F. Bahan- bahan kimia radioaktif........................................................................................8
G. Label dan Penyimpanan Bahan Kimia............................................................................9
BAB III SYARAT-SYARAT PENYERAHAN BAHAN.......................................................10
a. Alat-Alat Pemadam Kebakaran.................................................................................10
b. Jenis Pemadam Kebakaran........................................................................................10
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................13
A. KESIMPULAN........................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis
bahan kimia. Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium,
memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada
batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan
diri pribadi dan tuntutan dan pabrikindustri.
Ada beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan pengujian adalah
• Pegawai atau staf
• Peralatan
• Akomodasi lingkungan
• Metodelogi
• Sample
• Pengolahan data
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial
untuk terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba
yang bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat
• Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
• Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk
menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.
2
BAB II
BAHAYA DI LABORATORIUM
Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan
dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak
aman dan kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari
dengan cara bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan
didalam laboratorium, yaitu ;
a) Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat
pelindung diri, menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah
laku demikian sering dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam
laboratorium. Dalam dunia pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum
mahasiswa tingkat pertama dan kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.
b) Keadaan yang tidak aman
Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan
gas hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak
aman kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja
atau lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari
asam atau sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga
merupakan suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api
terbuka atau melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan
oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat
penting pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi)
bahaya yang timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.
A. Jenis-jenis bahaya di laboratorium
1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan sebagainya. Keracunan dapat
3
berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila
zat racun tertelan ,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium harus lah
menggunakan pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus),
pelindung tangan ( sarung tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)
2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium.
hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit
saluran pernafasan dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-
pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan
adanya oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di
lakukan pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
• kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan
air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
• Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
• Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon
(CF3Br).
• Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan
menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan
amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:
Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF
Basa- basa kuat : Naoh , KOH
Asam dan baa lemah : Ch3COOh , ( COOH)2 NH4 OH
Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain
4
Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini. Pada saat mengambil
cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat
tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran
lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi
bahaya apapun dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh,
bahan bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.
B. Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia
1. Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan
dan penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan
sebagai nya.
2. Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia,
dan sebagai nya
3. Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.
C. Bahan-bahan Kimia dan Cara Pcnanggulangannya
Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan kimia
yang berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut;
a) bahan — bahan kimia beracun atau toksik(toxic subtances)
Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan
sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium,
bahan- bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:
1. Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada kesalahan memipet dengan
mulut atau makan dan minum dalam lab.
2. Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration, dan asam sianida atau
HCN mudah terserap.
3. Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan saluran ini
merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida
(S02) dan CL2 dapat mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas
5
seperti HCN, CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan segera
masuk dalam darah dan terdistribusi keseluruh organ- organ tubuh
b) Efek Akut dan Kronis
Efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek akut adalah
pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu
pendek contoh nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO dapat
menimbulkan hilang kesadaran atau kematian dalam waktu pendek.
Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus
menerus dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena
dan senyawa hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan
rendah tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever. Demikian pula uap
timbal akan menimbulkan kerusakan dalam darah.
D. Bohan- Bahan Kimia Korosif / iritant
Bahan kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat, yaitu ;
a. Bahan korosif cair.
Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses
kelarutan atau denakurasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran
dan tekanan osmosa pada kulit. Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan
lamanya kontak dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar
dipulihkan.
Contoh bahan korosif cair adalah :
Asam mineral
Asam nitrat
Asam sulfas
Asam klorida
Asam fluorida
Asam fospat
Asam organik
Asam forniat
Asam asetat
Asam monokloro asetat
Contoh Pelarut organik :
6
1. Petroleum, karbon disulfide
2. Hidrokarbon terklorinasi, terpentin
b. Bahan kimia korosif padat
Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung pada kelarutan zat pada
Wit yang lumbar. Sifat korosif dan pangs yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah
penyebab iritasi. Meskipun zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk
cair, tetapi larutan pekat dan dispersi zat padat dalam cair (slaty) mempunyai bahaya yang
lebih besar.
Cara penanganan bahah kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni mencegah
kontak dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri (sarung tangan, kaca mats, dsb)
c. Bahan korosi bentuk gas
Bentuk gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bentuk padat dan
dalam bentuk cair karena yang diserang adalah saluran pernafasan. Kelarutan gas dalam
permukaan salaran yang Iembab atau lender menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis
zat. Suatu contoh, gas amonia bila terhisap akan menyebabkan pembekakan pada bagian atas
saluran pernafasan yang mungkin dapat menimbulkan kematian. Hal ini berbeda dengan
fosgen yang meskipun sedikit dapat menimbulkan iritasi, tetapi dapat menyebabkan
kecelakaan fatal arena dapat merusak sel udara dalam paruparu. Gas klor mempunyai sifat
bahaya diantara amonia clan fosgen.
Jenis gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang juga
menentukan daerah-daerah serangan pada alat pernafasan. Golongan tersebut adalah sebagai
berikut
Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan
Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil
klorida dan sulfuril klorida.
Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam
(bronchia) : belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta
klorida.
Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon, nitrogen.
Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein, dikloroetilsulfida, diklorometileter,
kloropikrin dan, dimetil sulfat.
7
Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang yang
sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant
terhadap mata dan saluran pernafasan.
E. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)
Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi laboratorium
kimia mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya kebakaran. Hal ini di sebab kan
selain ada nya penggunaan listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia
yang mudah terbakar atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini
baru beberapa kali terjadi kebakaran besar dalam laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil
menimbul kan kepanikan dan kecelakan sering terjadi dalam lab kimia.
Untuk dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses
terjadi kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara penanggulangan kebakaran.
1. Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan
kebakaran beberapa kemungkinan tersebut kadang kala dapat di perkirakan kalau kita dapat
memahami teori terjadi nya api yang di sebut segi tiga api.
Ada bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup
tinngi, maka api atau proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada bahan
panas, tetapi bila oksigen tidak cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha
untuk menghindar kan terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari
unsur tersebut di atas.
2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar.
Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong kan
menjadi tiga golongan yakni :
a. padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll
tekanan yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah kebocoran yang
akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.
F. Bahan- bahan kimia radioaktif.
Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi sinar alfa,
beta atau gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan
8
analisis. Dapat pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya
tembus yang lcbih besar dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar- sinar
radiasi tersebut dapat mengganggu atau merusak sel- sel tubuh.
Bahaya radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat
radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan
pemancar radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar
keseluruh tubuh lewat peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu,
bergantung pada jenis zat.
G. Label dan Penyimpanan Bahan Kimia
Cara penyimpanan bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta
kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang mempengaruhi nya. Tanpa
memperhatikan semua faktor tersebut dapat mengakibatkan kebakaran, ledakan, keracunan
atau kombinasi di antara kemungkinan ketiga akibat tersebut
9
BAB III
SYARAT-SYARAT PENYERAHAN BAHAN
1. Pengaruh panas atau api
Kenaikan suhu akan menyebabk-an reaksi atau perubahan kimia terjadi dan mernpercepat
reaksi. Juga percikan api berbahaya untuk bahan-bahan yang mudah terbakar
2. Pengaruh kelembaban
zat-zat higroskopis, mudah menyerap uap air dan Udara dan reaksi hidrasi yang eksotermis
dan menimbulkan pemanasan ruang.
3. Interaksi dengan wadah
Bahan kimia dapat berintekrasi dengan wadahnya dan bocor
4. Interaksi antara bahan
5. Kemungkinan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracum.
a. Alat-Alat Pemadam KebakaranPada prinsipnya pemadam kebakaran berfungsi salah satu atau lebih kriteria berikut :
1. menurunkan suhu bahan yang terbakar
2. mengurangi kontak dengan oksigen
3. mengurangi redikal penyebab reaksi berantat
b. Jenis Pemadam Kebakarana. Air
Air berfungsi sebagal pendingin dan menyelimuti bahan dan O2 oleh, adanya uap air yang
terbentuk. pemadam air amat baik untuk
1. Kebakaran kertas, kayu, karet, dsb (kelas A).
2. Jika kebakaran pelarut organik (kelas B) tidak di anjurkan menggunkan air karea akan
memperbesar kobaran api, kecuali pelarut organik yang larut dalam air .
3. Kebakaran akibat listrik (kelas C) aliran listrik harus dipadamkan terlebih dahulu karena
akan menimbulkan hubungan pendek.
4. Kebakaran logam alkali dari alkali tariah (kelas D) tidak di dianjurkan memakai air
10
b. Busa
Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A)
atau kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic
c. Bubuk busa berfungsi :
1. Melindungi bahan dari 02
2. Melindungi bahan dari radiasi panas
3. Menyerap radikal pembentuk reaksi lantai
Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif
untuk tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran
(segala kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan
kembali
e. Halon
Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas,
lebih praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.
Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat
banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para
pekerja atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran
dan cara operasinya.
Alat-Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan bahan kimia
berbahaya. Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal diperlukan adalah :
Pakaian kerja atau jas laboratorium
Berfungsi sebagai pelindung tubuh atau Pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau
panas.
Kaca mata dan goggles
Untuk bekerja dalam lab karena amat rawan terhadap percikan asam, basa atau terhadap
pecahan kaca atau. gelas.
Alat pelindung pernafasan
11
Sebagai pelindung masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosif lewat saluran
pernafasan.
Sarung tangan
Untuk menangam bahan-bahan kimia yang panas.
12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULANDalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan
adalah ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat
mengundang segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium kimia merupakan
sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh
Sikap dan tingkah laku para pekerja
Keadaan yang tidak aman
kurang pengawasan dari pihak pengawas (supervisor)
Banyak sekali jenis – jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium
kima adalah sebagai berikut :
Keracunan
Iritasi
Kebakaran
Luka bakar
Luka kulit, dll
Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap
pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Selain itu, perlu pula
dipahami tentang alat pelindung diri serta cara penaggulangannya bila terjadi kecelakaan.
B. SaranDemi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam
laboratorium kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal –hal apa saja yang perlu
dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa – apa saja yang
tertulis pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan balk, hal ini
bertujuan untuk mencegah kemungkinan – kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja
terjadi, karena mencegah lebih balk dari pada. mengobati “. Dan dengan kehati - hatian serta
pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Imam Khasani, Soemanto. Keselamatan kerja dalam laborium kimia. Jakarta:PT Gramedia
Nazarudin & Afrida.2002. Penuntun Praktikum Kimia dasar. Unja
http://file-edu/51140960800/makalah-cara-kerja-dan-penanganan-dilabkimia.com
14
MAKALAH KESELAMATAN PABRIK KIMIA
SMK3 dalam LABOR KIMIA
Oleh :
NUR HIDAYAT1107036553
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK KIMIA - UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013